Anda di halaman 1dari 4

2/11/24, 8:41 AM Analisis Komponensial dan Analisis Tema Kultural (Analisis Spradly) | Teknologi Pendidikan

Analisis Komponensial dan Analisis Tema Kultural


(Analisis Spradly)
Melakukan analisis berarti melakukan kajian untuk memahami struktur suatu fenomena yang berlaku di lapangan. Analisis
dilaksanakan dengan melakukan telaah terhadap fenomena atau peristiwa secara keseluruhan, maupun terhadap bagian-
bagian yang membentuk fenomena-fenomena tersebut serta hubungan keterkaitannya. Menurut Bodgan dan Taylor
(1975:32) menyatakan analisis data sebagai proses yang mencari usaha secara formal untuk menemukan tema dan
merumuskan ide seperti yang disarankan oleh data dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan ide itu.
Seterusnya Gay (1987:21) “Analysis of data can investigated by comparing responses on one data with responses on
other data.” Analisis data dilakukan dengan menguji kesesuaian antara data yang satu dengan data yang lain. Sujana
(1989) menyatakan analisis data kualitatif bertolak dari fakta / informasi di lapangan. Fakta atau informasi tersebut
kemudian diseleksi dan dikembangkan menjadi pertanyaan-pertanyaan yang penuh makna

Selanjutnya Sugiono (2007:335) “Analisis data kualitatif adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil pengamatan (observasi), wawancara, catatan lapangan, dan studi dokumentasi, dengan cara
mengorganisasikan data ke sintesis, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan mana yang akan
dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain”.

A. ANALISIS KOMPONESIAL

Pada analisis taksonomis, yang ditunjukan ialah struktur internal masing-masing dengan domain “menorganisasikan atau
menghimpun elemen-elemen yang berkesamaan di suatu domain” (organize similarities among elements in domain). Ini
diperoleh melalui apa yang disebut dengan observasi atau wawancara terfokus.

Sedangkan pada analisis komponensial, yang diorganisasikan bukanlah “kesamaan elemen” dalam domain, melainkan
kontras antar elemen dalam domain yang diperoleh melalui observasi dan atau wawancara terseleksi (Williams, 1988:
137)

Pada setiap domain terdapat sejumlah warga atau anggota, kategori-kategori, atau included terms (misalnya: pensil,
pulpen, penggaris, karet penghapus, buku tulis adalah domain “jenis alat tulis-menulis”). Domain tersebut dan included
terms atau kategori-kategori yang tercakup di dalamnya telah diidentifikasi sewaktu analisis domain; kesamaan-
kesamaan dan hubungan internalnya telah dipahami melalui analisis taksonomis.

Masing-masing warga dari suatu domain sesungguhnya mempunyai atribut / karakterisitik tertentu yang umumnya
diasosiasikan dengannya. Atribut/karakteristik itulah yang membedakannya satu dari yang lain. The dan kopi sama-sama
sebagai “jenis minuman” meskipun sama-sama merupakan minuman, toh keduanya tidak sama (masing-masing
mempunyai atribut/karakteristik tersendiri yang diasosiasikan kepadanya). Terdapat kontras di antara keduanya, dan
kontras itulah yang membedakan antara yang satu dengan yang lain. Perbedaan semacam itulah yang diselesaikan oleh
analisis komponensial. Dengan mengetahui warga suatu domain (melalui analisis domain), kesamaan dan hubungan
internal antar warga disuatu domain (melalui analisis taksonomis), dan perbedaan antar warga dari suatu domain (melalui
analisis komponensial), kita akan memperoleh pengertian yang komprehensif, menyeluruh, rinci, kita telah memahami
makna dari masing-masing warga domain secara holistic.

Dengan menggunakan observasi terseleksi dan pertanyaan-pertanyaan pengkontrasan (contras questions), sejumlah
dimensi yang kontras di antara warga suatu domain akan dapat diidentifikasi (kita akan tahu, misalnya, bahwa minuman
kopi biasannya hanya diminum oleh orang dewasa, sedangkan minuman the biasanya olh siapa pun, termasuk anak-
anak dan barangkali akan banyak lagi kontras yang lainnya antara the dan kopi). Persoalan kontras semacam itulah yang
menjadi perhatian dalam analsis komponensial.

https://tepenr06.wordpress.com/2011/11/16/analisis-komponensial-dan-analisis-tema-kultural-analisis-spradly/ 1/4
2/11/24, 8:41 AM Analisis Komponensial dan Analisis Tema Kultural (Analisis Spradly) | Teknologi Pendidikan

Sebagaimana halnya analisis-analsis terdahulu (analisis domain dan analisis taksonomis), analisis komponensial juga
baru dilakukan setelah peneliti mempunyai cukup banyak fakta/informasi dari hasil wawancara atau observasi yang
melacak kontras-kontras di antara warga suatu domain. Kontras-kontras tersebutoleh peneliti difikirkan/dicarikan dimensi-
dimensi yang bisa mewadahinya. Untuk sekedar contoh, dari hasil observasi dan wawancara tentang domain fungsi ibu
rumah tangga , kita ketahui bahwa menangani pekerjaan urusan kerumahtanggaan berlangsung rutin setiap hari, kadang-
kadang dibantu oleh anak-anaknya sendiri, tidak mendapatkan upah/penghasilan, umpamanya dikerjakan di dalam rumah
tangga, tanpa pengawasan pihak/orang luar, dan sebagainya; bekerja sebagai buruh pada orang / pemberi kerja,
dilakukan pada musim penghujan dan masa panen, disertai pekerja / buruh lainnya secara bersama-sama, mendapat
makan dan upah dari pemberi kerja, selama bekerja biasanya dipantau oleh pemberi kerja , dan sebagainya; pekerjaan
membantu suami di usahakan tani milik sendiri berlangsung setiap musim penghujan dan masa panen, dikerjakan
bersama semua anggota keluarga, memperoleh penghasilan (bagi keluarga) dari hasil panen, bekerja tanpa di pantau
atau diawasi oleh siapa pun.

Dari informasi tersebut, dapat dinyatakan, misalnya bahwa dimensi kontrasnya terletak pada:

1. Karakterisitik rutinitas kegiatan


2. Perolehan imbalan
3. Teman melakukan pekerjaan
4. Independensi dalam melakukan kegiatan
5. Letak (tempat) melakukan kegiatan.

Masing-masing warga domain “fungsi ibu rumah tangga” selanjutnya dapat dimasukkan data kontrasnya pada kelima
dimensi kontras tadi, yang hasilnya katakanlah menjadi sebagai berikut: dimasukkan ke dalam lembaran kerja oleh
Spradley disebut dengan lembarn kerja paradigma atau paradigma worksheet (spradley, 1979: 180).

Lembaran Kerja Paradigma

Kategori- Dimensi-dimensi kontras


kategori
fungsi ibu
rumah Karakteristik Perolehan Teman Independensi L
tangga rutinitas imbalan kerja bekerja keg
kegiatan

Menangani Setiap hari Tanpa upah Anak Independen Rum


pekerjaan / sendiri send
rumah penghasilan
tangga
Bekerja Setiap Mendapat Buruh Diawasi §
sebagai musim upah atau lainnya S
buruh penghujan penghasilan te
pada pihak dan pada §
/ orang masa R
pemberi panen p
kerja k

Bekerja Setiap Mendapat Anggota Independen Saw


sama musim penghasilan keluarga tega
bantu penghujan sendiri
suami dan masa
dalam panen
usaha tani

https://tepenr06.wordpress.com/2011/11/16/analisis-komponensial-dan-analisis-tema-kultural-analisis-spradly/ 2/4
2/11/24, 8:41 AM Analisis Komponensial dan Analisis Tema Kultural (Analisis Spradly) | Teknologi Pendidikan

milik
sendiri

Kontras-kontras yang dimasukkan ke dalam lembaran kerja analisis komponensial tersebut masih perlu dicek kembali
guna memastikan apakah terpenuhi secara memadai ataukah belum. Hasil pengecekan tersebut barangkali tanpa
menimbulkan perubahan apa pun, tetapi mungkin juga diperlukan modifikasi atau penambahan tertentu. Analisis
komponensial yang demikian perlu dilakukan sebanyak domain yang dipilih sebagai focus penelitian. Hasil akhir
pengisian lembaran kerja paradigma itulah yang selanjutnya dipaparkan deskripsinya dalam laporan penelitian, tentu saja
dengan atau dalam bentuk narasi.

B. ANALISIS TEMA KULTURAL

Penelitian kualitatif yang analisisnya bergerak dari analisis domain hingga ke analisis tema budaya(selanjutnya disebut
analisis tema).betuknya akan menyerupai”cerobong asap’dipermukaanya”lebar” ditengahya”sempit”dan
dipucuknya”lebar”lagi.pada anlisis domain,lingkupnya melebar sebab peneliti berkempntingn untuk mengenali segenap
domain(kategori-kategori simbolis) yang menjadi cakupan dari focus yang ditelitinya guna memperoleh gambaran umum
dan menyeluruh.setelah itu,dengan analisis taksonomis dan komponensial peneliti memfokuskan perhatiannya pada
beberapa domain saja guna melacak nya secara lebih rinci dan mendalam.ini bisa disembut dengan proses
menyempit,namun setingkat lebih rinci dan mendalam dari analisis dari sebelumnya yang bersifat melebar.pada
akhirnya,atau puncaknya,dengan analisis tema,prosesnya melebar lagi,guna menemukan tema-tema yang
keberadaannya termanifestasi atau menjelma secara luas dalam kawasan keseluruhan atau sejumlah domain.

Dengan demikin ,analisis tema atau discovering cultural themes sesungguhnya merupakan upaya mencari”benang
merah”yang mengintegrasikan lintas domain yang ada .benang merah pengintegrasi tersebut oleh banyak antropolog
dikaitkannya dengan konsep konsep seperti volues .volue orientations, corevolues, core
symbols,premises,ethos,aidos,world view,dan cognitife orientation(espradeley, 1979:186).

Analisis tema ini , gagasannya betumpuh pada asumsi bahwa keseluruhan lebih dari sekedar jumlah bagian.situasi social
dan budaya apapun yang kita teliti dalam keadaanya bukanlah sekedar jumlah dari pecah-pecahan
aktivitas,perilaku,tempat,sefasilitas yang ada dalam situasi tersebut:ia merupakan kesatuan yang terpolah dalam suatu
keseluruhan (compexpattern).dalam keseluruhan/complex itulah terdapat tema-tema yang dijadikan orientasi kognitif oleh
para pelakunya.konsep-konsep ini pertama-tama diperkenalkan oleh morris opler dalam mendeskripsikan sifat atau cirri
umum dari kebudayaan apache.opler mendefinisikan tema dengan “a postulate or position,declared or implied dan
usually controlling behavior or stimulating activity ,which is tacitly approved or openly promoted in a society “(opler,1945
:198).contoh dari postulat yang ditemukan opler di apache ialah bahwa kaum pria secara fisk,mental dan moral lebih
superior dari kaum wanita.

Setiap kelompok/ masyarakat jelas memiliki sejumlah tema yang menjadi orienatsi kognitif nya “sedemikian kuat dan luas
sehingga menifestasinya seakan-akan hadir dimana pun dan kapanpun(lazimnya disebut themes).dan ada pula tema-
tema yang bersifat melekatnya lebih terbats(minor themes).

Teknis analisis tema dalam dunia egnografi sendiri belum seberapa berkembang dibandingkankan dengan teknis analisis
sebelumnya(analisis domain,analisis taksonomis dan analisis komponenial).dalam hubungan ini,spradley hanya
mengajukan beberapa strategi umum yang dapat dipergunakan seperti berikut ini:

1. Melarutkan diri seoptimal mungkin selama berlangsungnya penelitian sehingga peneliti bisa menghayati alam
fikiran/orientasi nilai dari kelompok/masyarakat yang sedang diteliti.semakin lama dan intens seorang peneliti
melarutkan diri kedalam kelompok/masyarakat yang ditelitinya,biasanya akan banyak pula bisa menemukan tema-
tema yang “melekat” pada venomena yang sedang ditelitinya.
2. Melakukan analisis komponensial lintas domain yang dalam hal ini warga yang di kontraskan adalah antar domain
.dengan demikian,kita tidak hanya mengetahui atribut masing-masing domain,tetapi juga dimensi-dimeni yang kontrs
antara segenap domain.hasilnya ,sedikit banyak bisa diisiaratka tema-tema yang ada dalam kontek pokok
permasalhan yang sedang diteliti.

https://tepenr06.wordpress.com/2011/11/16/analisis-komponensial-dan-analisis-tema-kultural-analisis-spradly/ 3/4
2/11/24, 8:41 AM Analisis Komponensial dan Analisis Tema Kultural (Analisis Spradly) | Teknologi Pendidikan
3. Mengiidentifikasi domain-domain yang cendrung banyak mencakup informasi dari domain-domain lain(organizing
domains) :biasanya terdiri atas domain yang berkenan dengan tahap-tahap yang ada ,tidak hanya rincian tahap itu
sendiri,melainkan juga aspek-aspek lainnya ,akan dapat dimunculkan sejumlah ytema tertentu.
4. Membuat diagram skematis yang menunjukan keterkaitan segenap domain,yang dengan visualisasi hubungan antara
domain tersebut sedikit banyak dapat diisyaratkan tema-tema yang mungkin melekat dalam struktur hubungan antar
domain yang bersangkutan
5. Mencari kesamaan diantara dimeni-dimensi yang kontras, yang dengan kesamaan tersebut peneliti dapat
memunculkan kemungkinan tema-tema yang melekat adanya fenomena itu’
6. Mencari tema-tema universal yang biasanya dimuat pada sejumlah hal teori dan literature, dan kemudian melacak
kesesuainnya dengan fenomena lapangan yangs diteliti. Melalui tersebut peneliti juga dapat mengidentifikasi tema-
tema yang relevan dengan kelompok / masyarakat yang sedang ditelitinya.
7. Mengikhtisarkan segenap data / informasi yang telah ditemukan, yang melalui proses ini penelitian yang dipaksa
untuk tidak hanya bergelimang dengan rincian fakta, tetapi juga melihat “benang merah” yang menjalinnya satu
dengan yang lain. Ini akan menuntun peneliti akan memunculkan tema-tema tentative yang selanjutnya dapat dilacak
kebenarannya.
8. Membuat studi perbndingan dengan kelompok / masyarakat yang serupa guna melacak kesamaan-kesamaan serta
perbedaan-perbedaannya, yang dari itu dapat dimunculkan tema-tema tentative berkenaan dengan kelompok /
masyrakat yang sedang diteliti, dan menguji kebenarannya.

https://tepenr06.wordpress.com/2011/11/16/analisis-komponensial-dan-analisis-tema-kultural-analisis-spradly/ 4/4

Anda mungkin juga menyukai