Anda di halaman 1dari 16

TES PENGUKURAN DAN EVALUASI OLAHRAGA

(INSTRUMEN CABOR BOLA VOLI)


CLUB RTBK VC

Disusun Oleh Kelompok 1 :


1. Muhammad Rasydan Nasution (21087041)
2. Arfiza Amri (21087009)
3. Egi Meilestari Sukma (21087015)
4. Helmi Nofira (20087123)

Dosen Pembimbing :
Dr. Ishak Aziz,M.Pd.
Muhammad Fakhrur Rozi,M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA


DEPARTEMEN KEPELATIHAN
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023
TES PENGUKURAN DAN EVALUASI OLAHRAGA
INSTRUMEN CABANG OLAHRAGA BOLA VOLI

Kelompok 1 :

1. Muhammad Rasyad Nasution (21087041)


2. Arfiza Amri (21087009)
3. Egi Meilestari Sukma (21087015)
4. Helmi Nofira (20087123)

DISAHKAN OLEH :
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG

DOSEN PENGAMPU 1 DOSEN PENGAMPU 2

Dr.Ishak Aziz,M.Pd Muhammad Fakhrur Rozi,M.Pd


INSTRUMEN KETERAMPILAN TEKNIK DASAR PERMAINAN BOLA VOLI

1.Smash
1. Tes Keterampilan Smash Bola Voli

Pelaksanaan tes keterampilan smash menurut Nurhasan adalah sebagai berikut :


2. Tujuan
untuk mengukur kemampuan mengarahkan bola dengan kecepatan dalamserangan.
3. Alat
Lapangan bola voli, net, dan tiang, stopwatch, bola voli
4. Pelaksanaan
Testee berada dalam daerah serang atau bebas di lapangan permainan. Bola
dilambungkan atau diumpan dekat atas jaring ke atas testee dengan atau awalan,
testee meloncat dan memukul bola melampaui atas jaring ke dalam lapangan di
seberangnya dimana terdapat sasaran dengan angka-angka. Stopwatch dijalankan
pada waktu bola tersentuh oleh tangan testee dan dihentikan pada saat bola
menyentuh lantai.

5. Cara menskor

Skor terdiri dari dua bagian yang tidak terpisahkan yaitu angka sasaran push
waktu dari kecepatan jalannya bola. Skor waktu dalam detik hingga per
sepuluhannya. Bola yang menyentuh batas sasaran, dihitung telah masuk sasaran
dengan angka yang lebih besar. Skor = 0, jika pemukul menyentuh jaring dan atau
jatuh di luar sasaran, setiap testee diberi kesempatan sebanyak 5 kali dengan
pengskoran yang berdasar pada tabel penilaian hasil tes keterampilan smash bola
voli.
6. Petugas tes
Petugas tes terdiri dari 3 orang yang masing-masing bertugas sebagai berikut:
a. Berdiri di dekat net di area peserta tes
b. Sebagai pengumpan
c. Berdiri tidak jauh dari area sasaran dan mencatat hasil tes.

Gerakan teknik smash/ spike, Sumber Soekardjo 1983 : 46


Tabel 3.3 Kisi-kisi instrumen penilaian keterampilan smash bola voli

Cara Penilaian :
 Skor 5 apabila testee mampu melakukan semua gerakan dengan baik sekali sesuai
indikator penilaian.
 Skor 4 apabila testee mampu melakukan gerakan dengan baik sesuai indikator
penilaian.
 Skor 3 apabila testee mampu melakukan gerakan dengan cukup baik sesuai indikator
penilaian.
 Skor 2 apabila testee mampu melakukan gerakan dengan kurang baik sesuai indikator
penilaian.
 Skor 1 apabila testee mampu melakukan gerakan dengan kurang sekali sesuai indikator
penilaian.
Tabel 3.4 Penilaian Tes Keterampilan Smash Bola voli
Putra Putri Nilai
>22 >21 5
18 - 21 16 - 20 4
12 - 17 10 - 15 3
8 - 11 7 - 9 2
<7 <6 1
Sumber: Tes Keterampilan bola voli
(Hariadi & Mardela, 2020)

2. Passing Atas

Instrumen adalah alat pada waktu penelitian menggunakan suatu metode (Suharsimi

Arikunto, 2006: 149). Penelitian ini akan menggunakan metode survei dengan teknik

pengumpulan data menggunakan tes keterampilan teknik dasar bermain bola voli dari

Richard H.Cox (1980: 100-104) yang terdiri dari 3 item yaitu: (AAHPER serving accuracy

test), (AAHPER face wall-volley test), (Brumbach forearm pass wall-volley test).
Gambar passing atas (Sumber: Avryl Lee, 2012)
(Kurniawan, n.d.)

Tes Passing Atas ( AAHPER face wall-volley test)

i.Tujuan : untuk menerima servis, memberi umpan.

ii.Perlengkapan : bola voli, tembok yang sudah ditandai dan jarak

passing, stopwatch, alat tulis.

iii.Petujuk pelaksanaan tes :

Berdiri di belakang garis yang sudah ditentukan, bola dipegang terlebih dahulu.

Waktu 1 menit untuk melakukan passing atas sebanyak mungkin dihitung setelah

sentuhan pertama. Sebelum melakukan tes sesungguhnya diberi waktu untuk

melakukan uji coba tes selama 20 detik. Pada saat tes yang sesungguhnya diberikan

3 kali kesempatan melakukan tes. Hasil 3 kali kesempatan tes akan diambil 2 skor

tertinggi kemudian dirata- rata.

vi.Validitas dan Reliabilitas :

Passing atas memiliki validitas 0,86 dan reliabilitas 0,93.

Gambar 5. Tes passing atas ( AAHPER ) Richard H. Cox (1980 : 100)


Tabel 2. Tabel penilainan AAHPER face pass wall-volley test (tes passing atas), (Richard H. Cox,
1980:101)
Percentile Sex Male Female
age 9-11 12-14 15-17 18-22 9-11 12-14 15-17 18-22
90 19 31 41 50 13 25 35 38
80 15 26 37 48 8 17 24 27
70 12 22 34 44 5 13 19 20
60 9 19 31 41 3 10 15 16
50 7 17 28 38 2 8 12 12
40 5 14 24 35 1 6 9 9
30 3 11 20 32 1 4 7 7
20 2 8 17 21 0 2 5 5
10 0 5 12 21 0 0 3 3

3. Passing bawah

Gerakan Passing BawahSumber: Aep Rohendi (2018: 89)

A. Tes Passing Bawah ( Brumbach forearm pass wall-volley test)

i. Tujuan : untuk menerima servis, memberi umpan.

ii. Perlengkapan :

Bola voli, tembok yang sudah ditandai dan jarak passing, stopwatch, alat tulis.

iii. Petugas : mencatat jumlah passing.

iv. Petujuk pelaksanaan tes :

Berdiri di belakang garis yang sudah ditentukan, bola dipegang terlebih dahulu. Waktu 1

menit untuk melakukan passing bawah sebanyak mungkin dihitung setelah sentuhan

pertama. Sebelum melakukan tes sesungguhnya diberi waktu untuk melakukan uji coba tes

selama 20 detik. Pada saat tes yang sesungguhnya diberikan 3 kali kesempatan melakukan

tes. Hasil 3 kali kesempatan tes akan diambil 2 skor tertinggi kemudian dirata- rata.
v. Validitas dan reliabilitas :

Passing bawah memiliki validitas 0,80 dan reliabilitas 0,89.

Gambar 6. Tes passing bawah ( Brumbach ) Richard H. Cox (1980 : 100).

Tabel 3. Tabel penilaian Brumbach forearm pass wall-volley test (tes passing
bawah), ( Richard H. Cox, 1980:103)
Sex Male Female
Percentile
age 9-11 12-14 15-17 18-22 9-11 12-14 15-17 18-22
90 17 23 32 48 17 23 41 44
80 13 19 28 42 13 19 34 38
70 10 16 25 39 10 16 30 33
60 8 14 23 37 8 14 27 29
50 6 12 21 34 6 12 24 26
40 4 10 19 31 4 10 21 23
30 2 8 17 29 2 8 18 19
20 0 5 14 26 0 5 14 15
10 0 1 10 20 0 1 7 10

A. Teknik Analisis Data

Setelah semua data yang dibutuhkan terkumpul, langkah selanjutnya adalah

menganalisis data sehingga data tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan. Analisis data ini

dilakukan dengan bantuan SPSS Versi 15 For Windows untuk mencari nilai tengah (median),

nilai rata- rata (mean), nilai tertinggi ( maxsimum), nilai terendah (minimun), dan standar

deviasi (SD).(Oleh & Hidayat, n.d.)

Setelah diperoleh data dalam bentuk 1 skor maka data dapat dikategorikan sesuai

kategori yang telah ditentukan. Pengkategorian dikelompokkan menjadi 5 kategori yaitu:

Baik sekali, baik, cukup, kurang, kurang sekali. Sedangkan untuk pengkategorian
menggunakan acuan 5 batas norma (Anas sudjono, 2009: 453), sebagai berikut :

Tabel 4. Tabel 5 batas norma (Anas sudjono, 2009: 453).


No. Pengkategorian Kategori
1. > M + 1,5 SD Baik Sekali
2. > M + 0,5 SD – M +1,5 SD Baik

3. > M – 0,5 SD – M + 0,5 SD Cukup

4. > M – 1,5 SD – M – 0,5 SD Kurang

5. < M – 1,5 SD Kurang Sekali

Setelah data dikelompokkan dalam setiap kategori, kemudian mencari presentase masing-

masing data dengan rumus presentase. Menurut Anas Sudjono ( 2006: 43) rumus presentase

yang dipakai adalah :

...........
Keterangan :
P : angka presentase
f : frekuensi yang sedang dicari presentasenya N : jumlah
responden
INSTRUMEN KONDISI FISIK DALAM PERMAINAN BOLA VOLI

1. SMASH
a. Tabel kisi-kisi Instrumen Latihan Pliometrik Front Box Jump
No Indikator Sub Indikator Gambar
1 Daya ledak i. Kaki dibuka selebar bahu
j. Lutut ditekuk 45 derajat
k. Kekuatan tumpu pada ujung
kaki
l. Mendarat dengan menukuk
lutut 35 derajat
m. Posisi kedua kaki sejajar
dengan bahu untuk menahan
beban tubuh
n. Bertumpu dengan ujung untuk
melompat kembali
o. Rileks berada di samping badan
p. Saat melompat kembali
ayunkan tangan dari belakang
dengan sudut siku 45 derajat

2 Koordinasi d. Posisi badan dalam keadaan


rileks
e. Koordinasi tangan dan tungkai
f. Ayunan tangan ke belakang dan
tungkai ditekuk
Tabel kisi-kisi Instrumen Latihan Pliometrik Knee Tuck Jump
No Indikator Sub Indikator Gambar
3 Daya ledak g. Diletakkan sejajar dan
dibuka selebar bahu
h. Titik tumpu berada pada
kaki bagian depan
i. Lompat tungkai
dibengkokkan sampai lutut
menyentuh dada
j. Mendarat dengan kaki
bersamaan pada posisi awal
k. Berada di samping badan
dalam posisi rileks
l. Ayunan tangan dari
belakang, siku membentuk
45 derajat

2 Koordinasi dan d. Ayunan tangan sebagai


keseimbangan awalan/permulaan
melakukaan gerakan
e. Lompatan dengan tumpuan
dua kaki secara bersamaan
dengan ayunan tangan yang
serasi
f. Mendarat dengan menjaga
dengan sempurna dengan
menjaga keseimbangan
b. Daya ledak
Daya ledak diukur dengan menggunakan vertical jump. Satuan tes ini adalah
Centimeter (Cm). Tujuan tes ini untuk mengukur jumping maksimal atlet PAB
Sepak Takraw kabupaten Bantul. Alat dan fasilitas yang digunakan untuk
melakukan tes ini adalah:
a. Papan vertical jump
b. Kapur
c. Paku
d. Palu
e. Solasi hitam.

a. Langkah-langkah pengukuran daya ledak otot adalah sebagai


berikut:
i. Testi berdiri tegak menyamping arah tembok yang sudah
ditempeli papan;
ii. Testi melakukan raihan awal dengan menyentuh papan
kemudian melakukannya kembali dengan melompat
setinggi- tingginya dengan menyentuh papan.

Gambar 4. Tes daya ledak otot


tungkai

Tabel 1. 7 Norma kekuatan otot tungkai laki-laki

No Interval Klasifikasi
1 61-70 Sangat Baik
2 51-60 Baik
3 41-50 Cukup
4 31-40 Sedang
5 21-30 Kurang
Sumber: (Widiastuti, 2017)

Tabel 1.8 Norma kekuatan otot tungkai perempuan

No Interval Klarifikasi
1 51-60 Sangat Baik
2 41-50 Baik
3 31-40 Cukup
4 21-30 Sedang
5 11-20 Kurang
Sumber: (Widiastuti, 2017)

2.PASSING ATAS
1. Tes Kekuatan Otot Lengan
a. Tujuan
Tes kekuatan yang dimaksud disini adalah untuk mengukur
kekuatan otot lengan. Tes ini menggunakan tes push-up.
Asril & Aryadie Adnan (2009:88)
b. Petunjuk Pelaksanaan
1. Posisi Awal
a. Teste telungkup, kepala dan punggung lurus, sedangkan
tungkai ditekuk/berlutut
b. Kedua telapak tanggan bertumpu dilantai disamping
dada dan jari – jari tangan kedepan
c. Kedua telapak kaki berdekatan. Untuk testee perempuan
tungkai ditekuk/berlutut
d. Saat sikap telungkup hanya dada menyentuh lantai,
sedangkan kepala, perut dan tungkai bawah terangkat
e. Dan sikap telungkup, angkat tubuh dengan meluruskan
kedua lengan kemudian turunkan lagi tubuh dengan
kedua lengan, kemudiaan turunkan lagi tubuh dengan
membengkokkan kedua lengan sehingga tubuh
menyentuh lantai
f. Setiap kali mengangkat dan menurunkan tubuh, kepala,
punggung dan tungkai tetap lurus
g. Setiap kali tubuh terangkat, dihitung sekali
h. Pelakasanaan telungkup angkat tubuh dilakukan
sebanyak mungkin selama 1 menit
i. Pelaksanaan dinyatakan betul bila saat tubuh terangkat
kedua lengan lurus, kepala, punggung dan tungkai
lurus
c. Penilaian
satu nilai diberikan setiap kali tangan subjek telah betul-betul
lurus dengan laintai dan gerakan dengan membengkokkan
siku dengan dada menyentuh lanatai
j. Gagal
- Siku dibengkokkan waktu badan berada diatas
- Bagian-bagian lain kecuali tangan, jari-jari kaki
menyentuh lantai
- Tidak bersamaan mengangkat badan (badan diangkat
terlebih dahulu)
- Pantat diangkat lebih dahulu dan panggul diangkat
sedikit(Loliza, n.d.)

Gambar 1. Tes Push-Up Posisi Awal


Sumber: (Widiastuti, 2017:203)

Tabel 1. Norma Kekuatan Otot Lengan (Tes


Push-Up)

No. Norma Prestasi (Detik)


1 Baik Sekali 70 keatas
2 Baik 54-69
3 Cukup 35-53
4 Kurang 22-34
5 KurangSekali Kebawah-21

Sumber: (Asril & Aryadie Adnan (2009:88)

3. PASSING BAWAH
1. Kecepatan
Kecepatan diukur dengan menggunakan tes lari 30 meter. Satuan
dari tes ini adalah detik. Tujuan dari tes ini untuk mengetahui kemampuan
lari dengan cepat pada kemampuan seorang atlet PAB sepak takraw
kabupaten Bantul.
a. Alat dan fasilitas
1) Lintasan lurus yang tidak licin berjarak 30 meter dan masih
mempunyai lintasan lanjutan.
2) Bendera start
3) Peluit
4) Stopwatch
5) Serbuk kapur
6) Formulir
7) Alat tulis
b. Petugas tes:
1) Juri keberangkatan
2) Pengukur waktu merangkap pencatat hasil.
c. Pelaksanaan:
1) Sikap awal
2) Peserta berdiri di belakang garis start.

d. Gerakan

1) Pada aba-aba “Siap” peserta mengambil sikap start berdiri, sip


untuk lari.

2) Pada aba-aba “Ya” peserta lari secepat mungkin berlari menuju


garis finish dengan menempuh jarak 30 meter

e. Lari akan diulangi apabila:

1) Pelari mencuri start

2) Pelari keluar lintasan lari

3) Pelari tidak melewati Garis Finish


4) Pelari terganggu dengan pelari yang lain

5) Pengukuran waktu Pengukuran waktu dilakukan setelah bendera


diangkat dan pelarisudah melewati garis finish
Gambar 1. Tes Lari 30 Meter

Tabel 1. 1 Norma Tes Lari 30 Meter Laki-Laki

No. Interval Klasifikasi


1 < 4.0 Sangat Baik
2 4.2 – 4.0 Baik
3 4.4 – 4.3 Cukup
4 4.6 – 4.5 Sedang
5 >4.6 Kurang
Sumber: (Widiastuti, 2017)
Tabel 1.2 Normal Tes Lari 30 Meter Perempuan

No. Interval Klasifikasi


1 < 4.5 Sangat Baik
2 4.6 – 4.5 Baik
3 4.8 – 4.7 Cukup
4 5.0 – 4.9 Sedang
5 >5.0 Kurang

Sumber: (Widiastuti, 2017)


REFERENCE

Hariadi, R., & Mardela, R. (2020). PENGARUH LATIHAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI

TERHADAP KEMAMPUAN SMASH. 2.

Kurniawan, A. (n.d.). Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta

untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan. 1.

Loliza, I. (n.d.). KONTRIBUSI KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KEMAMPUAN PASSING

ATAS BOLAVOLI ATLET FORTUNA VOLLEY BALL CLUB.

Oleh, D., & Hidayat, H. S. (n.d.). PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI JURUSAN

PENDIDIKAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI

YOGYAKARTA 2013.

Anda mungkin juga menyukai