Anda di halaman 1dari 22

BAB IV

PEMAPARAN DATA PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pemaparan Data Penelitian

Bab ini berisi tentang uraian data dari pembahasan yang menyangkut

variabel-variabel penelitian sebagai tindak lanjut dari hasil pengumpulan data

dengan instrumen observasi, tes, dan dokumentasi. Setelah melakukan

penelitian langsung terhadap sasaran penelitian yang telah ditetapkan dalam

rumusan masalah, maka dapat hasil penelitian dapat diuraikan sebagai

berikut:

1. Deskripsi lokasi penelitian

Penelitian dilaksanakan di SD Muhammadiyah 1 Denpasar yang

merupakan salah satu sekolah dasar di Kota Denpasar. Adapun informasi

mengenai SD Muhammadiyah 1 Denpasar ini akan dijelaskan sebagai

berikut:

a. Gambaran Umum Sekolah

47
48

Gambar 4.1 SD Muhammadiyah 1 Denpasar


Sumber : Dokumentasi Olahan Pribadi dilokasi penelitian

b. Profil Sd Muhammadiyah 1

1) Identitas pondok pesantren

Tabel 4.1 Data Identitas Sekolah


Nama Sekolah SD Muhammadiyah 1 Denpasar
Alamat Sekolah: Jl. Imam Bonjol No. 51 Denpasar
Kelurahan/Desa Pemecutan Kelod
Kecamatan Denpasar Barat
Kota/Kabupaten Kota Denpasar
No. Telp 0361-483809
Provinsi Bali
Nama Yayasan Muhammadiyah
NPSN/NSS 50103227/101 220 902 049
Status Sekolah Terakreditasi A
Tgl Didirikan 01 Agustus 1960
Tahun Beroprasi 1971
Kepemilikan Tanah Hak Milik (Milik Sendiri)
Website www.sdm1dps.sch.id
E-mail Sdm1.denpasar@yahoo.com
Sumber data: Dokumen SD Muhammadiyah 1 Tahun 2017

c. Visi dan Misi SD Muhammadiyah 1 Denpasar

1) Visi

“ Islami, Unggul dan Inovatif dilandasi Akhlak Mulia”

Indikator Visi:

a) Menerapkan ajaran agama islam yang sebenarnya berdasarkan

Al Qur’an dan Hadist

b) Meraih prestasi dalam bidang akademik maupun non

akademik

c) Selalu mengikuti perubahan sesuai perkembangan ilmu

pengetahuan, teknologi dan informasi terkini


49

d) Mengamalkan akhlak yang luhur, sopan santun, mentaati

peraturan dan tata tertib serta menghargai adat istiadat yang

berlaku.

2) Misi

a) Melakukan pembiasaan islami dalam tutur kata, perilaku,

hafalan surat dan do’a serta perdalam ibadah

b) Menciptakan lingkungan sekolah yang bersih, asri, aman,

nyaman, dalam suasana yang islami

c) Para pendidikan melaksanakan tugas profesi secara ikhlas dan

profesional dengan mengikuti ketentuan

d) Melaksanakan pembelajaran ramah, aktif, kreatif, inspiratif

dan inovatif serta menyenangkan

e) Memberi ketelaudanan yang baik kepada pendidik maupun

peserta didik dalam bersikap

f) Mengikuti berbagai lomba internal muhammadiyah dan tingkat

dinas pendidikan mulai dari tingkat daerah, provinsi sampai

tingkat nasional serta internasional.

d. Struktur Organisasi SD Muhammadiyah 1 Denpasar

Tabel 4.2 Struktur Organisasi


No Nama Jabatan
1 Sugito, S.Pd., M.Pd Kepsek
2 Agus Ehwan, S.Pd.I Wakasek
3 Drs. M. Barhiman Kaur Ismuba
4 Rokhani, S.Pd Kaur Kur&Sapras
5 Parhan, S.Pd Kaur Kesis
6 Nurhayati, S. Pd Guru
7 Nurhayati, S.Pd Guru
50

8 Tuty Jamilah, S.Pd Guru


9 Dwi Estuningsih, S.Pd Guru
10 Sulton, S.Pd Guru
11 Sri Hartati, S.Pd Guru
12 Mastulin, S.Pd Guru
13 Wasono Pustakawan
14 Endang Kristi A, S.Pd.SD Guru
15 Dra. Arif Siswa Rini Guru
16 Sukmawati, S.Pd.I Guru
17 M. Dardiri, S.Pd Guru
18 Sanusi Guru
19 Supriyadi Waker
20 Supriati, S.Pd Guru
21 Muslimatin, S.Pd.SD Guru
22 Supartini, S.Pd Guru
23 Yuli Istiani, S.Pd Guru
24 Abdul Ghofur, S.Pd Guru
25 Fitri Niawati, S.Pd Guru
28 Husnati, S.Pd Guru
29 Masri'ah, S.Pd Guru
30 M. Mahdi, S.Pd Guru
31 Siti Mulyani, S.Pd Guru
32 Rika Rianawati, SP Guru
33 Suhartini, S.Ag Guru
35 Nur Ma'ani, S.Pd.I Guru
36 Dedy Hanan, S.Ag Guru
37 Ely Sudarwati, A.Md.Akun Bendahara
38 Euis Neliah Uliah, SE Guru
39 Endah Soraya, A.Ma.Pd Guru
40 Akhmad Efendi Kepala TU
41 Muhammad Faisal, S.Pd.I Guru
42 Endah Subekti, A.Md Guru
43 Suharman Satpam
44 Luluk Fendi S, S.Pd.I Guru
45 Kholid Mawardi Waker
47 Ratna Sari Rahmawati TU 1
48 Ribhan Waker
49 Nikmatul Laili, S.Pd Guru
Sumber data: Dokumen SD Muhammadiyah 1 Tahun 2017
51

2. Hasil Uji Instrumen Penelitian

a. Uji validitas dan Reliabilitas Tes

Berdasarkan hasil uji coba instrumen soal tes yang diujikan

kepada 24 responden. Berikut hasil uji validitas dan reliabilitas

instrumen tes yang telah di uji.

1) Uji validitas instrumen tes

Tabel 4.3 Pengujian Validitas Instrumen Tes


No Butir
Korelasi R Tabel Keterangan
soal
1 0,663 0,388 Valid
2 0,601 0,388 Valid
3 0,496 0,388 Valid
4 0,535 0,388 Valid
5 0,543 0,388 Valid
6 0,458 0,388 Valid
7 0,601 0,388 Valid
8 0,544 0,388 Valid
9 0,233 0,388 TidakValid
10 0,544 0,388 Valid
11 0,254 0,388 Tidak Valid
12 0,471 0,388 Valid
13 0,501 0,388 Valid
14 0,233 0,388 TidakValid
15 0,651 0,388 Valid
16 0,405 0,388 Valid
17 0,513 0,388 Valid
18 0,446 0,388 Valid
19 0,155 0,388 TidakValid
20 0,427 0,388 Valid
Sumber : Data Primer (diolah SPSS Versi 24, 2023)

Berdasarkan uji SPSS versi 24 nilai R tabel dihasilkan

0,388 dan pada uji validitas diatas dinyatakan 4 butir soal tidak

valid dan 16 butir soal valid. Untuk butir soal yang tidak valid di

revisi dengan bimbingan dosen sehingga tetap bisa digunakan.


52

Sudah dilakukan perbaikan alat instrumennya dari point yang tidak

valid dan diperkuat data hasil reliabel masi di atas 0,05.

2) Uji reliabilitas instrumen tes

Pengujian reliabilitas harus ada dasar pengambilan

keputusan yaitu alpha 0,70. Variabel yang di anggap reliabel jika

nilai tersebut lebih besar dari >0,70 jika lebih kecil maka variabel

yang diteliti tidak bisa dikatakan reliabel karna <0,70. Hasil dari

pengujian reliabilitas pada variabel berikut:

Tabel 4.4 Hasil Pengujian Reliabilitas Instrumen Tes


Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.835 16 Sumber: Data Primer

(diolah SPSS 24, 2023)

Hasil dari uji reliabilitas pada variabel (X) dapat dilihat

bahwa cronbach alpha pada variabel ini lebih tinggi dari pada nilai

dasar yaitu 0,835 > 0,070 hasil tersebut membuktikan bahwa

variabel (X) dinyatakan reliabel.

b. Uji Prasyarat Analisis

1) Deskripsi Data

Berikut peneliti memaparkan tabel dokumentasi hasil

belajar pendidikan agama islam kelas VI SD Muhammadiyah 1

Denpasar sebagai berikut:

Tabel 4.5 Data Hasil Belajar PAI kelas Eksperimen


No Nama Pretest Postes
53

1 X1 50 70
2 X2 60 80
3 X3 55 85
4 X4 55 90
5 X5 60 85
6 X6 80 85
7 X7 80 80
8 X8 75 90
9 X9 70 80
10 X10 55 75
11 X11 60 80
12 X12 55 75
13 X13 65 60
14 X14 55 85
15 X15 40 60
16 X16 50 65
17 X17 50 75
18 X18 50 80
19 X19 55 75
20 X20 65 85
21 X21 55 70
22 X22 60 50
23 X23 70 80
24 X24 50 75
25 X25 50 65
26 X26 65 80
27 X27 65 90
28 X28 80 100
29 X29 75 85
Rata-rata 60,5 77,7
Sumber : Data diolah Pribadi, 2023

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan kelas VI

A yang berjumlah 29 peserta didik yang menggunakan model

pembelajaran discovery learning dapat disimpulkan bahwa nilai

rata-rata pretest siswa pada kelas eksperimen 60,5 sedangkan hasil

posttest 77,7 selisih dari kedua nilai rata-rata pada kelas

eksperimen yaitu sebesar 17,2.


54

Tabel 4.6 Data Hasil Belajar PAI Kelas Kontrol


No Nama Pretest Postes
1 X1 50 70
2 X2 60 80
3 X3 55 85
4 X4 60 85
5 X5 50 85
6 X6 80 85
7 X7 80 80
8 X8 75 90
9 X9 70 70
10 X10 60 60
11 X11 60 80
12 X12 55 75
13 X13 65 60
14 X14 55 85
15 X15 40 50
16 X16 50 60
17 X17 45 70
18 X18 50 70
19 X19 55 75
20 X20 65 85
21 X21 40 70
22 X22 45 60
23 X23 70 70
24 X24 50 65
Rata-Rata 57,7 73,5
Sumber : Data diolah Pribadi, 2023

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan kelas VI

C yang berjumlah 24 peserta didik yang menggunakan model

pembelajaran direct Instruction. dapat disimpulkan bahwa nilai

rata- nilai rata-rata pretest siswa pada kelas kontrol 57,7 dan

posttest 73,5. Selisih dari keduanya yaitu 15,8.

Selanjutnya perbandingan rata-rata hasil belajar siswa pada

kelas eksperimen dan kelas kontrol akan digambarkan pada

histogram dibawah ini:


55
56

Gambar 4.2 Histogram Nilai Rata-rata


Sumber : Data diolah Pribadi, 2023

Jika dilihat dari histogramm diatas, diketahui bahwa kelas

eksperimen memiliki nilai rata rata sebesar 77,7 sedangkan kelas

kontrol diketahui memiliki nilai rata- rata sebesar 73,5. Dapat

disimpulkan bahwa nilai rata-rata kelas eksperimen lebih besar

daripada kelas kontrol.

Berdasarkan hasil belajar yang yang telah dipaparkan, untuk

menegtahui kriteria penilaian yang mengacu pada standar KKM

Pendidikan Agama Islam sekolah yaitu 70, maka dilakukan

perhitungan dengan membagi nilai siswa yang berada pada masing-

masing kriteria dengan jumlah siswa dikelas kemudian dikali

100%. Adapun hasilnya akan digambarkan pada histogram dibawah

ini.

Gambar 4.3 Histogram Nilai KKM


Sumber : Data diolah Pribadi, 2023
57

Dapat diketahui dari histogram diatas, bahwa kelas

eksperimen pada siswa yang memiliki pencapaian standar nilai

KKM sebesar 86,3% sedangkan siswa yang belum tercapai pada

standar nilai KKM yaitu 13,7%. Untuk kelas kontrol pada siswa

yang memiliki pencapaian standar nilai KKM sebesar 75%

sedangkan siswa yang belum tercapai nilai KKM yaitu 25%.

Tabel 4.7 Statistik Deskriptif Kelas Eksperimen


Statistik Deskriptif Pre-Test Post-Test
Skor Maksimum 80 100
Skor Minimum 50 50
Rata-rata 60,5 77,7
Sumber : Data diolah Pribadi, 2023

Berdasarkan tabel di atas, dapat ditunjukkan, skor

maksimum untuk kelas eksperimen pada tahap pret-test yaitu 80

yang diajar menggunakan model pembelajaran discovery learning

pada tahap pre-test adalah skor minimum yaitu 50 dengan nilai

rata-rata 60,5. Sedangkan skor maksimum kelas Eksperimen pada

tahap post-test yaitu 100 dan skor minimum yaitu 50 dengan nilai

rata-rata 77,7.

Tabel 4.8 Statistik Deskriptif Kelas Kontrol


Statistik Deskriptif Pre-Test Post-Test
Skor Maksimum 80 90
Skor Minimum 40 50
Rata-rata 57,7 73,5
Sumber : Data diolah Pribadi, 2023

Berdasarkan tabel di atas, dapat ditunjukkan, skor

maksimum untuk kelas kontrol pada tahap pret-test yaitu 80 yang

diajar tanpa menggunakan model pembelajaran discovery learning


58

pada tahap pre-test adalah skor minimum yaitu 40 dengan nilai

rata-rata 57,7. Sedangkan skor maksimum kelas kontrol pada tahap

post-test yaitu 90 dan skor minimum yaitu 50 dengan nilai rata-rata

73,5.

1) Uji Normalitas

Untuk pengujian normaliasasi dalam penelitian ini untuk

pre-test dan post-test pada kelas kontrol dan eksperimen

menggunakan program SPSS versi 24 bertujuan untuk mengetahui

data yang diteliti apakah data yang diperoleh dari responden

berdistribusi normal atau tidak, dengan menggunakan Kolmogrov-

Smirnov.

Tabel 4.9 Uji Normalisasi Kelas Eksperimen


Kolmogorov-Smirnova
Test Of Normality Keterangan
Statistic Df Sig
Pre-Test .135 29 .186 Normal
Post-Test .170 29 .033 Normal
Sumber : Data Primer (diolah SPSS versi 24, 2023)

Berdasarkan tabel diatas, hasil pengujian normalitas dengan

menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Apabila signifikan lebih

besar dari 0.05 (taraf signifikan), maka memiliki makna bahwa

data berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

Hasil analisis di atas setelah dilakukan pengolahan data

menggunakan SPSS maka output nilai sign untuk Pre-test

diperoleh nilai 0,186 dan Post-Test diperoleh sebesar 0,33. Dapat

disimpulkan bahwa, nilai sign lebih besar dari nilai 0,05 artinya

berdistribusi normal.
59

Tabel 4.10 Uji Normalisasi Kelas Kontrol


Kolmogorov-Smirnova
Test Of Normality Keterangan
Statistic Df Sig
Pre-Test .135 24 .200 Normal
Post-Test .150 24 .173 Normal
Sumber: Data Primer (diolah SPSS versi 24, 2023)

Berdasarkan tabel diatas, hasil pengujian normalitas dengan

menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Apabila signifikan lebih

besar dari 0.05 (taraf signifikan), maka memiliki makna bahwa

data berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

Hasil analisis di atas setelah dilakukan pengolahan data

menggunakan SPSS maka output nilai sign untuk Pre-test

diperoleh nilai 0,200 dan Post-Test diperoleh sebesar 0,173. Dapat

disimpulkan bahwa, nilai sign lebih kecil dari nilai 0,05 artinya

berdistribusi normal.

2) Uji Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah

sampel penelitian berasal dari populasi yang homogen atau tidak.

Uji homogenitas pada penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan program SPSS 24.

Tabel 4.11 Uji Homogenitas Kelas Kontrol Dan Eksperimen


Pengujian Levene Statistic Sig. Keterangan
Pre-Test .127 0,723 Normal
Sumber: Data Primer (diolah SPSS Versi 24, 2023)
60

Berdasarkan tabel di atas, maka hasil pengujian

homogenitas dengan menggunakan jenis uji varians. Apabila nilai

signifikansi lebih besar dari 0,05, maka memiliki makna bahwa

varians dari kedua data yang dibandingkan adalah homogen. Pada

hasil analisis di atas, menunjukkan bahwa nilai signifikan pada

hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran pendidikan agama

islam adalah 0,723 yang lebih besar dari 0,05. Oleh karena itu, nilai

signifikan lebih besar dari 0,05 sehingga memiliki makna bahwa

varians dari kedua data yang dibandingkan adalah homogen.

Tabel 4.12 Uji Homogenitas Kelas Kontrol dan Eksperimen


Pengujian Levene Statistic Sig. Keterangan
Post-Test 0,227 0,638 Normal
Sumber: Data Primer (diolah SPSS versi 24, 2023)

Berdasarkan tabel di atas, maka hasil pengujian

homogenitas dengan menggunakan jenis uji varians. Apabila nilai

signifikansi lebih besar dari 0,05, maka memiliki makna bahwa

varians dari kedua data yang dibandingkan adalah homogen. Pada

hasil analisis di atas, menunjukkan bahwa nilai signifikan pada

hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran pendidikan agama

islam adalah 0,638 yang lebih besar dari 0,05. Oleh karena itu, nilai

signifikan lebih besar dari 0,05 sehingga memiliki makna bahwa

varians dari kedua data yang dibandingkan adalah homogen.

3) Uji Hipotesis

Berdasarkan uji normalitas, dan homogenitas, maka

statistik yang digunakan adalah statistic parametik dengan paired


61

sampel t-tes. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui dugaan

sementara yang dirumuskan oleh penulis. Berikut hipotesis yang

penulis tetapkan sebelumnya:

H0 = Tidak terdapat pengaruh model discovery learning terhadap

hasil belajar PAI

Ha = Terdapat pengaruh model discovery learning terhadap hasil

belajar PAI

Paired Sample Test

Paired Differences
95% Confidence Sig.
Std.
Std. Interval of the t df (2-
Mean Error
Deviation Difference tailed)
Mean
Lower Upper
Pair 1
- -
Pretes dan 10,31523 1,91549 -21,16508 -13,31768 28 0,000
17,24138 9,001
PostTest

Gambar 4.4
Analisis Pretest dan Posttest kelas Eksperimen
Sumber: Data Primer (diolah SPSS versi 24, 2023)

Pedoman pengambilan keputusan dalam uji paired sample

test yaitu, Ho di terima dan Hα ditolak apabila Sig (2-tailed) > α

atau Sig (2-tailed) > 0,05), Ho ditolak dan Hα diterima apabila Sig

(2-tailed) < α atau Sig (2-tailed) < 0,05). Berdasarkan hasil

pengolahan data diperoleh nilai Sig (2-tailed) = 0,000. Dengan

demikian, Ho ditolak dan Hα diterima karena Sig (2-tailed) < α

atau T hitung = 0,000 < T tabel = 1,701.

Maka disimpulkan terdapat pengaruh yang bermakna

terhadap perbedaan hasil belajar nilai rata-rata peserta didik yang


62

signifikan antara sebelum dan sesudah diberi perlakuan dengan

menggunakan model discovery learning.

Tabel 4.13. Analisis Posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol


Independent Sample Test
Sig. (2-Tailed)
Hasil belajar F Sig df
Equal variances
51 .158
assumed
.227 .036
Equal variances 49.119
.158
not assumed
Sumber: Data Primer (diolah SPSS versi 24, 2023)

Pada tabel diatas berdasarkan test equal variances assumed

(data homogen uji prasyarat) menunjukkan hasil analisis

independent sample test (t-test) hasil belajar menggunakan model

pembelajaran menunjukkan nilai sig. = 0,036 < 0,05. Artinya

terdapat perubahan yang signifikan antara posttest kelas

eksperimen dengan posttest kelas kontrol.

4) Uji Koefisien Determinasi

Penelitian ini membutuhkan analisis koefisien determinasi

untuk mengetahui seberapa besar variasi variabel bebas bisa

menjelaskan seluruh varian dari variabel terikat. Nilai koefisien

determinasi yaitu: 0 sampai dengan 1. Jika R = 0 maka tidak ada

hubungan antara variabel independent (discovery learning) dengan

variabel dependent ( Hasil belajar PAI). Sebaliknya jika diketahui

R = 1 maka terdapat hubungan yang kuat antara variabel

independent dengan variabel dependent.


63

Tabel 4.14 Uji Koefisien Determinasi


Model Summary
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Square the Estimate
a
1 .778 .606 .591 4.612
Sumber: Data Primer (diolah SPSS versi 24, 2023)

Berdasarkan hasil dari tabel nilai R sebagai koefisien

korelasi adalah 0,778 sedangkan diketahui nilai R square sebagai

nilai koefisien determinasi ialah 0,606. Hasil tersebut dapat

menunjukan seberapa besarnya pengaruh model pembelajaran

discovery learning berkontribusi secara menyeluruh terhadap hasil

belajar PAI.

Dapat dijelaskan bahwa variabel independet mempunyai

kemampuan sebesar 60,6% dalam menjelaskan varian terhadap

variabel dependent dan masih ada 39,4% varian yang dijelaskan

oleh faktor lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian.

B. Pembahasaan

Pada proses pembelajaran berlangsung di kelas eksperimen, peserta

didik sangat antusias dalam proses penemuan masalah. Peserta didik sangat

bangga karena mereka dapat mencari dan menemukan sediri jawaban dari

pertanyaan yang diberikan oleh pendidik. Dari sini, peneliti dapat melihat

bahwa proses pembelajaran pada model pembelajaran discovery learning

sangat cocok untuk digunakan dalam proses pembelajaran di SD

Muhammadiyah 1 Denpasar dalam hasil penelitian yang telah diperoleh.


64

Jenis penelitian yang digunakan adalah Quasi Eksperimental dengan

desain non aquivalent control group design yaitu eksperimen yang dilakukan

pada kedua kelompok yaitu kelas VI A adalah kelas eksperimen yang diberi

perlakuan model pembelajaran discovery learning, sedangkan kelas VI C

adalah kelas kontrol yang tidak diberi perlakuan. Penelitian ini relavan

dengan penelitian terdahulu mengkaji tentang pengaruh model pembelajaran

discovery learning.

Berkaitan dengan pemberian tes dalam penelitian ini, peneliti

memberikan pre-test sebagai tes awal dan post-test sebagai tes akhir setelah

dilakukan proses pembelajaran, baik pada kelas kontrol maupun kelas

eksperimen. Pada kelas kontrol, peneliti memberikan pre-test sejumlah 20

nomor item soal dalam bentuk pilihan ganda kemudian diberikan materi tanpa

menggunakan model pembelajaran discovery learning. Setelah itu, tes akhir

yaitu post-test dengan jumlah soal sebanyak 20 nomor dalam bentuk pilihan

ganda. Kemudian pada kelas Eksperimen diberikan pre-test terlebih dahulu

lalu diberikan materi dengan menggunakan model pembelajaran discovery

learning. setelah itu, tes akhir yaitu post-test dengan jumlah item soal

sebanyak 20 nomor.

Hasil analisis data kelas eksperimen menunjukkan bahwa skor

maksimum yang diperoleh dari kelas eksperimen yaitu yang diajar

menggunakan model pembelajaran discovery learning nilai pre-test adalah 80

dan skor minimum yaitu 50 dengan nilai rata-rata 60.5. Sedangkan skor

maksimum kelas eksperimen pada post-test yaitu 100 dan skor nilai minimum
65

yaitu 50 dengan nilai rata-rata 77.7. Hasil analisis data kelas kontrol

menunjukkan skor maksimum untuk kelas kontrol yaitu yang diajar tanpa

menggunakan model pembelajaran discovery learning pada tahap pre-tes

adalah 80 dan skor minimum yaitu 40 dengan nilai rata-rata 57.7. Sedangkan

skor maksimum kelas kontrol pada tahap post-test yaitu 90 sedangkan skor

minimum yaitu 50 dengan nilai rata-rata 73.5.

Setelah dilakukan perhitungan dari nilai rata-rata hasil belajar kelas

eksperimen mendapatkan nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas

kontol. Dapat juga diketahui perbandingan nilai KKM kelas eksperimen dan

kelas kontrol membuktikan adanya perbedaan dari hasil belajar antara kedua

kelas yang sudah mengacu pada KKM pendidikan agama islam yaitu 70.

kelas eksperimen pada siswa yang memiliki pencapaian standar nilai KKM

sebesar 86,3% sedangkan siswa yang belum tercapai pada standar nilai KKM

yaitu 13,7%. Untuk kelas kontrol pada siswa yang memiliki pencapaian

standar nilai KKM sebesar 75% sedangkan siswa yang belum tercapai nilai

KKM yaitu 25%.

Pembahasan pada bagian ini tentang adanya pengaruh model

pembelajaran discovery learning terhadap hasl belajar PAI bagi siswa kelas

VI di SD Muhammadiyah 1 Denpasar. Hasil analisa pada uji normalisasi

kelas eksperimen setelah menggunakan SPSS maka output nilai sign untuk

pre-test diperoleh nilai sebesar 0,186 dan post-test diperoleh sebesar 0,33.

Berarti, nilai sign lebih besar dari nilai α (0,05) artinya, data berdistribusi

normal. Sedangkan untuk kelas kontrol, terdapat nilai sign untuk pre-test
66

diperoleh nilai sebesar 0,200 dan post-test diperoleh sebesar 0,173. berarti,

nilai sign lebih besar dari nilai α (0,05) artinya, data berdistribusi normal.

Hasil analisis homogenitas pre-test kelas kontrol dan kelas eksperimen,

menunjukkan bahwa nilai signifikan pada hasil belajar peserta didik pada

mata pelajaran PAI adalah 0,723 yang lebih besar dari 0,05. Oleh karena itu,

nilai signifikan lebih besar dari 0,05 sehingga memiliki makna bahwa varians

dari kedua data yang dibandingkan adalah homogen. Pada hasil analisis uji

homogenitas post-test kelas kontrol dan eksperimen, menunjukkan bahwa

nilai signifikan pada hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran PAI

adalah 0,638 yang lebih besar dari 0,05. Sehingga nilai signifikan lebih besar

dari 0,05 memiliki makna bahwa varians dari kedua data yang dibandingkan

adalah homogen.

Kemudian dilakukan perhitungan melalui analisis uji hipotesis

menggunakan Paired Sampel T-Test yang dilakukan pada data hasil belajar

peserta didik menunjukkan nilai yang diperoleh Sig (2-tailed) = 0,000.

Dengan demikian, Ho ditolak dan Hα diterima karena Sig (2-tailed) < α atau

T hitung = 0,000 < T tabel = 1,701. Artinya terdapat perbedaan rata-rata hasil

belajar peserta didik yang signifikan antara sebelum dan sesudah diberikan

perlakuan yang diajar menggunakan model pembelajaran discovery learning

bagi siswa kelas VI A di SD Muhammadiyah 1 Denpasar.

Berdasarkan analisis diatas, dinyatakan bahwa ada pengaruh model

discovery learning terhadap hasil belajar PAI yang diberikan peneliti.

Kemudian dilakukan perhitungan melalui analisis uji hipotesis menggunakan


67

uji independent sample t-tes menunjukkan nilai sig. = 0,036 < 0,05. Sesuai

kriteria uji jika sig (2-tailed) lebih kecil dari 0,05 berarti terdapat perubahan

signifikan hasil belajar nilai rata-rata kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Data hasil belajar siswa menunjukkan Model discovery learning lebih tinggi

nilai rata-rata kemampuannya dibandingkan dengan nilai model pembelajaran

yang tidak diberi perlakuan yang sama. Model discovery learning lebih

membawa siswa aktif dalam mengikuti pembelajaran. Dengam asumsi awal

yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran terhadap

hasil belajar PAI bagi siswa.

Dalam hal ini memiliki persamaan dengan penelitian ahli skripsi

Wirna Arsyad tahun 2020 yang berjudul “ Pengaruh Model Discovery

Learning terhadap Hasil Belajar Kognitif Siswa pada Materi Sistem

Peredaran darah” yang menunjukkan berdasarkan hasil analisis inferensial

pada hasil uji hipotesis melalui indendent sample test dengan nilai p= 0,002

< a = 0,05 bahwa hasil belajar siswa yang menggunakan model discovery

learning lebih tinggi dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.

Adapun diketahui seberapa besar kontribusi model pembelajaran

terhadap hasil belajar PAI yang telah diuji melalui uji koefisien determinasi

menggunakan olahan data SPSS versi 24. Dapat dijelaskan bahwa model

pembelajaran discovery learning pada kelas eksperimen mempunyai

kemampuan sebesar 60,6% dalam menjelaskan varian terhadap variabel

dependent dan masih ada 39,4% varian yang dijelaskan oleh faktor lain yang

tidak dimasukkan dalam penelitian.


68

Hasil tersebut sesuai dengan teori yang telah dijelaskan menurut

Sukardi bahwa yang mempengaruhi hasil belajar tidak hanya pada penerapan

model pembelajaran saja tetapi ada faktor internal yaitu: fisiologis dan

psikologis (Intellegensi, Bakat, Minat dan Perhatian, Motivasi Siswa,

Keaktifan Siswa). Sedangkan menurut Muhammad Faturahman dalam faktor

eksternal yaitu: keluarga dan sekolah (Model Mengajar, Kurikulum, Relasi

guru dengan siswa, Disiplin sekolah, Standar pelajaran diatas ukuran,

Keadaan gedung, Model belajar).

Anda mungkin juga menyukai