Tugas Vetebrata
Tugas Vetebrata
RESUME
Oleh :
KHOMISATUL AHDANIAH
21102523001
Kelas:
Veretebrata hama Prot A
Tikus adalah satwa liar yang sering kali berasosiasi dengan kehidupan manasia,
Keberadaan tikus di muka bumi sudah jauh lebih tua daripada umur peradaban
(manusia). Kehidupan tikus (untuk spesies tertentu) sudah sangat tergantung pada
kehidupan manusia. Dengan demikian, tikus merupakan hewan liar yang sudah sangat
beradaptasi dengan kehidupan manusia, seperti halnya kecoa (untuk serangga).
Kelebihan Tikus sebagai Hama Dibandingkan dengan Serangga Sebagai hama
tanaman, tikus memiliki beberapa kelebihan yang tidak dimiliki oleh serangga hama
sehingga tindakan pengelolaannya membutuhkan metode yang khusus. Beberapa
kelebihan tersebut adalah sebagai berikut: Tikus mampu merusak tanaman budidaya
dalam waktu yang sing kat dan menimbulkan. kehilangan hasil dalam jumlah yang
besar, walaupun hal itu dilakukan hanya oleh beberapa ekor tikus saja. Dengan
demikian, kerugian yang dialami oleh pelaku pertanian seringkali tidak terduga dan
mengakibatkan kerugian yang besar Tikus mampu merusak tanaman budidaya dalam
berbagai stadia. umur pertumbuhan .tanaman mulai dari pembibitan, fase vegetatif,
fase generatif, bahkan pada hasil panen di tempat penyimpanan. Serangga hema
biasanya merusak.tanaman hanya.padasatu fase pertumbuhan saja
Hubungan Tikus dengan manusia
Hubungan antara tikus dengan manusia dapat juga bersifat mutualisme, yaitu
hubungan yang saling menguntungkan. Hal ini terjadi pada tikus pooh (Rattus
norvegicus strain albino) atau mencit putih (Mus musculus strain albino) yang
merupakan hewan laboratorium. Kedua jenls tikus ini sering dijadikan hewan
percobaan untuk pengupan .obat manusia dan tingkat toksisitas raeun hama ternaosp
manusia. Walaupun demikian, percobaan obat manusia kini lebih sering dilakukan
terhadap monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) karena mempunyai kedekatan
taksonomis dan fisiologis dengan manusia dibandingkan dengan tikus. Para ahli
zoologi sepakat untuk menggolongkan tikus ke dalam Ordo Rodentia (hewan
pengerat), Subordo Myomorpha, Famili Muridae, dan Subfamili Murinae
2
Klasifikasi Tikus Tingkatan Takson Golongan Dunia Filum Subfilum Kelas . Subkelas
Infrakelas Ordo Subordo Famili Subfamili Genus Animalia Chordata Vertebrata
(Craniata) Mammalia Theria Eutheria Rodentia Myomorpha Muridae Murinae
Bandicota, Rattos, dan Mus·
Salah satu terpenting dari tikus sebagai Ordo Rodentia adalah kemampuannya
untuk mengerat benda-benda keras. HaJ ini dirnaksudkan untuk mengurangi
pertumbuhan gigirinya yang tumbuh terus menerus. Aktivitas mengerat ini juga dapat
berfangsung tanpa adanya benda-benda keras, tetapi hasil pengeratannya masih kalah
cepat dibandingkan dengan pertumbuhan gigi serinya. Pertumbuhan . gigi seri tikus
yang terus menerus disebabkan oleh tidak adanya : penyempitan pada bagian
pangkalnya, sehingga terdapat celab· yang memungkinkan pertumbuhan tersebut. gigi
sen tikus hanya terdapat pada satu sisi saja, yaitu sisi yang menghadap ke arah depan
(ke luar). Oleh karena itu sisi yang menghadap ke arah belakang (ke dalam) lebih cepat
dan bagian yang runcing terdapat pada sisi depan.
Tikus putih dan mencit putih yang seringkali dijadikan hewan percobaan di
laboratorium merupakan tikus dan mencit albino, yaitu tikus dan mencit yang sudah
kehilangan pigmennya, dan sifat ini menurun pada keturunannya. Spesies dari tikus
putih adalah Rattus norvegicus, sedangakn spesies dari mencit putih adalah Mus
musculus. Jika dibandingkan ukuran antara tikus putih dan tikus normal dart spesies
yang sama, tampak bahwa tikus normal berukoran lebih besar daripada tikus putih.
Sebaliknya pada mencit normal berukeran lebih keeil danpada meneit putih. Hal Inl
disebabkan oleh adanya seleksi yang dilakukan oleh manusia untuk memudahkan dl
dalam menangani tikus putih dan meneit putih di laboratorium.
3
MATERI 2 PERILAKU DASAR TIKUS
Pakan Tikus
Tikus sebagai hewan omnivora (pemakan segala) biasanya mau mengkonsumsi
semua makanan yang dapat dimakan oleh manusia, baik yang berasal dari tetumbuhan
(nabati), maupun yang berasal dari hewan (hewani). Selain itu, tikus akan memilih
pakan yang berkadar gizi seimbang dari beberapa macam pakan yang ada. Walaupun
demikian, tikus cenderung untuk memilih biji-bijian (serealia) seperti padi, jagung, dan
gandum. Selain serealia, tikus juga dapat memakan kacang-kacangan, umbi-umbian,
daging, ikan, telur, buah-buahan, dan sayur-sayuran.
Tikus juga dapat merubah pola makannya dengan mengkonsumsi serangga dan
hewan-hewan invertebrata lainnya, walaupun hal itu untuk jangka waktu yang singkat
saja atau lebih tepatnya sebagai sumber protein di dalam dietnya. Kebutuhan pakan
bagi seekor tikus setap harlnya kurang lebih sebanyak 10% dan bobot tubuhnya, jika
pakan tersebut berupa pakan kering atau sekitar 10 glhari. Hal ini dapat ditingkatkan
sampai 15% dari bobot tubuhnya jika pakan yang dikonsumsi berupa pakan basah.
Untuk mencit, kebutuhan pakan setiap harinya kira-kira sebesar 20% dari bobot
tubuhnya atau sekitar 3 - 4 glhari.
Perilaku Makan
Cara makan tikus lebih teratur daripada mencit Dalam proses mengenali dan
mengambil pakan yang ditemukan atau disediakan oleh manusia, tikus dan mencit
tidak langsung memakan seiuruhnya. Akan tetapi tikus dan mencit mehcicipi terlebih
dahulu untuk melihat reaksi yang dalam tubuhnya. Jika setelah beberapa saat tidak ada
reaksi yang membahayakan bagi dirinya, maka tikus akan memakan dalam jumlah
yang lebih banyak, demikian seterusnya sampai pakantersebut habis.
Perilaku Sosial
Perilaku soaial tikus mencakup menjaga teritorial (wilayah kekuasaan) dan
hierarki (tingkatan sosial), Tikus sawah mempunyai tingkat hierarki yang kurang nyata
dibandingkan dengan tikus· rumah, karena kehidupan sosialnya yang lebih tinggi yaitu
sebagai satwa liar yang cenderung hidup berkelompok. Seekor tikus jantan merilpunyai
kedudukan yang tinggi pada keadaan kepadatan populasi . rendah sampai sedang, baik
4
dalam hal mempertahankan sarang. jalur jalan, serta tikus befina yang hidup
bersamanya. Pada saat poputasi meningkat, kompetisi soselmemeksa tikus jantan
tainnya yang berkedudukan lebih rendah untuk segera keluar dari populasi tersebut.
Dengan demikian, tikus jantan tersebut mencari areal baru dan bersama-sama dengan
tikus betina lainnya membentuk populasi yang baru.
Kemampuan Fisik Kemampuan Indera
1. Menggali ('Digging") 1. Indera Penglihatan ("Vision")
2. Memanjat ("Climbing") 2, Indera Penciuman ("Smell")
3. Meloncat ("Jumping") 3. Indera Pendengaran ("Hearing")
4; Mengerat ("Gnawing") 4. Indera Perasa ("Taste")
5.Berenang("Swimming")dan 5. Indera Peraba (liT ouch")
Menyelam ("Diving")
Reproduksi
Tikus merupakan hewan yang mempunyai kemampuan reproduksi yang sangat
tinggi, terutama dibandingkan dengan hewan menyusui lainnya. Hal ini ditunjang oleh
beberapa factor sebagai berikut :
1. Matang seksual yang cepat yaitu antara 2 - 3 bulan
2. Masa bunting yang singkat yaitu antara 21 - 23 hari
3. Terjadi "post partum oesnus" yaitu timbulnya birahi kembali segera (24 - 48 jam)
setelah melahirkan
4. Dapat melahirkan anak sepanjang tahun tanpa mengenal musim yang dikenal
sebagai hewan poliestrus
5. Melahirkan keturunan dalam jumlah yang banyak yaitu antara 3 - 12 ekor dengan
rata-rata 6 ekor per kelahiran. Bahkan argentwenter dalam keadaan pakan yang cukup
kuantitas dan kualitasnya mampu melahirkan anak mencapai 16 ekor dan di alam
rahimnya mampu mengandung janin sebanyak 18 ekor. 'Kelahiran anak dalam jumlah
yang besar dan dengan frekuensi yang tinggi ini terutama ditunjang oleh kondisi iklim
dan cuaca yang optimal, pakan yang melimpah, dan sarang atau tempat tinggai yang
memadai (baik).
5
MATERI 3 EKOLOGI TIKUS
6
singkat sehingga populasi tikus yang sempat turun akan cepat neik kembali ke populasi
awal. Bakteri Salmonella sp. juga berbahaya bagi hewan bukan sasaran dan bahkan
manusia, sehingga WHO ,(World Health Organization) tidak merekomendasikan
patogen ini untuk mengendalikan populasi tikus secara biologi. Berbagai predator tikus
dapat dibedakan berdasarkan tingkat klasifikasinya yaitu Reptilia (ular dan biawak),
Aves (burung hantu, elang, dan alap-alap), serta Mammalia (kucing, anjing, garangan,
musang, rubah). Peranan predator di dalam menurunkan populasi tikus tidak begjtu
nyata karena: 1. Populasi predator tikus saat ini sudah jauh menurun, perlu adanya
campur tangan manusia untuk meningkatkan populasinya 2. Tikus seringkali berada di
tempat-tempat yang sukar dijangkau oleh predator 3; Aktlvitas predator'banyak yang
siang hari (diurnal), sehingga tidak bertemu dengan tikus yang aktivitasnya pada
malam hari (noktumal) 4. Kemampuan predator dalam memangsa tikus relatif rendah,
sehingga kalah cepat dengan jumlah, tikus yang datang atau dilahirkan
Kepentingan Ekonomi
1. Bidang Kesehatan
Penyakit yang ditularkan oleh tikus atau hewan lainnya ke manusia dan
sebaliknya, secara umum dikenal sebagai "zoonosis". Beberapa penyakit yang dapat
ditularkan oleh tikus adalah sebagai berikut : 1. Pes ("plague") Pes merupakan penyakit
epidemik pada manusia dan tikus yang akan berakibat fatal bila tidak mendapat
pengobatan. Penyakit pes disebabkan oleh bakteri Yersinia pseudotuberculosis,. Infeksi
sekunder pada paru-paru menyebabkan pes radang paru-paru. Pes ditularkan oleh tikus
melalui gigitan pinjal (Xenopsylla sp.) yang hidup pada kulit dan rambut tikus.
Penyakit ini disebut dengan "black death" yang telah menimbulkan banyak kematian
pada manusia di daratan Eropa, Asia, dan Afrika. 2. Salmonellosis Salmonellosis secara
umum merupakan penyakit pada manusia atau hewan yang disebabkan oleh bakteri
dari genus Salmonella yang' biasa meracuni makanan. Bakteri Salmonella dengan
ratusan serotipe dapat menginfeksi hewan peliharaan, hewan temak, dan hewan liar .
(termasuk rodent). Tikus yang terinfeksi oleh bakteri S. Typhimurium atau S.
7
Enteritidis dapat menyebabkan kematian. 3. Leptospirosis Leptospirosis atau penyakit
kuning adalah penyakit penting pada manusia, tikus, anjing, babi, dan sapi. Penyakit
ini disebabkan oleh Spriochaeta Leptospira icterohaemorrhagiae yang hidup pada
ginja) dan urine tikus. Manusia dapat tennfeksi oleh patogen ini melalui kontak dengan
urine tikus atau kontak dengan jaringan tikus yang mengandung patogen ini. 4. Murine
Typhus Penyakit ini disebabkan olen RickettSia typhi sinonim R. mooseri yang
ditularkan oteh tikus ke manusia melalui gigitan pinjal Xenopsylla cheopsis. 5.
Rickettsial Pox Rickettsial pox adalah penyaklt pada manusia dan mencit yang
disebabkan oleh gigitan tungau Allodermanyssus sanguineus yang menularkan patogen
Rickettsia akari. Pada manusia, penyakit ini ditandai dengan adanya bercak yang mula-
mula berkembang di sekitar gigitan tungau. Seminggu kemudian, timbul demam,
kedinglnan, dan sakit kepala.. 6. Lassa dan Rodent-borne Haemorrhagic Fevers
Demam lassa adalah pe.nyakjt akut yang disebabkan oleh virus dari kelompok
Arenavirus. Demam haemorrhagic di Bolivia ditularkan oleh meneit Calomys callosus
sedangkan di Argentina disebabkan oleh meneit Callomis lauch a dan C. Musculinus.
Patogen dar! demam ini juga dari golongan virus. 7. Lymphocytic choriomeningitis
Lymphocytic choriomeningitis adalah penyakit yang disebabkan oleh virus (LCM
Virus) yang ditularkan ke manusia terutama oleh mencit rumah Mus musculus, melalui
kontak dengan feses, urine, atau air liur meneit yang mengkontaminasi makanan atau
debu. 8. Rabies Gigitan tikus kadang-kadang dapat menularkan rabies prophylaxis.
Diperlukan infonnasi lebih lanjut untuk mengetahui peranan tikus yang hidup di sektar
manusia, sebagai penular rabies pada negara-negara endemik penyakit ini. 9. Rat·bite
Fever (Demam Gigitan Tikus) 10. Trichinosis Penyakit ini disebabkan oleh nematoda
Trichinella spiralis. larva dan kista nematoda menginfeksi otot dan usus halus tikus
serta babi. Tikus dapat terinfeksi oleh patogen ini dengan eara makan daging babi
setengah matang yang terdapat pada sampah sisa makanan manusia, sedangkan babi
dapat tertnfeksi patogen ini dengan cara makan pakan yang teri
2. Bidang Pertanian
Tanaman pertanian yang diserang oleh tikus sangat beragam, mulai dari
tanaman pangan (padi, jagung, gandum, atau serealia lainnya, kedelai, kacang tanah,
8
kacang hijau, atau kecang-kacangan lainnya, ubi jalar dan ubi kayu) , tanaman
hortikultura (sayur-sayuran, buah-buahan, dan tanaman hias). sampai ke tanaman
perkebunan (kelapa, sawn. tebu, kakao, kopi, dan sebagainya). Bahkan hasil pertanian
di tempat penyimpanan (gudang) pun tidak luput dan serangan tikus. Bagian tanaman
yang diserang juga sangat beragam, mulai dari akar, batang, daun, pucuk, bunga, buah,
sampai biji. Tingkat kerusakan atau kehilangan hasil yang te~adi pada beberapa
tanaman pertania
3. Bidang Pemukiman dan Penyimpanan
Selain berperan di bidang kesehatan dan penanlan, keberadaan tikus juga sangat
penting di dalam bidang perumahan dan industri. Aktivttas fikus dalam mengeratkan
gigi serinya dan dalam menggali tanah atau membuat sarang dapat menimbulkan
kerusakan pada bangunan kantor, pabrik, gudang, dan rumah. Bagian yang dirusak
antara lain pondasi, kabel listrik dan telepon, pipa plastik, dinding, lantai, jendela,
pintu, serta beberapa peralatan kantor dan rurnah tangga. Kerusakan pada kabel listrik
dapat menimbulkan bahaya kebakaran, Untuk memperbaiki kerusakan yang
ditimbulkan oleh tikus tersebut dibutuhkan biaya yang tidak sediktt jumlahnya.
9
MATERI 4 PENGELOLAAN TIKUS
10
tampak bekas sentuhan badan tikus dengan dinding atau benda-benda yang
dllaluinya berupa bercak kotor. Selain itu, tikus juga menimbulkan jejak kaki ("foot
print") di lantai atau di tempat yang berdebu di dalam rumah ataupada tanah becek
(berlumpur) di luar rumah. Ukuran dan bentuk rupa jejak kaki tikus juga merupakan
tanda untuk identifikasi spesies tikus. Dalam keadaan tertentu perlu ditambah alas
(hempa tripleks, seng, karton, atau bahan tain) yang diberi debu atau tepung atau
tinta untuk memudahkan menandai jejak kaki, ekor, dan badan tikus.
d. Sarang Sarang tikus, baik pada benda buatan manusia atau yang alami
merupakan pertanda dari kemapanan suatu populasi tikus. Jika sarang tersebut
sudah ditutupi oleh jaring laba-Iaba atau reruntuhan puing-puing di pintu
masuknya, maka dapat dipastikan bahwa sarang tersebut sudah ditinggalkan oleh
tikus (tidak digunakan lagi). Salah satu hal yang paling sulit dalam mengelola tikus
adalah jika tikus tersebut bersarang di dalam sumber pakannya, misalkan pada
karung-karung serealia di gudang. Kehadiran tikus di tempat tersebut biasanya
susah untuk dideteksi. Untuk mendeteksi sarang tikus, apakah masih dihuni ataukah
sudah ditinggalkannya, dapat dilakukan .dengan cara menutup semua pitnu sarang
tersebut dengan gundukan tanah atau benda lain yang ada di sana. Kernudian
keesokan barilya diamati, apakah gundukan tanafTtersebut sudah berlubang yang
artinya sarang itu masih digunakan oleh tikus, ataukah sebaliknya.
e. Bau Tikus mengeluarkan bau yang sangat khas. Hal ini dapat diketahui jika tikus
tersebut sudah lama menghuni suatu tempat (bangunan). Dengan demikian,
kehadiran tikus melalui bau tidak dapat diketabui dalam waktu yang singkat.
f. Tikus hidup atau mat.i Untuk dapat melihat tikus hidup pada siang hari
merupakan hal yang sulit dilakukan karena tikus merupakan hewan yang aktif pada
malam hari (nokturnal). Namun, jika populasi tikus sudah sangat tinggi, maka pada
Siang han pun dapat dijumpai tikus yang aktif mencari pakan. Jika melihat
tikus.yang sudah mati, perfu diperhatikan apakah bangkainya masih segar atau
sudah kering (kaku). Bangkai tikus yang masih segar mencirikan bahwa infestasi
tikus masih ada, sedangkan bangkai tikus yang sudah kering mencirikan keadaan
sebafiknya. Usaha untuk mendapatkan tikus, baik dalam keadaan hidup maupun
yang sudah mali, dapat dilakukan dengan menggunakan perangkap. Perangkap
11
yang digunakan dapat berupa "live trap" untuk mendapatkan tikus hidup, atau "snap
trap" untuk mendapatkan tikus mati.
12
3 - 4 bulan atau paling lama 1 tahun. Sebaliknya pada tanaman tahunan keberadaan
pertanaman di lahan tsrsebut dalam waktu yang panjang, bisa mencapai puluhan
tahun. Dengan demikian, jika terjadi perubahan dalam pengaturan jarak tanam yang
diinginkan, maka untuk tanaman semusim dapat dilakukan segera setelah tanaman
tersebut dipanen.
D. Penggunaan tanaman perangkap ("trap crop")
Cara ini sebenarnya merupakan perpaduan antara metode pengelolaan
kultur teknis dan mekanis. Pada areal yang sempit, yang berada di tengah-tengah
pertanaman yang luas, ditanami terlebih dahulu (Iebih awal) dengan tanaman yang
disukai oleh tikus, misalnya tanaman padi
2. Pengelolaan cara sanitasi
Sesuai dengan sifat tikus yang tidak suka bergerak di tempa! terbuka, vegetasi atau
rerumputan yang berada di pertanaman atau di sekitarnya penu dihilangkan.
Dengan demikian, tikus akan kehilangan tempa! persembunyian dan sumber pakan
altematif pada saat bera. Penghilangan rerrumputan yang ada di pertanaman juga
merupakan tindakan pengelolaan gulma. Sanitasi juga dapat dilakukan di rumah
atau di gudang, untuk mengusir tikus penghuni rumah. Caranya adalah dengan
membersihkan sampah atau membenahi lmembereskan tumpukan barang sehingga
dapat mengurangi kemungkinan tikus menetap dan bersarang di tempat tersebut.
Tikus adalah hewan yang identik dengan kekumuha
3. Pengelolaan Cara Fisik - Mekanis
Pengelolaan secara fisik merupakan usaha manusia mengubah faktor
fingkungan fisik agar dapat menyebabkan kematian pada tikus. Tikus mempunyai
batas toleransi terendah dan tertinggi untuk beberapa faktor fisik seperti suhu,
kelembaban, dan suara. Tujuan dari pengelolaan ini adalah mengubah faktor
lingkungan fisik menjadi di atas atau di bawah batas tolerans! tikus. Pengelolaan
cara mekanis merupakan usaha manusla untuk mematikan atau memindahkan tikus
secara langsung baik dengan menggunakan tangan .telanjang atau dengan bantuan
alat. Pemgelolaan cara ini cukup sederhana, sehingga dapat dilakukan oleh semua
orang, tetapi membutuhkan tenaga kerja yang relatif banyak. Prinsip dasar dari
pengelolaan secara fisik - mekanis adalah : 1. Membunuh tiku secara langsung
dengan bantuan alat-alat seperti senapan angin. tombak, parang, perangkap,. dan
13
sebagainya 2. Mengusir tikus dengan bermacam-macam alat yang tidak bersifat
kimia, baik pengusiran itu bersifat sementara maupun permanen Swastlko
Priyambodo. Pelatihan Bioekologi dan Pengelolaan Tikus 5 3. Melindungi tanaman
atau benda-benda lain dari serangan tikus (·proofing")
4. Pengelolaan Cara Biologi atau Hayati
Pengelolaan populasi tikus secara biologis (hayati) dilakukan dengan
penggunaan parasit, patogen, dan predator untuk mengurangi atau bahkan
menghilangkan populasi tikus dari suatu habitat. Cara lain dalam pengelolaan
biologis terhadap tikus adalah penggunaan obat-obat pengurang kesuburan
(antifertilitas) atau penggunaan ·chemosterilanr (bahan kimia pemandul) untuk
mengurangi potensi perkembangbiakan populasi tikus. Walaupun demikian, banyak
ahli hama yang menganggap bahwa penggunaan kemosterilan ini lebih tepat untuk
dimasukkan ke dalam pengelolaan tlkus cara kimiawi
5. Pengelolaan Cara Kimiawi
Pengelolaan kimiawi didefinisikan sebagai penggunaan bahan-bah an kimia
yang dapat mematikan tikus atau dapat mengganggu aktivitas tikus, -baik aktivitas
untuk makan, minum, mencari pasangan, maupun reproduksinya. Secara umum,
pengeJolaan kimiawi terhadap tikus dapat dibagi menjadi 4 bagian, yaitu: 1. Umpan
beracun (racun perut) ,2. Bahan fumigan (racun nafas) 3.Bahan kimia penolak
(Vrepellenf') atau penarik rattraetanr) 4. Bahan kimia pemandul ("chemosterilan)
Penggunaan umpan beracun Metode ini sekarang banyak digunakan,
meskipun menurut konsep PHT seharusnya metode ini digunakan sebagai altematif
terakhir jika semua eara lain yang digunakan belum memberikan hasil yang
memadai. Secara garis besar umpan beraeun terdiri dan bahan-bahan raeun
("poison"), umpan ("bair), dan bahan tambahan ("additives")
14
Melakukan monitoring populasi , menggunakan racun yang dapat
mengatasi resistensi tikus, menghindari pemakaian satu jenis racun secara
terus menerus.
15