3485
3485
1 2 3
U. Haryanto , P. Sudibyo Sarwono , dan Shanty
Intisari
Telah dilakukan analisis komposisi asap flare higroskopik yang dibuat dengan 14
macam komposisi berbeda menggunakan kaskad impaktor. Flare dengan karakteristik
diameter dominan (21.48 %) 15.7 mikron dan coefisien higroskopik tinggi dipilih dan
dibuat sebanyak 220 batang untuk eksperimen cloud base seeding di Soroako pada
bulan Mei 2000. Koefisien higroskopisitas dan diameter dominan sekitar 15 mikron
digunakan sebagai dasar pemilihannya.
Abstract
Laboratory analysis was carried out to analyze size and hygroscopicity particle produced
by smoke burning of hygroscopic pyrotechnics flare using cascade impactor of 14
different compositions. Flare that has dominant size particles of about 15.7 micron in
diameter (21.48 %) and coefficient hygroscopicity of 0.96 was selected for field
experiment. 220 flares were assembled to be used at field cloud base seeding
experiment in Soroako in May 2000.
1
Ahli Modifikasi Cuaca dan Keikliman di UPT Hujan Buatan BPPT
2
Peneliti di UPT Hujan Buatan BPPT
3
Jurusan Fisika-FMIPA IPB Bogor
70 Jurnal Sains & Teknologi Modifikasi Cuaca, Vol.2, No.1, 2001:69-74
Pada pelaksanaan tahun 2000, UPT Hujan sakelar dihubungkan, arus listrik menyebabkan
Buatan diberi kepercayaan untuk mengelola kawat membara dan serbuk peka api yang
kegiatan cloud base seeding secara penuh selama melingkunginya segera menyala sekitar 5 detik
30 hari pada bulan Mei. Bagi keperluan kegiatan yang kemudian membakar piroteknik pada bagian
ini, UPT Hujan Buatan menyiapkan sejumlah flare ke-dua. Bila dalam waktu ini piroteknik pada
yang digunakan, sedangkan sarana lain yang bagian ke dua ini tidak terbakar maka flare gagal
diperlukan berupa pesawat dan pilotnya dinyalakan, karena bahan bakar pada bagian
menggunakan fasilitas AI. pertama sudah habis. Bila bagian kedua ini sukses
Satu tim teknis yang terdiri dari bebe-rapa terbakar maka flare terus terbakar dengan durasi 2
orang peneliti dengan dibantu sejumlah tenaga hingga 3 menit.
pelaksana ditugaskan menyiapkan flare ini dengan
melakukan penelitian komposisi dan ukuran
partikel yang dihasilkan, melakukan analisis asap, 3. SPESIFIKASI PARTIKEL BAGI
menentukan komposisi yang paling sesuai dengan CLOUD BASE SEEDING
persyaratan cloud base seeding dan kemudian
memproduksinya bagi keperluan cloud seeding di Pada setiap kegiatan penyemaian awan
Soroako. Bahan seeding higroskopik yang harus dipastikan partikel bahan semai yang
dicampurkan adalah sodium klorida - garam dilepaskan (baik melalui generator darat, maupun
(NaCl), kalsium klorida (CaCl2). dari pesawat) masuk ke dalam awan. Pada cloud
Makalah ini menyampaikan hasil penelitian base seeding, kepastian masuknya bahan semai
untuk mendapatkan flare yang karak-teristik ke dalam awan dilakukan dengan cara
partikelnya memenuhi bagi persyaratan cloud melepaskannya di daerah updraft yang sedang
base seeding. hingga kuat di bawah dasar awan. Biasanya ini
dilakukan dengan terbang pada jarak 300 - 500 di
bawah dasar awan. Secara fisik, updraft dapat
2. PYROTECHNIC FLARE dirasakan oleh penumpang pesawat. Secara
kualitatif, pilot dan peneliti yang berpengalaman
Pyrotechnic flare merupakan campuran dari dapat membedakan updraft yang kuat, sedang,
beberapa bahan kimia yang komposisinya tertentu atau yang lemah. Ball-variometer merupakan
dan mudah atau cepat terbakar. Kontrol laju instrumen yang dapat mengukur kekuatan updraft.
pembakaran dapat dilakukan melalui pengaturan Updraft dengan kekuatan 5 m/s masuk dalam
komposisi dan prosedur pemrosesannya. Dua kategori sedang dan merupakan batas marginal
piroteknik yang komposisi nya sama dan prosedur untuk terangkatnya partikel berukuran diameter 30
pembuatannya juga yang sama menghasilkan laju mikron ke dalam awan, dan ini biasanya terdapat
pembakaran yang sama. Sifat konsistensi inilah pada awan kumulus yang sedang berkembang.
yang menyebabkan piroteknik dimanfaatkan dalam (Simpson and Dennis, 1974).
teknik modifikasi cuaca untuk menghasilkan Pelepasan partikel higroskopik besar
partikel dengan ukuran tertentu yang sesuai bagi berukuran diameter 10 - 20 mikron di bawah dasar
keperluan modifikasi awan. Dalam modifikasi awan menyebabkan distribusi diameter droplet di
awan, flare yang digunakan berbentuk silinder. dasar awan termodifikasi meluas ke arah diameter
Henderson (2000) menyatakan bahwa bila besar dan segera meng-inisiasi proses hujan
sejumlah bahan seeding dicampurkan kedalamnya melalui tumbukan dan pengga-bungan sesama
dan ikut terbakar maka distribusi partikel bahan tetes awan. Droplet dengan rentang ukuran ini
seeding dari kedua flare ini sama. Selain dengan cepat terbentuk bila partikel-partikel
komposisi, laju pembakaran juga ditentukan oleh higroskopik padat berukuran 5-15 mikron diameter
diameter silinder ( Krauss , 1999). dilepaskan di dasar awan yang segera berubah
Secara umum flare terdiri dari dua tingkat menjadi berukuran 10 - 20 mikron melalui deposit
pembakaran: pertama adalah bagian ignition yang uap air (Cotton, 1999). Melepaskan partikel
terbakar awal, dan ke-dua adalah bagian utama higroskopik diluar daerah updraft atau diluar awan
yang terbakar kemudian oleh ignitor. Bagian tidak bermanfaat, karena ia akan bertambah
ignition terdiri dari kawat bara yang dilingkungi besar dan menjadi berat dan tidak ada yang
oleh bubuk peka api, sedangkan bagian ke dua menahan gaya beratnya dan akan segera jatuh ke
merupakan campuran bahan kimia yang tanah. Bila tidak ada updraft, tetes partikel dengan
mengontrol laju, (termasuk suhu) pembakaran. ukuran lebih dari 20 mikron, dalam waktu kurang
Komposisi bagian ke-dua ini terdiri dari empat dari 8 menit sudah keluar dari dasar awan
bahan kimia yang utamanya masing-masing (Klazura and Todd, 1978; Rokicki and Young,
berfungsi sebagai oksidator (penghasil oksigen), 1978)
bahan bakar (fuel), pengikat (binder), dan Dengan demikian maka partikel
penghasil efek warna. Pembakaran dilakukan hiugroskopik dengan rentang 5 - 15 mikron
secara elektrik yaitu menghubungkan kawat bara diameter merupakan spesifikasi bagi partikel yang
dengan catu daya 9 - 12 Volt, 5 Ampere. Jika dibutuhkan bagi cloud base seding dengan
Analisis Tingkat Higroskopisitas………(Haryanto) 71
tumbukan dan penggabungan sebagai basis Setiap komposisi material ditimbang dengan
proses hujan. teliti menggunakan timbangan digital yang memiliki
kapasitas 1200 gram dengan deviasi 0.1 gr.
Material dimasukan dalam shell menggunakan
4. BAHAN DAN METODE sendok plastik dan kemudian dipadatkan secara
manual dengan cara pene-kanan berulang
Tiga belas macam komposisi piroteknik menggunakan batang ebonit yang dapat digerakan
ditentukan, dengan variasi terdapat pada leluasa di dalam shell. Pemadatan dilakukan pada
Oksidator, Fuel, Binder dan Bahan higroskopik, setiap penambahan material yang dilakukan
seperti yang ditampilkan pada Tabel 1. sedikit demi sedikit. Pada bagian akhir (ujung)
shell, disiapkan ignitor dan kawat bara, dan
disumbat dengan sealant. Gambar 1 merupakan
Tabel 1. Komposisi prototip flare yang dibuat gambar potongan melintang dari sampel flare yang
untuk menentukan komposisi terbaik disiapkan bagi penelitian.
dalam diameter dan afinitas bagi Setelah dibiarkan selama 24 jam, semua
keperluan cloud base seeding di flare dibawa ke Laboratorium AEROSOL BATAN
Soroako
No. Komposisi *)
Pada penelitian ini, selang waktu dipilih 10 Dengan hanya memperhatikan diameter
menit, dan kelembaban lingkungan dijaga sebesar dominan, (yang konsentrasinya dominan) seperti
o
98 persen, dengan suhu 25 C. Masa impaktor pada Tabel 1 untuk sampel flare no. 1 hingga 14
berikut endapannya ditimbang menggunakan maka, diperoleh ringkasan daftar partikel dominan
timbangan yang memiliki ketelitian dalam orde seperti pada Tabel 4.
mikro-gram Dari karakteristik aerosol yang dihasilkan
oleh pembakaran 13 flare piroteknik yang
Tabel 3. Hasil pengukuran diameter aerosol serta komposisinya berbeda, ditentukan aerosol yang
koefisien higroskopisitas untuk flare no. 1 memiliki karakteristik yang memenuhi spesifikasi
. bagi cloud base seeding : yaitu diameter 10 - 20
Tingkat Diameter % mikron serta memiliki tingkat higroskopisitas yang
Impaktor (mikron) h konsentrasi tinggi.
0 >35 2.198 72.94
1 21.7 0.254 9.24 Tabel 4. Konsentrasi Partikel Dominan dan
2 15.7 0.253 11.93 tingkat higroskopisitasnya (h)
3 10.5 0.647 2.85
4 6.6 1.375 1.34 No. Diameter %
5 3.3 3 0.33
Flare dominan konsentrasi h
6 2.0 5.5 0.33
7 1.4 5.5 0.33 (mikron)
8 0.9 7 0.06 ≥ 35 72.94 2.20
21.7 9.24 0.25
9 0.5 - 0.00 1 15.7 11.93 0.25
10 0.2 3 0.33 ≥ 35 21.23 0.08
11 0.1 - 0.00 21.7 1.00 0.71
2 < 0.08 71.31 0.08
12 0.08 4 0.16
Filter <0.08 - 0.00 ≥ 35 34.08 0.01
3 15.7 7.16 0.8
< 0.08 43.71 0.02
21.7 22.79 0.97
15.7 21.48 0.96
4 0.23 25.46 0.98
≥ 35 59.59 0.23
0.08 10.26 0.05
5 < 0.08 16.09 0.07
≥ 35 19.7 0.08
6 0.08 2.65 0.08
< 0.08 71.19 0.08
≥ 35 92.43 0.03
21.7 1.59 0.25
7 < 0.08 2.19 0.27
≥ 35 70.67 0.10
21.7 12.19 0.06
8 15.7 3.36 0.11
≥ 35 85.23 0.17
9 21.7 5.41 0.23
15.7 5.76 0.34
≥ 35 79.88 0.06
21.7 12.44 0.05
10 15.7 4.77 0.61
≥ 35 96.13 0.09
21.7 2.49 0.06
11 15.7 0.41 0.67
21.7 20.00 0.50
12 3.3 20.00 0.25
0.23 20.00 0.25
≥ 35 33.62 0.10
15.7 17.06 0.09
13 < 0.08 11.04 0.08
≥ 35 57.85 0.23
21.7 10.54 0.22
14 15.7 13.09 0.18
hygroskopisitas
persen diameter
15.7 mikron
20 0.8
Dari hasil penelitian ini juga terlihat bahwa
15 0.6 distribusi partikel bervariasi dari 0.08 hingga 35
10 0.4 mikron, dengan dominan pada window tertentu,
5 0.2 dan untuk penelitian di Soroako, yang dipilih
0 0 adalah yang dominan pada sekitar 15 mikron dan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 mempunyai koefisien higroskopik tinggi. Dengan
No. Flare sifat higroskopik ini, partikel garam yang dihasilkan
15.7mikron Higroskopisitas flare tumbuh menjadi lebih besar melalui deposit
uap air sehingga ketika masuk ke awan melalui
medan updraft di bawahnya, spektrum tetes besar
Gambar 3. Tingkat higroskopisitas untuk
di dasar awan termodifikasi ke arah yang lebih
partikel dominan 15.7 mikron.
besar sehingga dapat segera mengawali proses
Pada Flare No. 4 keduanya tumbukan dan penggabungan.
saling bersinergi.
Flare buatan AI, namun demikian hanya flare no.4
saja yang menghasilkan tingkat higroskopisitas 6. KESIMPULAN
yang tinggi.
Pada partikel yang dihasilkan oleh flare no. 4 Dari hasil penelitian ukuran partikel serta
terlihat adanya pertambahan masa yang signifikan tingkat higroskopisitasnya, flare no. 4 dengan
dalam waktu 10 menit, sedangkan pada flare komposisi KClO4 (70 %), NaCl (15 %), Mg (5 %),
lainnya pertambahan masa sangat lambat dan sirlak (10 %) telah menghasilkan partikel yang
(Gambar 4). Hal ini menunjukkan bahwa sesuai bagi keperluan cloud base seeding.
komposisi pada sampel flare no. 4 menghasilkan Sebanyak 220 flare telah diproduksi dengan
partikel higroskopik dengan koefisien higroskopi- komposisi yang sama dan dipergunakan pada
sitas yang tinggi cloud base seeding selama bulan May 2000 di
Berdasarkan hasil-hasil ini maka prototip Soroako untuk menambah ketinggian level muka
flare No. 4 digandakan sebanyak 220 buah untuk air danau Towuti.
digunakan pada cloud base seeding di Soroako.
Hasil uji di lapangan menunjukkan bahwa selama
berlangsungnya kegiatan penyemaian 7. UCAPAN TERIMA KASIH
menggunakan flare ini pada bulan May 2000 telah
terjadi peningkatan muka air danau Towuti setinggi Penulis menyampaikan terima kasih kepada
18 cm dengan total curah hujan yang turun Drs. Bunawas APU, di BATAN atas pemakaian
sebesar 187.2 mm (Haryanto, U. etal., 2000). fasilitas Laboratorium Aerosol untuk melakukan
Peningkatan ini koensidensi dengan pelaksanaan pengujian asap dari sampel flare yang dibuat
penyemaian, namun untuk saat ini belum diketahui bersama oleh penulis bersama rekan-rekan
hubungan sebab-akibatnya dengan penyemaian. lainnya. Terima kasih juga disampaikan pada Jim
Dalam penelitian ini, adanya konsistensi Wood (pilot) dari Atmospheric Incorporated yang
karakteristik dari suatu pembakaran piroteknik telah menunjukkan kerjasama yang sangat baik
dengan penulis dalam pelaksanaan cloud base
0.0020 seeding di Soroako dan sekitarnya. Kepada rekan-
0.0016 rekan lain yang tergabung dalam Tim Flare: Nana
masa (gram)