UNIVERSITAS SEMARANG 2023 1. Gap Analysis: Servqual Model (Parasuraman) 1.1 Gambar Servqual Model
1.2 Gap Analysis
Service Quality (Servqual) merupakan model kualitas jasa yang banyak menjadi acuan dalam riset manajemen dan pemasaran jasa. Model ini juga dikenal dengan istilah Gap Analysis Model yang berkaitan erat dengan model kepuasan pelanggan. Model ini menegaskan bahwa apabila kinerja pada sebuah atribut (attribute performance) meningkat lebih besar dari harapan (expectation) atas atribut bersangkutan, maka persepsi kepada jasa yang diberikan akan positif dan begitu pula sebaliknya. Berikut ini merupakan 5 gap utama dalam servqual (Tjiptono & Chandra, 2016): 1. Gap 1 adalah gap antara harapan pelanggan dengan persepsi manajemen (Knowledge Gap). 2. Gap 2 adalah gap antara spesifikasi kualitas jasa dengan penyampaian jasa (Delivery Gap) 3. Gap 3 adalah gap antara persepsi manajemen terhadap harapan konsumen dan spesifikasi pada kualitas jasa (Standards Gap) 4. Gap 4 adalah gap antara penyampaian jasa dan komunikasi eksternal (Communications Gap) 5. Gap 5 adalah gap antara jasa yang dipersepsikan dengan jasa yang diharapkan (Service Gap) Berdasarkan (Tjiptono & Chandra, 2016), berikut ini adalah rumus untuk mencari skor Servqual gap 5:
Skor Servqual Gap 5 = Skor Persepsi – Skor Harapan
1.2.1 Gap 1 (Knowledge Gap) Yaitu gap antara apa yang diinginkan konsumen dengan apa yang dipikirkan oleh manajemen tentang keinginan konsumen. Banyak manajer berpikir bahwa mereka tahu apa yang diinginkan konsumen tetapi pada kenyataannya tidak. Seorang manajer hotel mungkin berpikir kalau konsumen lebih menyukai kamar yang nyaman padahal sebagian besar dari konsumen menghabiskan sedikit waktu di kamar karena mereka lebih tertarik pada fasilitas-fasilitas yang ada. Oleh karena itu, sebuah badan usaha yang bergerak di bidang jasa perlu mengetahui harapan dari konsumennya. 1.2.2 Gap 2 (Delivery Gap) Walaupun harapan konsumen sudah diketahui, standar gap mungkin masih terjadi, yaitu perbedaan antara persepsi manajemen tentang harapan konsurnen dengan standar kerja dari pelayanan itu sendiri (misalnya kecepatan pelayanan, cara penggunaan peralatan dan lain-lain). Sebuah hotel harus mempunyai standar kegiaitan operasional yang jelas yang mencakup poin-poin penting bagaimana prosedur daJam melakukan suatu pelayanan tertentu, peralatan apa yang digunakan dan bagaimana seharusnya seorang staf berperilaku dalam menjalankan kegiatan tersebut. 1.2.3 Gap 3 (Standards Gap) Lebih lanjut gap 3 membahas kesenjangan antara standar kerja yang telah ditetapkan dengan aktual pelaksanaan pelayanan yang diberikan kepada konsumen. Hal ini sangat penting karena seringkali pelayanan yang diberikan oleh staf ternyata berbeda dengan standar yang ditetapkan oleh pihak manajemen. Dalam hal ini diperlukan kontrol yang baik dari pihak manajemen, selain kedisiplinan dari staf sendiri untuk melaksanakan standar pelayanan yang telah ditetapkan. 1.2.4 Gap 4 (Communications Gap) Staf merupakan penghubung antara konsumen dengan pihak manajemen. Oleh karena itu, penting sekali bagi pihak manajemen untuk mengetahui persepsi staf karena merekalah yang bertemu dan memberikan pelayanan secara langsung kepada konsumen sehingga staf lebih mengetahui harapan konsumen daripada pihak manajemen. Selain itu, gap ini disebut communication gap karena dibutuhkan komunikasi yang baik antara staf dengan pihak manajemen dan juga staf dengan konsumen untuk memperkecil perbedaan antara persepsi konsumen tentang kualitas yang diharapkan dengan persepsi staf yang berhubungan langsung dengan konsumen. 1.2.5 Gap 5 (Service Gap) Gap ini merupakan gap yang terpenting dibandingkan lainnya, yaitu kesenjangan antara persepsi konsumen dengan harapan konsumen tentang pelayanan yang seharusnya mereka terima karena dari kesenjangan inilah kualitas pelayanan dapat ditentukan baik buruknya. Servgual mengacu pada penilaian yang diberikan konsumen berdasarkan pengalaman mereka tentang pelayanan yang telah didapatkannya. 1.3 Faktor – faktor Penyebab Terjadinya Gap Menurut Zeithaml, Parasuraman, dan Berry (1990 : 56) terdapat beberapa faktor yang menjadi penyebab terjadinya gap-gap tersebut diatas : • Gap 1 : Perbedaan antara persepsi manajemen tentang harapan konsumen dengan harapan konsumen. a. Marketing Research Orientation Maksudnya pihak manajemen jarang mengadakan penelitian mengenai keinginan tamu, baik itu secara langsung dengan guest contact ataupun secara lidak langsung dengan surat atau pertelepon. b. Upward Communication Kurangnya komunikasi dari staf yang berhubungan langsung dengan konsumen terhadap pihak manajemen untuk membahas apa yang menjadi keinginan tamu. Hal ini bisa disebabkan oleh pihak manajemen sendiri yang terlalu sibuk dengan uirusan mereka sehingga mengabaikan pentingnya untuk berkomunikasi dengan staf. c. Level of Management Jika perusahaan terlalu besar dan mempunyai ribuan staf maka akan sulit sekali untuk mempertemukan manajemen tingkat atas dengan staf yang paling bawah, karena terlalu banyak tingkatan manajemen. Dengan semakin banyaknya tingkatan manajemen semakin sedikit kemungkinan staf dengan pihak manajemen untuk bertemu dan berkomunikasi sehingga semakin sedikit kesempatan manajemen atas untuk memahami keinginan tamu karena staflah yang melakukan kontak dengan tamu.
• Gap 2 : Perbedaan antara spesifikasi standar pelayanan dengan persepsi
manajemen a. Management Commitment to Service Quality Manajemen kurang berkomitmen untuk memberikan kualitas pelayanan yang baik kepada tamu karena seringkali pihak manajemen hanya mengejar keuntungan dengan berusaha melakukan penjualan sebanyak-banyaknya tanpa mempedulikan kualitas pelayanan yang diberikannya. Jika ini terjadi maka perusahaannya akan melemah dalam jangka pendek b. Goal Setting Tidak adanya penetapan tujuan karena mereka mengganggap hal itu tidak perlu, yang penting adalah pengoperasiannya. Hal ini sering terdapat pada perusahaan kecil dimana pihak manajemen mengelola operasi perusahaannya sendiri. c. Task Standarization Dalam hal ini pihak manajemen tidak ada waktu untuk menetapkan suatu standar kerja yang baik dengan berasumsi bahwa perusahaannya sudah maju dan tidak perlu lagi menetapkan standar kerja. d. Perception of Feasibility Persepsi dari pihak manajemen sendiri untuk menentukan apakah pelayanan yang sudah diberikan perusahaannya dapat memuaskan konsumennya. Setiap perusahaan mempunyai kebijakan sendiri untuk memberikan pelayanan yang dianggapnya layak untuk diberikan • Gap 3 : Perbedaan antara pelaksanaan aktual standar pelayanan dengan spesifikasi standar yang telah ditetapkan a. Team Work Dalam sebuah hotel, suatu kegiatan operasional selalu berhubungan dengan bagian lainnya, misalnya front office memerlukan informasi tentang kamar yang siap untuk dijual dari housekeeping. Oleh karena itu, kerjasama antar staf mutlak diperlukan untuk memperlancar proses pelayanan yang akan disampaikan kepada konsumen. b. Employee Job Fit Hal ini menyangkut pentingnya personalia untuk menentukan dimana tempat yang paling cocok untuk seorang pegawai baru. Perlu dipertimbangkan latar belakangnya, pendidikan dan pengalaman. Training juga diperlukan oleh seorang pegawai baru sebelum melakukan tugasnya, terutama yang melakukan kontak secara langsung dengan tamu seperti reception, bellboy dan GRO. c. Technology Job Fit Tersedianya peralatan dan perlengkapan yang canggih sangat diperlukan oleh staf untuk memperlancar pelayanan yang diberikan kepada tamu. Dengan adanya peralatan yang memadai, seorang staf harus dapat mempergunakannya dengan baik sekaligus dapat merawatnya dengan baik. d. Perceived Control Kedisiplinan staf untuk melaksanakan standar yang telah ditetapkan akan memperkecil gap 3 ini. Sebaliknya staf yang cenderung tidak peduli dengan peraturan akan merugikan karena semakin memperbesar gap ini. Kontrol staf akan dirinya sendiri merupakan hal yang penting diluar kontrol dari supervisor. e. Supervisory Control Systems Supervisor mempunyai tugas melakukan pengawasan atas pekerjaan staf dan mempertanggungjawabkannya kepada manajer. Pengawasan harus dilakukan secara teras menerus supaya dapat memahami performance masing-masing staf bawahannya. Jika pengawasannya tidak tepat maka staf dapat melakukan kesalahan dalam memberikan pelayanan kepada tamu. f. Role Conflict Maksudnya disini adalah seorang staf harus dapat membedakan bahwa melayani berbeda dengan menjual. Menjual berarti yang penting produknya laku tetapi untuk melayani berarti harus mempunyai keinginan dari dalam diri sendiri untuk memberikan kepuasan kepada tamu. g. Role Ambiguity Jika seorang staf merangkap untuk melakukan 2 fungsi pekerjaan maka ia tidak dapat melakukan pekerjaannya secara maksimal dan seringkali pelayanan yang dilakukannya menyimpang dari standar yang telah ditetapkan oleh plhak manajemen. • Gap 4 : Perbedaan antara persepsi konsumen dengan persepsi staf Adanya perbedaan persepsi tentang kualitas yang diharapkan tamu dengan persepsi staf yang berhubungan langsung dengan tamu. Jika staf tidak mengerti semaiigat melayani dan berbuat seenaknya maka dapat dipastikan pelayanan yang diberikan tidak dapat memuaskan tamu. Oleh karena itu, sangat penting sekali untuk menanamkan jiwa melayani kepada setiap staf hotel. • Gap 5 : Perbedaan antara harapan konsumen dengan persepsi konsumen Gap ini dipengaruhi oleh semua faktor yang mempengaruhi gap 1 sampai gap 4.