Anda di halaman 1dari 13

MODUL I

GENDER &
KEWIRAUSAHAAN

Disusun oleh:

Tim KPS2K
KAPAL Perempuan
Kementerian Pemberdayaan Perempuan
dan Perlindungan Anak

Oktober, 2021
Sesi : Perkenalan dan Harapan

PENGANTAR

Sesi Perkenalan dan Harapan ini berfungsi sebagai media untuk


saling mengenal diantara peserta sekaligus mencairkan suasana.
Peserta juga akan menuliskan harapannya terhadap pelatihan ini
dimetaplan yang akan ditempelkan di kertas plano atau mejanya
sebagai pengingat apa yang dicita-citakannya sebagai perempuan
wirausaha melalui pelatihan ini.

TUJUAN
Di akhir sesi, peserta akan:
1. Saling mengenal satu sama lain
2. Mengetahui harapan-harapan peserta terhadap pelatihan
3. Terbangun suasana saling percaya

METODE
Perkenalan dan Peneguhan Harapan Pribadi

WAKTU
30 Menit

ALAT DAN BAHAN


Alat dan bahan yang dibutuhkan untuk sesi ini adalah:
1. Metaplan
2. Spidol hitam
3. Selotip kertas
4. Kertas Plano
LANGKAH-LANGKAH

1. Bukalah sesi dengan suasana santai. Jelaskan pentingnya sesi


ini sebelum masuk ke sesi-sesi berikutnya. Fasilitator dapat
mengutip beberapa pernyataan yang disampaikan dalam acara
Pembukaan terkait dengan mengapa pentingnya kegiatan ini
dilakukan.

2. Fasilitator meminta setiap peserta memperkenalkan dirinya. Hal-


hal yang perlu diperkenalkan antara lain adalah (1) Nama (2)
Nama desa tempat tinggal (3) Produk wirausaha yang sedang
dikembangkan.

3. Selanjutnya, mintalah peserta menuliskan 1 harapannya yang


paling diharapkan di 1 metaplan beserta namanya. Jelaskan
bahwa harapannya harus spesifik, misalnya jika ada yang
menulis “memperoleh ilmu”, harus diperjelas ilmu tentang apa
yang diharapkan diperoleh dari pelatihan ini, misalnya
“memperoleh ilmu tentang wirausaha”. Berikan waktu kepada
peserta untuk benar-benar memikirkan harapannya. Jelaskan
bahwa untuk menjadi Perempuan Wirausaha, harapan ini
penting supaya kita punya target dalam mencapai cita-cita
wirausaha kita.

4. Setelah semua peserta selesai menuliskan harapannya di


metaplan, mintalah setiap peserta membacakan harapannya.
Lalu, minta metaplan harapan tersebut ditempelkan ditempat
yang disediakan fasilitator. Jelaskan bahwa metaplan tersebut
tidak boleh berpindah atau tidak akan dipindahkan supaya peserta
akan selalu mengingat apa yang menjadi targetnya dari
pertemuan ini.

5. Tutuplah sesi ini dengan permainan yang dapat mengakrabkan


peserta.
SESI: GENDER DAN
DAMPAKNYA TERHADAP
SUMBER DAYA EKONOMI
PEREMPUAN

PENGANTAR
Sesi ini akan memperkenalkan Konsep Gender melalui pembahasan
tentang beban kerja perempuan dalam rumah tangga. Peserta akan
menggunakan alat “Aktifitas Harian” yang dapat menggambarkan
jenis dan beban pekerjaan yang dilakukan perempuan di dalam rumah
tangga. Pembagian kerja domestik yang belum adil bagi perempuan
ini disebabkan oleh Konsep Gender yang sangat dipengaruhi oleh
Budaya Patriarkhi. Beban kerja ini juga terus menerus diwariskan
kepada anak perempuan melalui pembagian kerja yang timpang
antara anak perempuan dan anak laki-laki dalam keluarga.
Dampaknya, terlihat dalam banyak aspek kehidupan perempuan mulai
dari tingkat kesejahteraannya, aksesnya, stereotype yang
diterimanya, tingkat partisipasinya dalam keluarga maupun komunitas
serta tingkat kontrolnya terhadap proses-proses pengambilan
keputusan. Pembahasan beban kerja perempuan yang berat ini akan
mengantarkan kita pada pembahasan selanjutnya mengenai
bagaimana perempuan mengembangkan wirausaha di antara beban
kerja pengasuhan dan kerumahtanggaan yang berat.

TUJUAN
Di akhir sesi, peserta dapat:
1. Tumbuh kesadarannya tentang kerja-kerja domestik perempuan
yang memberi beban kerja berat, jam kerja panjang dan tidak
dianggap bernilai sama dengan kerja-kerja yang menghasilkan
uang
2. Tumbuh kesadarannya tentang Konsep Gender yang telah
membeda-bedakan peran, pekerjaan, posisi, sifat dan fungsi
reproduksi perempuan dan laki-laki
3. Tumbuhnya kesadaran bahwa ada pewarisan pekerjaan domestik
terhadap anak perempuan
4. Tumbuh kesadarannya tentang dampak dari Konsep Gender pada
kehidupan perempuan termasuk dampak pada upayanya untuk
membangun wirausaha
5. Tumbuh pengetahuannya tentang beban kerja yang digali dengan
metode Aktifitas Harian
6. Pentingnya dukungan dari laki-laki dan multipihak yang ada
disekitar perempuan wirausaha

POKOK BAHASAN
1. Aktifitas Harian
2. Beban Kerja Perempuan Dalam Keluarga
3. Dampak Beban Kerja pada Perempuan
4. Konsep Gender dan Seks

METODE
1. Menyusun Aktifitas Harian
2. Diskusi Kelompok

WAKTU
1.30 Jam (90 Menit)

ALAT DAN BAHAN


Alat dan bahan yang dibutuhkan untuk sesi ini adalah:
1. Plano
2. Metaplan
3. Selotip kertas
4. Gunting
5. Papan tulis (Whiteboard Besar)
6. Tabel Aktifitas Harian
LANGKAH-LANGKAH
1. Bukalah sesi ini dengan penjelasan tentang tujuan sesi. Fasilitator
dapat mengkaitkan dengan harapan peserta yang telah
disampaikan pada sesi sebelumnya.
2. Ajaklah peserta membuat Tabel Aktifitas Harian. Jelaskan terlebih
dahulu tentang apa itu Aktifitas Harian dan mengapa membuat
Aktifitas Harian.
Aktifitas Harian adalah sebuah alat atau metode untuk mengukur
beban kerja perempuan dan laki- laki dalam keluarga. Beban kerja
ini dapat diidentifikasi melalui aktifitas harian perempuan dan laki-
laki dan jumlah jam kerja aktifitas tersebut. Aktifitas harian terdiri
dari (1) Aktifitas produktif atau aktifitas yang berkaitan dengan
pemenuhan kebutuhan keuangan keluarga, misalnya bekerja
untuk menghasilkan uang bagi keluarga (2) Aktifitas Reproduktif
atau aktifitas yang berkaitan dengan kerja- kerja domestik rumah
tangga, misalnya memasak, mencuci pakaian, mengasuh anak,
dan sebagainya (3) Aktifitas sosial atau aktifitas yang
berhubungan dengan kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan,
misalnya menghadiri rapat kampung, mengikuti Perayaan Hari
Agama di kampung dan lain-lain.
Aktifitas Harian ini dapat menggambarkan bagaimana ibu-ibu
mengembangkan wirausahanya diantara pekerjaan-pekerjaan
rumah tangga yang dilakukannya; apakah wirausaha ini dapat
berkembang diantara beban kerja perempuan dalam rumah
tangga atau wirausaha justru menambah beban perempuan?
3. Ajaklah peserta untuk memulai kegiatan dengan menanyakan
pada satu peserta perempuan mengenai kegiatan mereka sehari-
hari, pada pukul berapa aktivitas dimulai dan pukul berapa
berakhirnya
Catatan: pembahasan ini bisa berdasarkan aktivitas/ jenis
pekerjaan yang banyak dilakukan di wilayah tersebut, sehingga
memudahkan untuk mengetahui aktivitas atau kegiatan apa saja
yang dilakukan dalam satu hari.
4. Selanjutnya fasilitator menunjukkan tabel Aktivitas Harian yang
telah disiapkan dan mintalah masukan dengan menanyakan
apakah kolom pada setiap tabel tersebut perlu ditambah karena
jumlah kolom pada tabel sangat tergantung pada berapa banyak
anggota keluarga yang akan diidentifikasi pada setiap jenis
aktivitas.
5. Fasilitator memandu narasumber untuk membuat kesepakatan
bersama tentang tabel yang akan digunakan pada setiap jenis
aktivitas.

Tabel Aktivitas Harian


Kegiatan Kegiata Kegiatan Kegiatan Kegiatan
perempuan n laki- anak laki-laki anak anggota
Jam dewasa laki perempuan keluarga
(istri) dewasa lainnya
(suami)
01:00

02:00

03:00

04:00

05:00

Dst

6. Untuk mengisi tabel, fasilitator membagi peserta dalam beberapa


kelompok berdasarkan jenis aktivitas yang hampir sama.
7. Fasilitator meminta setiap kelompok mendiskusikan mengisi tabel
aktivitas harian tersebut.
8. Setelah setiap kelompok selesai mendiskusikan dan mengisi
tabelnya, fasilitator meminta setiap kelompok untuk
mempresentasikannya dan memberikan kesempatan untuk
bertanya mengklarifikasi dan mengajukan usulan perbaikan.
9. Dari hasil presentasi yang sudah disepakati, fasilitator mengajak
peserta untuk mengakumulasikan atau menjumlah data aktivitas
harian dalam profil kegiatan seperti berikut ini:
Yang mengerjakan

Pekerjaan/ kegiatan Jam Perem Laki Anak Anak Lokasi Frekuensi


-puan - perem Laki
laki - puan -
laki
Pekerjaan produktif: Misal: Misal: 6
- Penjual krupuk ikan pasar, hari
pabrik dalam
- Pedagang jamu
, dll seminggu
- Penjual makanan
ringan
- Dll
Pekerjaan reproduktif: Rumah
- Memasak
- Mengasuh anak
- Mencuci
- Dll
Pekerjaan sosial: Misal Misal:
- Kerja bakti : 2
setia bulan
- Pengajian
p RT sekali,
- Pengadaan sebula
konsumsi pada n
acara-acara sekali
desa/kelurahan
- dll
10. Setelah membuat profil kegiatan, ajaklah peserta untuk duduk melingkar.
Letakkan Aktifitas harian di tengah lingkaran. Mulailah ajak peserta untuk
mendiskusikan tentang beban kerja perempuan yang berat dalam
keluarganya, yang terlihat dalam Aktivitas Harian. Berikan pertanyaan-
pertanyaan untuk refleksi bersama, misalnya:
a. Apa saja pekerjaan perempuan dalam 1 hari? Apakah perempuan
hanya mengerjakan 1 jenis pekerjaan saja atau bermacam-macam
yang membutuhkan pikiran dan tenaga dalam waktu yang bersamaan?
Bandingkan dengan pekerjaan laki-laki.
b. Berapa jam perempuan mengerjakan pekerjaannya? Sejak jam berapa
perempuan bangun dan jam berapa perempuan baru bisa tidur?
Bandingkan dengan jam kerja laki-laki.
c. Mengapa pekerjaan memasak, mencuci, menyetrika, mengasuh anak,
yang dilakukan perempuan dalam keluarganya, tidak dianggap
berharga? Padahal pekerjaan itu sama dengan pekerjaan yang
dilakukan oleh Chef di Restoran, usaha laundry atau Baby Sitter, yang
menghasilkan uang.
d. Bagaimana dengan anak perempuan dan anak laki-laki? Siapa yang
paling banyak mengerjakan pekerjaan rumah tangga? Mengapa anak
perempuan sudah diajarkan sejak kecil mengerjakan pekerjaan rumah
tangga?
e. Bagaimana jika pekerjaan yang sudah berat ini masih terjadi pada saat
pandemi COVID-19 atau terjadi saat bencana alam? Beban pekerjaan
perempuan apa yang bertambah pada saat pandemi?
11. Fasilitator memberikan input kepada peserta, bahwa:
a. Perempuan memiliki bermacam-macam jenis pekerjaan dalam 1 hari,
yang dilakukannya sejak pagi hingga malam. Pekerjaan ini memiliki
beban tanggung jawab dan fisik yang berat.
b. Pekerjaan rumah tangga yang dianggap sebagai tanggung jawab
utama perempuan seringkali dianggap pekerjaan yang tidak
membutuhkan keahlian khusus. Karena itu, perempuan dianggap tidak
membutuhkan sekolah tinggi.
c. Pekerjaan rumah tangga dianggap pekerjaan yang tidak dapat
menghasilkan uang bagi keluarga. Maka, perempuan yang
mengerjakannya hanya dianggap sebagai pemenuhan tanggung jawab
utamanya terhadap keluarga. Sehingga, perempuan semakin dianggap
bukan “penghasil uang” bagi keluarga.
d. Konstruksi peran-peran domestik ini diwariskan kepada anak
perempuan melalui pembiasaan anak perempuan diminta membantu
ibunya mengerjakan pekerjaan-pekerjaan rumah tangga.
e. Bahkan sering juga anak-anak terlibat pada sektor usaha yang
dilakukan oleh perempuan dan berdampak pada situasi kerentanan
bagi anak-anak.
f. Pada masa pandemi, beban kerja domestik perempuan semakin
bertambah karena jenis pekerjaannya pun bertambah karena anak
belajar online di rumah dan suami bekerja online di rumah. Pada saat
yang bersamaan, perempuan juga yang mengambil banyak peran
untuk mengatasi krisis/pandemi bagi keluarganya. Perempuan menjadi
pahlawan bagi keluarganya sekaligus mengalami eksploitasi atas nama
keluarga.
12. Selanjutnya ajaklah peserta untuk memahami apa dampak dari beban kerja
perempuan yang berat dalam keluarga. Fasilitator dapat menggunakan
pertanyaan “apa akibatnya pada perempuan, anak perempuan dan anak laki-
laki?”. Galilah pandangan peserta sebanyak-banyaknya, setiap jawaban dapat
dituliskan dalam metaplan.
13. Bahaslah jawaban peserta. Misalnya, karena perempuan memiliki beban
pekerjaan kerumahtanggaan yang panjang dan berat, akibatnya:
a. Perempuan tidak memiliki waktu untuk mengikuti kegiatan-kegiatan di
desa, akibatnya perempuan tidak memiliki informasi mengenai
program-program pemberdayaan perempuan yang diberikan oleh desa.
b. Perempuan tidak memiliki waktu untuk mengembangkan usahanya
secara profesional, akibatnya usahanya tidak berkembang.
c. Perempuan cepat mengalami kelelahan, akibatnya tidak dapat
mengembangkan usahanya atau usahanya sering macet karena sakit-
sakitan.
d. Perempuan mengalami masalah dengan kesehatan reproduksinya
e. Dan lain-lain

14. Jelaskanlah bahwa dengan beban pekerjaan perempuan yang berat dan
berisiko memberikan dampak buruk terhadap perempuan, membangun
Kewirausahaan Perempuan membutuhkan strategi agar dapat
menyelesaikan masalah-masalah perempuan.

15. Salah satu strategi adalah melakukan komunikasi yang inten pada para
lelaki terdekat terutama suami untuk dapat berbagi peran domestik ketika
perempuan mengembangkan usahanya dan begitu pula untuk para
multipihak yang ada di lingkungan eksternal perempuan pengusaha untuk
turut serta memberikan dukungan.

16. Tutuplah sesi ini dengan bertepuk tangan bersama.


LAMPIRAN

Waktu Perempuan Laki-laki Anak Anak Laki-


Dewasa (Istri) Dewasa Perempuan laki
(Suami)
03.00 - Bangun, ke pasar
04.00 membeli sayuran
untuk dijual
04.00 - Di pasar membeli
05.00 sayuran untuk
dijual
05.00 - Menyiapkan Bangun,
06.00 makanan untuk membantu Ibu
dibawa suami ke mencuci piring
sawah,
menyiapkan
dagangan
06.00 - Keliling kampung Bangun, Membantu Bangun,
07.00 menjual sayuran sarapan, Ibu sarapan
siap-siap ke membersihkan
Sawah rumah
07.00 – Keliling kampung Ke Sawah Sekolah Sekolah
08.00 menjual sayuran
08.00 – Keliling kampung Ke Sawah Sekolah Sekolah
09.00 menjual sayuran
09.00 - Keliling kampung Ke Sawah Sekolah Sekolah
10.00 menjual sayuran
10.00 - Mencuci baju Di Sawah Sekolah Sekolah
11.00
11.00 - Masak untuk anak- Di Sawah Sekolah Sekolah
12.00 anak
12.00 - Makan dan urus anak Di Sawah Pulang sekolah, Pulang
13.00 makan makan sekolah,
Siang makan
13.00 - Membuat Di Sawah Bermain Membantu
14.00 dagangan Kripik Ibu
Pisang membuat
dagangan
Kripik
Pisang
14.00 - Membuat Di Sawah Bermain Membantu
15.00 dagangan Kripik Ibu
Pisang membuat
dagangan
Kripik
Pisang
15.00 - Menyetrika pakaian Pulang dari Bermain Antar
16.00 sawah, dagangan
mandi Kripik
istirahat Pisang ke
warung-
warung
16.00 - Menyetrika pakaian Ngopi Bermain Bermain
17.00
17.00 - Mandi Mandi Mandi Mandi
18.00
18.00 - Makan Makan Makan Makan
19.00
19.00 - Mencuci piring, Nonton, Nonton Belajar
20.00 membereskan ngobrol
dagangan dengan
bapak-bapak
20.00 - membereskan Nonton, Nonton Belajar
21.00 dagangan ngobrol
dengan
bapak-bapak
21.00 - Membereskan Tidur Tidur Tidur
22.00 dagangan

Anda mungkin juga menyukai