Anda di halaman 1dari 4

FUNGSI AMDAL DALAM PENGENDALIAN KERUSAKAN DAN

PENCEMARAN LINGKUNGAN SETELAH DIUNDANGKANNYA UU


CIPTA KERJA

Sulaiman A. Rifai 1, Kristine Belina Br. Manihuruk 2 Akyar Idris Sagala3

Abstrak. Peran AMDAL sebagai dasar penerbitan izin lingkungan berdampak pada pencegahan kerusakan dan
pencemaran lingkungan hidup, Fungsi AMDAL sebagai pencegahan kerusakan dan pencemaran lingkungan
hidup pasca UU Cipta kerja, dan konsep ideal AMDAL sebagai instrumen dalam pencegahan pencemaran dan
kerusakan lingkungan setelah pengesahan UU Cipta Kerja. penggunaan AMDAL menjadi instrumen mengenai
dampak dan imbas krusial dari suatu usaha atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup.
Penyederhanaan izin lingkungan dengan menghapuskan AMDAL bertentangan dengan tujuan pembangunan
berkelanjutan karena hanya menempatkan pembangunan dalam perspektif jangka pendek. Kemudian Perubahan
yang paling krusial dalam Undang-Undang Cipta Kerja mengenai AMDAL ini adalah mengenai perizinan.Izin
lingkungan telah berubah menjadi persetujuan lingkungan oleh karena itu penilaian terhadap dokumen AMDAL
juga akan hilang dikarenakan juga komisi penilai AMDAL telah dihapus dalam UU Cipta Kerja. Serta dampak
adanya UU Cipta Kerja disebutkan tidak sepenuhnya AMDAL dihilangkan, tetapi akan menghapuskan fungsi
wajib AMDAL bagi sebagian besar aktivitas atau kegiatan usaha tanpa adanya kepastian dan landasan yang jelas.

Kata kunci: AMDAL, Kerusakan Lingkungan, Lingkungan Hidup, Pencemaran Lingkungan, UU Cipta Kerja[[

Rumusan Masalah:

1. Bagaimana Menghilangkan Peran AMDAL Sebagai dasar Penerbitan IzinLingkungan?


2. Bagaimana Fungsi AMDAL Sebagai Sarana Pencegahan Kerusakan dan/atau
Pencemaran Lingkungan Hidup Pasca UU Cipta Kerja?
3. Bagaimana Konsep Ideal AMDAL Sebagai Instrumen Dalam Pencegahan Kerusakan
Lingkungan?

Teori Yang Di Pakai: Teori Pembangunan


Pembangunan adalah manifestasi pemanfaatan sumber daya alam guna memenuhi

kebutuhan hidupnya dan mencapai kesejahteraan. Salah satu Upaya untuk menjaga

kelestarian alam dan menekan dampak negatif pembangunan guna mewujudkan

pembangunan berwawasan lingkungan tersebut adalah menggunakan analisis mengenai

dampak lingkungan (AMDAL) yang merupakan salah satu alat pengelolahan lingkungan

yang dapat digunakan.

1
Berdasarkan konsep hukum AMDAL sebagai instrument hukum yang memiliki

makna penting untuk melindungi lingkungan dari berbagai kegiatan, khususnya yang

dilakukan para pelaku usaha yang kegiatannya dapat menimbulkan dampak besar dan

penting terhadap kelangsungan lingkungan hidup.

Menurut Michael Hager salah satu fungsi hukum sebagai sarana pembangunan

adalah hukum sebagai alat penjaga keseimbangan (balancing), fungsi hukum dapat menjaga

keseimbangan dan keharmonisan antara kepentingan negara, kepentingan umum dan

kepentingan perorang (individu). Fungsi hukum sebagai penjaga keseimbangan (balancing)

memberikan ruang gerak kepada peraturan hukum yang dibentuk pemerintah, khususnya

UU RI No. 32 tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolahan lingkungan hidup

(UUPPLH) dan peraturan pemerintah No. 27 tahun 1999 tentang Analisis Mengenai

Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) menjadi sarana penjaga keseimbangan dan

keharmonisan antara kepentingan negara, kepentingan umum, kepentingan (individu)

terhadap lingkungan hidup.

Kepentingan Negara terhadap lingkungan dapat ditelaah dari penjelasan UUPPLH

bahwa lingkungan hidup yang baik dan sehat merupakan hak asasi dan hak konstitusional

bagi setiap warga negara Indonesia. Dalam pelaksanaan pembangunan berkelanjutan agar

lingkungan hidup dalam pelaksanaan pembangunan kelanjutan agar lingkungan hidup

Indonesia dapat tetap menjadi sumber dan penunjang hidup bagi rakyat Indonesia serta

makluk hidup lain. Penggunaan sumber daya alam harus selaras, dan seimbang dengan

fungsi lingkungan hidup. Sebagai konsekuensinya, kebijakan, rencana dan atau program

pembangunan harus dijiwai oleh kewajiban melakukan kelestarian lingkungan hidup dan

mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan.

Dampak yang ditimbulkan sebagai konsekuensi dari pembangunan terus dikembang

Upaya pengendalian dampak secara dini. Analisis Mengenai dampak lingkungan (AMDAL)

2
salah satu perangkat pro-emtif pengelolaan lingkungan hidup yang harus diperkuat melalui

peningkatkan akuntabilitas dalam pelaksanaan penyusunan AMDAL dengan

mempersyaratkan lisensi bagi penilai amdal dan diterapkannya sertifikasi bagi penyusunan

dokumen AMDAL serta dengan memperjelas sanksi hukum bagi pelanggar dibidang

AMDAL.

Kesimpulan Dan Saran

Kesimpulan

Penggunaan AMDAL menjadi instrumen mengenai dampak dan imbas krusial dari suatu
usaha atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup. Penyederhanaan izin
lingkungan dengan menghapuskan AMDAL bertentangan dengan tujuan pembangunan
berkelanjutan karena hanya menempatkan pembangunan dalam perspektif jangka pendek
karena tidak mengaplikasikan lingkungan hidup kedalam pembangunan ekonomi.

Urgensi pengaturan pengelolaan pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan hidup,
serta cara mengeliminir dampak, agar pembangunan- pembangunan yang lainnya dan
berikutnya dapat tetap dilakukan setelah fungsi AMDAL sebagai tindakan preventif tidak
berjalan sebagaimana mestinya Kemudian Perubahan yang paling krusial dalam Undang-
Undang Cipta Kerja mengenai AMDAL ini adalah mengenai perizinan. Perubahan yang paling
krusial dalam Undang-Undang Cipta Kerja mengenai AMDAL ini adalah mengenai
perizinan.Izin lingkungan telah berubah menjadi persetujuan lingkungan oleh karena itu
penilaian terhadap dokumen AMDAL juga akan hilang dikarenakan juga komisi penilai
AMDAL telah dihapus dalam UU Cipta Kerja. Kemudian ketentuan tentang peran Amdal dan
pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan sebuah usaha dan/atau kegiatan yang semula
tercantum dalam Undang Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup berencana diubah dalam RUU Cipta Kerja Pasal 23.Serta
dampak adanya UU Cipta Kerja disebutkan tidak sepenuhnya AMDAL dihilangkan, tetapi
akan menghapuskan fungsi wajib AMDAL bagi sebagian besar aktivitas atau kegiatan usaha
tanpa adanya kepastian dan landasan yang jelas.

3
Saran

Dengan banyaknya kasus pencemaran dan kerusakan lingkungan yang dinilai kurang begitu

efektif penegakan hukum sebagai bentuk pertanggung jawaban atas Tindakan yang menimbulkan

pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup. Sehingga banyaknya kasus-kasus yang terjadi

maka dari itu penegakan hukum terkait lingkungan perlu diterapkan secara maksimal baik itu

dari segi Upaya hukum preventif maupun segi Upaya hukum refresif.

Anda mungkin juga menyukai