Anda di halaman 1dari 10

KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA

(KAJIAN SURAH HUD AYAT 45 dan 46)

Ummu Sholikhah, Maryono, M.Pd, Sofan Rizqi, Alh., S.Pd.I., M.Pd


Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Sains Al-Qur’an
Ummusolihah12@gmail.com
Nomor Telephone : 083869309242

ABSTRAK

Penelitian bertujan untuk mengetahui bagaimana konsep penddikan akhlak anak dalm
keluarga (kajian surah hud ayat 45-46). Faktor penghambat dari pendukung serta implementasi
pendidikan akhlak anak pada zaman yang sekarang modern.

Model yang diigunakan ketika penelitian ini yakni jenis data sekunder, termasuk
pengumpulan data. Data yang di gunakan yakni survei kepustakaan (Library Reseach). Yang Secara
asli yakni meneliti, serta mengetahui literature yang relevan dalam sub bab sesuai dengan
keterbatasannya masing masing untuk memperolehanalisis data yang di perlukan. Setelah data
terkumpul, penulis menggunakan metode analisis data untuk menganalisis yaitu, model deduktif
adalah sebuah cara analis maupun model berpikir mulai kata yang umum ke kata kata khusus. Cara
berpikir dengan meneliti permasalahan karakter umum Al-Qur’an yang bersifatkan dari khusus ke
umum, serta menggunakan tafsir maudhu’ 1 ayat Al-Qur’an dengan menyesuaikan judul maupun
sebuah tema di tetakan yakni pengertian dari model deduktif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa lingkungan utama serta pertama bagi setiap anak yakni
lingkungan keluarga. Dalam dunia pendidikan bagi anak keluarga memiliki tugas yakni peletak utama
bago pendidikan akhlak, agama maupun sosial. Maka dari ini, keikutsertaan orangtua maupun
keluarga begitu penting, baik dari segi perkataan maupun perbuatan yang memperngaruhi
perkembangan anak.

Kata Kunci: Konsep Pendidikan, Akhlak, Anak


ABSTRAC

The research aims to find out how the concept of moral education of children in the family
(study of Surah Hud verses 45-46). Inhibiting factors from supporting and implementing children's
moral education in modern times.

The model used in this research is the type of secondary data, including data collection. The
data used is a library survey (Library Research). The original is researching, and knowing the relevant
literature in the sub-chapters according to their respective limitations to obtain the required data
analysis. After the data is collected, the authors use data analysis methods to analyze, namely, the
deductive model is an analyst's way of thinking and a model of thinking starting from general words
to specific words. The way of thinking is by examining the problem of the general character of the
Qur'an which is from specific to general, and using the interpretation of maudhu' 1 verse of the Qur'an
by adjusting the title and a theme that is defined, namely the understanding of the deductive model.

The results showed that the primary and first environment for each child is the family
environment. In the world of education for children, families have the task of being the main place for
moral, religious and social education. Therefore, the participation of parents and families is very
important, both in terms of words and actions that affect the development of children.

Keywords: Education Concept, Morals, Children


PENDAHULUAN

Menurut Istilah Akhlak yakni sifat yang terbentuk dalam jiwa yang bisa membangkitkan
seseorang agar berbuat tanpa memerlukan pertimbangan serta pemikiran. Sifat yang terbentuk
dalam jiwa yang membuat bermacam perlakuan dengan mudah, tanpa membutuhkan sebuah
pemikiran serta pertimbangannya yakni pengertian dari Imam Al Ghazali. Pada dasarnya Akhlak
megajarkan bagaimana seseorang sebaiknya berhubungan dengan penciptanya, serta s bagaimana
sebaiknya interaksi antara manusia kesesama manusia. Simpulan dari kata akhlak yakni niat yang
kuat agar berbuat baik maupun tidak baik dengaan keridhaan Allah.

Adapaun hal yang bisa kita laksanakan ketika mengajar, agar peseta didik bisa
menghadapi tantangan majunya zaman saat ini serta bisa memusnahkan kemaksiatan. Oleh sebab itu
dapat dilaksanakan dengan teknik: mampu mendidik anak sehingga cerdas, wajib mengajarkan anak
tentang kebaikan serta makna filsafat yang benar dalam arti yang luas. Sejak dini setiap orangtua
harus memberikan pendidikan moral, menciptakan generasi yang berakhlak mulai agar nyaman,
damai,bahagia diakhirat ataupun didunia.

Mengenai hal diatas mengandung pengertian bahwa anak dilahirkan dengan kondisi lemah,
kondisi full dengan ketegangan terhadap oranglain, tidak bisa melakukan apapun apalagi untuk
memberikan pertolongan bagi dirinya sendiri. Anak diibaratkan bagaikan meja lilin warna putih
karena bayi ketika lahir itu dalam kondisi yang suci.

Pendidikan akhlak yakni pendidikan yang wajib diberikan untuk anak sejak dini. Dikarenakan
anak bersih serta suci. Maka dari itu perlu adanya contoh yang baik dari setiap orangtua.

Adapun bebrapa perkara yamg menguatakan pendidikan akhlak :


1. Meningkatkan pikiran, sebab pikiran yang dangkal adalah sumber kejelekan serta pikiran
yang berantakan tidak bisa menumbuhkan tingginya akhlak.
2. Bertemanlah dengan seseorang yang terpilih, dikarenakan sifat manusia yang suka
mencontoh.
3. Berusaha melakukan kebiasaan demgan perbuatan baik.
METODE

Metode penelitian yaitu cara mendapatkan hasil data yang benar dengan bertujuan agar bisa
diketahui, dan dikembangkan wawasan sehingga bisa diperdigunakan untuk mengetahui,
menyelesaikan permasalahan pendidikan. Jenis observasi yang dipergunakan yakni pendekatan
kualitatif. Penelitian Kualitatif ini merupakan penelitian agar menjelaskan serta menelaah fenomena,
kejadian, aktifitas social, tingkahlaku, keyakinan, anggapan, pandangan sendiri ataupun bersama.
Pendekatan kualitatif juga diartikan sebagai cara pendekatan dengan memperoleh data deskriptif yang
berwujud lisan ataupun tulisan dari banyak orang serta tingkahlaku yang sedang diminati.

Kajian ini merupakan kajian pustaka (Library Research) yakni pengumpulan sumber
berdasar dari buku pengetahuan maupun buku ilmiah pada bidang tafsir serta pendidikan. Dalam
penelitian ini mencari nilai yang terkandung dalam surat hud ayat 45-46. Cara penghimpunan data
diharapkan memakai cara yang sesuai, peneliti perlu memilih peralatan penghimpunan data yang
signifikan. Supaya memperoleh sumber tersebut peneliti memakai cara penghimpunan data menyertai
studi kepustakaan, teknik dokumenter, pencarian informasi online.

Studi kepustakaan yakni mencari sumber informasi dengan cara pencarian teori, prinsip yang
dapat dijadikan landasan teori serta setelah masalah dirumuskan dilakukanlah pemahaman
kepustakaan oleh peneliti. Cara ke dua, teknik dokumenter yakni penghimpunan dara dengan cara
menghimpun data melalui warisan berbetuk tulisan seperti buku-buku, arsip serta pendapat ataupun
hukum yang berkaitan dengan penelitia. Cara ke tiga, teknik pencarian informasi online yakni
pencarian penelusuran informasi yang berhubungan dengan judul melalui perantara jaringan
internet.

Penguji Keabsahan data biasanya ditentukan oleh realibitasi dan penguji keabsahan yakni
dengan validasi, reabilitas. Validasi dapat diartikan derajat ketetapan antara objek yang ada pada data
dengan data yang telah dilaporkan dapat diucapkan valid ketika didukung fakta. Sedangkan reabilitas
derajat konsisten serta kestabilan data yang ditemukan. Proses yang terakhir yang digunakan adalah
analisi data. Penganalisisan data yakni menata dan mencari secara runtut terhadap hasil pengamatan,
hasil tanya jawab serta lainnya. Supaya mendapatkan pemahaman permasalahan yang diteliti serta
menyajikan sebagai hasil temuannya.
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Profil Objek Penelitian


1. Gambaran Umum Qur’an Surah Hud Ayat 45-46
Surat hud ialah surat ke sebelas dari Qur’an dan salah satu surat Makkiyah. Surat ini
memiliki 123 (seratus dua puluh tiga) ayat surat dan dalam urutan wahyu adalah surah ke 52
surah ini terletak di juz 11 dan 12.
Nama Nabi Nuh sering kali diucapkan pada Al-Qur’an serta salah satu surah dinamai
sesuai dengan namanya, dalam surah ini disebutkan peristiwa Nabi Hud A.S. serta kaumnya.
Surah ini diturunkan di akhir kehidupan Nabi Muhammad Saw di Makkah dan sebelumnya
hijrah di Madinah. Empat ayat pertama surah Hud berisi ajaran Al-Qur’an yang dibahas
secara sempurna dalam sepanjang surah, ajaran ajaran tersebut meliputi : tauhid, kenabian dan
hari kebangkitan, serta gambaran tentang janji Allah SWT kepada orang yang bertaqwa serta
yang berbuat baik.
2. Persamaan Surah Hud
Didalam surah Yunus sebelumnya pada juz 11 yang menghernakan antara kedua
surah ini terdapat banyak kemiripan baik dalam temanya maupun dalam metode
pemaparannya. Surah Yunus mempunyai aspek kisah kisah secara global, misalnya kisah
Nabi Nuh dan Rasul Rasul sesudahnya.
Adapun surah Hud mengandung tiga point yang berbeda.
Pertama, mengandung hakikat akidah sebagaimana tercantum dalam pendahuluan
surah dengan arahnya yang terbatas.
Kedua, berisi gerakan akidah dalam sejarahnya, dan ini merupakan bagian besar
muatan surah.
Ketiga, memaparkan akibat bagi gerakan ini arahnya yang terbatas.
3. Pokok-pokok Isi Kandungan Surah Hud
Dalam Surah Hud terdapat beberapa isi kandungannya sebagai berikut :
a. Keyakinan : Adanya ‘Arasy Allah SWT, peristiwa alam pada 6 golongan, peristiwa
munculnya berbagai tingkatan manusia.
b. ketetapan : Islam memperbolehkan bersenang-senang terhadap perihal yang baik,
tidak diperbolehkan berkelakuan sombong, tidak diperbolehkan mengamlkan
perbuatan dosa maupun mengarapkan hal yang tidak mungkin berdasar pada Sunnah
Allah SWT.
c. Cerita-cerita : Cerita Nabi Hud A.S. serta kaumnya, kisah Nabi Musa A.S. serta
kaumnya.
d. Lail-lain : Berbagai hikmah yang di ambil dari cerita Nabi, Sumber semua kehidupan
adalah air.
B. Deskripsi Data

1. Munasabah Antar Surat Sebelum dan Sesudah

Munasabah tiap-tiap ayat dalam Al-Qur’an yakni suatu kesatuan dimana antara
ayat satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan pengertiannya. Dalam ayat 44 terdapat
indikasi yamg sangat jelas terkait pengurangan air daratan karena sebagiannya ditelan oleh
bumi dan selebihnya tercurah kelangit, samudera dan ke daratan rendah lainnya dibumi.
Sampai disini kewajiban bagi seorang manusia yang beriman adalah mengimani semua yang
disampaikan oleh Al-Qur’an tanpa harus tenggelam pada hal hal detail yang tidak perlu. Dari
padandangan Zaghlul terkait sumber air banjir pada masa Nuh menurut peneliti memiliki
kesamaan dengan mufasir pada umumnya bahwasannya air yangterjadi pada banjir itu adalah
air tawar.

Zaghlul membuktikan dengan beberapa penelitian yang sudah terjadi dan memang
adanya pembuktian. Sedangkan mufasir makna ayat tersebut juga ada dengan beberapa
pendapat ulama yang lain. Sedangkan pada ayat 47 Nabi Nuh A.S beranggapan bahwa
penolakan Allah terhadap permohonannya yang menginginkan putranya kan’an agar
diselamatkan saat adanya topan.

Sesudah Nabi Nuh.A. S mendapati dari Allah SWT atas tindakan putranya, beliau
meminta ampunan karena hilaf serta kesalahan atas memohonnya sesuatu tidak pada
tempatnya. Ia memohon perlindungan dari Allah agar bisa menjaga dirinya supaya tidak
lagi meminta sesuatu yang bersifat seperti kesalahan sebelumnya. Apabila perbuatan yang
salah itu tidak diampuni Allah, niscaya termasuk tingkatan orang yang rugi . Kesalahannya
semata-mata karena perasaan sayang terhadap putranya serta berkeninginan putrannya
memperoleh rahmat
C. Analisi Data
1) Konsep Pendidkan Akhlak Anak Dalam Keluarga (kajian Surat Hud Ayat 45-46)
Dengan demikian pendidikan akhlak anak harus ditanamkan sejak dini diantaranya
adalah :
a. Keadilan : ajarkan keadilan sebagaimana matahari bersinar ke seluruh arah. Keadilan
berfokus pada sikap baik tidak sewenang wenang terhadap diri kita serta orang lain, jika
keadilan merupakan landasan serta pedoman maka umat manusia akan terjatuh dari
kecemasan, penindasan, dan penganiayaan oleh para penindas. kesetaraan harus diajarkan
kepada semua orang di dunia ini. harus adil terhadap sesama manusia, hewan, tumbuhan,
bahkan alam. keadilan ada dalam bentuk pikiran, perkataan, dan perubuatan.
Adil dalam pikiran artinya tidak memikirkan hal hal yang sia sia dan menghabiskan
waktu dan tenaga. Adil dalam perkataan artinya bisa mengatur perkataan yang
diucapkan dan di landasi atas kegunaan, sedikit berkata tapi mengandung makna yang
berguna. Edangkan adil dalam perbuatan artinya bertindak sesuai atas norma yang
baik dan ada manfaatnya. Perbuatan adil pun bisa terhadap dirinya sendiri dan adil
terhadapm orang lain. Berbuat adil kepada siapa saja, sehingga keberadaanmu
sungguh manfaat bagi orang lain atau orang disekitarmu, sesungguhnya bersifat adil
sangat disayang oleh Allah SWT.Dalam batin manusia terdapat rukun yang harus
terpenuhi, sehingga terwujudlan keindahan akhlak yaitu kekuatan adil. Kekuatan adil
adalah kekuatan dalam mengendalikan kemarahan dibawah perintah akal dan syariat.
Sedangkan keadilan sendiri adalah kondisi jiwa dan kekuatan yang memimpin
kemarahan dan syahwat dan membimbingnya untuk berjalan sesuai dengan tuntutan
hikmah, juga menentukan keadilan dalam melepas dan menahannyasesuai dengan
tuntunan dan kebaikan. Keseimbangan pokok pokok tersebut terwujudlan seluruh
akhlak mulia.
b. Berbuat baik : engkau menyembah Allah SWT seakan akan engkau meliatnya, dan jika
engkau tidka melihat-Nya maka Dia melihatmu.
Diantara perbuatan yang berkaitan dengan nilai akhlak islami ada beberapa hal
dantaranya :
Diantara perbuatan yang dituntut oleh nilai nilai akhlak Islam ada banyak hal diantaranya
sebagai berikut :
1) Berbuat baik terhadap Allah SWT dengan berpegang teguh pada system-Nya.
2) Berperilaku baik terhadap sesama manusia, dengan cara mengajak menjalankan
perintah dan menjauhi larangan-Nya.
3) Bersikap baik terhadap keluarga seperti yang diperintahan oleh Allah SWT.
4) Bersikap baik kepada tentangga serta keluarga
5) Bersikap dengan bagus kepada sesama muslim
6) Bersikap bagus kepada orang bukan islam
7) Bersikap bagus kepada makhluk seluruhnya, baik manusia maupun beda karena
pada dasar utama dalam bertindak ini adalah menjaga kerukunan dan tidak
karena pembentukan.
Nilai nilai tersebut adalah pendidikan Islam yang mewujudkan sosok karakter
yang terpuji di seputar masyarakat.

c. Memberi Kepada Kaum Kerabat : Diwajibkan atas kamu memberikan sedekah unntuk
kaum keluarga yang membutuhkan atau kekurangan, perintah Allah SWT.
Secara khusus juga disebutkan agar kita semua memberi bantuan pertolongan kepada
kerabat hendaklah diperhatikan dan diutamakan. Begitu juga dengan silaturahmi yaitu
pertalian rasa ciinta, kasih, antar sesama manusia. Khususnya antar saudara, kerabat,
tetangga dan lainya.
d. Larangan Berbuat Keji, Kemunkaran, dan Permusuhan : setelah menerangkan tiga perkara
yang di perintahkan kepada umat manusia, Allah SWT meneruskan dengan tiga perkara
yang harus di tinggalkan di antaranya adalah :
pertama : melarang berbuat keji yaitu perbuatan yang di dasarkan pada pemuasan
hawa nafsu seperti zina, minum minuman yang memabukkan, dan mencuri.
Kedua: melarang berbuat munkar yaitu perbuatan yang buruk berlawanan dengan
pikiran seperti merampok, dan membunuh.
Ketiga : melarang permusuhan seperti sewenang wenang terhadap orang lain atau
sesama manusia.
Semua ini merupakan pengajaran atau pembelajaran kepada manusia yang
membawa mereka kepada kebahagiaan dunia dan akhirat. Maka sewajarnya manusia
sebagai umat muslim harus saling mengingatkan terhadap sesama seperti seorang
pendidik harus mampu menjadi contoh terhadap peserta didik dalam mengamalkan
kepekaan untuk mendorong perbuatan yang baik, berguna dan bermanfaat bagi
kehidupan bersama, serta menolak dan mencegah semua hal yang dapat
menjerumuskan dan merendahkan nilai nilai kehidupan.
2. Analisis Faktor Penghambat dan Pendukung
Faktor penghambat pembentukan anak adalah karena kemalasan anak untuk
mencontoh perilaku atau akhlak yang baik. Selain itu faktor lain yang menghambat
yaitu 0rang tua, terkadang merea sibuk karena pekerjaan mereka sendiri atau dengan
urusannya sendiri sehingga pemantauan terhadap anak berkurang dan mudah di
pengaruhi oleh lingkungan sekitar dan pergaulan.
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan yang berkaitan dengan judul skripsi “Konsep Pendidikan Akhlak
Anak dalam Keluarga (Kajian Surah Huad Ayat 45 dan 46),” dapat diambil kesimpulannya sebagi
berikut :
1) Dalam konteks pembentukan akhlak anak orangtua berperan begitu penting dalam proses
pembentukan moral anak, sebab orangtua dan keluarga merupakan sebagai inspirasi dalam
memotivasi anak. Dan sebagai orang tua juga bertanggungjawab besar ketika menjadikan
generasi berakhlak, beradat istiadat, serta bermoral baik.
Anak mampu membentuk akhlak yang baik dalam dirinya ketika lingkungannya sudah
tertanamkan nilai nilai kebiasaan yang baik sehingga anak dengan mudah menirunya,
meskipun butuh proses dalam mengamalkannya.
Dalam membentuk akhlak seseorang juga banyak faktor penghambat bagi anak itu sendiri
karena kemalasan anak untuk mencontoh atau meniru akhlak yang baik dan juga faktor orang
tua juga menjadi suatu penghambat. Seringkali kesibukan mereka akan pekerjaan atau
urusannya sendiri membuat pemantauan terhadap anak berkurang dan mudah dipengaruhi
oleh lingkungan sekitar. Karena lingkungan sangat berpengaruh penting dalam pembentukan
akhlak anak.
2) Akhlak yang baik dalam dunia masa kini merupakan salah satu cara yang merubah moral
anak yang sekarang ini sangat mudah terpengaruh oleh perkembangan globalisasi yang
banyak bertentangan dengan ajaran Islam saat ini.

DAFTAR PUSTAKA

Sugiyono, 2018, Metode Penwlitian Pendidikan (Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D), cet.
Ke-27, Bandung: Alfabeta

Ramadhan, Faizal, 2022, Nabi Nuh dan Fenomena Banjir Perspektif Zaghlul Al-Najjar (Studi
Penafsiran Surah Hud Ayat 44 Dalam Kitab Tafsir Al-Ayat Fi Al-Qur’an Al-Karim). Skripsi:
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Hasbullah, 2012, Dasar Dasar Ilmu Pendidikan (Umum Agama Islam). Ed. Revisi-10- Jakarta:
Rajawali Pers

Syaodih, Nana, 2017, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Pemuda Rosdakarya

Nur Aniyah, “Pembentukan Karakter Pendidikan Agama Islam,” Jurnal Al-Ulum, Vol. 13,
No. 1 (Juni 2013), hal.35.

Anda mungkin juga menyukai