Anda di halaman 1dari 20

Siklus 2

LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah

Nama : Nurdiyanti A. Basyarun


Instansi : SMA Negeri 12 Tidore Kepulauan

No Masalah yang Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab


telah masalah
diidentifikasi
1 Rendahnya minat Kajian Literatur Setelah dilakukan analisis dari hasil
membaca pada Jurnal Ilmiah kajian literatur dan wawancara yang
siswa (Literasi) Dhina Cahya Rohim & Septina Rahmawati telah saya lakukan, maka penyebab
Universitas Muhammadiyah Kudus masalah rendahnya minat membaca
Peran Literasi Dalam Meningkatkan Minat Baca Siswa di pada siswa yang sesuai dengan
Sekolah Dasar kelas saya adalah sebagai berikut :
Jurnal Review Pendidikan Dasar: Vol 6, No 3, September 2020  Kurangnya ketertarikan siswa
http://journal.unesa.ac.id/index.php/PD untuk membaca buku
Diakses (hari Sabtu, tgl 23 Desember 2023 jam 09.32 WIT)  Sarana dan prasarana yang
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi minat baca kurang mendukung
pada anak, anatara lain keluarga dan lingkungan luar Pradana  Siswa disibukkan dengan hp
(2020). Rendahnya minat baca disebabkan oleh beberapa hal untuk bermain game dan
diantaranya mahalnya harga buku dan terbatasnya fasilitas bermedsos
terpustakaan Pradana (2020).  Kurangnya sosialisasi tentang
pentingnya literasi
Salah satu program yang dijalankan pemerintah adalah Gerakan
 Lingkungan sekolah maupun
Literasi Sekolah (GLS) yang bertujuan untuk meningkatkan
tempat tinggal siswa yang
kemampuan literasi siswa yang diintegrasikan dengan kurikulum
kurang mendukung
pembelajaran Mutia, Atmazaki, & Nursaid ( 2018)
Literasi adalah kemampuan mengakses, memahami dan
menggunakan sesuatu dengan tepat melalui kegiatan membaca,
menulis, menyimak atau berbicara Budiharto, Triyono, &
Suparman ( 2018).
Jurnal ilmiah
Mega Prasrihamni, Zulela, Edwita
Optimalisasi Penerapan Kegiatan Literasi Dalam Meningkatkan
Minat Baca Siswa Sekolah Dasar
Jurnal Cakrawala Pendas Vol. 8 No. 1 Vol.8No. 1, Januari2022
https://doi.org/10.31949/jcp.v8i1.1922
Diakses (hari minggu, tgl 19 November 2023 jam 10.30 WIT)
Faktor penyebab rendahnya minat baca siswa menurut Rahim( 2008)
adalah yaitu pertama, siswa belum terbiasa untuk membaca; kedua,
siswa cenderung lebih senang menonton dari pada membaca buku;
ketiga, bacaan yang dimiliki siswa masih sangat terbatas; keempat,
waktu luang siswa lebih banyak digunakan untuk bermain Gadget
untuk bermedia sosial dari pada membaca artikel atau mencari
pengetahuan di internet.
Salma & Mudzanatun (2019) menyatakan faktor penyebab kurangnya
literasi membaca:
 Terbatasnya sarana dan prasarana membaca seperti
ketersediaan perpustakaan buku bacaan yang bervariasi
 Situasi belajar yang kurang memotivasi para siswa untuk
mempelajari buku tertentu di luar buku paket
 Kurangnya role model (dari kalangan guru) bagi siswa dalam
yaitu masih ada beberapa guru yang belum menjadikan
membaca sebagai kebutuhan dalam pendidikan
 Berkembangnya teknologi informasi menyebabkan kurangnya
minat masyarakat terhadap aktivitas membaca buku
 Berkembangnya handphone dan internet menyebabkan
kurangnya minat manusia terhadap buku
 Banyaknya keluarga yang belum menanamkan kebiasaan
wajib membaca
 Keterjangkauan daya beli masyarakat terhadap buku
Jurnal Ilmiah
Suharmono Kasiyun Universitas Negeri Surabaya
Upaya Meningkatkan Minat Baca Sebagai Sarana Untuk
Mencerdaskan Bangsa
Jurnal Pena Indonesia (JPI)
https://journal.unesa.ac.id/index.php/jpi/article/view/140
Diakses (hari minggu, tgl 19 November 2023 jam 21.17 WIT)

Hardjoprakosa (2005) menyatakan bahwa ada beberapa hal yang


menyebabkan rendahnya minat baca, yaitu (1) Pemerintah dan swasta
dengan lembaga pendidikannya, para guru kurang memotivasi para
anak didiknya untuk membaca buku-buku selain buku pelajaran; (2)
Para orang tua tidak memberi dorongan kepada anak untuk
mengutamakan membeli buku dari pada mainan, alat pandang dengar.
Mereka biasanya kurang mengetahui jenis buku yang sesuai dan
disukai anak, dan mereka biasanya juga kurang memperkenalkan
perpustakan kepada anak-anak; (3) Para penerbit media cetak
memasang harga buku yang bermutu terlalu tinggi, sehingga tak
terjangkau oleh masyarakat luas; (4) Para pengarang, penyadur dan
penerjemah yang semakin berkurang, karena royalti yang tidak
menentu dan masih terkena PPH; (5) Perpustakaan Umum yang
jumlahnya belum mencukupi di tiap Propinsi untuk melayani
masyarakat; (6) Perpustakaan masjid yang belum terkelola dengan
profesional.

Wawancara
Sumber Wawancara
Guru / Rekan Sejawat
Narasumber : Bapak La Awiani, SE, Gr (Wakasek Kurikulum)
Waktu : Minggu, 19 November 2023
Penyebab masalah rendahnya minat membaca pada siswa adalah:

 Siswa disibukkan dengan bermain game dan media sosial


 Siswa menganggap aktivitas membaca buku sebagai suatu
beban bukan minat

Sumber Wawancara
Kepala Sekolah SMA Negeri 12 Tidore Kepulauan
Narasumber : Bapak Abdurrahman Kader,S.Pd
Waktu : Minggu, 19 November 2023

Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah SMA Negeri 12 Tidore


Kepulauan penyebab masalah rendahnya minat membaca pada siswa
adalah:
 Kurangnya sosialisasi guru terkait pentingnya literasi
 Para siswa lebih senang menggunakan hp untuk menonton
video atau film daripada membaca buku
 Siswa lebih tertarik mendapatkan suatu informasi secara instan
daripada harus membaca buku

Sumber Wawancara
Pengawas Sekolah
Narasumber : Husain Do.Hasan,S.Pd
Waktu : Minggu, 19 November 2023

Hasil wawancara dengan Pengawas Sekolah penyebab masalah


rendahnya minat membaca pada siswa adalah:
 Kurangnya fasilitas dan sarana prasarana perpustakaan
 Belum adanya program literasi dari sekolah sebagai upaya
untu meningkatkan minat baca siswa
2 Kurangnya Kajian Literatur Setelah dilakukan analisis dari hasil
keaktifan siswa Jurnal Ilmiah kajian literatur dan wawancara yang
saat diskusi Apri Dwi Prasetyo, Muhammad Abduh Universitas Muhammadiyah telah saya lakukan, maka penyebab
kelompok Surakarta, Indonesia masalah kurangnya keaktifan siswa
(Pedagogik) Peningkatan Keaktifan Belajar Melalui Model Discovery saat diskusi kelompok sesuai
Learning Di Sekolah Dasar dengan kelas saya adalah sebagai
Jurnal Basicedu Volume 5 Nomor 4 Tahun 2021 Research & berikut :
Learningin Elementary Education  Kurangnya kepercayaan diri dan
https://jbasic.org/index.php/basicedu keberanian siswa untuk
Diakses (hari Sabtu, tgl 23 Desember 2023 jm 09.58 WIT) menyampaikan pendapat
 Kurangnya pemahaman siswa
Indikator keaktifan belajar menurut Sudjana (2016) dapat dilihat dari terkait materi yang didiskusikan
beberapa hal yaitu:  Siswa cenderung takut salah
 Ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung siswa turut serta sehingga lebih memilih diam
melaksanakan tugas belajarnya,  Metode pembelajaran yang
 Siswa mau terlibat dalam pemecahan masalah dalam kegiatan digunakan guru masih belum
pembelajaran,
tepat
 Siswa mau bertanya kepada teman atau kepada guru apabila tidak
memahami materi atau menemui kesulitan,
 Siswa mau berusaha mencari informasi yang dapat diperlukan
untuk pemecahan persoalan yang sedang dihadapinya,
 Siswa melakukan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk
guru,
 Siswa mampu menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang
diperolehnya,
 Siswa belatih memecahkan soal atau masalah, dan
 Siswa memiliki kesempatan menggunakan atau menerapkan apa
yang telah diperolehnya dalam menyelesaikan tugas atau persoalan
yang dihadapinya.
Faktor yang mempengaruhi keaktifan belajar menurut Gagne
Martinis (2013) diantaranya: memberikan dorongan atau menarik
perhatian siswa, menjelaskan tujuan intruksional (kemampuan
dasar kepada siswa), mengingatkan kompetensi belajar kepada
siswa, memberikan stimulus (masalah, topik dan konsep yang
akan dipelajari), memberi petunjuk kepada siswa cara
mempelajarinya, memunculkan aktivitas, partisipasi siswa dalam
kegiatan pembelajaran, memberi umpan balik (feed back),
melakukan tes singkat diakhir pembelajaran, menyimpulkan setiap
materi yang di sampaikan di akhir pembelajaran.
Jurnal Ilmiah
Eggi G. Ginanjar , Bambang Darmawan , Sriyono Universitas
Pendidikan Indonesia
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendahnya Partisipasi
Belajar Peserta Didik Smk
Journal of Mechanical Engineering Education, Vol. 6, No. 2, Desember
2019
https://ejournal.upi.edu/index.php/jmee/article/view/21797
Diakses (hari minggu, tgl 19 November 2023 jm 13.45)
Faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi rendahnya
partisipasi belajar peserta didik , yaitu: keberanian memberikan
tanggapan, pemahaman peserta didik, keberanian menjawab
pertanyaan, kemampuan menjelaskan, kemampuan menyimpulkan,
dan kepercayaan diri bertanya.

Faktor-faktor lain yang menyebabkan adalah antara lain :


 Siswa mengalami kejenuhan dalam kegiatan belajar mengajar
tersebut.
 Siswa merasa tidak nyaman dengan guru mata pelajarannya
 Siswa merasa takut atau minder jika akan menyampaikan
pendapat dan argumennya
 Siswa memiliki masalah pribadi, seperti dengan teman,
keluarga atau lawan jenisnya

Jurnal Ilmiah
Risanatul , Universitas Negeri Padang
Penyebab Peserta Didik Tidak Berpartisipasi Aktif dalam
Pembelajaran Sosiologi di Kelas XI IPS 1 SMAN 4 Merangin
Jambi
Naradidik: Journal of Education & Pedagogy Volume 1 Nomor 3
2022,
https://naradidik.ppj.unp.ac.id/index.php/nar
Diakses (hari minggu, tgl 19 November 2023 jm 21.20)
Faktor yang mempengaruhi kurangnya partisipasi siswa dalam
pembelajaran adalah sebagai berikut:
 Takut / malu ditertawakan teman
 Tidak paham materi
 Kondisi kesehatan peserta didik
 Kurangnya konsentrasi belajar
 Kurangnya persiapan diri siswa

Wawancara
Sumber Wawancara
Guru / Rekan Sejawat
Narasumber : Bapak La Awiani, SE, Gr (Wakasek Kurikulum)
Waktu : Minggu, 19 November 2023

Hasil wawancara dengan Wakasek Kurikulum penyebab masalah


sebagian siswa kurang aktif saat diskusi kelompok adalah:
 Kurangnya kepercayaan diri
 Kurangnya pemahaman siswa terkait materi yang didiskusikan
 Metode pembelajaran yang digunakan guru kurang tepat

Sumber Wawancara
Kepala Sekolah SMA Negeri 12 Tidore Kepulauan
Narasumber : Bapak Abdurrahman Kader,S.Pd
Waktu : Minggu, 19 November 2023
Hasil wawancara dengan ,( Bapak Abdurrahman Kader,S.Pd)
penyebab masalah sebagian siswa kurang aktif saat diskusi kelompok
adalah:
 Metode pembelajaran kurang menarik
 Siswa kurang tertarik dengan materi diskusi
 Siswa tidak berani atau malu menyampaikan pendapat
 Beberapa siswa terlalu mendominasi
 Kurangnya apresiasi atau pujian dari guru
Sumber Wawancara
Pengawas Sekolah
Narasumber : Bapak Husain Do.Hasan,S.Pd
Waktu : Minggu, 19 November 2023

Hasil wawancara dengan Pengawas Sekolah penyebab masalah


sebagian siswa kurang aktif saat diskusi kelompok adalah:

 Siswa kurang mengerti dengan materi diskusi


 Siswa sering diremehkan dan dianggap salah oleh teman-
temannya saat menyampaikan pendapat
 Guru lebih memperhatikan siswa yang pintar
3 Pemahaman/ Kajian Literatur Setelah dilakukan analisis dari hasil
pemanfaatan kajian literatur dan wawancara yang
Jurnal Ilmiah
model-model telah saya lakukan, maka penyebab
pembelajaran Feby Inggriyani , Nurul Fazriyah, Acep Roni Hamdani , Ayi Purbasari masalah kurangnya pemanfaatan
inovatif PGSD FKIP Universitas Pasundan model-model pembelajaran inovatif
berdasarkan Pendampingan Model Pembelajaran Inovatif menggunakan berdasarkan karakteristik materi
karakteristik Kahoot sebagai Digital Game Based Learning di KKG Sekolah dan siswa adalah sebagai berikut :
materi dan siswa Dasar  Guru belum memahami
(Pedagogik) Jurnal Publikasi Pendidikan langkah- langkah pembelajaran
Volume 10 Nomor 1, Februari 2020 p-ISSN 2088-2092 e-ISSN 2548- sesuai sintak yang ada pada
6721 model pembelajaran.
http://ojs.unm.ac.id/index.php/pubpend  Guru belum mampu
Diakses (hari kamis, tgl 21 Desember 2023 jam 22.17) mengarahkan siswa yang
kurang aktif untuk terlibat dan
Dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan guru bekerjasama dalam kelompok
 Pemilihan model pembelajaran
menggunakan model pembelajaran inovatif dengan menggunakan
yang masih belum sesuai
literasi digital sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.
 Kurangnya pelatihan guru
Metode kegiatan ini dilakukan dengan workshop dan pendampingan dalam mengimplementasikan
yang mencakup dua pendekatan yaitu pendekatan teoretis dan praktis. model – model pembelajaran
Pendekatan teoretis dengan menjelaskan mengenai model  Faktor usia pendidik
pembelajaran inovatif dan penggunaan kahoot dalam pembelajaran.
Pendekatan praktis dilakukan dengan menyiapkan rencana
pembelajaran (RPP) menggunakan model pembelajaran inovatif
dengan menggunakan kahoot. Hasil yang diperoleh melalui kegiatan
ini adalah
1) Meningkatkan pengetahuan guru tentang model pembelajaran
inovatif dan menggunakan kahoot dalam pembelajaran,
2) Meningkatkan pengetahuan guru dalam membuat rencana
pembelajaran (RPP) dan
3) Meningkatkan keterampilan menggunakan model pembelajaran
inovatif dengan penggunakan media pembelajaran digital
berbasis game

Jurnal Ilmiah
Yose Indarta , Ambiyar , Fahmi Rizal , Fadhli Ranuharja, Agariadne
Dwinggo Samala , Ika Parma Dewi
Studi Literatur : Peranan Model-Model Pembelajaran Inovatif
Bidang Pendidikan Teknologi Kejuruan
Jurnal Ilmu Pendidikan Volume 4 Nomor 4 Tahun 2022 Research &
Learning in Education
Universitas Negeri Padang, Indonesia
https://edukatif.org/index.php/edukatif/index
Diakses (hari kamis, tgl 21 Desember 2023 jam 22.30)

Era New Normal, murid-murid dilatih untuk memiliki keterampilan


yang dapat digunakan pada masa akan datang, seperti keterampilan
komunikasi yang baik, mampu berkolaborasi dan menyelesaikan
masalah berdasarkan kehidupan. Pendidikan yang berkualitas dan
cemerlang dalam berbagai aspek menjadi sasaran utama dalam usaha
melahirkan generasi milenial baru yang mampu menangani tantangan
abad ke-21 Indarta, Jalinus, Abdullah, & Samala (2021).
Tantangan pembelajaran pada fase new normal dan kemajuan
teknologi saat ini atau pembelajaran digital merupakan tugas guru dan
siswa untuk mempersiapkan diri. Dari sisi guru 7 model pembelajaran
yang ada yakni problem based learning, Discovery Learning, Inquiry
Learning, Project Based Learning, Production Based Learning,
Teaching Factory, Model Blended Learning, ragam model
pembelajaran ini harus dipilih yang sesuai dengan pemebelajaran era
digital new normal saat ini. Sedangkan di sisi siswa adanya kesiapan
kararteristik 4C (Communication, Collaboration, Critical Thinking,
Creative Innovative) Fajri, Ar, Prajana, Yusran, & Sanusi (2020)

Wawancara
Sumber Wawancara
Guru / Rekan Sejawat
Narasumber : Bapak La Awiani, SE, Gr (Wakasek Kurikulum)
Waktu : Jumat, 22 Desember 2023

Hasil wawancara dengan (Bapak La Awiani ) penyebab masalah


kurangnya pemanfaatan model-model pembelajaran inovatif adalah :
 Guru belum memahami langkah-langkah sesuai sintak yang ada
pada model pembelajaran, guru menuliskan model pada RPP tetapi
dalam langkah- langkah pembelajaran tidak ada sintak yang sesuai
dengan model yang dimaksud.
 Guru mengalami kendala dalam mengarahkan siswa
mengidentifikasi masalah, siswa belum dapat mengidentifikasi
permasalahan yang terdapat pada materi pelajaran. Hal ini bisa
disebabkan oleh kebiasaan guru mengajar dengan metode lama yang
lebih dominan
 Guru juga terkendala dalam mengarahkan siswa terlibat aktif dalam
kerja kelompok.
 Pemahaman guru mengenai model - model pembelajaran
inovatif yang masih terbatas
Sumber Wawancara
Kepala Sekolah
Narasumber : Bapak Abdurrahman Kader,S.Pd
Waktu : Jumat, 22 Desember 2023
Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah SMA Negeri 12 Tidore
Kepulauan ( Bapak Abdurrahman Kader,S.Pd)
penyebab masalah kurangnya pemanfaatan model-model
pembelajaran inovatif adalah :
 Pemahaman guru tehadap model pembelajaran inovatif
masi kurang
 Penerapan model pembelajaran inovatif oleh guru di dalam
kelas masih belum maksimal
 Lebih mengutamakan penggunaan metode pembelajaran yang
monoton, seperti ceramah

Sumber Wawancara
Pengawas Sekolah
Narasumber : Bapak Husain Do.Hasan,S.Pd
Waktu : Jumat, 22 Desember 2023

Hasil wawancara dengan Pengawas Sekolah (Bapak Husain


Do.Hasan,S.Pd)
 Kurang aktif dalam mengikuti pelatihan untuk guru, seperti
MGMP
 Pemahaman model - model pembelajaran inovatif yang
masih terbatas sehingga memungkinkan guru hanya
menerapkan metode pembelajaran yang sudah umum
dilakukan atau monoton, yaitu metode ceramah dan
diskusi
 Factor usia pendidik, Ketidakmampuan sebagian pendidik
dalam pemanfaatan teknologi sangat berpengaruh besar pada
keberlangsungan penerapan konsep pembelajaran inovatif di
kelas.
4 Siswa kesulitan Kajian Literatur Setelah dilakukan analisis dari hasil
menyelesaikan Jurnal Ilmiah kajian literatur dan wawancara yang
soal berbasis Fuaddilah Ali Sofyan , Putri Krisna , Mardiah Astuti Fakultas Ilmu telah saya lakukan, maka penyebab
HOTS Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Raden Fatah masalah Siswa kesulitan
Palembang menyelesaikan soal berbasis HOTS
Analisis Kesulitan Belajar Matematika Berbasis Hots Pada Siswa sesuai dengan kelas saya adalah
Kelas IV sebagai berikut :
Jurnal Pendidikan Dasar Islam Vol. 7 No. 1, Juni 2020, pp. 90-97 p-  Siswa kurang berlatih dalam
ISSN: 2407-2451, e-ISSN: 2621-0282 menyelesaikan soal HOTS
https://doi.org/10.24252/auladuna.v7i1a9.2020  Siswa salah
Diakses (hari Sabtu, tgl 23 Desember 2023 jm 11.21 WIT) mendeskripsikan pertanyaan
dari soal
Faktor - faktor penyebab siswa kesulitan belajar dalam penyelesaian  Siswa kurang mampu
soal HOTS yaitu kurangnya ketelitian dalam mengerjakan soal HOTS, memahami soal narasi
kurangnya kemampuan/kompetensi awal siswa pada mata pelajaran  Guru jarang menjelaskan soal
geografi, proses pembelajaran yang dialami kurang/belum maksimal, HOTS dan syarat soal HOTS
dan siswa kurang memahami soal HOTS.

Jurnal Ilmiah
Rizki Pratama Dalman , Junaidi Junaidi Universitas Negeri Padang
Penyebab Sulitnya Siswa Menjawab Soal HOTS dalam
Pembelajaran Sosiologi di Kelas XI IPS SMAN 1 Batang Kapas
Pesisir Selatan
Journal of Education & Pedagogy Volume 1 Nomor 1 2022, pp 103-
112 ISSN: 2827-864X
https://naradidik.ppj.unp.ac.id/index.php/nar
Diakses (hari minggu, tgl 19 November 2023 jm 22.25)
Penyebab siswa kesulitan dalam menjawab soal HOTS adalah sebagai
berikut:
 Siswa tidak memahami materi
Berdasarkan observasi di kelas, penyebab siswa tidak memahami
materi karena siswa tidak mengikuti pembelajaran dengan serius.
Siswa banyak yang tidak memperhatikan saat guru mengajar di
kelas. Bahkan ada diantara siswa yang mengantuk, dan mengobrol
sehingga materi yang di ajarkan oleh guru tidak bisa mereka
terima dan tidak bisa dipahami dengan baik.
 Siswa tidak mengerti perintah soal
Penyebab siswa tidak mengerti perintah soal dikarenakan mereka
tidak pernah di ajarkan oleh guru mengenai apa itu soal HOTS dan
apa saja yang menjadi syarat sebuah soal HOTS. Hal tersebut
dibenarkan oleh guru dimana guru hanya sekedar memberi soal
HOTS tersebut kepada siswa, soal HOTS yang diberikan juga
masih sedikit sehingga siswa belum terbiasa dan tidak terlatih
untuk menjawab soal HOTS yang diujikan kepada mereka. Hal
tersebut terjadi karena guru yang kurang mendapatkan pelatihan
tentang HOTS

Jurnal Ilmiah
Ampenan Fida Hariani*, Muhammad Tahir, Itsna Oktaviyanti
Program Studi PGDS, FKIP, Universitas Mataram, Indonesia
Analisis Kesulitan Siswa dalam Menyelesaikan Soal HOTS Pada
Muatan IPS Kelas V di SDN 12
Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan Volume 8, Nomor 1, Februari 2023
ISSN (Print): 2502-7069; ISSN (Online): 2620-8326
https://jipp.uram.acid
Diakses (hari minggu, tgl 19 November 2023 jm 22.28)

Penyebab siswa kesulitan dalam menjawab soal HOTS adalah :


 Kesulitan siswa dalam memahami soal
Siswa yang mengalami kesulitan memahami maksud dari soal
tentu tidak akan bisa menjawab soal dengan benar, akibatnya
siswa akan cepat bosan dan malas ketika menjawab soal.
Menurut Ilyas (2017), tugas yang tidak dimengerti siswa dapat
menurunkan semangat dalam menyelesaikan soal.
 Kesulitan menganalisis soal
Rochman & Hartoyo (2018), mengatakan bahwa analisis
adalah suatu proses pembelajaran yang berhubungan dengan
bagianbagian dan struktur berpikir secara keseluruhan dalam
pemecahan masalah.
Bunyi soal yang terlalu panjang menyebabkan siswa hanya
membaca soal cerita tidak sampai selesai. Menurut Dwidarti et
al., (2019), soal cerita memiliki peranan penting yang dapat
digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam
menyelesaikan soal
 Kesulitan dalam Mempertimbangkan
Berdasarkan hasil penelitian, siswa kesulitan dalam
menentukan pilihan jawaban yang benar karena terkecoh
dengan pilihan jawaban lain dan menganggap pilihan jawaban
dari soal semuanya tepat. Menurut Slameto dalam Lestari,
(2020) salah satu faktor internal yang mempengaruhi kesulitan
belajar siswa yaitu faktor intelektual atau kecerdasan siswa.
Kemampuan siswa dalam menentukan pilihan jawaban yang
benar memerlukan refleksi yang mendalam terhadap
kemampuan intelektual siswa.. Hal ini merupakan salah satu
aspek keterampilan berpikir tingkat tinggi sebagai transfer of
knowledge yang berkaitan dengan ranah kognitif, proses ini
mengacu pada kemampuan berpikir, memahami, menentukan
dan bernalar (Kemendikbud, 2018).
Berdasarkan hasil penelitian, siswa juga menyampaikan bahwa
kesulitan konsentrasi dalam mengerjakan soal karena merasa
terganggu karena temannya, suasana kelas yang tidak kondusif
dan banyak dari temannya yang sudah mengumpulkan
sehingga menyebabkan siswa tidak konsentrasi dalam
mengerjakan dan salah dalam menjawab soal.

Wawancara
Sumber Wawancara
Guru / Rekan Sejawat
Narasumber : Bapak La Awiani, SE, Gr (Wakasek Kurikulum)
Waktu : Minggu, 19 November 2023

Hasil wawancara dengan Wakasek Kurikulum (Bapak La Awiani )


penyebab masalah siswa kesulitan menyelesaikan soal berbasis HOTS
adalah:
 Siswa tidak memahami arahan soal
 Guru jarang memberikan soal-soal HOTS
 Kemampuan berpikir siswa masih rendah

Sumber Wawancara
Kepala Sekolah
Narasumber : Bapak Abdurrahman Kader,S.Pd
Waktu : Minggu, 19 November 2023

Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah SMA Negeri 12 Tidore


Kepulauan ,( Bapak Abdurrahman Kader,S.Pd)
penyebab masalah siswa kesulitan menyelesaikan soal berbasis HOTS
adalah:

 Kurangnya literasi siswa


 Kurangnya kemampuan siswa dalam menganalisis suatu
permasalahan
 Siswa terbiasa menyelesaikan soal-soal berbasis LOTS
 Siswa kurang berlatih menyelesaikan soal-soal HOTS

Sumber Wawancara
Pengawas Sekolah
Narasumber : Bapak Husain Do.Hasan,S.Pd
Waktu : Minggu, 19 November 2023

Hasil wawancara dengan Pengawas Sekolah (Bapak Husain


Do.Hasan,S.Pd)
penyebab masalah siswa kesulitan menyelesaikan soal berbasis HOTS
adalah:
 Siswa menganggap soalnya rumit
 Siswa merasa harus berkonsentarsi tinggi untuk
menyelesaikan soal tersebut
Siswa belum Kajian Literatur Setelah dilakukan analisis dari hasil
memanfaatkan Jurnal Ilmiah kajian literatur dan wawancara yang
5
teknologi dalam Riki Ridwana, Vina Aulia Nafisyah, Ahmad Yani, Iwan Setiawan, telah saya lakukan, maka penyebab
pembelajaran Bagja Waluya, Asep Mulyadi,Melina Rosyana masalah Siswa belum
(TPACK) Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, Indonesia memanfaatkan teknologi dalam
Pengembangan Media Digital Untuk Meningkatkan Minat Siswa pembelajaran sesuai dengan kelas
dan Kualitas Pembelajaran Geografi di Sekolah saya adalah sebagai berikut :
Jurnal Pengabdian Masyarakat, 18(2), 2022: 268-286  Ketersediaan sarana dan
p-ISSN 1858-3571 | e-ISSN 2580-9628 prasarana yang belum
https://journal.uinmataram.ac.id/index.php/transformasi/article/v mendukung
iew/5501/2441  Siswa cenderung cepat puas dan
Diakses (hari Sabtu, tgl 23 Desember 2023 jm 11.43 WIT) malas mencari informasi
 Kurangnya pemahaman siswa
Media pembelajaran berkembang seiring dengan pesatnya terkait penggunaan teknologi
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Namun informasi dalam pembelajaran
pemanfaatan IPTEK dalam pembelajaran belum optimal  Kurangnya motivasi dari guru
disebabkanketerbatasan pengetahuan dan keterampilan guru
terhadap Informasi Teknologi (IT). enam media digital yang dapat
diterapkan dalam pembelajaran yaitu Google Earth Engine, Google
My Maps, Google Earth Pro, Android, Augmented Reality, dan
Website.
Adanya kemajuan di bidang pendidikan (educational technology)
maupun teknologi pembelajaran (instructional technology)
menuntut diterapkannya berbagai media pembelajaran serta
peralatan-peralatan pembelajaran yang semakin canggih Umarella,
Saimima, & Husein, (2018). Dapat dikatakan bahwa dunia
pendidikan saat ini tidak pernah terlepas dari peran media,
adanya tuntutan dimana kegiatan pembelajaran harus bergerak
yang pada awalnya menggunakan sistem penyampaian bahan ajar
secara konvensional lalu berganti dengan sistem pembelajaran
modern yang lebih mengedepankan peran pembelajaran dan
pemanfaatan teknologi multimedia. Salah satu cara yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan minat belajar siswa yaitu dengan
memanfaatkan media digital sebagai kreasi dalam media
pembelajaran.
Penggunaan media pembelajaran berbasis digital dalam proses belajar
mengajar tentunya dapat berpotensi membangkitkan minat
belajar siswa, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan
belajar dan berlanjut pada peningkatan hasil belajar siswa
Supriyono (2018)

Jurnal Ilmiah
Sri Lestari, Balai Pengembangan Media Televisi Pendidikan
Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan TIK Oleh
Guru
Kwangsan, Vol. 3 No. 2, Edisi Desember 2015
https://media.nelti.com
Diakses (hari minggu, tgl 19 November 2023 jm 22.30)
Pemanfaatan TIK dalam pembelajaran masih belum memadai dan
merata. Keadaan yang demikian ini antara lain disebabkan oleh belum
meratanya infrastruktur yang mendukung pemanfaatan TIK dalam
pembelajaran di samping ketidaksiapan sumber daya manusia
(terutama guru) untuk melaksanakan pemanfaatan TIK secara
terintegrasi dalam pembelajaran.
Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi dalam menerapkan
pembelajaran berbasis TIK adalah: (1) ketersediaan sumber tenaga
listrik; (2) akses terhadap fasilitas TIK, baik oleh guru maupun peserta
didik; (3) ketersediaan materi pelajaran yang berkualitas, bermakna,
dan dukungan kultural bagi pembelajar dan pengajar; (4) pengetahuan
dan keterampilan TIK guru dan peserta didik; (5) dukungan anggaran
atau dana; (6) kemauan dan komitmen berbagai pihak (baik instansi
kedinasan, kepala sekolah, guru, peserta didik, dan masyarakat
orangtua).
Jurnal Ilmiah
Chaidar Husain, Guru SMA Muhammadiyah Tarakan
Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam
Pembelajaran di SMA Muhammadiyah Tarakan
Jurnal Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan Volume 2, Nomor 2,
Juli 2014; 184-192 ISSN: 2337-7623; EISSN: 2337-7615
https://ejournal.umm.ac.id
Diakses (hari minggu, tgl 19 November 2023 jm 22.35)

Beberapa hal yang penghambat pemanfaatan teknologi informasi dan


komunikasi dalam pembelajaran yaitu :
 Masalah teknis, listrik yang sering pada secara tiba-tiba dan
tidak stabilnya jaringan internet, dirasa sangat mengganggu
berbagai perencanaan yang telah dibuat oleh guru bidang studi
mengenai pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi, walaupun seluruh area sekolah
telah tercover oleh fasilitas wireless hotspot namun tidak dapat
terkoneksi ke jaringan internet.
 Hambatan berikutnya yang dialami dalam pemanfaatan TIK di
SMA Muhammadiyah Tarakan adalah guru merasa terbebani
untuk bisa mengajar dengan memanfaatkan media pengajaran,
hal ini dikarenakan dengan media pengajaran guru dituntut
harus lebih kreatif serta persiapan pengajaran lebih matang.
Sebelum mengajar menggunakan media, guru sudah harus
mencobanya sehingga ketika di kelas guru sudah terbiasa dan
tidak canggung lagi, guru perlu menyiapkan waktu yang lebih
lama serta tenaga lebih agar media pembelajaran yang
disiapkan bisa berjalan dengan baik.
 Keterbatasan tenaga operasional untuk bisa memanfaatkan
TIK, perlu adanya tenaga khusus yang mengelola media
tersebut, karena tidak setiap guru mampu mengoperasikan
media tersebut. kondisi ini merupakan masalah baru yang akan
sulit mengatasinya.
 Kurangnya kompetensi guru dalam memanfaatkan berbagai
fasilitas TIK yang telah disediakan oleh pihak sekolah hal ini
terkadang dipengaruhi juga oleh faktor usia serta kompetensi
guru yang bersangkutan, dari segi usia terkadang guru yang
sudah berumur kesulitan untuk mengikuti derasnya
perkembangan arus teknologi informasi dan komunikasi yang
pada akhirnya membuatnya kewalahan dalam memanfaatkan
perangkat tersebut dalam mendukung materi yang diajarkan.
 Masalah pembiayaan, faktor pembiayaan sangat
mempengaruhi dalam penerapan pembelajaran berbasis
teknologi informasi dan komunikasi guna peningkatan proses
pembalajaran guru di sekolah

Wawancara
Sumber Wawancara
Guru / Rekan Sejawat
Narasumber : Bapak La Awiani, SE, Gr (Wakasek Kurikulum)
Waktu : Minggu, 19 November 2023

Hasil wawancara dengan Wakasek Kurikulum (Bapak La Awiani )


penyebab masalah siswa belum memanfaatkan teknologi dalam
pembelajaran adalah:
 Siswa tidak mencari tahu terkait aplikasi-aplikasi pendidikan
yang digunakan dalam pembelajaran
 Siswa terbiasa belajar dengan buku saja
 Siswa kurang memahami cara menggunakan teknologi untuk
belajar
Sumber Wawancara
Kepala Sekolah SMA Negeri 12 Tidore Kepulauan
Narasumber : Bapak Abdurrahman Kader,S.Pd
Waktu : Minggu, 19 November 2023
Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah SMA Negeri 12 Tidore
Kepulauan ,( Bapak Abdurrahman Kader,S.Pd)
penyebab masalah siswa belum memanfaatkan teknologi dalam
pembelajaran adalah:
 Sarana dan prasarana yang belum mendukung
 Minat siswa dalam memanfaatkan tekhnologi untuk belajar
masih rendah
 Kemampuan dan kompetensi siswa dalam menggunakan TIK
masih rendah

Sumber Wawancara
Pengawas Sekolah
Narasumber : Bapak Husain Do.Hasan,S.Pd
Waktu : Minggu, 19 November 2023

Hasil wawancara dengan Pengawas Sekolah (Bapak Husain


Do.Hasan,S.Pd)
 Kurangnya informasi yang diperoleh siswa terkait aplikasi-
aplikasi yang menunjang pembelajaran
 Siswa belum mampu menggunakan teknologi dengan baik
 Sarana dan prasarana yang kurang mendukung
 Kurangnya motivasi dari guru

Anda mungkin juga menyukai