Standar NEMA
Motor stater adalah sebuah kombinasi perangkat bersama dengan oveload protection yang diperlukan,
hal ini bertujuan untuk melindungi motor listrik dari arus berlebih seperti hubung singkat dan kelebihan
beban. Di dalamnya terdapat beberapa komponen seperti:
Short Circuit Protection Device (SCPD), pemilihan SCPD seperti kontaktor dan relay-overload sangatlah
penting karena bila kesalahan terjadi saat melakukan pemilihan akan berdampak pada kerusakan motor
listrik, atau starter tersebut tidak akan berfungsi dengan baik contohnya seperti terjadinya shutdown
sistem/trip. Ada beberapa tipe dari kontaktor yang beredar/tersedia dipasaran berdasarkan prinsip
kerjanya seperti: electromagnetic konktaktor, pneumatic kontaktor dan electro-pneumatic kontaktor.
Namun, klasifikasi ini memerlukan bahasan khusus untuk pemahaman yang lebih mendalam sama
seperti membahas mengenai overload versi bimetal dan solid state.
Kontaktor biasanya dimaksudkan untuk dapat beroperasi sebanyak mungkin. Dalam uji ketahanan
kontaktor biasanya dioperasikan sebanyak 0.001 hingga 10 juta kali untuk memastikan ketahanan secara
mekanikal.
Untuk NEMA sendiri juga telah menerbitkan ICS 2-2000 untuk industrial control, sistem controller,
kontaktor dan overload relays, yang memiliki rating 600 Volt. Di dalamnya juga menjelaskan mengenai
cara pemilihan kontaktor, SCPD, overload relay untuk beberapa tipe beban yang berbeda.
Namun yang perlu dicatat bahwa kedua standar tersebut pada bab keamanan/safety
menyebutkan panduan yang berbeda dalam pemilihan komponen starter motor. Sementara itu
alat/device starter itu sendiri dibuat/dirancang berdasarkan salah satu standarisasi NEMA atau IEC, namun
terkadang juga sering terjadi overleap/tumpang tindih diantara dua standarisasi tersebut. Device starter
yang di-rating berdasarkan salah satu standarisasi NEMA/IEC memiliki perbedaan karakteristik operasi
dan hal tersebut tidak dapat disamakan atau ditukar.
Penggunaan rating pada NEMA diklasifikasikan berdasarkan besar arus dan dayanya, besar daya
arus ini yang nantinya menentukan ukuran (size). Kita dapat melihat tabel ukuran dari ukuran seri 00
sampai 8 yang dapat dilihat pada tabel a.1 dibawah.
Full Voltage Non-Reversing Starter (FVNR)
FVNR adalah istilah starter yang sering digunakan umumnya di kawasan Amerika Utara untuk
pengaplikasian DOL. Engineer di kawasan Asia dan Eropa Timur mungkin akan mengenalinya dengan
penyebutan yang berbeda. Kombinasi yang ada pada NEMA merupakan bentuk khusus dari kombinasi
kontroler. Kemudian juga NEMA mendefinisikan sebuah starter sebagai kendali magnetik dengan
tambahan kendali pemutusan eksternal yang terdapat pada enclosure/wadah. Kendali pemutusan yang
dimaksud dapat berupa semacam circuit breaker/switch.
Starter pada NEMA diklasifikasikan berdasarkan size-nya. Dalam pengklasifikasiannya nilai yang
digunakan patokan adalah nilai arus dan daya. Pada tabel ukuran standarisasi NEMA (00-8) yang dapat
dilihat dibawah ini. Suatu ukuran dari nilai rating controller, nilai FLA (Full Load Amphere) dan HP (Horse
Power) dibuat dalam suatu grup. Pada nameplate starter biasanya produsen akan menuliskan
ukuran/sizing NEMA. Hal ini akan membuatnya sangat diminati karena informasi terkait data motor listrik
yang cenderung terbatas seperti rating dari voltase motor listrik dan daya pada motor listrik. Namun
dengan demikian sudah cukup bagi kita dengan hanya memilih NEMA starter.
Misalkan bila sebuah motor listrik memiliki voltase 415V dengan daya 50HP/37.25KW dan
memerlukan sebuah gawai sistem yang dalam konteks ini adalah FVNR, kemudian kita dapat secara
seksama memilih starter dengan size 3. Pada standarisasi NEMA memiliki ciri khas pada sistemnya yaitu
size yang dilebihkan beberapa kali demi alasan keselamatan (oversize). Hal tersebut membuatnya menjadi
hal yang krusial bagi beberapa perancang karena NEMA ratings sendiri memang dirancang untuk dapat
dipilih dengan cepat dan simpel, sementara itu pada standarisasi IEC memerlukan analisa lebih jauh dalam
pengaplikasiannnya karena pada standarisasi IEC lebih dimaksudkan agar perancang dapat memilih partisi
starter terbaik, yang nantinya akan diaplikasikan pada berbagai aplikasi sesuai kebutuhan.
Tabel 1.1
Tabel NEMA ICS 2-4-1 Horsepower (HP) dan Locked-Rotor Current (LRA) Ratings untuk Tiga Fasa, Kecepatan
Tunggal Voltase Penuh Kendali Magnet untuk Plugging terbatas dan Jogging-Duty.
Menentukan Ukuran Komponen Starter Menggunakan Standarisasi NEMA (Tiga Fasa)
Di saat para perancang dapat dengan mudah memilih ukuran starter berdasarkan ukurannya, namun
disamping itu sangatlah penting mengetahui bagaimana komponen starter seperti SCPD, kontaktor &
OLR ditentukan. Pada dokumen NEMA yang telah dipublikasikan sering kali melakukan sitasi yang
mengacu pada NEC (National Electric Code of NFPA 70), beberapa sitasi tersebut memuat banyak sekali
persamaan dan kalkulasi untuk menentukan ukuran starter.
Continous current ratings: Mewakilkan maksimal arus RMS dalam satuan ampere, yang mana
memungkinkan controller diijinkan untuk terus bekerja tanpa menyebabkan naiknya temperatur.
Tegangan RMS: Suatu tegangan efektif atau tegangan rata-rata yang dihasilkan pada gelombang
sinusoidal altertaniting current (AC) dalam melakukan supply power ke suatu tahanan. Contohnya seperti
tegangan PLN 220 VAC, sedangkan nilai tegangan puncak dari voltase PLN dikalikan √2 atau sekitar
311,127 VAC.
Arus RMS: Secara konsep juga sama seperti tegangan RMS, seperti namanya root-mean-square yang bisa
kita artikan akar rata-rata dari kuadrat nilai (arus/voltase).
Rating voltase: Nilai tegangan yang menjadi identitas suatu sistem/gawai/komponen untuk dapat
bekerja secara optimal.
Arus starting: Nilai arus yang tercatat pada saat sebuah komponen elektris pertama kali diaktifkan. Pada
data controllers arus starting sama dengan LRA (Locked Rotor Current) pada tegangan penuh.
LRA (Locked Rotor Current): Suatu nilai arus yang dibutuhkan saat pertama kali motor listrik berputar
atau nilai arus yang dibutuhkan motor listrik untuk memutar armature/angker/rotor.
FLA (Full Load Ampere): Nilai arus listrik yang tercatat pada motor listrik saat kondisi beroperasi dengan
beban/loaded, dengan torsi dan putaran sesuang rating-nya.
Jogging Dutty: Ialah suatu aksi starting/stopping dari motor listrik pada waktu yang relatif singkat,
biasanya diaplikasikan pada kondisi untuk memindahkan suatu objek pada tempat tertentu, seperti
crane atau katrol barang.
Plugging: Suatu metode pengereman pada motor listrik dengan membalik arah torsi dengan
membalikan urutan voltase.
Phase Loss Imbalance: Suatu keadaan dimana sistem kelistrikan 3/1 fasa yang terinstal terjadi
ketidaksinkronan diantaranya (R-S-T-N). Entah karena salah satu line terputus, saluran pembebanan yang
tidak seimbang, maupun terjadi kesalahan pada transformator (phaselose/pengaturan yang salah).
Menentukan Ukuran Komponen Starter
Precentage of Full-Load Current
Type of Motor Nontime Delay Dual Element (Time- Instantaneous Trip Inverse Time
Fuse^1 Delay) Fuse^1 Breaker Breaker^2
Singgle-phase 300 175 800 250
motors
AC polyphase 300 175 800 250
motors other than
wound-rotor
Squirrel cage-other 300 175 800 250
than Design B
energy-efficient
Design B energy- 300 175 1100 250
efficient
Synchronous^3 300 175 800 250
Wound-rotor 150 150 800 150
DC (consntant 150 150 250 150
voltage)
Tabel 2.2 Rating Maksimal atau Pengaturan Untuk Motor Branch-Short-Circuit dan Ground-Fault-
Proctective-Device – NEC Article 430 NFPA 70
OLR biasanya memiliki tiga atau lebih indeks pengaturan FLA yang dapat diatur. OLR juga biasanya
juga didesain memiliki satu atau lebih trip-class-setting (seperti contohnya., 10, 20, 30), phase loss
imbalance protection, dan mungkin juga self-powered.
Motor-service-factor (SF) adalah persentasi dari overloading dari motor listrik yang dapat ditangani dalam
periode singkat saat beroperasi dalam kondisi normal dengan catatan tersuplai dengan tegangan yang
sesuai dengan toleransi.
Dengan berdasarkan kriteria yang telah dijabarkan diatas maka, kita dapat memilih komponen sesuai
dengan apa yang kita inginkan.
Contoh kasus:
Tentukan komponen FVNR-controller (fused non-time delay) untuk 25HP, 460V, 3 fasa, squirrel-cage
motor, nameplate full-load current 32 A, Design B, dan memiliki service factor 1.15.
Penyelesaian:
1. SCPD rating: Sebuah motor induksi dengan kriteria non-time delay fuse rating-nya adalah 300%
x 34A = 102A. Kemudian kita dapat menentukan fuse yang lebih besar dan yang paling mendekati
yaitu fuse 110A.
2. Contactor rating: Harus lebih besar atau sama dengan 32A. Kapasitas making-breaking (ketika
kontaktor bekerja) harus lebih besar atau sama dengan seberapa besar LRA.
3. Overload Protection: Pengaturan mode trip seharusnya tidak melebihi 32A*1.25 = 40.0
Catatan: FLA seperti yang disebutkan pada contoh kasus biasanya akan langsung disebutkan pada
nameplate, dan juga sebenarnya seseorang dapat langsung menentukan besaran FLA dari
tabel NEMA (2-41 ICS-4)
1. Oversized, dan pemanfaatan yang kurang optimal: Dengan karakteristiknya yang sejak awal
adalah oversized maka secara langsung akan mengorbankan beberapa faktor penting seperti
biaya dan ukuranya. Dan mungkin dalam dibeberapa penerapan user/installer akan ditemui
penerapan yang kurang dimaksimalkan karena faktor karakteristik oversized seperti yang telah
saya sebutkan.
*Inspirasi Artikel: Direct Online (DOL) Starter Sizing – the IEC and NEMA way – Part 1 by Kausal S. Deputy
Manager – (R&D) @ Switchboard Design and Development Centre | EX-L&T at Schneider Electric