Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH KARAKTERISASI BAHAN NANO

REDUCED GRAPHENE OXIDE (rGO) PADA APLIKASI


SUPERCAPACITOR

Disusun Oleh :
Muhammad Rizki (19306149002)
Syahidah Ulya’ Amanina (18306144019)
Muhammad Amin Almuhyi (19306144022)
Raden Wisnu Murti S (17306144019)
Yosep Matias Teniwut (19413249001)
Fataviqia Fazarayyen (18306144009)

KARAKTERISASI BAHAN NANO


JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dalam kehidupan sehari-hari tentunya kita tidak terlepas dari
adanya material yang terkandung di dalamnya. Teknologi material
memberikan peran penting dalam perkembangan zaman, terutama untuk
para fisikawan dalam mengembangkan ilmunya. Salah satu inovasi terbaru
dari teknologi material ini yaitu graphene. Untuk saat ini graphene
menjadi bahan yang cukup populer dalam perbincangan teknologi
material.
Graphene merupakan bahan yang berukuran nano tertipis dan
terkuat yang pernah diukur. Maka tidak jarang jika banyaknya superlative
untuk namanya. Sifat unik yang dimiliki graphene menjadi hal menarik
untuk menciptakan berbagai macam aplikasi baru. Salah satu hal baru dari
graphene ini adalah Reduced Graphene Oxide (rGO) pada aplikasi
Supercapacitor.

Alasan yang melatarbelakangi graphene digunakan dalam


eksperimen pembuatan supercapasitor adalah : Pertama, graphene adalah
bahan yang sangat sederhana - hanya terdiri dari atom karbon diatur dalam
kisi sarang lebah 2D. Namun, struktur sarang lebah ini menjamin sifat
elektronik yang tidak biasa, serta dapat dengan mudah dihitung dan
diverifikasi secara eksperimental. Graphene juga memiliki kekuatan dan
stabilitas yang tinggi dari ikatan karbon-karbonnya.
Kedua, karena sifatnya yang luar biasa (seperti mobilitas pembawa
muatan yang tinggi - penting untuk perangkat elektronik; transparansi
optik yang tinggi; kekuatan mekanik yang tinggi, dll.). Graphene adalah
bahan yang sangat menjanjikan untuk sejumlah besar aplikasi: dari
optoelektronik menjadi energi dan dari sensor ke material komposit.
Banyak industri yang telah menghasilkan sejumlah produk kehidupan
nyata yang didasarkan pada pemanfaatan bahan ini.

Ketiga, studi graphene membuka minat yang lebih banyak dalam


menemukan dan mempelajari bahan 2D lainnya. Hari ini bahan terdiri dari
kristal yang berbeda sifat: isolator, semikonduktor, semilogam, logam,
superkonduktor, feromagnet. Selanjutnya, bahan tersebut dapat dirakit
menjadi heterostruktur van der Waals sebagai arah baru dalam rekayasa
material baru.

1.2. Rumusan Masalah


Rumusan masalah dari penyusunan makalah tentang Reduced Graphene
Oxide (rGO) pada aplikasi supercapacitor ini adalah :
1. Apakah yang dimaksud dengan Reduced Graphene Oxide ?
2. Apakah yang dimaksud dengan Supercapacitor ?
3. Bagaimana peran Reduced Graphene Oxide pada aplikasi
Supercapacitor ?

1.3. Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah tentang Reduced Graphene Oxide (rGO)
pada aplikasi supercapacitor ini adalah :
1. Untuk mengetahui dari Reduce Graphene Oxide
2. Untuk mengetahui dari Supercapacitor
3. Untuk mengetahui peran Reduce Graphene Oxide pada aplikasi
Supercapacitor
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Reduced Graphene Oxide


Grafit merupakan material dasar yang bersifat amorf dan memiliki
karbon dan oksigen. GO merupakan hasil oksidasi dari grafit dengan
penambahan oksigen dan beberapa ikatan Van der Walls terlepas, sehingga
ketebalan dari sampel berkurang. Sedangkan rGO merupakan hasil reduksi
oksigen dari GO, yang menghilangkan gugus fungsional yaitu oksigen
pada bidang GO untuk meningkatkan konduktivitas listrik dari 340
Ω-1cm-1 hingga 550 Ω-1cm-1 (Geim & Novoselov, 2007)

Salah satu material yang tepat digunakan sebagai elektroda baterai


adalah material reduced Graphene Oxide (rGO). Secara kimiawi, rGO
merupakan material yang kurang stabil dibandingkan dengan grapheme,
dan memiliki ikatan karbon dengan oksigen, menjadikan material rGO
mudah bereaksi dengan material lainnya. Material rGO memiliki
kapasitansi listrik yang cukup tinggi, sehingga rGO dianggap sebagai
alternatif material pembuat elektroda baterai.

2.2 Supercapacitor
Kapasitor adalah komponen penting di hampir semua perangkat
elektronik. Mereka terutama digunakan sebagai filter elektronik untuk
menghaluskan riak dari catu daya karena mereka memiliki waktu respons
yang sangat cepat — pada skala waktu submilidetik. Namun, tidak seperti
transistor dan komponen elektronik lainnya yang terus menyusut dari
waktu ke waktu, kapasitor masih besar dan sering membatasi miniaturisasi
seluruh sistem. Superkapasitor berbasis karbon kelas komersial mengisi
dan mengosongkan dalam hitungan detik, yang jauh lebih cepat daripada
baterai tetapi tidak cukup cepat untuk digunakan sebagai filter elektronik.
Pada tahun 2010, dilaporkan bahwa kapasitor EDL berdasarkan lembaran
graphene yang berorientasi vertikal, dapat diisi dan dikosongkan dalam
waktu kurang dari satu milidetik, yang mirip dengan kinerja kapasitor
tetapi dengan kapasitansi per volume setidaknya sepuluh kali lebih tinggi.
Superkapasitor ultracepat ini dapat menggantikan kapasitor
elektrolit besar yang digunakan dalam elektronik saat ini dan suatu hari
nanti dapat membantu membuat perangkat elektronik lebih kecil dan lebih
ringan. Kunci untuk mencapai pengisian dan pengosongan ultra cepat
adalah dengan mengarahkan elektroda graphene secara vertikal dengan
area permukaan eksternal daripada permukaan internal. Karya ini telah
mengilhami beberapa upaya penelitian untuk merancang elektroda baru
dengan kepadatan daya sangat tinggi.
Superkapasitor juga dikenal sebagai ultrakapasitor atau kapasitor
elektrokimia yang memanfaatkan permukaan elektroda dan larutan
elektrolit dielektrik tipis untuk mencapai kapasitansi beberapa kali lipat
lebih besar dibandingkan baterai dan kapasitor konvensional. Untuk
meningkatkan kapasitansi kapasitor diperlukan suatu material yang
memiliki konduktivitas elektrik tinggi dan dapat diaplikasikan pada
elektroda superkapasitor.

2.3 Aplikasi rGO pada Supercapacitor


Dalam penelitian(3) yang dibahas pada paper ini, film tipis RGO
dibuat dari GO komersil 4 mg/ml (Graphenea SA ES A75022608) yang
diencerkan menggunakan mili-Q water menjadi konsentrasi 1 mg/ml
dengan menggunakan metode spin-coating. Metode spin coating adalah
suatu cara yang sederhana dan efektif untuk membuat thin film dengan
variasi ketebalan dikendalikan parameter waktu dan kecepatan putaran
juga kekentalan dan kerapatan dari bahan pelapis yang digunakan.
Semakin tinggi kecepatan sudut putar, lapisan yang diperoleh akan
semakin tipis. Ketebalan film ini juga tergantung pada konsentrasi larutan.
Spin coating secara luas digunakan dalam microfabrication, dimana dapat
digunakan untuk membuat thin film dengan ketebalan dibawah 10 nm.
Proses reduksi secara termal dilakukan pada temperatur 200°C
selama 1 jam. Dalam pembuatan film tipis RGO, substrat konduktif yang
digunakan adalah substrat ITO-glass. Substrat konduktif yaitu tempat
menempelnya semua komponen konduktif seperti semikonduktor, dye,
elektrolit dan lapisan counter electrode. Substrat ini dicuci dengan
menggunakan teepol, lalu disonikasi dalam ultrasonic bath selama 15
menit pada temperatur 50C dengan aquades dan ethanol secara bergantian.
Sonikasi adalah tindakan menerapkan energi suara untuk menggerakkan
partikel dalam sampel, untuk berbagai keperluan seperti ekstraksi berbagai
senyawa.

Pengeringan permukaan film dilakukan dengan menggunakan air


compressor. GO komersil 4 mg/ml diencerkan dengan perbandingan
sebesar 1 : 4 antara GO dan mili-Q water untuk menghasilkan GO 1
mg/ml. Selanjutnya larutan GO ini disonikasi selama 1 jam pada
temperatur ruang. Kemudian dilakukan proses pembuatan film tipis di atas
substrat ITO-glass menggunakan metode spin-coating dengan kecepatan
1000 rpm selama 60 sekon. Film tipis yang terbentuk di atas substrat
tersebut diannealing selama 1-2 menit di atas hotplate dengan temperatur
30C untuk menghilangkan sisa pelarutnya. Annealing adalah proses
memanaskan suatu logam atau paduan logam hingga mencapai suhu
tertentu, lalu ditahan beberapa saat dan akhirnya didinginkan
perlahan-lahan. Proses ini biasanya bertujuan meningkatkan keuletan
logam tersebut, dan supaya tidak rapuh.

Untuk membentuk film tipis RGO, film tipis GO direduksi gugus


oksigennya dengan reduksi secara termal. Dimana film tipis GO
dipanaskan di atas hotplate selama 1 jam pada temperatur 200C.
Karakterisasi film RGO yang dihasilkan dilakukan melalui pengukuran
cyclic voltammetry (CV) dan pengisian pengosongan secara galvanostatik.
Dimana sel yang digunakan untuk pengukuran CV menggunakan sel
elektrokimia sistem tiga elektroda dengan substrat ITO-glass yang dilapisi
RGO sebagai elektroda kerja, platina sebagai elektroda bantu dan
Ag/AgCl sebagai elektroda referensi dengan 1 M H2SO4 sebagai medium
elektrolit.

Berdasarkan fungsinya, elektroda digolongkan menjadi tiga


kategori: elektroda kerja, elektroda banding, dan elektroda bantu (Harvey,
2000). Elektroda kerja merupakan tempat terjadinya reaksi reduksi dan
oksidasi, yang memberikan respon dari analit yang akan diuji. Elektroda
referensi merupakan elektroda setengah sel yang diketahui nilai
potensialnya. Potensial yang diaplikasikan merupakan beda potensial
antara elektroda kerja dengan elektroda referensi.

Dalam sistem dua elektroda elektron akan mengalir lewat elektroda


referensi. Sehingga pada sistem ini sulit digunakan untuk mempertahankan
potensial konstan dalam elektroda, akibatnya elektroda referensi
mempunyai kemungkinan ikut bereaksi (mengalami perubahan).
Kekurangan ini diperbaiki dalam sistem tiga elektroda. Dengan
memberikan impedansi yang besar pada elektroda referensi, elektron
disuplai dari elektroda ketiga yaitu elektroda bantu/kounter. Walaupun
sistem tiga elektroda lebih sempurna, namun sistem dua elektroda sering
digunakan karena lebih sederhana (Bard, 1980; Wang, 2000). Prasyarat
utama dari elektroda referensi, potensialnya harus diketahui pasti dan tidak
berubah selama digunakan.

Pengukuran dilakukan pada rentang tegangan -0,2-0,8 volt dengan


scan rate 125 mV/s. Untuk pengukuran pengisian-pengosongan secara
galvanostatik, menggunakan sel elektrokimia dengan sistem 2 elektroda
dengan substrat ITO-glass yang dilapisi RGO sebagai elektrodakerja,
platina sebagai elektroda bantu dengan 1 M H2SO4 sebagai medium
elektrolit. Pengukuran ini dilakukan pada rentang tegangan -0,2-0,8 Volt
dengan arus pengisian maupun pengosongan sebesar 0,5 μA, 0,6 μA, dan
0,7 μA.
Untuk mengetahui sifat kapasitif dari film RGO yang dibuat, maka
dilakukan karakterisasi karakteristik cyclic voltammetry (CV). Kurva CV
yang dihasilkan dapat dilihat pada Gambar 1. Pola kurva dalam Gambar 1
terlihat membentuk hysteresis dengan bentuk kuasi-persegi. Hal tersebut
menunjukkan bahwa elektroda yang digunakan memiliki sifat kapasitif,
dimana ketika tegangan setelah mencapai 0,8V dan diturunkan ketegangan
-0,2 V, nilai arus yang dihasilkan tidak memiliki nilai yang sama seperti
sebelumnya.

Adanya puncak dan lembah pada kurva juga menunjukkan adanya


proses reduksi-oksidasi pada elektroda RGO. Kurva
pengisian-pengosongan secara galvano static elektroda RGO pada arus
0,5-0,7 μA. Dari kurva tersebut, dapat terlihat hubungan antara tegangan
dengan waktu yang memperlihatkan kurva berbentuk segitiga. Jenis kurva
ini merupakan jenis superkapasitor berbasis karbon dan data menunjukkan
performa kapasitif yang cukup baik. Dalam proses pengisian maupun
pengosongan, waktu yang dibutuhkan akan semakin cepat jika arus
pengisian atau pengosongannya semakin besar. Dimana arus berkaitan
dengan banyaknya muatan yang disimpan oleh elektroda. Berdasarkan
kurva tersebut, dapat dihitung nilai kapasitansi spesifik elektroda melalui
Persamaan:

dengan C adalah kapasitansi pesifik elektroda RGO, i adalah arus


pengosongan (A), t adalah waktu pengosongan (s), V adalah lebar
tegangan (V), dan m adalah massa material aktif elektroda (gr). Sehingga
dari pengukuran pengisianpengosongan diperoleh nilai kapasitansi spesifik
maksimum dari elektroda RGO yang telah dibuat dengan konsentrasi 1
mg/ml sebesar 1,54 × 10−4 /massa F/g pada arus pengosongan 0,7 μA.

Lapisan tipis RGO yang dibuat dengan teknik spin-coating RGO


berpotensi digunakan sebagai material elektroda kapasitor ataupun
superkapasitor. Hal tersebut ditunjukan oleh kurva CV dan
pengisian-pengosongan. Sifat kapasitif elektroda ditunjukkan oleh adanya
hysteresis pada kurva CV dan kurva berbentuk segitiga pada pengukuran
pengisianpengosongan. Nilai kapasitansi spesifik maksimum yang dicapai
oleh elektroda RGO 1 mg/ml melalui pengukuran pengisian-pengosongan
sekitar 1,54 × 10−4/massa F/g pada arus pengosongan 0,7 μA. Namun
masih diperlukan optimasi nilai massa film tipis RGO agar nilai kapasitas
sijenis yang dihasilkan dapat diketahui secara pasti dari film tipis RGO
yang dibuat.
BAB III
HASIL DAN KESIMPULAN
Grafena adalah bahan yang menjanjikan untuk superkapasitor
fleksibel karena karakteristiknya yang tidak biasa. Grafena terdiri dari
karbon murni dalam satu lapisan struktur dua dimensi yang menyediakan
area permukaan yang sangat besar. Konduktivitas listrik yang tinggi dari
lembaran graphene dapat menghilangkan kebutuhan akan aditif konduktif,
memungkinkan elektroda berbasis graphene dengan kepadatan energi yang
meningkat. Lebih jauh lagi, struktur lapisan dua dimensi dan rasio aspek
yang tinggi memberikan fleksibilitas mekanis yang sangat baik pada
elektroda graphene, yang membuat lembaran graphene mudah untuk
dirakit menjadi film yang berdiri bebas dengan stabilitas mekanis yang
kuat. Oleh karena itu, fitur menarik ini menjadikan graphene sebagai film
elektroda berdiri bebas yang menarik untuk superkapasitor fleksibel.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

(1) Shao, Y. et al. (2015) “Graphene-based materials for flexible


supercapacitors,” Chemical Society Reviews. Royal Society of Chemistry,
44(11), hal. 3639–3665. doi: 10.1039/c4cs00316k.

(2) El-Kady, M. F., Shao, Y. dan Kaner, R. B. (2016) “Graphene for batteries,
supercapacitors and beyond,” Nature Reviews Materials, 1(7), hal. 1–14.
doi: 10.1038/natrevmats.2016.33.

(3) Marcelina, V. et al. (2017) “Pembuatan Lapisan Tipis Oksida Grafena


Tereduksi sebagai Material Elektroda Sistem Kapasitor dan
Karakterisasinya,” Jurnal Fisika dan Aplikasinya, 13(3), hal. 112. doi:
10.12962/j24604682.v13i3.2841.

(4) Safitri, R. F. dan Kusumawati, D. H. (2020) “REVIEW: APLIKASI


BAHAN KOMPOSIT BERBASIS REDUCED GRAPHENE OXIDE
(rGO),” Jurnal Inovasi Fisika Indonesia (IFI, 9(2), hal. 93–104.

(5) Siregar, Husnah, S. S. & T. (2018) “Sintesis dan karakterisasi reduced


graphene oxide synthesis and characterization of reduced graphene oxide (
rGO ) from anorganic waste sources,” Journal of Physics and Sciece
Learning, 02, hal. 27–32.

Anda mungkin juga menyukai