KEGAWATDARURATAN MATERNAL
Asuhan Kebidanan Pada Ny “I” G2P1A0H1 Usia Kehamilan 12-13 Minggu
Dengan Abortus inkomplit Di Ruangan IGD PONEK Rumah Sakit Umum
Daerah Pasaman Barat
Disusun Oleh :
Nurul Atira Rahma
Palda Novrita
Rafa Nafisa Nudhar
Raihana Salsabila
Rika Febriani Putri
Puji syukur atas keadirat Allah SWT yang telah memberikan kemudahan,
petunjuk serta karunia sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Studi
Kasusdengan judul “Asuhan Kebidanan Pada Ny “I” G2P1A0H1 Usia Kehamilan
12-13 Minggu dengan Abortus inkomplit di Ruang IGD PONEK Rumah Sakit
Umum Daerah Pasaman Barat dengan baik dan tepat waktu.
Laporan Studi Kasus ini penulis susun untuk memenuhi salah satu
persyaratan akademik dalam pendidikan DIII Kebidanan Padang Jurusan
Kebidanan Poltekkes Kemenkes Padang.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada ibu Bd.
Evaliza, S.ST dan ibu Lita Angelina Saputri, S.SiT, M.Keb yang telah
membimbing dalam menyusun Laporan Studi Kasus ini. Ucapan terimakasih juga
penulis sampaikan kepada:
1. Ibu Renidayati, S.Kp, M.Kep, Sp. Jiwa, selaku Direktur Poltekkes Kemenkes
Padang.
2. Ibu Dr. Yuliva, S.SiT, M.Kes, selaku Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes
Kemenkes Padang.
3. Ibu Eravianti, S.SiT, M.KM, selaku Ketua Program Studi DIII Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Padang.
4. Bapak dan ibu tenaga kesehatan beserta staf yang telah memberikan ilmu dan
bimbingan selama penulis melaksanakan praktek lapangan.
5. Orang tua dan keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan baik moril
maupun materil, serta kasih sayang yang tiada terkira dalam setiap langkah
kaki penulis.
6. Seluruh teman-teman yang telah memberikan motivasi dalam penyusunan
Laporan Studi Kasus ini.
7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang ikut andil
dalam terwujudnya Laporan Studi Kasus ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan Studi Kasus ini
masih jauh dari kesempurnaan, hal ini karena adanya kekurangan dan keterbatasan
kemampuan. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat penulis harapkan demi kesempurnaan Laporan Studi Kasus ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
di luar kandungan yaitu berat badan kurang dari 500 gram atau usia kehamilan
kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus.
Reproduksi manusia relatif tidak efisien, dan abortus adalah komplikasi tersering
pada kehamilan, dengan kejadian keseluruhan sekitar 15% dari kehamilan yang
obstetri terdahulu, dimana kejadiannya lebih tinggi pada wanita yang sebelumnya
mengalami keguguran daripada pada wanita yang hamil dan berakhir dengan
kelahiran hidup.
pada wanita berusia 20 tahun adalah 12%, dan pada wanita diatas 45 tahun adalah
50%. Delapan puluh persen abortus terjadi pada 12 minggu pertama kehamilan.
karena adanya perdarahan masif yang bisa menimbulkan kematian akibat adanya
syok hipovolemik apabila keadaan ini tidak mendapatkan penanganan yang cepat
dan tepat. Seorang ibu hamil yang mengalami abortus inkomplit dapat mengalami
guncangan psikis tidak hanya pada ibu namun juga pada keluarganya, terutama
A. Definisi
Definisi Abortus inkomplit adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi
pada kehamilan sebelum 20 minggu dan masih ada sisa yang tertinggal di
dalam uterus.
B. Epidemiologi
Insiden abortus inkomplit belum diketahui secara pasti, namun demikian
disebutkan sekitar 60 persen dari wanita hamil dirawat dirumah sakit dengan
secara umum disebutkan sebesar 10% dari seluruh kehamilan. Lebih dari 80%
di samping dengan semakin lanjutnya usia ibu serta ayah. Insiden abortus
C. Etiologi
Mekanisme pasti yang bertanggungjawab atas peristiwa abortus tidak
selalu tampak jelas. Kematian janin sering disebabkan oleh abnormalitas pada
ovum atau zigot atau oleh penyakit sistemik pada ibu, dan kadang-kadang
Lima puluh persen sampai tujuh puluh persen abortus spontan terutama
2. Gangguan plasenta
sebagai unit fungsional plasenta dalam hal transpor oksigen dan nutrisi pada
fetus. Penelitian histologi Haque, et al. pada 128 sisa konsepsi abortus,
yang timbul dalam proses perkembangan janin. Cacat uterus akuisita yang
sering terjadi akibat tindakan kuretase pada abortus yang terinfeksi atau
4. Kelainan endokrin
a. Defek Fase Luteal dan Defisiensi Progesteron Defek fase luteal disebut
fungsi ovarium.
kematiannya.
5. Kelainan Imunologi
Sekitar 15% dari 1000 wanita dengan abortus habitualis memiliki faktor
HLA. Bila kadar atau reseptor leptin menurun, terjadi aktivasi sitrokin
tropoblas.
6. Infeksi
tetapi hal ini tidak umum terjadi. Organisme seperti Treponema pallidum,
7. Penyakit kronik
persalinan prematur. Pada saat ini, hanya malnutrisi yang paling besar
8. Trauma
paling banyak adalah jatuh sendiri dan kesengajaan. Keadaan ini akan
menyebabkan abrupsio plasenta, pendarahan fetomaternal, rupture uteri,
D. Faktor Risiko
Faktor risiko abortus yaitu:
Risiko berkisar 13,3% pada usia 12-19 tahun; 11,1% pada usia 20-24 tahun;
11,9% pada usia 25-29 tahun; 15% pada usia 30-34 tahun; 24,6% pada usia
35-39%; 51%.usia 40-44 tahun; 93,4% pada usia 45 tahun ke atas. Baru-
baru ini peningkatan usia ayah dianggap sebagai suatu faktor risiko
bahwa risiko abortus tertinggi ditemukan pada pasangan dimana usia wanita
riwayat 1 kali berisiko 19%, 2 kali berisiko 24%, 3 kali berisiko 30%, dan 4
a. Merokok
b. Konsumsi alkohol
Tingkat aborsi spontan dua kali lebih tinggi pada wanita yang
minum alkohol 2x/minggu dan tiga kali lebih tinggi pada wanita yang
c. Kafein
d. Radiasi
E. Patogenesis
Proses abortus inkomplit dapat berlangsung secara spontan maupun
hasil konsepsi terlepas dari dinding uterus. Hasil konsepsi yang terlepas
menjadi benda asing terhadap uterus sehingga akan dikeluarkan langsung atau
bertahan beberapa waktu. Pada kehamilan kurang dari 8 minggu hasil konsepsi
adalah janin, disusul kemudian oleh plasenta yang telah lengkap terbentuk.
F. Gambaran Klinis
Gejala umum yang merupakan keluhan utama berupa perdarahan
pervaginam derajat sedang sampai berat disertai dengan kram pada perut
bersama-sama plasenta pada abortus yang terjadi sebelum minggu ke-10, tetapi
terpisah. Bila plasenta, seluruhnya atau sebagian tetap tertinggal dalam uterus,
maka pendarahan cepat atau lambat akan terjadi dan memberikan gejala utama
abortus inkomplet.
Sedangkan pada abortus dalam usia kehamilan yang lebih lanjut, sering
terjadi.
G. Diagnosis
Diagnosis abortus inkomplit ditegakkan berdasarkan gambaran klinis
uteri pada abortus inkomplit dapat sesuai dengan umur kehamilan atau lebih
jaringan.
Tidak ada nyeri tekan ataupun tanda cairan bebas seperti yang terlihat
palpasi untuk menentukan besar dan bentuk uterus perlu dilakukan sebelum
H. Penatalaksanaan
Terlebih dahulu dilakukan penilaian mengenai keadaan pasien dan
pembedahan dapat dilakukan dengan pengosongan isi uterus baik dengan cara
intraamnion seperti larutan salin 20% atau urea 30%, prostaglandin E2, F2a
tersebut diatas.
kuretase sering tidak diperlukan. Pada banyak kasus, jaringan plasenta yang
tertinggal terletak secara longgar dalam kanalis servikalis dan dapat diangkat
dari ostium eksterna yang sudah terbuka dengan memakai forsep ovum atau
forsep cincin. Bila plasenta seluruhnya atau sebagian tetap tertinggal di dalam
1. Evakuasi
Dapat dilakukan secara digital atau cunam ovum untuk mengeluarkan hasil
kuret tajam sebaiknya dilakukan jika aspirasi vakum manual tidak tersedia.
intramuskular (diulangi setelah 15 menit jika perlu) atau misoprostol 400 mcg
1. PENGUMPULAN DATA
A. IDENTITAS/ BIODATA
Nama Ibu : Ika Oktaviani
Umur : 24 tahun
Suku/ Kebangsaan : Minang / Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : IRT
Alamat Rumah : Langgam, Kinali
..........................Telp...............
Alamat Kantor : ................................................
..........................Telp...............
Nama Suami : Ali Ibrahim
Umur : 26 tahun
Suku/ Kebangsaan : Minang / Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Berdagang
Alamat : Langgam, Kinali
B. DATA SUBJEKTIF
Pasien masuk pada tanggal : 21 Januari 2024
Pukul : 05.04 Wib
1. Alasan kunjungan ini : Ingin memeriksa kehamilan
2. Keluhan utama
3. Riwayat menstruasi : Keluar darah dari jalan lahir, sejak pukul
23.00 wib dan keluar darah seperti gumpalan
gumpalan pada pukul 03.00 wib
a. Haid pertama : 13 Tahun
b. Siklus : 28 hari
c. Banyaknya : 2 kali ganti pembalut
d. Lama : 5-7 hari
e. Sifat darah : Normal
f. Teratur/ tidak : Teratur
g. Dismenorhoe : Tidak
5. Pola makan
Makan sehari-hari :
- Pagi : Bubur dan susu
- Siang : Nasi dan lauk dan sayur
- Malam : Nasi, lauk dan buah
8. Aktivitas sehari-hari
a. Pekerjaan : Tidak ada keluhan
b. Seksualitas : Tidak ada keluhan
10. Imunisasi
a. TT 1 : Ada
b. TT 2 : Ada
c. TT 3 : Ada
d. TT 4 : Ada
e. TT 5 : Ada
sebagian dari hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri melalui kanalis
kontrol atau evaluasi terhadap tindakan (febris, nyeri) yang telah diberikan dan
yang tidak kalah pentingnya adalah mencari penyebab abortus (untuk persiapan
kehamilan berikutnya).
B. Saran
1. Bagi ibu
seimbang
instruksi dokter
2. Bagi bidan
resiko untuk komplikasi yang dapat mengancam jiwa ibu dan janin, oleh
karena itu bidan diharapkan mampu mendeteksi secara dini adanya tanda
petugas lain (doker, perawat, dan sesama bidan) untuk meningkatkan mutu
3. Bagi institusi
dalam membina tenaga bidan guna menciptakan sumber daya manusia yang
lebih profesional.