Anda di halaman 1dari 8

Internet of ThingS (IoT)

By josafat sihombing

(nirm: 2022xxxxxxxx)

FTSP UNDIP
Internet of Things selama beberapa tahun terakhir telah menjadi jargon spesial di
ranah teknologi. Pada kenyataannya, teknologi yang juga sering disebut dengan
singkatan “IoT”.

Tak cuma sekadar dianggap sebagai istilah keren saja. Lebih dari itu, keberadaan
IoT di era transformasi digital seperti sekarang begitu diperlukan bisnis di berbagai
sektor industri.

Berkat IoT, akhirnya banyak bisnis bisa berevolusi dengan sukses, menciptakan
inovasi dan layanan canggih dengan teknologi pintar dan terintegrasi.

Bentuk komunikasi pintar ini adalah Machine-to-Machine (M2M) ke manusia sebagai


penggunanya. Jadi singkatnya, IoT akan menjadi teknologi yang memungkinkan
segala hal terkoneksi dengan internet, misalnya mengontrol perangkat rumah seperti
AC, kulkas, atau TV kini bisa dilakukan secara remote dari satu perangkat saja.

Apa Itu Internet of Things (IoT) ?

Dilansir Wired, IoT adalah teknologi yang memungkinkan satu objek untuk mampu
berkirim data lewat koneksi tanpa bantuan komputer dan manusia.

Jika menilik sejarahnya, istilah IoT pertama kali disebut ahli teknologi asal Inggris
Kevin Ashton, yang mana dia deskripsikan teknologi ini sebagai “mata” dan “telinga”
dari komputer.

Menariknya, jauh sebelum istilah IoT dicetuskan Kevin, ahli teknologi lulusan
Massachusetts Institute of Technology John Romkey telah menciptakan perangkat
pintar IoT pertama di dunia pada 1990.

Perangkat IoT tersebut adalah alat pemanggang roti yang dikendalikan lewat
komputer milik Romkey.

Secara teknis, IoT memiliki sejumlah komponen teknologi pendukung yang


memungkinkannya bekerja secara maksimal. Apa saja?

1. Sensor

Sensor mampu mengubah perangkat IoT tepatnya pada segi jaringan dari yang
sistemnya pasif berubah menjadi aktif dan terintegrasi dengan lingkungan
sekitar.

2. Kecerdasan Buatan

Kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) menjadi ssalah satu benang
merah yang “menghidupkan” IoT.

Dengan AI, perangkat bisa berkomunikasi secara pintar. Lebih dari itu,
perangkat IoT yang dibekali AI akan bisa melakukan kemampuan analisis yang
lebih kompleks, seperti koleksi data, mengatur jaringan, bahkan
mengembangkan algoritma.
Dengan demikian, kehadiran AI pada perangkat IoT juga memungkinkan
mereka dapat melakukan aktivitas sendiri tanpa harus menerima instruksi dari
si pengguna.

3. Koneksi Jaringan

Koneksi jaringan juga menjadi komponen pendukung sistem IoT untuk bisa
berkomunikasi secara lancar.

Konektivitas yang diperlukan sejatinya harus berjalan stabil, tetapi tidak perlu
hadir dalam load ukuran besar.

4. Perangkat Mikro

Kehadiran perangkat mikro atau berukuran kecil dapat meningkatkan


ketepatan, skalabilitas, dan fleksibilitas performa IoT.

Belum lagi, semakin kecilnya perangkat juga akan memiliki nilai biaya yang
semakin sedikit.

Seperti Apa Cara Kerja Internet of Things?

Sederhananya, IoT bekerja dengan memanfaatkan instruksi pemrograman yang


setiap perintahnya bisa menghasilkan interaksi ke sesama perangkat terhubung
secara otomatis tanpa adanya intervensi pengguna, bahkan dalam jarak jauh sekali
pun.

Adapun faktor vital yang menjadi kelancaran perangkat IoT adalah jaringan internet
yang menjadi connector antara sistem dan perangkat.

Sementara, manusia dalam tahap ini hanya menjadi monitor untuk setiap perilaku
perangkat saat mereka bekerja.

Internet of Things (IoT) memang tampak seperti kekuatan baru bagi seluruh sektor

pekerjaan di seluruh dunia. Mulai dari perbankan, pertambangan, konstruksi,

kesehatan hingga pendidikan menggunakan teknologi ini untuk memudahkan

pekerjaan.

Tak hanya meringankan beban, teknologi IoT juga mempercepat pekerjaan hingga

berkali-kali lipat. Hal tersebut dibuktikan dengan pembangunan jembatan dan jalan

nasional di Indonesia pada tahun 2019 yang dapat menyelesaikan 525.629,93 meter
dengan penerapan teknologi IoT.
Manfaat IoT bagi Bidang Konstruksi

Secara garis besar, teknologi IoT dapat dimanfaatkan pada bidang konstruksi untuk

mempermudah hal-hal berikut ini:

• Membantu inspeksi dan pemantauan peralatan

• Mengelola persediaan bahan untuk pembangunan

• Melakukan pemesanan otomatis untuk alat dan material

• Melakukan pelacakan GPS untuk material di tempat

• Meningkatkan penilaian keamanan dan dan meminimalisir risiko

• Meningkatkan kendali mutu bangunan

• Memangkas biaya anggaran agar tidak membengkak

• Meningkatkan produktivitas pekerja dalam memaksimalkan waktu kerja

Manfaat IoT dalam Pembangunan Gedung dan Proyek Lain

Selain pembangunan jembatan, IoT bidang konstruksi juga digunakan oleh

perusahaan pembangunan non pemerintah dalam mengerjakan proyeknya.

Mengutip dari Kumparan, Director of System Development & Human Capital

Management PT Waskita Karya (Persero) Tbk Hadjar Seti Adji menjelaskan, bahwa

beberapa proyek Waskita menggunakan teknologi digital untuk berkoordinasi, tahap

perencanaan, desain, konstruksi, hingga operasionalnya.

Pembangunan yang memanfaatkan teknologi, terutama IoT, dapat membantu

jalannya pembangunan dengan lebih cepat, akurat, efektif serta efisien.


Contoh Peluang Bisnis IoT dalam dunia Konstruksi :

1. Penggunaan Smart Safety Glasses

Teknologi IoT yang paling umum digunakan dalam pelaksanaan

pembangunan adalah penggunaan Smart Safety Glasses, seperti

Waskita yang menggunakan HoloLens. Alat tersebut dapat membantu

koordinasi tim menjadi lebih mudah serta menampilkan petunjuk kerja

secara Virtual Real time (VR).

Smart Safety Glasses HoloLens yang dapat melindungi keselamatan

pekerja sekaligus menjadi alat bantu untuk berkoordinasi dan

menampilkan layar secara langsung di depan mata.

Gambar 1. Smart Safety Glasses HoloLens

2. UAV Drone

UAV Drone yang digunakan sebagai alat ukur untuk mendapatkan data
topografi secara cepat, yang kerap disebut metode fotogrametri.

Survey topografi menggunakan drone merupakan salah satu metode


dalam pengambilan data dari udara. Drone adalah Pesawat Tanpa
Awak (Un Aerial Vehicle).

Keuntungan survei menggunakan drone berikut ini adalah dapat


mengurangi perolehan data lapangan, mengurangi tenaga kerja,
sehingga akan mengurangi biaya survei. Topografi yang menantang
dan kondisi berbahaya membuat survei UAV menjadi solusi untuk
menghasilkan data GIS untuk model DEM dan DTM.

Hasil data yang diperoleh dari survei drone adalah:

Peta Digital
Peta Foto Udara Format Geotiff dan ECW
DSM (Model Permukaan Digital) dan DTM (Model Medan Digital)
Kontur
Gambar 2. UAV Drone

Ruang lingkup survei dan pemetaan udara menggunakan UAV Drone


adalah sebagai berikut:

- Perumahan, Perkebunan
- Saluran Transmisi Tenaga Listrik (SUTM dan SUTET)
- Pertambangan
- Konstruksi Jalan Raya, Konstruksi Kereta Api
- Bandara, Pelabuhan
- Resor dan Hotel
- Kawasan industri, Kilang Minyak, jalur Pipa dan Petrokimia,
- Dan lain-lain…

3. Remote Monitoring untuk Power Generator / Genset Tracker

Power Generator Remote Monitoring atau monitoring genset dari jarak

jauh adalah solusi teknologi untuk melakukan pemantauan dan


pengelolaan genset secara efisien. Tapi bagamana kah sistem

monitoring genset jarak jauh tersebut bekerja?


Monitoring genset jarak jauh memanfaatkan teknologi baru IoT (internet

of things) untuk mengambil data dari genset dan mengirimkan data

tersebut melalui jaringan internet seperti WIFI, seluler, kabel LAN, atau

apapun yang tersedia. Sambungan ini memungkinkan terjadi

pertukaran data yang nantinya akan digunakan untuk memantau dan

mengendalikan genset dari jarak jauh secara real time.

Genset Tracker akan memantau, melakukan diagnosa dan


mengendalikan genset dari jarak jauh secara real time.
Menggabungkan kecanggihan IoT dan cloud technology, Genset

Tracker menerima data dari genset untuk diproses di cloud dan

kemudian ditampilkan di Genset Tracker Dashboard yang bisa diakses

melalui smartphone atau PC.

Gambar 3. Genset Tracker

4. Pembangunan Jembatan

Dalam pembangunan jembatan sendiri, ada beberapa IoT yang

digunakan diantaranya:
• Teknologi IoT yang pertama kali diterapkan untuk pembangunan
jaringan jalan adalah perencanaan dan pemrograman dengan
sistem SiTIA dan IRMS V.3
• Pada tahapan survei dan desain, IoT yang digunakan adalah
Sistem Informasi Investigasi Tanah baru.
• Kemudian, pada proses akuisisi tanah, menggunakan Sistem
Informasi dan Monitoring Pengadaan tanah jalan tol.

Lalu proses berlanjut ke pengoperasian dan pemeliharaan dengan

beberapa alat bantu:


• Aplikasi Jalan Kita (JAKI) yang dapat memberikan informasi terkait
kondisi jalan dan jembatan di Indonesia.
• Inslop untuk inventarisasi dan inspeksi lereng
• Invi J yang berguna untuk inspeksi visual jembatan.
• Aplikasi WIM Bridge sebagai salah satu alat bantu pengukuran
beban kendaraan.
• Plato yang berguna untuk mendeteksi dan mengklasifikasi
kendaraan sesuai dengan kategori yang dibutuhkan.
Sebenarnya masih banyak lagi peluang bisnis dalam bidang Teknik Sipil (konstruksi)
yang berkaitan dengan Internet of Things (IoT) ini, karena kedepannya seluruh
aspek kehidupan pasti akan melibatkan IoT.
IoT diciptakan manusia untuk membantu memudahkan manusia dalam
kehidupannya bukan merusak kehidupan manusia dan alam semesta.
Dengan IoT diharapkan meningkatkan kualitas hidup manusia dimuka bumi ini.

Anda mungkin juga menyukai