Anda di halaman 1dari 11

PENELITIAN HADIS (Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi)

Siti Alfiah

Abstract
Study of tradition (Sunnah) becomes very urgent to do, given is strategic position as one of the
principal sources of
Islamic teachings. Do not just study sanad but no less important to do well against matan. Because
its central position is a study of hadith becomes important. This includes the study and
understanding of the ins and out of the following hadith variety and its problems. Scientifically,
the discourse requires format and accurate research methods to the study of this tradition.
This article attempts to examine how the concept of tradition of research in ontology, epistemology
and axiology, to then the study of hadith through research models type sanad and matan. The hope
will give its own repertoire of how each researcher have the clarity of the concept in researching
the traditions to be grounded.

Keywords: Hadis; Axiology; Epistemology; Ontology; Research.

Abstrak
Kajian terhadap hadis menjadi sangat urgen untuk dilakukan, mengingat posisinya yang strategis
sebagai salah satu sumber pokok ajaran Islam. Bukan hanya kajian sanad saja tetapi tak kalah
penting dilakukan juga terhadap matanOleh karena itu posisi sentral inilah penelitian terhadap
hadis menjadi penting dilakukan. Hal tersebut meliputi kajian dan pemahaman terhadap hadits
berikut ragam seluk beluk dan problematikanya. Sebagai sebuah acana ilmu maka dibutuhkan
format dan metode penelitian yang akurat terhadap kajian hadis ini.
Artikel ini mencoba untuk mengkaji bagaimana penelitian hadis secara ontologi, epistemologi
maupun aksiologinya, untuk emudian diarahkan pada model kajian hadis melalui penelitian sanad
dan matan. Harapannya akan memberikan khasanah tersendiri bagaimana setiap peneliti memilki
kejelasan konsep dalam meneliti hadis agar bisa membumi.

Kata Kunci: Hadis; Ontologi; Aksiologi; Penelitian.

Hadis dan Penulisan Hadis Jauh berbeda dengan


A. PENDAHULUAN periwayatan dan Penulisan al-Qur’an. Untuk al-
Seluruh umat Islam telah menerima faham, Qur’an, semua periwayatan ayatayatnya
bahwa Hadis Rasulullah Saw.itu sebagai pedoman berlangsung secara mutawattir. Sedangkan
hidup yang utama setelah al- periwayatan Hadis, sebagian dilakukan secara
Qur’an. 1 Atau dengan kata lain Hadis Nabi mutawattir dan sebagian lagi berlangsung secara
merupakun sumber ajaran Islam, di samping al- ahad. 4 Dengan demikian dilihat dari segi
Qur’an. 23 Namun demikian periwayatan periwayatannya alQur’an mempunyai

1 4
Fathurohman, Musthalahatul Hadis (Bandung: Al- Secara Istilah ahli Hadits
Ma‘arif, 1981),1. Mutawat.tir berartiberita yang
2
H.M Syuhudi Ismail, Metodologi Penelitian diriwayatkan oleh orang banyak dengan
Hadits Nabi, 1st edn (Jakarta: Bulan Bintang, 1992), jalan
3
.
kedudukansebagai qath’i alWurud. Sedangkan pemalsuan Hadis, (4) Proses penghimpunan
Hadis, sebagain berkedudukan qath’i al-Wurud dan Hadis memakan waktu lama, (5) Jumlah kitab
sebagian lagi, bahkan terbanyak kedudukan sebagai yangbanyak dengan metoda penyususnan yang
zanni al-Wurud.4 beragam, dan (6) adanya periwayatanHadis
secara makna.5
persaksian dan pendengaran yang tidak mungkin Untuk mengetahui apakah suatu
bersepakat untuk bohong Hadis dapat dipertanggung jawabkan
dikarenakanJumlahnya banyak, keadilannya, eorisinalannya berasal dari Nabi,
jelas kedudukannya, dan diperlukan penelitian matan dan sanad
bersambung thabaqatnya Ahad secara Hadis yang bersangkutan.6 Dengan kata
istilahi adalah apa yang disampaikan oleh orang lain wilayah kajian penelitian Hadis
orang yang tidak mencapai tingkat meliputikritik sanad dan matn Hadis.
Mutawat.tirUntuk penjelasan lebih lanjut, Lihat
misalnya, Muhammad Utsman Khasyat, Mafatih B. PEMBAHASAN 1. Ontologi Hadis
Ulum Al-Hadits Wa Turuq Takhrijuhu, 3rd edn a) Pengertian Penelitian Hadis
(kairo: Maktab Al Qur’an), 53-55. Mahmud Untuk mengetahui pengertian
Abu Rayah, Adlwa ‘Ala Al-Sunnah Al penelitian Hadis, terlebih dahulu
Muhammadiyah, ed. by 3 (kairo: Darr al- dikemukakan pengertian sanad dan
Ma’rif),76. Muhammad Mustafa Azham, matan Hadis, demikian karena
Metodologi Kritik Hadits, L (Jakarta: Pustaka penelitian itu mencakup kritik sanad
Hidayah, 1992), 73-74. dan matan Hadis, Sanad adalah jalan
4
Shalahuddin Ibn Ahmad Al-Adlabi, Manhaj
Naqdil Matan (Beirut: Dar Al-Afaq Al-Jadidah, Subutialah Absolut (Mutlaq)
1983), 239. Maksud Qath’I al-Wurudatau Qath’I kebenaran beritanya, sedang Zanni
al- Al-Wurud atau Zanni Al-Subutialah
nisbi atau relative (tidak mutlaq)
Berdasar uraian di atas, dan dilihat dari segi
tingkat kebenaran beritanya Lihat
periwayatannya, seluruh ayat Alquran tidak
juga, Subhi Shalih, Ulum Al-Hadits
perlu diteliti lagi tentang orisinalitasnya,
Wa Musthalahuhu (Beirut: Dar Al-
sementara Hadis Nabi, dalam konteks yang
berkategori ahad, diperlukan pengkajian dan Ilmu Li al-Malayin, 1977), 151.
5
penelitiann lebih lanjut dan mendalam Ismail,7-20. Lihat juga Syuhudi
Dalam penelitian ini dapat diketahui, apakah Ismai, Keshahihah Sanad Hadits, 2nd
Hadis yang bersangkutan dapat edn
dipertanggung jawabkan periwayatannya berasal (Jakarta: Bulan Bintang, 1995), 85. 6
dari Nabi ataukah tidak. Ismai, 4.
Demikian, maka penelitian Hadis sebagai periwayatan yang
negasi orisinalitas Hadis menjadi panting dapatmenghubungkan matan Hadis
adanya. Posisi penting tersebut terlihat dari pada Nabi, dan matan adalah sesuatu
faktor-faktor yang mendorong para ulama (sabda Nabi) yang mengakhiri
muhadditsin melakukan penelitian tersebut. rangkaian sanad.5 Atau pembicaraan
Mengenai factor-faktor penelitian, syuhudi (kalam) atau materi yang diakhiri oleh
Ismail mengemukakan ada enam faktor; (1) sanad yang terakhir. 6 Untuk itu
Hadis Nabi sebagai salah satu sumber ajaran pengertian yang sederhana dapat
Islam, (2) Tidak seluruhHadis tertulis apda dikemukakan : Penelitian Hadis
zaman Nabi, (3) Telah timbul berbagai

6
Fathurohman, 23.
5
Mahmud Abu Rayah, 274.
dimaksud sebagai studi kritis atas sanad Sanad Hadis, yang secara istilahi dikatakan
dan matan Hadis yang dilakukan oleh sebagai rangkaian para perawiyang
para peneliti Hadis dengan tujuan
mengetahui orisinalitas Hadis, apakah 7
Abu al-Husain Muslim bin al-Hajjaj bin
ia berasal dari Nabi atau bukan, dengan
menggunakan metodametoda tertentu. Muslim

b) Wilayah Kajian (Obyek) Penelitian al-Qusyairiy


Bagian-bagian Hadis yang menjadi objek
penelitian, seperti diungkap diatas ada dun macam Al-Naisaburiy, Al-Jami’us
Shahih (Shahih Muslim, ed. by Fuad Abdul Baqi (AlHalabi
yaitu rangakaian para periwayat yang Wa Syurakah, 1955), juz I, 14. dikutif oleh Syuhudi Ismail,
menyampaikan riwayat Hadis (sanad), dan materi 24.
atau matan Hadis itu sendiri. Ada bebrapa halyang menyampaikan kita pada matan Hadis. 8
penting berkenaan dengan sanad dan matan Hadis memiliki dua bagian penting: (1)Nama-
tersebut yang perlu diketahui dan diperhatikan nama periwayat yang terlibat dalam
dalam penelitian ini. periwayatan Hadis bersangkutan,
1. Sanad Hadis (2)Lambang-lambang periwayatan
Pandangan Ulama Tentang Sanad Hadis yang yang digunakan oleh para
Begitu penting kedudukan sanad dalam perawibersangkutan, seperti:
periwayatan Hadis, demikiankarena sanad sebagai
rangkaian perawi yang menghubungkan Hadis )‫ كن و ان‬, ‫ أخرب ين‬, ‫( سمعت‬
pada Nabi(sebagai sumber Hadis) Tanpanya suatu
“berita” yang dinyatakan dari Nabi,bukan disebut Matan
sebagai Hadis. .2 Hadis
Dalam hubungannya dengan pentingnya
Seluruh matan Hadis berkait erat
kedudukan sanad, Muhammad bin Sirrin
dengan sanadnya, keduanya merupakan
menyatakan bahwa, “Sesungguhnya pengetahuan
satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan,
Hadis adalah agama; maka perhatikanlah dari
keberadaannya ditentukan oleh satu
siapa kamu mengambil agama itu”. 7 kemudian
sama lainnya, keduanya memiliki
Abdullah bin Mubarak (W.l8l H/797 M)
hubungan organis dalam periwayatan
menyatakan bahwa “Sanad merupakan bagian dari
Hadis. Perlunya penelititan matan Hadis
agama. Sekiranya sanad Hadis tidak ada, niscaya
bukan hanya karena keberadan matan
siapa saja akan bebasmenyatakan apa yang
tidak bisa dilepuskan dari sanad saja,
dikehendakinya”. 7
akan tetapi juga karena dalam
Pandangandiatas mengandung dua pengertian: periwayatan matan Hadis terjadi
(I) Dalam menerima atau menghadapi Hadis, kita periwayatan secara makna. Sekalipun
harus meneliti para perawi yang terlibat dalam ulama-ulama ahli Hadis
sanad hadis tsb, (2) Sanad meruapakan bagian telahmenentukan syarat-syarat
penting dalam periwayatan, dan karenanya periwayatan bilmakna, 9
tidak
kedudukan suatu kitab Hadis ditentukan. Bagian- selamanya ketentuanketentuan itu dapat
bagian Sanad yang Diteliti dipenuhi dengan baik.

7 9
Al-Naisaburiy, 15. Muhammad Utsman Khasyat, 12. Lihat juga
8
Nuruddin ’Itr, Al-MadkhalIla’Ulum Al- Muhammad Muhammad Abu Syuhbah, Difa’u An
Hadit (Madinah: Maktabah al-Ilmiyah, 1972), AlSunnah (kairo: Al-Azhar),
12. dikutif oleh Syuhudi Ismail, 25. 36. 11 Ismai, 26.
Dengan adanya periwayatan secara pada kaidah-kaidah dan langkah-langkah penelitian
makna, maka untuk penelitian matan Hadis. Kaida-Kaidah Penelilian
Hadis tertentu (selain Hadis tentang Menurut Syuhudi Ismail ada dua macam
ibadah) sasaran penelitian pada kesahihan sanad suatu Hadis, yakni kaidah mayor
umumnya tidak tertuju kepada kata dan kaidah minor. Kaidah kesahihan sanad adalah
perkata dalam matan itu, tapi cukup pada segala syarat atau kriteria yang harus dipenuhi oleh
kandungan berita yang bersangkutan. suatu sanad Hadis yang berkualitas sahih.12 Segala
Dan bila main yang diteliti mengandung syarat atau kriteria yang bersifat umum disebut
ajaran ibadah tertentu seperti shalat, kaidah mayor, sedang yang bersifat khusus atau
maka penelitian mesti kata perkata. 11 rincianrincian dari kaedah mayor disebut kaidah
adanya periwayatan Hadis secara makna minor.15
telah menyebabkan penelitian matan Untuk meneliti validitas sanad dan matan Hadis
dengan pendekatan semantik tidak dapat difahami melalui pengertian Hadis shahih.
mudah dilakukun. Namun hal ini tidak Mengulif lbnu Shalah, Syuhudi lsmail
herarti bahwa penelitian Hadis dengun mengemukakan
pendekatan bahasa tidek perlu pengertian tersebut.16
dilakukan. Penggunaan pendekatan Adapun Hadis shahih adalah Hadis
bahasa dalam penelitian matan akan yang bersambung sanadnya
sangat membantu terhadap kegiatan (sampaikepada Nabi), diriwayatkan
peneltianyang berhubugnan dengan oleh (periwayat) yang adil dan
kandugan petunjuk dari matan Hadis dhabith sampaiakhir sanad, (di dalam
yang bersangkutan. Kesulitan penelitian Hadis itu) tidak terdapat kejanggalan
matan disebabkan oleh beberapa faktor, (syudzudz) dan cacat (illat).
yakni: (1) Adanya periwayatan secara Pengertian istilah Hadis di atas,
makna, (2) Acuan yang digunakan mengandung lima kriteria kesahihan sanad dan
sebagai pendekatan tidak semacam saja. matan Hadis, yang kemudian oleh Syuhudi
(3) Latar belakang timbulnya petunjuk Ismail 17 direduksi menjadi tiga bagian: (l)
Hadis tidak selalu mudah dapat Sanadnya bersambung sampai ke Nabi, (2)
diketahui, (4) Adanya kandungan seluruh periwayatannya adil dan dhabith, (3)
petunjuk Hadis yang berkaitan dengan Terhindar dari syadz dan illat.
halhal yang berdimensi “supra Kriteria atau syarat yang disebut
rasional”, dan (5) Masih langkanya dalam nomor satu dan nomor dua
kitab-kitab yang membahas secara berhubungan dengan sanad Hadis,
khusus penelitian matn Hadis. sedangkan syarat yang tercantum dalam
nomor tiga berhubungan dengan sanad
2. Epistemologi Hadis dan matan Hadis. Kelima unsur tadi
Setiap Hadis mempunyai dua buah bagian, yakni kemudian dlsebul sebagai unsur-unsur
isnad dan matan. 10 Isnad adalah penumpuan kita kaidah mayor kesahihan sanad Hadis.18
kepada para parawi untuk ilmu pengetahuan Hadis, Sedangkan unsur-unsur kaidah minor
matan adalah ungkapan atau informasi yang sanad, pada dasarnya merupakan
dinisbatkan pada Nabi. 11 Untuk menetapkan derivasi dari unsur-unsur kaidah mayor,
validitas Hadis, epistemologi penelitian bertumpu yang meliputi halhal berikut ini:

10 11
Muhammad Mustafa Azham, 61. Lihat juga, Mahmud Muhammad Mustafa Azhami, 61. Mahmud AlThahan,
Al-Thahan, Dasar-Dasar Ilmu Takhrij, 1st edn (Semarang: Dasar-Dasar Ilmu Takhrij (Semarang: Bina Utama, 1995),
Bina Utama, 1995), 141. 41.
12
Syuhudi Ismail, 119. 15
Syuhudi Ismail, 119.
1. Sanad bersambung, unsur-unsur 2. Tidak bertentangan dengan Hadis yang lebih
kaidah minor sanad bersambung kuat.
meliputi; (l) Muttashil, (2) Marfu’. 3. Tidak bertentangan dengan akal sehat, indera,
2. Periwayat bersifat adil, mengandung dan sejarah.
unsurunsur kaidah minor; (I) 4. Susunan pernyataannya menunjukkan ciriciri
Beragama Islam, (2) Mukallaf, (3) sabda kenabian.
Melaksanakan ketentuan
Agama, dan (4) Memelihara muru’ah.
3. Periwayat bersifat dhabith,
mengandung unsur-unsur kaidah Metoda Penelitian Hadis
minor, (l) Halal dengan baik Hadis Metoda atau cara-cara meneliti validitas Hadis
yang diriwayatkannya, (2) Mampu sanad dan matan Hadis dalam bentuk langkah-
dengan baik menyampaikan Hadis langkah penelitian Hadis, menurut pemahnman
yang dihafalnya kepada orang lain, penulis terhadap buku “Metodologi Penelitian
(3) Terhindar dari Hadis” seperti yang dipaparkan oleh Syuhudi
Syudzdzud, dan (4) Terhindar dari Ismail21 meliputi tiga pokok langkah-Iangkah
Illat.19 penelitian, yang masing-masing memiliki bagian
langkah sebagai derivasi dari ketiga metode pokok
16
Syuhudi Ismail, 123-124. Facthur Rachman. Ikhtisar tadi, yang terdiri dari:
Musthalahul Hadits, 95, Mahmud Abu Rayah, 281. Pertama, Melakukan Tahrijul Hadis
17
Fathurohman, 124.
18
Fathurohman,126.
19
1H.M
KeShahihan Hadits, 2nd edn (Jakarta: Bulan Bintang, 1995),
Syuhudi 127-150. lihat juga Muhammad Muhammad Abu
Syuhbah,31.
20
Syuhudi Ismail, 128-129.
Ismail, Kaidah-Kaidah 21
Ismail, Metodologi Penelitian Hadits Nabi.
Seperti telah disinggung di atas, bahwa unsur- 22
H.M Syuhudi Ismail, 46-49. Lihat juga, Mahmud
unsur yang harus dipenuhi oleh suatu matan yang (Sebagai Langkah awal kegaitan
berkualitas shahih ada dua macam, yakni terhindar penelitian Hadis) untuk mengetahui; (I)
dari illat (cacat). Dengan kata lain kedua unsur tadi Asal usul riwayat Hadis yang akan
merupakan kaidah mayor penelitian matan Hadis, diteliti, (2) Seluruh riwayat Hadis Hadis
Para ulama Hadis dalam menentukan tolak ukur yang akan diteliti, (3) Ada atau tidaknya
penelitian matan (penurunan kaidah minor dari syahid atau muttabi pada sanad yang
mayor) berbeda pendapat, demikian karena akan diteliti. Adapun metoda 2213 yang
tampaknya mereka kesulitan dalam digunakan adalah metoda Takhrijul
memformulasikan kaidah minor penelitian mutu Hadis bilLafdzi dan metode Takhrijul-
secara sistematis. Hadis bilmaudhu‘.
Meskipun begitu, ada kaidah minor yang Kedua, melakukan penelitian sanad
tampaknya bisa dijadikan acuan dalam menemukan Hadis; langkah-langkah yang ditempati
kesahihan matan Hadis, dalam konteks ini, Syuhudi dalam tahap ini adalah:
Ismail.20 Mengemukakan pandangan Salahuddin
1. Melakukan I’tibar, yaitu menyertakan
al-Adlabi sebagai berikut:
sanad-sanad yang lain unluk suatu
Hadis tertentu, yang Hadis itu pada
1. Tidak bertentangan dengan bagian sanadnya tampak hanya
petunjuk alQur’an.

13
.
seorang perawi saja; dan dengan 4. Idza Kana al-Jarhu Dha’ifan Fala Yuqbalu
menyertakan sanadsanad yang lain Jarhuhu Li al-Tsiqat. Pendukung teori ini
tersebut akan dapat diketahui apakah mayoritas ulama pengkritik Hadisy
ada periwaytan yang lain ataukah 5. La Yuqbulu al-jarhu illa Ba’da alTsabuti
tidak ada untuk bagian sanad dari Khasiyah al-Asybahi fi-il Majrukhin. Teori
sanad ini didukung oleh kalangan ulama ahli Hadis
Hadis yang dimaksud. I’tibar ini d. Penelitian persambungan sanad,17
dilakukan untuk menentukan ke- yang meliputi:
ghariban suatu Hadis. 14 hal ini dapat 1. Identifikasi lambang-lambang metode
dilakukan dengan membuat skema periwayatan, sanad Hadis selain memuat
Hadis. nama-nama perawi, juga menunjukkan
2. Meneliti pribadi periwayat dan metoda periwayatan yang digunakan oleh
metoda periwaytannya. Hal-hal yang perawi masingmasing. Identifikasi Iambang
perlu diperhalikan dalam tahap ini.15 periwayatan dapat menentukan tingkat
a. Menjadikan keshahihan sebagai akurasi metoda periwayatan yang digunakan
acuan. periwayat yang
b. Melakukan penelitian segi-segi tercantum dalam sanad,
pribadi periwayat, meliputi; (I) 2. Mengidentifikasi hubungan periwayat
Kulaitas dengan metode periwayatannya. Secara
prihadi periwayat, (2) kapasitas mudah, keadaan perawi dibagi menjadi yang
intelektual periwayat. tsiqah dan yang tidak tsiqah.
c. Persoalan sekitar Al-Jarh wat- Dalam hubungannya dengan persambungan
ta’dil.16 sanad, kualitas periwayat sangat
Ada beberapa teori yang telah menentukan. Artinya ketinggian lambang
dikemukakan oleh ulama periwaayatan tidak menentukan tingkat
dibidangnya, yang penting bagi akurasi berita,jiku pembawanya tiduk (siqah.
penelitian. Antara lain: Namun adajuga orang yang dinilai tsiqah
1. At-Ta’dil Muqaddamun ‘Ala Al-Jarh. Teori oleh ulama ahli kritik Hadis, dengan syarat
ini didukung oleh minoritas ulama Hadis, menggunakan lambang periwayatan
diantaranya, An-Nasa’i (wafat 303H/915M). (hadasani atau sami’tu, sanadnya
bersambung, Jika tidak, sanadnya terdapat
tadlis (penyembunyian cacad).
e. Meneliti Syudzudz dan lllat.
Al-Thahan, 38.; Muhammad Utsman Khasyat, 136- Suatu sanad bisa mengandung syudzudz, bila
2. Al-Jarh Muqaddamun ‘Ala A1-Ta ‘dil. Teori sanad yang diteliti lebih dari satu buah. Salah
ini didukung oleh kalangan ulama Hadis: satu langkah penelitaian yang sangat penting
ulama fiqh dan ulama ushul fiqh. untuk meneliti kemungkinan adanya syudzudz
3. Idza Ta ’aradha al-jaarh al-Mu ’adilu fi al- suatu sanad Hadis ialah dengan
Hukmu Li al-Mu 'adli illa idza Tsubita al- membandingbandingkan semua sanad yang
Jarhu al-Mufassaru. Teori ini didukung oleh ada untuk matan yang tofik pembahasannya
mayoritas ulama kritik Hadis. atau memiliki segi kesamaan. Adapun
langkah-langkah umuk meneliti keillatan
suatu Hadis, menurut lbn alMadini,18 ialah:

14 17
Fathurohman, 86. Fathurohman, 82-84
15
Syuhudi Ismail, 63,66,67dan 70.
16 18
Syuhudi Ismail, 77-80.;Fathurohman, 273. Fathurohman, 88.
1. Menghimpun dan a. Membandingkan kandungan
meneliti seluruh sanad Hadis matan yang sejalan atau tidak
untuk mam yang semakna, bila bertentangan.Untuk mengetahui
Hadis tersebut memikliki muttabi ada atau tidaknya matan lain yang
ataupun syahid. memiliki topikmasalah yang sama,
2. Meneliti seluruh ditempuh dengan jalan Takhrijul
periwayatan dalam berbagai sanad Hadis bi alMaudhu’. Jika ada
berdasarkan kritik yang telah matan lain yang bertopik sama,
dikemukakan oleh para ahli maka matan itu perluditeliti
kritik sanadnya. Jika sanad telah
Hadis memenuhi syarat, maka
III. Penelitian Matan Hadis kegiatanmuqarannah kandugnan
Langkah-langkah metodologis matan tersebut dapat dapat
penelitian matan Hadis meliputi.19 dilakukan. Jika hasilnyasama,
1. meneliti matan dengan maka penelitian untuk tahap awal
kualitas sanadnya. Penelitian ini sudah selesai. Yang pada
meliputi langkah-langkah prakteknya penelitian ini
pemabahasan: (1) Meneliti dilanjutkan dengan memeriksa
matan sesudah meneliti sanad, penjelasan masingmasing matn
(2) Kualitas matan tidak selalu diberbagai kitab syarah.
sejalan dengan kulitas sanadnya, Membandingkan kandungan matan yang tidak
(3) Kaidah keshahihan matan sejalan atau tampak bertentangan. 2021 Dalam tahap
sebagi acuan. ini, aksentuasi penelitian diperuntukkanmengatasi
2. Meneliti susunan main Hadis-Hadis yang nampak kandungannya
yang semakna. Cara ini ditempuh bertentangan (mukhtalifal-Hadis atau Ta‘arud
untuk dapat mengetahui alHadis).metoda yang digunakan olehpara
terjadinya perbedaan lafal matan muhadditsin dalam hal ini, antara lain apa yang
Hadis yang diakibatkan oleh dikemukakan olehIbnu Hajar Al- Asqalani; (I) Al-
terjadinya periwayatan secara jam‘u, (2) al-Nsikh
makna, dan untuk WaalMansukh, (3) at-Tarjih, dun (3) at-Tauqif
mengidentifikasi terjadinya
jiyadah, idraj dan sebagainya, 3. Aksiologi Penelitian Hadis
yang disebabkan oleh adanya Nilai aksiologis penelitian Hadis meliputi dua
perbedaan lafal. Dalam tahap aspek capaian, yakni tujuandan nilai kegunaan
penelitian ini dapat digunakan penelitian. Tujuan pokok penelitian Hadis baik dari
metode perbandingan segi sanadmaupun matan adalah untuk mengetahui
(muqaranah) antara berbagai kulitas Hadis yang diteliti. KualitasHadis sangat
matan Hadis yang memiliki perlu diketahui dalam hubungannya dengan
kesamaan tema atau ada sagi kehujahan Hadis yangbersangkutan. 22 Hadis yang
kasamaan tema. kualilasnya tidak memenuhi syarat tidak
3. Meneliti kandungan matan. Untuk dapatdigunakan sebagai hujjah.
tahap ini ditempuh melalui Nilaikegunaan penelitian Hadis tertumpu pada
langkahlangkah: fakta intelektual bahwa penelitian terdahulu adalah

19 21
Fathurohman, 131-135. .
20 22
Fathurohman,141. Mengenai Metode perbandingan, Liht Muhammad Mustafa Azhami, 28.
juga, Muhammad Mustafa Azhami,
produk ijtihad yang bersifat dinamis dan rekorektif orisinalitasnya, sementara Hadis Nabi,
merupakan salah satu upaya untuk salain dalam konteks yang berkategori ahad,
mengetahui sebarapa jauh tingkatakurasi penelitian diperlukan pengkajian dan penelitiann
ulama terhadap hasil yang mereka leliti, juga lebih lanjut dan mendalam Dalam
untukmenghindarkan diri dari penggunaan dalil penelitian ini dapat diketahui, apakah
Hadis yang tidak memenuhi syaratdilihat dari segi Hadis yang bersangkutan dapat
kehujahannya. ll. Penutup dipertanggung jawabkan
Meneliti kebenaran suatu berita, periwayatannya berasal dari Nabi
merupakan bagian dari upaya ataukah tidak.
membenarkan yang benar dan
membatalkan yang bathil, begitu tegas Mengenai factor-faktor penelitian ,syuhudi
Syaikh Muhammad al-Ghazali. Ismail mengemukakan ada enam faktor ; (1) Hadis
Demikian, maka penelitian Hadis Nabi sebagai salah satu sumber ajaran Islam, (2)
merupakan kajian yang mendalam dan Tidak seluruhHadis tertulis apda zaman Nabi, (3)
kritis terhadap matan dan sanad Hadis Telah timbul berbagai pemalsuan Hadis, (4)Proses
yang bersifat dinamis dengan penghimpunan Hadis memakan waktu lama, (5)
menggunakan metode-metode tertentu Jumlah kitab yangbanyak dengan metoda
untuk menetukan validitas Hadis sebagai penyususnan yang beragam, dan (6) adanya
suatu hujjah bagi kebenaran ajaranajaran periwayatanHadis secara makna.5 Untuk
agama. Sebagai muara kebenaran hakiki. mengetahui apakah suatu Hadis dapat
WallahuA 'lamu bi al-Sawab. dipertanggung jawabkan
eorisinalannya berasal dari Nabi, diperlukan
C. SIMPULAN penelitian matan dan sanad Hadis yang
Artikel ini mencoba untuk mengkaji bersangkutan.6 Dengan kata lain wilayah kajian
bagaimana konsep penelitian hadis penelitian Hadis meliputikritik sanad dan matn
secara ontologi, epistemologi maupun Hadis.
aksiologinya, untuk kemudian
diarahkan pada model kajian hadis Ontologi Hadis a) Pengertian Penelitian Hadis
melalui penelitian sanad dan matan. Untuk mengetahui pengertian penelitian Hadis,
terlebih dahulu dikemukakan pengertian sanad dan
persaksian dan pendengaran yang matan Hadis, demikian karena penelitian itu
tidak mungkin bersepakat untuk bohong mencakup kritik sanad dan matan Hadis, Sanad
dikarenakanJumlahnya banyak, adalah jalan
keadilannya, jelas kedudukannya, dan
bersambung thabaqatnya Ahad secara 6 Ismai, 4. periwayatan yang
istilahi adalah apa yang disampaikan dapatmenghubungkan matan Hadis pada Nabi, dan
oleh orang orang yang tidak mencapai matan adalah sesuatu (sabda Nabi) yang mengakhiri
tingkat Mutawat.tirUntuk penjelasan rangkaian sanad.
lebih lanjut, Lihat misalnya, Muhammad
Utsman Khasyat, Mafatih Ulum Al- Untuk itu pengertian yang sederhana dapat
Hadits Wa Turuq Takhrijuhu, 3rd edn dikemukakan : Penelitian Hadis dimaksud sebagai
(kairo: Maktab Al Qur’an), 53-55. studi kritis atas sanad dan matan Hadis yang
dilakukan oleh para peneliti Hadis dengan tujuan
Maksud Qath’I al-Wurudatau Qath’I mengetahui orisinalitas Hadis, apakah ia berasal
al- Berdasar uraian di atas, dan dilihat dari Nabi atau bukan, dengan menggunakan
dari segi periwayatannya, seluruh ayat metoda-metoda tertentu.
Alquran tidak perlu diteliti lagi tentang
b) Wilayah Kajian (Obyek) Penelitian Bagian- Matan Hadis Seluruh matan Hadis
bagian Hadis yang menjadi objek penelitian, seperti berkait erat dengan sanadnya, keduanya
diungkap diatas ada dun macam yaitu rangakaian merupakan satu kesatuan yang tidak bisa
para periwayat yang menyampaikan riwayat Hadis dipisahkan, keberadaannya ditentukan
(sanad), dan materi atau matan Hadis itu sendiri. oleh satu sama lainnya, keduanya
memiliki hubungan organis dalam
Ada bebrapa halyang penting periwayatan Hadis.
berkenaan dengan sanad dan matan
Hadis tersebut yang perlu diketahui dan Perlunya penelititan matan Hadis
diperhatikan dalam penelitian ini. bukan hanya karena keberadan matan
tidak bisa dilepuskan dari sanad saja,
Sanad Hadis Pandangan Ulama akan tetapi juga karena dalam
Tentang Sanad Begitu penting periwayatan matan Hadis terjadi
kedudukan sanad dalam periwayatan periwayatan secara makna.
Hadis, demikiankarena sanad sebagai
rangkaian perawi yang menghubungkan Dengan adanya periwayatan secara makna, maka
Hadis pada Nabi(sebagai sumber Hadis) untuk penelitian matan Hadis tertentu (selain Hadis
Tanpanya suatu “berita” yang tentang ibadah) sasaran penelitian pada umumnya
dinyatakan dari Nabi,bukan disebut tidak tertuju kepada kata perkata dalam matan itu,
sebagai Hadis. tapi cukup pada kandungan berita yang
bersangkutan.
Pandangandiatas mengandung dua
pengertian: (I) Dalam menerima atau (3) Latar belakang timbulnya petunjuk Hadis
menghadapi Hadis, kita harus meneliti tidak selalu mudah dapat diketahui, (4) Adanya
para perawi yang terlibat dalam sanad kandungan petunjuk Hadis yang berkaitan dengan
hadis tsb, (2) Sanad meruapakan bagian halhal yang berdimensi “supra rasional”, dan (5)
penting dalam periwayatan, dan Masih langkanya kitab-kitab yang membahas secara
karenanya kedudukan suatu kitab Hadis khusus penelitian matn Hadis.
ditentukan.
Kaidah kesahihan sanad adalah segala syarat atau
Bagian-bagian Sanad yang Diteliti kriteria yang harus dipenuhi oleh suatu sanad Hadis
Sanad Hadis, yang secara istilahi yang berkualitas sahih.
dikatakan sebagai rangkaian para
perawiyang menyampaikan kita pada Adapun Hadis shahih adalah Hadis yang
matan Hadis. bersambung sanadnya (sampaikepada Nabi),
diriwayatkan oleh (periwayat) yang adil dan dhabith
memiliki dua bagian penting: sampaiakhir sanad, (di dalam Hadis itu) tidak
(1)Nama- terdapat kejanggalan (syudzudz) dan cacat (illat).
nama periwayat yang terlibat dalam
periwayatan Hadis bersangkutan, Pengertian istilah Hadis di atas, mengandung
(2)Lambang-lambang periwayatan lima kriteria kesahihan sanad dan matan Hadis,
Hadis yang yang digunakan oleh para yang kemudian oleh Syuhudi Ismail direduksi
perawibersangkutan, seperti: ) ,‫سمعت‬ menjadi tiga bagian: (l) Sanadnya bersambung
‫ أخبرني‬, sampai ke Nabi, (2) seluruh periwayatannya adil
2 (‫كن و ان‬. dan dhabith, (3) Terhindar dari syadz dan illat.
Kriteria atau syarat yang disebut dalam nomor saja; dan dengan menyertakan
satu dan nomor dua berhubungan dengan sanad sanadsanad yang lain tersebut akan dapat
Hadis, sedangkan syarat yang tercantum dalam diketahui apakah ada periwaytan yang
nomor tiga berhubungan dengan sanad dan matan lain ataukah tidak ada untuk bagian
Hadis. sanad dari sanad Hadis yang dimaksud.

Periwayat bersifat dhabith, mengandung unsur- Salah satu langkah penelitaian yang
unsur kaidah minor, (l) Halal dengan baik Hadis sangat penting untuk meneliti
yang diriwayatkannya, (2) Mampu dengan baik kemungkinan adanya syudzudz suatu
menyampaikan Hadis yang dihafalnya kepada sanad Hadis ialah dengan membanding-
orang lain, (3) Terhindar dari Syudzdzud, dan (4) bandingkan semua sanad yang ada untuk
Terhindar dari Illat. matan yang tofik pembahasannya atau
memiliki segi kesamaan.
Dengan kata lain kedua unsur tadi
merupakan kaidah mayor penelitian Penelitian Matan Hadis Langkah-
matan Hadis, Para ulama Hadis dalam langkah metodologis penelitian matan
menentukan tolak ukur penelitian matan Hadis meliputi.
(penurunan kaidah minor dari mayor)
berbeda pendapat, demikian karena Cara ini ditempuh untuk dapat mengetahui
tampaknya mereka kesulitan dalam terjadinya perbedaan lafal matan Hadis yang
memformulasikan kaidah minor diakibatkan oleh terjadinya periwayatan secara
penelitian mutu secara sistematis. makna, dan untuk mengidentifikasi terjadinya
jiyadah, idraj dan sebagainya, yang disebabkan oleh
Metoda Penelitian Hadis Metoda atau adanya perbedaan lafal.
caracara meneliti validitas Hadis sanad
dan matan Hadis dalam bentuk langkah- Untuk tahap ini ditempuh melalui
langkah penelitian Hadis, menurut langkahlangkah: a. Membandingkan kandungan
pemahnman penulis terhadap buku matan yang sejalan atau tidak bertentangan.Untuk
“Metodologi Penelitian Hadis” seperti mengetahui ada atau tidaknya matan lain yang
yang dipaparkan oleh Syuhudi Ismail memiliki topikmasalah yang sama, ditempuh
meliputi tiga pokok langkah-Iangkah dengan jalan Takhrijul Hadis bi alMaudhu’.
penelitian, yang masing-masing
memiliki bagian langkah sebagai Tujuan pokok penelitian Hadis baik dari segi
derivasi dari ketiga metode pokok tadi, sanadmaupun matan adalah untuk mengetahui
yang terdiri dari: Pertama, Melakukan kulitas Hadis yang diteliti.
Tahrijul Hadis (Sebagai Langkah awal
kegaitan penelitian Hadis) untuk Nilaikegunaan penelitian Hadis tertumpu pada
mengetahui; (I) Asal usul riwayat Hadis fakta intelektual bahwa penelitian terdahulu adalah
yang akan diteliti, (2) Seluruh riwayat produk ijtihad yang bersifat dinamis dan rekorektif
Hadis Hadis yang akan diteliti, (3) Ada merupakan salah satu upaya untuk salain
atau tidaknya syahid atau muttabi pada mengetahui sebarapa jauh tingkatakurasi penelitian
sanad yang akan diteliti. ulama terhadap hasil yang mereka leliti, juga
untukmenghindarkan diri dari penggunaan dalil
Melakukan I’tibar, yaitu menyertakan Hadis yang tidak memenuhi syaratdilihat dari segi
sanad-sanad yang lain unluk suatu Hadis kehujahannya.
tertentu, yang Hadis itu pada bagian
sanadnya tampak hanya seorang perawi
Demikian, maka penelitian Hadis merupakan Fathurohman, Musthalahatul Hadis
kajian yang mendalam dan kritis terhadap matan (Bandung:
dan sanad Hadis yang bersifat dinamis dengan Al-Ma‘arif, 1981)
menggunakan metode-metode tertentu untuk Ismail, H.M Syuhudi, Kaidah-Kaidah
menetukan validitas Hadis sebagai suatu hujjah bagi KeShahihan Hadits, 2nd edn
kebenaran ajaranajaran agama. (Jakarta:
Bulan Bintang, 1995)
Demikian, maka penelitian hadis merupakan ———, Keshahihah Sanad Hadits, 2nd edn
kajian yang mendalam dan kritis terhadap matan (Jakarta: Bulan Bintang, 1995)
dan sanad Hadis yang bersifat dinamis dengan ———, Metodologi Penelitian Hadits Nabi,
menggunakan metode-metode tertentu untuk 1st edn (Jakarta: Bulan Bintang,
menentukan validitas hadis sebagai suatu hujjah 1992)
bagi kebenaran ajaranajaran agama. Mahmud Abu Rayah, Adlwa ‘Ala Al-Sunnah
Al
Meneliti kebenaran suatu berita, Muhammadiyah, ed. by 3 (kairo:
merupakan bagian dari upaya Darr al-
membenarkan yang benar dan Ma’rif)
membatalkan yang bathil, begitu tegas Mahmud Al-Thahan, Dasar-Dasar Ilmu
syaikh Muhammad Al-Ghazali.
Takhrij, 1st edn (Semarang: Bina
Demikian, maka penelitian hadis
Utama,
merupakan kajian yang mendalam dan
1995)
kritis terhadap matan dan sanad Hadis
Muhammad Muhammad Abu Syuhbah,
yang bersifat dinamis dengan
Difa’u An Al-Sunnah (kairo: Al-
menggunakan metode-metode tertentu
Azhar)
untuk menentukan validitas hadis
Muhammad Mustafa Azhami,
sebagai suatu hujjah bagi kebenaran
Metodologi Kritik Hadits, L
ajaranajaran agama. Sebagai muara
(Jakarta: Pustaka Hidayah, 1992)
kebenaran hakiki. Wallahu A’lamu bi al-
Muhammad Utsman Khasyat, Mafatih Ulum
Sawab.
AlHadits Wa Turuq Takhrijuhu, 3rd edn
(kairo: Maktab Al Qur’an)
DAFTAR PUSTAKA
Al-Naisaburiy, Abu al-Husain Muslim Nuruddin ’Itr, Al-MadkhalIla’Ulum Al-
bin al- Hadit (Madinah: Maktabah al-
Ilmiyah, 1972)
Hajjaj bin Muslim al-Qusyairiy, Al-
Jami’us Shalahuddin Ibn Ahmad Al-Adlabi,
Manhaj Naqdil Matan (Beirut: Dar
Shahih (Shahih Muslim, ed. by Fuad
Al-Afaq Al- Jadidah, 1983)
Abdul
Baqi (Al-Halabi Wa Syurakah, 1955)
Shalih, Subhi, Ulum Al-Hadits Wa
Musthalahuhu
(Beirut: Dar Al-Ilmu Li al-Malayin,
1977)

Anda mungkin juga menyukai