Perencanaan Konservasi
Terumbu Karang
PEMBENTUKAN KELOMPOK KERJA PENYUSUNAN Nama : Fitri Ayu Ningsih
DOKUMEN RENCANA PENGELOLAAN JANGKA NIM : 195080400113005
PANJANG DAN MENENGAH ZONASI KAWASAN
KONSERVASI
Bentuk pengembangan wisata bahari Kota Pariaman dilihat dari berbagai aspek adalah sebagai
berikut :
a. Pengembagan Destinasi Wisata
Dalam mewujudkan Kota Pariaman menjadi daerah destinasi wisata, Pemerintah terus melakukan
pembangunan sekitar objek wisata. Pembangunan yang dilakukan pemerintah sebagai penunjang
ekonomi masyarakat yaitu pembangunan jajanan, trasportasi, akomodasi, fasilitas makan dan minum
kuliner
Lanjutan
● b. Pemasaran Wisata
● Pemasaran dilakukan di luar negeri maupaun di dalam negeri. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata melakukan
banyak strategi komunikasi untuk meningkatkan sektor pariwisata yaitu dengan cara mengadakan event-event
nasional dan internasional, serta menyediakan fasilitas seperti sarana dan prasarana untuk melakukan kegiatan
di Kota Pariaman. Wisata Kota Pariaman cukup dikenal oleh masyarakat luas dan Pulau Angso Duo termaksud
kedalam iklan 17 wisata unggulan Sumatra Barat.
● c. Peningkatan Kualitas SDM
● Kualitas masyarakat dapat memberikan pengaruh terhadap pengembangan pariwisata dengan masyarakat yang
sopan dan ramah serta mengerti akan arti tata pesona wisata. Namun di kota Pariaman SDM belum sadar
tentang perkembangan pariwisata di Kota Pariaman.
Lokasi penelitian adalah perairan laut KKPD Kota Pariaman diukur dari pantai pada waktu
pasang tertinggi.
Analisis data
Analisis data yang digunakan adalah metode kualitatif yaitu analisis yang tidak menggunakan
angka-angka matematis tetapi menggunakan kalimat-kalimat ilmiah yang merupakan
hasil data yang diperoleh dari lapangan.
Metode penelitian yang digunakan adalah Metode Deskriptif yaitu metode penelitian yang
menggambarkan karakteristik populasi atau fenomena yang sedang diteliti. Jenis data
yang dikumpulkan terdiri 1. Data primer dari observasi, wawancara, Fokus Diskusi Group,
kuisioner dan survey lapangan. 2.
Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats).
Menganalisis strategi pengembangan pengelolaan wisata bahari selam dan snorkeling di
Pulau Poncan, digunakan analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat) dengan
menggunakan matriks Internal Factor Evaluation (IFE) dan External Factor Evaluation (EFE)
(Rangkuti 1997). Faktor intenal merupakan faktor yang berasal dari dalam kawasan Pantai
Kota Pariaman , sedangkan Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar
kawasan Pantai Kota Pariaman yang keberadaannya dapat mempengaruhi kegiatan
ekowisata di Pantai kota Pariaman .
Faktor Kekuatan ( Strengths)
Keadaan sumberdaya untuk ekowisata
Keanekaragaman alam yang masih alami dan mempesona
Aksesibilitas dan kondisi jalan yang baik
Faktor Kelemahan (Weaknesses)
Kualitas sumberdaya manusia relatif masih rendah.
Terdapat Produk wisata yang belum dikembangkan dengan maksimal.
Terumbu karang dan ikan hias pada area banyak yang rusak dan mati karena terinjak
wisatawan.
Anggaran yang memyediakan dana masih sedikit
Faktor Peluang (Opportunities)
Letak objek wisata yang strategis
Potensi bawah laut yang sangat indah
Mengembangkan produk ekowisata yang berbeda dengan objek wisata lain.
Terciptanya kesejahteraan masyarakat lokal
Pendidikan dan konservasi
Faktor Ancaman (Threats)
Kurangnya Kebersihan di daerah sekitar objek wisata.
Terjadinya bencana alam di pesisir pantai seperti tsunami. Jarang terjadinya gelombang
pasang di pantai ini namun tidak menutup kemungkinan terjadinya bencana alam, seperti
abrasi atau tsunami.
Rusaknya ekosistem pantai
Persaingan dengan wisata atau pantai lain
Konflik kepentingan
Penataan Zonasi Kawasan Konservasi Perairan
Alma Fitriani
195080400113008
Konsultasi Publik
Pertama
Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Barat bersama dengan Dinas Kelautan dan
Perikanan Provinsi Sumatera Utara melakukan konsultan public yang pertama mengenai perencanaaan
konservasi terumbu karang di Kota Pariaman pada hari Rabu, 29 Juni 2021. Konsultasi publik ini merupakan
hasil identifikasi dan penilaian potensi calon kawasan konservasi terumbu karang melalui Survey Ekologi
yang telah di lakukan sebelumnya. Dimana hasil survey menunjukan 3 zona yang berbeda yakni :
1. Zona inti, berada di perairan Pulau Kasiak dengan luas 249,31 Ha. Kondisi umum Pulau Kasiak
merupakan pulau datar dengan pasir putih yang ditumbuhi beberapa jenis pohon seperti pohon kelapa,
waru laut, tanaman berbunga, semak dan rumput. Pulau ini memiliki mercusuar dan bangunan milik
Kementrian Perhubungan.
2. Zona perikanan berkelanjutan, berada di perairan KKPD Kota Pariaman yang memiliki luas 11.460,32
ha .Terdapat jenis tumbuhan dan satwa dalam zona ini , satwa yang dimaksud adalah 5 penyu yaitu
penyu bromo (Caretta caretta), penyu hijau (Chelonia mydas), penyu sisik (Eretmochelys imbricata),
penyu lekang (Lepidochelys olivacea), dan penyu pipih (Natator depressus).
3. Zona pemanfaatan, berada di perairan Pulau Angso, Pulau Tangah dan Pulau Ujuang dengan luas 67,00
ha. Zona pemanfaatan terdapat disekeliling pulau dan dapat dimanfaatkan untuk wisata pantai dan wisata
bahari yang mempunyai potensi wisata pantai dengan daya dukung wisata pantai 680 orang/ hari.
Alma Fitriani
195080400113008
Lanjutan
Sedangkan hasil dari penelitian Universitas Andaalaas memaparkan
hasil survey secara ekologi maupun social ekonomim mengatakan
bahwa sebagian besar nelayan mengatakan jika kondisi terumbu
karang di kawasan perairan Kota Paariaaman seperti Pulau Angso,
Pulau Tengah, Pulau Ujunng, dan Pulau Kasiak memburuk dan jumlah
ikan berkurang dalam 5 tahun terakhir. Hal ini dikarenakan masih
berlangsungnya illegal fishing (penggunaan bom ikan & potas)
dan destructive fishing (penggunaan panah) dengan cara menginjak
terumbu karang.
Alma Fitriani
195080400113008
Rencana Jangka
Menengah
Menurut penelitian yang dilakukan Universitas Andalas renncana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN)tertera bahwa pembangunan jangka
menengah diarahkan untuk memperkuat daya saing perekonomian, terutama di
tengah krisis global yang terjadi belakangan ini.
Sektor pariwisata tidak mudah terpengaruh oleh perubahan dan guncangan
situasi ekonomi. Hal ini menyebabkan pariwisata menjadi salah satu sektor
unggulan dalam menambah devisa negara, oleh sebab itu pariwisata mulai
diperhatikan dan dikembangkan menjadi sektor andalan non migas untuk
menambah pendapatan negara.
a. Penguatan Kelembagaan
Penguatan kelembagaan terdiri dari beberapa hal yaitu pembentukan jejaring konservasi, pelatihan
pengelolaan Kawasan konservasi, penyediaan sarana dan prasarana pengawasan pembangunan
prasarana , penyususnan praturan daerah serta pemberdayaan kelompok masyarakat.
Alma Fitriani
195080400113008
Perumusan Dokumen
Final
Setelah semua rangkaian telah di lakukan, maka di lakukan finalisasi dokumen rencana
konservasi terumbu karang, dengan cara memriksa dan meninjau ulang secara seksama rencana
atau draf final yang sudah melewati konsultasi public ke dua apabila di perlukan. Setleha itu di
analisis apakah dokumnen telah selesai dalam segi teknis maupun tata penulisan. Lalu di
lanjutkan dengan penyerahan dokumen rencana konservasi oleh Kepala Unit Organisasi
Pengelolaan kepada Menteri Perikanan dan Kelautan Provinsi Sumatera Barat,, kemudian akan
di lanjutkan untuk di Serahkan kepada Gubernur Privinsi Sumatera Barat atau yang memiliki
kewenangan untuk dinilai dan di sahkan.
Alma Fitriani
195080400113008
Sumber
Lubis, M. R. Kurnia, S. Ragardjo dan G. Yulianto. 2009. Analisis Pengelolaan Terumbu
Karang Untuk Pengembagan Ekowisata Bahari Di Pulau Poncan Kota Sibolga,
Sumatera Utara. Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia. 16(2) : 79-86
Pujianiki, N.N., Dirgayusa, I.G.N.P. and Januatmika, I.M.R., PENGELOLAAN WILAYAH
PESISIR DI PANTAI PANDAWA.
Rivo, A., 2016. Perencanaan Pengembangan Wisata di Kawasan Konservasi Perairan
Daerah (KKPD) Kota Pariaman (Doctoral dissertation, Universitas Andalas).
Suparno, S. (2021). Rencana Zonasi Kawasan Konservasi Perairan Daerah Kota Pariaman,
Provinsi Sumatera Barat. Jurnal Sumberdaya Akuatik Indopasifik, 5(1), 21-30.
Yuliviona, Reni, E. Azliyanti dan E. S. Tasri. 2020. Pesona Wisata Kota Tabuik Pariaman.
Padang : Universitas Bung Hatta Press.
Zainal, D. Bakhtiar, A. Anggoro, D. Hartono dan A. Muqsit. 2020. Rencana Pengelolaan dan
Zonasi Kawasan Konservasi Perairan Pulau Enggano Provinsi Bengkulu. Jurnal
Enggano. 5(1) 23-39.
Terimakasi
hDari KAMI
KELOMPOK II