Anda di halaman 1dari 26

Ground Handling

Ground handling berasal dari kata ground dan handling. Ground artinya darat atau di
darat, yang dalam hal ini di Bandar udara. Handling berasal dari kata dasar hand atau
handle yang artinya tangan atau tangani. To handle berarti menangani, melakukan
suatu pekerjaan tertentu dengan penuh kesadaran. Handling berarti penanganan atau
pelayanan (service or to service). Dapat disimpulkan bahwa ground handling adalah
suatu aktivitas perusahaan penerbangan yang berkaitan dengan penanganan atau
pelayanan terhadap para penumpang berikut bagasinya, kargo, pos, peralatan
pembantu pergerakan pesawat di darat dan pesawat terbang itu sendiri selama berada
di Bandar udara, baik untuk keberangkatan (departure) maupun untuk kedatangan
(arrival). Secara operasional ada empat unit kerja utama yang menunjang bisnis
angkutan udara atau penerbangan dapat terlaksana yaitu passenger handling, aircraft
handling, inflight service dan cargo handling.
Dalam dunia penerbangan, dikenal adanya tiga tahap utama dalam pelayanan, yaitu :

1. Pre flight service, artinya kegiatan penanganan terhadap penumpang dan pesawat
sebelum keberangkatan (di bandara asal / origin station).
2. In flight service, berarti kegiatan pelayanan terhadap penumpang selama didalam
pesawat.
3. Post flight service, adalah kegiatan penanganan terhadap penumpang, kargo, dan
pesawat setelah penerbangan atau kedatangan (di Bandara tujuan/destination).
CIQ merupakan instansi pemerintah yang bertugas mengatur, mengawasi, dan
mengamankan lalu-lintas keluar-masuknya manusia, barang-barang, dan makhluk
hidup lainnya demi tegaknya kewibawaan pemerintah suatu Negara. Tugas uang
dibebankan kepada ketiga instansi tersebut menyangkut aspek politik, ekonomi, sosial
budaya, pertahanan, dan keamanan Negara.
 Pelayanan Penumpang
Syarat pengangkutan penumpang beserta bagasi yang dibawa telah diatur dalam
Konvensi Warsawa, yang tertuang dalam bentuk naskah The IATA General
Condition of Carriage. Condition of Contract adalah naskah kontrak antara
penumpang dengan perusahaan penerbangan. Kewajiban perusahaan penerbangan
adalah menyangkut dan melayani penumpang sesuai kontrak atau perjanjian (berupa
tiket) dengan sebaik-baiknya. Secara umum, penumpang dapat dikategorikan menjadi
tiga jenis, yaitu penumpang biasa, penumpang khusus, dan penumpang bermasalah.
Dan terdapat tiga kategori penumpang yang memerlukan penanganan secara khusus,
diantaranya family and group traveler, religious traveler, dan passenger with medical
problem.
Alur keberangkatan penumpang domestik :
Alur kedatangan penumpang domestik :
 Pelayanan Bagasi Penumpang
Definisi bagasi secara singkat adalah barang yang dibawa penumpang didalam
penerbangan. Secara lebih luas, bagasi adalah bawaan, artikel, harta benda, dan
barang-barang milik pribadi penumpang, baik bagasi tercatat, bagasi kabin maupun
bagasi tak tercatat yang diizinkan oleh perusahaan penerbangan untuk dapat diangkut
di pesawat udara guna keperluan pribadi untuk dipakai atau digunakan oleh
penumpang selama melakukan perjalanan atau ditempat tujuan penumpang
beraktivitas.

Berdasarkan pengertian bagasi tersebut, dapat dibagi kedalam tiga golongan


utama, yaitu :

1. checked baggage, adalah bagasi terdaftar dan dimuat di tempat khusus barang
didalam pesawat yang disebut cargo compartment.
2. unchecked baggage, adalah barang bawaan yang dibawa sendiri kedalam kabin
pesawat.
3. unaccompanied baggage/luggage,adalah barang bawaan penumpang yang dikirim
atau diangkut sebagai kargo.
Semua bagasi penumpang tanpa kecuali harus ditimbang. Jumlah bagasi
penumpang yang boleh dibawa didalam penerbangan dibatasi jumlahnya sesuai
dengan kelas pelayanan. Ada dua konsep pengaturan membawa bagasi penumpang
pada penerbangan internasional, yaitu konsep berdasarkan berat atau weight
concept dan konsep berdasarkan jumlah koli atau piece concept.
Secara umum, prosedur penanganan bagasi dalam dunia penerbangan sudah
diatur sedemikian rupa sehingga tercipta standardisasi yang sama antara satu airline
lainnya. Maksud prosedur tersebut adalah tata cara, aturan, atau urutan proses
pengiriman bagasi atau penerimaan bagasi dari stasiun keberangkatan hingga stasiun
tujuan. Urutan tersebut dimulai dari pemeriksaan bagasi oleh security check, lalu
melakukan pembayaran apabila bagasi melebihi ketentuan, kemudian bagasi dibawa
dan dimasukan kedalam pesawat (proses loading), dan bagasi di stasiun tujuan
diturunkan atau dibongkar (proses unloading) oleh petugas. Penanganan bagasi
meliputi :
1. baggage handling, yang mencakup menangani bagasi di baggage sorting area dan
menyiapkan pengiriman/pengantaran kedalam pesawat,
2. menetapkan berat bagasi yang disusun,

3. menurunkan atau mengeluarkan bagasi dari taktor/gerobak/kendaraan,


membongkar dan atau mengosongkan tempat bagasi, memeriksa bagasi yang
datang,

4. memisahkan bagasi transfer dan menyimpan bagasi transfer dalam suatu periode
sampai waktu keberangkatan/pengiriman,
5. menyediakan atau mengatur pengangkutan bagasi ke sorting area dari departemen
yang akan menerima,
6. menangani bagasi awak pesawat (crew baggage) sesuai dengan kesepakatan
bersama.
Pada umumnya kasus penyimpangan-penyimpangan yang timbul dari hasil
pelayanan bagasi akan tampak pada saat penumpang tiba di stasiun tujuan akhir atau
pada saat post-flight service. Kasus-kasus yang timbul di area kedatangan atau arrival
hall dapat dikelompokan sebagai berikut :
1. Bagasi hancur atau rusak (damage),

2. Penemuan bagasi (bagasi tak bertuan),


3. Bagasi hilang atau berkurang (lost),
4. Keterlambatan bagasi (delayed),

5. Penyimpangan penempatan bagasi.


Terjadinya kerusakan, kekurangan, kehilangan bagasi, termasuk keterlambatan
penyerahan bagasi yang diakibatkan oleh miss routing (salah alamat), yakni tidak
sesuai dengan tujuan, banyak biaya dan kerugian bagi penumpang maupun pihak
perusahaan penerbangan.

 Penanganan Pesawat di Apron Area


Ada dua cara penanganan pesawat di Bandar udara, yaitu Turnarround
arrangement dan transit arrangement. Turnarround arrangement adalah penanganan
bagi pesawat yang mendarat di kota tujuan akhir (final destination) sedangkan transit
arrangement adalah penanganan bagi pesawat yang mendarat di kota persinggahan
atau transit. Penanganan pesawat di Bandar udara, baik turnaround maupun transit
arrangement menganut sistem yang sama. Perbedaannya terletak pada lama waktu
penanganannya. Penanganan transit arrangement biasanya lebih pendek
dibanding turnaround arrangement. Prosedur penanganan pesawat dibandar udara
antara satu jenis pesawat dengan jenis pesawat yang lain tidak sama. Namun, secara
umum lama waktu yang diperlukan untuk keperluan/kegiatan turnaround
arrangement adalah 40 menit – 1 jam.
Untuk memperlancar pekerjaan di bagian ramp handling diperlukan beberapa
peralatan pembantu pergerakan pesawat, penumpang, dan kargo selama di darat
(Bandar udara). Peralatan-peralatan bantu yang dipersiapkan untuk mendukung
kebutuhan pesawat udara selama pesawat tersebut berada di darat, baik pada saat
keberangkatan, kedatangan, maupun transit dikenal dengan istilah GSE (Ground
Support Equipment). Setiap perusahaan mempunyai standar masing-masing, atau
dapat juga airlines sebagai konsumen menentukan serviceable dan service level yang
harus dicapai oleh perusahaan ground handling. Serviceability dan service
level sangat berpengaruh terhadap tingkat pelayanan di apron.

1. Weight and Balance pada pesawat terbang.


Perhitungan weight and balance sebuah pesawat yang dilakukan secara
akurat sesuai standar yang ditetapkan, merupakan prioritas utama terhadap keamanan
pesawat dan keselamatan penumpang selama melakukan penerbangan. Beban pesawat
tergantung pada berat pesawat dan jumlah muatan, karena segala bentuk muatan yang
menyebabkan bertambahnya total weight adalah suatu hal yang harus dihindari selama
penerbangan. Bagaimanapun pilot tidak bisa menghindari penambahan beban/berat
pada pesawat. Penerbangan menjadi mudah jika pesawat dalam keadaan ringan,
namun sebaliknya akan berbahaya jika muatan pesawat terlalu berat.
Maximum (Design) Take-Off Weight adalah berat maksimum yang
diizinkan sebelum melakukan lepas landas. Perhitungan berat maksimum ini
dipengaruhi oleh kondisi atmosfer tertentu dan panjang lintasannya, serta kemampuan
struktur pesawat tersebut menahan muatan yang akan diangkut. Sedangkan Maximum
(Design) Landing Weight adalah berat maksimum yang diizinkan bagi pesawat yang
akan mendarat. Bagian bawah pesawat berfungsi untuk melindungi semaksimal
mungkin struktur pesawat saat touch down sehingga harus dicegah muatan barang
yang berlebihan.

 Pabean, Imigrasi dan Karantina

1. Pabean
Tugas dan tujuan pabean di Bandar udara adalah memungut pajak-pajak
untuk kepentingan Negara. Pengawasan penting yang dilakukan oleh para petugas di
pabean adalah pengawasan terhadap barang-barang impor dan eskpor. Di Bandar
udara, terdapat jalur khusus untuk barang-barang, yaitu Jalur Merah (Red Channel),
Jalur Hijau (Green Channel), dan Jalur Kuning (Yellow Channel). Jalur merah
digunakan untuk penumpang dan atau kargo yang harus dilaporkan untuk diperiksa
dan ditentukan nilai pabeannya. Jalur hijau diperuntukkan bagi penumpang dan atau
kargo yang tidak harus dilaporkan atau merasa tidak membawa barang-barang
terlarang yang harus dilaporkan kepada pabean, sedangkan untuk kargo adalah barang
yang tidak diperiksa isi kemasannya.

1. Imigrasi
Dalam kaitan dengan keimigrasian, ada beberapa hal yang perlu diketahui,
yaitu surat perjalanan, pencegahan, penangkalan, karantina, imigrasi, deportase,
dan inadmissible. Pemeriksaan dokumen perjalanan sangat penting bagi Negara yang
akan ditinggalkan, Negara yang akan dikunjungi, Negara yang akan dilalui, serta
penumpang yang bersangkutan. Yang termasuk kedalam dokumen perjalanan antara
lain Passport, Visa, Exit Permit, Health Certivicate, dan Fiscal. Pejabat imigrasi
ditempat pemeriksaan imigrasi dapat menolak atau tidak memberikan izin kepada
orang asing untuk masuk ke wilayah Indonesia apabila orang asing tersebut :

1. tidak memiliki surat perjalanan yang sah,

2. tidak memiliki visa, kecuali yang tidak diwajibkan memiliki visa,

3. menderita gangguan jiwa atau penyakit menular yang membahayakan kesehatan


umum,

4. tidak memiliki izin untuk masuk kembali ke wilayah Indonesia atau tidak
mempunyai izin untuk masuk ke Negara lain,

5. ternyata telah member keterangan yang tidak benar untuk memperoleh surat
perjalanan dan/atau visa.

6. Karantina
Ada tiga macam karantina, yaitu :

1. Karantina untuk manusia, bertujuan untuk melindungi bangsa Indonesia dari


penyakit yang belum ada (atau sudah ada) di Indonesia. Sehubungan dengan itu,
karantina berperan besar untuk melindungi Negara dan bangsa dari penyakit yang
datang dari luar yang dibawa melalui manusia, hewan, ataupun tumbuh-
tumbuhan/tanaman. Itulah sebabnya bagi setiap manusia, hewan, ataupun
tumbuhan yang akan masuk keluar Indonesia harus diperiksa dengan teliti dan
baik.

2. Karantina Hewan, tugas pokoknya adalah melakukan tindakan pencegahan


terhadap masuk dan tersebarnya penyakit hewan kedalam wilayah Republik
Indonesia berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku serta mencegah
pemusnahan hewan-hewan yang dilindungi oleh pemerintah.

3. Karantina Tumbuh-tumbuhan, tindakan yang dilakukan pada bagian ini adalah


sebagai berikut :

4. pemeriksaan : fisik, laboratorium, pemenuhan persyaratan khusus

5. pengasingan

6. penahanan

7. penolakan

8. pemusnahan

9. pembebasan/pelepasan.
Bagi anda yang berkecimpung dalam dunia transportasi udara, mungkin sudah tidak asing
lagi dengan pengertian Ground Handling. Pekerjaan yang satu ini merupakan pekerjaan
yang mudah ditemui di bandara. Profesi ground handling bersentuhan langsung dengan
penumpang pesawat terkait. Sehingga tentunya diperlukan tenaga yang profesional dalam
menghadapi para penumpang yang berbeda-beda karakternya.

Sekarang langsung saja kita bahas pengertian dari Ground Handling. Ground Handling
berasal dari kata “ground” yang berarti darat. Sedangkan “handling” berasal dari kata
“handle” yang berarti tangan atau menangani. Profesi Ground Handling juga memiliki nama
lain seperti Ground Service, Ground Operation, ataupun Airport Service. Semua istilah
tersebut memiliki pengertian yang sama dan merujuk pada hal yang sama juga. Ground
Handling merupakan aktivitas perusahaan penerbangan yang berkaitan dengan pemberian
layanan kepada penumpang berikut bagasi, kargo, pos, peralatan pembantu pergerakan
pesawat di darat dan selama pesawat berada di bandara. Sehingga Ground Handling bisa
diartikan sebagai Tata Operasi Darat. Para pekerja yang ada di bagian Ground Handling
akan memberikan penanganan penumpang serta bagasi di terminal dan kargo.

Jika anda berminat untuk bekerja di posisi Ground Handling, maka tentunya harus ada
pendidikan yang ditempuh terlebih dahulu. Pendidikan yang berkaitan disini adalah
pendidikan staf penerbangan, aviation security, maupun sekolah pramugari yang bisa
ditempuh di PSPP (Pendidikan Staf Penerbangan dan Pramugari). Dengan begitu anda
bisa diajarkan ilmu-ilmu yang berkaitan mengenai Ground Handling. Adapun beberapa
target atau sasaran dari Ground Handling adalah flight safety, on time performances,
customer satisfaction, dan reliability. Sasaran tersebut bisa berbeda tergantung dari
maskapai penerbangannya. Demikianlah sedikit penjelasan mengenai pengertian Ground
Handling untuk anda semua.
April 23, 2016/by admin
Artikel pramugari

Gaji Ground Staff Bandara yang


Berbeda-beda
Berapakah gaji ground staff bandara? Mungkin hal ini bukan menjadi hal yang umum. Bahkan mungkin
masih ada sebagian orang yang belum mengerti profesi yang satu ini. Sesuai dengan namanya, maka
ground staff bekerja di bandara dan berhubungan dengan transportasi udara. Untuk bisa bekerja
menjadi ground staff, maka anda harus menempuh pendidikan terlebih dahulu di PSPP, tepatnya di
jurusan staff penerbangan.
Sebelum berbicara mengenai gaji atau upah ground staff bandara, maka lebih baik anda menyimak
sedikit mengenai pengertian langsung dari ground staff. Ground staff atau disebut sebagai ground
handling merupakan pekerjaan yang berkaitan dengan pelayanan atau penanganan terkait bagasi,
kargo, pos, peralatan pembantu pergerakan pesawat terbang, dan lain sebagainya. Ground berarti
darat, sedangkan handling berasal dari kata handle yang berarti menangani. Secara sederhanana,
ground staff berarti orang yang bekerja untuk memberikan pelayanan di darat kepada para penumpang.
Pelayanan yang dimaksud disini berkaitan dengan bagasi di terminal, kargo, serta pos dan membantu
pergerakan keberangkatan pesawat.

Adapun obyek yang ditangani oleh ground staff meliputi penumpang (Pax), barang bawaan penumpang
(Baggage), barang kiriman (Cargo), benda-benda pos (Mail), ramp dan aircraft. Istilah-istilah yang dikenal
dalam profesi ini antara lain seperti Passenger Handling, Baggage Handling, Cargo and Mail Handling dan
Ramp Handling. Ruang lingkup maupun obyek dari profesi ini harus mengacu pada aturan yang sudah
ditetapkan oleh “IATA Airport Handlng Manual, 810 Annex A”, yang sebelumnya sudah menetapkan
sebanyak 14 section pelayanan standar atau 14 kegiatan. Sebagai salah satu profesi yang bergerak
dalam bidang jasa, maka ground staff pun memiliki beberapa target atau sasaran yang harus dicapai.
Misalnya seperti flight safety, on time performances, customer satisfaction, dan reliability. Untuk gaji
ground staff bandara sendiri berbeda-beda tergantung dengan maskapai penerbangannya.

April 22, 2016/by admin


alam dunia penerbangan kata " Ground handling " sering kita jumpai, selain kata – kata lain seperti
“ Ground Service, Ground operation dan Airport Service “. Dari semua kata - kata itu mengandung
pengertian yang sama yaitu merunjuk pada suatu aktivitas perusahaan penerbangan yang berkaitan
dengan penanganan atau pelayanan terhadap para penumpang berikut bagasinya, kargo, pos, peralatan
pembantu pergerakan pesawat di darat dan pesawat terbang itu sendiri selama berada di bandara,
untuk keberangkatan (departure) maupun untuk kedatangan atau ketibaan (arrival).

Ground handling dalam pengertian yang sangat sederhana adalah pengetahuan dan keterampilan
tentang penanganan pesawat di apron, penanganan penumpang dan bagasinya di terminal dan kargo,
serta pos di cargo area.

Ground handling berasal dari kata “ground” dan “handling”. Ground artinya darat atau di darat, yang
dalam hal ini di bandara (Airport).
Handling berasal dari kata hand atau handle yang artinya tangan atau tangani. To handle berarti
menangani, melakukan suatu pekerjaan tertentu dengan penuh kesadaran. Handling berarti
penanganan atau pelayanan (service to service).
Kegiatan angkutan udara khususnya dalam hal pelayanan penerbangan telah diatur dalam Undang –
Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan. Mengenai Ground handling telah diatur dalam
pasal 232 Undang-Undang Nomor 1 tahun 2009 tentang pelayanan jasa di bandar udara.

Kata Ground handling lebih mengacu kepada maskapai penerbangan yang menggunakan jasa pelayanan
penumpang dari pihak ketiga. Umumnya dari anak perusahaannya maskapai perusahaan sendiri dan
dipercayakan untuk fokus melayani kegiatan penumpang serta bagasi di area bandara.

Dalam pelaksanaan dilapangan istilah Ground handling dikenal dua istilah yakitu ground
handling dan self handling. Perbedaan hanya terletak dalam hal menangani, pihak mana yang
melakukan jasa pelayanan di bandar udara.

Ground handling lebih mengacu kepada perusahaan maskapai yang menggunakan jasa pelayanan
penumpang dari pihak ketiga, biasanya dari anak perusahaan maskapai dan tugasnya untuk jasa
pelayanan penumpang dan begasi di area bandar udara.

Self handling artinya yang melakukan jasa pelayanan kepada penumpang adalah karyawan perusahaan
maskapai itu sendiri. Sistem self handling dalam hal jasa pelayanan di bandar udara tidak boleh
menggunakan karyawan outsourcing.

Ruang Lingkup Ground Handling


Ruang lingkup atau batasan pekerjaan Ground Handlin” ada dua yaitu :
1. Pre-Flight
Kegiatan penanganan terhadap penumpang berikut bagasinya dan kargo serta pos dan pesawat sebelum
keberangkatan (di bandara asal/origin station).
2. Post Flight
Kegiatan penanganan terhadap penumpang beserta bagasinya dan kargo serta pos dan pesawat setelah
penerbangan (di bandara tujuan/destination).

Tujuan Ground Handling


Ground handling mempunyai tujuan atau target-target/sasaran-sasaran yang ingin dicapai, yakni:
1.Flight Safety
2.On Time Performance
3.Customer Satisfaction
4.Reliability
DIPLOMA 3 TEKNIK
ELEKTRONIKA – GMF
Program Dilploma 3 Kerjasama GMF (D3KGMF) merupakan salah satu program penerimaan
mahasiswa baru PENS dengan fasilitas ikatan dinas yang merupakan kerjasama antara PT.GMF
dengan PENS dalam menyiapkan sumber daya manusia yang sesuai dengan standart
kompetensi internasional dengan bersertifikasi AMTO yang di butuhkan oleh PT.GMF sehingga
lulusannya akan mendapat mendapat jaminan. Program Diploma 3 Kerjasama GMF (D3KGMF)
merupakan salah satu program penerimaan mahasiswa baru PENS dengan fasilitas ikatan
dinas yang merupakan kerjasama antara PT. GMF AeroAsia dengan PENS dalam menyiapkan
sumber daya manusia yang sesuai dengan standart kompetensi internasional dengan
sertifikasi AMTO yang lulusannya mendapat jaminan kerja di PT. GMF AeroAsia sesuai dengan
persyaratan yang telah ditetapkan pada saat proses pendidikan.
GMF AeroAsiaProgram D3KGMF memberi kesempatan kepada lulusan SMA/MA jurusan IPA,
SMK jurusan yang serumpun dengan Teknik Elektronika untuk memperoleh pendidikan tinggi
yang berorientasi pada kemampuan dan keahlian terapan sekaligus mendapat jaminan kerja di
PT. GMF AeroAsia apabila memenuhi persyaratan IPK ≥ 2,75 dengan masa studi 6 semester,
sehat jasmani dan rohani.an kerja/garansi kerja di PT.GMF sesuai dengan persyaratan yang
telah ditetapkan oleh GMF pada saat proses pendidikan.
GMF AeroAsia Program D3KGMF dilaksanakan berdasarkan MOU antara Direktur PENS bapak
DR.Zainal Arief,MT dengan Direktur Human Capital and Corporate Affair Bapak Harkandri
M.Dahler dalam rangka menyiapkan SDM yg lulusanya jaminan kerja di GMF, dengan memberi
kesempatan kepada lulusan SMA/MA jurusan IPA, SMK jurusan yang serumpun dengan Teknik
Elektronika memperoleh pendidikan tinggi yang berorientasi pada kemampuan dan keahlian
terapan yang mendapat jaminan kerja sebagai tenaga kerja di PT.GMF. Ada beberapa
keunggulan program D3KGMF ini antara lain: Lulusannya langsung di terima sebagai engineer
di PT.GMF AeroAsia, selain mendapat ijasah diploma 3 juga memperoleh sertifikat AMTO untuk
dapat bekerja pada perawatan pesawat udara serta mahasiswa mengikuti magang kerja di
Instansi milik PT.GMF AeroAsia.
Selama magang peserta mendapatkan uang saku sebesar Rp. 1.500.000/bulan, dan uang
makan Rp 20.000/hari. Dan juga disediakan beasiswa bidikmisi
VISI:
Menjadi pusat unggulan pendidikan teknologi rekayasa di bidang
emerging technology yang menghasilkan lulusan yang berkualitas dan
profesional dengan konsentrasi di bidang otomasi dan instrumentasi
industri berbasis sistem elektronika, baik secara nasional maupun
internasional.
MISI:
1. Dengan selalu berpijak kepada kepentingan nasional, Prodi DIII Teknik
Elektronika menyelenggarakan proses pendidikan untuk menjadi pusat
penghasil tenaga profesional di bidang teknologi dengan kemampuan
khusus di bidang otomasi dan instrumentasi industri berbasis sistem
elektronika.
2. Dengan selalu mengedepankan wawasan global/internasional dan
berpikir positif demi kemajuan teknologi nasional, Prodi DIII Teknik
Elektronika aktif dalam mengkaji dan mengembangkan sistem pendidikan
di bidang kerekayasaan elektronika dalam rangka pengembangan sistem
pendidikan politeknik di Indonesia.
3. Prodi DIII Teknik Elektronika secara aktif menyelenggarakan penelitian,
implementasi teknologi di bidang kerekayasaan elektronika, serta
pengabdian pada masyarakat, untuk peningkatkan kualitas hidup
manusia.
4. Prodi DIII Teknik Elektronika berperan aktif dalam mengembangkan
dan mengimplementasikan nilai-nilai etika dan moral akademik.
KURIKULUM:

SEMESTER 1

Kredit Jam
No No. Kode Mata Kuliah
Teori Prakt Teori Prakt

VE03120
1 Bhs. Inggris utk Percakapan 2 2
1

VE03120
2 Matematika 1 2 2
2

VE03120
3 Agama 2 2
3

VE03110
4 Rangkaian Listrik 1 2 3
4

VE03110
5 Piranti Elektronika 2 2
5

VE03110
6 Elektromagnet 2 2
6

VE03110
7 Algoritma & Pemrograman 2 2
7

VE03110 Pengukuran Listrrik &


8 2 2
8 Instrumentasi

VE03120
9 Gambar Teknik 2 4
9
VE03111 Prak. Algoritma &
10 1 3
0 Pemrograman

VE03111 Workshop Komputer &


11 2 4
1 Jaringan

VE03111
12 Praktik 1.1 : 1 3
2

– Prak. Rangkaian Listrik 1

– Prak. Pengukuran Listrik &


Instrumentasi

VE03111
13 Praktik 2.1 1 3
3

– Prak. Piranti Elektronika

– Prak. Elektromagnet

16 7 17 17

JUMLAH 23 34

SEMESTER 2

Kredit Jam
No No. Kode Mata Kuliah
Teori Prakt Teori Prakt

VE03220
1 Bhs. Inggris Teknik 2 2
1

VE03220
2 Matematika 2 2 2
2

VE03210
3 Rangkaian Listrik 2 2 3
3

VE03210
4 Rangkaian Elektronika 1 2 3
4

VE03210
5 Elektronika Digital 1 2 3
5

VE03210
6 Elektronika Optik 2 2
6

VE03220
7 Dasar Sistem Tenaga Listrik 2 2
7

VE03210
8 Konsep Teknologi 2 2
8

9 VE03210 Workshop Pemrograman 2 4


9 Lanjutan

VE03211 Prak. Rangkaian Elektronika


10 1 3
0 1

VE03211
11 Prak. Elektronika Digital 1 1 3
1

VE03211
12 Praktik 1.2 : 1 3
2

– Prak. Rangkaian Listrik 2

– Prak. Dasar Sistem Tenaga


Listrik

– Prak. Elektronika Optik

16 5 19 13

JUMLAH 21 32

SEMESTER 3

Kredit Jam
No No. Kode Mata Kuliah
Teori Prakt Teori Prakt

Bhs. Inggris utk.


VE03320
1 Ketrampilan Berkomunikasi 2 2
1
1

VE03320
2 Matematika 3 2 2
2

VE03310
3 Rangkaian Elektronika 2 2 3
3

VE03310
4 Elektronika Digital 2 2 3
4

VE03310
5 Pengaturan Otomatis 1 2 3
5

VE03310
6 Rangkaian Linear Aktif 2 3
6

VE03310
7 Sistem Mikroprosesor 2 2
7

VE03310
8 Kewirausahaan 2 2
8

VE03310
9 Bengkel Elektronika 1 2 4
9
VE03311
10 Prak. Sistem Mikroprosesor 1 3
0

VE03311
11 Praktik 1.3: 1 3
1

– Prak. Rangkaian
Elektronika 2

– Prak. Elektronika Digital 2

VE03311
12 Praktik 2.3: 1 3
2

– Prak. Rangkaian Linear


Aktif

– Prak. Pengaturan Otomatis


1

16 5 20 13

JUMLAH 21 33

SEMESTER 4

Kredit Jam
No No. Kode Mata Kuliah
Teori Prakt Teori Prakt

Bhs. Inggris utk.


VE03420
1 Ketrampilan Berkomunikasi 2 2
1
2

VE03410
2 Mikrokontroler 2 2
2

VE03410
3 Elektronika Industri 1 2 3
3

VE03410
4 Pengaturan Otomatis 2 2 3
4

VE03410
5 Instrumentasi Elektronika 2 2
5

VE03410
6 Metode Numerik 2 2
6

VE03410 Workshop Sistem Antar


7 2 4
7 Muka

VE03410
8 Bengkel Elektronika 2 2 4
8
VE03410
9 Perawatan & Perbaikan 2 4
9

VE03411
10 Prak. Elektronika Industri 1 1 3
0

VE03411
11 Praktik 1.4: 1 3
1

– Prak. Instrumentasi
Elektronika

– Prak. Mikrokontroller

VE03411
12 Praktik 2.4: 1 3
2

– Prak. Metode Numerik

– Prak. Pengaturan Otomatis


2

12 9 14 21

JUMLAH 21 35

SEMESTER 5

Kredit Jam
No No. Kode Mata Kuliah
Teori Prakt Teori Prakt

VE03520
1 Bhs. Inggris unt. Karir 2 2
1

VE03520
2 Bahasa Indonesia 2 2
2

VE03520
3 Statistik & Probabilitas 2 2
3

VE03510
4 Elektronika Medika 2 2
4

VE03510
5 Elektronika Industri 2 2 2
5

VE03510
6 Pengolahan Sinyal 2 2
6

VE03510
7 Robotika 2 2
7

VE03510 Workshop Sistem


8 2 4
8 Manufaktur Terpadu
VE03510
9 Proposal Proyek Akhir 2 6
9

VE03511
10 Praktik 1.5: 1 3
0

– Prak. Elektronika Medika

– Prak. Pengolahan Sinyal

VE03511
11 Praktik 2.5 : 1 3
1

– Prak. Elektronika Industri


2

– Prak. Robotika

14 6 14 16

JUMLAH 20 30

SEMESTER 6

Kredit Jam
No No. Kode Mata Kuliah
Teori Prakt Teori Prakt

VE03620
1 Bhs. Inggris utk. Profesional 2 2
1

VE03620 Manajemen Industri/Kontrol


2 2 2
2 Kualitas

VE03620
3 Kewarganegaraan 2 2
3

VE03620
4 Etika dan Profesionalisme 2 2
4

VE03620 Standard Internasional dan


5 2 2
5 Keselamatan Kerja

VE03610
6 Kerja Praktik 2 10
6

VE03610
7 Proyek Akhir 6 18
7

10 8 10 28

JUMLAH 18 38
Kembangkan Pusat Perawatan Pesawat di Batam, Pemerintah Dorong Sinergi Ciptakan Ekosistem
Industri Penerbangan Berkelanjutan

Rabu, 14 Agustus 2019 - 16:36

Kembangkan Pusat Perawatan Pesawat di Batam, Pemerintah Dorong Sinergi Ciptakan Ekosistem
Industri Penerbangan Berkelanjutan

Sumber gambar : ekon.go.id

Pemerintah berkomitmen untuk menciptakan ekosistem industri penerbangan tanah air yang
berkelanjutan. Pasalnya, berdasarkan laporan International Air Transport Association (IATA), jumlah
penumpang udara nasional akan mencapai 270 juta penumpang pada tahun 2034 atau naik lebih dari
300% dibanding 2014.

Selain itu, Indonesia diperkirakan akan masuk 10 besar pasar penerbangan dunia pada 2020, bahkan
akan menjadi lima besar dunia pada 2034. Satu langkah yang diambil pemerintah adalah dengan
mengembangkan pusat perawatan pesawat atau fasilitas MRO (Maintenance, Repair, and Overhaul).

“Kerja sama pengembangan MRO diperlukan untuk efisiensi industri penerbangan. Kita berharap
industri ini bisa lebih kompetitif dan tumbuh berkembang. Tentunya dengan tetap mampu menyediakan
penerbangan nasional yang terjangkau,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin
Nasution dalam acara Penandatanganan Kerja Sama, Peresmian, dan Peletakan Batu Pertama Hanggar
dan Fasilitas MRO di Bandar Udara Hang Nadim-Batam, Rabu (14/8).

Adapun rangkaian acara dalam kunjungan kerja Menko Perekonomian kali ini meliputi:

- Penandatanganan Kerja Sama:(1) Pengembangan MRO antara Batam Aero Technic (BAT)
denganGaruda Maintenance Facility (GMF); (2) Pengembangan Pabrik Vulkanisir Ban antara BAT, GMF,
dan Michelin; (3) Pusat Pendidikan dan Pelatihan Aviasi antara BAT, GMF, dan AMTO (Aircraft
Maintenance Training Organization)

- Peresmian dan Pembukaan:(1) Politeknik “Kirana Angkasa”; (2) Fasilitas Bengkel Pesawat

- Peletakan Batu Pertama:(1) Pembangunan Hanggar Tahap III oleh BAT; (2) Pembangunan Hanggar Joint
Venture BAT-GMF
Menko Darmin menjelaskan, kerja sama dan pembangunan pabrik vulkanisir ban pesawat dirancang
untuk meningkatkan efisiensi biaya operasional. Selain itu, juga untuk mendukung industri dalam negeri
dan substitusi impor, karena selama ini harus dibawa ke Thailand.

Sementara itu, kerja sama pelatihan aviasi oleh Politeknik Kirana Angkasa ditujukan untuk penyediaan
SDM Aviasi yang berkualitas. Hal ini sejalan dengan program pemerintah untuk mendorong SDM,
terutama Pendidikan Vokasi.

“Ini semua untuk mendukung investasi bernilaiUSD 466 Juta (atau Rp 6,3 Triliun) yang tentu akan
mampu mendorong perekonomian di Batam sekaligus mendukung pengembangan industri
penerbangan,” terang Menko Darmin.

Data menyebutkan, jumlah penumpang pesawat yang berangkat pada tahun 2017 adalah sebanyak 90,7
juta untuk penerbangan dalam negeri dan 16,6 juta untuk penerbangan luar negeri.

Sementara jumlah pesawat di Indonesia pada tahun 2017 tercatat sebanyak 1.030 unit, dengan rata-rata
pertumbuhan industri penerbangan sebesar 10%. Sedangkan jumlah pesawat di Asia Pasifik tahun 2025
diprediksi mencapai 11.680 unit dan akan menjadi pasar industri MRO terbesar di dunia yang bernilai
USD 100 Miliar.

Namun saat ini, bisnis MRO di Indonesia hanya mampu melayani 30% - 35% pasar nasional, sisanya
diserap MRO asing. Ke depannya, potensi bisnis MRO nasional tahun 2020 diperkirakan senilai Rp. 26
triliun.

Menko Darmin pun menyampaikan harapannya untuk industri penerbangan,agar kerjasama antara grup
Garuda dan Lion dapat terus dilanjutkan. Tidak terbatas pada Jasa MRO, tetapi juga untuk operasional
penerbangan lainnya. “Dengan demikian, pemerintah berharap akan terjadi efisiensi yang signifikan di
industri penerbangan sehingga penerbangan dapat makin terjangkau masyarakat,” tuturnya.

Ke depan, Pemerintah juga akan menyiapkan rencana dan program nasional yang saat ini sedang
dibahas bersama seluruh stakeholderpenerbangan. Hal tersebut untuk mendukung pengembangan dan
menjaga keberlangsungan industri penerbangan nasional.
“Selain itu, Industri Aviasiharus bersinergi untuk peningkatan efisiensi, terutama dari komponen
Pemeliharaan dan Perbaikan (MRO). Ini sangat dibutuhkan untuk mendukung peningkatan keselamatan
dan mutu angkutan udara nasional kita,” pungkas Darmin Nasution.

Sebagai informasi, Batam dipilih sebagai lokasi MRO karena memiliki beberapa keunggulan. Kota ini
berdekatan dengan Singapura, lokasi Original Equipment Manufacturer(OEM)yang menempatkan stock
sparepart pesawat dan sebagai hub penerbangan internasional.

Kemudian, status Batam sebagai Free Trade Zone (FTZ) atau Kawasan Perdagangan Bebas dan
Pelabuhan Bebas (KPBPB) dengan berbagai kemudahan bisnis dan insentif fiskal, serta tersedia lahan
yang sudah disewa seluas 30 Ha.

Tak hanya itu, lokasi geografis Batam yang tidak jauh dari negara-negara Asia Tenggara & Asia Selatan
juga berpotensi besar menjadi target market jasa MRO pesawat.

Hadir dalam kesempatan ini antara lain Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Duta Besar RI di
Malaysia Rusdi Kirana, Plt Gubernur Kepulauan Riau Isdianto, Pimpinan DPRD Kepri, Walikota Batam
Muhammad Rudi, Pimpinan Kementerian/Lembaga terkait (Kemenko Perekonomian, Kementerian
Perhubungan, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi), Pimpinan Lion Group, Pimpinan
Garuda Group, PT. BAT (Batam Aero Teknik), serta Pimpinan BP Batam. (idc/iqb)

Anda mungkin juga menyukai