2. Zat aktif larut lemak (Kp tinggi) sulit berdifusi ke dalam cairan rektum, namun
mudah diabsorpsi.
a. Benar
b. Salah
6. Penyerapan zat aktif yang diberikan melalui rute rektal tergantung pada derajat
ionisasi zat aktif. Zat aktif yang tak terionkan pada pH rektum (7,2-7,4) akan diserap
lebih lambat
a. Benar
b. Salah
7. Pada keadaan patologis kulit yang ditandai oleh perubahan sifat lapisan tanduk maka
umumnya permeabilitas kulit akan menurun
a. Benar
b. Salah
9. Di bawah ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi penyerapan zat aktif ke dalam
rektum, kecuali :
a. Konsistensi sediaan
b. Viskositas setelah peleburan
c. Sifat zat aktif
d. Koefisien partisi
e. tonisitas sediaan
10. Zat aktif larut dalam basis lemak cepat berdifusi dalam cairan rektum setelah itu
diabsorpsi, sedangkan zat aktif larut dalam cairan rektum cepat diabsorpsi
a. Benar
b. Salah
11. Penyerapan zat aktif dalam rektum hanya terjadi dengan mekanisme difusi pasif.
Lebih mudah penyerapan untuk zat-zat dengan sifat basa lemah daripada asam lemah.
a. Benar
b. Salah
12. Bila zat aktif dilepaskan pada ampula recti bagian atas (superior) maka zat tersebut
akan dibawa ke hati dan mengalami first pass effect
a. Benar
b. Salah
13. Difusi kulit juga tergantung pada umur subyek, kulit dewasa lebih permeabel
dibandingkan kulit anak-anak
a. Benar
b. Salah
15. Tetapan difusi akan berkurang dengan meningkatnya viskositas. BM tinggi lebih
cepat berdifusi daripada BM rendah.
a. Benar
b. Salah
18. Zat aktif yang tidak diserap pada pemberian rektum adalah :
a. Zat aktif yang mudah larut
b. Zat aktif yang diserap melalui difusi pasif
c. Zat aktif yang sukar larut
d. Zat aktif yang penyerapannya tidak tergantung pada keadaan dan jumlah makanan
yang tidak terdapat di rektum
e. Zat aktif yang tidak mengiritasi mukosa rektum
20. Kinetika pre disposisi pada sediaan suppositoria terdiri dari 2 tahap yaitu peleburan
bahan pembawa dan pelarutan bahan pembawa
a. Benar
b. Salah
Kuis Rute Mata dan Rute Injeksi
1. Faktor fisikokimia yang berpengaruh terhadap ketersediaan hayati zat aktif adalah:
a. Keadaan dan fungsi kornea dan konjungtiva
b. Semua jawaban salah
c. Adanya ikatan molekul obat dengan protein air mata
d. Semua jawaban benar
e. Tonisitas
2. Obat mata harus memiliki kelarutan bifasik karena lapisan kornea mata yang terdiri
dari 3 lapisan
a. Benar
b. Salah
3. Tebal olesan ketika mengoleskan salep mata pada mata berpengaruh terhadap
penembusan obat
a. Benar
b. Salah
4. Pada sediaan obat mata mutlak nilai tonisitas harus 0,9% NaCl, karena jika kurang
atau lebih maka akan terjadi iritasi mata
a. Benar
b. Salah
5. Pemberian intravena secara bolus artinya injeksi yang diberikan melalui infus dengan
waktu pemberian 6-24 jam
a. Benar
b. Salah
6. Proses masuknya obat melalui mata secara sistemik dengan cara proses transportasi
aktif
a. Benar
b. Salah
7. Viskositas merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi distribusi obat yang
diberikan secara parenteral
a. Benar
b. Salah
10. Pemberian sistemik melalui mata melalui 2 jalur yaitu : melintasi epitel ciliary body
dan menembus dinding kapiler jaringan penghubung di sekitar iris
a. Benar
b. Salah
11. Zat aktif yang paling baik menembus kornea adalah yang bersifat :
a. Lipofil
b. Hidrofil
c. Ampifil
d. Semua jawaban benar
e. Semua jawaban salah
12. Di bawah ini adalah urutan absorpsi dalam berbagai bentuk sediaan dimulai dari yang
terlambat hingga yang tercepat :
a. Suspensi dalam air--larutan dalam minyak-emulsi m/a-emulsi a/m-suspensi dalam
minyak
b. Suspensi dalam air-larutan dalam minyak-emulsi a/m- emulsi m/a-suspensi dalam
minyak
c. Suspensi dalam minyak-emulsi a/m-emulsi m/a-larutan dalam minyak-suspensi dalam
air
d. Emulsi a/m- emulsi m/a- suspensi dalam minyak- suspensi dalam air- larutan dalam
minyak
e. Larutan dalam minyak-suspensi dalam air-emulsi a/m- emulsi m/a - suspensi dalam
minyak
13. Molekul besar seperti protein dan peptida lebih banyak diserap di area intramuskular
dibanding area sub kutan karena lebih banyak pembuluh limfa di area intra muskular
a. Benar
b. Salah
16. Larutan obat dalam air lebih cepat diabsorpsi daripada bentuk suspensi
a. Benar
b. Salah
17. Makin tinggi kelarutan obat dalam lemak, makin rendah koefisien partisi, dan makin
lambat absorpsi obat ke dalam sistem sirkulasi terjadi
a. Benar
b. Salah
18. Absorpsi sistemik dapat terjadi pada pemberian topikal bila obat masuk ke bagian
mukosa hidung melalui saluran air mata seperti yang terjadi pada kasus timolol yang
menewaskan 32 orang. Cara mengurangi absorpsi sistemik tersebut adalah :
a. Mendesain obat dengan absorpsi ke pembuluh darah tinggi
b. Memberikan obat vasodilatasi
c. Pro drug
d. Semua jawaban salah
e. Semua jawaban benar
19. Pemberian obat secara intravaskular adalah obat harus diabsorpsi dahulu sebelum
masuk ke peredaran sistemik
a. Benar
b. Salah
2. berapakah dosis yang harus diberikan jika obat pemberian oral mengalami FPE 50%
sedangkan jika dosis diberikan secara intravena 50 mg
a. 50 mg
b. 100 mg
c. 250 mg
d. 25 mg
a. 1
b. 2
c. 4
d. 6
4. zat aktif sediaan nimodipine dibuat dengan rute berbeda bioavailabilitas absolut untuk
oral adah 1.17%, Nasal 67,4% dan IV 100% maka rute sediaan mana yang dipilih
a. oral
b. Nasal
5. Dilakukan uji bioavailabilitas obat pada suatu pabrik industri yang sedang
mengembangkan formula baru sebuah sediaan sefiksim 200 mg. Dibandingkan uji
bioavailabilitas antara iv, tabet inovator dan tablet generiknya. Diperoleh data sebagai
berikut Berapakah nilai F (bioavailabilitas absolut) dalam persen dari sediaan tablet
generik F tersebut?
a. 1,6
b. 2
c. 40
d. 50
e. 90
6. Dilakukan uji bioavailabilitas obat pada suatu pabrik industri yang sedang
mengembangkan formula baru sebuah sediaan sefiksim 200 mg. Dibandingkan uji
bioavailabilitas antara iv, tabet inovator dan tablet generiknya. Diperoleh data sebagai
berikut Berapakah nilai F (bioavailabilitas relatih) dalam persen dari sediaan tablet
generik F terhadap inovator tersebut?
a. 1,6
b. 2
c. 40
d. 50
e. 80
7. Tahapan perjalanan aerosol yang dipengaruhi oleh bobot jenis pemawa dan partikel
adalah
a. Transit atau penghirupan
b. Depo
c. Penahanan dan pembersihan
d. Penyerapan
8. Tahapan perjalanan aerosol yang dipengaruhi oleh aliran gas tubulen atau laminar
adalah
a. Transit atau penghirupan
b. Depo
c. Penahanan dan pembersihan
d. Penyerapan
9. penyerapan yang terjadi dengan ukuran parikel yang kecil 1-3 µm pada daerah
yang di kelilingi banyak pembuluh darah adalah
a. Penyerapan dihidung
b. Penyerapan dimulut
c. Penyerapan di trakea
d. Penyerapan di bronkus
e. Penyerapan alveolar
12. Faktor yang berpengaruh pada absorpsi obat yang berkaitan dengan nilai
perbandingan antara minyak dan air adalah
a. pH dan pKa obat yang diabsorpsi
b. Lipofilisitas
c. Koefisien partisi
d. Konsentrasi awal obat
13. bentuk sediaan yang memiliki bioavalabilitas yang lbh rendah karena terdeposit pada
daerah yang bersilia adalah
a. Obat tetes hidung
b. Obat semprot (metered dosed nasal spray, fixed volume nasal spray)
c. Nebulizer
d. Aerosol (idem obat semprot) : sistem dispersi tetesan halus cairan dalam gas/udara
14. Faktor yang berpengaruh pada ketersediaan hayati obat erat kaitan dengan obat
terdeposit dan mudah mengalir ketika digunakan
a. Sifat fisikokimia zat aktif
b. Bobot jenis dan viskositas sediaan
c. pH/toksisitas sediaan
d. Eksipien yang digunakan