Anda di halaman 1dari 66

MATRIKULASI S2

MEKANIKA FLUIDA
Sesi 2

Dr. Anggit Raksajati


Panas Friksi (Friction Heat)
• Gaya friksi pada aliran fluida • Laju panas friksi per laju alir
diubah menjadi panas friksi massa didefinisikan sebagai:
• Panas friksi (Ef) didefinisikan
sebagai gaya friksi (Ff) dikali jarak
tempuh fluida (x):
• Panas friksi pada dinding pipa:

• Jika dinyatakan sebagai laju panas


friksi:
• Persamaan energi dengan
memperhitungkan kerja dan
panas friksi:

Matrikulasi S2 Mekanika Fluida 11


Faktor Friksi
• Faktor friksi Fanning (fF) • Faktor friksi Moody/ Darcy-
didefinisikan sebagai: Wiesbach:

• Panas friksi per unit laju alir


massa:

Matrikulasi S2 Mekanika Fluida 12


Korelasi Faktor Friksi dengan Korelasi Faktor Friksi pada Aliran
Rejim Aliran Turbulen

• Pada airan laminar (NRe < 2000) • Eksperimen oleh Nikurdase (1933)
→ kecepatan rata-rata → faktor friksi dipengaruhi oleh
dinyatakan sebagai: bilangan Reynolds dan kekasaran
permukaan pipa

• Faktor friksi Fanning untuk


aliran laminar:

• Faktor friksi Moody untuk


aliran laminar:

Matrikulasi S2 Mekanika Fluida 13


Persamaan Korelasi untuk Faktor • Persamaan Coolbrook and White
Friksi (umum):

• Persamaan Prandtl untuk pipa


halus:

• Persamaan Nikurdase untuk NRe


yang sangat tinggi:

Matrikulasi S2 Mekanika Fluida 14


Matrikulasi S2 Mekanika Fluida 15
Ukuran Pipa Komersial
• Secara komersial, ukuran pipa dapat dinyatakan dalam berbagai
parameter:

Matrikulasi S2 Mekanika Fluida 17


Dimensi Pipa Standar

Nominal Outside Schedule Wall Inside Cross


pipe size, in diameter, in Number thickness, in diameter, in sectional
(SN) area, in2
1.5 1.9 40 0.145 1.610 0.800
80 0.200 1.500 1.069
2.0 2.375 40 0.154 2.067 1.075
80 0.218 1.939 1.477
3.0 3.5 40 0.216 3.068 2.228
80 0.300 2.900 3.016
12 12.75 40 0.406 11.938 15.74
80 0.688 11.374 26.07

TK 2107 Mekanika Fluida dan


04. Fluida Mengalir 18
Partikel
TK 2107 Mekanika Fluida dan
04. Fluida Mengalir 19
Partikel
Friction loss oleh panjang ekivalen: Friction loss akibat kehilangan
• Pemasangan aksesoris pipa energi kinetik:
(fitting) akan menimbulkan beda • Beda tekan akibat pemasangan
tekan pada aliran di dalam pipa fitting juga dapat dihubungkan
• Beda tekan yang ditimbulkan dengan energi kinetik yang hilang
oleh fitting →ekivalen dengan saat fluida melewati fitting
pipa lurus dengan diameter D tersebut
dan panjang Le →panjang • Dinyatakan sebagai Konstanta
ekivalen Fitting (KL):
• Beda tekan pada fitting
dinyatakan sebagai:
Korelasi:

Matrikulasi S2 Mekanika Fluida 30


Matrikulasi S2 Mekanika Fluida 31
Faktor Friksi akibat Perubahan
Geometri
Sudden Enlargement:
• D1<D2 → u1>u2 → p1<p2
Sudden Contraction:
• D1>D2 → u1<u2

TK 2107 Mekanika Fluida dan 07. Kebutuhan Energi pada Aliran Fluida
32
Partikel Nyata
Head Loss at Pipe Entrance Head Loss at Pipe Exit

TK 2107 Mekanika Fluida dan 07. Kebutuhan Energi pada Aliran Fluida
33
Partikel Nyata
Latihan Soal

Matrikulasi S2 Mekanika Fluida 38


din = 0.03068 m
L = 200 m
P2 = 1 atm = 101325 Pa
V = 0.2 m3/min = 0.0033 m3/s
μ = 45 cP = 0.045 Pa.s
ρ = 850 kg/m3

z1 = z 2
u1 = u 2

Matrikulasi S2 Mekanika Fluida 39


NRe = 4691.1 (turbulent)
f = 0.01

p1 – p2 = 4 x 0.01 x (200/0.3068) x ½ x 850 x (4.51)2


= 225309.7 Pa
= 2.223 atm

p1 = 3.223 atm

Note: Sudden enlargement dan sudden expansion masih diabaikan

Matrikulasi S2 Mekanika Fluida 40


POMPA DAN BLOWER

Matrikulasi S2 Mekanika Fluida 41


Pompa dan Blower
Fungsi Pompa: Fungsi Blower/Fan :
• Menyuplai energi secara kontinu • Mengalirkan fluida gas
→ fluida cair dapat terus mengalir • Kompensasi energi yang hilang
• Energi diperlukan untuk karena friksi
kompensasi hilangnya energi • Perubahan: ketinggian,
akibat friksi tekanan, dan kecepatan →
• Menaikkan: tekanan, kecepatan, terbuka
dan/ atau ketinggian cairan • Kenaikan tekanan gas akibat
blower dapat dianggap cukup
kecil → incompressible
z1 → z2 Aliran cairan dengan
p1 → p2 pompa →
incompressible untuk menaikkan tekanan gas →
u1 → u2
kompresor → pemampatan

Matrikulasi S2 Mekanika Fluida 42


Karakteristik
• Sifat fisik & kimia fluida yang ditransportasikan:
korosivitas, temperatur, tekanan uap, viskositas, densitas,
kandungan zat padat dan lain-lain.
• Rentang kapasitas pompa atau kompresor.
• Kondisi saluran hisap (suction): ketinggian, tekanan.
• Kondisi saluran buang (discharge): ketinggian, tekanan yang
diperlukan, kehilangan energi karena gesekan yang harus
diatasi, dan sebagainya.
• Sifat operasi transportasi: kontinyu, terputus-putus.
• Sumber energi atau power yang tersedia untuk
menggerakkan pompa dan kompresor.
• Letak pompa dan kompresor pada sistem perpipaan.

Matrikulasi S2 Mekanika Fluida 43


Karakteristik (2)
• Kapasitas → kemampuan untuk mengalirkan fluida
persatuan waktu.
• Head → kemampuan untuk memindahkan energi ke
fluida per satuan massa fluida.
• Daya → kemampuan untuk menerima energi dari
sumber per satuan waktu.
• Efisiensi → perbandingan antara energi yang
diberikan kepada fluida dan energi yang diterimanya
dari sumber.

Matrikulasi S2 Mekanika Fluida 44


Perhitungan Pompa

• h = head (m) • Q = Volumetric liquid rate (m3/h)


• H = total equipment head (m) • a = cross-sectional area of plunger
(mm2)
• P = Pressure (kPa)
• e = pump efficiency (fraction)
• g = gravity constant (m/s2)
• RD = relative density at standard T
• ρ = density (kg/m3) • hyd kW = hydraulic kilowatts
• v = velocity (m/s) • bkW = brake kilowatts
TK 2107 Mekanika Fluida dan
06. Pompa dan Blower 45
Partikel
Jenis Pompa
1. Pompa Centrifugal
- Biasanya murah (pada kapasitas pompa yang sama), biaya
maintenance rendah, tersedia dengan material beragam, dan space
kecil (praktis).
- Kecepatan operasi 1200-8000 rpm (ada juga 23,000 rpm tapi
untuk kapasitas rendah). Bisa dilengkapi variable speed drive (VSD)
- Karakteristik performanya biasanya ditunjukkan dalam pump
performance curve (kapasitas vs head vs efisiensi)

2. Pompa Positif Displacement (reciprocating, rotary, screw, gear)


- Kapasitas relatif konstan (pump curve hampir vertikal), umumnya
digunakan pada kapasitas rendah.
- Untuk service dengan rentang head yang tinggi dan beragam.

TK 2107 Mekanika Fluida dan


06. Pompa dan Blower 46
Partikel
Pompa Sentrifugal
Cairan diambil pada bagian
suction dan diputar secara radial
oleh impeller dengan kecepatan
tinggi → tekanan naik

TK 2107 Mekanika Fluida dan


06. Pompa dan Blower 47
Partikel
Pompa Sentrifugal

Multistage Centrifugal Pump

TK 2107 Mekanika Fluida dan


06. Pompa dan Blower 48
Partikel
Contoh Centrifugal Pump Curve

TK 2107 Mekanika Fluida dan


06. Pompa dan Blower 49
Partikel
Pompa Positive Displacement
a. Rotary pump
→ Menggerakkan cairan dengan cara rotasi gigi di dalam
ruang pompa
b. Reciprocating pump
→ Bekerja dengan cara mengurangi volume internal pompa
yang berisi cairan (gerakan piston)→ cairan keluar dengan
tekanan tinggi

• Jumlah cairan yang dipindahkan bergantung pada


kecepatan gerak (maju-mundur atau putar)
• Pada jenis ini, kecepatan tetap/mantap (stabil)

TK 2107 Mekanika Fluida dan


06. Pompa dan Blower 50
Partikel
Rotary Pumps

- Screw → Cocok untuk fluida dengan viskositas tinggi dan kotor


- Gear → Handling cairan bersih max 1000 gpm dan 150 atm
- Diaphragm → Flow rate rendah (<100 gpm), biasanya untuk metering
service

TK 2107 Mekanika Fluida dan


06. Pompa dan Blower 51
Partikel
Reciprocating Pumps

TK 2107 Mekanika Fluida dan


06. Pompa dan Blower 52
Partikel
Contoh PD Pump Curve

TK 2107 Mekanika Fluida dan


06. Pompa dan Blower 53
Partikel
Kriteria Pemilihan Pompa
1. Jumlah cairan yang akan dipindahkan.
Menentukan ukuran pompa (besar atau kecil)
2. Head yang harus dicapai.
Ditentukan oleh tekanan dan ketinggian reservoir di bagian hilir,
hilang energi karena gesekan di sepanjang saluran, dan konfigurasi
pompa (tunggal/seri/parallel)
3. Sifat fisik dan kimia cairan yang akan dipindahkan.
Viskositas dan densitas: mempengaruhi hilang energi karena
gesekan dan power yang diperlukan
Korosivitas cairan: menentukan jenis bahan konstruksi pompa dan
bahan packing. Jika cairan yang dipindahkan berupa suspensi,
ukuran partikel harus diperhatikan
4. Sumber tenaga yang tersedia, jenis pompa yang akan dipilih harus
disesuaikan dengan sumber tenaga yang tersedia (listrik/kukus).
5. Jumlah spare pompa yang disediakan.
Ditentukan oleh sifat operasi transportasi, kontinu atau intermittent

TK 2107 Mekanika Fluida dan


06. Pompa dan Blower 54
Partikel
Kriteria Pemilihan Pompa (GPSA)

TK 2107 Mekanika Fluida dan


06. Pompa dan Blower 55
Partikel
Persamaan Energi Aliran Fluida dengan Pompa

Energy equation (w/o pump) • Energy rate per mass flow rate
(J/kg):

P = 5 bar
Δz = 2 m
• Equation in head form (m):

P atm
• Pump head (hp) and friction head
loss (hf )

• Energy equation per mass flow rate • Energy equation in head form (m):
(J/kg):

TK 2107 Fluid and Particle


06. Pumps and Blowers 56
Mechanics
• Posisi masuk (1) → suction • Neraca energi pada bagian
• Posisi keluar (2) → discharge pompa: (u3=u4; z3=z4)
• Kecepatan linier dianggap
konstan pada banyak kasus

• Head loss (hf) merupakan • Total head loss pada bagian


gabungan dari head loss dari suction dan discharge pompa:
bagian suction dan discharge
pompa
• Total head pompa:

Matrikulasi S2 Mekanika Fluida 57


Net Positive Suction Head (NPSH)
• Pada operasi pompa, tidak boleh ada
gas atau uap yang mengalir di dalam
pompa → kavitasi
• Kavitasi terjadi jika p3 mencapai tekanan
uap pv (pada T tertentu)
• Tekanan pada p3 harus lebih kecil
daripada ps
• Persamaan energi pada bagian sumber
(s) dan bagian 3
• Jika p3 = pv → cairan menguap
→ tidak ada aliran (u3=0)

• NPSH:
or NPSH A > NPSH R
Matrikulasi S2 Mekanika Fluida 58
Net Positive Suction Head

Kasus A
2 2

1
Zd Zd

Zs

Zs
1

Pv Ps − Pv
NPSH = hs − = zs + − h fs
g g Kasus B
Pv Ps − Pv
NPSH = hs − = − zs + − h fs
Matrikulasi S2 Mekanika Fluida
g g 59
Kurva Operasi vs Performansi
Pompa

Matrikulasi S2 Mekanika Fluida 60


Available vs Required NPSH Daya dan Laju Alir Pompa
• Available NPSH • Berdasarkan ukuran dan
kecepatan putaran impeller

• Required NPSH (R)→ ditentukan


oleh pabrikan pompa
• NPSH A > NPSH R

Matrikulasi S2 Mekanika Fluida 61


Heuristics for Pump (Turton)

Matrikulasi S2 06. Pompa dan Blower 62


Fan/ Blower
• Bagian bergerak dari blower → • Efisiensi blower:
fan atau impeller
• Blower mengambil udara pada
bagian suction dan dibuang pada
bagian discharge
WSB: daya listrik yang diberikan pada
• Power (daya) dari blower: blower

• Efisiensi blower bergantung pada


p3: tekanan suction laju alir gas → kurva efisiensi
p4: tekanan discharge
Vg: laju alir volumetrik gas

Matrikulasi S2 Mekanika Fluida 63


Matrikulasi S2 Mekanika Fluida 64
Matrikulasi S2 Mekanika Fluida 65
Panjang total sistem perpipaan dari tangki 1 ke tangki 2 adalah 200 ft. Sistem perpipaan ini memiliki 4
buah belokan 90o, satu kerangan tipe globe valve, satu cabang bentuk T dan satu buah pompa. Diameter
Head Lossdalam
at Pipe
pipaEntrance Head
yang digunakan Lossperpipaan
di sistem at Pipe iniExit Pressure
adalah 2 inch Drop k/D
dan kekasaran Fitting Pipe
= 0,0015. Permukaan
cairan pada tangki ke-2 adalah 90 ft lebih tinggi daripada permukaan cairan tangki ke-1. Kecepatan linear
rata-rata cairan dalam pipa adalah 4,5 ft/s. Cairan ini memiliki densitas 1100 kg/m3 dan viskositas 2 cP.
Perbandingan panjang ekivalen dengan diameter pipa untuk belokan 90o, globa valve, dan cabangan T
diketahui masing-masing sebesar 30, 340 dan 20. Pompa untuk mengalirkan cairan tersebut digerakkan
oleh motor listrik yang memberikan efisiensi pompa sebesar 60%.
a. Hitung rugi gesek total (J/kg)

b. Hitung developed head, Wph (J/kg)

c. Hitung laju alir massa, m (kg/detik)

d. Hitung berapa daya listrik (kW) yang diperlukan?

e. Hitung NPSH pompa jika diketahui tekanan uap cairan adalah 3,168 kPa.

P P −P
NPSH = hs − v = − z s + s v − h fs
g g

Matrikulasi S2 Mekanika Fluida 66


Latihan Soal
Consider a piping system that must deliver water at a rate of 275 gpm from one
storage tank to another, both of which are at atmospheric pressure, with the level in
the downstream tank being 50 ft higher than in the upstream tank. The piping system
contains 65 ft of 2 in. sch 40 pipe, one globe valve, and six elbows. If the pump to be
used has the characteristics shown in Fig. 8-2,
- what diameter impeller should be used with this pump,
- what motor horsepower would be required?

Density 62.36 lb/ft3


Viscosity 1.12 cP
Pipe K = 4fL/D
Elbow K1 = 800; Ki = 0.091; Kd = 4
Globe valve K1 = 1500; Ki = 1.7; Kd = 3.6

TK 2107 Mekanika Fluida dan


06. Pompa dan Blower 67
Partikel
Latihan Soal

TK 2107 Mekanika Fluida dan


06. Pompa dan Blower 68
Partikel
Latihan Soal
• z2 - z1 = 50 ft
• P1 = P2 = 1 atm
• Reynolds number at 275 gpm for water at 600F is 4.21 x 105,
• friction factor of 0.00497 in commercial steel pipe (e/D = 0.0018/2:067)
• K total = Kpipe + Kglobe + 6 Kelbow = 16.5
• At a flow rate of 275 gpm, the required head from Eq. (8-10) is 219 ft.

• 275 gpm intersects the system curve in Fig. 8-2 (at 219 ft of head) falls between
impeller diameters of 71/4 and 73/4 in. Thus, the 71/4 in. diameter would be too
small, so we would need the 73/4 in. diameter impeller. However, if the pump
with this impeller is installed in the system, the operating point would move
to the point indicated by the X in Fig. 8-2 (head of 250 ft and a flow rate of 290 gpm
• One way to achieve the desired flow rate of 275 gpm would be to close down on the
valve until this value is achieved. This will shift the system curve upward until it
intersects the 734 in. impeller curve at the desired flow rate of 275 gpm. The pump
will still provide 250 ft of head, but about 30 ft of this head is ‘‘lost’’ (dissipated)
TK 2107 Mekanika Fluida dan
06. Pompa dan Blower 69
Partikel
Latihan Soal
• One way to achieve the desired flow rate of 275 gpm would be to close down on the
valve until this value is achieved. This will shift the system curve upward until it
intersects the 734 in. impeller curve at the desired flow rate of 275 gpm. The pump
will still provide 250 ft of head, but about 30 ft of this head is ‘‘lost’’ (dissipated)
• The pump efficiency at this operating point is about 47% , and the motor power (Hp)
required to pump water at 600F at this point is 37 hp.

• A more efficient way of controlling the flow rate, instead of closing the valve, might
be to adjust the speed of the impeller by using a variable speed drive. This would
save energy because it would not increase the friction loss as does closing down on
the valve, but it would require greater capital cost because variable speed drives are
more expensive than fixed speed motors.

TK 2107 Mekanika Fluida dan


06. Pompa dan Blower 70
Partikel
ALIRAN FLUIDA KOMPRESIBEL
Kompresor
Fungsi Kompresor:
• Memperkecil volume gas
• Menaikkan tekanan
→ Temperatur dan densitas gas meningkat

Matrikulasi S2 07. Aliran Fluida Kompresibel 72


Intermittent flow → positive Continuous Flow Compressor
displacement compressors: • Mengubah energi kinetik menjadi
• Memerangkap gas dalam ruangan di energi tekanan statik → dynamic
dalam kompresor → volume compressor
dikurangi → tekanan meningkat • Digunakan untuk laju alir volumetrik
• Rasio tekanan tinggi (sekitar 200) besar (sampai 106 cfm) dengan rasio
dan laju alir volumetrik sedang tekanan moderat (sekitar 20)
(sampai 1000 cfm)
• Jenis: resiprocating (piston) dan
rotary compressor

Matrikulasi S2 07. Aliran Fluida Kompresibel 73


Centrifugal Compressor

Matrikulasi S2 07. Aliran Fluida Kompresibel 74


Matrikulasi S2 07. Aliran Fluida Kompresibel 75
Centrifugal Compressor Curve
• In this example, the efficiency of
this compressor varied between 65-
80%, which means only 65-80% of
energy supplied as electricity is
converted into the energy of the
fluid (pressure)
• Below the surge limit, it will cause
violent air flow oscillating in the
axial direction of a compressor,
which indicates the axial
component of fluid velocity varies
periodically and may even become
negative.
• Above the stonewall limit, the
compressor will not be able to
generate sufficient head at that
high feed flow.

Matrikulasi S2 07. Aliran Fluida Kompresibel 76


Axial Compressor

Matrikulasi S2 07. Aliran Fluida Kompresibel 77


Rotary Compressor

Matrikulasi S2 07. Aliran Fluida Kompresibel 78


Reciprocating Compressor

Matrikulasi S2 07. Aliran Fluida Kompresibel 79


Reciprocating Compressor

Matrikulasi S2 07. Aliran Fluida Kompresibel 80


Compressor Curve

Matrikulasi S2 07. Aliran Fluida Kompresibel 81


Kurva Kinerja vs Kurva Operasi Kompresor
• Beberapa jenis kurva performansi (kinerja) kompresor:

Matrikulasi S2 07. Aliran Fluida Kompresibel 82


Matrikulasi S2 07. Aliran Fluida Kompresibel 83
Matrikulasi S2 07. Aliran Fluida Kompresibel 84
Matrikulasi S2 07. Aliran Fluida Kompresibel 85
Aliran Kompresi dan Ekspansi dengan
Kompresor
• Kompresi: kenaikan tekanan gas dari Kompresi adiabatik (p konstan):
kondisi 1 ke kondisi 2 →
• Kerja kompresor menyebabkan:
perubahan P, T, dan 
• Diasumsikan perubahan energi
kinetik lebih kecil dari perubahan
energi tekanan akibat kompresi,
maka persamaan energi menjadi:
Kompresi politropik (pk konstan):

• Kompresi ideal→ friksi diabaikan

Matrikulasi S2 07. Aliran Fluida Kompresibel 86


Kebutuhan Daya Kompresor
• Daya kompresor merupakan laju
energi yang diperlukan untuk
menaikkan tekanan dari p1 ke p2
• Daya teoretis:

Kompresor Politropik
• Efisiensi politropik
• Kompresor juga memiliki efisiensi
mekanik (m) → muncul akibat kerja
rotasi mekanik dari alat di dalam
kompresor
• Kebutuhan daya: • Kebutuhan daya aktual:

Matrikulasi S2 07. Aliran Fluida Kompresibel 87


Multi stage compression (1 → 9 bar)
• For multi stage polytrophic compression from
pressure p1 to pn+1 and the number of stages is
n, where every stage has a same pressure ratio,
and inlet/outlet temperature for every stage
remains constant, then required work per unit
mole is determined using this equation below:
𝑘−1 𝑘−1
𝑘 𝑝2 𝑘 𝑝3 𝑘
−𝑤 = 𝑝 𝑣 −1 + −1 J/kg
𝑘−1 1 1 𝑝1 𝑝2

• The actual power required can be calculated by


multiplying the mole flow rate and dividing the
efficiency
• Expansion work is expressed as:
𝑘−1
𝑘 𝑝2 𝑘
𝑤=
𝑘−1
𝑝1 𝑣1 1 −
𝑝1
J/kg • Is there any benefit of using multi stage
• Constant pressure ratio for every stage: compression? How to calculate the power
required?
Note: Tintermediate must be calculated

Matrikulasi S2 07. Compressible Fluid 88


Latihan Soal
Hitung daya teoretis (dalam satuan Watt) yang diperlukan untuk
mengkompresi 1 mol/s gas ideal diatomik dengan temperatur awal 300
K secara adiabatik dari tekanan 100 kPa ke 900 kPa dalam:
a. Kompresor satu tahap
b. Kompresor dua tahap yang sama (dengan dan tanpa intercooler)
Diketahui massa molekul gas adalah 28 g/mol dan =1.4, efisiensi
kompresor bernilai 100%
R CV R CP CP CV
T2  V1  T P  P V  𝑘−1 𝑘−1
=  ; 2 = 2  ; 2 = 1  𝑘 𝑝2 𝑘 𝑝3 𝑘
T1  V2  T1  P1  P1  V2  −𝑤 = 𝑝 𝑣 −1 + −1
𝑘−1 1 1 𝑝1 𝑝2

𝑘−1
𝑘 𝑝2 𝑘
−𝑤 = 𝑝1 𝑣1 1 −
𝑘−1 𝑝1

Matrikulasi S2 07. Aliran Fluida Kompresibel 89


Heuristics for Compressor (Turton)

Matrikulasi S2 06. Pompa dan Blower 90

Anda mungkin juga menyukai