Zeithaml Berry
oleh: seta basri 72 komentar
metode penelitian
Share:
Analisis Kualitas Pelayanan atau Service Quality (akronimnya SERVQUAL) adalah suatu
metode desktiptif guna menggambarkan tingkat kepuasan pelanggan. Metode ini
dikembangkan tahun 1985 oleh A. Parasuraman, Valarie A. Zeithaml, dan Leonard L. Berry
lewat artikel mereka di Journal of Marketing. Metode di jurnal tersebut lalu direvisi oleh
mereka lewat artikel “SERVQUAL: A Multiple-Item Scale for Measuring Consumer
Perceptions of Service Quality.”
Asal-Muasal SERVQUAL
Tahun 1985, dalam artikelnya mereka menekankan adanya fenomena umum bahwa
pencapaian kualitas dalam hal produk dan layanan menduduki posisi sentral. Kualitas layanan
ini bagi mereka belum lagi terdefinisikan secara baik. Kualitas layanan, menurut mereka,
adalah perbandingan antara Harapan (Expectation) dengan Kinerja (Performance). Dengan
mengutip Lewis and Booms 1983, mereka menyatakan:
"Service quality (kualitas layanan) adalah ukuran seberapa baik suatu layanan menemui
kecocokan dengan harapan pelanggan. Penyelenggaraan kualitas layanan berarti melakukan
kompromi dengan harapan pelanggan dengan tata cara yang konsisten."
Dalam upaya awal membangun konsepsi seputar kualitas pelayanan, Parasuraman, Zeithaml,
and Berry mengajukan skema berikut:
Dalam membandingkan antara Harapan dan Kinerja tercipta kesejangan (discrepancies).
Kesenjangan ini disebut dengan GAP. Terdapat 5 GAP sehubungan dengan masalah kualitas
pelayanan. Potret Indonesia
GAP 1 adalah gap antara Harapan Pelanggan – Persepsi Manajemen. Sehubungan GAP 1 ini,
ketiganya mengajukan Proposisi 1: “Gap antara harapan pelanggan dan persepsi (kinerja)
manajemen atas harapan tersebut akan punya dampak pada penilaian pelanggan atas kualitas
pelayanan.”
GAP 2 adalah gap antara Persepsi Manajemen – Spesifikasi Kualitas Pelayanan. Sehubungan
dengan GAP 2 ini, ketiganya mengajukan Prosposisi 2: “Gap antara persepsi manajemen
seputar harapan pelanggan dan spesifikasi kualitan pelayanan akan berdampak pada kualitas
pelayanan dari sudut pandang pelanggan.”
GAP 5 adalah gap antara Pelayanan Diharapkan (Expected Service) – Pelayanan Diterima
(Perceived Service). Sehubungan dengan GAP 5 ini, ketiganya mengajukan Proposisi 5:
“Kualitas yang pelanggan teriman dalam pelayanan adalah fungsi magnitude dan arah gap
antara pelayanan yang diharapkan dan pelayanan yang diterima.”
Ketepatan tagihan;
Penyimpanan catatan secara benar;
Ketepatan jadual.
Pelayanan mudah diakses lewat telepon (jalur tidak sibut dan tidak menyuruh
tunggu);
Waktu tunggu pelayanan tidak lama;
Jam operasi yang nyaman;
Lokasi fasilitas pelayanan yang nyaman.
COURTESY meliputi keramahan, respek, tenggang rasa, dan persahabatan dalam kontak
personil (termasuk resepsionis, operator telepon, etc). Ia meliputi:
Nama organisasi;
Reputasi organisasi;
Karakteristik pribadi dari personil yang melakukan kontak;
Keamanan fisik;
Keamanan finansial;
Kerahasiaan.
Dalam menghubungkan ke-10 determinan dengan Harapan (expected service) dan Kinerja
pelayanan (perceived service), ketiganya membuat model analisis di bawah ini:
Dalam model analisis di atas, tampak bahwa Expected Service (Pelayanan yang Diharapkan)
bergantung pada WOM (Word of Mouth), Personal Needs dan Past Experience. Berita dari
mulut ke mulut, kebutuhan pribadi, serta pengalaman masa lampau merupakan tiga variabel
bebas yang memicu muncul Pelayanan yang Diharapkan (expected service). Di sisi lain,
Perceived Service (Pelayanan yang Diterima) bergantung pada variabel Penentu Kualitas
Pelayanan (determinants of service quality). Variabel ini diukur lewat 10
indikator. Perbandingan antara Pelayanan yand Diharapkan dengan Pelayanan yang Diterima
memunculkan Kualitas Pelayanan yang Diterima (Perceived Service Quality). Kualitas
Pelayanan yang Diteririma inilah yang kerap disebut sebagai alat ukur Kualitas Pelayanan
serta Kepuasan Pelanggan.
Setelah membahas Model Analisis di atas, Parasuraman, Zeithaml, dan Berry lantas
mengajukan Proposisi Ke-7 yang berbunyi: “Pelanggan biasanya bersandar pada unsur
pengalaman di saaat menilai kualitas pelayanan.”
Perceived Service Quality (Kualitas Pelayanan yang Diterima) berkisar pada kontinum
kualitas ideal hingga kualitas yang tidak bisa diterima, di mana poin-poin di sepanjang
kontinum tersebut mewakili kualitas kepuasan. Pemosisian persepsi pelanggan atas kualitas
pelayanan pada kontinum bergantung pada sifat kesenjangan antara Expected Service (ES)
dengan Perceived Service (PS), yang dirangkum dalam proposisi ke-8, yang bunyinya:
Proposisi 8:
“(a) Kala ES > PS, kualitas diterima lebih kecil ketimbang kepuasan dan akan membawa
pada kualitas tidak bisa diterima secara total, dengan meningkatkan kesenjangan antara ES
dan PS;
(b) Kala ES = PS, kualitas diterima adalah memuaskan;
(c) Kala ES < PS, kualitas diterima lebih dari yang diharapkan dan akan membawa pada
kualitas ideal, dengan meningkatkan kesenjangan antara ES dan PS.
Dalam karya awal mereka, Parasuraman, Zeithaml and Berry mengetengahkan 10 determinan
guna menentukan Pelayanan yang Diterima (Perceived Service atau PS). Dalam artikel kedua
mereka ini mereka merevisi ke-10 determinan tersebut.
Skala yang mereka gunakan guna mengukur sikap pelanggan menggunakan Skala 7 poin
yang berkisar dari “Strongly Agree” (7) hingga “Strongly Disaggree” (1), tanpa penjelasan
verbal untuk skala (2) hingga (6). Pernyataan seputar Harapan dikelompokkan sendiri dan
disajikan pertama kali dalam kuesioner, menyusul pernyataan seputar Pelayanan Diterima
(PS). Pernyataan seputar Harapan diberi label “E” sementara seputar layanan diterima diberi
label “P”. Butir pernyataan negatif ditandai dengan tanda minur (-) di apendix tulisan mereka.
Berdasarkan proposisi ke-8 dan penelitian yang mereka lakukan, Parasuraman, Zeithaml, dan
Berry menyusun rumus Kepuasan Pelanggan berikut:
Q=P–E
Dimana :
Setelah melakukan serangkaian Uji Validitas dan Reliabilitas, Parasuraman, Zeithaml, and
Berry sampai pada suatu kondisi di mana dari 10 determinan berkurang menjadi 5
determinan, dengan rincian berikut:
Penggunaan Praktis dalam Skripsi
Unsur penting yang hendak diselidiki oleh metode SERVQUAL adalah Kualitas Pelayanan
yang Diterima oleh pelanggan suatu organisasi atau perusahaan. Dasar pemikiran ketiga
peneliti pun telah mereka muat dalam Proposisi 1 hingga Proposisi 8.
Tata cara melakukan perbandingan antara Harapan dengan Yang Terjadi yaitu dengan
memperhatikan Proposisi 8 tulisan Parasuraman, Zeithaml, dan Berry, yang berbunyi:
“(a) Kala ES > PS, kualitas diterima lebih kecil ketimbang kepuasan dan akan membawa
pada kualitas tidak bisa diterima secara total, dengan meningkatkan kesenjangan antara ES
dan PS; (b) Kala ES = PS, kualitas diterima adalah memuaskan; (c) Kala ES < PS, kualitas
diterima lebih dari yang diharapkan dan akan membawa pada kualitas ideal, dengan
meningkatkan kesenjangan antara ES dan PS.”
Dari Proposisi ke-8 di atas, misalnya, seorang peneliti di STIA Sandikta dapat memaklumkan
hal-hal berikut ini:
1. Jika Q > 0 maka ES > PS; pelanggan kurang puas atas pelayanan yang diterima;
2. Jika Q = 0 maka ES = PS; pelanggan puas atas pelayanan yang diterima;
3. Jika Q < 0 maka EC < PS; pelanggan lebih dari puas atas pelayanan yang diterima
atau mengalami kondisi ideal.
Hipotesis penelitian yang mungkin dirumuskan dalam penelitian yang menggunakan metode
SERQUAL ini adalah:
Berdasarkan Proposisi 8 di atas juga dapat peneliti STIA Sandikta buat Hipotesis Statistik
berikut :
H0 : ES = 0
H1 : ES ≠ 0
Dalam upaya membuktikan Hipotesis, peneliti harus terlebih dahulu mencari nilai Q. Nilai Q
dapat diperoleh dengan rumus:
Q=P–E
Dimana :
Q = Kualitas Pelayanan Pelanggan
E = Harapan Pelanggan atas Kualitas Pelayanan
P = Pelayanan yang sesungguhnya diterima
Selepas kuesioner disebar dan dicoding, buatlah tabel perhitungan sebagai berikut:
Di mana :
Penulis melengkapi tulisan ini dengan Kuesioner asli dari Parasuraman, Zeithaml, and Berry.
Kuesioner tersebut terbagi 2 yaitu Harapan dan Kenyataan. Kuesioner Harapan harus
disuguhkan terlebih dulu kepada responden (dengan penjelasan) baru kemudian Kenyataan
(dengan penjelasan). Selain itu juga penulis sertakan lingkup item setiap variabel dan butir-
butir pertanyaan negatif.
-------------------------
Referensi:
APPENDIX:
Arahan Peneliti:
Arahan Peneliti:
Pernyataan Positif
Pernyataan Negatif
P10, P11, P12, P13, P18, P19, P20, P21, P22 Tatkala peneliti STIA Sandikta hendak
melakukan coding dengan SPSS, butir-butir negatif harus ditranspose terlebih dahulu. Jangan
sampai lupa.
tags:
pengertian kualitas pelayanan dari sumber utama yaitu parasuraman zeithaml berry kuesioner
servqual perkembangan teori kualitas pelayanan pelanggan
Service Quality lebih lazim disingkat ServQual dengan huruf S dan Q kapital. Kata ini
berawal pada tahun 1983 ketika tiga sekawan yang terdiri dari Valerie A. Zeithamal, Leonard
L. Berry dan A Parasuraman melakukan penelitian mengenai bagaimana memaksimalkan
kualitas dari setiap pelayanan. Parasuraman mengambil posisi leader pada penelitian ini,
sehingga tak heran sebagian orang menyebut ServQual dengan sebutan lain yaitu
Parasuraman Theory.
Marketing Science Institute (MSI) menjadi sponsor penelitian besar ini. MSI harus bersabar
selama 7 tahun untuk bisa mendapatkan hasil final. Setidaknya ada Phase tahapan dalam
melakukan penelitian ini. Phase I dilakukan Qualitative Study terhadap CEO dan para
Executive dari perusahaan-perusahaan jasa dan kepada Pelanggan-pelanggan mereka.
Kemudian dilanjutkan Phase II dengan melakukan Study Emphiris yang sangat panjang dan
dalam skala yang sangat besar. Phase ini terfokus pada sisi ”pelanggan” dengan
mengembangkan berbagai Service Quality Model. Dari Phase ini mereka berhasil
mengembangkan Metode yang bertujuan untuk mengukur service quality yang selanjutnya
disebuat ServQual.
Berbeda dengan Phase II, pada Phase III penelitian lebih difokuskan kepada Perusahaan-
perusahaan penyedia Servis. Sedikitnya 89 perusahaan besar di dunia yang dilibatkan dalam
penilitian mereka. Kategori jasa yang dilibatkan dalam survei ini terdiri dari Kartu Kredit,
Asuransi, Telekomunikasi, Selular, Perbankan, Sekuritas, Jasa Perbaikan (Appliance Repair),
Otomotif, Hotel, Rental dan Penyewaan Kantor. Hampir semua kegiatan penelitian seperti
FGD (Focus Group Discussion), In Depth, Customer Surveys, Employee Surveys, Executive
Interviews, Front Line Surveys, Manager Surveys dilakukan dalam kegiatan ini.
Setelah dilakukan Correspondence Analysis terhadap ke sepuluh atribut tersebut, maka oleh
komputer terjadi penggabungan beberapa Atribut akibat kesamaan karakter. Akhirnya, dalam
analysis tersebut terbentuk 5 dimensi baru seperti yang telah banyak dikenal saat ini. Kelima
dimensi tersebut sering juga disingkat TARRE, agar dapat lebih mudah mengingatnya.
1. Tangibles
2. Assurance (Competence, Courtesy, Credibility, Security),
3. Reliability
4. Responsiveness
5. Empathy (Access, Communication dan Understanding the Customer)
Kepuasan pelanggan ditentukan oleh 5 dimensi tersebut. Yang pertama adalah dimensi
Tangible (Fisik). Pelanggan akan puas jika penampilan gedung perusahaan baik, karyawan
menggunakan seragam yang rapih agar ada perbedaan antara pelanggan dengan karyawan
sehingga memudahkan pelanggan mengenali dan dapat meminta pelayanan dengan cepat.
Selain seragam dan gedung, tempat parkir, ruang tunggu, toilet, penunjuk arah, brosur dan
berbagai bentuk tanjibel lainnya masuk dalam dimensi ini.
Dimensi kedua adalah Assurance (Keyakinan), dimensi ini ditunjukkan oleh kemampuan
karyawan memberikan keyakinan kepada pelanggan dalam melakukan transaksi dengan
perusahaan. Keyakinan ini karena karyawan mampu menjawab kebutuhan dan pertanyaan
klien, karena perusahaan memiliki Standard Operation Procedural (SOP) yang rapih, karena
perusahaan memiliki teknologi yang handal, dan perusahaan serta karyawan memiliki produk
dan servis yang konsisten.
Dimensi ketiga adalah Reliability (Keandalan), dimensi ini ditunjukkan oleh kemampuan
karyawan dan perusahaan memenuhi semua janji-janjinya, baik yang dijanjikan melalui iklan
maupun janji-janji yang diucapkan oleh frontliner dan lainnya. Kemudian, dimensi ini juga
ditunjukkan juga oleh kemampuan perusahaan memberikan produk dan pelayanan yang benar
pertama kali (Performing services right at the first time and providing services at the
promised time also Maintaining error – free records).
Dimensi kelima atau dimensi terakhir adalah Empathy (Empati), dimensi ini ditunjukkan oleh
kemampuan karyawan dan perusahaan dalam memberikan perhatian khusus kepada
pelanggan. Contoh yang paling sering digunakan dalam dimensi ini adalah kemampuan
karyawan mengingat nama dan kebiasaan pelanggan. Misalnya, seorang pelanggan hotel
yang datang lalu disapa dengan menyebutkan namanya, kemudian diberikan kamar non
smoking karena memang pelanggan tersebut tidak merokok, tanpa pelanggan tersebut
menyebutkan keinginannya terlebih dahulu. (Giving customers individual attention,
Employees who deal with customers in a caring fashion Having the customer’ s best interest
at heart, Employees who understand the needs of their customers, Convenient business hours)
Disamping kelima dimensi tersebut, di dalam ServQual juga dijelaskan mengenai gap-gap
yang sering terjadi dalam perusahaan. Gap tersebut antara lain :
Gap 1 : Adanya perbedaan (gap) antara “harapan pelanggan” dengan “persepsi manajemen
terhadap harapan pelanggan”
Gap 2 : Adanya perbedaan (gap) antara “persepsi manajemen terhadap harapan pelanggan”
dengan “spesifikasi pelayanan/ produk yang akan diberikan”
Gap 3 : Adanya perbedaan (gap) antara “spesifikasi pelayanan/ produk yang akan diberikan”
dengan “pelayanan/ produk yang diberikan”
Gap 4 : Adanya perbedaan (gap) antara “pelayanan/ produk yang diberikan” dengan
“komunikasi eksternal yang didapatkan pelanggan”
Gap 5 : Adanya perbedaan (gap) antara “spesifikasi pelayanan/ produk yang akan diberikan”
dengan “persepsi manajemen terhadap harapan pelanggan”
72 komentar:
1.
Balas
2.
Balas
3.
terima kasih..
untuk kuesioner yang anda tampilkan itu kuesioner asli? kalau boleh bs share link
nya?? :)
Balas
Balasan
1.
seta basriSelasa, 25 September, 2012
2.
Balas
4.
Balas
Balasan
1.
Balas
5.
Balas
Balasan
1.
Balas
6.
Balas
Balasan
1.
Balas
7.
mantap pak tulisan nya . klo boleh saya minta contoh kuesioner2 yng bapak punya .
trims pak ...
Balas
Balasan
1.
Balas
8.
Sangat bermanfaat pak... kira2 adakah buku atau referensi lain yang lebih lengkap ttg
metode ini? klu ada, bisa sya minta informasinya. terima kasih
Balas
Balasan
1.
Buku terbitan dalam negeri amat banyak mengenai hal ini. Di antaranya
Freddy Rangkuti, Measuring Customer Satisfaction Teknik Mengukur Strategi
Kepuasan Pelanggan; Hessel Nogi S. Tangkilisan, Manajemen Publik. Dan
masih banyak lagi lainnya yang menggunakan/membahas SERVQUAL dari
Parasuraman, Berry, dan Zeithaml ini.
Demikian tanggapan dari saya. Semoga bermanfaat.
Balas
9.
Balas
Balasan
1.
Sama-sama. Alhamdulillah.
Balas
10.
Pak mau nanya.. Transpose itu maksudnya apa ya? apakah untuk pertanyaan negatif
nilainya diubah?
1 ->7
2 ->6
3 ->5
4 ->4
5 ->3
6 ->2
7 ->1
Balas
Balasan
1.
Balas
11.
Balas
Balasan
1.
Balas
12.
assalamualaikum pak
klo boleh tau ini sumbernya dari buku rosady ruslan "manajemen PR dan media
komunikasi"?
terima kasih
Balas
Balasan
1.
Wa'alaikum salaam. Sumber yang saya gunakan untuk tulisan ini adalah:
A. Parasuraman, Valarie A. Zeithaml, and Leonard L. Berry, "SERVQUAL: A
Multiple-Item Scale for Measuring Consumer Perceptions of Service Quality"
dalam Journal of Retailing Volume 64 Number 1 Spring 1988, pp.12-40.
Sumber dari jurnal ini adalah pokok dari pembahasan mengenai SERVQUAL.
Demikian tanggapan saya. Sama-sama. Semoga bermanfaat.
Balas
13.
saya masih bingung dg uji validitas dan realibilitas angket saya tentang survei
kepuasan peserta didik terhadap pelayanan sekolah yg telah memiliki sertifikat ISO..
kira-kira pake metode analisis apa ya? saya pake r product moment disalahkan
dosbing saya. mohon bantuannya pak. terimakasih.
Balas
Balasan
1.
Balas
14.
Selamat malam pak, apakah ada referensi buku jurnal atau semacamnya untuk
melakukan analisis servqual six-sigma? terimakasih sebelumnya.
Balas
Balasan
1.
Selamat malam.
Mengenai hal tersebut banyak sekali terdapat, terutama di internet. Beberapa
di antaranya adalah:
http://macrothink.org/journal/index.php/jmr/article/viewFile/887/844
http://web.nchu.edu.tw/pweb/users/arborfish/lesson/10249.pdf
https://www.decisionsciences.org/Proceedings/DSI2008/docs/131-6391.pdf
Pada link-link di atas, dapatlah kiranya diambil contoh-contoh penerapan
analisis servqual menggunakan six sigma.
Demikian tanggapan dari saya. Semoga bermanfaat.
Balas
15.
Balas
Balasan
1.
seta basriRabu, 24 Desember, 2014
Balas
16.
sore pak,
kebetulan saya sedang mencari kuesioner parasuraman dan kawan2
saya mencari kuesioner tersebut atas referensi dari dr dosen penguji saya
saya mau taya pak,
saya masih sedikit bingung apabila tangibles dan yg lainnya saya jadikan dimensi,
lalu yg dijadikan indikator dr peryataan2 tersebut apa pak?
untuk mengghitun kuesioner tersebut saya menggunakan analisis faktor (CFA) dan
metode analisis y saya menggunakan SEM
terima kasihh
Balas
Balasan
1.
Balas
17.
Balas
Balasan
1.
Balas
18.
Assalamualaikum
kuesioner di atas kalo d pake buat skala likert bisa g ea?
n apake regresi berganda
mohon bantuannya
:)
terima kasih
Balas
Balasan
1.
19.
Balas
Balasan
1.
Balas
20.
Balas
Balasan
1.
Selamat sore. Memang, untuk buku itu tidak ada. Namun, sumber yang dapat
diakses adalah yang "SERVQUAL: A Multiple ..."
Sama-sama. Semoga bermanfaat.
Balas
21.
Balas
Balasan
1.
Balas
22.
Balas
Balasan
1.
Balas
23.
Balas
Balasan
1.
Balas
24.
Balas
Balasan
1.
Selamat siang.
Penelitian Anda kiranya adalah Regresi Berganda. Dengan demikian, alangkah
baiknya setelah diuji validitas dan reliabilitas, dilaksanakan rangkaian Uji
Asumsi Uji Regresi Berganda. Mengenai langkah-langkahnya, dapat diamati
di artikel Uji Regresi Berganda, khususnya pada bagian prasyarat.
Demikian tanggapan dari saya. Sama-sama. Semoga bermanfaat.
Balas
25.
selamat sore, saya mau tanya untuk kuesioner harapan dan apap yang diterima apakah
bisa dijadikan dalam 1 kuesioner saja? mengingat isi dari butir perrtanyaannya adalah
sama, hanya sudut pandang saja yang berbeda. terimakasih.
Balas
Balasan
1.
Selamat sore.
Pada intinya, teknik penyusunan kuesioner adalah "hak prerogatif" penelitian
berserta tim-nya (termasuk pembimbing). Dengan demikian, peletakan konten
adalah fleksibel. Namun, syarat utama dari sebuah pengisian kuesioner adalah,
peneliti (atau tim-nya) menjelaskan "sejelas-jelasnya" kepada responden
seputar bagaimana seharusnya mengisi kuesioner tersebut.
Sama-sama. Semoga bermanfaat.
Balas
26.
selamt malam seumpama metode servqual ini tidak menggunakan hipotesis boleh
tidak ?
trma ksh
Balas
Balasan
1.
Balas
27.
assalamualaikum pak,,mau bertanya ne ,,oia pak untuk analisi Gap kita memakai
aplikasi apa?terima kasih,wassalam
Balas
Balasan
1.
2.
Balas
28.
Reza TaupikRabu, 22 Juni, 2016
Balas
Balasan
1.
Balas
29.
Balas
Balasan
1.
Balas
30.
Balas
31.
Balas
32.
assalamualaikum pak
kalo analisis tingkat kepuasan nasabah terhadap pelayanan mengunakan metode apa
ya pak......, apakah metode serqual atau regresi linear berganda
Balas
33.
selamat malam pak, saya ingin menanyakan tentang metode apa yang harus saya
gunakan dengan judul skripsi "pengembangan tenaga kesehatan dalam meningkatkan
kualitas pelayanan di RSUD Serui" sebaiknya metode penelitian apa yang saya
gunaka, mohon bantuannya pak.. terima kasihh
Balas
34.
slmt sore mas.. terima kasih jurnalnya sangat membantu sekali.... klo boleh link
contoh kuesioner nya mas? terima kasih
Balas
35.
alhamdulillah dimenit menit terakhir saya ketemu jurnal ini...smoga ilmu anda berkah
krn menolong org lain....seperti saya... sekali lg terimakasih
Balas
36.
selamat siang pak, saya mahasiswi yang lagi menyusun skripsi tentang kualitas
pelayanan. saya bingung dengan model dan pilihan teori yang cocok dengan
penelitian skripsi saya. apakah bapak bisa membantu untuk memberikan rekomendasi
pilihan model dan teori nya ?
makasih pak :)
Balas
37.
Selamat siang pa
maaf sy mau tanya, saya bekerja di bagian purchasing dan accounting, dan sy lg
membuat proposal dengan judul " pengaruh pembuatan purchases order ( PO )
terhadap keberhasilan mendapatkan customer dengan metode Servqual" itu bisa gak
ya?
mohon masukannya terima kasih.
Balas
38.
Asslaamualaikum pak
Saya lagi menyusun buat kerja praktek pak
Dengan judul analisa pelayanan amc terhadap parking pesawat,
Kira metode yan bisa saya ambil apa ya pak ?? Dengan menggunkab metode apa
Balas
39.
Siang pak ..
saya mahasiswa yang sedang menjalani skripsi dengan judul "Strategi Komunikasi
Pramuwisata dalam memberikan Pelayanan Prima di TX Travel"
yang saya tanyakan, apakah saya bisa memakai Teori Servqual untuk bahan kajian
saya
Mohon bantuannya pak, terimakasih
Balas
40.
jdi saya sudah mebuat indikator pertanyaan berdasarkan dimensi dari servqual, disini
total pertanyaan saya adal 36 untuk lima dimensi tersebutm, namun dosen penguji
saya menanyakan mengapa indikator peneliaian saya 36 indikator, kanapa tidak lebih
atau kurang?
yg saya tanyakan apakah ada metode khusus dalam membuat indikator pernyataan
dan menentukan jumlah indikator tersebut? kta dosen saya apakah bisa menggunakan
metode ekspert choise atau laiinya?
mohon bantuannya pal
Balas
41.
UnknownSelasa, 31 Oktober, 2017
Balas
42.
Assalamualaikum, pak, kalau untuk model konseptual metode servqual yang terbaru
ada atau tidak pak ?
Balas
43.
assalamualaikum pak, saya ingin bertanya kalau nanti membuat kuisioner apakah saya
membuat 5 tabel dengan pernyataan yang sama karena mengikuti metode servqual
ada 5 gap menurut persepsi yang berbeda?
Balas
Ketik komentar anda. Pada Beri komentar sebagai pilih Name/URL jika anda tak memiliki
Google Account. Lalu klik Publikasikan.
Recent
Popular
Label