Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara pertanian, dimana pertanian memegang

peran penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Sebagian besar

masyarakat indonesia hidup bergantung pada hasil pertanian. Hal ini dapat di

tunjukkan dari banyaknya penduduk dan tenaga kerja yang hidup atau bekerja

pada sektor pertanian atau produksi nasional yang berasal dari pertanian. Oleh

karena itu, sebagian negara agraris bangsa indonesia sudah tentu mengembangkan

pengetahuannya dalam bidang pertanian (Tati Nurmala, 2012).

Ubi kayu (Manihot utilisima) termasuk tumbuhan berbatang lunak atau

getas (mudah patah). Ubi kayu berbatang bulat dan bergerigi yang terjadi pada

bekas pangkal tangkai daun, bagian tengahnya bergabus dan termasuk tumbuhan

yang tinggi. Ubi kayu dapat tumbuh subur di daerah yang berketinggian 1200

meter di atas permukaan laut. Daun ubi kayu memiliki tangkai panjang dan

helaian daunnya menyerupai telapak tangan dan tiap tangkai mempunyai daun

sekitar 3-8 lembar. Tangkai daun tersebut berwarna kuning, hijau atau merah

(Widianta dan Widi, 2008).

Dalam mencukupi kebutuhan ubu kayu yang semakin tinggi, maka perlu

dilakukan upaya penyediaan produksi melalui usaha budidaya intensif.

Keberhasilan peningkatan produksi ubi kayu melalui budidaya intensif dapat

terwujud apabila ditunjang dengan ketersediaan benih yang mutu nya baik dan

jumlahnya terpenuhi. Ketersediaan lahan pertanian yang cukup, teknologi yang

1
memadai, dan lingkungan hidup yang sehat sesuai syarat tumbuh tanaman ubi

kayu yang hendak di budidayakan dan juga dapat dilakukan peningkatan produksi

Dengan cara bermitra dengan suatu lembaga.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka adapun rumusan masalah dari

penelitian ini adalah :

1. Bagaiman strategi kemitraan antara petani ubi kayu dengan PT. Deli Sari

Murni Tapioka dalam meningkatkan pendapatan petani ?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah

untuk menganalisis :

1. Strategi kemitraan antara petani ubi kayu dengan PT. Deli Sari Murni

Tapioka terhadap peningkatan pendapatan ubi kayu.

1.4. Kegunaan Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang telah di uraikan tersebut, maka

kegunaan penelitian ini di rumuskan sebagai berikut :

1. Bahan informasi bagi PT. Deli Sari Murni Tapioka dan instansi terkait untuk

meningkatkan pendapatan dalam kegiatan usaha tani ubi kayu.

2. Bahan informasi bagi petani ubi kayu dalam mengembangkan usahataninya.

3. Sebagai bahan referensi dan bahan study bagi pihak-pihak lainnya yang

membutuhkan dan sebagai informasi bagi para peneliti selanjutnya.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

Pertanian dalam arti sempit disebut dengan pertanian rakyat yaitu usaha

pertanian keluarga dimana produksi lahan-lahan bahan makanan utama seperti

padi, palawija, jagung, kacang-kacangan, dan ubi-ubian, dan tanaman hortikultura

yaitu sayur-sayuran dan buah-buahan. Pertanian rakyat biasanya diusahakan di

tanah sawah, ladang, dan pekarangan walaupun tujuan penggunaan hasil-hasil

tanaman itu tidak merupakan kriteria namun pada umumnya sebagian besar hasil

pertanian rakyat adalah kebutuhan konsumsi keluarga (Mubyarto, 1987).

Dalam dunia tumbuhan khususnya tanaman hortikultura, ubi kayu di

klasifikasikan sebagai berikut :

Kingdom

Divisi : Plantae

Subdivisi : Spermatophyta

Kelas : Angiospermae

Famili : Euphorbiaceae

Genus : Manihot

Spesies : Manihot utilisima

Batang tanaman ubi kayu berkayu, beruas-ruas, dan panjang, yang

ketinggiannya mencapai 3 meter atau lebih. Warna batang bervariasi, tergantung

kulit luar, tetapi batang yang masih muda umumnya berwarna hijau dan setelah

tua menjadi keputih-putihan, kelabu, atau cokelat kelabu. Empulur batang

berwarna putih, lunak dan strukturnya seperti gabus (Sundari, 2010).

3
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Analisis SWOT

Analisis Faktor Internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal

(peluang dan ancaman) pada budidaya ubi kayu di Desa Paya Pinang.

Berdasarkan peninjauan ke lapangan dan sesuai dengan beberapa metode yang

digunakan, untuk mengetahui faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor

eksternal (peluang dan ancaman) pada budidaya ubi kayu. Tahap pertama yang

harus dilakukan adalah tahap pengumpulan data. Pada tahap ini maka diketahui

faktor internal dan eksternal sebagai berikut :

Beberapa kekuatan pada usaha tani ubi kayu :

1. Petani enggan untuk bermitra dengan perusahaan lain.

2. Ketersediaan saprodi/alsintan dan armada transportasi saat dibutuhkan petani.

3. Adanya kepastian pasar dan jaminan harga yang diberikan perusahaan untuk

petani.

4. Adanya pemberian kredit modal untuk petani da transportasi.

Beberapa kelemahan pada usaha tani ubi kayu :

1. Petani tidak mempunyai kekuatan untuk menentukan harga jual ubi kayu

2. Resiko kerugian ditanggung oleh petani

3. Adanya resiko penyusutan pabrik saat pabrik mengalami over capacity

4. Besarnya biaya transportasi karena jarak pabrik pengolahan yang cukup jauh

Beberapa peluang pada usaha tani ubi kayu :

1. Adanya permintaan pasar yang luas baik dalam maupun luar negeri

2. Tidak memerlukan teknologi yang tinggi pada proses pengolahan tanah petani

4
3. Perluasan daerah mitra masih tersedia

Beberapa ancaman pada usaha tani ubi kayu :

1. Adanya barang substitusi di pasar

2. Adanya pengalihan fungsi lahan

3. Adanya persaingan dengan perusahaan lain

Matriks Faktor Strategi Internal dan Eksternal

Tabel 1. Matriks Faktor Strategi Internal

Skoring
Faktor dan Elemen Strategi Internal Rating Bobot
(Rating x Bobot)
Kekuatan :
a. Petani enggan untuk bermitra 4 0,2 0,8
dengan perusahaan lain
b. Ketersediaan saprodi/alsintan dan
armada transportasi saat 4 0,1 0,4
dibutuhkan petani
c. Adanya kepastian pasar dan
jaminan harga yang diberikan 3 0,2 0,6
perusahaan untuk petani
d. Adanya pemberian kredit modal
4 0,1 0,4
untuk petani dan transportasi
Kelemahan
a. Petani tidak mempunyai 4 0,1 0,4
kekuatan untuk menentukan
harga jual ubu kayu
b. Resiko kerugian ditanggung oleh
3 0,1 0,3
petani

c. Adanya resiko penyusutan pabrik


3 0,1 0,3
saat pabrik over capacity
d. Besarnya biaya transportasi
karena jarak pabrik pengolahan 3 0,1 0,3
yang cukup baik

Total Internal 28 1 3,5

5
Tabel 2. Matriks Faktor Strategi Ekternal

Skoring
Faktor dan Elemen Strategi Eksternal Rating Bobot
(Rating x Bobot)
Peluang
a. Adanya permintaan pasar yang
4 0,2 0,8
luas baik dalam maupun luar
negeri
b. Tidak memerlukan teknologi yang
tinggi pada proses pengolahan 3 0,2 0,6
lahan petani
c. Perluasan daerah mitra masih
3 0,25 0,75
tersedia
Ancaman
a. Adanya barang substitusi di pasar 2 0,1 0,2
b. Adanya pengalihan fungsi lahan
1 0,15 0,15
c. Adanya persaingan dengan
perusahaan lain 3 0,1 0,3
Total Eksternal 16 1 2,8

Tabel 3. Gabungan Matrik Faktor Strategi Internal-Eksternal Usaha Tani

Ubi Kayu di Desa Paya Pinang Kecamatan Tebing Syahbandar

Skoring
Faktor dan Elemen Strategi Rating Bobot (Rating x
Bobot)
Kekuatan
a. Petani enggan untuk bermitra 4 0,2 0,8
dengan perusahaan lain
b. Ketersediaan saprodi/alsintan dan
armada transportasi saat 4 0,1 0,4
dibutuhkan petani
c. Adanya kepastian pasar dan
jaminan harga yang di berikan 3 0,2 0,6
perusahaan terhadap petani
d. Adanya pemberian kredit modal
4 0,1 0,4
untuk petani dan transportasi
Total Skor Kekuatan 15 0,6 2,2
Kelemahan
a. Petani tidak mempunyai kekuatan 4 0,1 0,4
untuk menentukan harga jual ubi
b. Resiko kerugian di tanggung oleh
3 0,1 0,3
petani

6
c. Adanya resiko penyusutan pabrik
saat pabrik mengalami over 3 0,1 0,3
capacity
d. Besarnya biaya transportasi
karena jarak pabrik yang cukup 3 0,1 0,3
jauh
Total Skor Kelemahan 13 0,4 1,3

Selisih Kekuatan dan Kelemahan 0,9


Peluang
a. Adanya permintaan pasar yang
4 0,2 0,8
luas baik dalam maupun luar
negeri
b. Tidak memerlukan teknologi yang
tinggi pada proses pengolahan 3 0,2 0,6
lahan petani
c. Perluasan daerah mitra masih
3 0,25 0,75
tersedia
Total Skor Peluang 10 0,65 2,15
Ancaman
a. Adanya barang substitusi dipasar
2 0,1 0,2
b. Adanya pengalihan fungsi lahan
1 0,15 0,15
c. Adanya persaingan dengan
perusahaan lain
3 0,1 0,3
Total Skor Ancaman 6 0,35 0,65
Selisih Peluang-Ancaman 1,5

Setelah melakukan perhitungan bobot dari masing-masing faktor internal

maupun eksternal kemudian di analisis dengan menggunakan matrik posisi.

Matrik ini digunakan untuk melihat posisi strategi pengembangan budidaya ubi

kayu di Desa Paya Pinang. Berdasarkan tabel diperoleh nilai X > 0 yaitu 0,9 dan

nilai Y > 0 yaitu 1,5. Posisi titik koordinatnya dapat dilihat pada koordinat

carterius berikut ini :

7
EKSTERNAL FAKTOR

Kuadran III Y (+) Kuadran I I


Strategi Turn-around Strategi Agresif N
T
E
1,5 R
N
A
L
X(-) X (+)
0,9
F
A
Kuadran IV Kuadran II K
Strategi Defensif Strategi Diversivikasi T
O
Y (-) R
Gambar 1. Matriks Posisi SWOT

Dari hasil matrik internal-eksternal yang diperoleh dari niali total skor

pembobotan pada usaha tani di Desa Paya Pinang adalah untuk faktor internal,

bernilai 0,34 yang artinya nilai ini merupakan selisih antara kekuatan dan

kelemahan dimana kekuatan lebih besar dibandingkan kelemahan. Untuk faktor

eksternal, bernilai 0,3 yang artinya nilai ini merupakan selisih antara peluang dan

ancaman dimana peluang lebih besar dibandingkan dengan ancaman.

Hasil ini menunjukkan bagaiman usaha tani ubi kayu ini berada pada

daera kuadran I ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan

tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang

yang ada. Strategi yang harus di terapkan kindisi ini adalah mendukung kebijakan

pertumbuhan yang agresif (Growth oriented strategy). Strategi agresif ini lebih

fokus kepada SO (Strength-Opportunities). Yaitu dengan menggunakan kekuatan

yang ada untuk memanfaatkan peluang yang ada.

8
Tabel 4. MATRIKS SWOT

INTERNAL STRENGTHS (S) WEAKNESSES (W)


a. Petani enggan untuk a. Petani tidak
bermitra dengan mempunyai
perusahaan lain. kekuatan untuk
b. Ketersediaan saprodi/ menentukan harga
alsintan. jual ubi kayu.
c. Adanya kepastian b. Resiko kerugian
pasar dan jaminan ditanggung oleh
harga yang diberikan petani.
perusahaan untuk c. Adanya resiko
EKSTERNAL petani. penyusutan pabrik
d. Adanya pemberian saat pabrik
kredit modal mengalami over
untukpetani capacity.
transportasi. d. Besarnya biaya
transportasi karena
jarak pabrik yang
cukup jauh.
OPPORTUNITIES (O) STRATEGI SO STRATEGI WO
a. Adanya permintaan a. Petani enggan untuk a. Petani tidak
pasar yang luas bermitra dengan mempunyai
baik dalam maupun perusahaan lain kekuatan untuk
luar negeri karena adanya menentukan harga
b. Tidak memerlukan permintaan pasar jual ubi kayu karena
teknologi yang yang luas baik dalam adanya barang
tinggi pada proses p maupun luar negeri barang substitusi di
engolahan lahan (SI dan O1) pasar (W1 dan O1)
petani b. Ketersediaan b. Resiko kerugian di
c. Perluasan saprodi/alinstan dan tanggung oleh petani
daerah mitra masih armada transportasi saat penyusutan
tersedia saat di butuhkan pabrik saat pabrik
petani, adanya mengalami over
kepastian pasar dan capacity karena
jaminan harga yang di adanya persaingan
berikan perusahaan adanya persaingan
untuk petani karena dengan perusahaan
Tidak memerlukan lain (W2,W3, dan
teknologi yang tinggi O2)
pada proses c. Besar biaya
pengolahan lahan tranportasi karena
petani (S2,S3, dan jarak pengolahan
O2) yang cukup jauh
c. Adanya pemberian karena adanya
kredit modal untuk pengalihan fungsi

9
petani dan lahan (W$ dan O3)
transportsai sehingga
perluasan daerah
mitra masih tersedia
(S4 dan O3)

THREAT (T) STRATEGI ST STRATEGI WT


d. Adanya barang a. Petani enggan g. Petani tidak
subtitusi di pasar untuk bermitra mempunyai kekuatan
e. Adanya pengalihan dengan perusahan untuk menentukan
fungsi lahan lain karena harga jual ubi kayu
f. Adanya persaingan adanya barang sehingga petani
dengan perusahaan subtitusi di pasar berpindah mitra dengan
lain (S1,S4) perusahaan lain
b. Ketersediaan
saprodi/alsintan
dan armada transporta
si saat di butuhkan
petani dan adanya
kepastian pasar dan
jaminan
harga yang di berikan
perusahaan untuk
petani (S1,S2,S4)

10
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Strategi pengembangan yang harus di lakukan usaha budidaya ubi kayu

adalah strategi SO (Strength – Opportunities), yaitu budidaya dengan

menggunakan pupuk (S1 dan O1). Meningkatkan produksi untuk

mendapatkan keuntungan besar dengan cara bekerja sama dengan lembaga-

lembaga dan memanfaatkan permintaan lokal yang ada (S2 dan O2).

Mudahnya perawatan dengan menghasilkan produk yang berkualitas dan

tentu harga menjadi tinggi dengan memanfaatkan situasi sedikitnya pesaing

(S3,4 dan O3).

Saran

1. Kepada pengelola usaha tani ubi kayu agar tetap membudidayakan ubi kayu

dengan bermitra dengan perusahaan yang mampu memberikan keuntungan

kepada petani itu sendiri.

2. Kepada pemerintah agar memberikan bantuan kepada petani ubi kayu baik

dalam bentuk modal maupun peralatan dan mesin serta dalam bentuk

pelatihan mengenai budidaya ubi kayu terhadap petani.

11
DAFTAR PUSTAKA

Mubyarto, 1987. Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES, Yogyakarta.

Sundari, Titik, 2010. Pengenalan Varietas Unggul dan Teknik Budidaya Ubi
Kayu. Jurnal Agrium Indonesia. Balai Penelitian Kacang-kacangan dan
Umbi-umbian, Malang.

Tati Nurmala, dkk.2012. Pengantar Ilmu Pertanian. Graha Ilmu, Yogyakarta.

Widianta,A. dan Widi PD., 2008. Ubi Kayu (Manihot utilisima) Sebagai Bahan
Alternatif Pengganti Bensin (Bioetanol) yang Ramah Lingkungan,
Bengkulu.

12
Lampiran 1. Faktor-faktor internal dan eksternal di daerah penelitian

SWOT
Internal Eksternal
Strengths (Kekuatan) Opportunies (Peluang)
1. Petani enggan untuk 1. Adanya permintaan pasar yang
bermitra denga luas baik dalam maupun luar
perusahaan lain negeri
2. Ketersediaan 2. Tidak memerlukan teknologi
saprodi/alsintan dan yang tinggi pada proses
armada transportasi saat pengolahan lahan pertanian
di butuhkan petani 3. Perluasan daerah mitra masih
3. Adanya kepastian pasar tersedia
dan jaminan harga yang
di berikan perusahaan
untuk petani
4. Adanya pemberian
kredit modal untuk
petani dan transportasi
Internal Eksternal
Weaknesses (Kelemahan) Treaths (Ancaman)
1. Petani tidak memiliki kekuatan 1. Adanya barang subtitusi di
untuk menentukan harga jual pasar
ubi kayu 2. Adanya pengalihan fungsi
2. Resiko kerugian di tanggung lahan
oleh petani 3. Adanya persaingan dengan
3. Adanya resiko penyusutan perusahaan lain
pabrik saat pabrik mengalami
over capacity
4. Besarnya biaya transportasi

13
karena jarak pabrik pengolahan
yang cukup jauh
Lampiran 2. Penilaian Rating Internal dan Eksternal Pada SWOT

1. KEKUATAN
4 3 2 1
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak
Setuju
Petani enggan Adanya adanya kepastian Adanya Tidak adanya
enggan untuk saprodi/alsintan, kepastian pasar, transportasi dan saprodi/alsintan,
bermitra kepastian jaminan harga, pemberian kepastian
dengan pasar,jaminan transportasi dan kredit modal pasar,jaminan
perusahaan lain harga, pemberian kredit dari perusahaan harga,
transportasi dan modal dari untuk petani transportasi dan
pemberian kredit perusahaan untuk pemberian kredit
modal dari petani modal dari
perusahaan perusahaan untuk
untuk petani petani
Ketersediaan Bibit yang Bibit yang Bibit yang Bibit yang
saprodi/alsintan diterima petani diterima petani diterima petani diterima petani
dan armada sangat berkualitas sesuai tidak berkualitas sangat tidak
transportasi saat berkualitas harga yang di tidak sesuai berkualitas tidak
dibutuhkan sesuai harga keluarkan petani, harga yang di sesuai harga yang
petani yang di sistem keluarkan di keluarkan
keluarkan petani, pembayaran yang petani, sistem petani, sistem
sistem baik dengan pembayaran pembayaran yang
pembayaran ketersediaan bibit yang tidak baik tidak baik dengan
yang sangat baik yang ada saat dengan ketersediaan bibit
dengan dibutuhkan petani ketersediaan yang tidak ada
ketersediaan dan ketersediaan bibit yang tidak saat dibutuhkan
bibit yang selalu traktor baik saat ada saat petani dan
ada saat dibutuhkan petani dibutuhkan ketersediaan
dibutuhkan petani dan traktor tidak baik
petani dan ketersediaan saat dibutuhkan
ketersediaan traktor tidak petani
traktor baik saat baik saat
dibutuhkan dibutuhkan
petani petani
Adanya Sistem Sistem pemasaran Sistem Sistem pemasaran
kepastian pasar pemasaran yang yang baik pemasaran yang yang sangat buruk
dan jaminan sangat baik sehingga harga tidak baik sehingga harga
harga yang sehingga harga yang ditetapkan sehingga harga yang ditetapkan
diberikan yang ditetapkan sesuai dengan yang ditetapkan tidak sesuai
perusahaan sangat sesuai biaya yang sudah tidak sesuai dengan biaya
untuk petani dengan biaya dikeluarkan dengan biaya yang sudah
yang sudah petani yang sudah dikeluarkan
dikeluarkan dikeluarkan petani

14
petani petani
Adanya Pemberian kredit Pemberian kredit Pemberian Pemberian kredit
pemberian sesuai dengan sesuai dengan kredit tidak sangat tidak
kredit modal kemampuan kemampuan sesuai dengan sesuai dengan
untuk petani petani dengan petani, kemampuan kemampuan
dan transportasi tidak adanya pengembalian petani dengan petani dengan
bunga, bisa kapan saja. bunga yang bunga yang
pengembalian Armada selalu tinggi, tinggi,
kredit bisa kapan ada saat pengembalian pengembalian
saja. Rendahnya dibutuhkan kredit tidak bisa kredit tidak bisa
biaya petani. kapan saja. kapan saja.
pengangkutan Tingginya biaya Tingginya biaya
dan armada pengangkuta pengangkuta dan
selalu ada saat dan Armada Armada tidak ada
dibutuhkan tidak ada saat saat dibutuhkan
dibutuhkan petani.
petani.

2. KELEMAHAN
Petani tidak Petani sangat Petani tidak Petani Petani sangat
mempunyai tidak mempunyai mempunyai mempunyai
kekuatan untuk mempunyai kekuatan untuk kekuatan untuk kekuatan untuk
menentukan kekuatan untuk menentukan harga menentukan menentukan harga
harga jual ubi menentukan jual ubi kayu harga jual ubi jual ubi kayu
kayu harga jual ubi kayu
kayu
Resiko kerugian Resiko kerugian Resiko kerugian Resiko kerugian Resiko kerugian
ditanggung oleh sangat ditanggung oleh tidak ditanggung tidak ditanggung
petani ditanggung oleh petani oleh petani oleh petani sama
petani sekali
Adanya resiko Resiko Resiko Tidak ada resiko Sama sekali tidak
penyusutan penyusutan penyusutan pihak penyusutan ada resiko
pabrik saat pihak sangat besar pabrik penyusutan pabrik
pabrik besar
mengalami over
capacity
Besarnya biaya Sangat besar Besarmya biaya Tidak ada bisya Sama sekali tidak
transportasi biaya trasportasi trasportasi transportasi ada biaya
karena pabrik transportasi
pengolahan
tidak cukup
jauh
Eksternal

15
3. Peluang
Adanya Sangat banyak Banyak Cukup banyak Tidak banyak
permintaan permintaan permintaan dalam permintaan permintaan dalam
pasar yang luas dalam dan luar dan luar negeri dalam dan luar dan luar negeri
baik dalam negeri negeri
maupun luar
negeri
Tidak Sangat tidak Tidak Cukup tidak Sangat diperlukan
memerlukan memerlukan memerlukan memerlukan teknologi pada
teknologi yana teknologi pada teknologi pada teknologi pada proses
tinggi pada proses proses pengolahan proses pengolahan
proses pengolahan pengolahan
pengolahan
Perluasan Sangat Diperlukan Cukup Tidak diperlukan
daerah mitra diperlukan perluasan daerah diperlukan perluasan daerah
masih tersedia perluasan mitra perluasan daerah mitra
daerah mitra mitra

4. Ancaman
Adanya barang Sangat Diperlukan barang Cukup Tidak diperlukan
subtitusi di pasar diperlukan subtutusi di pasar diperlukan barang subtitusi
barang subtitusi barang subtitusi di pasar
di pasar di pasar
Adanya Sangat Diperlukan Cukup
pengalihan diperlukan pengalihan fungsi diperlukan Tidak diperlukan
fungsi lahan pengalihan lahan pengalihan pengalihan fungsi
fungsi lahan fungsi lahan lahan
Adanya Sebagai Diperlukan Cukup Tidak diperlukan
persaingan persaingan persaingan dengan diperlukan persaingan
dengan dengan perusahaan lain persaingan dengan perusaan
perusahaan lain perusahaan lain dengan lain
perusahaan lain

16
Lampiran 3. Nilai Pembobotan

Untuk menentukan pembobotan terhadap kekuatan dan kelemahan usaha

tani ubi kayu

1. Jika indikator horizontal kurang penting dibandingkan dengan indikator

vertikal.

2. Jika indikator horizontal sama penting dengan indikator vertikal

3. Jika indikator horizontal lebih penting dibandingkan dengan indikator

vertikal.

Pembobotan terhadap kekuatan dan kelemahan usaha tani ubi kayu

faktor
A B C D E F G H Total Bobot
strategi
internal
(A) 3 3 3 3 3 3 3 21 0,2
(B) 1 1 2 3 2 1 1 11 0,1
(C) 1 3 3 3 3 3 3 19 0,2
(D) 1 2 1 3 2 1 2 12 0,1
(E) 1 1 1 1 1 1 1 7 0,1
(F) 1 2 1 2 3 1 1 11 0,1
(G) 1 3 1 3 3 3 3 17 0,1
(H) 1 2 1 2 3 2 1 12 0,1
Total 114 1

Keterangan :

Kekuatan

1. (A). Petani enggan untuk bermitra dengan perusahaan lain.

2. (B). Ketersediaan saprodi/alsintan dan armada transportasi saat dibutuhkan

petani.

3. (C). Adanya kepastan pasar dan jaminan harga yang diberikan perusahaan

untuk petani.

17
4. (D). Adanya pemberian kredit modal untuk petani dan transportasi.

Kelemahan

1. (E). Petani tidak mempunyai kekuatan untuk menentukan harga jual ubi

kayu.

2. (F). Resiko kerugian ditanggung oleh petani.

3. (G). Adanya resiko penyusutan pabrik pada saat pabrik mengalami over

capacity.

4. (H). Besarnya biaya transportasi karena jarak pabrik pengolahan yang

cukup jauh.

Pembobotan terhadap peluang dan ancaman usaha bididaya ubi kayu

Faktor A B C D E F Total Bobot


Strategi
Eksternal
(A) 2 9 3 3 3 12 0,2
(B) 2 1 3 3 3 12 0,2
(C) 3 3 3 3 3 15 0,25
(D) 1 1 1 1 2 6 0,1
(E) 1 1 1 3 3 9 0,15
(F) 1 1 1 2 1 6 0,1
Total 60 1

Keterangan :

Peluang

1. (1). Adanya permintaan pasar yang luas baik dalam maupun luar negeri

2. (B). tidak memerlukan teknologi yang tinggi pada proses pengolahan

lahan petani

3. (C). Perluasan daerah mitra masih tersedia

Ancaman

1. (D). Adanya barang substitusi di pasar

18
2. (E). Adanya pengalihan fungsi lahan

3. (F). Adanya persaingan dengan perusahaan lain

19

Anda mungkin juga menyukai