Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI


PENGUMPULAN DATA DAN PEMBACAAN GRAFIK

Disusun Oleh :
Kelompok 5

NOVIAN ARRADEX CUMBARA (0615404216)


TRISNA DEWI (061540421612)

Kelas : 5 KIA
Dosen Pembimbing : Ir. Jaksen M.Amin, M.Si

TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI


POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA PALEMBANG
2017/2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga Makalah ini dapat terselesaikan

tepat pada waktunya. Penulisan makalah yang berjudul Pengumpulan Data Dan

Pembacaan Grafik Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan

makalah ini, hal tersebut dikarenakan kemampuan penulis yang masih terbatas. Namun

berkat bimbingan dari dosen pembimbing, dan beberapa pihak lainnya, akhirnya penulis

mampu menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.

Penulis berharap, makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya

dan bagi pembaca sekalian pada umumnya. Penulis juga mengharapkan kritik dan saran

positif yang dapat membangun dan mengembangkan kemampuan penulis untuk

menyusun makalah-makalah lainnya. Selain itu, diharapkan makalah ini dapat dijadikan

bahan pertimbangan demi meningkatkan prestasi dimasa yang akan datang.

Palembang, Oktober 2017


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


DATA merupakan Kumpulan fakta yang diperoleh dari suatu pengukuran. Suatu
pengambilan keputusan yang baik merupakan hasil dari penarikan kesimpulan yang
didasarkan pada Data/Fakta yang akurat. Untuk mendapatkan Data yang akurat
diperlukan suatu Alat Ukur atau yang disebut Instrumen yang baik. Alat Ukur atau
Instrumen yang baik adalah Alat Ukur/Instrumen yang VALID dan RELIABEL. (Amin,
dkk., 2009).
Setiap hari koran dan berita televisi menampilkan berita hangat yang memuat
informasi numerik yang mungkin berupa tabel, diagram, atau grafik. Informasi tersebut
menjelaskan tentang keadaan di sekitar kita. Misalnya informasi tentang perentase
banyaknya anak usia sekolah yang mengalami kesulitan biaya sekolah, persentase
banyaknya siswa yang diterma di perguruan tinggi negeri, rata-rata penghasilan nelayan
di daerah pantai utara Jawa, dan sebagainya. Memahami bagaimana informasi
dikumpulkan, dikelola, dianalisis, dan dilaporkan merusak kemampuan yang perlu
dimiliki oleh setiap orang agar dapat membuat keputusan tentang lingkungan rumah,
pekerjaan, penyimpanan uang, pengeluaran uang, dan sebagainya.
Dalam abad informasi sekarang ini, tampak semakin terasa akan pentingnya
tabel, grafik, dan diagram dalam kehidupan kita. Membelajarkan anak tentang
pengelolaan data mengenai keadaan lingkungan anak itu sendiri merupakan hal penting
agar anak tidak asing dengan keadaan lingkungannya. Misalnya membuat dan membaca
diagram data tentang banyaknya siswa dikelasnya yang absen dalam 1 minggu,
menghitung rata-rata nilai ujian nasional matematika di sekolahnya pada tahun tertentu,
membuat grafik perubhan berat badan adik bayi dalam tiga bulan yang diukur pada
setiap akhir bulan, membuat dan membaca diagram tentang makanan kesukaan, dan
sebagainya. Hal ini tentu juga menggunakan pendekatan yang sesuai dengan tahap
perkembangan kognitif anak dan melibatkan anak secara aktif dalam kegiatan yang
menarik.
Kegiatan pengumpulan data di lapangan, akan menghasilkan angka angka
yang disebut data kasar.penyebutan dengan istilah data kasar menunjukkan bahwa data
itu belum diolah dengna teknik statistic tertentu. Jadi, data data itu masih berwujud
sebagaimana data itu diperoleh yang biasanya berupa skor. Skor skor tersebut dapat
pula disebut dengan istilah skor kasar, yang artinya sama dengan data kasar. Biasanya
relatif banyak dan tidak beraturan. Dalam pembuatan laporan penelitian, data tersebut
yang harus dilaporkan. Agar dapat memberikan gambaran ya g bermakna, data data
itu haruslah disajikan kedalam tampilan yang sistematis.

Ada sejumlah cara yang dapat dipilih untuk menampilkan data hasil pengukuran
dalam kerja penelitian. Penyajian data yang mana yang sebaiknya dipilih tergantung
jenis data, selera peneliti, dan tujuan penampilan data itu sendiri. ( Burhan Nurgiyantoro
dkk, 2004:31 )

1.2. Rumusan Masalah


Dari latar belakang masalah tersebut dapat diambil rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Menjelaskan tentang pengumpulan data ?
2. Menjelakan tentang metode pengumpulan data ?
3. Menjelaskan tentang cara pengambilan sampel ?
4. Menjelaskan tentang alat pengumpulan data ?
5. Menjelaskan tentang metode pengolahan data ?

1.3. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengumpulan data ?
2. Untuk mengetahui metode pengumpulan data ?
3. Untuk mengetahui cara pengambilan sampel ?
4. Untuk mengetahui alat pengumpulan data ?
5. Untuk mengetahui metode pengolahan data ?
BAB II
PEMBAHASAN

2.I PENGUMPULAN DATA


Sebelum pengumpulan data dilakukan, terlebih dahulu harus di ketahui untuk
apa data itu dikumpulkan. Apapun tujuan pengumpulan data, telebih dahulu harus
diketahui jenis elemen atau objek yang akan diselidiki. Elemen adalah unit terkecil
dari objek penelitian, disebut juga "unit analysis" atau "unit sampling".
Menurut J.Supranto (2000,p21) pengumpulan data harus dapat dipercaya dan
tepat waktu, baik dan mencakup seluruh unit yang menjadi objek penelitian, informasi
yang dikumpulkan itu harus sesuai dengan keadaan yang sebenarnya dan dengan
metode serta cara yang ditetapkan. Yang harus diketahui adalah jenis elemen dan objek
yang akan diselidiki.
Tujuan pengumpulan data, selain untuk mengetahui jumlah elemen, juga
untuk mengetahui karakteristik dari elemen-elemen tersebut. Karakteristik
adalah sifat-sifat, ciri-ciri atau hal-hal yang dimiliki oleh elemen, yaitu semua
keterangan mengenai elemen. Misalnya, kalau elemen itu pegawai
pemerintah/swasta maka karakteristik yang perlu diketahui antara lain jenis
kelamin, pendidikan, agama, umur, masa kerja, golongan dan gaji, sedangkan jika
berupa perusahaan, maka karakteristiknya antara lain jumlah karyawan, jumlah
kekayaan, hasil produksi, dan hasil penjualan; untuk universitas, karakteristiknya
antara lain jumlah mahasiswa, jumlah dosen, dan banyaknya fakultas.
Nilai karakteristik suatu elemen merupakan nilai variabel, misalnya harga
(karakteristik harga suatu barang akan berubah ubah menurut waktu atau berbeda beda
menurut tempat), produksi, hasil penjualan, ekspor, pendapatan nasional, umur, tinggi
badan, berat badan, tekanan darah, temperature/ suhu, modal perusahaan dan lain lain.
Biasanya untuk suatu variabel dipergunakan huruf latin (X,Y,Z) atau Yunani.

Contoh 2.1
Diketahu: 3 perusahaan dengan X = model perusahaan dalam jutaan rupiah,
dimana X1 = 5, X2 = 7, X3 = 4, berarti perusahaan pertama mempunyai modal Rp 5 juta,
perusahaan kedua Rp7 juta dan perusahaan ketiga Rp4 juta.
POPULASI adalah kumpulan dari seluruh elemen sejenis tetapi dapat
dibedakan satu sama lain karena karakteristiknya. Perbedaan perbedaan itu di sebabkan
karena adanya nilai karakteristik yang berlainan. Misalnya seluruh karyawan
perusahaan merupakan populasi disini karakteristiknya secara keseluruhan akan
berlainan, misalnya umur, pendidikan, massa kerja, gaji pokok dan lain sebagainya.
Untuk menunjukkan banyaknya elemen populasi maka, diberikan notasi N.
Catatan
Karena pengumpulan data akan menghasilkan nilai observasi sebagai nilai
karakteristik dari masing masing elemen, maka kumpulan seluruh nilai (data), observasi
disebut populasi. Kumpulan seluruh kemungkinan hasil eksperimen juga disebut
populasi. Oleh karena itu, populasi dari sampel di atas di tulis :
Populasi : X1,X2,...,X3,...,X4
Sampel : X1,X2,...X3,...,X4

2.2 METODE PENGUMPULAN DATA


Dalam statistik dikenal dua macam cara pengumpulan data, yaitu cara
sensus dan cara sampling.
A. Sensus
Sensus adalah cara pengumpulan data apabila seluruh elemen populasi diselidiki
satu per satu. Data yang diperoleh tersebut merupakan hasil pengolahan sensus disebut
sebagai data yang sebenarnya (true value), atau sering juga disebut parameter.
Misalnya : hasil sensus penduduk tahun 1981 memberikan data sebenarnya mengenai
penduduk Indonesia (jumlahnya menurut jenis kelamin, menurut umur, menurut
pendidikan, menurut lapangan kerja dan agama), dan sensus pegawai negeri tahun 1974
memberikan data sebenarnya mengenai jumlah menurut pendidikan, menurut daerah,
pusat dan lain sebagainya. sensus pertanian dan sensu industri, masing-masing
memberikan data sebenarnya tentang keadaan permasalahan pertanian dan industri.
Perlu diperhatikan disini ialah bahwa cara sensus biayanya mahal serta
memerlukan banyak waktu dan tenaga. Sebetulnya cara ini tidak efisien. Oleh
karenanya, menurut rekomendasi PBB (Perserikatan Bangsa-bangsa) kepada para
negara anggotannya, sensus penduduk pada tahun 1971, 1980, 1990 dan 2000),
sedangkan sensus industri dan pertanian masing-masing cukup sekali dalam 5 tahun.
B. Sampling
adalah cara pengumpulan data apabila yang diselidiki berupa sampel dari suatu
populasi. Data yang didapat dari hasil sampling merupakan data perkiraan (estimated
value). Jadi, jika dari 100 perusahaan hanya akan diselidiki 10 saja, maka hasil
dari penyelidikannya merupakan suatu perkiraan. Misalnya : perkiraan jumlah
karyawan, perkiraan jumlah modal, perkiraan jumlah produksi, perkiraan rata-
rata modal dan lain-lain. Jika nilai yang dihitung berdasarkan seluruh elemen
populasi disebut parameter, maka data yang dihitung tersebut berdasarkan
sampel disebut statistik (statistic tanpa s, sebab statistic dengan s diartikan ilmu
statistik yang sering disebut statistika).
Kelebihan Sampling dibandingkan dengan Sensus, pengumpulan data dengan
menggunakan cara sampling membutuhkan biaya yang jauh lebih sedikit, tenaga tidak
terlalu banyak, memerlukan waktu yang lebih cepat dan dapat menghasilkan cakupan
data yang lebih luas serta terperinci. Dalam banyak permasalahan yang dihadapi,
metode pengumpulan data dengan cara sampling lebih disukai dengan pertimbangan
keterbatasan biaya dan waktu serta penelitian yang bersifat merugikan.
Beberapa Jenis Sampling, sebagai berikut :
1) Sampling Acak adalah sampling yang pemilihan elemen-elemen populasinya
dilakukan secara acak (random). Pemilihan ini dilakukan dengan menggunakan
lotere, undian atau tabel bilangan acak (table of random number).
2) Simple Random Sampling ialah sampling dimana pemilihan elemen populasi
dilakukan sedemikian rupa, sehingga setiap elemen tersebut mempunyai
kesempatan yang sama untuk terpilih.
3) Multistage Random Sampling merupakan sampling dimana pemilihan elemen
anggota sampel dilakukan secara bertahap.
4) Cluster Randim Sampling adalah sampling dimana elemen terdiri dari elemen-
elemen yag lebih kecil disebut klaster. Klaster yang terpilih sebagai sampel,
maka seluruh elemennya harus diteliti satu per satu. Berbeda dengan stratified
random sampling dimana setiap stratum diambil sampelnya untuk membuat
perkiraan guna mewakili parameter dari stratum yang bersangkutan.
5) Systematic Random Sampling ialah sampling dimana pemilihan elemen pertama
dipilih secara acak (random), sedangkan elemen berikutnya dipilih secara
sistematis berjarak k, dimana k = N/n. Caranya sebagai berikut : pilih salah satu
angka secara acak dari 1 sampai dengan k.
6) Stratified Random Sampling yaitu sampling dimana pemilihan elemen anggota
sampel dilakukan sebagai berikut :
pertama, populasi dipecah atau dibagi menjadi populasi yang lebih kecil
yang disebut STRATUM. Pembuatan STRATUM harus homogen atau
relatif homogen, misalnya menjadi k Stratum (k= 2,3 atau lebih).
kedua, setiap STRATUM diambil sampel secara acak, kemudian dibuat
perkiraan untuk mewakili STRATUM yang bersangkutan.
ketiga, pada perkiraan untuk seluruh populasi dipergunakan rumus
gabungan.

2.3 CARA PENGAMBILAN SAMPLE

2.3.1 Probability sampling


adalah Metode pengambilan sampel secara random atau acak, yaitu : suatu cara
pemilihan sejumlah elemen dari populasi untuk menjadi anggota sampel, di mana
pemilihannya dilakukan sedemikian rupa sehingga setiap elemen populasi mendapat
kesempatan yang sama (equel chance) untuk dipilih menjadi anggota sampel. Pemilihan
juga dapat dilakukan dengan lotre / undian atau jika jumlah elemennya ribuan perlu kita
gunakan tabel angka acak, yaitu suatu daftar angka yang sudah dibuat sedemikian rupa
sehingga jika digunakan akan menjamin pemilihan secara acak. Cara ini dianggap
objektif karena netral. Samplingnya disebut probability sampling, yaitu setiap elemen
populasi mempunyai probabilitas (kemungkinan) yang sama untuk dipilih.
Metode ini terbagi menjadi beberapa jenis yang lebih spesifik, antara lain:

1. Pengambilan Sampel Acak Sederhana (Simple Random Sampling)


Pengambilan sampel acak sederhana disebut juga Simple Random
Sampling. teknik penarikan sampel menggunakan cara ini memberikan kesempatan
yang sama bagi setiap anggota populasi untuk menjadi sampel penelitian. Cara
pengambilannya menggunakan nomor undian.
Terdapat 2 pendapat mengenai metode pengambilan sampel acak sederhana.
Pendapat pertama menyatakan bahwa setiap nomor yang terpilih harus dikembalikan
lagi sehingga setiap sampel memiliki prosentase kesempatan yang sama. Pendapat
kedua menyatakan bahwa tidak diperlukan pengembalian pada pengambilan sampel
menggunakan metode ini. Namun, metode yang paling sering digunakan adalah Simple
Random Sampling dengan pengembalian.
Kelebihan metode ini yaitu dapat mengurangi bias dan dapat mengetahui
standard error penelitian. Sementara kekurangannya yaitu tidak adanya jaminan bahwa
sampel yang terpilih benar-benar dapat merepresentasikan populasi yang dimaksud.
Contoh Pengambilan Sampel Metode Acak Sederhana:
Dalam suatu penelitian dibutuhkan 30 sampel, sedangkan populasi penelitian
berjumlah 100 orang. Selanjutnya peneliti membuat undian untuk mendapatkan sampel
pertama.
Setelah mendapatkan sampel pertama, maka nama yang terpilih dikembalikan
lagi agar populasi tetap utuh sehingga probabilitas responden berikutnya tetap sama
dengan responden pertama. Langkah tersebut kembali dilakukan hingga jumlah sampel
memenuhi kebutuhan penelitian.
2. Pengambilan Sampel Acak Sistematis (Systematic Random Sampling)
Metode pengambilan sampel acak sistematis menggunakan interval dalam
memilih sampel penelitian. Misalnya sebuah penelitian membutuhkan 10 sampel dari
100 orang, maka jumlah kelompok intervalnya 100/10=10. Selanjutnya responden
dibagi ke dalam masing-masing kelompok lalu diambil secara acak tiap kelompok.
Contoh Sampel Acak Sistematis adalah pengambilan sampel pada setiap orang
ke-10 yang datang ke puskesmas. Jadi setiap orang yang datang di urutan 10,20,30 dan
seterusnya maka itulah yang dijadikan sampel penelitian.
3. Pengambilan Sampel Acak Berstrata (Stratified Random Sampling)
Metode Pengambilan sampel acak berstrata mengambil sampel berdasar
tingkatan tertentu. Misalnya penelitian mengenai motivasi kerja pada manajer tingkat
atas, manajer tingkat menengah dan manajer tingkat bawah. Proses pengacakan diambil
dari masing-masing kelompok tersebut.
4. Pengambilan Sampel Acak Berdasar Area (Cluster Random Sampling)
Cluster Sampling adalah teknik sampling secara berkelompok. Pengambilan
sampel jenis ini dilakukan berdasar kelompok / area tertentu. Tujuan metode Cluster
Random Sampling antara lain untuk meneliti tentang suatu hal pada bagian-bagian
yang berbeda di dalam suatu instansi.
Misalnya, penelitian tentang kepuasan pasien di ruang rawat inap, ruang IGD, dan ruang
poli di RS A dan lain sebagainya.
5. Teknik Pengambilan Sampel Acak Bertingkat (Multi Stage Sampling)
Proses pengambilan sampel jenis ini dilakukan secara bertingkat. Baik itu
bertingkat dua, tiga atau lebih.Misalnya -> Kecamatan -> Gugus -> Desa -> RW RT

2.3.2. Non- Probability Sampling / Non Random Sample (Cara Bukan Acak)

Cara bukan acak adalah suatu cara pemilihan elemen-elemen dari populasi untuk
menjadi anggota sampel di mana setiap elemen tidak mendapat kesempatan yang sama
untuk dipilih. Cara bukan acak lebih bersifat subjektif dan samplingnya disebut
nonprobability sampling,artinya, setiap elemen tidak mempunyai probabilitas yang
sama utuk dipilih.Cara mana yang akan dipergunakan sepenuhnya tergantung kepada
orang yang akan mengumpulkan data. Hal yang perlu ditekankan di sini adalah bahwa
hanya dengan probability sampling yang sifatnya acak, kita dapat menggunakan metode
analisis statistik, menguji hipotesis, membuat perkiraan interval, serta dapat
memperkirakan besarnya kesalahan hipotesis. Dengan demikian, yang terakhir ini
memungkinkan kita untuk memperhitungkan besarnya risiko ketidakpastian
(uncertainly)

1. Purposive Sampling
Purposive Sampling adalah teknik sampling yang cukup sering digunakan.
Metode ini menggunakan kriteria yang telah dipilih oleh peneliti dalam memilih sampel.
Kriteria pemilihan sampel terbagi menjadi kriteria inklusi dan eksklusi.
Kriteria inklusi merupakan kriteria sampel yang diinginkan peneliti berdasarkan
tujuan penelitian. Sedangkan kriteria eksklusi merupakan kriteria khusus yang
menyebabkan calon responden yang memenuhi kriteria inklusi harus dikeluarkan dari
kelompok penelitian. Misalnya, calon responden mengalami penyakit penyerta atau
gangguan psikologis yang dapat memengaruhi hasil penelitian.
Contoh Purposive Sampling: penelitian tentang nyeri pada pasien diabetes
mellitus yang mengalami luka pada tungkai kaki. Maka kriteria inklusi yang dipakai
antara lain:
Penderita Diabetes Melitus dengan luka gangrene (luka pada tungkai kaki)
Usia 18-59 tahun
Bisa membaca dan menulis
Kriteria eksklusi:
Penderita Diabetes Melitus yang memiliki penyakit penyerta lainnya seperti
gangguan ginjal, gagal jantung, nefropati, dan lain sebagainya.
Penderita Diabetes Melitus yang mengalami gangguan kejiwaan.
2. Snowball Sampling
Snowball Sampling adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan wawancara
atau korespondensi. Metode ini meminta informasi dari sampel pertama untuk
mendapatkan sampel berikutnya, demikian secara terus menerus hingga seluruh
kebutuhan sampel penelitian dapat terpenuhi.
Metode pengambilan sampel Snowball atau Bola salju ini sangat cocok untuk
penelitian mengenai hal-hal yang sensitif dan membutuhkan privasi tingkat tinggi,
misalnya penelitian tentang kaum waria, penderita HIV, dan kelompok khusus lainnya.
3. Accidental Sampling
Pada metode penentuan sampel tanpa sengaja (accidental) ini, peneliti
mengambil sampel yang kebetulan ditemuinya pada saat itu. Penelitian ini cocok untuk
meneliti jenis kasus penyakit langka yang sampelnya sulit didapatkan.
Contoh penggunan metode ini, peneliti ingin meneliti tentang penyakit Steven
Johnson Syndrom yaitu penyakit yang merusak seluruh mukosa atau lapisan tubuh
akibat reaksi tubuh terhadap antibiotik.
Kasus Steven Johnson Syndrome ini cukup langka dan sulit sekali menemukan
kasus tersebut. Dengan demikian, peneliti mengambil sampel saat itu juga, saat
menemukan kasus tersebut. Kemudian peneliti melanjutkan pencarian sampel hingga
periode tertentu yang telah ditentukan oleh peneliti.
Tehnik pengambilan sampel dengan cara ini juga cocok untuk penelitian yang
bersifat umum, misalnya seorang peneliti ingin meneliti kebersihan Kota Bandung.
Selanjutnya dia menanyakan tentang kebersihan Kota Bandung pada warga Bandung
yang dia temui saat itu.
4. Quota Sampling
Metode pengambilan sampel ini disebut juga Quota Sampling. Tehnik sampling
ini mengambil jumlah sampel sebanyak jumlah yang telah ditentukan oleh peneliti.
Kelebihan metode ini yaitu praktis karena sampel penelitian sudah diketahui
sebelumnya, sedangkan kekurangannya yaitu bias penelitian cukup tinggi jika
menggunakan metode ini.
Teknik pengambilan sampel dengan cara ini biasanya digunakan pada penelitian
yang memiliki jumlah sampel terbatas. Misalnya, penelitian pada pasien lupus atau
penderita penyakit tertentu. Dalam suatu area terdapat 10 penderita lupus, maka
populasi tersebut dijadikan sampel secara keseluruhan , inilah yang disebut sebagai
Total Quota Sampling.
5. Teknik Sampel Jenuh
Teknik Sampling Jenuh adalah teknik penentuan sampel yang menjadikan
semua anggota populasi sebagai sampel. dengan syarat populasi yang ada kurang dari
30 orang.
Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan
berbagai cara. Bila di lihat dari sumber datanya, maka pengumpulan dapat
menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer disini maksudnya
sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpulan data, sedangkan
sumber sekunder yakni sumber yang tidak langsung memberikan data kepada
pengumpulan data, misalnya lewat orang lain atau dokumen.

2.4 Alat Pengumpulan Data


Selanjutnya bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka
teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan Interview (wawancara), Kuesioner
(angket), Observasi (pengamatan), Dokumentasi dan Tes.
1. Wawancara (Interview)
Wawancara (Interview) digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila
peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang
harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang
lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil.
Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur, dan
dapat dilakukan melalui tatap muka (face to face) maupun dengan menggunakan telpon.
a. Wawancara Terstruktur
Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti
atau pengumpulan data telah mngetahui dengan pasti tentang informasi pa yang akan
diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara, pengumpulan data telah
menyiapkan instumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif
jawabannya pun telah disiapkan.
Berikut ini salah satu contoh wawancara terstruktur :
Misalkan No. 1 : Bagaimanakah tanggapan saudara terhadap pelayanan Administrasi
di kampus IAIN Syekh Nurjati ini ?
Sangat Memuaskan
Memuaskan
Tidak Memuaskan
Sangat Tidak Memuaskan
b. Wawancara Tidak Terstruktur
Wawancara tidak terstruktur, adalah wawancara yang bebas di mana peneliti tidak
menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap
untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakanhanya beberapa garis
besar permaslahan yang akan ditanyakan.
Berikut ini contoh wawancara tidak terstruktur : Bagaimanakah pendapat saudara
terhadap pelayanan administrasi di Kampus IAIN Syekh Nurjati ? dan apakah prosesnya
mudah ?
Informasi atau data yang diperoleh dari wawancara sering bias. Bias sendiri
yaitu menyimpang dari yang seharusnya, sehingga dapat dinyatakan data tersebut
subyektif dan tidak akurat.
2. Angket (Kuesioner)
Anket atau kuesioner juga bisa disebut pertanyaan, merupakan salah satu alat
pengumpulan data. Angket adalah teknik pengumpulan data dengan menyerahkan atau
mengirimkan daftar pertanyaan untuk diisi oleh responden. Sebagian besar penelitian
sosial, termasuk pendidikan, menggunakan kuesioner sebagai teknik yang dipilih untuk
mengumpulkan data.
Dalam pengumpulan data melalui teknik angket, alat yang digunakan disebut
angket atau kuesioner. Oleh karena itu, langkah pertama dalam teknik angket adalah
menyusun angket. Menyusun angket tidak hanya mendaftarkan pertanyaan, melainkan
harus menaati aturan-aturan metodologis, berpijak pada landasan-landasan fungsinya,
menggunakan bentuk dan bangunan terpola, dan memenuhi persyaratan-persyaratn
fungsional lainnya.
Perlu diperhatikan bahwa secara teknis, langkah-langkah penyusunan angket
dapat di uraikan sebagai berikut :
a) Menyusun kisi-kisi angket. Sebagaiman dalam menyusun pedoman
wawancara,dan sebelum menyusun angket perlu menyusun kisi-kisi angket.
b) Membuat kerangka pertanyaan. Kerangka pertanyaan disusun dengan
mempertimbangkan bentuk angket, apakah terbuka ataupun tertutup.
c) Menyusun urutan pertanyaan. Selanjutnya disusun menurut urutan tertentu
sehingga antara satu dan lainnya ada kesinambungannya.
d) Membuat format. Format angket harus dibuat sedemikian rupa sehingga
memudahkan responden dalam mengisinya.
e) Membuat petunjuk pengisian. Petunjuk pengisian dibuat sesuai dengan format
yang mencerminkan cara mengisi.
f) Uji coba angket. Sebelum angket disebarkan, terlebih dahulu diuji coba untuk
mengetahuiletak kelemahan serta hal yang mungkin menyulitkan responden
dalam menjawab.
g) Revisi. Hasil uji coba selanjutnya dijadikan dasar untuk merevisi.
h) Memperbanyak angket. Langkah terakhir dalam penyusunan angket adalah
memperbanyak sejumlah responden yang menjadi anggota sampel.

3. Observasi
Dalam menggunakan metode observasi cara yang paling efektif adalah
melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan sebagai instrumen. Format
yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan
akan terjadi.
Dari penelitian berpengalaman diperoleh suatu petunujuk bahwa mencatat data
observasi bukanlah sekedar mencatat, tetapi juga mengadakan pertimbangan kemudian
mengadakan penilaian ke dalam suatu skala bertingkat. Misalnya, kita memperhatikan
reaksi penonton televisi, bukan hanya mencatat bagaimana reaksi itu, dan berapa kali
muncul, tetapi juga menilai reaksi tersebut misalnya sangat, kurang atau tidak sesuai
dengan yang kita kehendaki.
Sebagai contoh dapat dikemukakan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti
untuk mengetahui proses belajar mengajar dikelas. Variabel yang akan diungkap
didaftar, kemudian di tally kemunculannya, dan jika perlu kualitas kejadian itu
dijabarkan lebih lanjut
Variabel
1. Guru mengajukan pertanyaan kepada murid (observasi selama 15 menit pada
awal jam pelajaran). frekuensi
a. Bertanya tentang hal yang sudah di terangkan ... XXXX
b. Bertanya tentang jawaban teman sekelas ............ XXX
c. Bertanya tentang tugas yang diberikan ............... XXXX

2. Setiap kali guru bertanya bagimana tingkat kesukarannya.


a. Sangat sukar ........................................................ X
b. Sukar ................................................................... XXX
c. Cukup ................................................................. XXXX
d. Baik .................................................................... XX

Latihan Pengamat
Mengamati adalah menatap kejadian, gerakan atau proses. Mengamati
bukannlah pekerjaan yang mudah karena manusia banyak dipengaruhi oleh minat dan
kecenderungan-kecenderungan yang ada padanya. Padahal hasil pengamatan harus
sama, walaupun dilakukan oleh beberapa orang.

Di dalam melatih pengamatan ini dapat juga dilakukan sebagai berikut :


1. Dua-tiga orang pengamat memegang satu lembar format. Sambil mengamati
kejadian mereka berunding, yang muncul termasuk kategori mana, lalu dicatat
bersama.
2. Langkah kedua, mereka terpisah dan memegang format serta mengadakan
pencatatan. Sesudah beberapa menit (kurang lebih 15 menit) hasil pencatatanya
didiskusikan, untuk mencari persamaan dan perbedaanya, Bagian-bagian yang
berbeda didiskusikan. Langkah ini diulang-ulang sampai diperoleh kesamaan
hasil pengamatan.
3. Langkah ketiga, setelah kira-kira diperoleh kesamaan hasil (kesesuaian
waktu/kebersamaan waktu) antar-pengamat, dilakukan uji coba terhadap
beberapa responden.
4. Langkah keempat, mencari koefesien kesepakatan pengamatan dan koefesien
keajegan.
5. Langkah kelima mengulangi lagi latihan dan diskusikan jika ternyata kedua
koefisien tersebut masih rendah.

Macam-macam observasi sebagai berikut :


1. Observasi partisipatif
Dalam observasi ini, peneliti secara langsung terlibat dalam kegiatam sehari-hari
orang atau situasi yang diamati sebagai sumber data. Misalnya seorang guru dapat
melakukan observasi mengenai bagaimana perilaku siswa, semangat siswa, kemampuan
manajerial kepala sekolah, hubungan antar guru, dsb.
2. Observasi tak berstruktur
Berlawanan dengan participant Observation, Non Participant merupakan
observasi yang penelitinya tidak ikut secara langsung dalam kegiatan atau proses yang
sedang diamati. Misalnya penelitian tentang pola pembinaan olahraga, seorang peneliti
yang menempatkan dirinya sebagai pengamat dan mencatat berbagai peristiwa yang
dianggap perlu sebagai data penelitian.
Kelemahan dari metode ini adalah peneliti tidak akan memperoleh data yang
mendalam karena hanya bertindak sebagai pengamat dari luar tanpa mengetahui makna
yang terkandung di dalam peristiwa. Alat yang digunakan dalam teknik observasi ini
antara lain : lembar cek list, buku catatan, kamera photo, dll.

3. Observasi kelompok
Ialah pengamatan yang dilakukan oleh sekelompok tim peneliti terhadap sebuah
isu yang diangkat menjadi objek penelitian.
Adapun Manfaat Observasi sebagai berikut :
Peneliti akan mampu memahami konteks data secara menyeluruh.
Peneliti akan memperoleh pengalaman langsung.
Peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang diamati oleh orang lain.
Peneliti dapat menemukan hal-hal yang tidak terungkap saat wawancara.
Peneliti dapat mengungkapkan hal-hal yang ada di luar persepsi responden.
Peneliti dapat memperoleh kesan-kesan pribadi terhadap obyek yang diteliti.
Obyek Observasi sebagai berikut :
1. Space : Ruang dalam aspek fisiknya
2. Actor : Orang yang terlibat dalam situasi sosial
3. Activity : Seperangkat kegiatan yang dilakukan orang
4. Object : Benda-benda yang terdapat di tempat itu
5. Act : Perbuatan / Tindakan tertentu
6. Event : Rangkaian aktivitas yang dikerjakan orang-orang
7. Time : Urutan Kegiatan
8. Goal : Tujuan yang ingin dicapai
9. Feeling : Emosi yang dirasakan dan diekspresikan orang-orang.4

4. Dokumentasi
Tidak kalah penting dari metode-metode lain, adalah metode dokumentasi, yaitu
mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat
kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya.
Dibandingkan dengan metode lain, maka metode ini agak tidak begitu sulit, dalam arti
apabila ada kekeliruan sumber datanya masih tetap, belum berubah. Dengan metode
dekomentasi yang di amati bukan benda hidup tetapi benda mati.
Seperti telah dijelaskan, dalam menggunakan metode dekomentasi ini peneliti
memegang chek-list untuk mencari variabel yang sudah ditentukan. Apabila
terdapat/muncul variabel yang dicari, maka peneliti tinggal membubuhkan tanda check
atau tally di tempat sesuai. Untuk mencatat hal-hal yang bersifat bebas atau belum
ditentukan dalam daftar variabel peneliti dapat menggunakan kalimat bebas.
Contoh :
Peneliti ingin memilih buku pelajaran mana yang paling tepat untuk digunakan sebagai
acuan dalam mengajar. Tentu saja buku yang akan dipilih tersebut harus berisi sesuatu
yang dapat menuntun guru dalam melaksanakan pembelajaran. Misalnya ada 5 buku,
baik dan tidak nya buku pelajaran dapat di ukur dari beberapa hal, antara lain :
1. Kelengkapan isi
2. Tingkat keterpahaman atau mudah dan tidaknya dipahami
3. Pemberian contoh yang jelas
4. Adanya gambar atau ilustrasi untuk memperjelas uraian
5. Ada dan tidaknya rangkuman
6. Ada dan tidaknya soal latihan5
Dokumen adalah merupakan catatan peristiwa yang telah lalu. Dokumen dapat
berbentuk tulisan, gambar, atau karya menumental dari seseorang lainnya. Dokumen
yang berbentuk tulisan, misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life histories),
cerita, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya foto,
gambar hidup, sketsa, film, video, CD, DVD, cassete, dan lain-lain. Dokumen yang
berbentuk karya misalnya karya seni, karya lukis, patung naskah, tulisan, prasasti dan
lain sebagainya.
Secara interpretatif dapat diartikan bahwa dekumen merupakan rekaman
kejadian masa lalu yang ditulis atau dicetak, dapat merupakan catatan anekdotal, surat,
buku harian dan dekomen-dekumen. Dokumen kantor termasuk lembaran internal,
komunikasi bagi publik yang beragam, file siswa dan pegawai, diskripsi program dan
data statistik pengajaran. Nasution menjelaskan bahwa: ada sumber yang non manusia
(non human resources), antara lain adalah dokumen, foto dan bahan statistik.
Dokumen digunakan dalam penelitian sebagai sumber data sekunder
manakala dokumen tersebut memiliki nilai. Menurut Wang dan Soergel (1998),
nilai kegunaan dokumen dapat dilihat dari beberapa hal sebagai berikut:
1) Evistemic values, yaitu suatu dokumen keberadaannya sangat berguna bagi
pemenuhan kebutuhan akan pengetahuan atau informasi yang tidak/belum
diketahui. Nilai evistemic merupakan prasyarat bagi semua dokumen.
2) Functional values, yaitu suatu dokumen yang keberadaannya sangat berguna
karena memberi konstribusi pada penelitian yang dilakukan. Dokumen akan
berguna karena berisi teori, data pendukung empiris, atau metodologi.
3) Condotional values, yaitu suatu dokumen sangat berguna apabila muncul
beberapa kondisi atau syarat terpenuhi, atau terdapat dokumen lain yang dapat
memperkuat dokumen tersebut.
4) Social values, yaitu suatu dokumen keberadaannya sangat berguna dalam
hubungan dengan kelompok atau individu. Seperti berhubungan dengan guru,
tokoh masyarakat, kiyai, ulama, atau tokoh lainnya.

Jadi hasil penelitian dari observasi atau wawancara, akan dapat dipercaya kalau
didukung oleh sejarah pribadi kehidupan dimasa kecil, disekolah, ditempat kerja, di
masyarakat, dan autobiografi. Hasil penelitian juga akan lebih kredibel apabila
didukung oleh foto-foto atau karya tulis akademik dan seni yang telah ada.
Selanjutnya perlu di perhatikan bahwa tidak semua dokumen memiliki kredibel
yang tinggi, misalnya terdapat berbagai foto yang tidak mencerminkan aslinya, karena
foto dibuat untuk kepentingan tertentu. Begitu pula autoboigrafi yang di tulis untuk
dirinya sendiri.
5. Tes
Tes umunya bersifat mengukur, walaupun beberapa bentu tes psikologis
terutama tes kepribadian banyak yang bersifat deskriftif, tetapi deskriptifnya mengarah
kepada karakteristik atau kualifikasi tertentu sehingga mirip dengan interpretasi dari
hasil pengukuran.
Ditinjau dari sasaran atau objek yang akan di evaluasi, ada beberapa macam tes
dan alat ukur lainnya, yaitu sebagai berikut :
1. Tes kepribadian, yaitu tes yang digunakan untuk mengungkapkan kepribadian
seseorang. Hal yang di ukur adalah kreativitas, disiplin, kemampuan khusus dan
sebagainya.
2. Tes bakat, yaitu tes yang digunakan untuk mengukur atau mengetahui bakat
orang.
3. Tes intelegensi, yaitu tes yang digunakan untuk mengadakan estimasi atau
perkiraan terhadap tingkat intelektual seseorang dengan cara memberikan
berbagai tugas kepada orang yang akan diukur intelegensinya.
4. Tes kiap, yaitu tes yang digunakan untuk mengadakan pengukuran terhadap
berbagai sikap seseorang.
5. Teknik proyeksi, yaitu tes yang di mulai dipopulerkan oleh L.K. Frank Tahun
1939 didalam Bukunya Projective Methods for the study of personality.
6. Tes minat, yaitu tes yang digunakan menggali minat seseorang terhadap sesuatu.
7. Tes prestasi, yaitu tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang
setelah mempelajari sesuatu.
2.5 Pengolahan Data
2.5.1. Pengolahan Data Secara Manual
Pengolahan data secara manual umumnya dilakukan untuk jumlah observasi
yang tidak terlalu banyak. Pengolahan secara manual biasanya memerlukan waktu yang
sangat lama, karena harus meneliti satu per satu dari setiap observasi.
Metode pengolahan ini dapat kita jumpai pada pemilihan umun yang telah di
laksanakan. Dalam rangka mengetahui jumlah pemilih menurut jenis partai di masing-
masing tempat pemungutan suara (TPS) , maka setiap suara yang masuk harus dihitung.
Dalam hal ini, objek yang diteliti adalah masing-masing individu pemilih yang
mencoblos tanda gambar tertentu.Untuk mendapatkan informasi berupa jumlah pemilih
partai tertentu, panitia pemungutan suara biasanya menghitung dan membuat tally
mark pada masing-masing tanda gambar partai sesuai dengan tanda gambar yang
dipilih di pemungutan suara.
Contoh 1 : .
Diasumsikan bahwa para pemilih pada pemili tahun 1999 di suatu tempat hnaya
akan memilih 4 jenis partai besar, yaitu PDI-P (No. 11), PAN (No. 15), Golkar (No. 33),
dan PKB (No. 35). Jika hasil suara yang masuk sebanyak 50, maka dapat dituliskan
sebagai berikut (angka menunjukkan nomor partai)
15 15 11 11 11 33 15 35 33 11 15 33 35 11 35
11 15 33 35 11 15 15 35 35 33 35 11 35 11 11
11 11 33 15 15 35 33 35 11 11 15 15 35 15 11
Dari data tersebut, buatlah tally mark untuk menentukan berapa jumlah masing-
masing suara untuk setiap partai.

Contoh 2 : .
Suatu survei dilakukan terhadap 10 perusahaan di daerah A yang diambil secara
acak, untuk mengetahui jumlah dan rata-rata modal serta persentase perusahaan dengan
modal kurang dari suatu nilai tertentu. Dari hasil penelitian, diperoleh data mentah 10
perusahaan sebagai berikut (nilai dalam jutaan rupiah):
50 40 70 60 30 100 120 80 110 90
Tentukanlah jumlah dan rata-rata modal serta persentase perusahaan dengan modal
kurang dari 100 juta rupiah.
Penyelesaian contoh 2 .
Data tersebut dapat langsung diolah secara manual yaitu:

2.5.2. Pengolahan Data Secara Elektronik


Perkembangan ilmu pengetahuan di bidang komputer sangat membantu kegiatan
statistik, khususnya pengolahan data. Dengan bantuan komputer, pengetahuan data di
mana masing-masing individu dirinci menurut beberapa karakteristik dapat dilakukan
dengan mudah dan cepat. Jika pada pengolahan secara manual kemungkinan terjadinya
kesalahan adalah sangat besar, maka dengan pengolahan secara elektronik (komputer)
kesalahan tersebut dapat diminimalisi.
Meskipun demikian, bukan berarti pengolahan dengan komputer tidak ada
masalah. Masalah pertama adalah bahwa kita harus membuat program entri data sesuai
dengan pertanyaan-pertanyaan yang ada di kuesioner. Selain itu, sering terjadi hasil
isian kuesioner tidak bisa langsung dimasukkan ke dalam komputer (data entry),
sehingga perlu dilakukan pengeditan.
Secara data hasil penelitian dimasukkan ke komputer dalam bentuk file data,
maka kita dapat melakukan pengolahan lebih lanjut untuk mengetahui jumlah,
persentase, serta ukuran statistik lainnya sesuai dengan fasilitas yangadacpada
komputer. Dengan berkembangnya paket program statistik, maka kita akan dengan
mudah mengolah data sesuai dengan kenginan atau tujuann penelitian kita.

2.5.5.1. Siklus Pengolahan Data


Suatu Pengolahan Data terdiri dari tiga tahapan yang disebut dengan siklus
pengolahan data (Data Processing Cycle) yaitu input, processing dan output.
Tiga tahap siklus pengolahan di atas dapat dikembangkan lagi sbg berikut :

1. Origination
Proses pengumpulan data yang biasanya merupakan proses pencatatan
(Recording) data ke dokumen dasar. Sebagai contoh, sumber dokumen dari contoh
kasus perhitungan nilai berkas test para mahasiswa yang telah diberi nilai. Perlu
diperhatikan bahwa jika ada pernyataan mengenai nilai akhir mahasiswa, kita dapat
melihat kembali dokumen sumber (berkas test para mahasiswa) dan memeriksa
barangkali ada kesalahan yang telah dibuat selama langkah ini dilakukan.
2. Input
Proses memasukkan data ke dalam proses komputer lewat alat input (Input Device).
Peralatan input
Unit ini berfungsi sebagai media untuk memasukkan data dari luar ke dalam
suatu memori dan processor untuk diolah guna menghasilkan informasi yang
diperlukan. Input devices atau unit masukan yang umumnya digunakan pada komputer
adalah keyboard, mouse, joystick, scanner, Touch panel, Microphone, dan sebagainya.
3. Processing
Proses pengolahan data yang sudah dimasukkan yg dilakukan oleh alat
pemproses (Processing Device) yang dapat berupa proses menghitung, membandingkan,
mengklasifikasikan, mengurutkan, mengendalikan atau mencari di storage.
Peralatan Pemrosesan (CPU)
CPU (Central Processing Unit ) merupakan unit yang mengendalikan semua unit
sistem komputer dan mengubah input menjadi output.
- CPU terdiri dari CU (Control Unit), ALU (Arithmatic Logical Unit), Register.
- CU : bertugas mengatur dan mengendalikan semua peralatan yang ada pada
sistem komputer.
- ALU : bertugas melakukan semua perhitungan aritmatika dan logika yang
terjadi sesuai dengan instruksi program.
- Register : ruang tempat penyimpanan instruksi dan data yang sedang di
proses oleh CPU, sedang instruksi-instruksi dan data lainnya yang menunggu
giliran untuk diproses masih disimpan di memori utama.
4. Storage
perekaman hasil pengolahan untuk disimpan dan dapat diproses kembali.
Primary Storage
Primary Storage merupakan ruang penyimpanan yang berisi data yang sedang
diolah dan program yaitu berisi suatu daftar instruksi yang mengolah data. Primary
Storage terdiri dari RAM, ROM, dan Cache Memory.
Secondary Storage
Merupakan penyimpanan cadangan / tambahan. Contoh : disket, hardisk,
magnetic tape dll.
1) Alat Output : Display Screen / CRT (Cathode Ray Tube) atau VDT (Video
Display Terminal)
2) Alat Pencetak : Contoh : Printer
3) Alat Ouput Suara : Contoh : Speech Output Unit (Audio Respons Unit).
4) Plotter : Contoh : Flatbed plotter, Drum Plotter
5) Microform : Contoh : Microfilm, Microfiche

4. Output
Hasil pengolahan data ke alat output (Output Device) berupa informasi.
Peralatan Output pada komputer merupakan komponen komputer yang berfungsi
menghasilkan informasi yang diperoleh dari hasil proses dari peralatan proses
komputer. Output hasil proses dari komputer digolongkan menjadi 4 bentuk yaitu:
huruf, gambar, suara dan video. Peralatan output akan menghasilkan informasi untuk
manusia sehingga bisa dibaca, dilihat, didengar dan dipahami. Macam-macam dari
peralatan Output seperti Printer, Monitor, LCD Proyektor, Speaker dan sebagainya.
6. Distribution
Distribusian output kepada pihak yang berhak dan membutuhkan informasi.
Langkah ini merupakan pendistribusian data output. Catatan dari data output ini sering
disebut sebagai dokumen laporan. Sebagai contoh, dokumen daftar nilai akhir dari
dosen yang diserahkan ke BAAK. Tanda panah yang berasal dari kotak distribusi
kembali ke kotak originasi menunjukkan bahwa dokumen laporan mungkin dapat
menjadi dokumen sumber untuk pengolahan data berikutnya.
Operasi Pengolahan Data
Prosedur pengolahan data biasanya terdiri dari sejumlah operasi pengolahan
dasar yang dilaksanakan dalam beberapa urutan.
Pencatatan (recording). Pencatatan adalah memindahkan data pada beberapa
formulir atau dokumen. Hal ini terjadi tidak hanya selama tahap originasi (pada
dokumen sumber) dan tahap distribusi (pada dokumen laporan) akan tetapi
terjadi pada seluruh siklus pengolahan.
Contoh : Seorang Dosen mencatat nilai-nilai mahasiswa pada buku hariannya. Pada
akhir semester ia mengitung nilai akhir dan mencatatnya pada buku hariannya. Ia
menerima lembaran formulir nilai dari BAAK dan mencatat nilai akhir di formulir
tersebut. Bagian BAAK kemudian mencatat nilai-nilai tersebut pada file induk
mahasiswa. Masing-masing nilai di dalam file induk mahasiswa dicatat pada transkrip
yang kemudian dikirimkan kepada mahasiswa yang bersangkutan.
Duplikasi (duplicating). Operasi ini merupakan penggandaan data di atas
formulir-formulir atau dokumen. Duplikasi mungkin saja dikerjakan sewaktu
data tersebut dicatat secara manual, atau mungkin saja duplikasi dikerjakan
setelahnya dengan menggunakan suatu mesin.
Pemeriksaan (verifying). Karena pencatatan biasanya merupakan operasi
manual, adalah penting bahwa data yang telah dicatat tersebut diperiksa secara
teliti, barangkali ada kesalahan-kesalahan.
Klasifikasi. Operasi ini memisahkan data data ke dalam berbagai kategori.
Klasifikasi biasanya dapat dikerjakan lebih dari satu cara. Sebagai contoh,
sekumpulan daftar pertanyaan mahasiswa dapat diklasifikasikan sesuai dengan
jenis kelamin mahasiswa, atau sesuai tahun masuk mahasiswa.
Sorting. Mengatur data dalam urutan tertentu. Operasi ini sering terjadi di dalam
kehidupan sehari-hari. Nama-nama di dalam buku telepon disorting menurut
abjad, data pegawai disorting menurut nomor induk pegawai. Sorting data dapat
dilakukan sebelum atau sesudah klasifikasi.
Contoh : Misalkan sebuah file pegawai berisi item data : Nama, No. KTP, No. induk
pegawai, dan lokasi kerja. Jika file sisort sesuai urutan Abjad nama, maka field nama
tersebut disebut sebagai kunci; tapi jika file disort sesuai dengan No. Induk Pegawai
maka no. induk pegawai adalah adalah kuncinya. Pengurutan dapt juga menggunakan
lebih dari satu kunci pengurutan, yaitu dengan kunci pertama, kunci kedua dan
seterusny. Pengurutan pertama kali berdasarkan kunci pertama apabila ada kesamaan
dat maka digunakan kunci kedua dan seterusnya.
Merging. Operasi ini adalah mencampur dua atau lebih kumpulan data, semua
kumpulan tersebut telah disort dengan kunci yang sama, dan meletakkan
kumpulan data tersebut bersama-sama menjadi kumpulan data tunggal yang
telah disort.
Kalkulasi. Melakukan perhitungan numeris pada data yang bertipe numeris.
Memeriksa tabel, mencari dan mendapatkan kembali data (table look-up,
searching, retrieing). Operasi ini bermaksud untuk mendapatkan kembali data
tertentu didalam kumpulan data yang telah tersort.
Sebagai contoh, seorang salesman mungkin dapat menulis data ringkasan laporan
bulanan pada semua faktur-fakturnya. Laporan tersebut mungkin berisi mengenai total
penjuakan, distribusi sesuai dengan daerahnya, dan rekomendasi untuk advertensi item-
item tertentu
2.5.3. Tujuan dan Fungsi Pengolahan Data
Tujuan Pengolahan Data : Untuk mengambil informasi asli (data) dan darinya
menghasilkan informasi lain dalam bentuk yang berguna (hasil).
Fungsi dasar Pengolahan Data :
1. Mengambil program dan data (masukan / input)
2. Menyimpan program dan data serta menyediakan untuk pemrosesan
3. Menjalankan proses aritmatika dan logika pada data yang disimpan
4. Menyimpan hasil antara dan hasil akhir pengolahan.
5. Mencetak atau menampilkan data yang disimpan atau hasil pengolahan.
Dalam sebuah perusahaan, bagian arsip dan pengolahan data elektronik
mempunyai tugas menyususn, menghimpun, meyimpan perumusan pedoman dan
petunjuk teknis, mengkoordinasikan bahan kebijakan dan penyelenggaraan
pemerintahan di bidang arsip dan PDE meliputi : kearsipan, pendayagunaan sistem
informasi serta pengolahan data elektronik mempunyai fungsi:
Penyusunan rencana program daerah di bidang pengolahan data elektronik dan
kearsipan daerah. Penyusunan dan penganalisis data, pengendali data hasil rekaman
serta analisis sistem aplikasi.
Pengendalian arus data dari satu masukan sampai data keluaran, perekaman,
pengoperasian komputer, penyimpanan file data, penyediaan, dan pengamanan
perangkat keras komputer. Pemberian bimbingan, pembinaan, pelayanan, pengendalian
komputerisasi dan kearsipan di lingkungan Pemerintah Daerah. Pengumpulan dan
pengolahan arsip in-aktif daerah. Pelaksanaan penilaian dan penyerahan arsip statis
daerah kepada Arsip Nasional Republik Indonesia setelah mendapat persetujuan tertulis
Mentri Dalam Negeri. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Asisten Tata
Praja.
2.5.4. Manfaat Pengolahan Data
Dengan digunakannya pengolahan data elektronik, maka manfaat yang dapat
diperoleh adalah meminimalkan kebutuhan tenaga manusia, hal ini karena beberapa
pekerjaan dilakukan secara otomatis oleh peralatan bantuan seperti komputer.
Keuntungan lain adalah kemampuan komputer untuk memproses data lebih besar,
keakuratan yang lebih besar, kecepatan yang lebih besar, fasilitas pengendalian otomatis
dan pengolahan secara serentak.
Sebagai contoh : Pembuatan faktur Penjualan, dengan sudah dimanfaatkannya
pengolahan data komputer, maka operator hanya memasukkan jumlah barang yang
dipesan, karena nama pelanggan, alamat, harga sudah ada dalam database dan
perhitungan total sudah kita dapatkan dari hasil proses program.
Perhitungan upah dan gaji, dengan sudah dimanfaatkannya pengolahan data komputer,
operator hanya menginput banyaknya jam kerja, lembur, bonus atau komisi, hari absen,
dan untuk kode pegawai, nama pegawai, gaji pokok, informasi perhitungan pajak
pendapatan, neraca pinjaman dan informasi kumulatif lainnya sudah ada pada database
dan program yang memprosesnya.
2.5.5. Kemampuan Sebuah Sistem Informasi Manajemen Dalam Mengolah Data
Pengetahuan tentang potensi kemampuan sistem informasi yang dikomputerisasi
akan memungkinkan seorang manajer secara sistematis menganalisis masing-masing
tugas organisasi dan menyesuaikannya dengan kemampuan komputer.
Sistem Informasi Manajemen secara khusus memiliki beberapa kemampuan
teknis sesuai yang direncanakan baginya. Secara kolektif kemampuan ini menyangkal
pernyataan bahwa komputer hanyalah mesin penjumlah atau kalkulator yang
berkapasitas tinggi, sebenarnya komputer tidak dapat mengerjakan sesuatu ia hanya
mengerjakan lebih cepat. Sistem Informasi Komputer dapat memiliki sejumlah
kemampuan jauh diatas sistem non komputer. Kemampuan ini telah merevolusikan
proses manajemen yang menggunakan informasi yang dihasilkan oleh sistem yang telah
ada.
Beberapa kemampuan teknis terpenting dalam sistem komputer :
1. Pemrosesan data batch.
2. Pemrosesan data tunggal.
3. Pemrosesan on-line, real time.
4. Komunikasi data dan switching pesan.
5. Pemasukan data jarak jauh dan up date file.
6. Pencarian records dan analisis.
7. Pencarian file.
8. Algoritme dan model keputusan.
9. Otomatisasi kantor.
DAFTAR PUSTAKA

http://diaryvithreeof-love.blogspot.co.id/2012/04/makalah-pengolahan-data-
elektronik.html

Anda mungkin juga menyukai