Abstrak: Setelah Al-Qur’an, salah satu sumber otoritas agama Islam ialah
hadits. Nabi Muhammad SAW menyampaikan hadits kepada para sahabat
dengan jumlah yang cukup banyak. Walaupun dikatakan sebagai salah satu
pewaris Nabi, tentu para sahabat tidak memiliki kemampuan yang sama
juga tidak semua hadir pada satu majlis saat Nabi menyampaikan sebuah
hadits. Maka tidak menutup kemungkinan terdapat banyak periwayatan
hadits yang berbeda redaksi tetapi masih memiliki satu makna yang sama.
Penelitian ini bertujuan menganalisis hadits Nabi tentang ghadhul bashar
menggunakan teori generatif transformatif yang dicetuskan oleh Noam
Chomsky. Dalam artikel ini disajikan dua buah hadits yang diriwayatkan
oleh Imam Bukhari dan Imam Nasa’i dengan redaksi yang hampir sama,
namun terdapat beberapa redaksi yang berbeda jika diperhatikan dengan
seksama. Hasil penelitian ini menemukan bahwa perbedaan mendasar antara
kedua hadits ialah kekhususuan hadist yang diriwayatkan Imam Nasa’i
ditujukan pada para pemuda (syabab). Dimana pada masa-masa ini
kecenderungan seseorang untuk mencoba hal-hal baru cukup tinggi, tidak
terkecuali dengan hawa nafsu. Oleh karena itu, Islam mensyariatkan
pernikahan sebagai tindakan preventif. Adapun jika seseorang tersebut
belum mampu melaksanakan pernikahan, maka solusi yang ditawarkan
salah satunya dengan melaksanakan ibadah puasa karena dengan berpuasa
akan membantu mengendalikan hawa nafsu dan menjaga pandangan.
PENDAHULUAN
Hadits merupakan sumber pengambilan hukum dalam Islam setelah Al-Qur’an.
Hal tersebut dikarenakan hadits memiliki peran sebagai penjelas terhadap makna yang
terkandung dalam Kalamullah tersebut.1 Hadits menurut bahasa adalah lawan kata dari
qadim, hal ini mencakup suatu perkataan baik banyak maupun sedikit. 2 Menurut istilah
hadits adalah sesuatu yang disandarkan kepada nabi Muhammad saw baik berupa
perkataan, perbuatan dan ketetapan.3
1
Muhammad al-Khatib, Ushul al-Hadis ‘Ulumuhu wa Mustalahuhu (Beirut: Dar al-Fikr, 1992), 26.
2
Muhammad Misbah, Studi Kitab Hadis: Dari Muwaththa’ Imam Malik hingga Mustadrak Al Hakim
(Malang: Ahlimedia Press, 2020), 5.
3
Ahmad Muhammad Yusuf, Ensiklopedi Tematis Ayat Al-Quran dan Hadits Jilid 1 (Jakarta: Widya
Cahaya, 2009), xxvi.
JILSA
ISSN: 2615-1952 ǀ Vol. 5, No. 2, Oktober 2021 ǀ 184-197
JILSA: Jurnal Ilmu Linguistik & Sastra Arab | 2
4
Muhammad Hasbie Ash-Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadits (Semarang: Pustaka Rizki
Putra, 2014), 5.
5
Munzier Suparta, Ilmu Hadits (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010), 73.
6
Johar Arifin, “Pendekatan Ulama Hadis dan Ulama Fiqh dalam Menelaah Kontroversial Hadis,” Jurnal
Ushuluddin XXII, no. 2 (2014): 145.
JILSA
ISSN: 2615-1952 ǀ Vol. 5, No. 2, Oktober 2021 ǀ 184-197
JILSA: Jurnal Ilmu Linguistik & Sastra Arab | 3
Nengrum (2021) pada penelitian mereka tentang hadits wabah melalui pendekatan teori
tranformatif generatif Noam Chomsky. Mereka mengemukakan bahwa dua hadits yang
mereka teliti merupakan teks hadis dari riwayat Al-Bukhari dan Ahmad, keduanya
sekilas memiliki redaksi yang sama akan tetapi jika lebih diteliti kembali memiliki
redaksi yang berbeda baik berupa addition maupun replacement.7
Riset yang hampir sama juga pernah dilakukan oleh Ashief Al-Qorny (2018)
yang juga meneliti kedua hadits tentang keutamaan ilmu pada nomor hadits ke 79 dan
4.830 riwayat Al-Bukhari. Ia mengemukakan bahwa kedua hadis ini sekilas memilki
redaksi yang sama, akan tetapi jika lebih diteliti, kedua hadis ini memiliki perbedaan
pada unsur addition dan replacementnya.8 Terdapat juga penelitian yang dilakukan oleh
Mushab Wafi Adalah dan Muhammad Khoirul Anwar (2023) yang meneliti hadits
tentang wanita sebagai sumber fitnah yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Ahmad,
dalam penelitian tersebut mereka mengemukakan, kedua hadits yang sekilas terlihat
sama dan memiliki kemiripan namun redaksi keduanya berbeda. Transformasi yang
berbeda diantara keduanya yang menyebabkan makna kedua hadits tersebut berbeda.9
Dari beberapa penilitian yang sudah ada, terlihat bahwa belum ada penelitian
menggunakan hadits tentang menahan pandangan dan penulis memandang penting
untuk melakukan penelitian agar makna dari hadits dapat dipahami dengan baik dan
benar. Penulis dalam artikel ini mengkaji tentang teori generatif transformatif yang
digagas oleh Noam Chomsky, sebagai salah satu ahli linguistik modern. Selanjutnya
bagaimana teori generatif transformatif ini diaplikasikan pada hadits Nabi tentang
menahan pandangan. Penulis memilih dua hadits tentang menahan pandangan yang
diriwayatkan oleh Abu Abdillah Muhammad bin Ismail Al-Bukhari (Imam Bukhari)
dan Abu Abd rahman Ahmad bin Syuaib bin Ali bin Sinan bin Bahr Al Khurasany
(Imam An-Nasa’i). Dua Hadits pada kajian ini memiliki maksud yang sama yaitu
membahas tentang menjaga pandangan, namun memiliki redaksi yang berbeda.
METODE
Metode yang digunakan pada penelitian ini ialah metode kualitatif deskriptif
yang mencoba menjelaskan bagaimana teori generatif transformatif Noam Chomsky
diaplikasikan pada hadits Nabi. Sugiono menyebutkan penelitian kualitatif sebagai
sebuah metode yang digunakan peneliti untuk meneliti kondisi objek alamiah di mana
peneliti berfungsi sebagai instrumen kunci. sedangkan penelitian deskriptif merupakan
jenis penelitian yang berfokus pada status kelompok manusia, objek, kondisi, sistem
7
Muhammad Yusuf dan Dian Aulia Nengrum, “Teori Generatif Transformatif Noam Chomsky (Studi
Atas Hadits Nabi Tentang Wabah),” Jurnal Yaqzhan 7, 1 (Juli 2021).
8
Ashief El-Qorny, “Analisis Generatif-Transformatif Dalam Hadits Nabi Tentang Keutamaan Ilmu,”
Lisanan Arabiya 2, 1 (2018).
9
Mushab Wafi Adalah dan Muhammad Khoirul Anwar, “Reinterpretation of The Prophet’s Hadits about
Women as A Source of Slander from Noam Chomsky’s Transformative Generative Theory Perspective,”
Al-Dhikra 5, 1 (2023).
JILSA
ISSN: 2615-1952 ǀ Vol. 5, No. 2, Oktober 2021 ǀ 184-197
JILSA: Jurnal Ilmu Linguistik & Sastra Arab | 4
pemikiran, atau peristiwa saat ini dengan tujuan untuk melakukan penelitian secara
sistematis, deskriptif, faktual, dan akurat tentang fakta yang diteliti.10
Objek penelitian ini mengacu pada Hadits Nabi tentang ghadhul bashar yang
diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam An-Nasa’i. Proses di dalam analisis data ini
dilakukan dengan mengumpulkan data terkait teori linguistik Noam Chomsky dan
hadits Nabi. Kemudian pengaplikasian teori generatif transformatif Noam Chomsky ini
pada hadits Nabi yang membahas tentang ghadhul bashar.
JILSA
ISSN: 2615-1952 ǀ Vol. 5, No. 2, Oktober 2021 ǀ 184-197
JILSA: Jurnal Ilmu Linguistik & Sastra Arab | 5
untuk bagaimana merevisi penelitian bahasa yang dikerjakan oleh ayahnya. Chomsky
sangat tertarik untuk menganalisis bahasa khususnya analisis bahasa stuktural yang
digagas oleh pemikir de Saussere. Dalam dua tahun, Chomsky fokus untuk meneliti dan
pada akhirnya dapat memperoleh gelar magisternya dengan judul Morphophonemics of
Modern Hebrew yang kemudian dipublikasikan pada tahun 1965. Chomsky menjadikan
bahasa Ibrani sebagai objek penelitiannya, menurutnya bahasa Ibrani termasuk rumpun
bahasa Semit yang juga termasuk induk bahasa Arab.14
Melalui publikasi karyanya pada tahun 1957 yang berjudul Syntactic Structures,
Chomsky mulai dikenal sebagai seorang pakar dalam bidang linguistik berkat teorinya
mengenai tata bahasa generatif. Teori ini kemudian mengalami pengembangan yang
signifikan sebagai respons terhadap kritik dan saran dari berbagai pihak, terutama dalam
bukunya yang kedua berjudul Aspect of the Theory of Syntax pada tahun 1965. Nama
yang diusung oleh Chomsky untuk teorinya adalah Transformational Generative
Grammar, tetapi dalam Bahasa Indonesia, istilah ini umumnya dikenal sebagai tata
bahasa transformasi atau tata bahasa generatif.15
Pada akhir tahun 1950, Chomsky menentang teori Skinner yang menyatakan
bahwa bahasa diperoleh melalui pengaruh lingkungan sekitar atau lingukangan (nature).
Menurut Chomsky, bahasa sebenarnya diperoleh melalui dasar sifat bawaan (innate).
Baginya, setiap anak yang lahir dilengkapi dengan suatu alat yang mendukungnya
dalam mempelajari bahasa tertentu. Alat ini dikenal sebagai Language Acquisition
Device (Piranti Pemilihan Bahasa), yang bersifat universal dan dapat dibuktikan melalui
kesamaan dalam proses pembelajaran bahasa anak-anak.16
Menurut teori generatif transformatif, bahasa merupakan sebuah sistem نظام اللغة,
bahasa memiliki sifat mentalistik atau kejiwaan, dan diwarisi secara bawaan (innate).
Bahasa dikonsepsikan sebagai suatu entitas yang terdiri dari unsur kompetensi
(compentence) dan performansi (performance), serta memiliki struktur internal dan
eksternal.
Kompetensi (compentence) atau kemampuan berbahasa merupakan sistem
terwaris (innate) yang tersimpan dalam otak pengguna bahasa (pembicara-pendengar)
yang memungkinkan pengguna bahasa menghasilkan kalimat-kalimat yang tidak pernah
didengar atau diucapkan sebelumnya, membedakan kalimat yang bermakna ganda,
kalimat ambigu dan tidak ambigu, kalimat-kalimat yang bersinonim dan tidak
bersinonim, kalimat-kalimat yang berterima dan yang tidak berterima, dan sebagainya. 17
Sementara itu, konsep kedua, performansi (performance) merupakan pengunaan
aktual bahasa sebagai realisasi dari kompetensi. 18 Dengan kata lain performance adalah
hasil aktual dalam bentuk bahasa lisan maupun tulisan. Meskipun terkadang
14
Sugeng Sugiyono, Bahasa, Sastra Dan Budaya, (Yogyakarta: Program Studi Bahasa Arab UIN Sunan
Kalijaga, 2021), 66.
15
Abdul Chaer, Linguistik Umum, (Jakarta: Rineka Cipta, 2014), 364.
16
Dardjowidjojo, Psikolinguistik: Pengantar Pemahaman Bahasa Manusia, (Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia, 2005), 235-236.
17
Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Kompetensi Bahasa, (Bandung: Angkasa, 2009), 21.
18
Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Kompetensi Bahasa, (Bandung: Angkasa, 2009), 22.
JILSA
ISSN: 2615-1952 ǀ Vol. 5, No. 2, Oktober 2021 ǀ 184-197
JILSA: Jurnal Ilmu Linguistik & Sastra Arab | 6
performance tidak sejalan dengan competence karena dipengaruhi oleh sejumlah faktor,
sehingga terjadi perubahan-perubahan yang sama sekali berbeda dari competence.
Chomsky dalam teori generatif transformatif membedakan bahasa dari kalimat
karena bahasa terdiri dari tiga komponen, yaitu fonologis, sintaksis, dan semantik.
Bahasa dianggap memiliki sifat kreatif dan dianggap sebagai pengetahuan atau hipotesis
alamiah yang bersifat universal. Keseluruhan poin-poin ini pada akhirnya menjadi ciri-
ciri dari teori generatif transformatif.19
Perwujudan konsep kompetensi (compentence) dan performansi (performance)
dapat terlihat dalam dua aspek yang juga diperknalkan oleh Chomsky yaitu struktur luar
(surface structure) dan struktur dalam (deep structure).20 Kedua aspek Bahasa ini
kemudian memunculkan salah satu kaidah yang menjadi ciri khas bagi aliran
transformasional, yaitu kaidah transformasi.
Struktur luar merupakan struktur-struktur yang ditransformasikan dari struktur
dalam. Oleh karena itu, struktur luar adalah perwujudan dari struktur dalam. Sebagai
contoh, مسح محمد السبورةdan السبورة مسحتها محم__د, keduanya memiliki struktur luar yang
berbeda, tetapi memiliki struktur dalamyang sama. Pada kalimat tersebut, kata محمد
adalah subjek, dan kata السبورةadalah objek.
Struktur dalam (deep structure) merupakan aspek abstrak dari bahasa yang
merefleksikan aktivitas berfikir pengguna bahasa. Sementara struktur luar (surface
structure) merupakan aspek konkret dari bahasa yang berupa bunyi yang diucapkan dan
didengar atau dibaca. Struktur luar merupakan struktur-struktur yang ditransformasikan
dari struktur dalam. Struktur dalam merupakan kalimat inti (kernel sentence) yang dapat
ditransformasikan kedalam beberapa bentuk yang berbeda, hingga tak terhingga.
Kalimat inti (kernel sentence) tersebut memiliki ciri, diantaranya, simple, aktif, positif,
lengkap, statement, dan runtut.21
Menurut Chomsky terjadinya struktur luar pada bahasa bisa terjadi melalui
beberapa faktor, sebagaimana berikut.22
1) Al-Ibdal (Penggantian) yang terdiri dari dua macam:
a. I’adah al-Tartib (permutation), ialah suatu perubahan yang dilakukan dengan
cara menata ulang struktur kalimat, baik dengan cara mengubah posisi satu
kata atau lebih dalam kalimat tersebut, masuk dalam teknik ini yaitu jumlah
ismiyyah menjadi jumlah fi’liyyah ataupun sebaliknya.
A+B= B+A
Contoh:
19
Wati Susiawati, “Implementasi Teori Chomsky dalam Bahasa Al-Quran”, Arabiyat: Jurnal Pendidikan
Bahasa Arab dan Kebahasaaraban 5, 2 (Desember 2018), 280-282.
20
Geoffrey Sampson, School of Linguistics Competiyion and Evolution, (Yorks: Hutchinson), 141.
21
A. Chaedar Alwasilah, Beberapa Mazhab dan Dikotomi Teori Linguistik, (Bandung: Angkasa, 1993),
100.
22
Diki Agam Lubis, “Tarkib al-Jumal al-‘Arabiyyah bi Istikhdami al-Nadzariyyah al-Taulidiyyah al-
Tahwiliyyah ‘inda Noam Chomsky Tahlilan wa Ta’liman” (Tesis Universitas Islam Negeri Maulana
Malik Ibrahim Malang, 2014), 25.
JILSA
ISSN: 2615-1952 ǀ Vol. 5, No. 2, Oktober 2021 ǀ 184-197
JILSA: Jurnal Ilmu Linguistik & Sastra Arab | 7
A+B= B+C
Contoh:
يعطي هشام ألخته الصغيرة النقود
يعطي هشام ألخته الصغيرة الكتاب
“Hisyam memberikan uang kepada adiknya.”
“Hisyam memberikan buku kepada adiknya.”
Contoh di atas merupakan salah satu bentuk perubahan dengan cara
mengganti
suatu unsur pada unsur yang lain, yaitu merubah أخته الصغيرة النقودdengan أخته
الصغيرة الكتاب.
A+B1= A+B2
Contoh:
لقيُت بامرأة
لقيُت بامرأة جميلة و ذكية في المكتبة
“Saya telah bertemu seorang Perempuan.”
“Saya telah bertemu seorang perempuan yang cantik dan pintar di perpustakaan.”
Dari dua contoh yang sudah disebutkan di atas dapat dilihat bahwa kalimat
جميلة و ذكية في المكتبةadalah perluasan dari kata المرأة.
JILSA
ISSN: 2615-1952 ǀ Vol. 5, No. 2, Oktober 2021 ǀ 184-197
JILSA: Jurnal Ilmu Linguistik & Sastra Arab | 8
A+B= B
Contoh:
من هو؟ محاضر جديد
كيف حالك؟ بخير
“Siapa dia? Dosen baru.”
“Bagaimana kabarmu? Sehat.”
A1+B=A+B
Keterangan: A merupakan penyempitan dari A1
Contoh:
)1( علم النحو مفيد
)2( العلم مفيد
Tampak jelas di atas bahwa kalimat (2) merupakan bentuk transformasi
kalimat dari (1) dengan cara menyingkat elemen kalimat. Selain perubahan
sintaksis, perubahan juga dialami oleh segi semantik sebagai berikut:
(1) Ilmu Nahwu itu berguna.
(2) Ilmu itu berguna.
A=AB
Contoh:
من أشراط الساعة
إّن من أشراط الساعة
“Diantara tanda-tanda hari kiamat datang”
“Sesungguhnya diantara tanda hari kiamat datang”
Dari contoh ini, kita mendapati bahwa terdapat transformasi pada kalimat
diatas dengan menambahkan piranti taukid إّن, terlihat juga bahwa transformasi
pada kalimat من أشراط الساعةmerubah makna awalnya. Dari contoh-contoh di atas,
kaidah transformasi bukan hanya merubah stuktur kalimatnya saja, melainkan
merubah makna yang terkandung dalam kalimatnya juga.
JILSA
ISSN: 2615-1952 ǀ Vol. 5, No. 2, Oktober 2021 ǀ 184-197
JILSA: Jurnal Ilmu Linguistik & Sastra Arab | 9
َح َّد َثَنا َع ْب َد اُن َع ْن َأِبْي َحْم َزَة َعن اَألْع َمِش َع ْن ِإْب َر اِهْيَم َأْخ َبَر َنا ُمَحَّم د ْبُن َم ْنُصْو ٍر َقاَل َح َّد َثَنا ُس ْفَياُن َع ْن اَألْع َمِش
َع ْن َع ْلَقَم َة َقاَل َبْيَنا َأَنا َأْمِش ى َم َع َع ْبِد ِهللا َرِض َي ُهللا َع ْن ُه َع ْن ُع َم اَر َة ْبِن ُع َم ْيٍر َع ْن َع ْبِد الَّرْح َمِن ْبِن َيِزْيَد َع ْن َع ْبِد
َفَقاَل ُكَّنا َم َع الَّنِبِّي َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َفَقاَل َم ن اْسَتَطاَع ِهللا َقاَل َقاَل َلَنا َر ُسْو ُل ِهللا َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َيا َم ْعَش َر
اْلَباَء َة َفْلَيَتَز َّو ْج َفِإَّنُه َأَغُّض ِلْلَبَص ِر َو َأْح َص ُن ِلْلَف ِر ِج َو َم ْن الَّش َباِب َم ن اْس َتَطاَع ِم ْنُك م اْلَب اَء َة َفْلَيْنِكْح َفإَّن ُه َأَغُّض
)َلْم َيْسَتِط ْع َفَع َلْيِه ِبالَّصْو ِم َفِإَّنُه ِو َج اٌء (رواه البخاري ِلْلَبَص ِر َو َأْح َص ُن ِلْلَف ْر ِج َو َم ْن اَل َفْلَيُص ْم َف ِإَّن الَّص ْو َم َل ُه
)ِو َج اٌء (رواه النسائى
JILSA
ISSN: 2615-1952 ǀ Vol. 5, No. 2, Oktober 2021 ǀ 184-197
JILSA: Jurnal Ilmu Linguistik & Sastra Arab | 10
+ال +بصر حرف جواب +الم أمر +فعل أمر +فاء س__ببية
رف جواب +الم أمر +فعل أمر +فاء سببية + +عامل نواسخ +اسم ض__مير +اس__م تفض__يل +
عام__ل نواس__خ +اس__م ض__مير +اس__م تفض__يل + حرف جار +اسم
حرف جار +اسم حرف جواب +فعل أم__ر +ف__اء س__ببية +عام__ل
حرف جواب +فعل أم__ر +ف__اء س__ببية +عام__ل نواس__خ +اس__م ض__مير +اس__م تفض__يل +ح__رف
نواس__خ +اس__م ض__مير +اس__م تفض__يل +ح__رف جار +مجرور
جار +مجرور
ومن لم يستطع فعليه بالصوم ومن ال يصم
و +من +لم +يس___تطع +ف +علي___ه +ب + و +من +ال +يصم
الصوم و +من +ال +يصم +هو
و +من +لم +يس___تطع +ف +علي +ه +ب ح__رف عط__ف +ح__رف ش__رط +ح__رف نفي +
+ال +صوم فعل مضارع +اسم ضمير
و +من +لم +يستطع +هو +ف +علي +ه ح__رف عط__ف +ح__رف ش__رط +ح__رف نفي +
+ب +ال +صوم فعل مضارع +فاعل
حرف عطف +حرف شرط +عام__ل ج__وازم +
فعل مضارع +اس__م ض__مير +ح__رف ج__واب +
حرف جار +اسم ضمير +حرف جار +اسم
حرف عطف +حرف شرط +عام__ل ج__وازم +
فعل مضارع +فاعل +ح_رف ج_واب +ح_رف
جار +مجرور +حرف جار +مجرور
JILSA
ISSN: 2615-1952 ǀ Vol. 5, No. 2, Oktober 2021 ǀ 184-197
JILSA: Jurnal Ilmu Linguistik & Sastra Arab | 11
JILSA
ISSN: 2615-1952 ǀ Vol. 5, No. 2, Oktober 2021 ǀ 184-197
JILSA: Jurnal Ilmu Linguistik & Sastra Arab | 12
JILSA
ISSN: 2615-1952 ǀ Vol. 5, No. 2, Oktober 2021 ǀ 184-197
JILSA: Jurnal Ilmu Linguistik & Sastra Arab | 13
KESIMPULAN
Hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari dan Imam An-Nasa’i di atas sekilas
tampak sama, namun jika diperhatikan kedua hadits tersebut memiliki perbedaan
redaksi. Perbedaan dari segi struktur juga turut berpengaruh terhadap perubahan makna.
Pada hadits yang diriwayatkan Imam An-Nasa’i terdapat penambahan kata seruan
(nida) terhadap para kaum muda atau remaja. Usia remaja disebut sebagai masa
peralihan dari anak-anak menuju dewasa. Kecenderungan untuk mencoba segala sesuatu
atau hal baru sangat tinggi pada masa ini, sehingga jika tidak memiliki kontrol diri yang
baik maka akan dengan mudah terbawa arus hingga terjerumus ke dalam jurang
kemaksiatan. Terlebih dengan keinginan untuk memenuhi hasrat seksual. Maka dengan
adanya anjuran melaksanakan pernikahan bagi para pemuda yang sudah mampu ini
diharapkan dapat menjadi sebuah pintu untuk memasuki suatu kenikmatan dunia yang
ingin dirasakan setiap orang.
Tidak ada alasan untuk tidak melaksanakan pernikahan bagi seseorang yang
benar-benar sudah mampu baik secara lahir maupun batin. Dengan menikah dapat lebih
mengendalikan hawa nafsu serta menjaga pandangan. Banyak mudharat yang timbul
ketika seseorang tidak segera menikah, dikhawatirkan ia tidak bisa menjaga hawa
nafsunya. Di sisi lain, bagi mereka yang belum mampu, maka dianjurkan untuk
berpuasa karena dengan berpuasa akan lebih mengendalikan hawa nafsu seseorang.
Berbeda dengan hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari sehingga memiliki
makna yang lebih umum tidak merujuk pada suatu kelompok. Kemudian terdapat
penambahan keterangan لم يستطعsehingga redaksinya lebih jelas dan lengkap, sehingga
dapat dipahami dengan mudah bagi orang awam sekalipun tanpa harus menerka maksud
dari kata yang hilang.
DAFTAR PUSTAKA
Adalah, Muhab Wafi, dan Muhammad Khoirul Anwar. 2023. “Reinterpretation of The
Prophet's Hadits about Women as A Source of Slander from Noam Chomsky's
Transformative Generative Theory Perspective.” Al-Dhikra.
al-Khatib, Muhammad. 1992. Ushul al-Hadis ‘Ulumuhu wa Mustalahuhu. Beirut.
Alwasilah, A. Chaedar. 1993. Beberapa Madzhab dan Dikotomi Teori Linguistik.
Bandung: Angkasa.
JILSA
ISSN: 2615-1952 ǀ Vol. 5, No. 2, Oktober 2021 ǀ 184-197
JILSA: Jurnal Ilmu Linguistik & Sastra Arab | 14
JILSA
ISSN: 2615-1952 ǀ Vol. 5, No. 2, Oktober 2021 ǀ 184-197
JILSA: Jurnal Ilmu Linguistik & Sastra Arab | 15
JILSA
ISSN: 2615-1952 ǀ Vol. 5, No. 2, Oktober 2021 ǀ 184-197