NEGERI 8 MAKASSAR
NAMAMAHASISWA
NIKMAHASISWA
TAHUN 2023
SKRIPSI
NEGERI 8 MAKASSAR
Bahasa Asing Fakultas Bahasa dan Sastra untuk memenuhi salah satu syarat untuk
NAMAMAHASISWA
NIKMAHASISWA
TAHUN 2023
i
ii
DAFTAR ISI
SKRIPSI.......................................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................iii
BAB I...........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN........................................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................................2
C. Tujuan Penelitian..............................................................................................................3
D. Manfaat Penelitian............................................................................................................3
BAB II..........................................................................................................................................6
TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................................................6
A. Tinjauan Pustaka..............................................................................................................6
1. Pembelajaran Bahasa Jerman.......................................................................................6
2. Kosakata Bahasa Jerman..............................................................................................7
3. Faktor yang Mempengaruhi Kosakata........................................................................18
B. Kerangka Pikir................................................................................................................18
BAB III......................................................................................................................................21
METODE PENELITIAN...........................................................................................................21
A. Jenis Penelitian...............................................................................................................21
B. Waktu dan Tempat Penelitian.........................................................................................21
C. Populasi dan Sampel.......................................................................................................21
D. Definisi Operasional Variabel........................................................................................22
E. Prosedur Penelitian.........................................................................................................22
F. Teknik Pengumpulan Data.............................................................................................23
G. Instrumen Penelitian.......................................................................................................24
H. Teknik Analisis Data......................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................27
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sehingga bahasa merupakan sarana komunikasi yang sangat penting. Dalam bahasa,
orang dapat mengekspresikan diri, perasaan, pikiran, keinginan, dan kebutuhan sebagai
makhluk pribadi dan sosial, dan mengkomunikasikan banyak hal yang mereka ketahui
Bahasa Jerman merupakan salah satu bahasa asing yang diajarka di Sekolah
Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan Madrasah Aliyah
(MA) baik negeri maupun swasta. Saat belajar bahasa Jerman, kita harus mencapai
bahasa Jerman kita. Dalam pembelajaran bahasa Jerman terdapat empat aspek bahasa
berbahasa, sehingga merupakan unsur yang harus dikuasai oleh pembelajar bahasa
asing agar dapat berkomunikasi dalam bahasa tersebut. Oleh karena itu, semakin
banyak kosakata yang dikuasai maka semakin meningkat penguasaan bahasa jerman
tersebut.
Tingkat jumlah kosakata unuk bahasa Jerman seperti yang tertulis dalam
standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, dan Materi Pokok Mata Pelajaran
Bahasa Jerman yaitu kelas X semester 1 menguasai kurang lebih 250 kosakata (aktif
1
2
150 kosakata), semester 2 menguasai kurang lebih 550 kosakata (aktif 350 kosakata),
menguasai kurang lebih 1000 kosakata (aktif 700 kosakata) (kurikulum 2004).
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Desi & Nurming (2017), penguasaan
keterampilan berbicara bahasa jerman. Ada pun menurut penelitian yang dilakukan
oleh Yulia, Misnah, dan Ambo (2020), penguasaan kosakata bahasa Jerman juga
Jerman yang ditunjukan dengan koefisien korelasi sebesar rh 0,574 > rt0,374 yang
termasuk pada kategori sedang. Oleh karena itu, penguasaan kosakata merupakan hal
kosakata siswa SMA Negri 8 Makassar melalui test dan angket yang akan diberikan
sehingga dapat diketahui sejauh mana penguasaan kosakata SMA Negri 8 Makassar.
Makassar”
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka ditetapkan rumusan masalah pada penelitian
ini yaitu:
Negeri 8 Makassar?
3
2. Apa saja faktor yang dapat mempengaruhi tingkat penguasaan kosakata bahasa
C. Tujuan Penelitian
Melihat rumusan masalah di atas, maka penelitian ini memiliki tujuan sebagai
berikut:
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
sebagai salah satu acuan pada penelitian dengan masalah yang serupa serta menjadi
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu bekal untuk menambah
b. Bagi Guru
Dengan adanya penelitian ini diharapkan mampu menjadi acuan bagi guru
dalam pelaksanaan proses belajar mengajar serta menjadi bahan pertimbangan untuk
c. Bagi Siswa
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka
unsur budaya baru, cara berpikir yang baru, serta cara bertindak yang baru pula.
dikembangkan keterampilan peserta didik dalam komunikasi lisan dan tulisan untuk
mata pelajaran bahasa Jerman diperlukan untuk pengembangan diri peserta didik agar
mereka dapat tumbuh dan berkembang menjadi warga negara yang cerdas, terampil
Schunk (Nai 2017 : 69) meyatakan “pembelajaran yang sejalan dengan fokus
kognitif yakni perubahan yang bertahan lama dalam perilaku, atau dalam kapasitas
6
7
berperilaku dengan cara tertentu, yang dihasilkan dari praktik atau bentuk-bentuk
pengalaman lainnya.”
adalah upaya guru dalam menciptakan suawsana kondusif pada proses belajar
mengajar sehingga terbentuk perubahan perilaku dan pembelajaran yang bertahan lama
dari hasil praktik atau pengalaman yang dialami siswa pada suasana kondusif tersebut.
peserta didik agar bisa menguasai empat keterampilan bahasa Jerman yakni
kebahasaan seperti kosa kata, ejaan, dan tata bahasa merupakan aspek yang sangat
a. Pengertian Kosakata
Kosakata adalah salah satu aspek bahasa yang harus diperhatikan dan dikuasai
untuk mendukung kelancaran komunikasi dengan bahasa termasuk jerman, baik secara
dan praktis.
8
Dari beberapa definisi kosakata di atas, dapat kita simpulkan bahwa kosakata
menggunakannya. Kata kerja adalah bagian dari bahasa Jerman yang menunjukkan aksi
atau kejadian yang terjadi. Ada dua jenis kata kerja dalam bahasa Jerman: reguler dan
tidak reguler
Kata kerja reguler: kata kerja reguler memiliki akhiran -en yang ditambahkan
pada bentuk dasar (Infinitiv) kata kerja. Contoh: arbeiten (bekerja), laufen
(berlari).
Kata kerja tidak reguler: kata kerja tidak reguler tidak memiliki akhiran -en yang
dapat ditambahkan pada bentuk dasar (Infinitiv) kata kerja. Contoh: sein
Untuk membentuk tenses, kata kerja reguler dan tidak reguler dapat memiliki
bentuk khusus yang berbeda. Namun, umumnya bentuk khusus kata kerja dapat
Contoh kalimat : "Ich lese ein Buch." (Saya membaca sebuah buku.)
Kata benda dalam bahasa Jerman adalah kata yang menunjukkan benda atau
Contoh kalimat : "Das Haus steht am Fluss." (Rumah itu berdiri di sungai.)
9
Kata sifat dalam bahasa Jerman adalah kata yang menunjukkan karakteristik
"groß" (besar)
"alt" (tua)
"schön" (cantik)
"intelligent" (pintar)
"Das große Haus steht am Fluss." (Rumah besar itu berdiri di sungai.) “
“Der alte Mann geht langsam." (Laki-laki tua itu berjalan pelan.)
Kata keterangan dalam bahasa Jerman adalah kata yang digunakan untuk
menjelaskan atau memberikan informasi tambahan tentang sebuah benda atau orang.
Contohnya:
"in" (di)
"mit" (dengan)
"auf" (pada)
"von" (dari)
"Ich spiele mit meinen Freunden." (Saya bermain dengan teman-teman saya.)
"Das Buch liegt auf dem Tisch." (Buku itu terletak di atas meja.)
10
b. Jenis Kosakata
a. Aktiver Wortschatz ist alle Wörter, die jemand zum Sprechen benutz
b. Passive Wortschatz ist alle Wörter, die jemand in ihrer Bedeutung kennt
berbicara;
b. Kosakata pasif adalah semua kata yang semua orang mengetahui artinya
(Haus, wohnen, hell). Inhaltswörter sind der offene, dynamische und umfangreichere
Konjunktionen, usw. (das, vor, weil) Sie sind der geschlossene, stabile und kleinere
1. Maknanya, yakni nomina (Haus), verba (wohnen) dan adjektiva (hell). Kata-
kata kelompok ini bersifat terbuka, dinamis dan lebih luas cakupannya.
2. Fungsinya yang terdiri dari kata sandang (das), preposisi (vor), dan
konjungsi (weil) dan lain sebagainya. Katakata kelompok ini merupakan kosakata yang
Dank sagen). Menurut luas/cakupannya, kata dibagi menjadi kata tunggal (Buch) dan
Ableitungen (eisig)
das Grundwort und Eis das Bestimmungswort, das den Artikel des Kompositums
dasar “Schokolade“ dan “Eis“ yang merupakan kata penentu yang menentukan artikel
dari komposita kata tersebut sehingga kata “Schokoladeneis“ mempunyai artikel das
menjadi “das Schokoladeneis“. Selain itu, adapula pembentukan kata dengan awalan
Obst: Äpfel.
3. Kata yang maknanya tercakup dalam kata lain yang lebih umum (hiponim):
kata Vater, Mutter merupakan kata yang tercangkup dalam Eltern dan Äpfel, Orange
Menurut asalnya kata terbagi menjadi tiga yaitu yang berasal dari kata-kata
asing seperti Etui, dari bahasa internasional seperti Komitee dan kosakata pinjaman
usw.
Berdasarkan rumpun kata yaitu kata-kata yang secara etimologi memiliki akar
yang sama, contohnya geben, Gabe, Gift, angeben, Aufgabe dan lain sebagainya.
mitkriegen, schnallen.
13
gaya bahasa yang sama seperti verstehen, begreifen, erfassen dan kapieren,
mitkriegen, schnallen.
Gruppensprachen.
Berdasarkan varian sosial kata terbagi menjadi tiga, yaitu bahasa resmi, bahasa
Moosbeere‟.
Pembagian kosakata juga dikemukakan oleh Bimmel, Kast, dan Neuner (2003:
a. Rezeptiver Wortschatz: “Wörter, die die Schüler nur verstehen sollen, wenn
Kosakata reseptif yaitu kata-kata yang hanya dapat dimengerti oleh siswa,
Menurut Mantahsiah (2021), Wortart atau kelas kata adalah golongan kata
dalam satuan bahasa berdasarkan kategori bentuk, fungsi, dan makna dalam sistem
gramatikal. Untuk menyusun kalimat yang baik dan benar dengan berdasarkan pola-
pola kalimat baku, pemakai bahasa haruslah mengenal jenis dan fungsi kelas kata
terlebih dahulu agar tidak terjadi kesalahan. Kelas kata yang akan dijelaskan bagian ini
Nomen atau kata benda adalah kelas kata yang menyatakan nama dari
seseorang, tempat, atau semua benda dan segala yang dibendakan. Kata benda dapat
dibagi menjadi dua: kata benda konkret untuk benda yang dapat dikenal dengan panca
indra (misalnya das Buch), serta kata benda abstrak untuk benda yang menyatakan hal
Verben atau kata kerja adalah kelas kata yang menyatakan suatu tindakan,
keberadaan, pengalaman, atau pengertian dinamis lainnya. Jenis kata ini umumnya
15
menjadi predikat dalam suatu frasa atau kalimat. Berdasarkan objeknya, kata kerja
a.) Kata kerja transitif: kata kerja yang membutuhkan pelengkap atau objek.
b.) Kata kerja intransitif: kata kerja yang tidak membutuhkan pelengkap.
Kata sifat atau adjektive adalah kelas kata yang mengubah kata benda atau kata
ganti, biasanya dengan menjelaskannya atau membuatnya menjadi lebih spesifik. Kata
suatu kata. Contoh kata sifat antara lain adalah schön (cantik), dick (gendut), kalt
(dingin).
Beispiel (Contoh):
Adverbien adalah kelas kata yang memberikan keterangan untuk kata-kata lain
seperti Verben dan Nomen dalam sebuah kalimat. Ada beberapa jenis sebagai berikut:
menerangkan tempat. Adverbien ini bisa ditandai dengan kata tanya wo/wohin/woher.
16
Yang termasuk kedalam Adverbien des Ortes adalah aufwärts, außen, da, dort,
drinnen, fort, hier, hierhin, hinein, hinten, irgendwo, links, rechts, nebenan, oberhalb,
überall, unten, vorn dan sebagainya. Nama-nama kota dan suatu tempat seperti in der
Stadt, in Jakarta, an der Universität dan sejenisnya juga termasuk kedalam Adverbien
Beispiel:
menerangkan tentang waktu. Biasanya ditandai dengan kata tanya wann/wie lange/wie
freitags, gestern, immer, inzwischen, neulich, nie, oft, regelmäßig, sofort, stets,
täglich, vorhin, zurzeit. Kata-kata lain yang sering muncul dalam sebuah kalimat yang
Beispiel:
♦ Zurzeit habe ich keine Lust zum lernen. (Saat ini saya nggak mood untuk
belajar)
♦ Wir treffen noch einmal nächste Woche. (Kita ketemu sekali lagi minggu
depan)
17
menerangkan sebab (kata keterangan sebab). Kata tanya untuk Adverbien ini adalah
des Grundes adalah also, dadurch, darum, demnach, demzufolge, deshalb, deswegen,
sejenisnya.
Beispiel:
verkaufen Geschenke. (Banyak orang merayakan natal di Jerman, oleh karena itu
♦ Sie hat reiche Eltern, trotzdem muss sie viel arbeiten. (Dia memiliki orangtua
Adverbien der Art und Weise (Modaladverbien) adalah kata keterangan cara.
Biasanya ditandai dengan kata tanya wie/wie sehr/wie viel. Yang termasuk kedalam
Adverbien der Art und Weise (Modaladverbien) adalah allerdings, allzu, anders, auch,
hingegen, hoffentlich, immerhin, jedoch, kaum, leider, möglicherweise, nur, sehr, so,
sejenisnya.
18
Beispiel:
♦ Lena ist nicht klug aber zumindest möchte sie lernen. (Lena tidak pintar tapi
♦ Erstens in 2021 möchte ich mein Studium fertig machen. (Di 2021 yang
Penguasaan kosakata antara seseorang dengan orang lain tidak sama. Kosakata
kosakata seseorang yaitu latar belakang pengetahuan atau displn ilmu tertentu, usia,
tingkat pendidikan, dan referensi. Sementara ada pendapat yang menyatakan bahwa
semakin banyak dan diperluas sesuai dengan usia. Semakin dewasa semakin banyak
B. Kerangka Pikir
SMA Negeri 8 Makassar adalah salah satu sekolah menengah atas yang terletak
di Makassar. Bahasa Jerman adalah salah satu mata pelajaran bahasa asing yang
diajarkan di sekolah tersebut. Bahan yang ingin dijadikan sebagai penelitian di sekolah
19
tersebut ialah siswa kelas XI yang diharapkan mampu untuk menjawab tes tertulis dan
dilakukan dengan bentuk tes tertulis dengan menggunakan tes objektif dan angket
sebagai instrumen penelitian. Tes objektif tersebut terdiri dari 20 soal. Hasil dari tes
Pemahaman konsep: Siswa harus memahami pengertian dan fungsi dari kata
Latihan dan penguatan: Siswa harus melakukan latihan dan penguatan secara
Jerman.
Kerangka berfikir ini membantu siswa untuk mempelajari kosakata baru dengan
efektif dan membentuk dasar yang kuat untuk pengembangan bahasa Jerman yang lebih
20
lanjut.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di SMA Negeri 8 Makassar yang berlokasi di Jl.
Andi Mangerangi II No. 24, Bongaya, Tamalate, Kota Makassar. Waktu penelitian akan
1. Populasi Penelitian
Pada penelitian ini, populasi yang dipilih adalah kelas XI SMA Negeri 8
Makassar.
2. Sampel Penelitian
Sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA SMA Negeri 8 Makassar.
digunakan karena tidak semua sampel memiliki kriteria yang sesuai dengan fenomena
yang diteliti. Oleh karena itu, penulis memilih teknik purposive sampling yang
sampel yang digunakan dalam penelitian ini. Adapun alasan mengapa peneliti mimilih
siswa kelas XI IPA SMA Negeri 8 Makassar sebagai sampel adalah sebagai berikut:
21
22
Makassar
3. Menurut guru bahasa Jerman yang mengajar, minat belajar bahasa Jerman siswa
Jerman. Kosakata adalah salah satu aspek bahasa yang harus diperhatikan dan dikuasai
untuk mendukung kelancaran komunikasi dengan bahasa termasuk jerman, baik secara
lisan maupun tulisan (Sudjianto dan Dahidi, 2004: 97). Di SMA /SMK dan MA bahasa
asing mulai diajarkan, salah satunya adalah bahasa Jerman. Bahasa Jerman yang
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Hal tersebut sesuai dengan standar
E. Prosedur Penelitian
4. Menyusun proposal.
penelitian.
tes objektif dan angket. Tes ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan penguasaan
kosakata bahasa Jerman siswa kelas XI SMA Negeri 8 Makassar. Sedangkan angket
kosakata siswa.
Sesuai dengan instrumen tes yang telah dijelaskan di atas maka penskoran akan
dilakukan sesuai dengan teknik penskoran Arikunto (2016) yaitu, Pilihan ganda
(multiple choice test) yang berjumlah 10 soal, jika jawaban dari siswa benar mendapat
skor 1, jika jawaban salah mendapat skor 0, Jadi skor maksimal dari jawaban yaitu 10.
Bentuk tes soal rumpang paragraf yang terdiri dari 10 soal, jika jawaban dari siswa
benar mendapat skor 1, jika salah mendapat skor 0. Jadi, skor maksimal dari semua
Adapun angket yang disebarkan terdiri dari 15 item. Penyebaran angket ini
24
dilakukan sebagai alat ukur untuk memperoleh informasi mengenai faktor apa saja yang
G. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan oleh peneliti yaitu lembar tes hasil
kemampuan penguasaan kosakata bahasa Jerman yang dimiliki oleh siswa kelas XI
SMA Negeri 8 Makassar. Adapun lembar tes kemampuan penguasaan kosakata bahasa
Jerman yang digunakan terdiri dari 1 soal pilihan ganda (multiple choice test) dan 10
2. Angket (Kuesioner)
tertutup (closed questionair), adalah angket yang pertanyaan atau pernyataannya tidak
memberi kebebasan kepada responden untuk menjawabnya sesuai dengan pendapat dan
keinginan mereka. Angket yang digunakan pada penelitian ini berupa angket tertutup.
Data yang telah diperoleh dalam penelitian ini kemudian akan dianalisis
X
Persentase (%) = N × 100
Keterangan:
25
N = Skor Maksimal
Sebelum menggunakan teknik presentase, digunakan terlebih dahulu rumus skor rata-
X=
∑X
N
Keterangan:
X = Skor rata-rata
∑ x =Jumlah skor
N =Jumlah sampel
(Sudjana, 2005:68)
Data yang telah diperoleh melalui angket akan dianalisis dengan menggunakan
Fq
P= N × 100%
Keterangan:
Fq = Jumlah Frekuensi
N = Jumlah Sampel
(Djiwandono, 2011)
26
Nilai Keterangan
76-86 Baik
60-75 Cukup
55-59 Kurang
¿ 54 Sangat Kurang
(Purwanto, 2012:103)
27
DAFTAR PUSTAKA
Andriani S. 2020. Kemampuan memabaca memahani teks bahasa Jerman siswa kelas
XII SMA Negeri 9 Makassar. Skripsi. Tidak diterbitkan. Fakultas Bahasa dan
Sastra. Universitas Negeri Makassar: Makassar.
Aulia S. 2021. Kemampun Menyimak Teks Bahasa Arab siswa Kelas X SMA
Muhammadiyah disamakan Wilayah Sul-sel. Skripsi. Tidak diterbitkan. Fakultas
Bahasa dan Sastra. Universitas Negeri Makassar.
Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Petunjuk Teknis Pengembangan Silabus dan
Contoh /Model Silabus SMA/MA, Mata Pelajaran: Bahasa Jerman. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional.
Desi Nuraina dan Nurming Saleh. 2017. Hubungan Antara Penguasaan Kosakata
dengan Keterampilan Berbicara Bahasa Jerman Siswa Kelas XI Bahasa SMA
Negri 2 Kabupaten Majene. Jurnal. Fakultas Bahasa dan Sastra. Universitas
Negeri Makassar: Makassar.
Djiwandono, Soenardi, 2011. Tes Bahasa dan Sastra Indonesia. Bandung: CV Pustaka
Setia.
Keraf, Gorys. 2004. Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. Flores: Nusa
Indah
GmbH.
Mantasiah, Yunri, dan Anwar. (2021). Belajar Tata Bahasa Jerman dengan
Menggunakan Pendekatan Linguistik. Bengkulu : Elmarkazi
Sudjana, Nana. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Yulia dan Misnah. 2020. Hubungan Antara Penguasaan Kosakata dengan Kemampuan
Menyimak Bahasa Jerman Siswa Kelas XI Bahasa. Jurnal. Fakultas Bahasa dan
Sastra. Universitas Negeri Makassar: Makassar.