Laporan Akhir Sukriadi 2
Laporan Akhir Sukriadi 2
DI SUSUN OLEH:
1
LAPORAN
DI SUSUN OLEH:
i
LEMBAR PENGESAHAN PERUSAHAAN
A/n Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Barru, Kepala Seksi Rekayasa Lalu
Lintas dan Penerangan Jalan Umum, menerangkan bahwa:
NAMA : SUKRIADI
NIS : 2112067
ii
LEMBAR PENGESAHAN SEKOLAH
NAMA : SUKRIADI
NIS : 2112067
Mengetahui:
KEPALA SEKOLAH
UPTD SMK NEGERI 5 BARRU
iii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
NAMA : SUKRIADI
NIS : 2112067
Pembimbing 1,
IRWAN
iv
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
NAMA : SUKRIADI
NIS : 2112067
Pembimbing 2,
AHMAD RUDI
v
KATA PENGANTAR
Puji Syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat,
rahmat, serta hidayah-Nya sehingga kami dapat melaksanakan dan menyelesaikan
Prakerin di Dinas perhubungan kab.barru, Karena tanpa nikmat-Nya, mungkin
kami belum tentu bisa menyelesaikan kegiatan ini dari awal sampai akhir.
Dengan ini, kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah mendukung dan mensukseskan pelaksanaan Prakerin ini, karena tanpa
dukungan dan bantuan dari mereka mungkin pula kami belum tentu bisa
menyelesaikan kegiatan Prakerin ini.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang sudah
membantu melancarkan seluruh kegiatan ini, diantaranya:
6. Bapak dan Ibu Guru yang sudah memberikan bimbingan selama pelaksanaan
prakerin
vi
Kami juga menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna.
Namun kami telah berusaha semaksimal mungkin dalam penyusunan laporan ini.
Semoga laporan prakerin ini dapat memberi manfaat bagi semua pihak.
Mengetahui
SUKRIADI
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………………...........i
LEMBAR PENGESAHAN PERUSAHAAN ...................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN SEKOLAH ............................................................. iii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ..................................................... iv
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING .......................................................v
KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi
DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii
BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................................1
1.1 Latar Belakang Kerja Industri…………………………………………...1
1.2 Tujuan Praktek Kerja Industri…………………………………………...3
1.3 Pemecahan Masalah……………………………………………………..4
1.4 Manfaat Praktek Kerja Industri………………………………………….4
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................6
2.1 Visi Dan Misi………………………………………………………………….6
2.2 Sejarah Singkat Perusahaan…………………………………………………...6
2.3 Struktur Organisasi Perusahaan……………………………………………….8
2.4 Prinsip kerja Penerangan jalan umum………………………………………...8
2.5 Pengenalan Penerangan Jalan Umum…………………………………………9
2.6 Landasan Teori Panel………………………………………………………..10
2.7 Teori Sistem Penempatan Lampu Penerangan Jalan………………….……..11
2.8 Teori Penentuan Kualitas Lampu……………………………………………12
BAB III METODE PRAKTEK ..........................................................................14
3.1 Waktu dan Tempat…………………………………………………………...14
3.2 Alat dan Bahan…………………………………………………………........14
3.3 Peralatan dan Komponen Yang Digunakan Pada PJU….…………………...15
3.4 Komponen Panel Penerangan Jalan Umum…………………………………17
3.5 Busbar………………………………………………………….....................24
3.6 Kontaktor…………………………………………………………................26
3.7 MCB………………………………………………………….......................28
3.8 MCCB…………………………………………………………....................29
3.10 Jenis-Jenis Kabel Yg DiGunakan Pada Penerangan Jalan Umum…………31
3.11 Kabel NYM…………………………………………………………...........31
3.12 Kabel NYY…………………………………………………………...........32
3.13 Kabel NYAF……………………………………………………………….33
BAB IVPENUTUP ...............................................................................................34
4.1 KESIMPULAN………………………………………………………….......34
viii
ix
BAB 1
PENDAHULUAN
1
Sistem penyelenggaraan pendidikan di sekolah menengah kejuruan
mensyaratkan adanya kemitraan antara sekolah dan dunia industri, disebut
PRAKERIN, antara lain:
2
perkembangan teknologi. Prakerin sebagai tanggapan Depdiknas terhadap
kebutuhan yang terampi, luwes dan up date teknologi dalam pembangunan
ekonomi saat ini dan masa depan, khususnya pendidikan dan pelatihan
kejuaran menengah. Keterkaitan dan kesepadanan (ink and match) tidak di
artikan bahwa program pendidikan dan pelatihan di sekolah harus sepadan
mach) dengan kebutuhan dunia industri. Namun, lebih diartikan sebagai
penyelenggaraan dan kesepadanan dalam penyelenggaraan pendidikan dan
pelatihan kejuruan membutuhkan
10. Sebagai bentuk pelatihan paling efektif adalah pelatihan yang dilaksakan di
tempat kerja sesunguhnya, dimana siswa dapat belajar langsung dari
karyawan yang berpengalaman.
3
1.3 Pemecahan Masalah
4
8. Mempersiapkan sumber daya manusia berkualitas yang sesuai dengan
kebutuhan di era teknologi dan komunikasi terkini.
9. Memberikan keuntungan pada pihak sekolak dan siswa-siswi iru sendiri,
karena keahlian baru yang tidak diajarkan di Sekolah didapat di dunia
Mempersiapkan sumber daya manusia berkualitas yang sesuai dengan
kebutuhan di era teknologi dan komunikasi terkini.
10. Memberikan keuntungan pada pihak sekolak dan siswa-siswi iru sendiri,
karena keahlian baru yang tidak diajarkan di Sekolah didapat di dunia usaha
atau dunia industri.
5
BAB II
LANDASAN TEORI
Misi
• Menjalani kerja sama yang menguntungkan denga Dunia Usaha dan Industri
• Mempromosikan SMKN 5 BARRU kepada masyarakat serta Dunia Usaha
dan Industri.
• Meningkatkan kompetensi dan kemampuan siswa yang selaras dengan
Dunia Usaha dan Industri.
• Menjalani kerja sama yang menguntungkan denga Dunia Usaha dan Industri
• Membenuk karakter dan kemandiian siswa dalam
menyiapkan lulusan yang produktif, professional, disiplin, jujur,
dan berwawasan lingkungan.
6
dilakukan untuk mengurangi penggunaan energi listriknya adalah dengan
mengganti lampu merkuri dengan lampu LED yang hemat energi. Negara Jepang
merupakan negara pertama yang mengaplikasikan LED sebagai lampu jalan di
wilayah Osaka pada awal 2000-an.
7
2.3 Struktur Organisasi Perusahaan
STRUKTUR ORGANISASI KERJA DINAS PERHUBUNGAN
8
menurun mencapai batas tertentu, lampu jalan mulai menyala secara redup. IR
memancarkan sinyal dengan panjang gelombang tertentu yang ditangkap oleh
receiver photodiode. IR ditempatkan sebelum dan sesudah lampu jalan atau LED
untuk mendeteksi keberadaan objek.
Ketika sebuah photo diode mendeteksi sebuah objek, sinar infrared yang
dipancarkan LED terputus dan lampu jalan yang pada mulanya redup menjadi lebih
terang. Pengukuran tegangan LED kemudian dilakukan untuk memperoleh
karakteristik sistem terhadap intensitas cahaya. Untuk membuat smart lighting
system, pertama-tama dibuat perancangan ilustrasi kerja sistem seperti berikut.
Untuk kondisi siang hari, sensor LDR akan mendeteksi cahaya sehingga seluruh
LED dalam kondisi mati. Untuk kondisi malam hari, sensor LDR tidak mendeteksi
cahaya sehingga kondisi awal seluruh LED dalam kondisi menyala redup. Pada saat
objek (dalam hal ini mobil) melewati sensor IR 1, maka LED 1 dan LED 2 akan
menyala terang. Pada saat objek melewati sensor IR 2, maka LED 2 dan LED 3
akan menyala terang dan LED 1 akan kembali menyala redup. Pada saat objek
melewati sensor PIR 3, maka LED 3 dan LED 4 akan menyala terang, LED 2 akan
kembali menyala redup dan LED 1 masih dalam keadaan menyala redup. Pada saat
objek melewati sensor PIR 4, maka LED akan menyala terang, LED 3 dan LED 2
akan kembali menyala redup dan LED 1 masih dalam keadaan menyala redup. Pada
saat objek melewati sensor IR 5, maka seluruh LED dalam kondisi awal yaitu
menyala redup.
9
Lampu Penerangan Jalan Umum merupakan barang-barang elektronik yang
rentan atau dapat dikatakan memiliki umur pakai yang pendek, sehingga kegiatan
perbaikan dan pemeliharaan mutlak dibutuhkan. Perbaikan dapat meliputi
perbaikan jaringan, penggantian lampu yang mati, atau pun pengecekan kondisi
PJU.
Panel listrik adalah suatu susunan peralatan listrik / strik yang dirangkai atau
disusun sedemikian rupa didalam suatu papancontrol sehingga saling berkaitan dan
membentuk funsi sesuai dengankebutuhan yang diinginkan. Panel listrik sering
disebut dengan Panel Hubung Bagi danKendali (PHB). PHB merupakan
perlengkapan listrik yang digunakanuntuk mengendalikan dan membagi arus
listrik yang juga merupakan bagian dari sistem suplai tenaga listrik. PHB
biasa dipasang sebelu msampai ke peralatan konsumen.
1. Penataan PHB
a) PHB harus ditata dan dipasang sedemikian rupa sehingga terlihat rapid an
teratur, dan harus ditempatkan dalam ruang yang cukup leluasa.
b) PHB harus ditata dan dipasang sedemikian rupa sehingga pemeliharaan dan
pelayanan mudah dan aman, dan bagian yang penting mudah dicapai.
c) Semua komponen yang pada waktu kerja memerlukan pelayanan, seperti
instrumen ukur, tombol dan sakelar, harus dapat dilayanidengan mudah dan
aman dari depan tanpa bantuan tangga, mejaatau perkakas yang tidak lazim
lainnya.
d) Penyambungan saluran masuk dan saluran keluar pada PHB
harusmenggunakan terminal sehingga penyambungannya dengankomponen
dapat dilakukan dengan mudah, teratur dan aman.Ketentuan ini tidak
10
berlaku bila komponen tersebut letaknya dekatsaluran keluar atau saluran
masuk.
Yang dimaksud tiang penopang lampu kaku adalah tiang yang direncanakan
kaku/tegar sehingga kuat untuk menahan benturan. Penempatan tiang ini
terbatas, kecuali jika tersedia ruang bebas yang cukup lebar atau
dikombinasikan dengan bangunan pengaman jalan.
Yang dimaksud tiang penopang lampu mudah patah adalah tiang yang
direncanakan jika tertabrak tidak akan memberikan kerusakan yang fatal.
11
Penempatan tiang ini sangat luas karena dapat diletakkan pada daerahdaerah
ruang bebas yang sempit.
2. Bagi pengguna jalan dapat mengenali semua rintangan dan halangan jalan.
Distribusi cahaya Berkaitan dengan kerataan cahaya pada jalan raya. Untuk
itu ditentukan faktor kerataan cahaya yang merupakan perbandingan kuat
penerangan pada bagian tengah lintasan kendaraan dengan tepi jalan. Kerataan
cahaya dapat diukur dengan rasio kemerataan pencahayaan (uniformity ratio) yang
merupakan rasio maksimum antara kemerataan pencahayaan maksimum dan
minimum menurut lokasi penempatan tertentu.
12
Warna cahaya lampu pelepasan gas tekanan tinggi (khususnya lampu
merkuri) berpengaruh terhadap warna tertentu, misalnya: warna merah.
Lingkungan Lingkungan yang berkabut maupun berdebu mempunyai faktor
absorbsi terhadap cahaya yang dipancarkan oleh lampu. Cahaya kuning kehijauan
mempunyai panjang gelombang paling sensitif terhadap mata sehingga tepat
digunakan pada daerah berkabut. Lampu HPS tepat untuk penerangan jalan pada
daerah berkabut
13
BAB III
METODE PRAKTEK
3.1 Waktu dan Tempat
1. Waktu Praktek
Waktu yang digunakan peneliti untuk penelitian ini dilaksanakan sejak tanggal
dikeluarkannya ijin penelitian dalam kurun waktu kurang lebih 2 (dua) bulan,
1 bulan pengumpulan data dan 1 bulan pengolahan data yang meliputi
penyajian dalam bentuk skripsi dan proses bimbingan berlangsung.
2. Tempat Praktek
b) Bahan
1. Kabel
2. Kontaktor
3. MCB
4. MCCB
5. Tiang
6. Lampu
7. Foto Cell
14
3.3 Peralatan dan Komponen Yang Digunakan Pada PJU
1. Tiang Lampu
Ketika melintasi jalan umum tentu anda akan sering menjumpai tiang- tiang
yang terpasang di sisi maupun median jalan. Jenis tiang tersebut adalah tiang PJU
(Penerangan Jalan Umum) yang digunakan untuk menyangga lampu penerangan
jalan. Komponen ini merupakan fasilitas perlengkapan jalan berupa alat penerangan
yang dipasang guna mewujudkan keselamatan, ketertiban, dan kelancaran lalu
lintas serta kemudahan bagi pengguna jalan dalam berlalu lintas khususnya pada
malam hari.
Model antik. Tiang lampu PJU antik merupakan desain tiang yang memiliki
sentuhan bergaya antik. Gaya antik sendiri erat kaitannya dengan kenangan masa
lalu. Pada umumnya aksen antik yang diadopsi pada tiang lampu adalah dengan
menyematkan ornamen-ornamen lengkungan yang membentuk bunga, daun,
binatang, maupun motif lain yang serupa dengan motif benda-benda hiasan maupun
furniture mewah jaman dulu.
Tiang model cabang 2. Namanya saja tiang model cabang, sudah pasti tiang
ini memiliki bentuk yang bercabang. Untuk model cabang 2 berarti jumlah cabang
nya ada 2 (double angle), dengan kata lain jumlah lampu yang dipasang nantinya
ada 2 pula. Dengan 2 buah lampu, tentu akan menciptakan penerangan yang lebih
terang jika dibandingkan dengan model tunggal.
Tiang model cabang 3. Mirip dengan tiang model cabang 2, hanya saja
berbeda dari segi jumlah cabangnya. Model tiang lampu bercabang 3 ini memiliki
15
kesan yang lebih mewah dan artistik sehingga sering digunakan sebagai tiang lampu
t aman, alun-alun, dll untuk menghidupkan suasana.
Lampu gas bertekanan rendah kondisi vakum atau low pressure discharge
lamp. Berupa lampu pendar (fluorescent) jenis Iluminasi tinggi (high output).
3. Alat-Alat Panel
Alat
16
3.4 Komponen Panel Penerangan Jalan Umum
1. Box Panel
Gambar 3.1
17
Gambar 3.2
MCCB adalah suatu alat proteksi di panel listrik yang berfungsi untuk
mengamankan sistem listrik apabila terjadi gangguan, seperti hubung singkat atau
beban lebih. Kerja MCCB sangat mirip dengan MCB hanya saja alat ini memiliki
fitur lebih banyak dan mampu bekerja dengan rating arus mencapai 1000 A.
Beberapa fitur MCCB adalah level trip yang dapat diatur, Interrupting
Capacity sekitar 10 - 100 kA, dapat bekerja ketika tegangan sedang turun, mampu
memutus arus dari sumber eksternal (shunt trip) dan rating arus yang tinggi
mencapai 1000 A.
18
3. Magnetic Kontaktor
Gambar 3.3
Magnetic Kontaktor adalah suatu alat yang ada di panel listrik yang
digunakan untuk memutus dan menyambungkan arus listrik dengan memanfaatkan
prinsip magnetik. Sehingga apabila arus listrik dihubungkan ke Coil kontaktor
maka anak kontak akan bekerja yang semula terbuka / Normally Open menjadi
tertutup / Normally Close.
19
4. TOR (Thermal Overload Relay)
Gambar 3.4
TOR atau thermal overload relay adalah suatu alat proteksi yang
ada di panel listrik yang berfungsi untuk mengamankan beban lebih
(overload). TOR bekerja berdasarkan suhu (thermal) yang dideteksi oleh
elemen bimetal. TOR memiliki settingan arus maksimal yang bisa diatur.
Prinsip kerja TOR adalah ketika terjadi beban lebih maka suhu
akan mengingkat dan membuat elemen bimetal menjadi panas. Apabila
suhu melewati batas settiingan arus yang maksimal maka bimetal
memerintahkan TOR untuk melakukan pemutusan. TOR biasanya
20
digunakan bersamaan dengan kontaktor untuk melayani beban seperti
motor listrik 3 fhase.
5. Kabel Penghantar
Gambar 3.5
Kabel penghantar pada panel listrik adalah alat yang berfungsi untuk
menghantarkan listrik dari satu komponen ke komponen lainnya. Kabel yang
digunakan pada sistem kontrol berjenis serabut sedangkan pada sistem daya
berjenis kabel pejal / tunggal.
Pastikan menggunakan kabel standar dengan kualitas tinggi untuk
menjamin kinerja alat -alat pada panel listrik bekerja dengan baik.
6. Busbar
21
Gambar 3.6
Busbar pada panel listrik adalah suatu alat yang berbentuk lempengan
tembaga yang berfungsi untuk menghantarkan energi listrik. Busbar digunakan
untuk menghantarkan aliran listrik dan sebagai pengganti kabel berpenampang
besar.
Dengan tegantinya kabel yang memiliki penampang besar membuat isi
panel listrik terlihat lebih rapi. Namun, tetap harus berhati-hati karena busbar tidak
memiliki isolasi sehingga membuatnya bertegangan.
22
7. Omega Rails Atau Din Rails
Gambar 3.7
Omega rails pada panel listrik merupakan alat yang terbuat dari bahan logam
yang berfungsi sebagai frame atau tatakan untuk menempelnya komponen listrik yang
ada di panel, seperti MCB, kontaktor, plc dan komponen lainnya.
23
8. Terminal Block
Gambar 3.8
Terminal block pada panel listrik merupakan alat yang berfungsi sebagai
tempat penyambungan kabel yang masuk dan keluar. Dengan adanya terminal
block membuat panel terlihat rapi dan lebih profesional.
3.5 Busbar
Pengertian Busbar
Secara bahasa busbar adalah strip atau bar logam yang dalam sistem
distribusi tenaga listrik ditempatkan dalam panel listrik/distribusi yang berfungsi
24
sebagai penghubung antara source dengan bebannya.
Busbar adalah penghantar arus listrik yang terbuat dari tembaga atau logam
lainnya seperti alumunium, namun keumuman banyak digunakan tembaga. Karena
busbar memiliki fungsi yang sama dengan kabel sebagai penghubung. Maka busbar
memiliki kemampuan hantar Arus, sesuai dengan dimensinya.
Pada penggunaan di panel listrik, untuk arus diatas 250 A maka disarankan
untuk memakai busbar sebagai penghubungnya. Kenapa demikian? Karena dengan
menggunakan Busbar akan mempermudah pemasangan komponen, seperti
MCCB/ACB/lainnya pada panel. Dibandingkan apabila arus 250 A ke atas
menggunakan kabel, tentu dimensi kabel lebih besar sehingga pemasangannya
sulit, selain dari segi estetika maupun safety lebih bagus menggunakan busbar.
Standar Warna Busbar di Panel
Gambar 3.9
Berdasarkan standar pada PUIL. maka dalam penggunaan busbar untuk tiap
fasanya diberi warna yang berbeda:
• merah untuk fasa R - Phasa 1
• kuning untuk fasa S - Phasa 2
• hitam untuk fasa T - Phasa 3
• biru untuk fasa N - Netral
• Hijau untuk grounding (G)
25
3.6 Kontaktor
Kontaktor Magnet
Gambar 3.10
1. Kontak Utama
Memiliki nama lain RST, kontak utama ini terdiri dari
komponen simbol, yaitu L1, L2, L3, dst. RST memiliki fungsi sebagai
penghubung listrik 3 fase (R, S, dan T). Fungsinya sama dengan
MCB3 fase.
2. Coil
Coil atau kumparan magnet memiliki peran sebagai media
yang akan dialiri oleh sumber listrik. Kontaktor magnet akan bekerja
apabila ada aliran listrik masuk ke sini. Coil ditandai dengan simbol
A1, A2, dst.
3. UVW
UV atau kontak output ini memiliki simbol angka T1, T2, T3, dll.
4. Kontak Bantu NO
Jika kontaktor magnet ada dalam kondisi aktif, maka kontak
26
bantu NO, akan bekerja. Jika kontaktor magnet mati, maka NO akan
mati. Komponen ini tandanya angka 13, 14, 15, dst.
5. Kontak Bantu NC
Kebalikan dari kontak bantu NO. Kontak Bantu NC hanya
akan bekerja jik kontaktor magnet mati, dan begitupun
sebaliknya. Tanda bagian ini adalah angka 21, 22, 23, 24, dst.
Cara Kerja
Berikut adalah cara kerja kontaktor magnet.
• Kontaktor memakai dua tegangan arus listrik. Keduanya adalah VAC dan
DAC.
• Arus yang sudah tersedia dari kontaktor akan menggerakan coil yang ada
didekatnya.
• Medan magnet akan menarik kontak apabila arus listrik sudah masuk.
• Jika arus listrik yang digunakan mati, maka kontaktor juga akan mati.
• Dari sini bisa dilihat, kontaktor magnet akan bekerja apabila arus listrik
terus mengalir.
27
3.7 MCB
Gambar 3.11
1. Miniatur Circuit Breaker (MCB)
MCB atau Miniature Circuit Breaker adalah sebuah komponen listrik yang
berguna untuk mengamankan beban lebih atau hubung singkat (Short Circuit) yang
disebebkan oleh lonjakan listrik yang tidak disengaja maupun disengaja.
Contoh Short Circuit yang disengaja, Memasukan 2 buah kabel phase dan
netral pada stok kontak dan di sambungan kabel tersebut.
Maka akan keluar sebuah percikan api jika MCB msh belum trip, jika MCB
bagus makan percikan api tidak sebesar dengan MCB yang kurang bagus atau sudah
lama dipakai.
Contoh Short Circuit tidak disengaja seperti, anda mempunyai pompa air
tiba-tiba pompa air tersebut tidak bisa jalan dan keluar sebuah asap atau bau
terbakar.
Kemudian MCB dirumah anda trip atau turun, membuktikan mcb tersebut
bekerja ketika ada short circuit pada pompa anda.
28
3.8 MCCB
MCCB adalah singkatan dari Moulded Chase Circuit Breaker. Pengertian
MCCB yaitu merupakan sebuah komponen elektrikal yang fungsinya sebagai
pengaman untuk intalasi listrik.
Jika di rumah kita cukup familiar dengan MCB sebagai pengaman listrik,
tidak demikian dengan jenis anti kontak MCCB ini. Karena MCCB memang lebih
populer digunakan sebagai pengaman untuk jaringan listrik dalam skala besar.
Seperti digunakan untuk mall, pabrik, perkantoran dan berbagai industri lainnya.
Gambar 3.12
29
3.9 Kabel Pada Penerangan jalan umum
Instalasi Pemasangan Lampu Jalan
Dalam artikel kali ini, kami akan memberikan sedikit tentang instalasi pemasanan
lampu jalan. Cara pemasangan instalasi penerangan jalan umum (PJU) ada dua
macam yaitu Pemasangan PJU dengan cara under ground (kabel bawah tanah)
dan Pemasangan PJU dengan cara kabel udara. Untuk lebih jelasnya, mari kita
simak penjelasan untuk kedua proses instalasi pemasangan tiang lampu di bawah
ini :
a. Pemasangan PJU dengan cara under ground (kabel bawah tanah) Penghantar
yang dapat digunakan
1) Pemasangan penghantar sistim under ground harus mengikuti ketentuan
pemasangan kabel tanah sesuai PUIL 2000
2) NYY bisa ditanam dengan cara diberi pelindung (pipa, pasir + bata dll). tetapi
sangat dihindari apabila dipasang didaerah yang rawan tekanan makanis (contoh
penyeberangan jalan atau perempatan jalan)
3) NYGBY bisa ditanam langsung ditanah karna kabel jenis ini sudah dilengkapi
prisai baja yang bisa melindungi terhadap gangguan mekanis.
Catatan kabel instalasi jenis NYM bukanlah jenis kabel tanah, karna itu dalam
keadaan bagaimanpun tidak boleh ditanam didalam tanah
30
3.10 Jenis-Jenis Kabel Yg DiGunakan Pada Penerangan Jalan Umum
N = Kabel Tembaga
Y = Isolasi PVC
M = Inti lebih dari satu
Kabel listrik NYM merupakan salah satu jenis kabel yang memiliki inti
lebih dari satu, dimana masing-masing inti dilapisi dengan isolator, kemudian
beberapa inti yang telah dilapisi tersebut dibungkus menjadi satu dan ditambahkan
isolasi putih dan selubung karet.
Inti pada kabel NYM biasanya berjumlah 2 hingga 4 inti dengan warna yang
berbeda. Kabel ini sering digunakan pada instalasi listrik gedung atau bangunan
yang langsung tertanam pada dinding.
Keunggulan pada kabel listrik NYM yaitu kualitas dan ketahanan kabel yang
baik. Tak hanya itu, kabel ini juga bisa dipasangkan pada lingkungan kering dan
basah, namun tidak untuk ditanam.
31
3.12 Kabel NYY
Kabel listrik NYY merupakan kabel yang dirancang khusus untuk instalasi
listrik yang ditanam di dalam tanah dan berbagai kondisi seperti outdoor, tempat
yang kering ataupun lembab. Namun tidak ada salahnya jika kabel ini tetap
tambahkan perlindungan dengan pipa PVC atau pipa besi agar lebih aman dan
terjamin (terutama untuk aliran listrik yang bertegangan tinggi.
32
3.13 Kabel NYAF
Kabel listrik NYAF merupakan kabel yang memiliki inti terbuat dari bahan
tembaga dan berserabut, dan dilapisi PVC kualitas menengah. Kabel listrik jenis
NYAF memiliki fleksibilitas yang tinggi sehingga sering digunakan untuk instalasi
listrik pada panel-panel atau jalur dengan berkelok-kelok.
33
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
34
LAMPIRAN:
1. Pemasangan Lampu
35
2. Pemasangan Panel Alun-Alun
36
4. Perbaikan Jaringan Lampu Jalan
37
38
39