PENDAHULUAN
Bahasa Jerman merupakan salah satu pelajaran yang masuk dalam kurikulum untuk
tingkat SMA yang diharapkan dapat meningkatkan penguasaan bahasa asing siswa dan
menambah wawasan kebudayaan internasional. Pembelajaran bahasa Jerman di sekolah
memiliki tujuan agar siswa dapat menguasai keempat keterampilan berbahasa yaitu
keterampilan menyimak (Hoerverstehen), keterampilan berbicara (Sprechfertigkeit),
keterampilan membaca (Leseverstehen), dan keterampilan menulis (Schreibfertigkeit).
Penguasaan tata bahasa dan kosakata merupakan aspek yang mendukung untuk
penguasaan keempat keterampilan tersebut. Dari sudut pandang keterampilan berbahasa,
membaca dianggap salah satu keterampilan terpenting dalam pembelajaran bahasa
Jerman. Beberapa peneliti menyatakan bahwa membaca adalah salah satu keterampilan
yang diperlukan untuk keberhasilan siswa dalam dunia akademik (Logan, Medford, &
Hughes, 2011; Yunus & Taslim, 2016:124-128). Siswa membaca untuk beberapa tujuan,
seperti untuk tugas atau ulangan, hiburan, dan mencari informasi (Bismoko & Nation, 1974;
Day, 2002: Delfi & Yamat, 2017: Iftanti, 2012: Linderholm, 2006;86-89).
Berdasarkan Kompetensi Inti yang tercantum dalam Kurikulum 2013, siswa
diharapkan mampu mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkrit dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,
bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah
keilmuan. Khusus dalam keterampilan membaca, siswa diharapkan mampu
mengidentifikasi bentuk teks dan ujaran tertulis, menentukan informasi umum, selektif
Kesulitan siswa memahami isi bacaan berarti siswa kurang memahami teks bacaan.
Dalam kegiatan belajar mengajar, dibutuhkan konsentrasi yang baik agar siswa mengerti isi
teks bacaan sehingga mereka tidak malu dan percaya diri ketika ingin bertanya maupun
menjawab pertanyaan yang diajukan secara lisan maupun tertulis. Siswa dalam mengikuti
pembelajaran masih belum aktif, tidak mau tahu, dan bermalas-malas dalam membaca teks
bacaan bahasa Jerman. Jika ada pertanyaan dari sebuah teks bacaan, mereka cenderung
menggunakan google translate dalam menerjemahkan teks bacaan bahasa tersebut.
Tentunya, hal ini sangat berpengaruh dalam keterampilan membaca siswa dan juga hasil
belajar mereka. Hal tersebut terjadi karena guru lebih mengutamakan pencapaian materi,
tanpa berpikir bagaimana cara supaya siswa lebih aktif dan mempunyai gairah dalam
proses pembelajaran. Guru bahasa Jerman seharusnya menggunakan metode
pembelajaran untuk meningkatkan kualitas keterampilan membaca bahasa Jerman siswa,
metode yang mampu mengatasi kelemahan dalam membaca teks bahasa Jerman, sehingga
siswa lebih tertarik dan mampu berperan aktif dalam proses pembelajaran bahasa Jerman.
Metode pembelajaran tersebut adalah Grammatik-Übersetzungsmethode. GÜM (Grammatik-
METODE
Menurut Ary dkk (2010:303) Desain one group pre-test dan post-test biasanya
melibatkan tiga langkah: (1) Melakukan pre-test yang mengukur variabel terikat; (2)
Menerapkan perlakuan eksperimen X pada subjek, dan (3) Melakukan post-test yang
kembali mengukur variabel dependen.
Dalam penelitian ini, desain penelitian yang digunakan adalah “One Group Pretest-
Postest Design”. Dengan desain penelitian ini hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat,
karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan. Dimana
pembelajaran diukur sebelum dan sesudah pemberian perlakuan. Maka dapat dilihat
peningkatan keterampilan membaca siswa kelas Xl PIS SMA Negeri 5 Pematang Siantar
dengan menggunakan Grammatik-Übersetzungsmethode. Selanjutnya untuk menjelaskan
cara kerja desain tersebut, peneliti akan mengadopsi desain eksperimen Ary (2010:304),
sebagai berikut:
Y₁ X Y₂
Keterangan :
Dengan mengambil lokasi penelitian yaitu di SMA Negeri 5 Pematang Siantar pada
Semester Genap Tahun Ajaran 2022/2023, yang beralamat di Jl. Medan Km 6,8 Kota
Pematang Siantar.
Adapun populasi penelitian yaitu Siswa kelas Xl PIS SMA Negeri 5 Pematang Siantar
berjumlah 167 Orang. Kemudian dengan menerapkan teknik sampling yang digunakan yaitu
probability sampling dengan tipe purposive sampling, maka dihasilkan kelas XI PIS 1 yang
berjumlah 34 Orang sebagai sampel penelitian.
1. Variabel Bebas
Merupakan variabel yang mempengaruhi suatu kejadian. Dalam penelitian ini,
variabel bebas yaitu metode pembelajaran Grammatik-Übersetzungsmethode
2. Variabel Terikat
Merupakan akibat dari variabel bebas. Dalam penelitian ini, variabel terikat yaitu
hasil tes keterampilan membaca teks bahasa Jerman.
Instrumen penelitian ini yakni berupa tes keterampilan membaca bahasa Jerman
pada topik Kennenlernen und Schule. Kemudian setelah tes dilakukan, maka selanjutnya
masuk kepada analisis data dengan langkah-langkah sebagai berikut.
Dengan menggunakan IBM SPSS 29 for Windows, hasil analisis data dapat dilihat
pada table berikut ini.
Tabel Analisis Statistik Deskriptif
N Valid 34
Missi 0
ng
Mean 54.41
Median 55.00
Mode 55
Std. 9.192
Deviation
Variance 84.492
Minimum 40
Maximum 70
Sum 1850
Tabel diatas menunjukkan bahwa total data kelas XI PIS 1 sebagai kelas eksperimen
berjumlah 34 siswa (N = 34). Total semua data yang dibagi jumlah data yang ditentukan
sebagai nilai rata-rata pretest adalah 54,41. Data yang terletak di tengah setelah diurutkan
menurut angka yang ditetapkan sebagai skor median adalah 55. Unsur yang paling sering
muncul dalam himpunan unsur yang ditetapkan sebagai skor modus adalah 55. Skor
simpangan bakunya adalah 9,192. Jumlah kuadrat selisih nilai data observasi dengan skor
rata-rata, kemudian dibagi dengan jumlah observasi yang ditentukan skor variansnya
adalah 84,492. Skor tertinggi dari soal pretest adalah 70 dan terendah adalah 40. Jumlah
yang diperoleh dari total skor adalah 1850.
N Valid 34
Missin 0
g
Mean 80.29
Median 80.00
Mode 80a
Std. 7.276
Deviation
Variance 52.941
Minimum 65
Maximum 95
Sum 2730
Tabel tersebut menunjukkan bahwa total data kelas XI PIS 1 sebagai kelas
eksperimen berjumlah 34 siswa (N = 34). Total semua data yang dibagi jumlah data yang
ditentukan sebagai nilai rata-rata postest adalah 80,29. Data yang terletak di tengah setelah
diurutkan menurut angka yang ditetapkan sebagai skor median adalah 80,00. Unsur yang
paling sering muncul dalam himpunan unsur yang ditetapkan sebagai skor modus adalah
80. Skor simpangan bakunya adalah 7,276. Jumlah kuadrat selisih nilai data observasi
dengan skor rata-rata, kemudian dibagi dengan jumlah observasi yang ditentukan skor
variansnya adalah 52,941. Skor tertinggi dari soal postest adalah 95 dan terendah adalah
65. Jumlah yang diperoleh dari total skor adalah 2730.
Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig.
Pretest Keterampilan .940 34 .062
Membaca
Postest Keterampilan .951 34 .129
Membaca
Setelah analisis data dilakukan dengan cermat dan teliti, maka disimpulkan bahwa:
1. Hasil nilai rata rata keterampilan membaca siswa setelah adanya treatment
(posttest) yaitu 80,29, dan nilai rata rata sebelum adanya treatment (pretest) yaitu
54,41. Disimpulkan bahwa nilai rata rata posttest lebih tinggi daripada nilai pretest,
artinya terdapat peningkatan keterampilan membaca siswa kelas XI PIS SMA Negeri
5 Pematang Siantar dengan penerapan Grammatik-Űbersetzungsmethode.
2. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil uji paired sample t-test diperoleh nilai
signifikansi sebesar <0,001, sehingga disimpulkan lebih kecil daripada 0,05, artinya
terdapat pengaruh yang signifikan. Dalam artian hasil statistik hitung (angka T
output) ˃ statistik tabel (tabel T) maka HO ditolak H1 diterima.
DAFTAR RUJUKAN
Daftar rujukan minimal memuat 10 rujukan dari data primer (sumber dari artikel
penelitian dalam jurnal ilmiah) dan sumber data lain (laporan penelitian, berita dalam
surat kabar, dll) disusun secara alfabetis, yang diterbitkan pada 10 (sepuluh) tahun
terakhir. Daftar rujukan menggunakan standar APA Style serta wajib menggunakan
manajemen referensi Mendeley (Cambria Math, size 11, Line spacing: 1.15).
Contoh:
Sumber Jurnal:
Bismoko, J., & Nation, I. S. P. (1974). Developments in the region Indonesia: 2 English
reading speed and the mother- tongue or national language. RELC Journal, 5(1), 86-
89.
Castles, A., Rastle, K., & Nation, K. (2018). Ending the Reading Wars: Reading Acquisition
From Novice to Expert. Psychological Science in the Public Interest, 19(1).
https://doi.org/10.1177/1529100618772271
Freeman, Diane Larsen and Marti Anderson. (2011). Techniques & Principles in Language
Teaching, (Third Edition, Oxford University Press, 2011)
Gorzky. (2011). in Widianto. The Use Of Grammar Translation Method To Improve Students’
Mastery Of Causative Form. (Semarang:)
Muhid, A., Amalia, E. R., Hilaliyah, H., Budiana, N., & Wajdi, M. B. N. (2020). The effect of
metacognitive strategies implementation on students’ reading comprehension
achievement. International Journal of Instruction, 13(2), 847–862.
https://doi.org/10.29333/iji.2020.13257a
Murica, Celce- and Freeman, Larser in Widianto. (2011). The Use oF Grammar Translation
Method To Improve Student Mastery Of Causative Form, Thesis (Semarang)
Ö zdemir, E. Ç., & Akyol, H. (2019). The development of a reading comprehension test.
Universal Journal of Educational Research, 7(2), 563–570.
https://doi.org/10.13189/ujer.2019.070229
Soto, C., Gutiérrez de Blume, A. P., Jacovina, M., McNamara, D., Benson, N., Riffo, B., & Kruk,
R. (2019). Reading comprehension and metacognition: The importance of
inferential skills. Cogent Education, 6(1).
https://doi.org/10.1080/2331186X.2019.1565067
Tugrul Mart, C. (2013). The Grammar-Translation Method and the Use of Translation to
Facilitate Learning in ESL Classes. Journal of Advances in English Language
Teaching,1(4)
Sumber Buku:
Cohen, et al. (2007). Metode Penelitian dalam Pendidikan. New York. Routledge.
657 Hal
Hidayatullah, R., Saputra, A. A., Amalia, D. R., & Hasyim, A. A. (n.d.). Schema Activation
Strategy in Reading Comprehension
Kothari, 2004. Research Methodology. Methods and Techniques. New Delhi:
New Age International (P), Ltd.
Parera, J. 2013. Istilah Pembelajaran Bahasa Asing. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Rahman, Faisal. (2014). Grammar Translation Method. (Yogyakarta).