PENDAHULUAN
masyarakat indonesia hidup bergantung pada hasil pertanian. Hal ini dapat di
tunjukkan dari banyaknya penduduk dan tenaga kerja yang hidup atau bekerja
pada sektor pertanian atau produksi nasional yang berasal dari pertanian. Oleh
karena itu, sebagian negara agraris bangsa indonesia sudah tentu mengembangkan
getas (mudah patah). Ubi kayu berbatang bulat dan bergerigi yang terjadi pada
bekas pangkal tangkai daun, bagian tengahnya bergabus dan termasuk tumbuhan
yang tinggi. Ubi kayu dapat tumbuh subur di daerah yang berketinggian 1200
meter di atas permukaan laut. Daun ubi kayu memiliki tangkai panjang dan
helaian daunnya menyerupai telapak tangan dan tiap tangkai mempunyai daun
sekitar 3-8 lembar. Tangkai daun tersebut berwarna kuning, hijau atau merah
Dalam mencukupi kebutuhan ubu kayu yang semakin tinggi, maka perlu
terwujud apabila ditunjang dengan ketersediaan benih yang mutu nya baik dan
1
memadai, dan lingkungan hidup yang sehat sesuai syarat tumbuh tanaman ubi
kayu yang hendak di budidayakan dan juga dapat dilakukan peningkatan produksi
1. Bagaiman strategi kemitraan antara petani ubi kayu dengan PT. Deli Sari
untuk menganalisis :
1. Strategi kemitraan antara petani ubi kayu dengan PT. Deli Sari Murni
1. Bahan informasi bagi PT. Deli Sari Murni Tapioka dan instansi terkait untuk
3. Sebagai bahan referensi dan bahan study bagi pihak-pihak lainnya yang
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pertanian dalam arti sempit disebut dengan pertanian rakyat yaitu usaha
tanaman itu tidak merupakan kriteria namun pada umumnya sebagian besar hasil
Kingdom
Divisi : Plantae
Subdivisi : Spermatophyta
Kelas : Angiospermae
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Manihot
kulit luar, tetapi batang yang masih muda umumnya berwarna hijau dan setelah
3
BAB III
(peluang dan ancaman) pada budidaya ubi kayu di Desa Paya Pinang.
digunakan, untuk mengetahui faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor
eksternal (peluang dan ancaman) pada budidaya ubi kayu. Tahap pertama yang
harus dilakukan adalah tahap pengumpulan data. Pada tahap ini maka diketahui
3. Adanya kepastian pasar dan jaminan harga yang diberikan perusahaan untuk
petani.
1. Petani tidak mempunyai kekuatan untuk menentukan harga jual ubi kayu
4. Besarnya biaya transportasi karena jarak pabrik pengolahan yang cukup jauh
1. Adanya permintaan pasar yang luas baik dalam maupun luar negeri
2. Tidak memerlukan teknologi yang tinggi pada proses pengolahan tanah petani
4
3. Perluasan daerah mitra masih tersedia
Skoring
Faktor dan Elemen Strategi Internal Rating Bobot
(Rating x Bobot)
Kekuatan :
a. Petani enggan untuk bermitra 4 0,2 0,8
dengan perusahaan lain
b. Ketersediaan saprodi/alsintan dan
armada transportasi saat 4 0,1 0,4
dibutuhkan petani
c. Adanya kepastian pasar dan
jaminan harga yang diberikan 3 0,2 0,6
perusahaan untuk petani
d. Adanya pemberian kredit modal
4 0,1 0,4
untuk petani dan transportasi
Kelemahan
a. Petani tidak mempunyai 4 0,1 0,4
kekuatan untuk menentukan
harga jual ubu kayu
b. Resiko kerugian ditanggung oleh
3 0,1 0,3
petani
5
Tabel 2. Matriks Faktor Strategi Ekternal
Skoring
Faktor dan Elemen Strategi Eksternal Rating Bobot
(Rating x Bobot)
Peluang
a. Adanya permintaan pasar yang
4 0,2 0,8
luas baik dalam maupun luar
negeri
b. Tidak memerlukan teknologi yang
tinggi pada proses pengolahan 3 0,2 0,6
lahan petani
c. Perluasan daerah mitra masih
3 0,25 0,75
tersedia
Ancaman
a. Adanya barang substitusi di pasar 2 0,1 0,2
b. Adanya pengalihan fungsi lahan
1 0,15 0,15
c. Adanya persaingan dengan
perusahaan lain 3 0,1 0,3
Total Eksternal 16 1 2,8
Skoring
Faktor dan Elemen Strategi Rating Bobot (Rating x
Bobot)
Kekuatan
a. Petani enggan untuk bermitra 4 0,2 0,8
dengan perusahaan lain
b. Ketersediaan saprodi/alsintan dan
armada transportasi saat 4 0,1 0,4
dibutuhkan petani
c. Adanya kepastian pasar dan
jaminan harga yang di berikan 3 0,2 0,6
perusahaan terhadap petani
d. Adanya pemberian kredit modal
4 0,1 0,4
untuk petani dan transportasi
Total Skor Kekuatan 15 0,6 2,2
Kelemahan
a. Petani tidak mempunyai kekuatan 4 0,1 0,4
untuk menentukan harga jual ubi
b. Resiko kerugian di tanggung oleh
3 0,1 0,3
petani
6
c. Adanya resiko penyusutan pabrik
saat pabrik mengalami over 3 0,1 0,3
capacity
d. Besarnya biaya transportasi
karena jarak pabrik yang cukup 3 0,1 0,3
jauh
Total Skor Kelemahan 13 0,4 1,3
Matrik ini digunakan untuk melihat posisi strategi pengembangan budidaya ubi
kayu di Desa Paya Pinang. Berdasarkan tabel diperoleh nilai X > 0 yaitu 0,9 dan
nilai Y > 0 yaitu 1,5. Posisi titik koordinatnya dapat dilihat pada koordinat
7
EKSTERNAL FAKTOR
Dari hasil matrik internal-eksternal yang diperoleh dari niali total skor
pembobotan pada usaha tani di Desa Paya Pinang adalah untuk faktor internal,
bernilai 0,34 yang artinya nilai ini merupakan selisih antara kekuatan dan
eksternal, bernilai 0,3 yang artinya nilai ini merupakan selisih antara peluang dan
Hasil ini menunjukkan bagaiman usaha tani ubi kayu ini berada pada
yang ada. Strategi yang harus di terapkan kindisi ini adalah mendukung kebijakan
pertumbuhan yang agresif (Growth oriented strategy). Strategi agresif ini lebih
8
Tabel 4. MATRIKS SWOT
9
petani dan lahan (W$ dan O3)
transportsai sehingga
perluasan daerah
mitra masih tersedia
(S4 dan O3)
10
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
lembaga dan memanfaatkan permintaan lokal yang ada (S2 dan O2).
Saran
1. Kepada pengelola usaha tani ubi kayu agar tetap membudidayakan ubi kayu
2. Kepada pemerintah agar memberikan bantuan kepada petani ubi kayu baik
dalam bentuk modal maupun peralatan dan mesin serta dalam bentuk
11
DAFTAR PUSTAKA
Sundari, Titik, 2010. Pengenalan Varietas Unggul dan Teknik Budidaya Ubi
Kayu. Jurnal Agrium Indonesia. Balai Penelitian Kacang-kacangan dan
Umbi-umbian, Malang.
Widianta,A. dan Widi PD., 2008. Ubi Kayu (Manihot utilisima) Sebagai Bahan
Alternatif Pengganti Bensin (Bioetanol) yang Ramah Lingkungan,
Bengkulu.
12
Lampiran 1. Faktor-faktor internal dan eksternal di daerah penelitian
SWOT
Internal Eksternal
Strengths (Kekuatan) Opportunies (Peluang)
1. Petani enggan untuk 1. Adanya permintaan pasar yang
bermitra denga luas baik dalam maupun luar
perusahaan lain negeri
2. Ketersediaan 2. Tidak memerlukan teknologi
saprodi/alsintan dan yang tinggi pada proses
armada transportasi saat pengolahan lahan pertanian
di butuhkan petani 3. Perluasan daerah mitra masih
3. Adanya kepastian pasar tersedia
dan jaminan harga yang
di berikan perusahaan
untuk petani
4. Adanya pemberian
kredit modal untuk
petani dan transportasi
Internal Eksternal
Weaknesses (Kelemahan) Treaths (Ancaman)
1. Petani tidak memiliki kekuatan 1. Adanya barang subtitusi di
untuk menentukan harga jual pasar
ubi kayu 2. Adanya pengalihan fungsi
2. Resiko kerugian di tanggung lahan
oleh petani 3. Adanya persaingan dengan
3. Adanya resiko penyusutan perusahaan lain
pabrik saat pabrik mengalami
over capacity
4. Besarnya biaya transportasi
13
karena jarak pabrik pengolahan
yang cukup jauh
Lampiran 2. Penilaian Rating Internal dan Eksternal Pada SWOT
1. KEKUATAN
4 3 2 1
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak
Setuju
Petani enggan Adanya adanya kepastian Adanya Tidak adanya
enggan untuk saprodi/alsintan, kepastian pasar, transportasi dan saprodi/alsintan,
bermitra kepastian jaminan harga, pemberian kepastian
dengan pasar,jaminan transportasi dan kredit modal pasar,jaminan
perusahaan lain harga, pemberian kredit dari perusahaan harga,
transportasi dan modal dari untuk petani transportasi dan
pemberian kredit perusahaan untuk pemberian kredit
modal dari petani modal dari
perusahaan perusahaan untuk
untuk petani petani
Ketersediaan Bibit yang Bibit yang Bibit yang Bibit yang
saprodi/alsintan diterima petani diterima petani diterima petani diterima petani
dan armada sangat berkualitas sesuai tidak berkualitas sangat tidak
transportasi saat berkualitas harga yang di tidak sesuai berkualitas tidak
dibutuhkan sesuai harga keluarkan petani, harga yang di sesuai harga yang
petani yang di sistem keluarkan di keluarkan
keluarkan petani, pembayaran yang petani, sistem petani, sistem
sistem baik dengan pembayaran pembayaran yang
pembayaran ketersediaan bibit yang tidak baik tidak baik dengan
yang sangat baik yang ada saat dengan ketersediaan bibit
dengan dibutuhkan petani ketersediaan yang tidak ada
ketersediaan dan ketersediaan bibit yang tidak saat dibutuhkan
bibit yang selalu traktor baik saat ada saat petani dan
ada saat dibutuhkan petani dibutuhkan ketersediaan
dibutuhkan petani dan traktor tidak baik
petani dan ketersediaan saat dibutuhkan
ketersediaan traktor tidak petani
traktor baik saat baik saat
dibutuhkan dibutuhkan
petani petani
Adanya Sistem Sistem pemasaran Sistem Sistem pemasaran
kepastian pasar pemasaran yang yang baik pemasaran yang yang sangat buruk
dan jaminan sangat baik sehingga harga tidak baik sehingga harga
harga yang sehingga harga yang ditetapkan sehingga harga yang ditetapkan
diberikan yang ditetapkan sesuai dengan yang ditetapkan tidak sesuai
perusahaan sangat sesuai biaya yang sudah tidak sesuai dengan biaya
untuk petani dengan biaya dikeluarkan dengan biaya yang sudah
yang sudah petani yang sudah dikeluarkan
dikeluarkan dikeluarkan petani
14
petani petani
Adanya Pemberian kredit Pemberian kredit Pemberian Pemberian kredit
pemberian sesuai dengan sesuai dengan kredit tidak sangat tidak
kredit modal kemampuan kemampuan sesuai dengan sesuai dengan
untuk petani petani dengan petani, kemampuan kemampuan
dan transportasi tidak adanya pengembalian petani dengan petani dengan
bunga, bisa kapan saja. bunga yang bunga yang
pengembalian Armada selalu tinggi, tinggi,
kredit bisa kapan ada saat pengembalian pengembalian
saja. Rendahnya dibutuhkan kredit tidak bisa kredit tidak bisa
biaya petani. kapan saja. kapan saja.
pengangkutan Tingginya biaya Tingginya biaya
dan armada pengangkuta pengangkuta dan
selalu ada saat dan Armada Armada tidak ada
dibutuhkan tidak ada saat saat dibutuhkan
dibutuhkan petani.
petani.
2. KELEMAHAN
Petani tidak Petani sangat Petani tidak Petani Petani sangat
mempunyai tidak mempunyai mempunyai mempunyai
kekuatan untuk mempunyai kekuatan untuk kekuatan untuk kekuatan untuk
menentukan kekuatan untuk menentukan harga menentukan menentukan harga
harga jual ubi menentukan jual ubi kayu harga jual ubi jual ubi kayu
kayu harga jual ubi kayu
kayu
Resiko kerugian Resiko kerugian Resiko kerugian Resiko kerugian Resiko kerugian
ditanggung oleh sangat ditanggung oleh tidak ditanggung tidak ditanggung
petani ditanggung oleh petani oleh petani oleh petani sama
petani sekali
Adanya resiko Resiko Resiko Tidak ada resiko Sama sekali tidak
penyusutan penyusutan penyusutan pihak penyusutan ada resiko
pabrik saat pihak sangat besar pabrik penyusutan pabrik
pabrik besar
mengalami over
capacity
Besarnya biaya Sangat besar Besarmya biaya Tidak ada bisya Sama sekali tidak
transportasi biaya trasportasi trasportasi transportasi ada biaya
karena pabrik transportasi
pengolahan
tidak cukup
jauh
Eksternal
15
3. Peluang
Adanya Sangat banyak Banyak Cukup banyak Tidak banyak
permintaan permintaan permintaan dalam permintaan permintaan dalam
pasar yang luas dalam dan luar dan luar negeri dalam dan luar dan luar negeri
baik dalam negeri negeri
maupun luar
negeri
Tidak Sangat tidak Tidak Cukup tidak Sangat diperlukan
memerlukan memerlukan memerlukan memerlukan teknologi pada
teknologi yana teknologi pada teknologi pada teknologi pada proses
tinggi pada proses proses pengolahan proses pengolahan
proses pengolahan pengolahan
pengolahan
Perluasan Sangat Diperlukan Cukup Tidak diperlukan
daerah mitra diperlukan perluasan daerah diperlukan perluasan daerah
masih tersedia perluasan mitra perluasan daerah mitra
daerah mitra mitra
4. Ancaman
Adanya barang Sangat Diperlukan barang Cukup Tidak diperlukan
subtitusi di pasar diperlukan subtutusi di pasar diperlukan barang subtitusi
barang subtitusi barang subtitusi di pasar
di pasar di pasar
Adanya Sangat Diperlukan Cukup
pengalihan diperlukan pengalihan fungsi diperlukan Tidak diperlukan
fungsi lahan pengalihan lahan pengalihan pengalihan fungsi
fungsi lahan fungsi lahan lahan
Adanya Sebagai Diperlukan Cukup Tidak diperlukan
persaingan persaingan persaingan dengan diperlukan persaingan
dengan dengan perusahaan lain persaingan dengan perusaan
perusahaan lain perusahaan lain dengan lain
perusahaan lain
16
Lampiran 3. Nilai Pembobotan
vertikal.
vertikal.
faktor
A B C D E F G H Total Bobot
strategi
internal
(A) 3 3 3 3 3 3 3 21 0,2
(B) 1 1 2 3 2 1 1 11 0,1
(C) 1 3 3 3 3 3 3 19 0,2
(D) 1 2 1 3 2 1 2 12 0,1
(E) 1 1 1 1 1 1 1 7 0,1
(F) 1 2 1 2 3 1 1 11 0,1
(G) 1 3 1 3 3 3 3 17 0,1
(H) 1 2 1 2 3 2 1 12 0,1
Total 114 1
Keterangan :
Kekuatan
petani.
3. (C). Adanya kepastan pasar dan jaminan harga yang diberikan perusahaan
untuk petani.
17
4. (D). Adanya pemberian kredit modal untuk petani dan transportasi.
Kelemahan
1. (E). Petani tidak mempunyai kekuatan untuk menentukan harga jual ubi
kayu.
3. (G). Adanya resiko penyusutan pabrik pada saat pabrik mengalami over
capacity.
cukup jauh.
Keterangan :
Peluang
1. (1). Adanya permintaan pasar yang luas baik dalam maupun luar negeri
lahan petani
Ancaman
18
2. (E). Adanya pengalihan fungsi lahan
19