Anda di halaman 1dari 25

Fitri Ayu Ningsih 195080400113005

Cholilah Amin Zulfaidah195080400113006


Rachel Jesica 195080400113007
Alma Fitriani 195080400113008

Perencanaan Konservasi
Terumbu Karang
PEMBENTUKAN KELOMPOK KERJA PENYUSUNAN Nama : Fitri Ayu Ningsih
DOKUMEN RENCANA PENGELOLAAN JANGKA NIM : 195080400113005
PANJANG DAN MENENGAH ZONASI KAWASAN
KONSERVASI

Kelompok kerja oleh pemerintah


 Undang-Undang No 33 Tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah disebut bahwa sumber Pendapatan Asli Daerah, yaitu: pajak daerah, retribusi
daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisah, dan lain-lain PAD yang sah. Dasar
pengelolaan kekayaan daerah meliputu perencanaan, pelaksanaan
 Dinas Pariwisata Kota Pariaman mulai mengelola dan mengatur kawasan objek wisata yang ada di
Kota Pariaman setelah dikeluarkannya UU Otonomi Daerah
 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dalam mengembangankan objek wisata bahari di Kota Pariaman
untuk mencapai visi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata yaitu: Dengan sabiduak sadayuang kita
wujudkan Kota Pariaman Menjadi Daerah Tujuan Wisata Pantai dan Bahari Dengan
Mempertahankan Nilai-Nilai Agama dan Budaya.

Bentuk pengembangan wisata bahari Kota Pariaman dilihat dari berbagai aspek adalah sebagai
berikut :
a. Pengembagan Destinasi Wisata
Dalam mewujudkan Kota Pariaman menjadi daerah destinasi wisata, Pemerintah terus melakukan
pembangunan sekitar objek wisata. Pembangunan yang dilakukan pemerintah sebagai penunjang
ekonomi masyarakat yaitu pembangunan jajanan, trasportasi, akomodasi, fasilitas makan dan minum
kuliner
Lanjutan

● b. Pemasaran Wisata
● Pemasaran dilakukan di luar negeri maupaun di dalam negeri. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata melakukan
banyak strategi komunikasi untuk meningkatkan sektor pariwisata yaitu dengan cara mengadakan event-event
nasional dan internasional, serta menyediakan fasilitas seperti sarana dan prasarana untuk melakukan kegiatan
di Kota Pariaman. Wisata Kota Pariaman cukup dikenal oleh masyarakat luas dan Pulau Angso Duo termaksud
kedalam iklan 17 wisata unggulan Sumatra Barat.
● c. Peningkatan Kualitas SDM
● Kualitas masyarakat dapat memberikan pengaruh terhadap pengembangan pariwisata dengan masyarakat yang
sopan dan ramah serta mengerti akan arti tata pesona wisata. Namun di kota Pariaman SDM belum sadar
tentang perkembangan pariwisata di Kota Pariaman.

● Kelompok kerja oleh masyarakat sekitar


 Untuk meningkat Sektor Pariwisata Dinas Pariwisata juga membentuk komunitas-komunitas pariwisata seperti
komunitas wartawan peduli wisata, komunitas ayo ke pariaman, serta membina masyarakat dengan membuat
kelompok-kelompok sadar wisata di desa-desa atau kelurahan.
 Pelatihan pengelolaan kawasan konservasi perairan dengan pelatihan pemandu wisata dan pelatihan terhadap
pelayan hotel dan rumah makan di sekitar lokasi wisata untuk dapat memberikan pelayanan yang lebih baik.
Pengumpulan Data dan
Informasi
Data Fisik:
 Kota Pariaman mempunyai panjang pantai 19 Km dan mempunyai 4 pulau kecil yaitu Pulau
Angso, Pulau Tangah, Pulau Ujuang dan Pulau Kasiak.
 Luas luas terumbu karang 261,72 Ha dan ekosistem mangrove sebesar 37,49 Ha (Dinas
Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Barat, 2019).
 Kawasan Konservasi Daerah bahwa luas Kawasan Konservasi Perairan Daerah (KKPD)
Kota Pariaman adalah seluas 11.776,63 ha.
 Pemanfaatan KKPD Kota Pariaman saat ini adalah untuk perikanan tangkap, wisata bahari,
alur pelayaran, konservasi terumbu karang dan penyu .

Cholilah Amin Zulfaidah


(195080400113006)
Data Bio-Ekologis
 Penyu yang dilindungi di KKPD Kota Pariaman adalah penyu sisik (Eretmochelys
imbricata), penyu hijau (Chelonia mydas) dan penyu lekang (Lepidochelys
olivacea).
 Survey ekosistem terumbu karang di KKP Kota Pariaman menemukan jenis ikan
famili Chatodontidae seperti Chaetodon triangulum, C. Collare, C. rafflesii, C,
vagabundus, C. trifasciatus, Forcipiger flavissimus, Heniochus singularis, H.
acuminatus dan H. pleurotaenia.
 Jenis yang dominan famili Chatontidae adalah Heniochus pleurotaenia. Ikan
herbivora diwakili oleh famili Acanthuridae dan famili Scaridae. Ikan karnivora
diwakili oleh famili Lutjanidae, famili Serranidae dan famili Haemulidae

Cholilah Amin Zulfaidah


(195080400113006)
Lanjutan
Data Ekonomi
 Mata pencaharian masyarakat sebagian besar adalah nelayan dan pemandu wisata
 Potensi rekreasi dan pariwisata pada Kawasan zona pemanfaatan di KKPD Kota
Pariaman ini digunakan untuk wisata pantai dan wisata bahari. Seperti selam, wisata
pancing, wisata perahu layar, wisata snorkling, wisata tontonan, pembuatan foto,
video, film komersial, wisata berenang dan wisata/ olahraga air lainnya. karena
kecerahan, arus, gelombang dan aksesibilitasnya sangat mendukung kegiatan
tersebut.
 Untuk mencapai kawasan konservasi aksesnya terbilang mudah karena telah
disediakan alat transportasi berupa perahu

Cholilah Amin Zulfaidah


(195080400113006)
Nama : Fitri Ayu Ningsih
NIM : 195080400113005
Analisis data dan informasi

 Lokasi penelitian adalah perairan laut KKPD Kota Pariaman diukur dari pantai pada waktu
pasang tertinggi.
 Analisis data
Analisis data yang digunakan adalah metode kualitatif yaitu analisis yang tidak menggunakan
angka-angka matematis tetapi menggunakan kalimat-kalimat ilmiah yang merupakan
hasil data yang diperoleh dari lapangan.
 Metode penelitian yang digunakan adalah Metode Deskriptif yaitu metode penelitian yang
menggambarkan karakteristik populasi atau fenomena yang sedang diteliti. Jenis data
yang dikumpulkan terdiri 1. Data primer dari observasi, wawancara, Fokus Diskusi Group,
kuisioner dan survey lapangan. 2.
 Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats).
Menganalisis strategi pengembangan pengelolaan wisata bahari selam dan snorkeling di
Pulau Poncan, digunakan analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat) dengan
menggunakan matriks Internal Factor Evaluation (IFE) dan External Factor Evaluation (EFE)
(Rangkuti 1997). Faktor intenal merupakan faktor yang berasal dari dalam kawasan Pantai
Kota Pariaman , sedangkan Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar
kawasan Pantai Kota Pariaman yang keberadaannya dapat mempengaruhi kegiatan
ekowisata di Pantai kota Pariaman .
Faktor Kekuatan ( Strengths)
 Keadaan sumberdaya untuk ekowisata
 Keanekaragaman alam yang masih alami dan mempesona
 Aksesibilitas dan kondisi jalan yang baik
Faktor Kelemahan (Weaknesses)
 Kualitas sumberdaya manusia relatif masih rendah.
 Terdapat Produk wisata yang belum dikembangkan dengan maksimal.
 Terumbu karang dan ikan hias pada area banyak yang rusak dan mati karena terinjak
wisatawan.
 Anggaran yang memyediakan dana masih sedikit
Faktor Peluang (Opportunities)
 Letak objek wisata yang strategis
 Potensi bawah laut yang sangat indah
 Mengembangkan produk ekowisata yang berbeda dengan objek wisata lain.
 Terciptanya kesejahteraan masyarakat lokal
 Pendidikan dan konservasi
Faktor Ancaman (Threats)
 Kurangnya Kebersihan di daerah sekitar objek wisata.
 Terjadinya bencana alam di pesisir pantai seperti tsunami. Jarang terjadinya gelombang
pasang di pantai ini namun tidak menutup kemungkinan terjadinya bencana alam, seperti
abrasi atau tsunami.
 Rusaknya ekosistem pantai
 Persaingan dengan wisata atau pantai lain
 Konflik kepentingan
Penataan Zonasi Kawasan Konservasi Perairan

Cholilah Amin Zulfaidah


(195080400113006)
Lanjutan

Potensi Masing-masing zona


Berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 30 tahun 2010 tentang rencana
pengelolaan dan zonasi kawasan konservasi perairan bahwa zonasi kawasan konservasi perairan
terbagi atas zona inti, zona perikanan berkelanjutan, zona pemanfaatan, dan zona lainnya.
1. Zona inti, berada di perairan Pulau Kasiak dengan luas 249,31 Ha. Kondisi umum Pulau Kasiak merupakan
pulau datar dengan pasir putih yang ditumbuhi beberapa jenis pohon seperti pohon kelapa, waru laut, tanaman
berbunga, semak dan rumput. Pulau ini memiliki mercusuar dan bangunan milik Kementrian Perhubungan.
2. Zona perikanan berkelanjutan, berada di perairan KKPD Kota Pariaman yang memiliki luas 11.460,32
ha .Terdapat jenis tumbuhan dan satwa dalam zona ini , satwa yang dimaksud adalah 5 penyu yaitu penyu
bromo (Caretta caretta), penyu hijau (Chelonia mydas), penyu sisik (Eretmochelys imbricata), penyu lekang
(Lepidochelys olivacea), dan penyu pipih (Natator depressus).
3. Zona pemanfaatan, berada di perairan Pulau Angso, Pulau Tangah dan Pulau Ujuang dengan luas 67,00 ha.
Zona pemanfaatan terdapat disekeliling pulau dan dapat dimanfaatkan untuk wisata pantai dan wisata bahari
yang mempunyai potensi wisata pantai dengan daya dukung wisata pantai 680 orang/ hari.

Cholilah Amin Zulfaidah (195080400113006)


Lanjutan

Peruntukan masing-masing zona


1. Zona inti digunakan untuk perlindungan habitat ikan
dan populasi ikan, pendidikan dan penelitian.
2. Zona perikanan berkelanjutan digunakan untuk
perikanan tangkap, wisata pantai dan wisata
bahari.
3. Zona pemanfaatan digunakan untuk wisata pantai
dan wisata bahari.

Cholilah Amin Zulfaidah (195080400113006)


Lanjutan

Batas Koordinat Geografis Zona


Kondisi karang di zona inti di sebelah selatan Pulau Kasiek dengan
koordinat 1000 04' 33.8" BT dan 000 35'52.0" LS mempunyai tutupan
karang hidup sebesar 28,53 (kategori sedang). Sedangkan kondisi
karang zona inti di sebelah utara Pulau Kasiek dengan koordinat
1000 04' 27.2" BT dan 000 35'41.7" LS mempunyai tutupan karang
hidup sebesar 26,33% (kategori buruk).

Cholilah Amin Zulfaidah (195080400113006)


Hal-Hal Yang Boleh Dan Tidak
Boleh Di Lakukan Di Kawasan
Konservasi
Kegiatan yang dibolehkan di zona inti, zona perikanan berkelanjutan dan zona pemanfaatan adalah kegiatan
yangmendukung kelestarian dan memperhatikan daya dukung kawasan konservasi.
 Kegiatan-kegiatan yang disarankan untuk zona inti
dalam bentuk konservasi dan pemulihkan kawasan agar biota yang berada di zona ini dapat berkembang biak
sebagaimana semestinya. Seperti Peneluran Penyu, dan konservasi Terumbu Karang serta penlitian
 Kegiatan yang diperbolehkan di Zona Pemanfaatan
Snorkeling,Diving , Berenang ,Memancing ,Pembuatan foto, video, film ,Perahu wisata, Wisata
Darat :Camping ,Menjelajah pulau ,Pembuatan foto, video, film ,Site pengamatan penyu, Penelitian, Peneluran
Penyu, danPemulihan dan rehabilitasi
lingkungan/ekosistem
 Aktifitas penangkapan ikan di zona perikanan berkelanjutan
dilakukan oleh kapal penangkap ikan paling besar
10 GT dan penangkapan ikan tidah boleh melebihi daya dukung kawasan paling banyak 50%. Dan mengunakan
alat bantu
penangkapan berupa rumpon ikan
Alma Fitriani
195080400113008
Lanjutan
Kegiatan yang tidak dibolehkan di zona inti, zona perikanan berkelanjutan dan zona pemanfaatan adalah
kegiatan merusak ekosistem perairan dan kegiatan tidak memperhatikan daya dukung kawasan
konservasi perairan
zona inti
 Wisata Bahari
Snorkeling, Diving ,Berenang, Memancing ,Pembuatan foto, video, film .Perahu wisata, Penangkapan
ikan/biota, Menghilangkan fungsi kawasan dan luasan zona pemanfaatan, Lego jangkar ,Pemasangan
rumpon perikanan ,Aktivitas budidaya
zona perikanan berkelanjutan
 Menghilangkan fungsi kawasan dan luasan zona pemanfaatan
zona pemanfaatan
 Penangkapan ikan/biota,
Pemasangan rumpon perikanan Aktivitas budidaya, Menghilangkan fungsi kawasan dan luasan zona
pemanfaatan

Alma Fitriani
195080400113008
Konsultasi Publik
Pertama
Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Barat bersama dengan Dinas Kelautan dan
Perikanan Provinsi Sumatera Utara melakukan konsultan public yang pertama mengenai perencanaaan
konservasi terumbu karang di Kota Pariaman pada hari Rabu, 29 Juni 2021. Konsultasi publik ini merupakan
hasil identifikasi dan penilaian potensi calon kawasan konservasi terumbu karang melalui Survey Ekologi
yang telah di lakukan sebelumnya.  Dimana hasil survey menunjukan 3 zona yang berbeda yakni :
1. Zona inti, berada di perairan Pulau Kasiak dengan luas 249,31 Ha. Kondisi umum Pulau Kasiak
merupakan pulau datar dengan pasir putih yang ditumbuhi beberapa jenis pohon seperti pohon kelapa,
waru laut, tanaman berbunga, semak dan rumput. Pulau ini memiliki mercusuar dan bangunan milik
Kementrian Perhubungan.
2. Zona perikanan berkelanjutan, berada di perairan KKPD Kota Pariaman yang memiliki luas 11.460,32
ha .Terdapat jenis tumbuhan dan satwa dalam zona ini , satwa yang dimaksud adalah 5 penyu yaitu
penyu bromo (Caretta caretta), penyu hijau (Chelonia mydas), penyu sisik (Eretmochelys imbricata),
penyu lekang (Lepidochelys olivacea), dan penyu pipih (Natator depressus).
3. Zona pemanfaatan, berada di perairan Pulau Angso, Pulau Tangah dan Pulau Ujuang dengan luas 67,00
ha. Zona pemanfaatan terdapat disekeliling pulau dan dapat dimanfaatkan untuk wisata pantai dan wisata
bahari yang mempunyai potensi wisata pantai dengan daya dukung wisata pantai 680 orang/ hari.

Alma Fitriani
195080400113008
Lanjutan
Sedangkan hasil dari penelitian Universitas Andaalaas memaparkan
hasil survey secara ekologi maupun social ekonomim mengatakan
bahwa sebagian besar nelayan mengatakan jika kondisi terumbu
karang di kawasan perairan Kota Paariaaman seperti Pulau Angso,
Pulau Tengah, Pulau Ujunng, dan Pulau Kasiak memburuk dan jumlah
ikan berkurang dalam 5 tahun terakhir. Hal ini dikarenakan masih
berlangsungnya illegal fishing (penggunaan bom ikan & potas)
dan destructive fishing (penggunaan panah) dengan cara menginjak
terumbu karang.

Alma Fitriani
195080400113008
Rencana Jangka
Menengah
Menurut penelitian yang dilakukan Universitas Andalas renncana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN)tertera bahwa pembangunan jangka
menengah diarahkan untuk memperkuat daya saing perekonomian, terutama di
tengah krisis global yang terjadi belakangan ini.
Sektor pariwisata tidak mudah terpengaruh oleh perubahan dan guncangan
situasi ekonomi. Hal ini menyebabkan pariwisata menjadi salah satu sektor
unggulan dalam menambah devisa negara, oleh sebab itu pariwisata mulai
diperhatikan dan dikembangkan menjadi sektor andalan non migas untuk
menambah pendapatan negara.

Rachel Jessica Navelina


195080400113007
Lanjutan
Menurut Pitana (2001) ada beberapa alasan sektor pariwisata dipacu untuk dijadikan
komoditi andalan disamping migas, antara lain :
(1) pola perjalanan wisata di dunia yang terus meningkat dari tahun ke tahun;
(2) pariwisata tidak begitu terpengaruh gejolak ekonomi dunia, di samping
pertumbuhannya yang lebih cepat dari pada pertumbuhan ekonomi dunia;
(3) meningkatkan kegiatan ekonomi daerah dan pengaruh ganda dari pengembangan
pariwisata tampak lebih nyata;
(4) komoditi pariwisata tidak mengenal proteksi atau kuota seperti komoditi lainnya;
(5) potensi pariwisata yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia yang beraneka ragam
macamnya tak akan habis terjual;
(6) pariwisata sudah menjadi kebutuhan hidup manusia pada umumnya

Rachel Jessica Navelina


195080400113007
Rencana Jangka
Panjang
Rencana Jangka Panjang (RJP) merupakan arah kebijakan pengelolaan KKPD (Kawasan Konservasi
Perairan Daerah) di Kota Pariaman Provinsi Sumatra Barat) . Masa berlaku RJP ini adalah selam 20
(dua puluh) tahun, dan sesuai dengan ketentuan, akan ditinjau ulang paling lama untuk setiap 5 (lima)
tahun sekali.
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata membantu pengelola fasilitas wisata dalam memperbaiki dan
merawat fasilitas wisata yang kurang baik, dengan dilakukan pemeriksaan ke lapangan 3 kali dalam
seminggu
Sedangkan Menurut penelitian yang dilakukan Universitas Andalas perencanaan jangka panjang meliputi Perbaikan dan
renovasi hal-hal yang perlu direnovasi seperti parkir, pembuatan kantor untuk staf Pantai Pandawa, pengembangan bagian
timur (kawasan sawang belang), pengembangan arena pementasan kesenian dan penambahan fasilitas hiburan
(permainan).

Rachel Jessica Navelina


195080400113007
Penentuan Rencana Program
Kegiatan
Adapin penentuan rencana program kegiatan meliputi :

a. Penguatan Kelembagaan
Penguatan kelembagaan terdiri dari beberapa hal yaitu pembentukan jejaring konservasi, pelatihan
pengelolaan Kawasan konservasi, penyediaan sarana dan prasarana pengawasan pembangunan
prasarana , penyususnan praturan daerah serta pemberdayaan kelompok masyarakat.

b.) Pemanfaatan Potensi Terumbu Karang


Pemanfaatan terumbu karang terdiri dari pengembangan ekowisata, pengawasan dan pengendalian
Kawasan konservasi perairan, sosisalisasi Kawasan konservasi perairan daerah, rehabilitasi terumbu
karang , rehabilitasi populasi ikan, pengembangan mata pencaharian alternative yang terakir adalah
sebuah kegiatan penelitian pengembangan guna memberikan pengetahuan baru dalam rangka
pengembangan pengelolaan Kawasan kionservasi.

Rachel Jessica Navelina


195080400113007
Konsultasi Publik Ke
Dua
Karenanya peran serta masyarakat harus dipusatkan pada identifikasi, perancangan dan pelaksanaan berbagai
kemungkinan manfaat yang dapat diperoleh dari usaha perlindungan kawasan wilayah pesisir (Supriharyono,
2007). Penting keterlibatan masyarakat dalam setiap rencana pembangunan, khususnya pembangunan perikanan.
Tanpa keikutsertaan masyarakat dalam mengelola lingkungan laut, maka “Code of Conduct for Responsible
Fisheries”(FAO, 1995, dalam Supriharyono, 2007), mungkin akan sulit tercapai. Hal ini karena negara harus
mengimplementasikan sistem MCS (Monitoring, Control and Suveilance) terhadap pengelolaan penangkapan
ikan. Sistem MCS ini dimaksudkan supaya pengelolaan sumberdaya ikan dan lingkungan berjalan secara rasional.
Melalui konsultasi dengan masyarakat yang tinggal di wilayah yangakan terkena kebijakan program. Walaupun
pendekatan partisipatif ini memerlukan waktu yang lama, pada tahap awal perencanaan dan analisis, di dalam
proses selanjutnya pendekatan ini akan mengurangi pertentangan. Sehingga pembinaan juga perlu diarahkan
kepada “stakeholder” lainnya.

Alma Fitriani
195080400113008
Perumusan Dokumen
Final
Setelah semua rangkaian telah di lakukan, maka di lakukan finalisasi dokumen rencana
konservasi terumbu karang, dengan cara memriksa dan meninjau ulang secara seksama rencana
atau draf final yang sudah melewati konsultasi public ke dua apabila di perlukan. Setleha itu di
analisis apakah dokumnen telah selesai dalam segi teknis maupun tata penulisan. Lalu di
lanjutkan dengan penyerahan dokumen rencana konservasi oleh Kepala Unit Organisasi
Pengelolaan kepada Menteri Perikanan dan Kelautan Provinsi Sumatera Barat,, kemudian akan
di lanjutkan untuk di Serahkan kepada Gubernur Privinsi Sumatera Barat atau yang memiliki
kewenangan untuk dinilai dan di sahkan.

Alma Fitriani
195080400113008
Sumber
Lubis, M. R. Kurnia, S. Ragardjo dan G. Yulianto. 2009. Analisis Pengelolaan Terumbu
Karang Untuk Pengembagan Ekowisata Bahari Di Pulau Poncan Kota Sibolga,
Sumatera Utara. Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia. 16(2) : 79-86
Pujianiki, N.N., Dirgayusa, I.G.N.P. and Januatmika, I.M.R., PENGELOLAAN WILAYAH
PESISIR DI PANTAI PANDAWA.
Rivo, A., 2016. Perencanaan Pengembangan Wisata di Kawasan Konservasi Perairan
Daerah (KKPD) Kota Pariaman (Doctoral dissertation, Universitas Andalas).

Suparno, S. (2021). Rencana Zonasi Kawasan Konservasi Perairan Daerah Kota Pariaman,
Provinsi Sumatera Barat. Jurnal Sumberdaya Akuatik Indopasifik, 5(1), 21-30.

Yuliviona, Reni, E. Azliyanti dan E. S. Tasri. 2020. Pesona Wisata Kota Tabuik Pariaman.
Padang : Universitas Bung Hatta Press.

Zainal, D. Bakhtiar, A. Anggoro, D. Hartono dan A. Muqsit. 2020. Rencana Pengelolaan dan
Zonasi Kawasan Konservasi Perairan Pulau Enggano Provinsi Bengkulu. Jurnal
Enggano. 5(1) 23-39.
Terimakasi
hDari KAMI
KELOMPOK II

Anda mungkin juga menyukai