Anda di halaman 1dari 17

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)
Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Negeri 6 Yogyakarta
Mata Pelajaran : Sejarah Wajib
Kelas / Semester : XII/ I
Materi Pokok : Upaya Bangsa Indonesia Dalam Menghadapi Ancaman Disintegrasi
Bangsa

Sub Materi Pokok :Pemberontakan PKI Madiun dan DI TII


Alokasi Waktu : 2 x 45 (90 Menit)
A. Tujuan Pembelajaran :
Setelah mengikuti proses pembelajaranpeserta didik dapat:
1. Menjelaskan peristiwa pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) Madiun dan
Darul Islam (DI) Tentara Islam Indonesia (TII)
2. Menganalisis minimal 2 Upaya Bangsa Indonesia Dalam MenghadapiPemberontakan
Partai Komunis Indonesia (PKI) Madiun dan Darul Islam (DI) Tentara Islam Indonesia
(TII)
3. Mengevaluasi pengaruhperistiwa pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI)
Madiun dan Darul Islam (DI) Tentara Islam Indonesia (TII) dalam bidang politik dan
hukum.
4. Menyajikan Upaya Bangsa Indonesia Dalam MenghadapiPemberontakan Partai
Komunis Indonesia (PKI) Madiun dan Darul Islam (DI) Tentara Islam Indonesia (TII)
dalam bentuk cerita sejarah (artikel)
5. Membuat peta daerah pemberontakan Pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI)
Madiun dan Darul Islam (DI) Tentara Islam Indonesia (TII)dalam bentuk kertas karton.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator
3.1 Menganalisis upaya bangsa 3.1.1 Menjelaskan peristiwa pemberontakan
Indonesia dalam Partai Komunis Indonesia (PKI) Madiun
menghadapi ancaman dan Darul Islam (DI) Tentara Islam
disintegrasi bangsa antara Indonesia (TII)
lain: PKI Madiun 1948, 3.1.2 Menganalisis Upaya Bangsa Indonesia
DI/TII, APRA, Andi Aziz, Dalam MenghadapiPemberontakan Partai
RMS, PRRI, Permesta, G- Komunis Indonesia (PKI) Madiun dan Darul
30-S/PKI Islam (DI) Tentara Islam Indonesia (TII)
3.1.3 Mengevaluasi pengaruh peristiwa
pemberontakan Partai Komunis Indonesia
(PKI) Madiun dan Darul Islam (DI) Tentara
Islam Indonesia (TII)

4.1 Merekonstruksi upaya 4.1.1 Menyajikan Upaya Bangsa Indonesia Dalam


bangsa Indonesia dalam MenghadapiPemberontakan Partai Komunis
menghadapi ancaman Indonesia (PKI) Madiun dan Darul Islam
disintegrasi bangsa antara (DI) Tentara Islam Indonesia (TII)dalam
lain: PKI Madiun 1948, bentuk cerita sejarah (artikel)
DI/TII, APRA, Andi Aziz, 4.1.2 Membuat peta daerah pemberontakan
RMS, PRRI, Permesta, G- Pemberontakan Partai Komunis Indonesia
30-S/PKI dan (PKI) Madiun dan Darul Islam (DI) Tentara
menyajikannya dalam Islam Indonesia (TII)dalam bentuk kertas
bentuk cerita sejarah karton.

1
C. Materi Pembelajaran:
 Peristiwa pemberontakan PKI Madiun dan DI TII
 Upaya Bangsa Indonesia Dalam MenghadapiPemberontakan PKI Madiun dan DI
TII

Fakta Konsep
- Pemberontakan PKI Madiun - Pemberontakan
Dan DI TII - Disintegrasi bangsa
Prinsip Prosedur
- Dasar Negara - Sebab-akibat
- Persatuan - Perubahan dan keberlanjutan

D. Metode Pembelajaran:
1. Metode Pembelajaran : Diskusi, Presentasi, kuis dan penugasan
2. Model Pembelajaran : Students Team Achievment Divisions (STAD)
3. Pendekatan : Saintifik

E. Media dan Alat Pembelajaran


1. Power point
2. Gambar-gambar yang relevan
3. Video tentang Upaya Mengatasi
Pemberontakan DI TII
(Kompas TV)
4. Laptop
5. LCD projector

2
F. Sumber Belajar
 Sumber Buku
1. Sejarah Indonesia. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Sejarah
Indonesia : buku guru/Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.-- Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan , 2013. viii, 168 hlm. : ilus. ; 25 cm.
2. Harry A. Poeze. 2012. Madiun 1948: PKI Bergerak.Yayasan Obor Indonesia.
 Sumber internet
3. https://id.wikipedia.org/wiki/Pemberontakan_DI/TII_di_Aceh
4. https://id.wikipedia.org/wiki/Pemberontakan_PKI_1948

G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Abstraksi
Kegiatan Deskripsi
Waktu
Penda  Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik 10 menit
huluan untuk mengikuti proses pembelajaran.
 Guru mengabsensi peserta didik.
 Menyiapkan sarana pembelajaran. Guru
menyampaikan topik tentang “Upaya Bangsa
Indonesia Dalam MenghadapiPemberontakan
Partai Komunis Indonesia (PKI) Madiun dan
Darul Islam (DI) Tentara Islam Indonesia (TII)”.
 Untuk memberikan stimulus, guru memberikan
pertanyaan “Apa pengertian Disintegrasi
bangsa?”.
 Menyampaikan topik dan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai.
 Menyampaikan arti penting mempelajari tentang
“Upaya Bangsa Indonesia Dalam
MenghadapiPemberontakan Partai Komunis
Indonesia (PKI) Madiun dan Darul Islam (DI)
Tentara Islam Indonesia (TII”.
 Guru membagi siswa menjadi lima kelompok:
- Kelompok I, Pemberontakan PKI Madiun
- Kelompok II, Pemberontakan DI TII di
Jawa Barat
- Kelompok III, Pemberontakan DI TII Jawa
Tengah
- Kelompok IV, Pemberontakan DI TII
Aceh
- Kelompok V, Pemberontakan DI TII
Sulawesi Selatan
Kegiat 1. Mengamati 65 menit
an Inti - Guru menayangkan video tentang materi

3
yang akan dipelajari
- Peserta didik memperhatikan(mengamati)
video tersebut
2. Menanya
- Guru bertanya kepada peserta didik apa yang
didapat dari video yang sudah ditayangkan
- Peserta didik diberikan waktu untuk
bertanya tentang video yang sudah
ditayangkan oleh guru
3. Menalar
- Guru menyajikan materi pembelajaran
secara singkat
- Peserta didik diminta untuk berfikir tentang
permasalahan yang disampaikan guru
- Guru memberi kesempatan kepada peserta
didik untuk menanyakan hal –hal yang
berkaitan dengan video yang telah di
tayangkan (menalar)
4. Mengumpulkan informasi
- Peserta didik diminta mengutarakan hasil
pemikiran masing-masing dengan membaca
sumber-sumber dari buku sumber dan
internet (mencoba/experimenting)
5.Mengasosiasi
- Guru memberikan tes/soal kepada seluruh
peserta didik
- Setiap peserta didik mengerjakan soal-soal
secara individual
- Peserta didik mendiskusikan jawaban
mereka kepada masing-masing kelompoknya
- Guru memberikan kuis
- Guru memberikan skor kepada kelompok
peserta didik yang bias menjawab kuis
tersebut
6.Mengkomunikasikan
- Kelompok yang sudah mengerti dapat
menjelaskan (mempresentasikan) pada
anggota lainnya sampai semua anggota
dalam kelompok itu mengerti
- Guru memberikan skor total yang
didapatkan masing-masing kelompok
- Guru memberi kesimpulan

Penutu  Evaluasi (Soal terlampir) 15 menit


p  Refleksi

4
- Sebagai refleksi, guru mengajak siswa
untuk menggali nilai-nilai apa yang
diperoleh setelah belajar tentang topik
“Upaya Bangsa Indonesia Dalam
MenghadapiPemberontakan Partai Komunis
Indonesia (PKI) Madiun dan Darul Islam
(DI) Tentara Islam Indonesia (TII”.
 Tugas di rumah
- Tokoh yang berperan dalam
menumpasPemberontakan Partai Komunis
Indonesia (PKI) Madiun dan Darul Islam
(DI) Tentara Islam Indonesia (TII) dalam
bentuk cerita sejarah (artikel).
- Membuat peta daerah pemberontakan
Pemberontakan Partai Komunis Indonesia
(PKI) Madiun dan Darul Islam (DI) Tentara
Islam Indonesia (TII) dalam bentuk kertas
karton.

 Menginformasikan materi pertemuan yang akan


datang: “Pemberontakan APRA-Andi Azis”
 Kegiatan diakhiri dengan salam.

5
H. Penilaian Hasil Belajar
a. Jenis dan Teknik Penilaian:
1) Jenis penilaian aspek Sikap dengan Teknik Pengamatan/observasi.
2) Jenis penilaian aspek pengetahuan dengan Teknik Tes tertulis.
3) Jenis penilaian keterampilan dengan teknik Pengamatan dan portofolio
b. Bentuk Instrumen
1) Penilaian Sikap
a) Bentuk : Pengamatan sikap (tercatat dalam Jurnal Penilaian sikap)
b) Instrumen : skala sikap (ceklist)
2) Penilaian Pengetahuan
a) Bentuk : Uraian
b) Instrumen :Soal Uraian
3) Penilaian Ketrampilan
a) Bentuk : Lembar Pengamatan Diskusi dan Presentasi
b) Instrumen : Skala Nilai Observasi
c) Karya ilmiah : Kumpulan tugas siswa

Yogyakarta, April 2017

Mengetahui,
Guru Pembimbing Guru PPL PPG

Drs. Supriyadi Anju Nofarof H, S.Pd


NIP. 19590515 199403 1 002

6
Lampiran 1
Materi Ajar

A. PKI Madiun 1948


Pemberontakan PKI 1948 atau yang juga disebut Peristiwa Madiun adalah pemberontakan
komunis yang terjadi pada tanggal 18 September 1948 di kotaMadiun. Pemberontakan ini
dilakukan oleh anggota Partai Komunis Indonesia (PKI) dan partai-partai kiri lainnya yang
tergabung dalam organisasi bernama "Front Demokrasi Rakyat" (FDR).

Latar Belakang

Pemberontakan ini diawali dengan jatuhnya kabinet RI yang pada waktu itu dipimpin oleh Amir
Sjarifuddin karena kabinetnya tidak mendapat dukungan lagi sejak disepakatinya Perjanjian
Renville. Lalu dibentuklah kabinet baru dengan Mohammad Hatta sebagai perdana menteri,
namun Amir beserta kelompok-kelompok sayap kiri lainnya tidak setuju dengan pergantian
kabinet tersebut.
Dalam sidang Politbiro PKI pada tanggal 13-14 Agustus 1948, Musso, seorang tokoh komunis
Indonesia yang lama tinggal di Unisovyet (sekarang Russia) ini menjelasan tentang “pekerjaan
dan kesalahan partai dalam dasar organisasi dan politik” dan menawarkan gagasan yang
disebutnya “Jalan Baru untuk Republik Indonesia”. Musso menghendaki satu partai kelas buruh
dengan memakai nama yang bersejarah, yakni PKI. Untuk itu harus dilakukan fusi tiga partai
yang beraliran Marxsisme-Leninisme: PKI ilegal, Partai Buruh Indonesia (PBI), dan Partai
Sosialis Indonesia (PSI). PKI hasil fusi ini akan memimpin revolusi proletariat untuk mendirikan
sebuah pemerintahan yang disebut "Komite Front Nasional".
Selanjutnya, Musso menggelar rapat raksasa di Yogya.Di sini dia melontarkan pentingnya
kabinet presidensial diganti jadi kabinet front persatuan.Musso juga menyerukan kerjasama
internasional, terutama dengan Uni Soviet, untuk mematahkan blokade Belanda. Untuk
menyebarkan gagasannya, Musso beserta Amir dan kelompok-kelompok kiri lainnya berencana
untuk menguasai daerah-daerah yang dianggap strategis di Jawa Tengah dan Jawa Timur, yaitu
Solo, Madiun, Kediri, Jombang, Bojonegoro, Cepu, Purwodadi, dan Wonosobo. Penguasaan itu
dilakukan dengan agitasi, demonstrasi, dan aksi-aksi pengacauan lainnya.
Rencana itu diawali dengan penculikan dan pembunuhan tokoh-tokoh yang dianggap musuh di
kotaSurakarta, serta mengadudomba kesatuan-kesatuan TNI setempat, termasuk kesatuan
Siliwangi yang ada di sana.
Mengetahui hal itu, pemerintah langsung memerintahkan kesatuan-kesatuan TNI yang tidak
terlibat adudomba untuk memulihkan keamanan di Surakarta dan sekitarnya.Operasi ini
dipimpin oleh kolonel Gatot Subroto.
Sementara perhatian semua pihak pro-pemerintah terkonsentrasi pada pemulihan Surakarta, pada
18 September 1948, PKI/FDR menuju ke arah timur dan menguasai Kota Madiun, Jawa Timur,
dan pada hari itu juga diproklamasikan berdirinya "Republik Soviet Indonesia". Hari berikutnya,
PKI/FDR mengumumkan pembentukan pemerintahan baru. Selain di Madiun, PKI juga
mengumumkan hal yang sama pula di Pati, Jawa Tengah. Pemberontakan ini menewaskan
Gubernur Jawa Timur RM Suryo, dokter pro-kemerdekaan Moewardi, serta beberapa petugas
polisi dan tokoh agama.
Akhir Pemberontakan

7
Untuk memulihkan keamanan secara menyeluruh di Madiun, pemerintah bertindak
cepat.Provinsi Jawa Timur dijadikan daerah istimewa, selanjutnya Kolonel Sungkono diangkat
sebagai gubernur militer.Operasi penumpasan dimulai pada tanggal 20 September 1948 dipimpin
oleh Kolonel A. H. Nasution.
Sementara sebagian besar pasukan TNI di Jawa Timur berkonsentrasi menghadapi Belanda,
namun dengan menggunakan 2 brigade dari cadangan Divisi 3 Siliwangi serta kesatuan-kesatuan
lainnya yang mendukung Republik, semua kekuatan pembetontak akhirnya dapat dimusnahkan.
Salah satu operasi penumpasan ini adalah pengejaran Musso yang melarikan diri ke Sumoroto,
sebelah barat Ponorogo.Dalam peristiwa itu, Musso berhasil ditembak mati.Sedangkan Amir
Sjarifuddin dan tokoh-tokoh kiri lainnya berhasil ditangkap dan dijatuhi hukuman mati. Amir
sendiri tertangkap di daerah Grobogan, Jawa Tengah. Sedangkan sisa-sisa pemberontak yang
tidak tertangkap melarikan diri ke arah Kediri, Jawa Timur.
B. Pemberontakan Darul Islam Tentara Islam Indonesia (DI TII)
Negara Islam Indonesia (disingkat NII; juga dikenal dengan namaDarul Islam atau DI) yang
artinya adalah "Rumah Islam" adalah kelompok Islam di Indonesia yang bertujuan untuk
pembentukan negara Islam di Indonesia. Ini dimulai pada 7 Agustus 1942 oleh sekelompok
milisi Muslim, dikoordinasikan oleh seorang politisi Muslim radikal, Sekarmadji Maridjan
Kartosoewirjo di Desa Cisampah, Kecamatan Ciawiligar, Kawedanan Cisayong, Tasikmalaya,
Jawa Barat. Kelompok ini mengakui syariat islam sebagai sumber hukum yang valid. Gerakan
ini telah menghasilkan pecahan maupun cabang yang terbentang dari Jemaah Islamiyah ke
kelompok agama non-kekerasan.
Gerakan ini bertujuan menjadikan Republik Indonesia yang saat itu baru saja diproklamasikan
kemerdekaannya dan ada pada masa perang dengan tentara Kerajaan Belanda sebagai negara
teokrasi dengan agama Islam sebagai dasar negara. Dalam proklamasinya bahwa "Hukum yang
berlaku dalam Negara Islam Indonesia adalah Hukum Islam", lebih jelas lagi dalam undang-
undangnya dinyatakan bahwa "Negara berdasarkan Islam" dan "Hukum yang tertinggi adalah Al
Quran dan Sunnah".Proklamasi Negara Islam Indonesia dengan tegas menyatakan kewajiban
negara untuk membuat undang-undang yang berlandaskan syariat Islam, dan penolakan yang
keras terhadap ideologi selain Alqur'an dan Hadits Shahih, yang mereka sebut dengan "hukum
kafir".

1. Gerakan DI/TII Daud Beureueh

Pemberontakan DI/TII di Aceh dimulai dengan "Proklamasi" Daud Beureueh bahwa Aceh
merupakan bagian "Negara Islam Indonesia" di bawah pimpinan Imam Kartosuwirjo pada
tanggal 20 September1953.

2. Gerakan DI/TII Ibnu Hadjar

Pada bulan Oktober 1950 DI/ TII juga tercatat melakukan pemberontakan di Kalimantan Selatan
yang dipimpin oleh Ibnu Hadjar.Para pemberontak melakukan pengacauan dengan menyerang
pos-pos kesatuan ABRI (TNI-POLRI). Dalam menghadapi gerombolan DI/TII tersebut
pemerintah pada mulanya melakukan pendekatan damai kepada Ibnu Hadjar dengan diberi
kesempatan untuk menyerah, dan akan diterima menjadi anggota ABRI. Ibnu Hadjar sempat
berpura-pura menyerah, akan tetapi setelah menyerah dia kembali melarikan diri dan melakukan
pemberontakan lagi sehingga pemerintah akhirnya terpaksa menugaskan pasukan ABRI (TNI-

8
POLRI) untuk menangkap Ibnu Hadjar. Pada akhir tahun 1959 Ibnu Hadjar beserta seluruh
anggota gerombolannya tertangkap dan dihukum mati.

3. Gerakan DI/TII Amir Fatah

Amir Fatah merupakan tokoh yang membidani lahirnya DI/TII Jawa Tengah. Semula ia bersikap
setia pada RI, namun kemudian sikapnya berubah dengan mendukung Gerakan DI/TII.
Perubahan sikap tersebut disebabkan oleh beberapa alasan.Pertama, terdapat persamaan ideologi
antara Amir Fatah dengan S.M. Kartosuwirjo, yaitu keduanya menjadi pendukung setia ideologi
Islam radikal. Kedua, Amir Fatah dan para pendukungnya menganggap bahwa aparatur
Pemerintah RI dan TNI yang bertugas di daerah Tegal-Brebes telah terpengaruh oleh "orang-
orang Kiri", dan mengganggu perjuangan umat Islam. Ketiga, adanya pengaruh "orang-orang
Kiri" tersebut, Pemerintah RI dan TNI dianggap tidak menghargai perjuangan Amir Fatah dan
para pendukungnya selama itu di daerah Tegal-Brebes.Bahkan kekuasaan yang telah dibinanya
sebelum Agresi Militer II, harus diserahkan kepda TNI di bawah Wongsoatmojo.Keempat,
adanya perintah penangkapan dirinya oleh Mayor Wongsoatmojo. Hingga kini Amir Fatah
dinilai sebagai pembelot baik oleh negara RI maupun umat muslim Indonesia.

4. Gerakan DI/TII Qahar Muzakkar

Pemerintah berencana membubarkan Kesatuan Gerilya Sulawesi Selatan (KGSS) dan


anggotanya disalurkan ke masyarakat.Tenyata Kahar Muzakkar menuntut agar Kesatuan Gerilya
Sulawesi Selatan dan kesatuan gerilya lainnya dimasukkan dalam satu brigade yang disebut
Brigade Hasanuddin di bawah pimpinanya. Tuntutan itu ditolak karena banyak di antara mereka
yang tidak memenuhi syarat untuk dinas militer. Pemerintah mengambil kebijaksanaan
menyalurkan bekas gerilyawan itu ke Corps Tjadangan Nasional (CTN).Pada saat dilantik
sebagai Pejabat Wakil Panglima Tentara dan Tetorium VII, Kahar Muzakkar beserta para
pengikutnya melarikan diri ke hutan dengan membawa persenjataan lengkap dan mengadakan
pengacauan. Kahar Muzakkar mengubah nama pasukannya menjadi Tentara Islam Indonesia dan
menyatakan sebagai bagian dari DI/TII Kartosuwiryo pada tanggal 7 Agustus1953. Tanggal 3
Februari1965, Kahar Muzakkar tertembak mati oleh pasukan ABRI (TNI-POLRI) dalam sebuah
baku tembak.

Upaya Penumpasan

1. Penumpasan DI/TII Jawa Barat. Pada awal pemerintah RI berupaya menyelesaikan


pemberontakan dengan cara damai dengan membentuk komite yang dipimpin oleh Moh.
Natsir, namun gagal. Maka ditempuh operasi militer yang dinamakan Operasi
Bharatayudha. Kartosuwiryo akhirnya tertangkap di Gunung Salak Majalaya pada
tanggal 4 Juni 1962 melalui operasi Bharatayudha dengan taktik Pagar Betis yang
dilakukan oleh TNI dengan rakyat. Pagar Betis merupakan pelibatan masyarakat dalam
mempersempit gerakan DI/TII. Pemberontakan ini pada awalnya sulit untuk dipadamkan
dikarenakan beberapa faktor yaitu: adanya semangat jihad, wilayah yang mendukung
untuk bergerilya, fokus tentara Indonesia terpecah untuk menghadapi Belanda, sebagian
rakyat bersimpati terhadap perjuangan Kartosuwiryo. Namun pada akhirnya
Kartosuwiryo ditangkap dan kemudian dijatuhi hukuman mati.

9
2. Penumpasan DI/TII Jawa Tengah. DI/TII Jawa Tengah yang dipimpin oleh Amir Fatah
tidak terlalu lama. Kurangnya dukungan dari penduduk membuat perlawanannya cepat
berakhir.Penyelesaian pemberontakan DI/TII di Jawa Tengah dilakukan dengan
membentuk pasukan khusus yang diberi namaBanteng Raiders. Operasi penumpasannya
diberi namaOperasi Gerakan Benteng Negara di bawah pimpinan Letkol Sarbini,
kemudian dipimpin oleh Letkol M. Bachrun dan selanjutnya dipimpin oleh Letkol
Ahmad Yani.
3. Penumpasan DI/TII Sulsel. Untuk mengataasi pemberontakan Kahar Muzakar,
pemerintah melancarkan operasi militer dengan mengirimkan pasukan dari Devisi
Siliwangi. Pemberontakan Kahar Muzakar cukup sulit untuk ditumpas, mengingat
pasukan Kahar Muzakar sangat mengenal medan pertempuran. Akhirnya pada bulan
februari 1965 Kahar Muzakar tewas dalam sebuah pertempuran. Pembrontakan benar-
benar dapat ditumpas pada Juli 1965.
4. Penumpusan DI/TII Aceh. Pemerintah pusat berusaha untuk mengatasi pemberontakan
Daud Beureuh dengan memberikan status daerah istimewa bagi Aceh dengan hak-hak
otonomi yang luas. Atas inisiatif Kolonel yasin, diadakan Musyawarah Kerukunan
Rakyat Aceh yang berlangsung pada tanggal 17-21 Desember 1962. Akhirnya
pemberontakan DI/TII di Aceh dapat diselesaikan dengan damai.

Lampiran 2
Penilaian Pengetahuan:
Kisi-kisi Soal
Mata Pelajaran : Sejarah Wajib
Kelas/ Semester : XII/I
Bentuk Soal : Uraian
Jumlah Soal : 5 butir

Instrumen Penilian : Tes Tertulis (Essai)


Tujuan No Soal Sk
Soal or
Pembelajaran
Menjelaskanperistiwa Jelaskanlahperistiwa 10
pemberontakan Partai pemberontakan Partai Komunis
Komunis Indonesia Indonesia (PKI) Madiun!
(PKI) Madiun dan 10
Darul Islam (DI) Jelaskanlahperistiwa
Tentara Islam pemberontakan Darul Islam (DI)
Indonesia (TII) Tentara Islam Indonesia (TII) !

Menganalisisminimal Untuk mengatasi pemberontakan Partai 25

10
2 Upaya Bangsa Komunis Indonesia (PKI).
Indonesia Dalam Analisislahminimal 2 Upaya Bangsa
MenghadapiPembero Indonesia Dalam
ntakan Partai MenghadapiPemberontakan Partai
Komunis Indonesia Komunis Indonesia (PKI) Madiun!
(PKI) Madiun dan 25
Darul Islam (DI) Untuk mengatasi pemberontakan
Tentara Islam Darul Islam (DI) Tentara Islam
Indonesia (TII) Indonesia (TII).
Analisislahminimal 2 Upaya
Bangsa Indonesia Dalam
MenghadapiPemberontakan
Darul Islam (DI) Tentara Islam
Indonesia (TII)
Mengevaluasipengaru Bagaimana pendapat kalian tentang 30
hperistiwa pemberontakan yang dilakukan oleh
pemberontakan Partai sekelompok orang atau daerah terhadap
Komunis Indonesia Indonesia dengan tujuan memisahkan
(PKI) Madiun dan dan mendirikan negara baru?
Darul Islam (DI)
Tentara Islam
Indonesia (TII)

Kunci Jawaban

1. Jelaskanlah peristiwa pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) !

Pemberontakan PKI 1948 atau yang juga disebut Peristiwa Madiun adalah
pemberontakan komunis yang terjadi pada tanggal 18 September 1948 di kotaMadiun.
Pemberontakan ini dilakukan oleh anggota Partai Komunis Indonesia (PKI) dan partai-
partai kiri lainnya yang tergabung dalam organisasi bernama "Front Demokrasi Rakyat"
(FDR).

2. Jelaskanlah peristiwa pemberontakan Darul Islam (DI) Tentara Islam Indonesia (TII) !

Negara Islam Indonesia (disingkat NII; juga dikenal dengan namaDarul Islam atau
DI) yang artinya adalah "Rumah Islam" adalah kelompok Islam di Indonesia yang
bertujuan untuk pembentukan negara Islam di Indonesia. Ini dimulai pada 7 Agustus
1942 oleh sekelompok milisi Muslim, dikoordinasikan oleh seorang politisi Muslim

11
radikal, Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo di Desa Cisampah, Kecamatan Ciawiligar,
Kawedanan Cisayong, Tasikmalaya, Jawa Barat. Gerakan ini bertujuan menjadikan
Republik Indonesia yang saat itu baru saja diproklamasikan kemerdekaannya dan ada
pada masa perang dengan tentara Kerajaan Belanda sebagai negara teokrasi dengan
agama Islam sebagai dasar negara.

3. Untuk mengatasi pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI). Analisislah minimal 2


Upaya Bangsa Indonesia Dalam MenghadapiPemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI)
!

a. Presiden kemudian menugaskan Kolonel A.H Nasution untuk menyusun rencana operasi
berdasarkan Instruksi tersebut. Presiden/ Panglima tertinggi Angkatan Perang
menginstruksikan untuk merebut kembali Madiun dan membasmi para pemberontak lewat
pidato yang disiarkan radio pada pukul 22.00 pada tanggal 19 September 1948. Setelah
pidato itu di Markas Besar Tentara (MBT) berlangsung melakukan rapat yang dipimpin oleh
Panglima Besar Jenderal Soedirman dengan para Perwira Staf MBT guna menggariskan
petunjuk operasi penumpasan pemberontakan PKI di Madiun kepada kesatuan-kesatuan TNI.
Dengan dilancarkannya operasi tersebut diharapkan Madiun dan kota-kota sekitarnya dapat
dikuasai kembali. Operasi penumpasan dipimpin langsung oleh Gubernur Militer/ Panglima
Divisi II Kolonel Gatot Subroto.
b. Menghukum mati para pelaku pemberontakan. Hukuman mati itu dilaksanakan di Desa
Ngalihan Kelurahan Lalung Kabupaten Karanganyar, Surakarta. Mereka yang dijatuhi
hukuman mati didepan regu tembak adalah :
i. Amir Sjarifuddin, Pimpinan Pemberontakan dan Pimpinan
FDR
ii. Suripno, Sekertaris Pertahanan Politbiro CCPKI, Pemimpin
FDR
iii. Maruto Darusman, Sekretariat Jendral Politbiro
iv. Sardjono, Agitasi Propaganda CCPKI
v. Djokosujono, Gubernur Militer Madiun Kepala Biro
Perjuangan eks Mayor Jendral TNI
vi. Oei Gee Hwat, Ketua Bagian Penerangan SOBSI
vii. Katamhadi, mantan Mayor Jendral TLRI (Tentara Laut
Republik Indonesia)
viii. Harjono, Ketua Umum SOBSI
ix. Ronomarsono, Pimpinan Pesindo
x. S. Karna, Residen PKI dan Tokoh PKI Semarang
xi. D. Mangku, Aktivis PKI Solo

4. Untuk mengatasi pemberontakan Darul Islam (DI) Tentara Islam Indonesia (TII). Analisislah
minimal 2 Upaya Bangsa Indonesia Dalam MenghadapiPemberontakan Darul Islam (DI)
Tentara Islam Indonesia (TII) !
a. Dengan operasi militer dan menerapkan strategi khusus, seperti melalui
operasi Bharatayudha dengan taktik Pagar Betis yang dilakukan oleh
TNI dengan rakyat di DI TII Jawa Barat. DI TII Jawa Tengah pasukan

12
khusus yang diberi namaBanteng Raiders. Operasi penumpasannya
diberi namaOperasi Gerakan Benteng Negara. DI TII Sulsel
mengirimkan pasukan dari Devisi Siliwangi.
b. Dengan dialog/diplomasi hal ini diterapkan pada DI TII Aceh
Pemerintah pusat berusaha untuk mengatasi pemberontakan Daud
Beureuh dengan memberikan status daerah istimewa bagi Aceh dengan
hak-hak otonomi yang luas. Atas inisiatif Kolonel yasin, diadakan
Musyawarah Kerukunan Rakyat Aceh yang berlangsung pada tanggal
17-21 Desember 1962. Akhirnya pemberontakan DI/TII di Aceh dapat
diselesaikan dengan damai.

5. Bagaimana pendapat kalian tentang pemberontakan yang dilakukan oleh sekelompok orang
atau daerah terhadap Indonesia dengan tujuan memisahkan dan mendirikan negara baru?

Tidak dibenarkan baik secara moral dan hukum untuk melakukan pemberontakan kepada
negara dan pemerintahan yang sah.Jelas bahwa dalam pembukaan UUD 1945 negara
Indonesia adalah negara kesatuan yang melingkupi dari Sabang sampai Merauke dari
Miangas ke Rote.Tidak puas kepada pemerintahan tidak masalah hal ini diatur dalam
demokrasi yang kita anut tetapi jika tujuan adalah gerakan separatisme seperti Gerakan Aceh
Merdeka (GAM), Organisasi Papua Merdeka (OPM) dan lainnya tidak dibenarkan dan
melawan konstitusi Indonesia.

Lampiran 3
Penilaian Keterampilan

A. Instrumen Penilaian Keterampilan :


Buatlahpeta daerah pemberontakan Pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) Madiun
dan Darul Islam (DI) Tentara Islam Indonesia (TII)dalam bentuk kertas karton.

Kategori
Soal
1 2 3 4
Buatlah peta daerah Terdapat > 2 Terdapat 2 Ada 1 Tepat dalam
pemberontakan kesalahan kesalahan kesahalan pembuatan
Pemberontakan Partai dalam dalam dalam peta peta
Komunis Indonesia pembuatan pembuatan pembuatan daerah
(PKI) Madiun dan peta daerah peta daerah peta peta pemberontaka
Darul Islam (DI) pemberontak pemberontaka daerah n

13
Tentara Islam Indonesia an n pemberontaka Pemberontaka
(TII)dalam bentuk Pemberontak Pemberontaka n n (PKI)
portofolio an (PKI) n (PKI) Pemberontaka Madiun dan
Madiun dan Madiun dan n (PKI) DI TII dalam
DI TII dalam DI TII dalam Madiun dan bentuk
bentuk kertas bentuk kertas DI TII dalam kertaskarton
karton karton bentuk kertas
karton

Keterangan:
 Skor 4,3,2,1 sesuaikategori yang ditentukan. (lihatpada instrument penilaian)
 Nilaiditentukandari rata-rata setiapkomponenpenilaian
 Catatanperbaikandiisidengan komponen2 yang kurangpadasetiaptugas

Lampiran 4
PERHITUNGAN PENGHARGAAN KELOMPOK
Skor Kemajuan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division
(STAD)

Tingkat penghargaan kelompok Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student


Teams Achievement Division (STAD)
Rata2 skor kualifikasi

0<x≤5 Average team

6 ≤ x ≤ 15 Good team

16 ≤ x ≤ 20 Great team

14
21 ≤ x ≤ 30 Super team

Lampiran 5
Penilaian Keterampilan:
B. Instrumen Portofolio
Buatlah artikel tentang Upaya Bangsa Indonesia Dalam MenghadapiPemberontakan
Partai Komunis Indonesia (PKI) Madiun dan Darul Islam (DI) Tentara Islam Indonesia
(TII) dalam bentuk cerita sejarah (artikel).

Mata Pelajaran : Sejarah Tahun Pelajaran : 2016/2017


Kelas / Semester : XII / 1 Waktu Pengamatan :

Relevansi Kelengkapan Kebahasaan Jumlah


Isi
Skor
NO Nama Peserta Didik
1–4 1–4 1–4 1–4
1 3 4 3 4 14
2
3
4
Nilai = Jumlah skor dibagi 4
Keterangan :

15
a. Kegiatan mengamati dalam hal ini dipahami sebagai cara peserta didik mengumpulkan
informasi faktual dengan memanfaatkan indera penglihat, pembau, pendengar, pengecap dan
peraba. Maka secara keseluruhan yang dinilai adalah HASIL pengamatan (berupa informasi)
bukan CARA mengamati.
b. Relevansi, kelengkapan, dan kebahasaan diperlakukan sebagai indikator penilaian kegiatan
mengamati.
Relevansi merujuk pada ketepatan atau keterhubungan fakta yang diamati dengan informasi
yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan Kompetensi Dasar/Tujuan Pembelajaran (TP).
Kelengkapan dalam arti semakin banyak komponen fakta yang terliput atau semakin sedikit
sisa (residu) fakta yang tertinggal.
Kebahasaan menunjukan bagaimana peserta didik mendeskripsikan fakta-fakta yang
dikumpulkan dalam bahasa tulis yang efektif (tata kata atau tata kalimat yang benar dan
mudah dipahami).

Kriteria Penilaian
NA : Skor perolehan X 100
Skor Maksimal

14/16 X 100 : 87,5


Kriteria Penilaian :
• 81 – 100 = 4 • 51 – 65 = 2
• 66 – 80= 3 • 0 - 50= 1
ketentuan :
 Peserta didik dinyatakan berhasil apabila mencapai nilai ≥ KKM (75)
 Peserta didik yang tidak mencapai KKM diberikan remidi
 Peserta didik yang mencapai ≥ KKM diberikan pengayaan

Lampiran 6
Lembar Kerja Peserta Didik

Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia


Materi Pokok :Upaya Bangsa Indonesia Dalam MenghadapiPemberontakan Partai
Komunis Indonesia (PKI) Madiun dan Darul Islam (DI) Tentara Islam Indonesia (TII)

Kelas : XII
Kelompok : ......
Ketua : ………………………………..
Anggota :
1. …………………………………………………………
2. …………………………………………………………
3. …………………………………………………………
4. …………………………………………………………
5. …………………………………………………………

Tujuan Pembelajaran :
1. Peserta didik mampu menjelaskan latar belakang, tujuan, dan jalur pelayaran bangsa Barat ke Indonesia
2. 16
Peserta didik mampu mengidentifikasi tujuan dan perkembangan VOC di Indonesia
3. Peserta didik mampu menganalisis proses penaklukan nusantara oleh bangsa barat
4. Peserta didik mampu mengevaluasi reaksi rakyat Indonesia terhadap kebijakan VOC di Indonesia
5. Peserta didik dapat membuat karya tulis (artikel) tentang potensi kekayaan hasil bumi di Indonesia dalam bentuk laporan
17

Anda mungkin juga menyukai