Anda di halaman 1dari 13

Metode Perancangan Arsitektur

SINTESIS PERENCANAAN

intesis merupakan tahap lanjutan dari analisis. Pada


S tahap ini merupakan titik pijak dari tahap
perencanaan menuju perancangan. Hasil sintesis
merujuk kepada hasil analisis yang sebelumnya telah
dibahas.

VIII.1. SINTESIS NON FISIK


1. Sintesis Fungsi
a) Program Ruang & Besaran Ruang
Merupakan sekumpulan ruang yang didapat dari
paduan analisis jenis kegiatan, pelaku kegiatan, sifat
kegiatan dan syarat kegiatan. Ruang yang didapatkan
akan memenuhi kebutuhan ruang dan dinamakan
program ruang. Sedangkan besaran ruang adalah
perhitungan dimensi bangunan yang berasal dari luas
ruang per ruang, menjadi luas total lantai, hingga luas
total bangunan. Luas Ruang sendiri didapat dari hasil

112
Metode Perancangan Arsitektur

perkalian antara jumlah pelaku kegiatan dengan


standar furnitur dari setiap kegiatan, ditambah luas
sirkulasi (15-20% dari luas ruang)

Tabel 8.1 Contoh program ruang dan besaran ruang

b) Urutan Kegiatan
Pada tahapan ini, urutan ruang didasarkan pada
tahap program ruang. Urutan juga disesuaikan
dengan sifat kegiatannya. Urutan kegiatan ini
diperlukan bagi fungsi kegiatan yang didalamnya
membutuhkan proses yang berkesinambungan dan
berurutan.

c) Diagram Hubungan Ruang


Merupakan kesimpulan yang didapatkan dari tahap
analisis dengan menggunakan diagram gelembung.
Skema diagram ini dimaksudkan untuk
mempermudah arsitek dalam mengelompokkan
ruangan yang berdasarkan urutan kegiatan sehingga

113
Metode Perancangan Arsitektur

gabungan ruang terasa mengalir dan tidak tumpang


tindih.

Gambar 8.1 Diagram gelembung sebagai gambaran


hubungan antar ruang

d) Diagram Matrix
Tahap ini merupakan tahap kesimpulan nonfisik
fungsi yang didasarkan kepada penggabungan dan
pengelompokan hubungan ruang dan sifat ruang
yang sejenis. Didalam diagram matrix juga
dicantumkan tingkat hubungan antar ruang dimana
masing-masing jenis hubungan diberikan tanda yang
berbeda dan spesifik, sehingga memudahkan dalam
mencocokkan dan mengevaluasi perancangan
fisiknya. Output dari diagram ini adalah
pengelompokan ruangan berdasarkan derajat
kedekatan ruang yang menjadi dasar dalam konsep
dalam penzonaan dan perancangan penataan (lay
out) ruang

114
Metode Perancangan Arsitektur

Gambar 8.2 Contoh sederhana dari diagram matriks

Gambar 8.3 Contoh diagram matriks dengan tanda dan


informasi yang lebih spesifik.

115
Metode Perancangan Arsitektur

2. Sintesis Sosial Ekonomi


a) Efektif dan efisien
Luas dan bentuk lantai diperoleh dari standar
dimensi modul lantai yang dikaitkan dengan modul
furniture. Oleh sebab itu faktor efektif dan efisiensi
sangat besar dipengaruhi oleh penggunaan mebel
yang sesuai dengan luas dan bentuk lantai
bangunan.
b) Anggaran Biaya
Proses sintesis anggaran biaya melalu Rancangan
Anggaran Biaya (RAB) tidak dapat dilepaskan dari
aktifitas pada tahap identifikasi fungsi, termasuk
sasaran dan tujuan pembangunan. Anggarn biaya
untuk sebuah rumah tinggal masyarakat ekonomi
menengah ke bawah akan berbeda dengan yang
menengah ke atas. Termasuk dalam tipologi dan citra
yang ingin dihasilkanpun akan berbeda. Hal ini tentu
berdampak pada rencana anggaran biaya yang akan
dikeluarkan.

3. Sintesis Sosial Budaya


Tahap ini merupakan kesimpulan dari tahapan analisis
sosial budaya, yang meliputi:
a) Adat Istiadat
Untuk fungsi-fungsi yang termasuk kelompok tipologi
bangunan hunian, budaya dan religi sudah menjadi
keharusan untuk mengungkap adat istiadat yang
berlaku di suatu daerah. Akan tetapi tidak semua
fungsi bangunan yang dirancang harus
mempertimbangkan adat istiadat dan budaya. Dus,

116
Metode Perancangan Arsitektur

adat istiadat tidak hanya dalam penerapan fisik


bangunan semata, tetapi acara-acara ritual sebagai
persyaratan adat setempat bagi kelancaran proses
pembangunan.
b) Pola Perilaku
Pola perilaku pengguna terkadang tidak selalu
berhubungan dengan adat istiadat. Pada instansi
pemerintahan, swasta, perletatakan ruangan dan
lantai dari pimpinan dan staff perlu dibedakan.
Terlebih lagi bila hal tersebut terkai dengan faktor
keamanan dan kerahasiaan pada suatu instansi
c) Pakem dan Standar
Bagi masyarakat Indonesia sejak dahulu para leluhur
telah memahami bahwa ada keterkaitannya antara
hubungan manusia dengan lingkungan alamnya.
Mereka pada akhirnya menemukan pakem (aturan)
dan standar (ukuran) dalam berbagai bidang dan
pekerjaan. Mereka menggunakan ukuran tubuh
kepala keluarga sebagai standar ukuran bangunan,
mulai dari lebar jari, lebar telapak tangan, panjang
lengan dan ukuran tubuh lainnya. Dengan demikian
secara nalar dan logika akan tercapai sebuah
keharmonisan gerak tubuh kepala keluarga dengan
ukuran rumahnya
Gambar 8.4
Salah satu
pakem atau
standar
pengukuran
secara
tradisional

117
Metode Perancangan Arsitektur

menggunakan anggota tubuh.


4. Sintesis Kejiwaan
a) Bentuk Bangunan dan Kawasan
Bentuk bangunan umumnya disesuaikan dengan citra
atau ekspresi dan penampilan tipologi fungsi. Masing-
masing fungsi mempunyai sifat, kesan dan karakter
sesuai dengan jenis kegiatannya. Dalam bukunya DK
Ching, Bentuk Rupa dan Tatanan, bentuk bangunan
dikatagorikan menjadi 4 tipe yakni bulat, persegi,
segitiga dan organik dengan sifatnya masing-masing.
b) Warna
Warna akan menunjang pembentukan ekspresi dan
bentuk bangunan dan memunculkan kesan dari
fungsi itu sendiri. Pemakaian warna bisa sebagai
standar bangunan umum namun sering ditentukan
juga oleh kesukaan dari owner itu sendiri. Ketepatan
pemilihan warna dan material sesuai dengan fungsi
dan letaknya akan memerlukan pengalaman dan
penghayatan yang mendalam

VIII.2. SINTESIS FISIK

1. Sintesis Tapak
Sintesis tapak merupakan hasil penarikan kesimpulan dari
analisis tapak, dimana pada proses sintesis ini output
yang dihasilkan meliputi:
a) Penentuan Gerbang Utama dan samping
Tahap ini merupakan penentuan dari alternatif-
alternatif pintu masuk ke dalam tapak. Ketepatan
pemilihan pintu gerbang tapak akan sangat
118
Metode Perancangan Arsitektur

menentukan adanya kemudahan-kemudahan


sirkulasi dalam tapak.
b) Pendaerahan Tapak (Zoning)
Merupakan pembagian area berdasarkan sifat dan
hirarki tapak. Zoning tapak sendiri ditentukan
berdasarkan peletakan pintu gerbang tapak, pintu
gerbang samping tapak, potensi sekitar tapak,
sirkulasi dan kondisi topografi tapak

Gambar 8.5 Contoh sintesis zoning tapak

c) Titik Tangkap
Kesimpulan untuk menentukan daerah tapak yang
mudah dilihat oleh penggunaan dan masyarakat luas.
Adapun yang menjadi pertimbangannya adalah
pencapaian dan arah pandang, dimensi tapak,
topografi, dan potensi sekitar tapak.

119
Metode Perancangan Arsitektur

Gambar 8.6 Contoh titik tangkap suatu bangunan dari


arah persimpangan jalan utama

d) Orientasi
Merupakan kesimpulan mengenai arah tapak
menghadap. Arah tapak sendiri terdiri dari orientasi
massa bangunan. Hal yang menjadikan pertimbangan
dalam mengambil sintesis orientasi adalah : ruang
Kota, topografi dan potensi sekitar tapak

Gambar 8.6 Contoh penentuan orientasi tapak

120
Metode Perancangan Arsitektur

e) Garis Imajiner (Skyline)


Merupakan kesimpulan mengenai tinggi bangunan
terhadap bangunan dan lingkungan sekitar. Hal yang
menjadikan pertimbangan dalam mengambil sintesis
skyline adalah Peraturan Daerah, Ruang Kota,
Sirkulasi dan Potensi Kota (nilai ekonomis) serta yang
paling utama adalah kesesuaian dengan lingkungan
sekitar. Jangan sampai ketinggian bangunan yang
direncanakan dan dirancang menimbulkan dampak
negatif pada aspek sosial dan kenyamanan pada
lingkungan di sekitar bangunan.

Gambar 8.7 Skyline bentukan perbedaan ketinggian


bangunan

Aspek skyline yang berhubungan dengan ketinggian


bangunan haruslash berlandaskan kepada
pemaksimalan fungsi dari kegiatan utama banguna
dan bukan karena dibuat semata-mata karena unsur
prestige atau bermegah-megah.

“Bermegah-megahan telah melalaikan kamu” (QS


1102:1)

“Belum akan datang kiamat sehingga manusia


berlomba-lomba dengan bangunan-bangunan yang
megah” (HR. Bukhari)
121
Metode Perancangan Arsitektur

2. Sintesis Bangunan
a) Filosofi Bentuk
Filosofi bentuk sangat terkait dengan ekspresi dan
citra bangunan yang akan di tunjukkan. Ekspresi dan
citra bangunan sendiri tergantung kepada sifat fungsi
dan orientasi kegiatan, topografi, titik tangkap serta
potensi sekitar tapak.
b) Alternatif Bentuk Dasar
Dari pengamatan analisis tapak,filosofi bangunan dan
sintesis kejiwaan seorang arsitek dapat menentukan
alternative bentuk dasar bangunan yang merupakan
cerminan daya kreatifitasnya. Sebagai pertimbangan
dalam menentukan alternatif bentuk dasar, maka
harus mempertimbangkan faktor sintesis kejiwaan,
filosofi fungsi, topografi dan potensi sekitar tapak.

Gambar 8.8 proses transformasi bentuk dengan


filosofi

122
Metode Perancangan Arsitektur

c) Titik Berat Tapak


Pada umumnya bangunan diletakkan pada pusat
tapak, sehingga keseimbangan dan optimalisasi lahan
akan tercapai. Akan tetapi mengingat diperlukan juga
mendapatkan sudut pandang dan titik tangkap yang
baik maka terkadang titik berat tapak bisa dilakukan
sedikit pergeseran sesuai kebutuhan.
d) As Bangunan
Lingkungan yang harmonis merupakan perpaduan
antara keseimbangan letak dan bentuk bangunan
serta suasana yang terjadi akibat masyarakat
penggunanya. As bangunan dapat berbentuk lurus,
sejajar, mengikuti garis kontur atau membuat sudut
istimewa terhadap jalan.
e) Tinggi Bangunan
Apabila pada suatu tapak memiliki bangunan
majemuk yang mempunyai fungsi yang berbeda (mix
used) maka masa bangunan akan memiliki ketinggian
yang sama ataupun berbeda. Pada lokasi tapak yang
luas, perletakan bangunan disesuaikan dengan
peruntukan (zoneplan) sehingga bangunan utamalah
yang menjadi patokan ketinggian bangunan terhadap
bangunan penunjang lainnya.

3. Sintesis Teknologi
a) Struktur dan Konstruksi
Sintesis struktur dan konstruksi akan menghasilkan
sebuah kesimpulan mengenai sistm struktur dan
konstruksi yang memungkinkan digunakan dalam

123
Metode Perancangan Arsitektur

projek sesuai dengan fungsi beserta jenis ruang dan


dimensinya yang diperoleh dalam analisis fungsi.
b) Utilitas Bangunan dan Kawasan
Sebuah bangunan dan kawasan secara operasional
akan berjalan dengan lancer bila didukung dengan
fasilitas-fasilitas pendukung berupa jaringan utilitas.
Jaringan utilitas ini sendiri meliputi jaringan air bersih
dan air kotor (plumbing), Jaringan tenaga listrik,
Pengudaraan, pencahayaan, komunikasi dan tata
suara (akustik), sirkulasi vertikal dan sampah
c) Bahan Bangunan
Material yang dipergunakan dalam pelaksanaan
pekerjaan bangunan tergantung pada jenis, bentuk
dan dimensi struktur serta detail pemakaiannya. Ada
material yang berasal dari alam dan ada pula yang
dibuat dan direkayasa oleh manusia. Jenis bahan
matrial untuk struktur akan berbeda dengan bahan
untuk finishing. Sifat dan karakter material tersebut
perlu dipahami agar penggunaannya tepat dan benar
sesuai dengan yang dibayangkan arsitek.

124

Anda mungkin juga menyukai