Anda di halaman 1dari 27

Berkumpul di Sekumpul:

Abah Guru Sekumpul dan Pengaruh Sosialnya


pada Keberagamaan Masyarakat Muslim
Banjar (1990-2023)*

*Akan diartikelkan dengan judul Otoritas Keagamaan di Bumi Kalimantan: Abah Guru Sekumpul
Akhmad Rahim Mubtadi dan Pengaruh Sosialnya pada Keberagamaan Masyarakat Muslim Banjar (1990-2023)
Latar Belakang Masalah

• Masyarakat Banjar adalah masyarakat yang agamis, etno-religius. Budaya dan agama adalah
sesuatu yang tidak bisa dipisahkan bagi masyarakat Banjar, seakan dua sisi mata uang yang saling
berhubungan (Supriyansyah, 2019).
• Munculnya sosok Maulana Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari (Datuk Kalampayan) dan Syekh
TGH. Muhammad Zaini al-Banjari (Abah Guru Sekumpul) sebagai dua sosok yang dianggap
memiliki otoritas keagamaan tertinggi di wilayah Banjar (Ratodi dan Syariah, 2019). Foto-fotonya
terpampang di rumah-rumah masyarakat muslim Banjar, rumah makan dan toko-toko.
• Taat dan patuhnya masyarakat muslim Banjar terhadap dua tokoh yang disebutkan tersebut.
• Haul Datuk Kalampayan dan Abah Guru Sekumpul menjadi ajang silaturrahmi dan “reuni”
masyarakat Banjar dari berbagai daerah (Rizani, 2019).
• Haul menjadi bentuk aktifitas sosial bagi masyarakat muslim Banjar (Hariyanto, 2022).
Pertanyaan Riset

• Bagaimana otoritas keagamaan Abah Guru Sekumpul memberikan pengaruh sosial terhadap
keberagamaan masyarakat muslim Banjar pada masanya?
• Apa saja pengaruh sosial yang muncul di kalangan masyarakat muslim Banjar pada era Abah
Guru Sekumpul dan setelahnya?
Teori dan Pendekatan
• Herbert Kelman dikenal sebagai orang yang mencetuskan teori pengaruh sosial. Teori pengaruh
sosial berupaya menjelaskan bagaimana emosi, opini atau perilaku individu dipengaruhi oleh
orang lain (Trenz, 2018)
• Menurut Kelman, ada tiga komponen utama yang diperlukan dalam pengaruh sosial, yaitu
kepatuhan, identifikasi dan internalisasi (Kelman, 1958)
• Di sisi lain, Deutsch dan Gerard juga menjelaskan dua penyebab utama pengaruh sosial, yaitu
pengaruh normatif dan informasional (Trenz, 2018)
• Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini bisa ditinjau melalui kacamata antropologi
maupun sosiologi agama
Foto lukisan dan makam Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari (1710-1812)

Datuknya Urang Banjar


Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari (Datuk Kalampayan) adalah seorang ulama besar Banjar yang hidup pada abad 18 H. Dia
lahir pada masa kesultanan Banjar dipimpin oleh Sultan Banjar ke 11 yaitu Sultan Tahmidullah I. Di masa tuanya, Sultan Banjar
yang memerintah ketika itu, yaitu Sultan Sulaiman meminta beliau menjadi pemegang otoritas keagamaan tertinggi di
lingkungan Kesultanan Banjar. Untuk menunjang tugas tersebut, beliau menulis kitab sabil al-muhtadin li tafaqquh fi amr al-din,
yang kelak menjadi masterpiece karya beliau. Kurang lebih 60 tahun beliau menjalankan tugas sebagai pemegang otoritas
keagamaan tertinggi menjadikan masyarakat Banjar ketika itu menjadi masyarakat yang religius dan dekat dengan agama.
Mari mengenal Abah Guru
Sekumpul lebih dekat.
11 Februari 1942 1971 1989-1990
Dilahirkan di Desa Tunggul Pergi haji dan melanjutkan “ngaji” di Memindahkan pusat kegiatan
Irang Seberang Kab. Banjar Mekkah, diantaranya kepada Syekh keagamaan dari Kampung Keraton
Muhammad Amin Kutbi, Syekh Hasan menuju Sungai Kacang Kab. Banjar,
Masyath dan lain-lain yang selanjutnya berubah nama
1949 menjadi Komplek Sekumpul
Mulai masuk di Madrasah
Diniyyah Pondok Pesantren
Darussalam Martapura Kab.
Banjar 1994-1999
Diangkat sebagai
Mustasyar PBNU
1965
Melanjutkan “ngaji” kepada KH.
Muhammad Syarwani Abdan al-
1995-1996
Banjari (Guru Bangil) di Bangil
Kelahiran anak pertama dan
Pasuruan Jawa Timur dan
kedua, yaitu Muhammad Amin
kepada Tubagus Kyai Falak di
Badali al-Banjari dan Ahmad Hafi
Pagentongan Bogor
Badali al-Banjari

1970
Mulai membuka pengajian di 1975 10 Agustus 2005
rumah Kampung Keraton, Menikah dengan Bunda Hj. Meninggal dan dimakamkan di
kemudian berlanjut di Langgar Juwairiyah dari Kampung Keraton depan Musholla Ar-Raudhah
Darul Aman Kampung Keraton Kab. Banjar Sekumpul
Hubungan Abah Guru Sekumpul dengan Datuk Kalampayan

Abdul Abdul Muhammad


Saad
Ghani Manaf Samman
Syekh TGH.
Muhammad Mufti H. Muhammad
Zaini al-Banjari Khalid
(1942-2005)
Hj. Masliah Hj. Shafiyah Iyang Khalifah H.
Hasanuddin

Maulana Syekh
Muhammad Arsyad
• Dari jalur pihak ayah merupakan keturunan ke 8 dari Datuk Kalampayan. al-Banjari (1710-
1812)
• Dari jalur pihak ibu merupakan keturunan ke 7 dari Datuk Kalampayan.
Sekumpul di Masa Awal
Abah Guru Sekumpul memulai pengajian di Komplek Sekumpul pada
tahun 1990. Di tempat yang baru ini Abah Guru membangun Musholla
ar-Raudhah, rumah tempat tinggal dan komplek pemakaman pribadi.
Musholla ar-Raudhah sebagai pusat kegiatan keagamaan Abah Guru, dari
mulai sholat berjamaah 5 waktu, majelis rutin, amaliah bulan ramadhan
dan kegiatan-kegiatan lainnya selalu dipenuhi oleh puluhan ribu jamaah,
terutama di kegiatan pengajian majelis rutin dan amaliah yang dipimpin
langsung oleh beliau.
Jamaah dari berbagai pelosok daerah terus-menerus memenuhi
Musholla ar-Raudhah, halaman, jalan komplek hingga meluber ke Jalan
Raya Sekumpul. Hal ini menjadikan Majelis Sekumpul dikenal sebagai
majelis rutinan terbesar kala itu.
Dampak Ekonomi yang Meningkat
Pengajian majelis rutin Abah Guru Sekumpul yang dihadiri sampai puluhan ribu jamaah, bahkan di event-event tertentu sampai
mencapai ratusan ribu jamaah, secara tidak langsung membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat sekitar maupun
pendatang.
Di sekitaran kawasan Komplek Sekumpul, terutama pada hari pengajian, menjadi pasar dadakan yang menjual berbagai macam
kebutuhan, dari peralatan rumah tangga, sayur-mayur, sembako, makanan, pernak-pernik, alat ibadah dan lain-lain. Hal ini tentu
memberikan keberkahan tersendiri bagi masyarakat ketika itu. Di sisi lain, mode transportasi masal seperti angkot, mobil pick up
sewaan, bis-bis besar juga mendapat cipratan keberkahannya. Setiap hari pengajian transportasi-transportasi tersebut penuh
diborong oleh masyarakat dari berbagai daerah untuk menuju satu titik, Komplek Sekumpul.
Dimuliakan Masyarakat, Dihormati Ulama, Disayang Pejabat
Di luar jadwal pengajian dan amaliah rutin, Abah Guru Sekumpul juga kerap menerima tamu
di “ndalem” pribadinya. Tamu yang datang bukan hanya dari kalangan masyarakat biasa,
ulama lokal-nasional-internasional, bahkan pejabat daerah hingga nasional pun turut
“sowan” kepada beliau untuk minta nasehat dan arahan.
Selain pejabat, artis-artis nasional dan public figur lainnya juga
kerap mengunjungi beliau. Beberapa di antaranya bahkan
menjadikan beliau sebagai guru spritual pribadinya, seperti
alm. Chrisye, almh. Nike Ardilla dan Inul Daratista.*

*Dikutip dari buku Bertamu ke Sekumpul, tulisan wartawan senior asal


Martapura, Ahmad Rosyadi, yang mengisahkan perjalanan karirnya
sebagai seorang wartawan ketika mengikuti kunjungan tamu-tamu VIP
ke kediaman Abah Guru Sekumpul rentang tahun 1999-2001.
Politik Abah Guru Sekumpul
Tahun 2005 adalah tahun politik di Provinsi Kalimantan Selatan.
Pada tahun itu, beberapa bulan sebelum meninggalnya Abah
Guru Sekumpul, diadakan Pilkada Gubernur Kalimantan
Selatan. Ada 5 pasang calon yang bertanding.
Hasil akhir menunjukkan pasangan Rudy Ariffin-Rosehan
memenangi kontestasi dengan perolehan suara lebih dari 32
persen suara. Beberapa sumber menyebutkan hal ini tidak
terlepas dari status Rudy dan Rosehan sendiri sebagai anak
angkat kesayangan Abah Guru Sekumpul. Bahkan Rudy
sebelumnya menjabat sebagai Bupati Kabupaten Banjar,
kabupaten di mana Abah Guru Sekumpul berdomisili.
Tidak hanya itu, pada pilkada tahun 2010, Rudy Ariffin kembali
mengulangi kesuksesannya sebagai gubernur terpilih,
berpasangan dengan Rudy Resnawan (dengan jargon 2 Rudy),
mereka mengalahkan 4 pasangan lainnya. Lagi-lagi hal ini tidak
terlepas dari pengaruh Abah Guru Sekumpul di kalangan
masyarakat muslim Banjar.
Wafat dan Fenomena Haul
Hari Rabu pagi 10 Agustus 2005 (5 Rajab 1426 H), sekitar pukul 05.10 WITA, terdengar kabar dari “ndalem” bahwa Abah Guru Sekumpul meninggal
dunia. Sebelumnya selama beberapa watu, Abah Guru sempat dirawat di Rumah Sakit Mount Elizabeth Singapura karena komplikasi akibat gagal
ginjal, hingga atas permintaan keluarga dan Gubernur Rudy Ariffin ketika itu maka dengan peralatan medis lengkap dan tim dokter ahli, pada malam
rabunya beliau diterbangkan dengan pesawat carter menuju Banjarbaru, untuk kemudian dirawat kembali di rumah. Namun ternyata pada subuh
keesokan harinya beliau meninggalkan keluarga dan jamaah serta pecintanya untuk selamanya.
Kabar duka itu pun dengan cepat menyebar. Pengumuman dari musholla ke musholla, mesjid ke mesjid bersambung hingga seluruh pelosok
Kalimantan Selatan, bahkan ke provinsi tetangga. Masyarakat berdatangan, pelabuhan penyeberangan fery antri dan penuh, penerbangan ke
Kalimantan Selatan mendadak full hingga beberapa hari, karangan bunga ucapan belasungkawa berdatangan, bahkan dari presiden dan wakil
presiden ketika itu. Kantor-kantor pemerintahan dan berbagai instansi lainnya mendadak seakan berhenti beroperasi, pasar sepi, jalanan menuju next
arah Martapura Kab. Banjar seketika padat, dan arah sebaliknya lengang. Semua orang bergerak menuju dan berkumpul di satu titik, Komplek
Sekumpul, untuk turut mengantarkan kepergian Sang Maha Guru Urang Banjar.
Sepeninggal Abah Guru Sekumpul, apakah fenomena-fenomena
sosial yang terjadi di saat hidupnya otomatis berhenti?

Lebih sejuta orang hadir di puncak acara haul ke-13


ulama kharismatik Kiai Haji Muhammad Zaini bin
Abdul Ghani al-Banjari di Kelurahan Sekumpul,
Martapura, Kalimantan Selatan, selepas maghrib
tadi malam.
Saya yang datang dari Jakarta sampai berjalan kaki
satu kilometer menembus lautan jamaah untuk tiba
di lokasi pengajian di Musala Ar-Raudhah.
Semasa hidupnya, Guru Sekumpul begitu
kharismatik dan populer di Kalimantan.
(Joko Widodo, 2018)
Fenomena Haul Sekumpul.
Peringatan haul terbesar di Indonesia, di Asia, di
Dunia?
Jutaan jamaah memenuhi Kota Martapura dan sekitarnya.
Haul Sekumpul tidak hanya seremonial keagamaan belaka, bahkan lebih dari itu, lahir
dari kegiatan tersebut fenomena sosial, yang mungkin jarang terjadi di daerah lain.

• Warung gratis
• Bensin gratis
• Service motor gratis
• Penginapan gratis
• Layanan kesehatan gratis
• Transportasi gratis
• Rest area gratis
• Dan lain-lain
Sebelum pandemi, saya sempat hadir di acara Haul Abah Guru Sekumpul, saya
menyaksikan sendiri jutaan umat berkumpul, menggerakkan roda
perekonomian masyarakat, membuka peluang usaha dan ciptakan lapangan
kerja seluas-luasnya.
Event Haul Sekumpul adalah festival bersedekah, semua berlomba-lomba
untuk berbagi, gak ada yang kekurangan makanan.
(Sandiaga S. Uno, 2019)
Selain terkenal dengan berbagai fasilitas gratisnya, Haul Sekumpul juga terkenal dengan ketertiban
acaranya. Hal ini tidak terlepas dari peran ribuan relawan pecinta Abah Guru Sekumpul.
Haul Sekumpul bukan hanya “aruh” warga lokal.
Bahkan, “mereka” turut
berkontribusi di dalamnya.
Otoritas keagamaan yang masih eksis sampai sekarang dijunjung
masyarakat muslim Banjar. Bahkan otoritas lainnya akan
dikesampingkan ketika berhadapan dengan otoritas keagamaan
Abah Guru Sekumpul.

Anda mungkin juga menyukai