Anda di halaman 1dari 14

TINJAUAN ESTETIKA FOTO HITAM PUTIH

PADA FOTOGRAFI LANSEKAP KARYA


HENGKY KOENTJORO
oleh:
Junaidi Salam
Dosen Fakultas Desain dan Seni Kreatif
Universitas Mercu Buana Jakarta

Ringkasan
Kemampuan seseorang dalam apresiasi foto menjadi lebih baik bila menguasai banyak aspek
teknis dan non-teknis fotografi. Sisi artistik saja belum cukup kuat untuk membuat foto tersebut menjadi
menarik. Tanpa kemampuan teknis, seorang fotografer menghasilkan foto tanpa kualitas maksimal.
Sebaliknya, tanpa sentuhan seni, foto yang dihasilkan tentu tanpa rasa. Kekuatan sebuah foto
dibangun oleh sejumlah unsur, yakni, pilihan objek, cahaya, komposisi, angle dan momen. Fotografer
perlu untuk mengkaji obyek, menyeleksi, memilih dengan mendekatkan atau menjauh, mencari posisi
untuk mendapatkan angle yang baik serta menunggu momen. Obyek studi penulisan ini adalah karya
fotografi fine art karya Hengky Koentjoro dengan teknik long exposure. Secara umum, fine art
photography didefinisikan sebagai gabungan karya seni dan fotogarafi yang dilakukan dengan
kecermatan, ketelitian, presisi, dan perhitungan matang. Dimulai dari ide, konsep, pra-visualisasi,
pengambilan gambar, penerapan teknik, termasuk keahlian mencetak gambar. Teknik long exsposure
mengacu pada shutter speed yang lama, yakni teknik khusus untuk mengambil foto dengan membuka
shutter kamera untuk waktu yang lama. Hal ini memungkinkan lebih banyak cahaya memasuki kamera
sampai shutter tertutup. Secara teknis, kamera membaca lebih banyak data dari subjek,
mengumpulkan detail-detail, dan menciptakan efek blurring pada subjek yang bergerak. Ada banyak
cara membuat efek blurring yang dapat digambarkan dalam fotografi, hanya praktek dan
eksperimentasi yang memungkinkan untuk memahami dan memprediksi efek long exposure dalam
kaitannya dengan waktu dan gerak.
Kata kunci : fine art, long exposure, fotografi, lansekap, Hengky Koentjoro

Abstract
A person’s ability in appreciating a photo tends to be better when using many aspects of
technical and non-technical photography. Sometimes the artistic side is not strong enough to make a
photo looks interesting. Without technical ability, a photographer produces images without maximum
quality. Without a touch of art, the resulting picture is certainly without taste. The power of a photo is
built from different elements, such as the choice of objects, light, composition, angle and moment. A
photographer also has to examine and select an object, find a good position and angle, and wait for
the moment. This research focuses in studying Hengky Koentjoro’s fine art photography with long
exsposure technique. Like a piece of art, fine art photography was done with precision, precision,
precision, and mature calculations. Starting from idea, concept, pre visualization, shooting, application
of technique, including the skill of photo printing. Long exsposure is a special technique to take photos
by opening the camera shutter for a long time. This allows more light to the camera until shutter is
closed. Technically, the camera reads more data from the subject, a collection of details, and the effect
is blurring on a moving subject. There are many ways to create blurry effects in photography, only
practice and experimentats that allow viewers to understand and predict the effect of long-exposure
shoots, in its relation with time and motion.
Keywords : fine art, long exposure, photography, landscape, Hengky Koentjoro

NARADA, Jurnal Desain & Seni, FDSK - UMB | 361


A. PENDAHULUAN menjadi lembut.
Fotografi kini bukan lagi hanya sekadar Dari hal yang menarik tersebut maka
karya desain, tetapi juga dapat dikategorikan banyak ekplorasi long exposure, dalam
sebagai karya seni. Hal ini dikarenakan fotografi terutama dilakukan di alam. Foto
fotografi, sebagaimana bentuk seni rupa lain tentang pemandangan alam suatu area
seperti seni lukis atau patung, bukan sekadar disebut landscape photography. Landscape meru-
memindahkan realitas, tetapi dapat juga pakan bagian scenery yang dilihat dari satu
menjadi representasi dan abstraksi realitas, titik penglihatan. Landscape photography selalu
bahkan menjadi corong seniman/fotografer menjadi bagian dari outdoor photography yang
dalam menyuarakan pendobrakan atas mengetengahkan pemandangan pantai, laut,
realitas, dalam proses yang melibatkan tebing karang, sungai, danau, kolam, gu-
―pencitraan‖ (Abdullah, 2017). Salah satu nung, hutan, maupun air terjun (Yuyung,
tokoh fotografer yang acap melahirkan karya 2011). Fokus fotografi alam (nature) atau
yang berseni adalah Hengky Koentjoro, Landscape photography juga mengalami
dengan karya-karyanya yang menerapkan spesifikasi mulai dari Mountaineering, Seascape,
teknik long exposure. Under water, hingga Wildlife Photography. Dari
Pada penerapan teknik long exposure pengamatan yang ditelusuri penggunaan
tentunya untuk menghasikan efek blurring. teknik long exposure banyak dilakukan di
Penggunaan kecepatan rendah pesisir pantai, baik itu deburan ombak yang
membutuhkan pe-nyangga untuk meredam menyapu pantai, arus yang menerjang ka-
guncangan. Tripod saja tidak cukup rang dan menyelinap diantara bebatuan,
menahan guncangan. Se-bab, guncangan maupun gelombang air laut yang dapat di
bisa terjadi karena jari-jari bergetar ketika buat merata seperti cermin dengan teknik
menyentuh tombol pelepas rana, karena itu long exposure. Spesifikasi seascape merupakan
dibutuhkan self timer 2 detik untuk aktivitas fotografi yang berkaitan dengan
menghindari efek kejut jari dalam me-nekan panorama laut. Dalam foto seascape, terutama
tombol. Hal tersebut bisa juga diatasi yang mengusung teknik long exposure,
dengan menggunakan remote. tentunya menempatkan elemen pembanding
Sisi menarik dari efek long exposure dalam foto di mana air dan cakrawala
adalah aliran gerak (flow motion) seperti lampu nampak blur, maka perlu elemen yang kuat
kendaraan yang melaju, aliran air yang mele- dan kontras sebagai poin subjek. Elemen
wati bebatuan, atau menghaluskan aliran air tersebut dapat berupa batu karang, dermaga,
terjun. Dengan long exposure, efek air bisa mercusuar, perahu, penanda atau pembatas
menyerupai kapas atau bentuk gerakan air pantai, dan elemen yang dibuat atau

362 | Volume 4 Edisi 3, 2017


ditempatkan secara artistik di antara per- kesan serta mendistorsi alam kedalam
mukaan air laut. Selain menggambarkan ke- atmosfer yang baru. Foto hitam putih adalah
indahan, efek long exposure juga menghadir- salah satu jenis foto yang tak lekang oleh
kan sensasi dari tenangnya air laut dan cak- waktu. Tanpa adanya elemen warna yang
rawala yang seolah-olah di hentikan waktu, mengganggu, kadang foto hitam putih justru
ketajaman gambar, dan permainan warna lebih kuat membekas di benak yang
yang mempercantik gambar. Elemen gambar melihatnya.
(poin subjek) pada foto juga memberikan B. METODE
ekspresi yang kuat diantara unsur air laut Penelitian ini melanjutkan roadmap
dan langit. Ekspresi keheningan, penelitian yang fokus pada bidang ilmu seni
kesendirian, dan kesunyian diantara ombak dan desain, khususnya desain dan seni visual
merupakan kesan yang sering ditunjukan Melalui pendekatan bidang ilmu fotografi
dalam foto fine art seascape dengan teknik long peneliti mengungkapkan hal-hal yang khas
exposure. “Long exsposure menyederhanakan dari fotografi karya hengky Koentjoro
segala sesuatu di sekitar kita dan sehingga dapat diidentifikasi melalui metode
mengungkapkan dunia tersembunyi di balik analisis ikonogrfi. Ikonografi adalah seni
layar realitas‖ (Will Le, 2010 ). Dari hasil yang mempelajari identifikasi, deskripsi dan
pengamatan fotografi Seascape terdapat interpretasi isi gambar. Pokok pembahasan
beberapa hal yang menarik tetapi penulis ikonografis adalah persoalan makna dari
mencoba mengangkat satu saja, yakni sebuah karya seni rupa. Ikonografi pada
penempatan objek dalam areal pantai/ karya fotografi adalah upaya menggali
pesisir laut yang di portrait dengan teknis makna dibalik keindahan.
Long exposure. Batasan masalah yang Fotografi Landscape merupakan tema
dimaksud di khususkan pada karya fotografi yang sering diangkat Hengki Koentjoro,
Hengki Koentjoro, dalam kumpulan karya- baginya indonesia merupakan surga
karya Hengki Koentjoro terdapat beberapa pemandangn alam yang habis di eksplorasi,
foto yang bertemakan alam menggunakan pemandangan alam tidak serta merta
teknik Long exposure. Hengki juga juga dieksplor sebagai objek yang semu, akan
konsisten dalam menggunakan karakter tetapi aktifas manusia dan benda yang
warna hitam putih dalam karyanya dimana memorial di dalam lingkungan alamnya juga
foto hitam putih adalah konsep foto yang banyak diangkat kedalam frame foto.
memiliki tujuan tertentu, untuk memini- Fotografi bukan hanya cara mengungkapkan
malisasi warna, mempertegas objek, eks- jiwanya paling dalam tapi juga menciptakan
plorasi garis dan bentuk, mendramatisasi sebuah jendela untuk dunia di mana melalui

NARADA, Jurnal Desain & Seni, FDSK - UMB | 363


gambarnya tersebut yang tak terucapkan dan rumput), dan langit (awan, cuaca). Setiap
tak terlihat dapat digenggam. keinginan pemandangan memiliki unsur-unsur ini
untuk mengeksplorasi keindahan alam yang dalam susunan dan proporsi berbeda. Hal
mistis, dia mengembangkan pengertiannya inilah yang memberikan ciri khas sebuah
dan sensibilitas melalui unsur-unsur seni pemandangan.
fotografi. Kebebasan ekspresi lebih tercer- Langit (dengan penampilan awan)
min dalam eksplorasi elaborasi hitam dan memiliki peranan penting bagi keseluruhan
putih. Unsur-unsur bermain sebagian besar gambar karena menempati ruang gambar
pada Kabut, asap, gelembung, gerakan, secara dominan. Kecerahan langit serta
gelombang dan semua berperan baginya. bentuk dan irama awan akan memberikan
Dia menciptakan drama dengan itu semua kesan tersendiri. Sebuah pemandangan
untuk menghasilkan beberapa foto selalu memiliki ekspresi. Bagian penting
fenomenal. yang memberikan ekspresi adalah bentuk
Walau tampak mudah, pemotretan dan susunan awan saat itu. Perubahan alam
landscape memerlukan suatu pemikiran yang juga menjadi bagian ekspresi sebuah
tajam agar dapat merekam ciri khas setiap pemandangan. Gejala alam seperti mendung,
lokasi. Semakin tinggi kemampuan dalam hal hujan, matahari terbit atau terbenam, bulan
mengidentifikasi ciri khasnya, semakin purnama dapat membentuk ekspresi
berhasil kita merekam semangat dan emosi berbeda bagi sebuah pemandangan, sama
dari lokasi tersebut ke dalam foto. Foto seperti perubahan roman wajah manusia.
landscape mengajak penikmat foto untuk Pemotretan landscape (pemandangan)
menikmati pemandangan yang telah kita sebisa mungkin menghindari unsur obyek
lihat. Maka dalam foto landscape harus manusia. Mengapa obyek manusia sangat
mampu menghadirkan rekaman alam yang mengganggu? Karena orang tidak dapat
memiliki semangat hidup (spirit of nature). menikmati alamnya (hanya tampak sebagai
Foto landscape terdiri dari peman- latar/background), dan orang akan
dangan daratan/ lansekap (landscape), peman- melewatkannya begitu saja bila merasa tidak
dangan pantai dan laut (seascape), peman- kenal dengan orang-orang yang ada didalam
dangan gunung dan dataran tinggi (mountain- foto. Selain itu, foto landscape yang berisi
scape), dan pemandangan bawah laut (under- gambar orang (tanpa memiliki relevansi,
water world). Sebuah pemandangan memiliki apalagi bergaya), tidak / kurang layak
beberapa unsur penting seperti tanah dipublikasikan. Fungsi obyek manusia dalam
(padang, gunung), air (laut, pantai, danau, pemotretan landscape biasanya berlaku
aliran sungai), tumbuhan (pepohonan, sebagai pembanding. Misalnya ketinggian

364 | Volume 4 Edisi 3, 2017


tebing, besarnya ombak, atau hal lainnya. Itu umum atau pemahaman secara intelektual
pun harus ditampilkan secara hati-hati dan dari sebuah foto. Dalam hal ini perasaan
wajar, sehingga tidak merusak komposisi yang dirasakan oleh pengamat bukanlah
foto. Bila obyek manusia tersebut memang suka atau tidak suka, tetapi lebih kepada
menarik, perlu diusahakan saat pemotretan, keberhasilan mereka dalam menangkap
mereka berlaku wajar. makna yang ingin disampaikan fotografer
Sebagaimana telah dijelaskan di atas, saat memotret foto tersebut. Punctum
sebagai karya seni rupa, fotografi dapat memiliki kualitas yang melampaui Studium.
dikaji sebagai upaya menggali gambaran Foto dengan kategori Punctum menyusup
dibalik lambang-lambang spesifik yang lebih jauh, ke dalam kesadaran pengamat.
menjadi objek kajiannya. Objek peman- Bila Studium menyampaikan pesan dengan
dangan, hubungan kehadiran benda, manu- volume sedang, maka Punctum
sia, dan proyeksi teknis dalam pemotretan, menyampaikan pesan dengan volume yang
tak kurang untuk menyampaikan pesan dan lebih tinggi. Punctum lebih sulit dihasilkan
nilai dibalik sebuah karya, objek kajian pada kadangkala terjadi tanpa direncanakan; harus
karya fotografi Hengki Koentjoro berjudul menyatukan elemen-elemen dalam scene
―Island Sky‖ dikritisi melalui kajian dan menganalisa foto secara keseluruhan
Ikonografis atas objek yang menjadi untuk dapat menghasilkan respon Punctum.
karyanya, yang diliputi beberapa studi Dimensi Teknologi
pustaka berbagai dimensi. Teknologi terus berkembang dari hari ke
Indikator dalam penelitian ini yakni hari. Cara manusia memotret pun berpindah
dapat menemukan dan mendeskripsikan dari analog ke digital. Namun Black and white
identifikasi, dan interpretasi isi gambar. photography tidak pernah kehilangan
Yang pada akhirnya dilakukan pemaknaan peminatnya. Black and white photography atau
melalui beberapa pendekatan dimensi. yang biasa B/W photography memang
C. HASIL DAN PEMBAHASAN memiliki daya tarik tersendiri di tengah
Roland Barthe dalam buku esainya, Camera begitu semakin banyaknya warna yang bisa
Lucida, menyampaikan bahwa foto dihasilkan dan ditampilkan oleh perangkat
menimbulkan reaksi dan menarik perhatian, imaging yang ada. Hengki Koentjoro bukan
ia lalu mengklasifikasikan respon yang sekedar fotografer tetapi juga seorang “print
ditimbulkan menjadi dua, yaitu Studium dan maker.” perbedaan fotografer B/W dengan
Punctum Studium. Keduanya berasal dari print maker adalah ―jika fotografer tugasnya
bahasa Latin yang dalam konteks ini hanya memotret, ia menjual jasanya dalam
mengandung makna; penilaiaan secara memotret, sementara print maker menjual

NARADA, Jurnal Desain & Seni, FDSK - UMB | 365


hasil akhir dari foto tersebut sehingga ia demikian, dapat disimpulkan bahwa dalam
harus memproses sendiri fotonya karena pemotretan BW, hal yang patut diperhatikan
proses penciptaan foto tidak berhenti ketika adalah previsualisasi menyangkut distribusi
kita selesai memotret. Ada processing film tonal, harmonisasi dan gradasi warna.
kalau di analog atau olah digital kalau di Dalam karya Hengki ―Island Sky‖
media digital. Selain itu masih ada proses pengamat diarahkan pada objek yang di
cetak sehingga didapat hasil output berupa sebut Positive Space. Positive dan Negative
bentuk fisik sebuah foto. Jadi fotografer dapat di ibaratkan seperti Yin dan Yang, dua
tanggung jawabnya bisa berhenti di tengah elemen yang salaing mengisi (Laurie Excell
setelah ia selesai memotret, sedangkan print 2012) Negative space mengarahkan
maker tanggung jawabnya baru selesai ketika perhatian pengamat menuju positive space
ia menghasilkan sebuah bentuk fisik sebuah dalam sebuah objek dalam foto berperan
foto. sebagai positive space. Pandangan pengamat
Hengki Koentjoro mengaku men- akan menjelajah sebuah foto dan berhenti
dalami dunia fotografi banyak terinspirasi pada bagian yang di sebut positive space.
dan belajar dari karya-karya Ansel Adams, Kemudian pikiran akan mengenali bentuk
untuk Zone System, Michael Kenna untuk atau objek pada positive space dan mulai
Simplicity (kesederhanaan), dan Susan menganalisa apa yang fotografer ingin
Burnstine membangkitkan suasana (Dreamy sampaikan dengan komposisi tersebut.
atmosphere) dalam karyanya. Menghasilkan Gelombang air pantai yang di reduksi
foto B/W yang baik tidaklah mudah, hal ini melalui teknik long exposure telah
mungkin disebabkan karena mata kita tidak menghasilkan bidang datar yang merata
bisa secara otomatis mengkonversi obyek sehingga mampu menegaskan efek lain dari
berwarna yang kita lihat menjadi hitam bukaan Aperture yang kecil terhadap objek
putih. Ansel Adams menyebutkan bahwa jembatan dan Pulau Ismoyo. Untuk
previsualisasi dalam memotret B/W itu menghasilkan foto Long exposure yang tajam
sangat perlu. Artinya dalam pemotretan dalam fotografi di lakukan dalam bukaan
B/W, perlu untuk membayangkan hasil Aperture yang kecil, sehingga selama
akhir foto, khususnya berkaitan dengan exposure, cahaya yang masuk tidak akan
bidang terang dan gelap pada foto. berlebihan. Namun, hal itu tidak berlaku
Fotografer yang ingin menggeluti fotografi dalam kondisi yang sangat lama, sehingga
B/W sebaiknya mengerti dengan baik zone untuk menghindari scene yang terlalu terang,
system sebagai patokan dalam meletakkan perlu ditambahkan variable Filter ND,
shadow dan highlight. (Suherry, 2008). Dengan dalam teknologi fotografi filter ND memiliki

366 | Volume 4 Edisi 3, 2017


varian range mulai dari 2 dingga 8 stop, cukup panjang, dengan pasir putih dan
Filter ND berfungsi untuk meredam cahaya airnya yang jernih. Pantai ini semakin
yang melewati kamera, agar dapat menjaga menarik dengan keberadaan tiga pulau kecil,
kualitas exposure sesuai kebutuhan. Aturan yaitu Pulau Ismoyo, Pulau Anoman dan
yang berlaku dalam memotret Long exposure Pulau Wisanggeni yang terletak berjejer tidak
adalah menjaga kamera tetap pada posisi jauh dari tepi pantai. Pulau Ismoyo terlihat
statisnya selama mengekspos, hal ini pula lebih menonjol dibanding yang lain, pulau
yang menjadi alas an untuk menggunak ini bahkan sering diserupakan dengan
tripod dalam memotret. sebuah pulau di Bali yang begitu tersohor
Dimensi Ekologis yaitu Tanah Lot.
Ecology (ekologi) diusulkan oleh ahli biologi
dari jerman pada tahun 1869. oikos : rumah,
tempat untuk hidup. pengkajian hubungan
organisme-organisme atau kelompok-
kelompak organisme terhadap
lingkungannya, atau ilmu hubungan timbal
balik antara organisme-organisme hidup dan
Gambar 1. Island Sky (Pura Ismoyo, Malang-Jawa
lingkungannya (Webster‘s Unabridged timur).
Dictinary): Ekologi dapat diartikan sebagai (Koentjoro, 2015)

totalitas atau pola hubungan antara organism Promosi pariwisata melalui obyek
organisme dengan lingkungannya. Lansekap, kesenian yang mengangkat potensi seni
karakter total suatu wilayah (von budaya atau keindahan alam daerah lokal
Humboldt). Ekologi juga dapat diartikan merupakan salah satu strategi yang tengah
sebagai lansekap berhubungan dalam totalitas dikembangkan oleh pemerintah berbagai
keseluruhan secara fisik, ekologis dan daerah di Indonesia (Ulita, 2013). Demikian
geografi, pengintegrasian seluruh proses- pula dengan Pantai Balekambang, yang tidak
proses dan pola-pola manusia dan alam hanya merupakan obyek wisata alam, tetapi
(Naveh, 1987). juga merupakan lokasi wisata budaya. Pantai
Objek karya ―Island Sky‖ merupakan Balekambang ini akan ramai pengunjung,
objek pemandangan Pantai Balekambang, terutama saat bulan Suro, sebab di bulan ini
yang terletak di desa Srigonco, kecamatan diadakan upacara Suroan serta Jalanidhi
Bantur, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Puja, yakni sebuah upacara adat yang
sekitar 70 kilometer selatan kota Malang. memang selalu diadakan di Pantai
Pantai Balekambang memiliki garis pantai Balekambang. Jalani Dhipuja adalah salah

NARADA, Jurnal Desain & Seni, FDSK - UMB | 367


satu ritual keagamaan terpenting bagi umat di Pantai Balekambangan yang menawan
Hindu di Malang yang memang selalu dengan pasirnya yang putih ini juga sering
dilaksanakan di Pantai Balekambangan, menjadi tempat diadakannya Suro‘an, yaitu
Malang, Jawa Timur. sebuah perayaan tahun baru Jawa.
Di pulau Ismoyo berdiri sebuah Pura, Dimensi Spiritualis
bernama Pura Ismoyo. Diresmikan kamis Sebagaimana diketahui, bahwa pantai cantik
pahing, 17 Oktober 1985 oleh bupati yang berjarak sekira 70 km dari pusat kota
Malang saat itu, Edi Slamet. Pura yang ini memiliki tiga pulau batu karang dimana
bentuknya tidak mirip dengan pura di Bali di salah satunya berdiri sebuah pura Hindu.
namun lebih mirip candi-candi kuno di Jawa Pura ini bernama Pura Ismoyo (sesuai nama
Timur ini dibangun berdasar keputusan dari pulau tempatnya berada) namun juga dikenal
Pemerintah Kabupaten Malang untuk dengan nama Pura Amerta Jati. Di pura
memberikan pelayanan kepada umat sakral yang berdiri anggun di atas pulau batu
beragama, khususnya umat Hindu. Terlebih karang inilah, upacara Jalani Dhipuja
lagi potensi wisata Pantai Balekambang yang seringkali dipusatkan. Untuk mencapai
mirip dengan Pulau Besakih di Bali, dimana Pulau Ismoyo tempat Pura Amerta Jati
sama-sama memiliki 3 pulau juga turut berdiri menantang samudera luas, terdapat
mendorong pemerintah setempat untuk sebuah jembatan seluas 1,5 meter dengan
membangun pura tersebut. Hal ini terkait panjang sekira 100 meter sebagai
dengan usaha meningkatkan pariwisata, penghubung antara pulau dan garis pantai.
terutama di pantai selatan Malang. Seiring (Artikel Tim Pustaka Jawatimuran dari
dengan itu, fasilitas dan akomodasi koleksi Deposit – Badan Perpustakaan dan
penunjang kegiatan berwisata pun dibangun Kearsipan Provinsi Jawa Timur: Kanjuran).
di Pantai Balekambang. Sejak awal Dalam Media Informasi Pemerintah
diresmikan, Pantai Balekambang menjadi Kabupaten Malang, Edisi 23, Tahun II,
salah satu pusat kegiatan ritual keagamaan April 2003: 8, diceritakan Upacara Jalani
Hindu dan sekaligus sebagai aset pariwisata Dhipuja selalu dilaksanakan 3 hari sebelum
daerah. Pada saat-saat perayaan upacara hari raya Nyepi dan meliputi serangkaian
keagamaan, Pantai Balekambangan yang ritual keagaaman.
menawan akan dipadati ribuan pengunjung, Di Pulau Bali, upacara serupa, yaitu
mulai dari umat Hindu selaku pelaksana yang dilaksanakan 3 hari menjelang Nyepi,
upacara jalani dhipuja atau pun masyarakat disebut Melasti. Inti dari perayaan Jalani
dan wisatawan yang ingin menyaksikan dari Dhipuja adalah penyucian; dalam hal ini
dekat upacara tersebut. Selain jalani dhipuja, menyucikan jagat alit dan jagad gede (dunia

368 | Volume 4 Edisi 3, 2017


kecil dan dunia besar). Hal yang dimaksud Jolen yang dibawa tiap daerah
jagat alit adalah manusia itu sendiri yang biasanya bentuk dan isinya berbeda-beda
dipercaya sebagai perwujudan dari bagian dan dihias sedemikian rupa. Sehari
kecil alam semesta. Sementara itu, jagad sebelumnya, masyarakat Hindu akan datang
gede adalah tentunya alam semesta beserta berbondong-bondong ke pura untuk
isinya, tempat manusia hidup dan mempersiapkan jolen dan keperluan upacara
berkehidupan. Salah satu kelengkapan lainnya sehingga ritual jalani dhipuja dapat
upacara yang terpenting dan tak boleh tidak dilaksanakan dengan baik keesokan paginya.
adalah disediakannya jolen (sesajen) yang Pagi-pagi sekali acara ritual dimulai dengan
akan dilarung ke laut. Larung jolen ini mendak ngarak Toyo Anyar yang
merupakan simbolisasi atau ungkapan rasa sebelumnya disucikan dahulu di pura. Toyo
syukur kepada Sang Hyang Widhi atas anyar kemudian dibawa berarak untuk
semua rezeki yang mereka terima selama ini, selanjutnya diserahkan kepada Pendeta
khususnya kepada Sang Hyang Baruna yang Agung—Panaya Nirmala dan Putra Nirmala.
menguasai laut. Selain itu, pelarungan Sebelum mulai dilarung ke laut, semua
sesajen tersebut juga bermakna permohonan sesajen atau jolen juga akan disucikan oleh
keselamatan dan dijauhkan dari segala mara kedua pendeta tersebut dengan cara
bahaya di masa yang akan datang. Jolen atau memanjatkan doa-doa. Prosesi upacara
sesajen yang dibawa untuk dipersembahkan sakral ini kemudian diakhiri dengan
biasanya terdiri dari lima unsur, yaitu palem, dilakukannya sembahyang Tri Sandya dan
patrem, puspem, toyem dan dupem (buah, Kramaning Sembah bersama-sama di Pura
daun, bunga, air, dan dupa). Kelima unsur Amerta Jati. Upacara jalani dhipuja ini
tersebut dipercaya sebagai lambang atau adalah satu dari serangkaian upacara
mencerminkan hidup manusia. menjelang hari raya Nyepi.
Selanjutnya, tepatnya keesokan lusa,
umat Hindu Malang akan pula melakukan
upacara Tawur Agung atau Ogohogoh di
Stadion Gajahyana, Malang. Barulah
keesokan hari setelah Tawur Agung, umat
Hindu melakukan Nyepi dengan
melaksanakan Tapa Berata penyepian.
Dalam melakukan upacara Nyepi, tidak ada
Gambar 2. Jolen 2 yang boleh melakukan kegiatan apapun
(Koentjoro, 2015)
kecuali melakukan perenungan di rumah.

NARADA, Jurnal Desain & Seni, FDSK - UMB | 369


Terdapat empat pantangan (catur brata tidak? Sebagai contoh, apakah konstruksi
penyepian) yang wajib dipatuhi umat Hindu fotografi sekarang ini adalah foto-foto
hari itu, yaitu tidak menyalakan lampu salon? Lebih jauh lagi, apakah dekonstruksi
(Amati geni), tidak melakukan kegiatan itu sesuatu yang riil? Ataukah hal itu hanya
(Amati karya), tidak bepergian (Amati utopia saja, berkaitan dengan sebuah sistem
lelungan), dan terakhir adalah tidak yang besar?
berekreasi atau bersenang-senang (Amati Dalam bahasa Adorno, ada yang
lelanguan). disebut sebagai super subjek yang
Dimensi Spiritualis mendefinisikan segala sesuatu, termasuk
Perlu diketahui, memotret adalah perangkat fotografi, dimana apa pun yang kita lakukan
makna aktif, tidak hanya merekam atau untuk mendekonstruksi sebenarnya
mendokumentasikan sebuah momen dalam hanyalah cerminan dari super subjek tadi.
bentuk gambar. Selain itu, diri fotografer Minimal yang bisa di lakukan untuk
sangat menentukan eksistensi adanya foto dekonstruksi, mengacu pada Foucault adalah
yang dihasilkan. Memotret adalah semacam melawan segala sesuatu yang biasa. seperti
bentuk dialog dengan dunia. Memotret membuat foto yang tidak salon. di kala foto
adalah menyatakan sesuatu, memotret salon sedang marak-maraknya (Pasaribu,
adalah tindakan bermakna, yang membawa 2004)
perubahan perilaku manusia tersebut. Esensi Melalui karya yang banyak
fotografi sebenarnya memiliki dua tendensi menghadirkan teknis long exposure dan
yaitu sebagai wadah untuk pemenuhan menampakkan unsur rekaman gerak, Hengki
kebutuhan psikologis pencipta dan berusaha berfikir autistik. Dengan berfikir
penikmatnya. Sedangkan di sisi lain sebagai autistik, orang akan melarikan diri dari
media yang memiliki sarat makna dan nilai. kenyataan, dan melihat hidup sebagai
Dalam karya-karya Hengki Koentjoro gambar-gambar fantastis. Di tengah-tengah
terlihat realitas pemandangan yang maraknya penggunaan teknik Long exposure
didekonstruksi melalui pelbagai struktural guna untuk obyek penuh warna, Hengki
teknis, dan memunculkan pertanyaan mencoba memadukan dan memantapkan
bagaimana sang fotografer melewati proses karyanya dalam bentuk hitam putih.
berpikir dan menarik kesimpulan? Untuk Mungkin tidak banyak orang yang
mendekonstruksi sesuatu pertama-tama menempatkan karya-karyanya sebagai kajian
harus tahu dulu konstruksinya apa. Dalam estetik, namun melalui hubungan kolektif,
fotografi misalnya, batasan-batasan kesamaan orientasi gaya, dan akses informasi
keindahan, apa yang bagus dan apa yang telah membentuk para pecinta fotografi

370 | Volume 4 Edisi 3, 2017


hitam putih dan sfesifikasi teknis (long simbolik yaitu ekspresi simbolik dari realitas
exposure). Beberapa situs internet dapat di objektif dalam berbagai bentuk. Ketiga
temukan wadah-wadah ruang interaksi realitas yang terbentuk sebagai proses
untuk menggali dan menyatukan persepsi penyerapan kembali realitas objektif dan
dalam karya foto hitam putih. Disinilah simbolik ke dalam individu melalui proses
Hengki menunjukan eksistensinya dalam internalisasi. Konstruksi sosial dalam
berpikir kreatif, melalui portrait alam yang pandangan mereka, tidak berlangsung dalam
realitasnya menawarkan Persepsi dan kesan. ruang hampa, namun sarat dengan
Persepsi adalah pengalaman tentang objek, kepentingan-kepentingan (Wibowo, 2011:
peristiwa,atau hubungan-hubungan yang di 126).
peroleh dengan menyimpulkan informasi Hal lain yang berhubungan dengan
dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah komunikasi makna dalam sebuah karya
memberikan makna pada stimuli indrawi fotografi adalah semiotika. Semiotika atau
(sensory stimuli). Hubungan sensasi dengan penyelidikan simbol-simbol membentuk
persepsi sudah jelas. Sensasi adalah bagian tradisi pemikiran yang penting dalam teori
dari persepsi. Walaupun begitu, menafsirkan komunikasi. Tradisi semiotik terdiri atas
makna informasi indrawi tidak hanya sekumpulan teori tentang bagaimana tanda-
melibatkan sensasi, tetapi juga atensi, tanda mempresen-tasikan benda, ide,
ekspektasi, motivasi, dan memori keadaan, situasi, perasaan, dan kondisi di
(Desiderato, 1976:129). Lewat eksistensi, luar tanda-tanda itu sendiri. Penyelidikan
dan portofolio online, Hengki secara sadar tanda-tanda tidak hanya memberikan cara
berusaha menampilkan dirinya kepada orang untuk melihat komunikasi, melainkan
lain sebaik mungkin. Sebagai Self- memiliki pengaruh yang kuat pada hampir
presentation (penyajian diri). Dengan semua perspektif yang sekarang diterapkan
konsistensi karya dan mensfesifikan jenis pada teori komunikasi (Littlejohn, 2009: 53).
foto serta sajiannya. Sejumlah faktor yang hadir pada seorang
fotografer dalam mengkonstruksi sebuah
Dimensi Komunikasi objek lewat foto, yaitu faktor internal dan
Berger dan Luckmann membagi realitas eksternal. Faktor internal adalah faktor dari
sosial ke dalam tiga macam realitas. Pertama diri sendiri, yakni fotografer memiliki
realitas objektif yakni realitas terbentuk dari pengetahuan, referensi-referensi karya orang
pengalaman dunia objektif yang berbeda di lain sebelumnya yang mempengaruhinya
luar diri individu dan realitas itu dianggap untuk menghasilkan sebuah karya fotografi,
sebagai suatu kenyataan. Kedua realitas hal ini sesuai dengan konsep intertekstualitas

NARADA, Jurnal Desain & Seni, FDSK - UMB | 371


yakni suatu teks atau karya tidak mempunyai adalah, tidak mudah untuk membuat foto
kriteria dalam dirinya sendiri (Pilliang, B/W yang mencolok, walaupun proses
2003:21). Selain faktor internal, fotografer mengolah foto B/W berbeda untuk era
juga dipengaruhi oleh faktor eksternal. digital, prinsip membuat foto yang baik
Faktor eksternal yaitu faktor lain yang tetap sama dimana fotografer harus melatih
berada di luar dari diri fotografer. pandangannya untuk menganalisa elemen-
Ikonologis elemen seperti tone, kontras, garis-garis yang
Tahapan terakhir dalam melakukan kajian kuat, motif, bentuk, dan tekstur. Fotografer
ikonografis dan analisis ikonografis atas sebaiknya mampu menganalisa suatu scene
makna sekundernya adalah kajian yang tampil lebih baik bila diubah kedalam
ikonologis. Hal ini mencakup interpretasi format B/W. Tonal contrast dapat di
menyeluruh atas makna intrinsik dan kategorikan dalam tiga jenis : tinggi, normal,
kandungan nilai-nilai simbolik yang terdapat dan rendah. Tonal contrast yang tinggi
pada foto ―Sky Island‖ karya Hengki mengandung warna hitam atau putih yang
Koentjoro. dominan dengan sedikit abu-abu. Tonal
Latar belakang karya dilihat dari hal contrast normal terdiri dari warna hitam atau
teknis dan penggayaan yang banyak di putih dan abu-abu yang seimbang.
pengaruhi oleh karya-karya Ansel Adams, Sementara tonal contras rendah tampak
untuk Zone System, Michael Kenna untuk hamper flat karena ketiga macam warna
Simplicity (kesederhanaan), dan Susan tampil tanpa perbedaan yang mencolok.
Burnstine membangkitkan suasana (Dreamy Gaya pada karya-karya Hengki Koentjoro
atmosphere) dalam karyanya. Kecintaannya cenderung memiliki kontras yang tinggi, hal
terhadap lansekap Indonesia, telah ini terutama dilakukannya pada fotografi
membawanya pada pembentukan karakter lansekap objek-objek pemandangan seperti
dalam memotret. ekosistem pantai (Seascape). Objek yang
Dari hasil pengamatan yang telah berlatar pantai dengan dominasi elemen laut
dilakukan, karya Hengki Koentjoro sangat dan langit, membuat suatu keputusan untuk
berpegang pada ketentuan-ketentuan klasik mendramatisasi elemen tersebut dengan
fotografi, untuk aspek-aspek komposisi, metode long exposure, dimana unsur tekstur
seperti format, penempatan objek, dan zona dan geraknya menjadi rata, sehingga tercipta
warna, yang dipadu dengan trend teknis Long suatu dimensi warna yang flat dan
exposure untuk objek lansekap. Dalam era mendominasi tonal contrasnya. tekstur
digital, fotografi hitam putih tetap popular adalah sesuatu yang dapat dirasakan saat
seperti pada era analog, hal yang menantang melihat sebuah foto. Tekstur memberi

372 | Volume 4 Edisi 3, 2017


dimensi lain pada sebuah foto, membuat masa, jiwa dan peristiwa yang memiliki jiwa,
foto B/W ―hidup‖, memberi sedikit kesan dan ruh bagi orang orang yang secara
tiga dimensi. Suatu cara terbaik pada karya emosional sangat dalam. Baginya, fotografi
―Sky Island‖ menampilkan tekstur adalah adalah bagian dari seni dengan kegiatannya
dengan menampilkan komparasi. Paduan yang mempertajam daya rangsang dan
awan putih pada langit dan permukaan laut kepekaan untuk bisa melihat jauh lebih
yang lembut seperti kapas dengan dinding- dalam dan mensyukuri setiap detik yang
dinding jembatan yang kokoh, sebuah terjalani, pun mengagumi keindahan setiap
bangunan pura ditengah pulau yang jengkal lingkungan yang ada di sekitarnya.
ditumbuhi pepohonan yang lebat Momen demi momen yang semakin banyak
menciptakan perbedaan yang mampu tertangkap oleh kamera merupakan sebuah
membuat foto tampil menarik. Bentuk dan bukti bahwa daya peka Hengki semakin
motif menjadi lebih menonjol pada foto terasah untuk semakin mengerti apa makna
B/W. hengki Koentjoro memainkan peran sebuah obyek atau kegiatan yang tertangkap
penting bersama dengan tekstur. Yang oleh kameranya tersebut.
membuat mata kita awas terhadap bentuk, Saran
motif tekstur, dan garis pandu (leading line) Hasil karya seni yang berupa foto, sangatlah
yang berulang ulang di lingkungan sekitar subjektif nilainya. Akan tetapi, jikalau hasil
unsur tersebut memberikan efek yang besar karya ini ditebarkan ke dalam ruang publik,
pada foto lansekap hitam putih beragam opini akan mengalir untuk
D. KESIMPULAN DAN SARAN mengomentarinya. Setiap opini adalah
Kesimpulan positif dan akan tetap positif selama kita
Latar belakang penggayaan foto yang memandang perlu untuk mendapatkan
mewarnai tiap karya-karya Hengki opini. Tetapi yang harus selalu kita ingat
Koentjoro memiliki kaitan dengan daya adalah baik buruknya opini yang timbul oleh
cipta fotografi hitam putih lainnya, terutama hasil karya yang Hengki buat adalah
foto yang mengusung genre lansekap. Foto penunjang dari daya peka Hengki yang
memberikan nuansa berbeda dalam hidup semakin terasah oleh intensitas Hengki
manusia, adakalanya memberikan pengaruh dalam menelurkan hasil karya seni fotografi.
yang cukup signifikan, karena setiap detik Foto hitam putih dengan subyek dan
dalam hidup manusia merupakan sejarah kompoisi yang sederhana namun memiliki
yang tak akan terulang, untuk mengabadikan cita rasa seni yang kuat, itulah karya Hengki
sejarah tersebut yakni dengan merekamnya Koentjoro.
pada suatu media. Foto adalah gambaran

NARADA, Jurnal Desain & Seni, FDSK - UMB | 373


DAFTAR PUSTAKA Kuntowijoyo. (2006). Budaya dan Masyarakat.
Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya.
Abdi, Yuyung. (2011). Photography from my
eyes. Jakarta: Elex Media Komputindo
Littlejohn, Stephen W & Foss, Karen A.
Kelompok Gramedia, Anggoa IKAPI.
(2009). Teori Komunikasi, Edisi 9.
Jakarta: Salemba Humanika
Abdullah, Mahdi. (2017). Memahami
Pluralitas Kontekas dan Lokalitas
Meilani. (2013). Teori Warna : Penerapan
Citra Seni Rupa Kontemporer
Lingkaran Warna Dalam Berbusana.
Indonesia. Narada 4(1), 15-32.
Humaniora 4(1), 326-338.
Clayton, Albert G. (2003). Sign And Wonders.
Purbasari, M., Luzar, L. C., & Farhia, Y.
New York : Simon & Schuster, inc
(2015). Analisis Asosiasi Kultural Atas
Warna. Humaniora 5(1), 172-184.
Desmond, William. (1990). Philosophy and It‟s
Other, Says of Being and Mind. Albany,
Pusaka Jawatimuran. (2012, 15 Maret).
NY: State University of New York
Upacara Jalani Dhipuja. Diambil dari
press.
https://jawatimuran.wordpress.com/
2012/03/15/3624/
Epss, K. N. H. (2004). Relatinship Between
Color and Emotion : A Study of
Rahmat, Jalaludin. (2008). Psikologi
College Students. College Student Journal
Komunikasi. Bandung: Remaja
38(3), 395-405.
Rosdakarya.
Excell, Laurie. (2012). Komposisi. Jakarta:
Resita, M. P. (2011). Teori Yang
Elex media Komputindo .
Memperkuat Kebutuhan Penamaan
Warna Untuk Buku Khazana Warna.
Faris, Angela Belt. (2008). The Elements of
Humaniora 2(2), 1474-1482.
Photography. Oxford, UK : Elsevier‘s
Science & Thechnology Rights
Siandari, A. (2013). Makna Simbolis Pakaian
Departement, pp. 166 – 168.
Adat Pengantin Suku Sasak Lombok
NTB. Yogyakarta: Universitas Negeri
Hemphill, M. (1996). A Note On Adult
Yogyakarta.
Colour Emotion Assosiations. The
Journal of Genetic Psychology 157(3), 275-
Sudarminta, J. (2002). Epistemologi Dasar.
280.
Yogyakarta: kanisius
Hopkins, Burt C. (2011). The Origin of the
Sutrisno, Siddhartha. (2008). ―Fotografer
Logic of Symbolic Mathematics, edmund
mental keramaian & kebetulan‖ ,
Husserl and Jacob Klein. Bloomington,
Prolog: Dogmatisme dan Anti
Indiana: Indiana University Press
Dogmatisme. Thelight XII.
Jakti, R. D., & Purbasari, M. (2011). Warna
Ulita, N. (2013). Strategi Pemasaran Pariwisata
Dari Sisi Budaya/Kultural
Mentawai Melalui Kesenian Muturuk.
Menggunakan Teori Johannes Itten.
Yogyakarta: Institus Seni Indonesia
Humaniora 2(2) Oktober, 474-482.
Yogyakarta.
Koentjoro, Hengki. (2015). Waterscape.
Wibowo, Indiwan Seto Wahyu. (2011).
Diambil dari http://www.hengki-
Semiotika Komunikasi. Jakarta: Mitra
koentjoro.com/gallery/#/waterscape
wacana media. hal.126
/

374 | Volume 4 Edisi 3, 2017

Anda mungkin juga menyukai