DOSEN PENGAMPU :
Disusun Oleh :
ANTONY PAKIDING
NIM : 71221149
KELAS : 11B
2023
1. Evaluasi faktor –faktor Gap-Service Quality (ServQual) rumah sakit
menggunakan 5 gap model parasuraman
Menurut Parasuraman (Warella, 1997 : 21- 22) paling tidak terdapat lima kemungkinan
gap yang menyebabkan adanya perbedaan persepsi mengenai mutu pelayanan yang
dilakukan oleh penyedia layanan jasa khususnya seperti Rumah Sakit, yaitu:
2
Gap 2, Perbedaan antara persepsi manajemen terhadap harapan konsumen dan
spesifikasi kualitas jasa,
Gap 3, Perbedaan antara spesifikasi kualitas jasa dan penyampaian jasa, yaitu
kesenjangan antara spesifikasi kualitas pelayanan dan waktu pelayanan dari
petugas rumah sakit kepada pengunjung (pasien). Tjiptono (1998: 68)
menyebutkan ada tujuh faktor utama yang menyumbang kesenjangan ini, yaitu;
ketidakjelasan peran, konflik peran, dan ketidakcocokan pegawai dengan
tugas yang dikerjakan, ketidakcocokan antara teknologi dengan tugas yang
dilaksanakan, ketidakcocokan sistem pengendalian atasan, dan kurangnya
pengawasan, dengan ketiadaan kerja tim;
3
Proses penyampaian pelayanan kepada pasien tidak diatur dalam standar kinerja
yang ada di rumah sakit, Permasalahan ini merupakan kesenjangan yang terjadi
antara standar layanan dengan pemberian layanan. Dimana pelaksana tidak
menajalankan tugasnya sesuai standar.
Dari hasil pemetaan penelitian yang dilakukan oleh Andi (2013) menyebutkan
permasalahan kesenjangan yang terjadi terkait standar dengan pemberian
pelayanan adalah petugas kesehatan yaitu dokter, perawat, dan petugas
administrasi tidak sesuai dalam memberikan pelayanan sesuai standar pemberian
kesediaan obat yang diresepkan kepada pasien. Sehingga apabila merujuk pada
standar pelayanan terdapat masalah mengenai ketepatan pelayanan yang
diberikan pegawai instalasi rawat jalan.
Gap 5, Perbedaan antara jasa yang diharapkan dan yang dirasakan, yaitu
perbedaan antara pelayanan yang diharapkan publik dan yang dirasakan atau
dipersepsikan publik. Harapan ini dapat timbul karena pengalaman masa lalu,
4
kebutuhan pribadi tertentu, pembicaraan dari mulut ke mulut serta komunikasi
eksternal.
Kendala-kendala yang dihadapi oleh manajemen rumah sakit di atas merupakan faktor-
faktor yang dapat mempengaruhi kualitas layanan rumah sakit kepada pelanggan sehingga
kendala-kendala tersebut juga dapat mempengaruhi kepuasan pelanggan.
5
B. Mencari Solusinya ( Closing Gap-Google) untuk faktor-faktor Gap tersebut
Solusi yang dapat diterapkan untuk mengatasi kemungkinan Gap dalam meyediakan
pelayanan dari pihak penyedia layanan Rumah Sakit (managemen) dengan para pelanggan
atau masyarakat yang membutuhkan pelayanan yaitu diantaranya:
Dalam menghadapi Gap kedua perbedaan antara persepsi manajemen terhadap harapan
konsumen dan spesifikasi kualitas jasa, Pihak manajemen penyedia jasa layanan Rumah
Sakit harus bisa memiliki respond aktif dalam upaya meningkatkan pelayanan seperti :
Closing Gap ketiga Perbedaan antara spesifikasi kualitas jasa dan penyampaian jasa
Dalam menghadapi kegagalan dalam pelayanan yang kurang baik, maka pihak penyedia
layanan Rumah Sakit harus :
Dalam menghadapai kegagalan pelayanan yang tidak sesuai dengan informasi yang didapat
oleh para pelanggan atau masyarakat yang memiliki penilaian yang tinggi terhadap pihak
penyedia layanan rumah sakit dapat dilakukan dengan :
Closing Gap 5, perbedaan antara jasa yang diharapkan dan yang dirasakan
Dalam menghadapai perbedaan harapan pasien yang dipersespsikan tim medis sebagai
petugas frontline masih jauh lebih tinggi dibandingkan dengan harapan pasien yang
7
dipersepsikan oleh manajemen maka pihak penyedia layanan kesehatan rumah sakit harus
selalu aktif dalam :
1. Membuat kotak saran sebagai media penelitian manajemen yang nantinya akan
dijadikan dasar aksi (respon) apa bila ada keluhan dari pelanggan
2. Memberikan paket-paket diskon sebagai bentuk penghargaan dalam setiap moment
moment penting (hari besar keagamaan dan hari besar negara)
3. Mengadakan layanan kepada pelanggan khusus
4. Selalu melakukan evaluasi 5 M (Man, Money, Material, Methode, Machine dan
Mass)
5. Membuat kerangka kerja PDCA Cycle (Plan, Do, Check, Action) secara berkala.
2. Dalam menetapkan metode Closing Gap yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan
(Masyarakat) maka setiap penyedia layanan kesehatan rumah sakit dapat
menerapkan metode sebagai berikut :
8
kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 1998: 57). Sasaran kuesioner adalah
masyarakat pengguna layanan di RS Pertamina Sorong. Kuesioner ini dimaksudkan
untuk meminta penilaian masyarakat terhadap kualitas pelayanan publik di bagian
tersebut. Responden hanya memilih serta melihat jawaban yang telah disediakan
sesuai dengan keadaan subjek. Jawaban dari pernyataan- pernyataan tersebut
memiliki (5) lima alternatif jawaban. Masing-masing mempunyai skore atau
bobot yang berbeda:
9
4. Dokumentasi dengan melakukan penelusuran dan identifikasi untuk melengkapi
dan mempertajam data dari kuesioner, wawancara dan observasi. Studi dokumentasi
dimaksudkan untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan kualitas pelayanan
publik, dengan demikian dari studi dokumen akan diperoleh gambaran jelas mengenai
isi dan substansi kualitas pelayanan publik. Adapun dokumentasi yang dimaksud
seperti Profile RS Pertamina Sorong, Renstra RS Pertamina Sorong.
Sebagai bentuk dari riset manajemen, Rumah sakit Pertamina Sorong melaksanakan survey
penilaian ServQual dengan servqual model. Sample dilakukan kepada 10 pelanggan yang
berkunjung ke RS Pertamina Sorong dengan jumlah pertanyaan 27 (dua tujuh), yang mana
sample yang diambil perceived service pada pelanggan rawat jalan dan disbanding kan dengan
expected service dari manajemen. Unutk kebih jelasnya dapat dilihat dari table berikut :
10
Tabel 1.1. hasil survei Servqual
1 TANGIBEL 4 4 5 5
2 RELIABILITY 5 5 5 5
3 RESPONSIVENESS 5 5 5 5
4 ASSURANCE 5 5 5 5
5 EMPATHY 5 5 5 5
24 25
Arti score
1. Tangible
Untuk data kuisioner tangible yang dilaksanakan pada penampilan Lingkungan yang
bersih dan kering dimana Expected Service dari manajemen di angka 4 (baik) dan
kenyataan dari perceived service dari pelanggan di angka 5 (sangat baik)
2. Reliability
Untuk data kuisioner Reliability yang dilaksanakan pada kehandalan Profesional dan
kompeten dari petugas medis yang menangani pasien dimana Expected Service dari
manajemen di angka 5 (sangat baik) dan kenyataan dari perceived service dari pelanggan
di angka 5 (sangat baik).
11
3. Responsiveness
Untuk data kuisioner Responsiveness yang dilaksanakan pada Ramah, Sopan dan cepat
tanggap dari petugas sekurity dimana Expected Service dari manajemen di angka 5 (sangat
baik) dan kenyataan dari perceived service dari pelanggan di angka 5 (sangat baik).
4. Assurance
Untuk data kuisioner Assurance yang dilaksanakan pada Komunikasi dan penjelasan
tindakan keperawatan dimana Expected Service dari manajemen di angka 5 (sangat baik)
dan kenyataan dari perceived service dari pelanggan di angka 5 (sangat baik).
5. Empathy
Untuk data kuisioner Empathy yang dilaksanakan pada Petugas (security) memberikan
arahan ketika diminta dimana Expected Service dari manajemen di angka 5 (sangat baik)
dan kenyataan dari perceived service dari pelanggan di angka 5 (sangat baik).
Dari kesimpulan pelaksanaan kuisionel Service Quality tersebut setelah dijumlahkan total 5 (lima)
komponen penilaian maka dapat disimpulkan bahwa :
ES PS
Dimana Expected Service (ES) dari manajemen adalah 24 dan perceived service (PS) adala 25, maka
dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan dari RS Pertamina Sorong berada pada level
Kualitas luar biasa.
12