Anda di halaman 1dari 4

Tugas 3 – Essay Analisis Kebijakan

Petunjuk pengerjaan:

Pada penugasan ini peserta diminta untuk menuliskan essay analisis kebijakan
berdasarkan masalah yang telah dipilih dan dianalisa dalam essay sebelumnya. Dalam essay
analisis kebijakan ini setidaknya mampu menjelaskan aspek-aspek berikut ini:
1. Mampu mengembangkan berbagai pilihan/alternatif untuk memecahkan masalah
tersebut
2. Mengembangkan kriteria untuk menilai berbagai pilihan/alternatif kebijakan
3. Menentukan alternatif kebijakan yang paling tepat berdasarkan kriteria (rekomendasi
kebijakan).
4. Menjelaskan strategi pelaksanaan rekomendasi kebijakannya

Catatan:
Dalam penentuan alternatif kebijakan, peserta dapat menggunakan teknik analisis kebijakan
yang telah diberikan melalui video/bahan-bahan pembelajaran sebelumnya (Matriks/RIA/CBA,
dll).

Nama : Akhmad Fikri Maulana


Ainal Muchlis
Asal Instansi : Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi

I. Alternatif Kebijakan
Alternatif I: Pembelian Kereta Baru (Impor maupun Lokal)
Penambahan armada akan dilakukan melalui impor rangkaian kereta baru dari Jepang dan membali
rangkaian kereta baru dari PT. INKA. Kebutuhan dana yang dibutuhkan untuk mengimpor KRL 1
trainset (12 gerbong kereta) dari Jepang seharga Rp 225,6 Miliar sedangkan untuk 1 Trainset KRL
buatan INKA dipatok seharga Rp 239,37 Miliar. Proses impor kereta maupun pembelian dalam
negeri membutuhkan waktu dalam pembuatan dan pengadaan nya, diperkirakan armada KRL baru
dapat digunakan paling cepat pada tahun 2025.
Alternatif II: Pembelian Kereta Impor bukan baru oleh pihak ke tiga (investor) dengan
syarat wajib membuka industri manufaktur kereta di Indonesia.
Penambahan armada melalui skema impor kereta dapat menekan biaya dan waktu implementasi
kebijakan, rasio perbandingan biaya dengan kereta beli baru sebesar 1:20 dan kereta dapat

1|L a t s u s J F A K
langsung digunakan sehingga dapat mengatasi rendahnya tingkat kenyamanan KRL Jabodetabek
saat ini. Namun demikian, skema impor barang bukan baru akan berpotensi melanggar Peraturan
Presiden dan Peraturan Menteri Perindustrian dalam upaya meningkatkan TKDN (Tingkat
Komponen Dalam Negeri). Oleh sebab itu, dalam alternatif skema kami pembelian kereta bukan
baru harus disertai persyaratan pembukaan industri manufaktur di Indonesia oleh pihak ketiga.
Alternatif III: Proses retrofit Kereta KRL Eksisting
Menunjuk PT INKA untuk melaksanakan pekerjaan retrofit Sarana Kereta Rel Listrik eksisting
yang masih dapat beroperasi, proses retrofit membutuhkan biaya yang lebih sedikit dibanding beli
baru namun membutuhkan waktu untuk pelaksanaanya (16 Bulan). Pada proses retrofit terdapat
banyak aspek yang perlu dipertimbangkan yakni dari sisi teknis (Kualitas, Keandalan, dan
Kemampuan INKA) menimbang barang tersebut bukan dibuat oleh PT. INKA dan komponen suku
cadang dari Jepang yang sudah tidak diproduksi.
II. Kriteria Penilaian
Berdasarkan dengan alternatif kebijakan kami tentukan beberapa kategori kriteria evaluasi
(William N Dunn) berdasarkan bobot nilai, antara lain:
a. Efektivitas (20%)
Apakah alternatif yang direkomendasikan memberikan hasil (akibat) yang maksimal.
b. Efisiensi (25%)
Apakah alternatif yang direkomendasikan membuahkan hasil yang rasio efektivitas-biayanya lebih
tinggi dari batas tertentu (efisiensi marginal)
c. Kecukupan (30%)
Seberapa jauh alternatif tersebut dapat memenuhi tingkat kebutuhan yang dipermasalahkan.
d. Responsivitas (15%)
Seberapa jauh alternatif tersebut dapat memuaskan kebutuhan, preferensi, atau nilai kelompok-
kelompok masyarakat tertentu.
e. Legal Suitability (10%)
Kesesuaian dengan Peraturan Perundangan yang berlaku.

2|L a t s u s J F A K
III. Matriks Analisis Kebijakan

Efektivitas Efisiensi Kecukupan Responsivitas Legal Total


Alternatif Kebijakan (20%) (25%) (30%) (15%) Suitability
(10%)

1. Pembelian Kereta 7 6 7 7 8 6,85


baru (Impor maupun (1,4) (1,5) (2,1) (1,05) (0,8)
Lokal) Penambahan armada Waktu dan Cukup untuk Kepuasan Dasar hukum
dapat membantu Biaya yang membantu penumpang lengkap
padatnya penumpang diperlukan kebutuhan dengan adanya
besar penumpang kereta baru

2. Pembelian Kereta 8 9 8 8 5 7,95


Impor bukan baru oleh (1,6) (2,25) (2,4) (1,2) (0,5)
pihak ke tiga (investor) Penambahan armada Waktu dan Standar Pelayanan Kepuasan Berpotenasi
dengan syarat wajib akan lebih banyak Biaya yang Minimal (SPM) penumpang Melanggar
membuka industri dibanding beli baru dan diperlukan Kenyamanan KRL dengan adanya aturan di
manufaktur kereta di menambah iklim cepat dan Jabodetabek dapat jumlah kereta yang Pepres dan
Indonesia. persaingan industri murah terpenuhi ideal Permen
manufaktur kereta api
nasional

3. Proses retrofit 6 8 6 6 7 6,6


Kereta Eksisting (1,2) (2) (1,8) (0,9) (0,7)
Tidak ada penambahan Waktu dan Kurang membantu Kepuasan Dasar hukum
armada Biaya yang kebutuhan penumpang minim cukup namun
diperlukan penumpang tidak support
kecil TKDN

3|L a t s u s J F A K
IV. Strategi Pelaksanaan Rekomendasi Kebijakan
Pembelian Kereta Impor bukan baru oleh pihak ke tiga (investor) dengan syarat wajib membuka
industri manufaktur kereta di Indonesia.
1. PT KCI menghitung secara detail terkait tingkat okupansi dari KRL saat ini dengan
Permenhub Nomor 63 Tahun 2019 tentang Standar Pelayanan Minimum Angkutan Orang
dengan Kereta Api untuk dapat mendapatkan angka optimal yang sesuai dengan SPM
kenyamanan KRL Jabodetabek.
2. PT KCI inventarisasi trainset secara menyeluruh terhadap seluruh trainset nya dengan
membagi ke beberapa kelompok sesuai dengan Physical Availability per trainset.
3. Terhadap trainset dengan Physical Availability yang sudah buruk, wajib dilakukan proses
retrofit dan parallel di kategorikan sebagai trainset yang akan digantikan dengan trainset
baru.
4. Terhadap trainset dengan Physical Availability yang masih baik, trainset tidak perlu
digantikan dengan trainset baru.
5. Kementerian Perindustrian menjadikan inventarisasi PT KCI dan data okupansi
penumpang KRL Jabodetabek sebagai dasar untuk memberikan surat tugas terkait retrofit
maupun tendering proyek impor trainset bekas.
6. Pelaksanaan retrofit dilakukan oleh PT INKA dengan surat penugasan dari Kementerian
Perhubungan.
7. Kementerian Perindustrian bekerjasama dengan K/L terkait untuk membuat regulasi yang
merupakan addendum dari Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 tentang Perubahan
Atas Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah untuk memperbolehkan pihak ke tiga melakukan impor trainset bekas sesuai
dengan surat penugasan dari Kementerian Perindustrian dengan sistem open tender.
8. Pelaksanaan impor trainset bekas dilakukan oleh pihak ketiga dengan syarat investor harus
membuka industri manufaktur kereta listrik di Indonesia dengan memenuhi TKDN sesuai
dengan regulasi di Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas
Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

4|L a t s u s J F A K

Anda mungkin juga menyukai