Anda di halaman 1dari 4

Argumentasi saya mengenai keterbatasan kapasitas terkait layanan jasa beserta contohnya

adalah, sebagai berikut :


* Berdasarkan pada modul 05 EKMA4568 KB 1 yang membahas mengenai “Keterbatasan
Kapasitas” yang terkait dengan layanan jasa dapat dijelaskan dengan memahami fluktuasi
kapasitas produksi yang menjelaskan bahwa, aspek intangibilitas (ketidakberwujudan) dari
jasa menyebabkan jasa tidak dapat disimpan. Lain halnya dengan perusahaan manufaktur,
penyedia jasa tidak mampu menyimpan jasa pada saat permintaan rendah dan
menggunakannya kemudian pada saat permintaan bertambah. Ketidakmampuan menyimpan
jasa disebabkan karena jasa mudah lenyap dan produksi-konsumsi dilakukan secara simultan.
Misal: kamar hotel yang tidak terisi, kursi penumpang di pesawat yang kosong, tempat duduk
di bioskop tidak terisi penuh adalah contoh-contoh aspek lack of inventory capability
(ketidakmampuan menyimpan jasa).
Pada sektor jasa, ketidakmampuan menyimpan jasa jika dikombinasikan dengan fluktuasi
permintaan menyebabkan beberapa kombinasi kapasitas dan permintaan:
1. Excess Demand (kelebihan permintaan), terjadi jika tingkat permintaan melebihi kapasitas
maksimum. Pada situasi ini ada kemungkinan konsumen tidak bisa menggunakan jasa
perusahaan yang berakibat pada hilangnya peluang bisnis. Bagi konsumen yang mendapatkan
kesempatan menggunakan jasa perusahaan, kemungkinan tidak dapat menerima kualitas jasa
seperti yang dijanjikan karena terlalu banyak permintaan melebihi kemampuan karyawan dan
fasilitas yang tersedia.
2. Demand exceeds optimum capacity (permintaan melebihi kapasitas optimum). Seluruh
permintaan konsumen dapat dipenuhi oleh perusahaan, hanya saja kualitas jasa tidak bisa
diberikan dengan optimal karena penggunaan kapasitas yang berlebihan dan karyawan
dipaksa untuk bekerja melebihi kemampuannya menghantarkan kualitas jasa secara
konsisten.
3. Demand and supply are balanced at the level of optimal capacity (permintaan dan
penawaran seimbang pada kapasitas optimal). Karyawan dan kapasitas berada pada kondisi
ideal. Tidak seorang karyawanpun yang bekerja melebihi kemampuannya, fasilitas yang
tersedia mencukupi dan konsumen menerima kualitas jasa yang optimal.
4. Excess capacity (kelebihan penawaran). Permintaan berada di bawah kapasitas optimal.
Sumber daya produktif seperti tenaga kerja, peralatan dan fasilitas tidak digunakan secara
optimal yang menyebabkan rendahnya produktivitas dan turunnya profit. Pada situasi ini
konsumen kemungkinan akan mendapatkan kualitas jasa yang excellent secara individual
sebab konsumen mendapatkan perhatian yang komplit dari karyawan.
Tidak semua penyedia jasa menghadapi ketidakseimbangan permintaan dan penawaran.
Problem yang dihadapi adalah bagaimana memperpanjang fluktuasi permintaan
menyesuaikan dengan keterbatasan penawaran. Zeithalm, Marry dan Dawney (2013)
membagi empat kwadran yang menunjukkan kondisi yang dihadapi masing-masing penyedia
jasa.
Pada industri jasa, perusahaan akan selalu mengalami fluktuasi permintaan (rumah sakit,
transportasi dan restoran), sektor lain seperti bank, asuransi, laundry, akan mengalami sedikit
fluktuasi. Untuk perusahaan jasa seperti IT consultant, gas, PLN, jasa internet biasaya dapat
memenuhi permintaan tanpa ada keterlambatan.
Terdapat beberapa faktor yang dapat membatasi kapasitas jasa yaitu waktu, karyawan,
peralatan dan fasilitas. Yang dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Waktu, bagi penyedia jasa waktu menjadi kendala utama proses produksi jasa. Penyedia
jasa seperti pengacara, konsultan, penata rambut dan psikolog, jasa utama yang ditawarkan
adalah waktu. Jika penyedia jasa tersebut tidak dapat menggunakan waktu secara efektif,
maka mereka akan kehilangan peluang mendapatkan keuntungan. Sebaliknya jika mereka
menghadapi permintaan berlebihan, mereka tidak dapat menciptakan waktu untuk memenuhi
permintaan itu.
2. Karyawan, bagi penyedia jasa seperti klinik kesehatan, salon kecantikan, perusahaan
konsultan keuangan bisa saja harus menghadapi kenyataan tidak dapat memenuhi permintaan
konsumen karena keterbatasan kemampuan karyawan. Kondisi ini disebabkan karena
pengetahuan dan skill karyawan tidak memadai untuk memenuhi permintaan yang sesuai
dengan harapan konsumen.
3. Peralatan, bagi perusahaan yang menggunakan peralatan sebagai alat utama
menyampaikan jasa seperti maskapai penerbangan, dan transportasi kereta api/bus, pada
waktu-waktu tertentu menghadapi peak time (lebaran, natal dan liburan akhir tahun) tidak
dapat memenuhi permintaan yang berlebihan. Sebaliknya pada hari-hari biasa, tidak banyak
konsumen akan menggunakan jasa penyedia jasa tersebut.
4. Fasilitas, penyedia jasa seperti hotel, pesawat terbang, institusi pendidikan dan restoran
mempunyai fasilitas terbatas untuk memenuhi permintaan. Pada waktu tertentu permintaan
melebihi kapasitas dari fasilitas yang dimiliki perusahaan, misalnya kamar hotel, tempat
duduk di pesawat, ruangan kelas pada institusi pendidikan dan meja di restoran yang terbatas.
Jadi kendala fisik fasilitas menjadi faktor utama pemenuhan permintaan yang berlebihan.

* Contoh keterbatasan kapasitas terkait layanan jasa yaitu :


a. Keterbatasan Waktu
Jasa Salon: tidak dapat mengembalikan waktu yang hilang jika hasil jasanya tidak sesuai
dengan yang diinginkan konsumen.
b. Keterbatasan Karyawan
Jasa Klinik Gigi: kualitas jasa diklinik gigi sangat tergantung pada kemampuan SDM
(dokter dan perawat) yang terampil dan ahli.
c. Keterbatasan Peralatan
Jasa Penerbangan: penyampaian jasa sangat tergantung pada peralatan (pesawat terbang).
Kondisi pesawat terbang sangat mempengaruhi kenyamanan dan keamanan pengguna jasa.
d. Keterbatasan Fasilitas
Jasa Restoran: kondisi di mana masa peaktime, maka kualitas layanan di restoran tidak
dapat diberikan secara optimum karena keterbatasan fasilitas untuk melayani permintaan
yang meningkat.

* Sementara itu, pada artikel utama yang disajikan kompas.tv yang juga membahas mengenai
keterbatasan kapasitas terkait layanan jasa (keterbatasan waktu, keterbatasan peralatan,
keterbatasan fasilitas mengenai “kepastian impor kereta dari Jepang yang masih akan
menunggu hasil audit Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) keluar)”
yang dalam hal ini menjelaskan bahwa:
Kepastian impor kereta dari Jepang masih akan menunggu hasil audit Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan (BPKP) keluar. Jika impor kereta gagal, akan ada banyak
penumpang yang terlantar. Sebagai informasi, impor kereta dari Jepang diajukan oleh KAI,
karena beberapa rangkaian kereta sudah tidak bisa digunakan lagi. Namun, izin impor kereta
belum keluar karena ada perjanjian kerja sama dengan BUMN produsen kereta, PT INKA
untuk memasok kereta untuk kebutuhan dalam negeri. Tapi, kereta produksi PT INKA itu
baru siap 2-3 tahun lagi. mengatakan, pihaknya juga sebenarnya sudah bekerja sama dengan
INKA. Hal ini sesuai dengan program jangka panjang perusahaan karena diprediksi volume
pengguna yang semakin meningkat setiap tahunnya.
"16 trainset sudah dipesan dengan nilai kurang lebih 4 Triliun, bahkan kesepakatan awal
Memorandum of Understanding (MoU) sejak tahun 2022 sudah ditandatangani. Kereta ini
akan dapat dioperasikan pada tahun 2025-2026," kata Anne.
KAI Commuter juga merencanakan Pengadaan Kereta Bukan Baru yakni untuk
mengganti/me-replace kereta yang rencananya akan dikonservasi mulai tahun ini (2023).
Adapun Jumlah kereta yang akan dikonservasi sebanyak 10 pada tahun 2023, dan 19 pada
tahun 2024.
Dalam pemenuhan kebutuhan kereta baru dan bukan baru ini, KAI Commuter telah
melakukan Forum Group Discussion (FGD) terlebih dulu, dengan melibatkan para
stakeholders baik dari Kementerian, Pengamat dan komunitas pengguna commuterline.
"Hasilnya, impor kereta bukan baru memang menjadi pilihan utama untuk menggantikan
kereta-kereta yang dikonservasi. Terdapat pilihan lain dengan melakukan upgrade teknologi
pada kereta yang akan dikonservasi, hanya saja pilihan tersebut membutuhkan waktu 1-2
tahun untuk pengerjaannya," tutur Anne.
KAI Commuter juga sudah berdiskusi dengan PT INKA, Jepang dan Spanyol terkait sharing
upgrade teknologi ini. Anne menjelaskan, kereta bukan baru yang sebelumnya dilakukan oleh
KAI Commuter tidak serta merta langsung digunakan untuk operasional commuterline.
Namun, KAI Commuter melakukan upgrade pada gerbong-gerbong kereta yang diimpor itu.
Misalnya, mengganti air conditioner (AC) di dalam kereta, bangku-bangku di setiap kereta
dengan barang-barang yang memiliki tingkat TKDN (Tingkat Komponen Dalam) yang
tinggi.
"Setelah dilakukan pekerjaan di interior dan eksterior kereta ini, dari hitungan KAI
Commuter tingkat TKDN setiap trainset kereta menjadi 40%-an, di atas standar yang ada.
Semua produk yang digunakan merupakan produk dalam negeri. Saat ini KAI Commuter
masih belum mendapat izin untuk Kereta bukan baru tersebut," ungkap Anne.

* Kemudian, dalam artikel lain juga terdapat penjelasan yang membahas mengenai
keterbatasan kapasitas terkait layanan jasa dan contohnya.
Perusahaan dalam penyedia jasa layanan dapat mengalami keterbatasan kapasitasnya karena
permintaan yang modelnya bervariasi, terdapat beberapa cara dalam menyesuaikan
kapasitasnya sehingga masalah ini dapat dikurangi. Keseluruhan kapasitas dapat diatur untuk
memenuhi permintaannya, dengan cara dipersempit ataupun diperluas.
Misalnya, media sosial yang merupakan sebuah tempat digital secara online yang
memanfaatkan berbagai sarana digitalisasi, atau tempat untuk menerima dan membagikan
informasi dalam bentuk foto, teks, video dan audi kepada pihak lainnya. Media sosial
sekarang tidak hanya mampu menghubungkan orang dengan perangkat saja tetapi mampu
menghubungkan dengan orang diseluruh dunia (Marpaung et al., 2021). Selain memiliki
biaya promosi yang minim, proses promosi menggunakan media sosial lebih mudah dan
jangkauannya lebih luas jika dibandingkan dengan strategi promosi lainnya (Piranda et al.,
2022). Dengan adanya media sosial dapat meningkatkan kinerja manajemen kapasitas karena
pelanggan dapat melakukan pemesanan layanan maupun produk secara online. Perusahaan
yang memiliki konsep inovasi dipercaya untuk membantu agar menghasilkan pendapatan
yang lebih tinggi, kerja inovasi juga dapat berpengaruh untuk hasil penjualan yang semakin
meningkat (Becker et al., 2015).

Sumber referensi :
BMP/EKMA4568/MODUL 05/HAL. : 5.4 – 5.8
https://www.kompas.tv/bisnis/385153/begini-hitung-hitungan-jumlah-penumpang-terlantar-
kalau-impor-krl-gagal-tahun-ini?page=all
https://transpublika.co.id/ojs/index.php/Transekonomika/article/download/241/190/

Anda mungkin juga menyukai