Anda di halaman 1dari 10

LK. 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah

Nama : DINDA APRINDA


No. UKG : 201900695252
Asal Sekolah : UPT SPF SDN 106158 Pematang Johar
Prodi : PGSD
Kelas : 007
LPTK : Universitas Negeri Medan

Masalah yang
N Analisis eksplorasi
telah Hasil eksplorasi penyebab masalah
o. penyebab masalah
diidentifikasi
1 Rendahnya Sumber Kajian Literatur
motivasi
belajar siswa Jurnal/Artikel
pada proses
pembelajaran. 1. Menurut An Nisa Puthree, dkk mengatakan
bahwa motivasi belajar siswa rendah
disebabkan oleh faktor internal dan eksternal
siswa. Faktor internal siswa meliputi
kejenuhan, minat belajar, kesehatan fisik dan
mental. Sedangkan faktor eksternal siswa
adalah keadaan keluarga, lingkungan di
rumah, dan sarana prasarana. Puthree, A. N.,
Rahayu, D. W., Ibrahim, M., & Djazilan, M.
S. (2021). Analisis Faktor Penyebab
Rendahnya Motivasi Belajar Siswa Sekolah
Dasar selama Pembelajaran Daring. Jurnal
Basicedu, 5(5), 3101-3108.
https://jbasic.org/index.php/basicedu/article/
view/1279/pdf. Diakses pada tanggal 1
September 2022

2. Muhammad Sururuddin dan Nirmala Prihatini


mengatakan faktor yang mempengaruhi
motivasi belajar siswa yaitu :
1. Keluarga : Orangtua dan Ekonomi
2. Lingkungan: Pergaulan sekolah dan
Masyarakat
3. Guru: Gaya mengajar dan Metode
Sururuddin, M., & Prihatini, N. (2018).
Analisis Berbagai Faktor Penyebab
Rendahnya Motivasi Belajar Siswa Kelas IV
SDN 3 Tebaban. Jurnal DIDIKA: Wahana
Ilmiah Pendidikan Dasar, 4(1), 56-61.
http://ejournal.hamzanwadi.ac.id/index.php/d
idika/article/view/1198/pdf_48 Diakses pada
tanggal 1 September 2022
3. Ahmad Badrul Jamal, dkk mengatakan salah
satu faktor penentu yang menjadi dasar
keberhasilan dalam proses kegiatan
pembelajaran yaitu motivasi siswa untuk
belajar. Dengan adanya motivasi belajar yang
baik maka proses kegiatan belajar mengajar
akan menjadi lebih mudah. Faktor yang
mempengaruhi motivasi belajar siswa
diantaranya: konsentrasi, rasa ingin tahu,
semangat dalam belajar, kemandirian,
kesiapan siswa, antusias, pantang menyerah,
dan percaya diri. Jamal, A. B., Retno, R. S., &
Dewi, C. (2022). Analisis motivasi belajar
siswa pada pembelajaran tematik di kelas 2
SDN 1 Tawangrejo. Prosiding Konferensi
Ilmiah Dasar, 3, 515-522.
http://prosiding.unipma.ac.id/index.php/
KID/article/view/2674/2035 Diakses pada
tanggal 1 September 2022

4. Menurut Darsono (2000:65) menyatakan


bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
motivasi belajar antara lain :
1. Cita-cita/aspirasi siswa
2. Kemampuan siswa
3. Kondisi siswa dan lingkungan
4. Unsur-unsur dinamis dalam
belajar
5. Upaya guru dalam membelajarkan siswa.
Darsono. (2000). Belajar dan
Pembelajaran. Semarang: Semarang
Press

5. Menurut Ridha Sabrina, dkk mengatakan


bahwa yang menjadi faktor-faktor penyebab
rendahnya motivasi belajar siswa pada proses
pembelajaran ada tiga, yaitu: (1) kemampuan
siswa, (2) kondisi lingkungan siswa, dan (3)
tata cara guru dalam membimbing siswa.
Sabrina, R., Fauzi, F. and Yamin, M.Y.M.,
2017. Faktor-faktor penyebab rendahnya
motivasi belajar siswa dalam proses
pembelajaran matematika di Kelas V SD
Negeri Garot Geuceu Aceh Besar. Jurnal
Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah
Dasar, 2(4).
http://www.jim.unsyiah.ac.id/pgsd/article/
view/7736. Diakses pada tanggal 1
September 2022
2 Keterampilan Sumber Kajian Literatur
memahami isi
bacaan siswa masih Jurnal/Artikel
rendah pada proses
pembelajaran 1. Menurut Ulfa Nurul Inayah, dkk adapun
tematik. faktor-faktor yang mempengaruhi
kemampuan membaca pemahaman siswa
kelas yaitu berasal dari faktor internal yang
meliputi tentang kemampuan membaca
permulaan pada siswa, penguasaan struktur
wacana/teks, sikap dan minat membaca,
banyak tidaknya perbendaharaan kata,
kemampuan mengingat informasi yang telah
dibaca, kemampuan berkonsentrasi, dan
suasana hati atau emosi ketika membaca.
Inayah, U. N., Fadhillah, D., Enawar, E., &
Sumiyani, S. (2021). ANALISIS
KEMAMPUAN MEMBACA
PEMAHAMAN SISWA PADA MATA
PELAJARAN BAHASA INDONESIA
KELAS IV DI SDN CIPONDOH 5 KOTA
TANGERANG. PROSIDING SAMASTA
https://jurnal.umj.ac.id/index.php/
SAMASTA/article/view/
879%20%E2%80%93%20884/6678 Diakses
pada tanggal 1 September 2022

2. Menurut Wanda Aprilin Sitompul


mengatakan kemampuan membaca
pemahaman siswa menjadi rendah disebabkan
oleh beberapa faktor, baik faktor siswa
sendiri, faktor lingkungan, sampai faktor dari
guru. Faktor-faktor tersebut antara lain:
strategi pemahaman bacaan yang diterapkan
guru masih kurang tepat, minat baca siswa
yang rendah, dan kurangnya motivasi siswa
dalam mengikuti pembelajaran membaca.
Salah satu faktor penyebab rendahnya tingkat
membaca pemahaman adalah strategi yang
digunakan oleh guru masih kurang tepat.
Sitompul, Wanda Aprilin (2016)
MENINGKATKAN KEMAMPUAN
MEMBACA PEMAHAMAN SISWA PADA
MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA
DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI
DIRECTED READING ACTIVITY (DRA) DI
KELAS IV SD NEGERI 023903 BINJAI
T.A.2015/2016. Undergraduate thesis,
UNIMED.
http://digilib.unimed.ac.id/6654/9/9.%20NIM
%201123111098%20BAB%20I.pdf
http://digilib.unimed.ac.id/6654/ . Diakses pada
tanggal 2 September 2022

3. Menurut Rahel Sonia Ambarita dkk,


mengatakan Faktor penyebab kesulitan
membaca pemahaman pada siswa kelas III
SD Negeri 3 Nagri Kaler yaitu minat dan
aktivitas dalam kegiatan membaca, dan
perbedaaan kemampuan yang dimiliki siswa,
sarana dan prasarana yang dimilki siswa dan
lingkungan sekolah dan keluarga .
PADA SISWA,( 2021) Analisis Kemampuan
Membaca Pemahaman, et al. EDUKATIF:
JURNAL ILMU PENDIDIKAN.
https://scholar.archive.org/work/
pbpukbkjong35o7wydcamg2xae/access/
wayback/https://edukatif.org/index.php/
edukatif/article/download/836/pdf . Diakses
pada tanggal 2 September 2022

4. Menurut Febrina Nur Giyantika mengatakan f


aktor pengaruh kemampuan membaca
pemahaman pada siswa sekolah dasar  yaitu
minat belajar serta tingkat kecerdasan siswa
(kognitif) karena siswa yang cerdas lebih
mudah memahami suatu materi bahan bacaan,
Lingkungan keluarga yang memberikan
bimbingan dan motivasi kepada anakmya,
dapat menjadi sebab pendorong siswa
berkeinginan untuk membaca. Lingkungan
sekolah dengan fasilitas yang cukup memadai
pun dapat menjadi faktor pengaruh siswa
dalam membaca.
Giyantika, F. N. (2021). Analisis Kemampuan
Membaca Pemahaman pada Teks Eksplanasi
Siswa Kelas V Sekolah Dasar. In Renjana
Pendidikan: Prosiding Seminar Nasional
Pendidikan Dasar (Vol. 2, No. 1, pp. 227-
236).
http://proceedings2.upi.edu/index.php/
semnaspgsdpwk/article/view/1888/1740
Diakses pada tanggal 2 September 2022

5. Menurut F H Lukluk dan Karsono


mengatakan ada beberapa faktor yang
menghambat ketrampilan membaca
pemahaman, seperti strategi, model atau
metode yang digunakan guru dalam proses
belajar mengajar dikelas.
FH Lukluk, Karsono.(2020). "Penerapan
model pembelajaran mind mapping untuk
meningkatkan ketrampilan membaca
pemahaman siswa kelas III sekolah
dasar." Jurnal Pendidikan Dasar 8.1.
https://jurnal.uns.ac.id/JPD/article/view/
41026/27007 . Diakses pada tanggal 2
September 2022

3 Keterampilan siswa Sumber Kajian Literatur


dalam
menyelesaikan soal Jurnal/Artikel
matematika masih
rendah. 1. Menurut Silvia Tri Anggraeni, dkk
berdasarkan hasil analisis data dari penelitian
menunjukkan 1) Karakteristik kesulitan
belajar matematika yang dialami oleh siswa
yaitu abnormalitas persepsi visual-spasial; 2)
Faktor internal dan faktor eksternal yang
menyebabkan siswa kesulitan belajar
matematika. Faktor internalnya adalah sikap
siswa, minat belajar, motivasi siswa, dan
kemampuan penginderaan, sedangkan faktor
eksternalnya adalah strategi pembelajaran,
peralatan belajar, lingkungan keluarga, dan
lingkungan masyarakat; 3) Upaya yang
dilaksanakan oleh guru, siswa, dan orangtua
untuk mengatasi kesulitan belajar matematika.
Anggraeni, S. T., Muryaningsih, S., &
Ernawati, A. (2020). Analisis faktor penyebab
kesulitan belajar matematika di sekolah
dasar. Jurnal Riset Pendidikan Dasar
(JRPD), 1(1), 25-37.
http://jurnalnasional.ump.ac.id/index.php/
jrpd/article/view/7929/3247. Diakses pada
tanggal 2 September 2022

2. Menurut Sri Ayu, dkk mengatakan bahwa


faktor penyebab kesulitan belajar matematika
terdiri dari faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internalnya adalah kesehatan
tubuh yang tidak optimal, cacat tubuh yaitu
penglihatan yang lemah atau mata minus dan
pendengaran yang kurang, kecerdasan yang
rendah, minat siswa pada pelajaran
matematika masih rendah, serta motivasi
siswa dalam pembelajaran matematika juga
rendah. Sedangkan faktor eksternalnya adalah
faktor lingkungan sekolah yaitu penggunaan
media pembelajaran matematika yang kurang
inovatif, faktor lingkungan keluarga adalah
orang tua kurang memperhatikan kegiatan
belajar matematika siswa, suasana dirumah
kurang baik saat siswa belajar matematika,
kegiatan dalam masyarakat yaitu siswa yang
terlalu banyak aktivitas sehingga kegiatan
belajar siswa menjadi terbengkalai, dan faktor
media massa yaitu pengaruh penggunaan
gadget dan TV. Ayu, S., Ardianti, S. D., &
Wanabuliandari, S. (2021). Analisis Faktor
Penyebab Kesulitan Belajar
Matematika. AKSIOMA: Jurnal Program
Studi Pendidikan Matematika, 10(3), 1611-
1622.
https://scholar.archive.org/work/r6ul24ky5jco
7a6pbrfontq5m4/access/wayback/https://
ojs.fkip.ummetro.ac.id/index.php/
matematika/article/download/3824/pdf.
Diakses pada tanggal 2 September 2022
3. Menurut Nordiana Natasya mengatakan
bahwa faktor penyebab kesulitan belajar
matematika yaitu faktor intern meliputi sikap
negatif dalam belajar matematika dan
motivasi belajar masih rendah. Sedangkan
faktor ekstern meliputi kurangnya variasi
mengajar guru dan penggunaan media/alat
peraga pembelajaran yang belum maksimal.
Natasya, N. (2019). Analisis Faktor Penyebab
Kesulitan Belajar Matematika di Kelas IV
Sekolah Dasar Negeri 004 Bangkinang Kota
(Materi Pecahan). Jurnal Riset Pembelajaran
Matematika Sekolah, 3(2), 47-53.
http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jrpms/
article/view/12531. Diakses pada tanggal 2
September 2022
4 Penggunaan model Sumber Kajian Literatur
pembelajaran
inovatif masih Jurnal/Artikel
belum optimal
dalam 1. Menurut Agus Wedi mengatakan bahwa
pembelajaran. permasalahan dalam penerapan model
pembelajaran yaitu di mana sarana dan
prasarana yang terbatas dan sumberdaya
manusia yang terbiasa dengan iklim yang
sudah berjalan, metode-metode seperti
ceramah, tanyajawab, atau diskusi dan
sejenisnya bukan tidak mungkin merupakan
metodemetode yang masih layak diterapkan.
Selain itu, Seringkali seorang guru
melaksanakan pembelajaran tanpa dilandasi
oleh perencanaan yang meyakinkan mengenai
metode apa yang akan digunakan.
Orientasinya hanya penguasaan bahan
(materi) pelajaran saja. Akibatnya, dalam
kegiatan pembelajaran guru berusaha
menghabiskan bahan yang telah disiapkan
tanpa menyadari bagaimana kegiatan siswa
belajar ketika menerima materi pelajaran
tersebut. Wedi, A. (2017). Konsep dan
masalah penerapan metode pembelajaran:
upaya peningkatan mutu pembelajaran
melalui konsistensi teoretis-praktis
penggunaan metode
pembelajaran. Edcomtech: Jurnal Kajian
Teknologi Pendidikan, 1(1), 21.28
http://journal2.um.ac.id/index.php/edcomtech/
article/view/1785/1027. Diakses pada tanggal 2
September 2022

2. Menurut Nasrun, dkk mengatakan bahwa


kemampuan mengintegrasikan model
pembelajaran inovatif dalam pembelajaran
memerlukan keterampilan khusus dalam
penerapannya. Menyikapi hal itu, dilakukan
pendampingan kepada para guru agar mampu
mengintegrasikan model pembelajaran
inovatif secara efektif sesuai tuntutan
pembelajaran di SD. Nasrun, N., Faisal, F., &
Feriyansyah, F. (2018). Pendampingan Model
Pembelajaran Inovatif di Sekolah Dasar
Kecamatan Medan Selayang Kota
Medan. Jurnal Pengabdian Kepada
Masyarakat, 24(2), 671-676.
https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/
jpkm/article/viewFile/10359/9302. Diakses
pada tanggal 2 September 2022

3. Menurut Ghamar B N Samdas, dkk


mengatakan Observasi awal memberi
informasi bahwa masih banyak guru-guru
SMP Negeri 4 Palu yang belum menerapkan
model-model pembelajaran inovatif. Hal ini
disebabkan banyak guru yang belum terampil
merancang pembelajaran inovatif apalagi
menerapkannya secara benar sesuai sintaks
masing-masing model pembelajaran.
Keragaman sintaks model pembelajaran
inovatif menyebabkan kebingungan bagi guru
sehingga timbul keraguan dan perasaan takut
salah dalam menerapkannya. Shamdas, G. B.,
Bialangi, M., & Buntu, A. (2022).
Penyuluhan dan Pendampingan Perancangan
Model Pembelajaran Inovatif Melalui Lesson
Study pada Guru SMP di Palu. Bubungan
Tinggi: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 4(1),
86-93.
https://scholar.archive.org/work/
pgcado735beq7dx4iddaoj6ihu/access/
wayback/https://ppjp.ulm.ac.id/journals/
index.php/btj/article/download/4659/pdf.
Diakses pada tanggal 2 September 2022

5. Kemampuan siswa Sumber Kajian Literatur


dalam
menyelesaikan soal Jurnal/Artikel
yang berbasis
HOTS masih 1. Menurut Oktyas Wahyu Kurniawati, dkk
rendah. mengatakan bahwa rendahnya kemampuan
berpikir tingkat tinggi siswa dilatarbelakangi
oleh
1. Kurangnya kesadaran dari diri siswa
untuk terus meningkatkan kemampuan
berpikir yang dimiliki sebelumnya.
2. Pelaksanaan pembelajaran yang tidak
mengarah pada kemampuan berpikir
tingkat tinggi, tipe soal yang diberikan
berupa pilihan ganda dan uraian biasa
3. Materi pembelajaran yang tergolong
sulit. Kurniawati, O. W., Nuriman, N.,
& Mahmudi, K. (2020). Analisis
Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi
Siswa Pada Materi IPA Tema Ekosistem
Di Sekolah Dasar. Primary: Jurnal
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 9(3),
313322.
https://primary.ejournal.unri.ac.id/index
.php/JPFKIP/article/download/7866/
pdf. Diakses pada tanggal 2 September
2022

2. Menurut Saraswati Kesulitan siswa dalam


memahami HOTS yaitu :
1. Siswa terbiasa dengan bentuk soal pilihan
ganda dengan cara menjawab soal tanpa
disertai penulisan cara atau langkah-
langkah memperoleh jawaban.
2. Kegiatan pembelajaran yang masih
berbasis hanya transformasi ilmu hanya
berpangkal pada ranah kognitif C1, C2
dan C3 saja atau LOTS, tanpa kegiatan
mengkritisi dan menemukan yang berada
pada ranah C4 hingga C6 atau HOTS.
Sehingga siswa kesulitan dalam
menjawab soal berupa aplikasi. Siswa
cenderung melakukan kesalahan
menjawab soal karena soal yang
diberikan berbeda dengan prosedur yang
diberikan oleh gurunya. Saraswati, P. M.
S., & Agustika, G. N. S. (2020).
Kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam
menyelesaikan soal HOTS mata pelajaran
matematika. Jurnal Ilmiah Sekolah
Dasar, 4(2), 257-269.
https://
ej ournal.undiksha.ac.id/
index.php/JISD/article/download/
25336/15392.Diakses pada tanggal 2
September 2022

6. Pemanfaatan Sumber Kajian Literatur


TIK dalam
proses Jurnal/Artikel

pembelajaran
1. Menurut Sri Lestari belum semua guru
masih belum memanfaatkan TIK dalam menyelenggarakan
maksimal. kegiatan pembelajaran yang diampunya
walaupun mereka telah memahami bahwa
strategi pembelajaran yang demikian ini
sangat menunjang atau membantu tingkat
penguasaan peserta didik terhadap materi
pelajaran. Kendala pemanfaatan TIK oleh
guru adalah: tidak adanya akses, tidak
adaanya sarana TIK, pembelajaran tidak
mengintegrasikan TIK, guru tidak memiliki
pengetahuan tentang TIK, dan tidak adanya
kemauan guru untuk memanfaatkan TIK.
Lestari, S. (2015). Faktor-faktor yang
mempengaruhi pemanfaatan TIK oleh
guru. Kwangsan: Jurnal Teknologi
Pendidikan, 3(2), 121-134.
https://jurnalkwangsan.kemdikbud.go.id/
index.php/jurnalkwangsan/article/view/29.
Diakses pada tanggal 2 September 2022

2. Menurut Delila Sari Batubara mengatakan


bahwa seiring dengan perkembangan TIK
yang semakin pesat, masih ditemukan
beberapa masalah terkait kompetensi TIK
guru sekolah dasar, yaitu: a. Proyektor yang
tersedia di kelas dan di kantor guru jarang
digunakan. Alasan guru untuk tidak
menggunakan proyektor adalah: repot, takut
konslet, anak-anak ribut saat menggunakan
proyektor, tidak memiliki bahan ajar digital
untuk dipresentasikan, tidak bisa membuat
media powerpoint, dan tidak bisa
menghubungkan proyektor ke laptop. b.
Penggunaan laboratorium komputer dan
bahasa di sekolah dasar yang mapan juga
masih kurang optimal. Alasan guru enggan
menggunakan laboratorium adalah: guru
sudah nyaman dengan pembelajaran metode
pembelajaran verbal dan belum nyaman
dengan pembelajaran menggunakan perangkat
TIK. Komputer yang mengalami kerusakan
tidak langsung diperbaiki sehingga jumlah
komputer yang dapat digunakan lebih sedikit
dari jumlah siswa yang akan menggunakan.
Batubara, D. S. (2018). Kompetensi teknologi
informasi dan komunikasi guru sd/mi (potret,
faktor-faktor, dan
upayameningkatkannya). Muallimuna: Jurnal
Madrasah Ibtidaiyah, 3(1), 48-65.
https://ojs.uniska-bjm.ac.id/index.php/
jurnalmuallimuna/article/view/954/806.
Diakses pada tanggal 2 September 2022

Anda mungkin juga menyukai