Anda di halaman 1dari 69

1. Pemberian intravaskular termasuk ke dalam orde...

b. 0
c. -1
d. 0-1
e. 1
f. +1
2. Kosentrasi obat dalam plasma setelah pemberian dosis ganda dapat diprediksi dari kosentrasi
obat dalam plasma yang diperoleh setelah pemberian obat dosis .......
a. Ganda
b. Tunggal
c. Sebelumnya
d. Setelahnya
e. Puncak
3. Pada pendekatan pengaturan dosis dan interval pemberian obat ada 2 prinsip, di
antaranya adalah pendekatan empiris, apa kelemahan pendekatan empiris?
a. Biaya mahal
b. Waktunya lama
c. kadang-kadang toksik
d. A, B, C benar semua
e. A, B, C salah semua
4 Berikut ini manakah pendekatan pengaturan dosis dan interval pemberian obat pada "dosis
berganda intravaskular"?
a. Kinetika
b. Empiris
c. a, b benar
d. Benar semua
e. biologis
5. Berikut ini manakah faktor-faktor penentu pengaturan dosis dan interval ?
a. Faktor genetik, interaksi obat, faktor lingkungan.
b. Faktor klinik, faktor usia, farmakokinetika.
c. Faktor genetik, faktor klinik, interaksi obat.
d. Semua benar
e. Semua salah
6. Berikut ini yg merupakan rute pemberian obat yang di tujukan untuk penggunaan efek
sistemik adalah
a. Secara Rektal
b. Melalui rute imflantasi
c. Secara oral
d. Melalui rute kulit
e. parenteral
7. Kadar obat di dalam tubuh betfluktuasi dan meningkat sampai dicapai konsentrasi tunak.
Hal ini perlu diperhatikan dan dipertimbangkan terutama untuk obat index terapi sempit,
contoh obat tsb adalah:
a. Digoxin, Alopurinol dan Bicarbonas
b. Digoxin, Lithium dan Propanolol
c. Digoxin, Nifedipin dan Parasetamol
d. Digoxin, Ctm dan Amoxicillin
e. Digoxin, Lithium dan Piroksikam
8. Pendekatan dengan menghubungkan respon dengan dosis yang diberikan untuk
mengoptimalkan terapi...
a. Pendekatan empiris
b. Pendekatan kinetika
c. Pendekatan biologis
d. Akumulasi obat
e. Ekivalensi
9. Pada steady state kecepatan masuknya obat ke dalam tubuh (input) sama dengan
kecepatan eliminasi (output), dalam hal ini artinya?
a. Jumlah obat yg dieliminasi sama dengan jumlah obat yg di absorpsi
b. Obat yang di absorpsi semua diedarkan ke dalam tubuh
c. Obat yang di eliminasi akan di tarik kembali oleh tubuh
d. Obat yang eliminasi lebih sedikit dibanding yang di absorpsi
e. Absorpsi obat akan terganggu
10. Gabungan jumlah maksimum dan mininum obat pada steady state dengan jumlah setelah
pemberian dosis tunggal disebut..
a. Kecepatan akumulasi
b. Akumulasi obat
c. Indeks akumulasi
d. Interval pemberian
e. Maintenance dose
11. Dibawah ini yang menyatakan parameter bioavailabilitas, kecuali:

a. Tmax menjadi lebih kecil bila laju absorpsi lebih besar

b. Cmax berbanding lurus dgn dosis yg diberikan

c. Cmax bebanding terbalik dengan Vd

d. AUC tidk bergantung pada rute pemberian

e. Nilai AUC berbanding terbalik dengan dosis, fraksi obat terabsorpsi dab Vd

12. Hal-hal yang perli dipersiapkan dalam uji Bioavailabilitas adalah , kecuali :

a. Pemahaman terhadap farmakokinetik obat

b. Pemilihan metode analisi yang tepat

c. Stabilitas obat dalam sampel

d. Penyusunan percobaan protokol yang tepat

e. Melihat kelarutan obat

13. Yang termasuk faktor - faktor mempengaruhi obat bioavaibilitas , kecuali ...

a. Sifat fisik obat

b. Ketidak stabilan fisika


c. Kelarutan

d. Ketidak stabilan kimia

e. Formulasi obat

14. Bioavailabilitas dibagi menjadi 2 tipe. Yang dimaksud dari tipe tersebut adalah . . . .

a. Biologi dan bioekuivalen

b. Umum dan farmasetik

c. Absolut dan relative

d. Absopsi dan eliminasi

e. In vitro dan in vivo

15. Metode Uji Bioekivalensi, Kecuali


a. Uji Bioavailabilitas Komparatif
b. Uji Farmakodinamik Komparatif
c. Uji Disolusi In Vivo Komparatif
d. Uji Disolusi In Vitro Komparatif
e. a, b dan c Benar

16. Produk obat “Copy” berupa bubuk manakah yang memenuhi kriteria?
a. Produk obat “Copy” berupa gas
b. Produk obat “Copy” berupa sediaan obat mata atau telinga sebagai larutan dalam
air dan mengandung zat (-zat) aktif yang sama dalam kadar molar yang sama dan
eksipien yang praktis sama dalam kadar yang sebanding
c. Produk obat “copy” berupa sediaan obat topikal sebagai larutan dalam air dan
mengandung zat (- zat) aktif yang sama dalam kadar molar yang sama dan eksipien
yang praktis sama dalam kadar yang sebanding
d. Produk obat “copy” berupa larutan untuk aerosal atau produk inhalasi nebulizer
atau semprot hidung, yang digunakan dengan atau tanpa alat yang praktis sama
e. Semua Benar

17. Manakah Produk obat yang tidak memerlukan uji bioekivalensi?


a. Produk obat “ copy” untuk penggunaan intravena sebagai larutan dalam air yang
mengandung zat aktif yang sama dalam kadar molar yang sama dengan produk
pembanding.
b. Produk obat “copy” untuk penggunaan parenteral yang lain (misal: intramuskular,
subkutan) sebagai larutan dalam air dan mengandung zat aktif yang sama dalam
kadar molar yang sama dan eksipien yang sama atau mirip (similar) dalam kadar
yang sebanding seperti dalam produk pembanding.
c. A dan B Salah
d. Produk obat” copy” berupa larutan untuk penggunaan oral yang mengandung zat
aktif dalam kadar molar yang sama dengan produk pembanding, dan hanya
mengandung eksipien yang diketahui tidak mempunyai efek terhadap transit atau
permeabilitas dalam saluran cerna dan dengan demikian terhadap absorpsi atau
stabilitas zat aktif dalam saluran cerna.
e. A, B dan D Benar

18. Manakah yang termasuk Obat bubuk “Copy” yang sudah beredar dipasaran?
a. CDR effervescent
b. Redoxon Effervescent
c. Fluimucyl serbuk
d. Antibiotik Syr
e. C dan D Benar

19. Contoh produk obat bukan larutan dan bukan untuk penggunaan non sistemik, Kecuali
a. Oral nasal
b. Okular
c. Dermal
d. Syrup
e. Rektal
20. Selain tablet lepas lambat produk obat apa yang dapat dilakukan uji ekivalensi in vitro
(Uji Disolusi Terbanding)
A. Tablet lepas cepat
B. Tablet lepat laju
C. Tablet lepas
D. Tablet lepas pelan
E. Tablet lepas kencang

21. Selain metode basket metode apa yang sering digunakan dalam pengujian disolusi
terbanding
A. Metode puddle
B. Metode pirsing
C. Metode paddle
D. Metode ring
E. Metode widdle

22. Apa saja kriteria yang diperlukan pada produk obat oral lepas cepat yang bekerja
sistemik
A. Obat-obat untuk kondisi yang serius yang memerlukan respon terapi yang pasti
B. Terbukti ada masalah bioavailabilitas atau bioinekivalensi dengan obat yang
bersangkutan
C. A dan B benar
D. Hanya A benar
E. A dan B salah

23. Desain dan pelaksanaan studi bioekivalensi terdiri dari, kecuali ?


A. Kaji Etik
B. Subyek
C. Variasi
D. Suprabioavailabilitas
E. Kombinasi

24. Apa saja masalah bioavaibilitas atau bioekivalensi pada obat-obat yang bersangkutan
dengan struktur kimia ?
A. Absorpsi bervariasi atau tidak lengkap
B. Eliminasi presistemik yang tinggi
C. Farmakokinetik nonlinear
D. Sifat-sifat fisikokimia yang tidak menguntungkan
E. Semua Benar
25. Pemberian Obat Dosis Berganda Ekstravaskuler Pada prinsipnya ada 2 pendekatan yang
telah dilakukan pada Pengaturan Dosis dan Interval Pemberian Obat yaitu,
a. Pendekatan Deduktif dan Pendekatan Induktif
b. Pendekatan saintifik dan empiris
c. Pendekatan Kinetika dan Kontekstual
d. Pendekatan Empiris dan Kinetika
e. Pendekatan Kinetika dan Saintifik
Jawaban D

26. Faktor-farktor penentu pengaturan dosis dan interval adalah


a. menghubungkan respon dengan dosis yang diberikan
b. hipotesis respon pengobatan dan efek toksik
c. regimen dosis diatur berdasarkan respon terapi
d. menghitung dosis untuk mengevaluaso dosis dan interval
e. farmakokinetika dan faktor klinik
jawaban: E.

27. Jumlah relatif dan kecepatan obat yang mencapai sirkulasi sistemik disebut juga:
a. Bioekivalensi
b. Loading dose
c. Ekivalensi
d. Dosis muatan
e. Ketersediaan hayati
Jawaban: E.

28. Pemberian secara extravaskular merupakan pemberian obat yang harus masuk ke sirkulasi
tubuh lalu diabsorpsi, manakah rute pemberian kecuali?
a. Oral
b. Rectal
c. vena / arteri
d. intramuscular
e. Subcutan
Jawaban C

29. Kecepatan perubahan jumlah obat di dalam tubuh merupakan selisih antara kecepatan
absorpsi dengan kecepatan eliminasi , disebut :
a. Hubungan antara Waktu dengan Konsentrasi Obat
b. Kinetika Absorpsi
c. Ketersediaan Hayati Per Oral
d. Dosis muatan
e. Ketersediaan hayati
Jawaban : A.

30. Hubungan antara Waktu dengan Konsentrasi Obat Kecepatan perubahan jumlah obat di
dalam tubuh merupakan selisih antara kecepatan absorpsi dengan kecepatan eliminasi yang
dapat ditulis sebagai?
a. Kecepatan perubahan jumlah = kecepatan absorpsi , diabsorpsi.
b. konstanta kecepatan absorpsi Aa = jumlah obat yang akan diabsorpsi
c. dosis tertentu per oral dibandingkan dengan fraksi yang masuk ke dalam sirkulasi sitemik
d. Area Under Curve
e. Ketersediaan hayati (F) per oral
Jawaban A.

31. Distribusi dan eliminasi obat yang telah diabsorpsi menjamin ?


a. perbedaan konsentrasi obat
b. perubahan jumlah konsentrasi obat
c. nilai cu jauh lebih kecil dari ca
d. memperoleh kurva hubungan konstrasi obat
Jawaban : C

32. pemberian obat masuk langsung ke pembuluh darah vena atau arteri merupan pemberian
obat secara?
a. Intravascular
b. Ekstravaskular
c. Parentetal
d. Intraperitoneal
e. topikal
jawaban: A

33. Produk obat yang mengandung bahan aktif yang berbeda yang ditujukan untuk terapetik
atau tujuan klinis yang sama, bahan aktif berasal dari kelas terapi yang sama dan
diharapkan memberikan efek terapi yang sama, maka dikatakan
a. Alternatif farmasetik
b. Ekivalen terapetik
c. Alternatif terapeutik
d. Penggantian farmasetik
e. Ekivalen farmasetik
Jawaban C

34. Dibawah ini merupakan Faktor yang mempengaruhi absorbsi , kecuali:


a. Ketersediaan hayati
b. Kinetika absorbs
c. Hubungan antara waktu dengan konsentrasi obat dan analisis parameter2 kinetika
d. Liberasi
Jawaban D

35. Sebutkan 2 contoh prosedur laboratoris yang dapat merefleksikan perilaku obat in-vivo ?
a. Uji laju disolusi dan uji difraksi sinar X

b. Uji farmakokinetik dan uji farmakodinamik

c. Uji pH dan uji kelarutan

d. Uji viskositas dan uji kekerasan

e. Semua jawaban salah

36. Dalam Faktor-faktor yang mempengaruhi bioavailabilitas suatu obat akan melepaskan obat
aktif pada sediaan yang di buat secara sistemik. Faktor apa kah yang di maksud ?

a. Faktor formulasi

b. Faktor sifat fisika obat

c. Faktor sifat kimia obat

d. Faktor sifat fisika kimia obat

e faktor Biologi

37. Tujuan dari bioavailabilitas adalah

a. Untuk menjamin efikasi, keamanan dan mutu obat yang beredar

b. Untuk menjamin mutu obat copy yang mendapat ijin edar bioekivalen dengan obat

komparatornya

c. Untuk membuat obat lebih cepat pembuatannya

d. Mempercepat penjualan obat di pasaran

e. Semua benar

38. Apa yang di makasud Bioavaibilitas ?

a. zat apa pun yang menyebabkan perubahan fisiologi atau psikologi organisme saat

dikonsumsi.

b. tanaman atau tumbuhan yang mempunyai kegunaan atau nilai lebih dalam

pengobatan.

a. cabang ilmu dari farmakologi yang mempelajari tentang perjalanan obat mulai
sejak diminum hingga keluar melalui organ ekskresi di tubuh manusia.

b. ketersediaan hayati yaitu persentase dan kecepatan zat aktif dalam suatu
produk obat yang mencapai/ tersedia dalam sirkkulasi sistemik dalam bentuk utuh/ aktif
setelah pemberian produk obat tersebut. Diuur dari kadarnya dalam darah terhadap
waktu atau dari ekskresinya dalam urine.

c. sub ilmu dari farmakologi yang mempelajari tentang penanganan penyakit melalui
penggunaan obat-obatan.

39. Sebelum di lakukan uji bioavaibilitas, perlu di lakukan pengujian terlebih dahulu, yaitu
pengujian ?

a. Uji Kalibrasi

b. Uji Disolusi Sebanding

c. Uji kalibrasi

d. A dan C benar

e. Semua benar

40. Berapa nilai BA absolut jika:

Dik. AUC oral = 89,5 microgram.ml


dosis oral = 200mg
AUC iv = 37,8 microgram/ml
dosis iv = 50mg
a. 45%
b. 59%
c. 62%
d. 76%
e. 77%
41. Proses yang mencakup Farmakokinetik atau Kinetika Obat didalam tubuh ada 4. Yang bukan merupakan
proses yang mencakup Kinetika Obat adalah

a. Ekskresi
b. Durasi
c. Absorpsi
d. Distribusi
e. Metabolisme

42. Pada proses distribusi obat yang telah diabsorbsi tergantung pada beberapa factor:

a. Aliran darah
b. Permeabilitas kapiler
c. Ikatan protein
d. Usia
e. ABC benar
43. Diketahui dosis lazim suatu obat X pada pasien dengan fungsi ginjal normal adalah 5mg/kg BB setiap
12 jam. Berapakah rekomendasi dosis obat yang diberikan kepada pasien laki laki umur 40 tahun
dengan ClCr 20ml/menit? (CrCl Normal 100ml/menit)
a. 40 𝑚𝑔 𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝 12 𝑗𝑎𝑚
b. 79 𝑚𝑔 𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝 12 𝑗𝑎𝑚
c. 60𝑚𝑔 𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝 12 𝑗𝑎𝑚
d. 50 𝑚𝑔 𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝 12 𝑗𝑎𝑚
e. 55 𝑚𝑔 𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝 12 𝑗𝑎𝑚
Jawab :
Dosis lazim : 5mg/kg x 60 kg= 300mg setiap 12 jam
𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 = 𝐶𝑙𝐶𝑟 𝑃𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 ClCr Normal 𝑥 𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑙𝑎𝑧𝑖𝑚 𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 = 20 100 𝑥 300𝑚𝑔 𝑡𝑖𝑎𝑝 12 𝑗𝑎𝑚
= 0,2 𝑥 300 = 60𝑚𝑔 𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝 12 𝑗𝑎𝑚

44. Jika ClCr pasien belum diketahui, hitung dulu dengan rumus Cockroft-Gault

Seorang Ibu tidak sadarkan diri dan dirawat di Intensive Care Unit. Pasein diberikan obat X dengan
dosis tunggal 150mg. Diketahui kadar puncak plasma 15mcg/ml. Berapa Liter volume distribusi obat
tersebut?
a. 10 Liter
b. 9 Liter
c. 8 Liter
d. 7 Liter
e. 9,5 Liter

Jawab : Dosis : 150mg


Cp : 15mcg/ml
𝑉𝑑 = 𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 Cp = 150.000𝑚𝑐𝑔 15𝑚𝑐𝑔/𝑚𝑙 = 10.000𝑚𝑙 = 10 𝐿𝑖𝑡𝑒r

45. Seorang laki – laki usia 50 tahun dengan BB 65kg, dating memeriksakan dirinya karena akhir-akhir
ini sering lemas dan buang air kecil terganggu. Hasil pemeriksaan serum kreatinin pasien 2,3 mg/dL.
Sebagai seorang Apoteker, hitunglah ClCr pasien tersebut..
a. 36,3 𝑚𝑙/𝑚𝑒𝑛𝑖t
b. 35,3 𝑚𝑙/𝑚𝑒𝑛𝑖t
c. 34,8 𝑚𝑙/𝑚𝑒𝑛𝑖t
d. 39,6 𝑚𝑙/𝑚𝑒𝑛𝑖t
e. 33,3 𝑚𝑙/𝑚𝑒𝑛𝑖t
Jawab :
𝐶𝑙𝐶𝑟 = 140 − 𝑈𝑚𝑢𝑟 𝑥 𝐵𝐵 72 x serum kreatin
= 140 − 50 𝑥 65 72 𝑥 2,3 = 5850 165,6 = 35,3 𝑚𝑙/𝑚𝑒𝑛𝑖t

46. Seorang pasien perempuan akan menjalani hemodialisa dan perlu dihitung klirens kreatininnya.
Umur pasien 50 tahun, berat badan 45 kg dan tinggi badan 160 cm. Hasil pemeriksaan serum kreatinin
2 mg/dL. Berapakah ClCr pasien?
a. 24,9 𝑚𝑙/𝑚𝑒𝑛𝑖t
b. 25,9 𝑚𝑙/𝑚𝑒𝑛𝑖t
c. 26,9 𝑚𝑙/𝑚𝑒𝑛𝑖t
d. 22,9 𝑚𝑙/𝑚𝑒𝑛𝑖t
e. 23,9 𝑚𝑙/𝑚𝑒𝑛𝑖t

Jawab :
𝐶𝑙𝐶𝑟 = 140 − 𝑈𝑚𝑢𝑟 𝑥 𝐵𝐵 72 x serum kreatin 𝑥 0,85
= 140 − 50 𝑥 45 72 𝑥 2 𝑥 0,85 = 23,9 𝑚𝑙/𝑚𝑒𝑛𝑖t

47. ISK. Pasien diberikan resep oleh dokter berupa tablet amoxicillin. Diketahui volume distribusi
(Liter) adalah 30% dari berat badan. T1/2 adalah 3 jam. Berapakah klirens totalnya? Dalam L/jam
Jawab :
a. 5,2 L/jam
b. 5,3 L/jam
c. 5,1 L/jam
d. 4,2 L/jam
e. 3,2 L/jam
Jawab:
Cari k terlebih dahulu k = 0,693
T1/2 = 0,693
3 jam = 0,231/𝑗𝑎𝑚
Vd = 30% x BB = 30% x 75 = 22,5 L
Cl Total = Vd x k = 22,5 x 0,231 = 5,2 L/jam

48. Diketahui nilai parameter famakokinetika adalah AUC, Cmax, Tmax, K, t1/2 parameter yang digunakan
untuk menentukan kecepatan adsorbsi adalah

A. K

B. t1/2

C. Tmax

D. Cmax

E. AUC

49. Sebutkan obat yang dapat mengganggu kerja ginjal.

A. NSAID

B. ANTIBIOTIK

C. Ibuprofen

D. A, B, dan C benar

E. A, B, dan C salah
50. Seorang pasien nyonya D (45 tahun) datang ke rumah sakit mengeluh mengalami kenaikan terkanan darah,
Hormon apakah yang berfungsi untuk membantu mengatur tekanan darah pada tubuh manusia?

A. Renin

B. Kalsitriol

C. Eritripoietin

D. EPO

E. Tiroid

51. Seorang pasien bapak N (40 tahun) mengalami anemia dan gagal ginjal kronik, terapi yang tepat diberikan
kepada bapak N adalah?

A. Transfusi RBC

B. Transfusi Eritripoetin

C. Asam folat

D. Ferro sulfat

E. Transfusi WBC

52. Seorang pasien di diagnosis gagal ginjal kronis stadium V dan anemia nomokromik normositik, obat
anemia yang tepat untuk terapi anemia tersebut adalah?

A. Eritripoetin

B. Asam folat

C. Vitamin b6

D. Vitamin b12

E. Suplemen besi

53. Yang termasuk klasifikasi kanker adalah?

A. Karsinoma
B. Sarkoma
C. Leukimia
D. Semua benar
E. Adenoma
Jawaban benar: D
54. kanker yang berasal dari perubahan genetik yang terjadi pada sebuah sel kemudian
berploriferasi membentuk sel ganas disebut?
a. Autonomi
b. Klonalitas
c. Metastasis
d. Karsinoma
e. Semua benar
Jawaban benar: B
55. Kemungkinan tumbuh nya kembali sel kanker yang telh dibedah adalah?
a. Salah membedah
b. Pembedahan hanya sebagian dari sel kanker
c. Sel kanker tidak terangkat
d. Sel kanker masih ada yang gertinggal
e. Adanya penyakit lain selain kanker
Jawaban benar: D
56. Metode pengobatan kanker yg umum digunakan adalah, Kecuali?
a. Kemoterapi
b. Operasi
c. Radioterapi
d. Transplantasi sumsum tulang belakang.
e. Hemodialisis
Jawaban benar: E
57. Apa yg dimaksud targeted drug therapy?
a. Pengobatan menargetkan gen dan protein yang terlibat dalam pertumbuhan
dankelangsungan hidup sel kanker
b. Pengobatan tradisional
c. Pengobatan modern
d. B dan C benar
e. Pengobatan kemoterapi
Jawaban benar: A
58. Yang merupakan ciri ciri kanker adalah?
1) Sel dapat lepas mengikuti aliran darah dan kelenjar limfe kemudian tumbuh
diorgan lain (menyebar)
2) Tindakan operasi mengangkat tumor beserta selaput
3) Sel sel nya tumbuh dengan bentuk yang berbeda dengan sel asal
4) Benjolan berselaput

Pilihlah jawaban yang menurut anda benar!


A. 1,2,3 benar
B. 1 & 3 benar
C. 2 & 4 benar
D. 4 benar
E. Semua benar
Jawaban benar: E
59. Obat sitostatika golongan antibiotik dalam kasus peresepan pasien kemoterapi
anak.yang menerlukan penyesuaian regimen dosis adalah, kecuali?
a. Doxorubisin
b. Tamoxipen
c. Bleomycin
d. Efirubicin
e. D-actinomycin
Jawaban benar: B
60. Faktor penyebab kanker adalah?
a. Cuaca
b. Debu
c. Senyawa kimia
d. Virus
e. C dan D benar
Jawaban benar: E
61. Sel kanker yang memiliki kemampuan tumbuh secara tidak kontinyu dan menyebar ke
bagian tubuh lain. Termasuk kedalam definisi penyakit kanker yaitu...
a. Klonitas
b. Anaplasia
c. Autonomi
d. Metastatis
e. Karsinoma
Jawabannya benar: D
62. Pernyataan yang tepat mengenai obat sitostatika atau obat anti kanker adalah?
a. Golongan obat-obatan yang dapat merusak sel kanker
b. Obat-obatan tertentu yang menghambat proses replikasi sel normal
c. Golongan obat yang digunakan untuk mencegah kanker
d. Golongan obat-obatan tertentu yang menghambat atau
membunuhpertumbuhan sel
e. Golongan obat penghambat dinding sel bakteri
Jawaban benar: D
Pak Viktor: 5. HEPARIN DIBERIKAN BOLUS SEBANYAK 60 UNIT/KGBB KEPADA PASIEN
DEWASA BERUSIA 25 TAHUN (BERAT BADAN 45 KG). PERSAMAAN DARI HUBUNGAN
ANTARA KADAR OBAT DALAM PLASMA DENGAN WAKTU YAITU Cpt= 243e-0,543.t.
BERAPAKAH KONSENTRASI HEPARIN DALAM PLASMA DARAH SETELAH 10 JAM
PEMBERIAN?
a. 1,06 UNIT/ML
b. 1,05 UNIT/ML
c. 1,04 UNIT/ML
d. 1,03 UNIT/ML
e. 1,02 UNIT/ML
Pak Viktor: 6. SUATU OBAT X DIBERIKAN SECARA INTRA VENA DOSIS TUNGGAL DENGAN
DOSIS BOLUS 4 MG / KG BB KEPADA 5 PRIA DEWASA SEHAT, USIA 23 – 38 TAHUN DENGAN
BB RATA-RATA 75 KG. FARMAKOKINETIK ANTIBIOTIK XYZ MENGIKUTI MODEL 1
KOMPARTEMEN. BILA PERSAMAN OBAT DALAM DARAH PADA WAKTU TERTENTU
MENGIKUTI PERSAMAN Cpt = Cp0 x e -ke.t DIMANA Cp = 78.e -0.46t. HITUNGLAH WAKTU
PARUH BIOLOGIS t ½ :
A. 1.5 JAM
B. 78 JAM
C. 0.46 JAM
D. 5 JAM
E. 15 JAM
Pak Viktor: 7. BILA t1/2 OBAT X SEBESAR 1.0 JAM, MAKA TETAPAN KECEPATAN Ke OBAT X :
A. 1.386 / JAM
B. O.347 / JAM
C. 0.231 / JAM
D. 0.693 / JAM
E. 3.465 / JAM
Pak Viktor: 8. Teofilin dengan dosis 150 mg mempunyai waktu paruh eliminasi selama 8 jam. Jika teofilin
diberikan dengan dosis tunggal, maka setelah 1 hari (24 jam) dari waktu pemberian dosis tunggal, maka
jumlah teofilin yang tersisa di dalam tubuh sebesar
a. 75 mg
b. 50 mg
c. 37,5 mg
d. 18,75 mg
e. 9,375 mg
Pak Viktor: 9. Digoksin diberikan secara injeksi intravena dosis tunggal sebesar 250 µg dengan waktu paruh
eliminasi selama 36 jam. Maka 3 hari setelah pemberian, jumlah digoksisn yang tersisa di dalam tubuh
sebesar
a. 125 µg
b. 62,5 µg
c. 31,25 µg
d. 15,625 µg
e. 7,8125 µg
Pak Viktor: 10.Suatu obat injeksi intravena diberikan sebesar 500 mg denga volume distribusi obat tersebut
sebanyak 5% BB. Maka konsentrasi plasma obat tersebut pada pasien dengan berat badan 50 kg yaitu
a. 50 mg/L
b. 50 mg/mL
c. 200 mg/L
d. 200 mg/mL
e. 500 mg/mL
Pak Viktor: 11. Kadar efek minimum suatu obat injeksi intravena sebesar 5 mg/mL dan kadar toksik
minimum sebesar 20 mg/mL. Jika konsentrasi obat tersebut di dalam darah sebesar 4 mg/mL, maka obat
tersebut akan menimbulkan
a. Efek terapi
b. Efek toksik
c. Tidak berkhasiat
d. Efek samping
e. Efek subterapi
Pak Viktor: 12. Kadar efek minimum suatu obat injeksi intravena sebesar 10 mg/mL dan kadar toksik
minimum sebesar 50 mg/mL. Jika konsentrasi obat tersebut di dalam darah sebesar 45 mg/mL, maka obat
tersebut akan menimbulkan
a. Efek terapi
b. Efek toksik
c. Tidak berkhasiat
d. Efek samping
e. Efek subterapi
Pak Viktor: 13. Cefotaxime diberikan dalam suatu injeksi bolus tunggal 10 mg/kg kepada pasien dewasa
berusia 28 tahun (berat badan 50 kg). Persamaan dari hubungan antara kadar obat dalam plasma dengan
waktu yaitu Cp= 88e-0,231.t. Berapakah waktu paruh dari cefotaxime?
a. 0,02 jam
b. 0,33 jam
c. 1 jam
d. 1,5 jam
e. 3 jam
Pak Viktor: 14. Cefotaxime diberikan dalam suatu injeksi bolus tunggal 10 mg/kgBB kepada pasien dewasa
berusia 28 tahun (berat badan 50 kg). Persamaan dari hubungan antara kadar obat dalam plasma dengan
waktu yaitu Cp= 88e-0,231.t. Berapakah volume distribusi dari cefotaxime?
a. 0,11 mg/L
b. 0,20 mg/L
c. 0,57 mg/L
d. 1,14 mg/L
e. 5,68 mg/L
Pak Viktor: 15. Cefotaxime diberikan dalam suatu injeksi bolus tunggal 10 mg/kgBB kepada pasien dewasa
berusia 28 tahun (berat badan 50 kg). Persamaan dari hubungan antara kadar obat dalam plasma dengan
waktu yaitu Cp= 88e-0,231.t. Berapakah konsentrasi cefotaxime dalam plasma darah setelah 2 jam
pemberian?
a. 55,44 mg/L
b. 55,44 µg/L
c. 5,54 mg/L
d. 5,54 µg/L
e. 0,554 mg/L
Pak Viktor: 16. Heparin diberikan bolus sebanyak 60 unit/kgBB kepada pasien dewasa berusia 25 tahun
(berat badan 45 kg). Persamaan dari hubungan antara kadar obat dalam plasma dengan waktu yaitu Cp=
243e-0,543.t. Berapakah konsentrasi heparin dalam plasma darah setelah 10 jam pemberian?
a. 1,06 unit/mL
b. 1,05 unit/mL
c. 1,04 unit/mL
d. 1,03 unit/mL
e. 1,02 unit/mL
Pak Viktor: 17. Heparin diberikan bolus sebanyak 30 unit/kgBB kepada pasien dewasa berusia 25 tahun
(berat badan 45 kg). Persamaan dari hubungan antara kadar obat dalam plasma dengan waktu yaitu Cp=
270e-0,543.t. Berapakah volume distribusi dari heparin?
a. 1 liter
b. 2 liter
c. 3 liter
d. 4 liter
e. 5 liter
Pak Viktor: 18. Seorang sukarelawan dengan berat badan 65 kg, diberikan antibiotika dosis intravena
tunggal dan konsentrasinya dalam serum ditentukan pada 1 jam dan 5 jam setelah pemberian dengan
konsentrasinya berturut-turut 1,0 dan 0,25 µg/mL. Berapa waktu paruh obat tersebut?
a. 1 jam
b. 2 jam
c. 3 jam
d. 4 jam
e. 5 jam
Pak Viktor: 19.Seorang pasien dengan berat badan 55 kg, diberikan suatu obat dosis intravena tunggal dan
konsentrasinya dalam serum ditentukan pada 2 jam dan 3 jam setelah pemberian dengan konsentrasinya
berturut-turut 1,5 dan 0,25 µg/mL. Berapa waktu paruh obat tersebut?
a. 0,1 jam
b. 0,2 jam
c. 0,3 jam
d. 0,4 jam
e. 0,5 jam
Pak Viktor: 20.Heparin diberikan bolus sebanyak 30 unit/kgBB kepada pasien dewasa berusia 25 tahun
(berat badan 45 kg). Persamaan dari hubungan antara kadar obat dalam plasma dengan waktu yaitu Cp=
270e-0,543.t. Heparin tidak dapat bekerja jika konsentrasi plasma kurang dari 50 unit/mL. Berapa lamakah
heparin dapat bekerja di dalam tubuh?
a. 1,1 jam
b. 2,1 jam
c. 3,1 jam
d. 4,1 jam
e. 5,1 jam
Pak Viktor: 21.Cefotaxime diberikan dalam suatu injeksi bolus tunggal 10 mg/kgBB kepada pasien dewasa
berusia 28 tahun (berat badan 50 kg). Persamaan dari hubungan antara kadar obat dalam plasma dengan
waktu yaitu Cp= 90e-0,231.t. Cefotaxime tidak efektif pada konsentrasi plasma kurang dari 20 mg/L. Berapa
lamakah cefotaxime dapat bekerja?
a. 5,0 jam
b. 5,5 jam
c. 6,0 jam
d. 6,5 jam
e. 7,0 jam
Pak Viktor: 22.Gentamisin mempunyai waktu paruh 2 jam dan mengikuti kinetika eliminasi orde satu. Jika
gentamisin diberikan secara intravena bolus 10 mg kepada pasien pria dewasa (BB 50 kg), berapa persen
dosis yang dieliminasi selama 8 jam? (Vd=100 ml/kg)
a. 93,75%
b. 93,50%
c. 93,25%
d. 93,00%
e. 92,50%
Pak Viktor: 23.Injeksi intravena bolus tunggal cefadroxil 1 gram diberikan kepada seorang pasien dewasa
(45 tahun, BB 50 kg) untuk suatu infeksi peritonitis. Volume distribusi cefadroxil 0,2 L/kg dan waktu paruh
paruh eliminasi 2 jam. Cefadroxil dieliminasi mengikuti kinetika orde satu, maka berapakah waktu yang
dibutuhkan untuk menurunkan kadar obat sampai 0,25 µg/mL (konsentrasi hambat minimum
Staphylococcus aureus)?
a. 16,5 jam
b. 16,8 jam
c. 17,0 jam
d. 17,3 jam
e. 17,5 jam
Pak Viktor: 24.Fraksi parasetamol oral sebesar 0,7. Maka berapakah jumlah parasetamol di dalam tubuh
setelah pemberian dosis 500 mg?
a. 50 mg
b. 150 mg
c. 250 mg
d. 350 mg
e. 450 mg
SOAL2 FARMAKOKINETIK KLINIK – APRIL 2020
1. Seorang sukarelawan dengan berat badan 70 kg diberi Antibiotika X secara intravena. Kadar serum
pada jam 2 dan 5 setelah pemberian obat berturut-turut sebesar 1.2 dan 0.3 µg/ mL. Hitunglah waktu
paruh biologis t½ biologic Antibiotika X, bila kinetika eliminasinya mengikuti orde kesatu.

A. 0.5 Jam
B. 0.693 Jam
C. 1.2 Jam
D. 1.5 Jam – 1
E. 1.5 Jam

2. Seorang pasien wanita dengan Berat Badan 50 kg diberi Antibitiotika AB dengan dosis tunggal
intravena 6 mg/ kg BB. Sampel darah diambil pada jam – jam tertentu dan kadar plasma Antibiotika
AB diperoleh sebagai berikut:

Waktu (Jam) Kadar plasma (µg/ mL)


0.25 8.21
0.5 7.87
1 7.23
3 5.15
6 3.09
12 1.11
18 0.40

Hitunglah tetapan kecepatan eliminasi, ke, Antibiotika AB.

A. 0.224 Jam - 1
B. 0.170 Jam - 1
C. 0.224 Jam
D. 0.170 Jam
E. 0.381 Jam

3. Seorang pasien wanita dengan Berat Badan 50 kg diberi Antibitiotika AB dengan dosis tunggal
intravena 6 mg/ kg BB. Sampel darah diambil pada jam – jam tertentu dan kadar plasma Antibiotika
AB diperoleh sebagai berikut:

Waktu (Jam) Kadar plasma (µg/ mL)


0.25 8.21
0.5 7.87
1 7.23
3 5.15
6 3.09
12 1.11
18 0.40

Hitunglah waktu paruh biologis, t1/2, Antibiotika AB.

A. 3.09 Jam
B. 4.08 Jam
C. 3.09 Jam-1
D. 4.08 Jam-1
E. 1.82 Jam

4. Seorang pasien wanita dengan Berat Badan 50 kg diberi Antibitiotika AB dengan dosis tunggal
intravena 6 mg/ kg BB. Sampel darah diambil pada jam – jam tertentu dan kadar plasma Antibiotika
AB diperoleh sebagai berikut:

Waktu (Jam) Kadar plasma (µg/ mL)


0.25 8.21
0.5 7.87
1 7.23
3 5.15
6 3.09
12 1.11
18 0.40

Hitunglah volume distribusi, Vd, Antibiotika AB.

A. 0.35 L
B. 3.5 mL
C. 3.5 L
D. 35 mL
E. 35 L
5. Seorang pasien wanita dengan Berat Badan 50 kg diberi Antibitiotika AB dengan dosis tunggal
intravena 6 mg/ kg BB. Sampel darah diambil pada jam – jam tertentu dan kadar plasma Antibiotika
AB diperoleh sebagai berikut:

Waktu (Jam) Kadar plasma (µg/ mL)


0.25 8.21
0.5 7.87
1 7.23
3 5.15
6 3.09
12 1.11
18 0.40

Diketahui bahwa Minimum Inhibitory Concentration (MIC) Antibiotika AB sebesar 2 µg/ mL,
hitunglah lama kerja (duration of action) Antibiotika AB.

A. 7 Jam
B. 8 Jam
C. 9 Jam
D. 8.56 Jam
E. 10 Jam
6. Seorang pasien wanita dengan Berat Badan 50 kg diberi Antibitiotika AB dengan dosis tunggal
intravena 6 mg/ kg BB. Sampel darah diambil pada jam – jam tertentu dan kadar plasma Antibiotika
AB diperoleh sebagai berikut:

Waktu (Jam) Kadar plasma (µg/ mL)


0.25 8.21
0.5 7.87
1 7.23
3 5.15
6 3.09
12 1.11
18 0.40

Berapa lama waktu yang diperlukan untuk mengeliminasi obat sampai 99.9% ?
A. 13.5 Jam
B. 40.6 Jam
C. 6.9 Jam
D. 8.56 Jam
E. 10 Jam

7. Seorang pasien wanita dengan Berat Badan 50 kg diberi Antibitiotika AB dengan dosis tunggal
intravena 6 mg/ kg BB. Sampel darah diambil pada jam – jam tertentu dan kadar plasma Antibiotika
AB diperoleh sebagai berikut:

Waktu (Jam) Kadar plasma (µg/ mL)


0.25 8.21
0.5 7.87
1 7.23
3 5.15
6 3.09
12 1.11
18 0.40

Hitunglah AUC 0 - ∞ Antibiotika AB.

𝑚𝑐𝑔
A. 504.1 Jam
𝑚𝑙
𝑚𝑐𝑔
B. 23.5 Jam
𝑚𝑙
𝑚𝑐𝑔
C. 5.04 Jam
𝑚𝑙
𝑚𝑐𝑔
D. 2.35 Jam
𝑚𝑙
𝒎𝒄𝒈
E. 50.41 Jam
𝒎𝒍

8. Seorang pasien wanita dengan Berat Badan 50 kg diberi Antibitiotika AB dengan dosis tunggal
intravena 6 mg/ kg BB. Sampel darah diambil pada jam – jam tertentu dan kadar plasma Antibiotika
AB diperoleh sebagai berikut:

Waktu (Jam) Kadar plasma (µg/ mL)


0.25 8.21
0.5 7.87
1 7.23
3 5.15
6 3.09
12 1.11
18 0.40

Hitunglah AUC 0 - ∞ Antibiotika AB jika dosis obat diturunkan menjadi 3 mg / kg BB.

𝒎𝒄𝒈
F. 25.21 Jam
𝒎𝒍
𝑚𝑐𝑔
G. 47.0 𝑚𝑙
Jam
𝑚𝑐𝑔
H. 10.08 Jam
𝑚𝑙
𝑚𝑐𝑔
I. 2.35 Jam
𝑚𝑙
𝑚𝑐𝑔
J. 100.82 Jam
𝑚𝑙

Kumpulan soal – soal pak viktor farmakokinetika


2. Penderita suspect Covid 19, wanita, usia 60 tahun, dengan gejala demam tinggi, 38.5o C, batuk dan
kesulitan bernapas diberikan tablet Parasetamol 500 mg. Parasetamol di dalam tubuh akan mengalami
proses absorpsi, distribusi, biotransformasi, dan ekskresi. Proses-proses ini nerupakan respon tubuh
terhadap Parasetamol yang mengikuti kinetika:
A. Zero order
B. Non-linear
C. Non-first order
D. Mixed order
E. Linear
3. Obat Z diberikan secara per oral kepada seorang pasien. Mimimum Effective Concentration (MEC) Obat
Z diketahui sebesar 10 mcg / mL dan Mimimum Toxic Concentration (MTC) sebesar 20 mcg / mL. Jika
kadar plasma maksimum (Cpmax) Obat Z sebesar 8 mcg/ mL, bagaimana interpretasi anda terhadap
informasi kadar plasma Obat Z di atas?
A. Obat Z menimbulkan efek toksik
B. Obat Z berada pada Therapeutic Range
C. Obat Z tidak memberikan efek terapi
D. Obat Z memiliki onset of action yang cepat
E. Obat Z memiliki duration of action yang pendek
4. Tablet Amlodipine 10 mg diberikan kepada penderita hipertensi, pria, usia 66 tahun, berat badan 85 kg,
dengan dosis 10 mg sekali sehari. Bila Amlodipine mengikuti kintetika orde pertama (first order kinetic)
maka ada hubungan linear pada fase absorpsi, distribusi dan eliminasi antara:
A. Kadar Amlodipine dalam plasma dengan waktu
B. Kadar Amlodipine dalam plasma dengan log waktu
C. Kadar Amlodipine dalam plasma dengan ln waktu
D. Log kadar Amlodipine dalam plasma dengan log waktu
E. Log kadar Amlodipine dalam plasma dengan waktu
5. Bidang ilmu yg mempelajari hubungan antara sifat fisiko-kimia obat, bentuk sediaan, cara pemberian, dan
kondisi fisiologik pasien dengan tujuan memberikan efek terapi optimal dengan efek samping minimal
adalah bidang ilmu:
A. Farmakodinamik
B. Farmakokinetik
C. Farmakologi
D. Farmasetik
E. Biofarmasetik
6. Therapeutic range ditentukan oleh:
A. Minimum toxic concentration (MTC)
B. Area under the curve (auc)
C. Minimum effective concentration (MEC)
D. MTC dan MEC
E. Plasma level
7. Pada pemberian obat peroral dengan dosis 1000 mg diperoleh hasil kadar obat dalam darah versus waktu
seperti tabel di bawah ini:
WAKTU (Jam) PLASMA LEVEL (mg/L)
1 0.38
2 0.73
3 0.91
4 0.97
5 0.97
6 0.92
8 0.71
10 0.53
12 0.4
14 0.3
Hitunglah nilai AUC 14 - ∞
a. 8.92 mg/L Jam
b. 2.11 mg/Jam
c. 8.92 mg/Jam
d. 2.11 mg/L Jam
e. 11.03 mg/L Jam
8. Farmakokinetik adalah ilmu yang mempelajari nasib obat didalam tubuh yaang mencakup proses berikut:
A. Absorpsi
B. Distribusi
C. Metabolisme
D. Ekskresi
E. Absorpsi dan disposisi

22. Gentamisin mempunyai waktu paruh 2 jam dan mengikuti kinetika eliminasi orde satu. Jika gentamisin
diberikan secara intravena bolus 10 mg kepada pasien pria dewasa (BB 50 kg), berapa persen dosis yang dieliminasi
selama 8 jam? (Vd=100 ml/kg)

a. 93,75%

b. 93,50%

c. 93,25%

d. 93,00%

e. 92,50%

JAWAB:

T1/2: 2JAM→ke = 0.693/2 = 0.3465 Jam -1

D0 :10 MG →dosis yang diberikan 10 mg IV > 100 % masukkedalamdarah

BB: 50 KG

Vd: 100 mL / kg → 50 kg →Vd: 50 x 100 mL = 5,000 mL

t: 8 jam

Rumus:
1. Cpt = Cp0 x e -ke.t→ Dt = D0 x e -ke.t = 10 x e-0.3465 x 8
= 10 x 0.062 = 0.62 mg →Jumlahobatsisadalamtubuh pada saat t = 8 jam =
9.38
0.62 mg →dosis yang dieliminasi = 10-0.62 = 9.38 mg = ( 10 ) x 100% =
93.8%
𝐷𝑜 𝐷𝑜 10 𝑚𝑔
2. Vd = 𝐶𝑝𝑜→Cp0=𝑉𝑑 = 5,000 𝑚𝐿 = 0,002 mg/mL = 2 mcg/mL

23. Injeksiintravena bolus tunggal cefadroxil 1 gramdiberikankepadaseorangpasiendewasa


(45 tahun, BB 50 kg) untuksuatuinfeksi peritonitis. Volume distribusi cefadroxil 0,2 L/kg dan
waktuparuhparuheliminasi 2 jam. Cefadroxil dieliminasimengikutikinetikaordesatu,
makaberapakahwaktu yang dibutuhkanuntukmenurunkankadarobatsampai 0,25 µg/mL
(konsentrasihambat minimum Staphylococcus aureus)?
a. 16,5 jam
b. 16,8 jam
c. 17,0 jam
d. 17,3 jam
e. 17,5 jam
JAWAB:
D0 = 1 G = 1,000 mg
BB = 50 kg
Cpt = MIC = 0.25 mcg / mL
t1/2 = 2 Jam ➔ke = 0.693 / 2 = 0.3465 Jam-1
Vd = 0.2 L / kg = 0.2 L/kg x 50 kg = 10 L = 10,000 mL
Vd = D0 / Cp0 =1,000 / Cp0 = 10,000 →Cp0 = 0.1 mg / L = 100 mcg / mL

Cpt = Cp0 x e -ke.t →0.25 = 100 x e -ke.t = e -0.3465.t→


ln 0.25/100 = ln e -0.3465.t→ -5.99146 = -0.3465t →
t= -5.99146 / -0.3465 = 17.29 = 17.3 Jam

1. Pemberian obat secara ekstravaskuler memerlukan waktu untuk absorpsi ke dalam plasma darah,
sehingga efek terapi tertunda sampai dicapai konsentrasi terapi di dalam plasma, sehingga diperlukan
sejumlah obat dengan dosis tertentu untuk mencapai konsentrasi plasma yang diinginkan secepat
mungkin. Oleh karena itu, obat diberikan dengan dosis
a. Dosis tunggal
b. Dosis lazim
c. Dosis muatan
d. Dosis pemeliharaan
e. Dosis berganda

Jawaban: C. Dosis Muatan


2. Dosis pemeliharaan antibiotik Demeclocycline diberikan sebesar 600-900 mg setiap hari dalam dosis
terbagi. Tujuan pemberian antibiotik Demeclocycline sebesar itu yaitu
a. Agar efek terapi antibiotik Demeclocycline lebih cepat tercapai
b. Untuk menentukan dosis terapi antibiotik Demeclocycline
c. Untuk meningkatkan konsentrasi plasma secepat mungkin
d. Untuk meningkatkan konsentrasi plasma dari secara perlahan
e. Menjaga kadar antibiotik Demeclocycline konstan di dalam darah

Jawaban: E. Menjaga kadar antibiotik Demeclocycline konstan di dalam darah


3. Teofilin dengan dosis 150 mg mempunyai waktu paruh eliminasi selama 8 jam. Jika teofilin diberikan
dengan dosis tunggal, maka setelah 1 hari (24 jam) dari waktu pemberian dosis tunggal, maka jumlah
teofilin yang tersisa di dalam tubuh sebesar
a. 75 mg
b. 50 mg
c. 37,5 mg
d. 18,75 mg
e. 9,375 mg

Jawaban: D. 18,75 mg
4. Digoksin diberikan secara injeksi intravena dosis tunggal sebesar 250 µg dengan waktu paruh eliminasi
selama 36 jam. Maka 3 hari setelah pemberian, jumlah digoksisn yang tersisa di dalam tubuh sebesar
a. 125 µg
b. 62,5 µg
c. 31,25 µg
d. 15,625 µg
e. 7,8125 µg
Jawaban: C. 31,25 µg
5. Volume distribusi isosorbid dinitrat sebesar 0,2% berat badan. Maka pasien dengan berat badan 50 kg
mempunyai volume distribusi isosorbid dinitrat sebesar
a. 0,002 mL
b. 0,1 mL
c. 20 mL
d. 100 mL
e. 400 mL

Jawaban: D. 100 mL
6. Volume distribusi antibiotik intravena dosis tunggal sebesar 5000 mL. Maka volume distribusi
antibiotik tersebut terhadap pasien dengan berat badan 50 kg dinyatakan sebesar
a. 2,5% berat badan
b. 10% berat badan
c. 25% berat badan
d. 50% berat badan
e. 100% berat badan

Jawaban: B. 10% berat badan


7. Suatu obat injeksi intravena diberikan sebesar 500 mg denga volume distribusi obat tersebut sebanyak
5% BB. Maka konsentrasi plasma obat tersebut pada pasien dengan berat badan 50 kg yaitu
a. 50 mg/L
b. 50 mg/mL
c. 200 mg/L
d. 200 mg/mL
e. 500 mg/mL

Jawaban: C. 200 mg/L


8. Kadar efek minimum suatu obat injeksi intravena sebesar 5 mg/mL dan kadar toksik minimum sebesar
20 mg/mL. Jika konsentrasi obat tersebut di dalam darah sebesar 4 mg/mL, maka obat tersebut akan
menimbulkan
a. Efek terapi
b. Efek toksik
c. Tidak berkhasiat
d. Efek samping
e. Efek subterapi

Jawaban: E. efek subterapi


9. Kadar efek minimum suatu obat injeksi intravena sebesar 10 mg/mL dan kadar toksik minimum sebesar
50 mg/mL. Jika konsentrasi obat tersebut di dalam darah sebesar 45 mg/mL, maka obat tersebut akan
menimbulkan
a. Efek terapi
b. Efek toksik
c. Tidak berkhasiat
d. Efek samping
e. Efek subterapi

Jawaban: a. Efek terapi


10. Data konsentrasi plasma dari obat A dengan dosis pemberian 300 mg/hari, 400 mg/hari dan 500 mg/hari
berturut-turut yaitu 100 mg/dL, 200 mg/dL, dan 500 mg/dL. Berdasarkan data tersebut, maka obat A
mempunyai
a. Model farmakokinetik linier
b. Model farmakokinetik non-linier
c. Model farmakodinamika sinergis
d. Model farmakodinamika antagonis kompetitif
e. Model farmakodinamika antagonis non-kompetitif

Jawaban: B. Model farmakokinetik non-linier


11. Cefotaxime diberikan dalam suatu injeksi bolus tunggal 10 mg/kg kepada pasien dewasa berusia 28
tahun (berat badan 50 kg). Persamaan dari hubungan antara kadar obat dalam plasma dengan waktu
yaitu Cp= 88e-0,231.t. Berapakah waktu paruh dari cefotaxime?
a. 0,02 jam
b. 0,33 jam
c. 1 jam
d. 1,5 jam
e. 3 jam

Jawaban: E. 3 jam
12. Cefotaxime diberikan dalam suatu injeksi bolus tunggal 10 mg/kgBB kepada pasien dewasa berusia 28
tahun (berat badan 50 kg). Persamaan dari hubungan antara kadar obat dalam plasma dengan waktu
yaitu Cp= 88e-0,231.t. Berapakah volume distribusi dari cefotaxime?
a. 0,11 mg/L
b. 0,20 mg/L
c. 0,57 mg/L
d. 1,14 mg/L
e. 5,68 mg/L

Jawaban: E. 5,68 mg/L


13. Cefotaxime diberikan dalam suatu injeksi bolus tunggal 10 mg/kgBB kepada pasien dewasa berusia 28
tahun (berat badan 50 kg). Persamaan dari hubungan antara kadar obat dalam plasma dengan waktu
yaitu Cp= 88e-0,231.t. Berapakah konsentrasi cefotaxime dalam plasma darah setelah 2 jam pemberian?
a. 55,44 mg/L
b. 55,44 µg/L
c. 5,54 mg/L
d. 5,54 µg/L
e. 0,554 mg/L

Jawaban: A. 55,44 mg/L


14. Heparin diberikan bolus sebanyak 60 unit/kgBB kepada pasien dewasa berusia 25 tahun (berat badan 45
kg). Persamaan dari hubungan antara kadar obat dalam plasma dengan waktu yaitu Cp= 243e-0,543.t.
Berapakah konsentrasi heparin dalam plasma darah setelah 10 jam pemberian?
a. 1,06 unit/mL
b. 1,05 unit/mL
c. 1,04 unit/mL
d. 1,03 unit/mL
e. 1,02 unit/mL
Jawaban: C. 0,3 unit/mL
15. Heparin diberikan bolus sebanyak 30 unit/kgBB kepada pasien dewasa berusia 25 tahun (berat badan 45
kg). Persamaan dari hubungan antara kadar obat dalam plasma dengan waktu yaitu Cp= 270e-0,543.t.
Berapakah volume distribusi dari heparin?
a. 1 liter
b. 2 liter
c. 3 liter
d. 4 liter
e. 5 liter

Jawaban: E. 5 liter
16. Seorang sukarelawan dengan berat badan 65 kg, diberikan antibiotika dosis intravena tunggal dan
konsentrasinya dalam serum ditentukan pada 1 jam dan 5 jam setelah pemberian dengan konsentrasinya
berturut-turut 1,0 dan 0,25 µg/mL. Berapa waktu paruh obat tersebut?
a. 1 jam
b. 2 jam
c. 3 jam
d. 4 jam
e. 5 jam

Jawaban: B. 2 jam
17. Seorang pasien dengan berat badan 55 kg, diberikan suatu obat dosis intravena tunggal dan
konsentrasinya dalam serum ditentukan pada 2 jam dan 3 jam setelah pemberian dengan konsentrasinya
berturut-turut 1,5 dan 0,25 µg/mL. Berapa waktu paruh obat tersebut?
a. 0,1 jam
b. 0,2 jam
c. 0,3 jam
d. 0,4 jam
e. 0,5 jam

Jawaban: D. 0,4 jam


18. Cefotaxime diberikan dalam suatu injeksi bolus tunggal 10 mg/kgBB kepada pasien dewasa berusia 28
tahun (berat badan 50 kg). Persamaan dari hubungan antara kadar obat dalam plasma dengan waktu
yaitu Cp= 250 e-0,231.t. Berapakah klirens dari cefotaxime?
a. 4,00 liter/jam
b. 1,31 liter/jam
c. 0,46 liter/jam
d. 0,34 liter/jam
e. 0,15 liter/jam

Jawaban: C. 0,46 jam


19. Heparin diberikan bolus sebanyak 30 unit/kgBB kepada pasien dewasa berusia 25 tahun (berat badan 45
kg). Persamaan dari hubungan antara kadar obat dalam plasma dengan waktu yaitu Cp= 270e-0,543.t.
Berapakah klirens dari heparin?
a. 2,72 liter/jam
b. 1,62 liter/jam
c. 0,97 liter/jam
d. 0,11 liter/jam
e. 0,05 liter/jam

Jawaban: A. 2,72 liter/jam


20. Konsentrasi tunak obat di dalam tubuh diperlukan untuk mempertahankan konsentrasi obat tetap berada
di rentang konsentrasi terapi (therapeutic window). Hal tersebut dapat tercapai jika obat diberikan
a. Loading dose
b. Maintenance dose
c. Toxic dose
d. Subtherapy dose
e. Dosis lazim

Jawaban: B. Maintenance dose


21. Konsentrasi tunak obat di dalam tubuh diperlukan untuk mempertahankan konsentrasi obat tetap berada
di rentang konsentrasi terapi (therapeutic window). Konsentrasi obat tersebut dapat tercapai jika
a. Klirens obat dari tubuh (Cl) lebih besar dari laju infusi obat (R)
b. Klirens obat dari tubuh (Cl) lebih kecil dari laju infusi obat (R)
c. Klirens obat dari tubuh (Cl) sama dengan laju infusi obat (R)
d. Kecepatan absorpsi obat ke dalam tubuh sama dengan laju infusi obat (R)
e. Kecepatan absorpsi obat ke dalam tubuh lebih kecil dari laju infusi obat (R)

Jawaban: C. klirens obat dari tubuh (Cl) sama dengan laju infusi obat (R)
22. Heparin diberikan bolus sebanyak 30 unit/kgBB kepada pasien dewasa berusia 25 tahun (berat badan 45
kg). Persamaan dari hubungan antara kadar obat dalam plasma dengan waktu yaitu Cp= 270e-0,543.t.
Heparin tidak dapat bekerja jika konsentrasi plasma kurang dari 50 unit/mL. Berapa lamakah heparin
dapat bekerja di dalam tubuh?
a. 1,1 jam
b. 2,1 jam
c. 3,1 jam
d. 4,1 jam
e. 5,1 jam

Jawaban: C. 3,1 jam


23. Cefotaxime diberikan dalam suatu injeksi bolus tunggal 10 mg/kgBB kepada pasien dewasa berusia 28
tahun (berat badan 50 kg). Persamaan dari hubungan antara kadar obat dalam plasma dengan waktu
yaitu Cp= 90e-0,231.t. Cefotaxime tidak efektif pada konsentrasi plasma kurang dari 20 mg/L. Berapa
lamakah cefotaxime dapat bekerja?
a. 5,0 jam
b. 5,5 jam
c. 6,0 jam
d. 6,5 jam
e. 7,0 jam

Jawaban: D. 6,5 jam


24. Suatu obat baru A memiliki bentuk tak terion pada pH basa. Pernyataan berikut yang tepat mengenai
obat baru A yaitu
a. Obat baru A mudah diabsorpsi di pH basa
b. Obat baru A mudah diabsorpsi di pH asam
c. Obat baru A akan memiliki bentuk tak terion di lambung
d. Obat baru A akan memiliki bentuk terion di usus
e. Obat baru A bersifat asam lemah

Jawaban: A. obat baru A mudah diabsorpsi di pH basa


25. Suatu obat baru Y memiliki bentuk tak terion pada pH asam. Pernyataan berikut yang tepat mengenai
obat baru Y yaitu
a. Obat baru Y mudah diabsorpsi di pH basa
b. Obat baru Y mudah diabsorpsi di pH asam
c. Obat baru Y akan memiliki bentuk tak terion di usus
d. Obat baru Y akan memiliki bentuk terion di lambung
e. Obat baru Y bersifat basa lemah

Jawaban: B. Obat baru Y mudah diabsorpsi di pH asam


26. Bioavailabilitas suatu obat B yang diberikan secara oral yaitu 0,65. Berapakah jumlah obat B yang akan
diabsorpsi jika diberikan sebanyak 500 µg?
a. 325 gram
b. 325 mg
c. 0,325 gram
d. 0,325 mg
e. 0,325 µg

Jawaban: D. 0,325 mg
27. Bioavailabilitas oral asam traneksamat sebesar 0,25. Maka berapakah dosis oral asam traneksamat yang
harus diberikan untuk mencapai konsentrasi yang sama seperti sediaan asam traneksamat intravena?
a. 4 kali dari dosis oral
b. 4 kali dari dosis awal
c. 4 kali dari dosis intravena
d. 2 kali dari dosis awal
e. 2 kali dari dosis intravena\

Jawaban: C. 4 kali dari dosis intravena


28. Seorang pasien mendapatkan terapi tolbutamide pada hari pertama dirawat di rumah sakit. Tolbutamide
diketahui mempunyai ikatan dengan protein plasma sebesar 96%. Pada hari kedua dirawat, pasien
tersebut mendapatkan terapi tambahan aspirin, yang dapat menggeser ikatan tolbutamide-protein
plasma. Apa yang harus dilakukan oleh apoteker pada saat melakukan pemantauan terapi obat pada
pasien tersebut?
a. Menaikkan dosis aspirin
b. Menurunkan dosis aspirin
c. Menaikkan dosis tolbutamide
d. Menurunkan dosis tolbutamide
e. Tidak perlu melakukan penyesuaian dosis

Jawaban: D. menurunkan dosis tolbutamide


29. Obat-obat yang diberikan secara intravena maupun oral akan masuk ke dalam pembuluh darah dan
keberadaanya di dalam darah dihitung konsentrasinya persatuan waktu. Paramater apakah yang
dimaksud untuk mendapatkan data tersebut?
a. Waktu paruh (t1/2)
b. Tetapan laju eliminasi (k)
c. Konsentrasi maksimum (Cmax)
d. AUC0-t
e. AUC0 - ~

Jawaban: E. AUC0 - ~
30. Gentamisin mempunyai waktu paruh 2 jam dan mengikuti kinetika eliminasi orde satu. Jika gentamisin
diberikan secara intravena bolus 10 mg kepada pasien pria dewasa (BB 50 kg), berapa persen dosis
yang dieliminasi selama 8 jam? (Vd=100 ml/kg)
a. 93,75%
b. 93,50%
c. 93,25%
d. 93,00%
e. 92,50%

Jawaban: A. 93,75%
31. Injeksi intravena bolus tunggal cefadroxil 1 gram diberikan kepada seorang pasien dewasa (45 tahun,
BB 50 kg) untuk suatu infeksi peritonitis. Volume distribusi cefadroxil 0,2 L/kg dan waktu paruh paruh
eliminasi 2 jam. Cefadroxil dieliminasi mengikuti kinetika orde satu, maka berapakah waktu yang
dibutuhkan untuk menurunkan kadar obat sampai 0,25 µg/mL (konsentrasi hambat minimum
Staphylococcus aureus)?
a. 16,5 jam
b. 16,8 jam
c. 17,0 jam
d. 17,3 jam
e. 17,5 jam

Jawaban: D. 17,3 jam


32. Albumin 20% sejumlah 10 gram yang diberikan secara infus intravena mempunyai waktu paruh
eliminasi selama 20 hari. Berapakah waktu agar albumin mencapai kadar tunak sebesar 95% di dalam
plasma darah?
a. 40 hari
b. 60 hari
c. 80 hari
d. 100 hari
e. 120 hari

Jawaban: D. 100 hari


33. Antibiotik Moxifloxacin® 400 mg diberikan secara infus intravena dan memiliki waktu paruh eliminasi
12 jam. Berapakah waktu yang diperlukan agar Moxifloxacin ® mencapai kadar tunak sebesar 95% di
dalam tubuh?
a. 24 jam
b. 36 jam
c. 2 hari
d. 2,5 hari
e. 3 hari

Jawaban: D. 2,5 hari


34. Antibiotik Levofloxacin 750 mg yang diberikan secara infus intravena memiliki waktu paruh eliminasi
8 jam dan volume distribusi sebesar 74 liter. Konsentrasi tunak dalam plasma diinginkan sebesar 20
mg/L. Berapakah laju infusi yang diperlukan untuk mempertahankan konsentrasi tunak?
a. 128,2 mg/jam
b. 128,4 mg/jam
c. 128,6 mg/jam
d. 128,8 mg/jam
e. 129,0 mg/jam

Jawaban: A. 128,2 mg/jam


35. Antibiotik Levofloxacin 750 mg yang diberikan secara infus intravena memiliki waktu paruh eliminasi
8 jam dan volume distribusi sebesar 74 liter. Konsentrasi tunak dalam plasma diinginkan sebesar 20
mg/L. Berapakah laju infusi yang diperlukan untuk mempertahankan konsentrasi tunak pada pasien
uremia jika tetapan laju eliminasinya berkurang sebesar 40%?
a. 51,20 mg/jam
b. 51,28 mg/jam
c. 51,37 mg/jam
d. 51,42 mg/jam
e. 51,50 mg/jam

Jawaban: B. 51,28 mg/jam


36. Antibiotik Metronidazole 500 mg yang diberikan secara infus intravena memiliki tetapan laju eliminasi
0,15 jam-1 dan volume distribusi sebesar 0,15 liter/kgBB. Konsentrasi tunak dalam plasma diinginkan
sebesar 5 mg/L. Berapakah laju infusi yang diperlukan untuk mempertahankan konsentrasi tunak pada
pasien uremia dengan berat badan 45 kg jika tetapan laju eliminasinya berkurang sebesar 25%?
a. 1,47 mg/jam
b. 1,40 mg/jam
c. 1,37 mg.jam
d. 1,27 mg/jam
e. 1,17 mg/jam

Jawaban: D. 1,27 mg/jam


37. Antibiotik Metronidazole 500 mg yang diberikan secara infus intravena memiliki waktu paruh eliminasi
8 jam dan volume distribusi sebesar 0,2 liter/kgBB. Konsentrasi tunak dalam plasma diinginkan sebesar
5 mg/L. Berapakah laju infusi yang diperlukan untuk mempertahankan konsentrasi tunak pada pasien
uremia dengan berat badan 50 kg jika tetapan laju eliminasinya berkurang sebesar 50%?
a. 6,17 mg/jam
b. 5,17 mg/jam
c. 4,17 mg/jam
d. 3,17 mg/jam
e. 2,17 mg/jam

Jawaban: E. 2,17 mg/jam


38. Seorang pasien diberi infusi IV parasetamol pada laju infusi 1 mg/jam. Kadar parasetamol dalam
plasma darah setelah 6 jam pemberian yaitu 4,0 mg/L dan konsentrasi kadar tunak yaitu 7,5 mg/L.
berapakah waktu paruh eliminasi obat pada pasien tersebut?
a. 0,127 jam
b. 3,276 jam
c. 5,457 jam
d. 7,190 jam
e. 8,761 jam

Jawaban: C. 5,457 jam


39. Gentamisin mempunyai waktu paruh 2 jam dan volume distribusi 15% berat badan. Gentamisin 1
mg/kg diberikan secara injeksi IV dosis berulang setiap 7 jam kepada seorang wanita dengan berat
badan 50 kg. Berapa jumlah gentamisin maksimum di dalam tubuh?
a. 50,00 mg
b. 54,85 mg
c. 60,00 mg
d. 63,65 mg
e. 69,55 mg

Jawaban: B. 54,85 mg
40. Gentamisin mempunyai waktu paruh 2 jam dan volume distribusi 15% berat badan. Gentamisin 1
mg/kg diberikan secara injeksi IV dosis berulang setiap 7 jam kepada seorang wanita dengan berat
badan 50 kg. Berapa jumlah gentamisin minimum di dalam tubuh?
a. 50,00 mg
b. 30,55 mg
c. 19,75 mg
d. 10,25 mg
e. 4,85 mg

Jawaban: E. 4,85 mg
41. Antibiotik cefadroxil (k = 0,5/jam, VD = 5 Liter) diberikan dengan dosis ganda 250 mg yang
diinjeksikan setiap 8 jam untuk 5 dosis. Berapa konsentrasi obat dalam plasma 6 jam setelah dosis ke-5?
a. 100,05 mg/L
b. 120,05 mg/L
c. 129,05 mg/L
d. 136,05 mg/L
e. 143,05 mg/L

Jawaban: D. 136,05 mg/L


42. Antibiotik cefadroxil (k = 0,5/jam, VD = 5 Liter) diberikan dengan dosis ganda 250 mg yang
diinjeksikan setiap 8 jam untuk 5 dosis. Berapa konsentrasi obat dalam plasma 6 jam setelah dosis ke-5
(yaitu 46 jam kemudian), jika dosis ke-5 hilang?
a. 97,56 mg/L
b. 117,56 mg/L
c. 126,56 mg/L
d. 133,56 mg/L
e. 140,56 mg/L

Jawaban: D. 133,56 mg/L


43. Antibiotik cefadroxil (k = 0,5/jam, VD = 5 Liter) diberikan dengan dosis ganda 250 mg yang
diinjeksikan setiap 8 jam untuk 5 dosis. Berapa konsentrasi obat dalam plasma 6 jam setelah dosis ke-5,
jika dosis ke-4 hilang?
a. 100,00 mg/L
b. 120,00 mg/L
c. 129,00 mg/L
d. 136,00 mg/L
e. 143,00 mg/L

Jawaban: D. 136,00 mg/L


44. Teofilin 250 mg dengan laju eliminasi sebesar 0,25/jam dan volume distribusi 1000 mL diberikan
dengan dosis ganda setiap 6 jam untuk 4 dosis. Berapa konsentrasi obat dalam plasma 5 jam setelah
dosis ke-4?
a. 91,96 mg/L
b. 99,96 mg/L
c. 108,96 mg/L
d. 112,96 mg/L
e. 120,96 mg/L

Jawaban: A. 91,96 mg/L


45. Teofilin 250 mg dengan laju eliminasi sebesar 0,25/jam dan volume distribusi 1000 mL diberikan
dengan dosis ganda setiap 6 jam untuk 4 dosis. Berapa konsentrasi obat dalam plasma 5 jam setelah
dosis ke-4 (yaitu 29 jam kemudian), jika dosis ke-4 hilang?
a. 75,98 mg/L
b. 71,63 mg/L
c. 20,33 mg/L
d. 15,98 mg/L
e. 3,57 mg/L

Jawaban: C. 20,33 mg/L


46. Teofilin 250 mg dengan laju eliminasi sebesar 0,25/jam dan volume distribusi 1000 mL diberikan
dengan dosis ganda setiap 6 jam untuk 4 dosis. Berapa konsentrasi obat dalam plasma 5 jam setelah
dosis ke-4, jika dosis ke-3 hilang?
a. 75,98 mg/L
b. 71,63 mg/L
c. 20,33 mg/L
d. 15.98 mg/L
e. 3,57 mg/L

Jawaban: A. 75,98 mg/L


47. Teofilin 250 mg dengan laju eliminasi sebesar 0,25/jam dan volume distribusi 1000 mL diberikan
dengan dosis ganda setiap 6 jam untuk 4 dosis. Berapa konsentrasi obat dalam plasma 5 jam setelah
dosis ke-4, jika dosis ke-2 hilang?
a. 88,39 mg/L
b. 71,63 mg/L
c. 20,33 mg/L
d. 15,98 mg/L
e. 3,57 mg/L

Jawaban: A. 88,39 mg/L


48. Bioavailabilitas suatu obat intravena dari waktu diberikan/diinjeksikan sampai waktu 20 jam adalah
256,78 mg/L. jam, dengan tetapan laju eliminasi 0,1/jam dan konsentrasi obat saat waktu 20 jam sebesar
12,00 mg/L. jam. Maka berapakah bioavailabilitas obat tersebut sampai waktu tak terhingga?
a. 176,78 mg/L. jam
b. 268,78 mg/L. jam
c. 257,98 mg/L. jam
d. 376,78 mg/L. jam
e. 423,98 mg/L. jam

Jawaban: D. 376,78 mmg/L. jam


49. Fraksi parasetamol oral yang diabsorpsi dinyatakan sebesar 0,7. Data ini didapatkan dari?
a. Bioavailabilitas absolut dari parasetamol
b. Bioavailabilitas relatif dari parasetamol
c. Bioavailabilitas dari parasetamol oral
d. Bioavailabilitas dari parasetamol injeksi
e. Bioavailabilitas dari 2 produk parasetamol oral

Jawaban: A. bioavailabilitas absolut dari parasetamol


50. Fraksi parasetamol oral sebesar 0,7. Maka berapakah jumlah parasetamol di dalam tubuh setelah
pemberian dosis 500 mg?
a. 50 mg
b. 150 mg
c. 250 mg
d. 350 mg
e. 450 mg

Jawaban: D. 350 mg

FARMAKOKINETIKA KLINIK

1.

2. BLOM NEMU SOAL


3.

4.

5.
6.

7.

8.
9.

10.

11.

12.
13.

14.

15.

16.
17.

18.

19.
20.

21.

22.

23.
24.

25. DAK NEMU GUYS

26.

27.
28.

29.

30.

D JUGA ADA JAWABANNYA

31.

32.
33.

34.

35.
36.

37.

38. Dak nemu guys

39.

40.
41.

42. DAK NEMU

43.

44.

45.
46.

(A. BIOAVABILITAS ABSOLUT ) DRI FOTO YG LAIN

47.

48.

49.

50.
1. Apa tujuan pemberian dosis obat berganda?
Tujuan pemberian dosis obat berganda yaitu :
a. Mencapai respon farmakologi yang tetap dan lebih lama dibandingkan durasi
pemberian dosis tunggal
b. Akumulasi obat dalam tubuh berdasarkan dosis dan interval pemberian tetap
c. Pencapaian kondisi tunak pada kisaran terapi obat

2. Bagaimana memperkirakan tetapan laju absorpsi selama dosis ganda?


Jawab:
perkiraan tetapan laju absorpsi selama dosis ganda adalah sulit, karena obat tersisa dari
pemberian dosis sebelumnya pada dosis berikutnya. akan tetapi, data yang diperoleh
dalam dosis ganda berguna untuk perhitungan kadar tunak dalam plasma.

3. Bagaimana jika pemberian dosis ganda diberikan terlalu awal atau terlalu lambat?
Jawab:
Bila satu dosis obat digunakan lebih awal atau lambat dari jadwal, konsentrasi obat
dalam plasma yang dihasilkan masih dapat dihitung berdasar atas prinsip superposisi.
dosis dapat diperlakukan sebagai dosis hilang, pada dosis yang terlambat atau terlalu
awal dengan memperhitungkan waktu pendosisan yang sebenarnya.

4. Dari slide no 4 disebutkan bahwa AUCpo merupakan area under the concentration
time curve, apa maksud dari luas daerah dibawah kurva dan manfaatnya, bisa
dijelaskan ?
Jawab:
Pada ekstravaskuler jumlah obat yang diterima oleh obat ga sama ama dosis yg kita
berikan. Pertama saat dia diabsorpsi ada sejumlah obat yang ilang. Ilang maksudnya
ada obat yang ga keabsorpsi semua, terus selain itu setelah nembus lambung mereka
masuk ke vena hepatic dan dimetabolisme oleh hati di metabolisme lintas pertama.

5. Perbedaan pendekatan empiris dan kinetika itu apa?


Jawab:
a. Pendekatan empiris
Pendekatan empiris dilakukan dengan menghubungkan respons dengan dosis yang
diberikan untuk mengoptimalkan terapi
b. Pendekatan kinetika
Pendekatan kinetika yaitu berdasarkan kepada hipotesis bahwa respons pengobatan
dan efek toksik berhubungan dengan jumlah obat di dalam tubuh dan konsentrasi
obat di dalam plasma

6. Sebutkan prinsip pemberian obat dengan dosis ganda?


Jawab:
a. pendekatan pengaturan dosis dan interval pemberian obat
b. akumulasi obat
c. interprestasi kinetic

7. Dalam keadaan seperti apa, kita dapat menggunakan prinsip superposisi dan
superimpose?
Jawab:
Prinsip superposisi memungkinkan untuk memperhitungkan kurva konsentrasi
plasma-waktu dari suatu obat setelah pemberian dosis ganda yang berurutan, yang
didasarkan atas kurva konsentrasi obat dalam plasma-waktu yang diperoleh setelah
pemberian suatu dosis tunggal. Dasar anggapannya adalah obat dieliminasi melalui
kinetika order kesatu dan farmakokinetika obat yang didapat setelah pemberian
suatu dosis tunggal tidak berubah setelah pemakaian obat dosis ganda.
Sedangkan superimpose untuk kadar dalam darah setelah dosis kedua, ketiga, atau
dosis ke – n

8. Bagaimana prinsip pemberian obat dengan dosis ganda?


Jawab:
prinsip pemberian obat dengan dosis ganda yaitu untuk mempertahankan efek
teraupetik dengan menjaga konsentrasi obat dalam plasma pada rentang konsentrasi
terapi.

9. Apa yang terjadi jika kecepatan obat yang masuk kedalam tubuh berbeda dengan
kecepatan eliminasinya?
Jawab :
Kecepatan eliminasi (ekskresi ) itu salah satu proses kecepatan obat yg masuk kedalam
tubuh, tapi adanya dipaling akhir. Jadi ketika kecepatan obat berbeda dengan
kecepatan eliminasinya maka tidak apa2. Tidak mungkin obat baru masuk langsung
dieliminiasi kecuali fungsi distribusi dan metabolisme tubuhnya rusak.
diantara faktor faktor bioavailabilitas diantaranya ada ketidak stabilan kimiawi.mohon
dijelaskan.
Jawab:
yang dimaksd ketidakstabilan kimiawi itu adalah hal-hal yg mempengaruhi bioavabilitas
seperti Bioavabilitas berubah dan Hilang nya zat aktif ,Naik nya konsentrasi zat aktif,
Hilangnya keseragaman kandungan ,Menurunnya status mikrobiologis, Hilangnya
elegansi produk dan ‘patient acceptability’, Pembentukan hasil urai yg toksik, Hilangnya
kekedapan kemasan ,Menurunnya kualitas label , dan Modifikasi faktor hubungan
fungsional.
Kestabilan kimiawi dapat mempengaruhi disolusi seperti bentuk kristal, amorf, polomofi,
solvate memiliki kelarutanbyang berbeda beda, sifat asam bebas, basa bebas atau bentuk
garam dapat mempengaruhi kelarutan dari sifat produk yang di uji.

1. Kelompok 6. Izin kakak saya ingin bertanya. Sebelum melakukan uji bioavaibilitas,
dilakukan uji disolusi terbanding. Mohon dijelaskan apa yang dimaksud uji disolusi
terbanding dan tujuan dari uji disolusi terbanding? Terima kasih kak.
Jawab:
Uji disolusi terbanding adalah pengujian yang biasanya dilakukan sebelum melakukan
uji bioavaibilitas, yaitu dengan memakai beberapa titik waktu pengambilan sampel.
Tujuan dari Uji disolusi terbanding yaitu untuk untuk memastikan ekivalensi dan sifat-
sifat produk obat. Uji disolusi terbanding dilakukan dalam media disolusi dengan pH
yang disesuaikan dengan kondisi in vivo yaitu pada pH 1,2; 4,5; dan 6,8.

2. Kelompok 6
mau bertanya, apakah ada kaitannya antara bioavailabilitas dengan bioekivalensi?
Jawab:
Bioavailabilitas adalah laju dan jumlah relatif obat yang mencapai sirkulasi sistem
peredaran darah. Sedangkan Bioekivalensi adalah suatu pengujian untuk
membandingkan bioavailabilitas obat copy terhadap produk komprator.
Jadi sangat berkaitan.

3. Kelompok 6
Kapan perhitungan bioavailabilitas absolut dan bioavailabilitas relatif digunakan?
Dan kapan dapat dinyatakan bioavailabilitas F=1 dan F=0?
Jawab:
Dinyatakan bioavaibilitas F=1 setelah pemberian IV, dimana seluruh dosis terdapat
dalam sirkulasi sistemik, sehingga obat obat dapat tersedia sempurna setelah pemberian
secara intravena. Dan F=0 setelah pemberian oral yang di makasud di sini obat tidak
terabsorbsi secara sempurna. Sedangkan jika F=1 brarti obat sudah terabsorbsi dengan
sempurna.

4. Kelompok 5.
Uji laju disolusi dan uji difraksi sinar X merupakan 2 contoh prosedur laboratoris yang
dapat merefleksikan perilaku obat in-vivo. Apakah dalam hal ini kita memakai keduanya
atau hanya salah satunya saja? dan mana yang lebih besar manfaatnya? serta alasannya
Jawab:
Memakai kedua nya
Alasan nya karena Uji laju disolusi mengukur laju disolusi sejumlah obat dalam "medium
tertentu dan pada kondisi tertentu" . Dan untuk Uji difraksi sinar X "melengkapi"
beberapa indikasi dari laju dan jumlah obat yang melarut . Dengan demikian akan
"bermanfaat" dalam memperkirakan absorpsi obat.

5. Kelompok 5
Faktor Formulasi apa yang harus dipertimbangkan dalam Dalam merancang suatu
produk obat yang akan melepaskan obat aktif pada sediaan yang dibuat secara sistemik
?
Jawab:
Dalam merancang suatu produk obat yang akan melepaskan obat aktif pada sediaan yang
dibuat secara sistemik harus mempertimbangkan:
1. Jenis produk obat
2.Sifat bahan tambahan dalam produk
3. Dan sifat fisikokimia dari obat tsb.
6. Kelompok 5
Pada metode kriteria uji bioavabilitas, metode analisis apa yang paling tepat digunakan,
dan apa alasannya?
Jawab:
metode yang di gunakan meliputi metode in vitro dan in vivo dimana hal ini bertujuan
untuk menentukan bioavailabilitas dan karakterisasi farmakokinetik formulasi, bentuk
sediaan, garam atau ester baru terhadap suatu formula pembanding.

7. Kelompok 5.
Bagaimana contoh soal dan jawaban mencari Bioavailibilitas Absolute
Jawab:
BA obat diteliti pada 8org. tiap orang menerima oral 200mg tablet oral A dan obat iv
dosis tunggal 50mg.
cuplikan plasma diperoleh secara berkala sampai 48jam setelah pemberian obat kemudia
konsentrasi ditetapkan konsentrasinya..
terntukan BA absolutnya dari obat tersebut..? (dik AUC oral obat A= 89,5 microgram/ml,
AUC iv= 37,8microgram.ml)
Dik AUC oral = 89,5 microgram.ml
dosis oral = 200mg
AUC iv = 37,8 microgram/ml
dosis iv = 50mg
BA absolut?
= ((89,5/200 )/ (37,8/50)) x 100%
= 59%
8. Kelompok 4
Faktor-faktor yang mempengaruhi bioavaibilitas terbagi atas dua yaitu secara umum dan
secara farmasetik.
Klo yg scara umum kayagmna yah contohnya?
Klau yg farmasetik kygmna contohnya?
Jawab:
Contoh secara umum yaitu Dosis dan aturan dosis. Dosis yang diberikan harus
diperhatikan agar konsentrasi obat dalam darah dapat berada dalam jendela terapi
(Wagner, 1975).
Contoh secara farmasetik yaitu: Dalam pembuatan sediaan padat yaitu: Ukuran partikel
dan luas permukaan spesifik. Laju disolusi obat berbanding langsung dengan luas
permukaan spesifik (Wagner, 1975). Penurunan ukuran partikel akan menyebabkan
peningkatan luas permukaan spesifik (York, 1990). Laju disolusi, laju absorpsi,
keseragaman kandungan dalam bentuk sediaan dan stabilitas bentuk sediaan tergantung
pada ukuran partikel dan ukuran distribusinya.

9. Kelompok 2
maaf ijin bertanya :Pada slide 4 = apa perbedaan bioavailabilitas absolut dan
bioavailabilitas relatif?.. terimakasih
Jawab:
saya akan menjawab pertanyaan dari ibu ekowaty mengenai perbedaan bioavalibilitas
absolut dan realtif...
pada slide 5 dan 6, kami melampirkan perbedaan diliat dari kurva AUC (area under
concentration) nya bu...
pada bioavalibilitas absolut itu, AUC diukur setelah pemberian obat melalui oral ataupun
intravena, makany kurva nya landai yang menunjukkan rasio ketersediaan obat yang
diberikan
sedangkan pada bioavalibilitas relatif itu bisa diliat dari kurva nya pada slide 6,
menunjukkan tahapan ketersediaan obat yang menunjukkan kecepatan dan derajat
sediaan obat mencapai sistemik, makanya kurvanya ada puncak tmax nya bu..
disamping itu dalam persamaan bioavalibilitas rumusnya berbeda.. yang absolut AUC
dibagi dengan dosis rutenya sedangkan relatif tidak ... pada slide 8..

10. Kelompok 2
Faktor yang mempengaruhi bioavaibilitas salah satunya adalah sifat formulasi obat
seperti salut enterik dan polimorfisme kristal. Bagaimana proses sehingga hal itu bisa
mempengaruhi bioavaibilitas?

11. Kelompok 2
Bagaimana hubungan antara in-vivo dan in-vitro pada saata menentukan bioavabilitas
dan karakterisasi farmakokinetik formulasi, bentuk sediaan garam atau ester terhadap
suatu formula pembanding?
Jawab:
suatu obat cukup dengan uji in vitro saja, tidak perlu dengan uji in vivo. selama ini, uji
bioavaibilitas secara in vivo memerlukan waktu yg lama, biaya relatif tinggi, serta
terdapat bbrp masalah dlm pemberian obat kpda subjek uji sehat pasien

12. Kelompok 1
ingin bertanya, faktor yg mempengaruhi bioavailibilats salah satunya ketidakstabilan
kimiawi, bisa dijelaskan maksdnya ketidakstabilan kimiawi itu bagaimana
Jawab:
yang dimaksd ketidakstabilan kimiawi itu adalah hal-hal yg mempengaruhi bioavabilitas
seperti Bioavabilitas berubah dan Hilang nya zat aktif ,Naik nya konsentrasi zat aktif,
Hilangnya keseragaman kandungan ,Menurunnya status mikrobiologis, Hilangnya
elegansi produk dan ‘patient acceptability’, Pembentukan hasil urai yg toksik, Hilangnya
kekedapan kemasan ,Menurunnya kualitas label , dan Modifikasi faktor hubungan
fungsional.

RESUME Hasil Pertanyaan dan Jawaban

Dalam merancang suatu produk obat yang akan melepaskan obat aktif pada sediaan yang
dibuat secara sistemik harus mempertimbangkan 3 hal yaitu jenis produk obat, sifat
bahan tambahan dalam produk dan sifat fisikokimia dari obat tsb.
Produk obat akan melakukan masa uji BA dan BE.
Bioavailabilitas adalah laju dan jumlah relatif obat yang mencapai sirkulasi sistem
peredaran darah. Sedangkan Bioekivalensi adalah suatu pengujian untuk
membandingkan bioavailabilitas obat copy terhadap produk komprator sehingga BA dan
BE itu berkaitan.
Adapun faktor yang mempengaruhi BA ialah ketidakstabilan kimiawi yaitu
➔Hilang nya zat aktif, naik nya konsentrasi zat aktif dan hilangnya keseragaman
kandungan
➔Menurunnya status mikrobiologis
➔Hilangnya elegansi produk dan ‘patient acceptability’
➔Pembentukan hasil urai yg toksik
➔Hilangnya kekedapan kemasan
➔Modifikasi faktor hubungan fungsional.
Sebelum melakukan uji BA dilakukan terlebih dahulu uji disolusi, yang bertujuan untuk
memastikan ekivalensi dan sifat-sifat produk obat sehingga akan mempengaruhi BA dari
segi ketidakstabilan kimiawi. Uji disolusi terbanding itu sendiri merupakan pengujian
yang biasanya dilakukan sebelum melakukan uji bioavaibilitas, yaitu dengan memakai
beberapa titik waktu pengambilan sampel.
BA terbagi menjadi 2, yaitu BA relative dan BA absolute. Perbedaan keduanya ialah;
Bioavalibilitas absolut ➔ AUC diukur setelah pemberian obat melalui oral ataupun
intravena, makanya kurva nya landai yang menunjukkan rasio ketersediaan obat
yang diberikan.
Bioavalibilitas relatif ➔ itu bisa diliat dari kurva nya menunjukkan tahapan ketersediaan
obat yang menunjukkan kecepatan dan derajat sediaan obat mencapai sistemik,
makanya kurvanya ada puncak tmax nya.
Faktor BA lainnya dari segi umum dan farmasetik ialah Contoh secara umum yaitu Dosis
dan aturan dosis yang diperhatikan adalah konsentrasi obat dalam darah (Wagner, 1975)
sedangkan untuk contoh secara farmasetik yaitu: dalam pembuatan sediaan padat ➔
Ukuran partikel dan luas permukaan spesifik. Laju disolusi obat berbanding langsung
dengan luas permukaan spesifik (Wagner, 1975). Penurunan ukuran partikel akan
menyebabkan peningkatan luas permukaan spesifik (York, 1990).

1. Kalau seandainya nilai GFR pasien tiap taun mengalami penurunan terus. Apakah dosis obat yg
diberikan untuk pasien cenderung di kurangin terus k kk? En kalau tetap menurun terus nilai GFRnya
apa tidak apa” kita tetap kasih obat or ada pilihan lainnya? (Anugrah Agung/Kelompok 2)
JAWAB
Nilai GFR bisa menjadi salah satu indikator, ginjal mengalami kerusakan pada stadium
berapa. Nahh jika pasien mengalami penurunan GFR terus dan tidak kunjung membaik
setelah pengobatan yg dijalani. maka, pasien harus melakukan Hemodialysis atau bisa
melakukan Transplantasi Ginjal

2. Jelaskan perbedaan difusi pasif dengan transport aktif ! (Normi Hayati/Kelompok 3)


JAWAB
Difusi pasif:

- perpindahan dari konsentrasi meningkat->menurun


- tidak melawan gradren konsentrasi

- tidak butuh energi

Transport aktif:

- perpindahan dari konsentrasi menurun->meningkat

- melawan gradren konsentrasi

- butuh energi

3. Faktor apa saja yang mempengaruhi absorbsi obat ?? (Vina Amrina/Kelompok 1)


JAWAB
a. kelarutan obat di dalam lemak/lipid
b. derajat ionisasi
c. ukuran partikel
d. luas permukaan tempat absorbs
e. motilitas saluran cerna

4. Jika t1/2 panjang dapat menyebabkan bioavailabilitas tinggi sehingga obat menjadi toksik.
bioavailabilitas tinggi yang dimaksud itu seperti apa ya untuk obat bisa menjadi toksik..?? (Febry Dian
Lestaryana/Kelompok 3)
JAWAB
Bioavaibilitas tinggi itu menandakan jumlah relatif (persentase) dari obat yang masuk ke
sirkulasi sistemik sesudah pemberian obat dalam sediaan tertentu, serta kecepatan
peningkatan kadar obat dalam sirkulasi sistemik mengalami peningkatan dan
menyebabkan toksisitas

5. Mengapa perhitungan MDRD lebih dpat dipercya di bandingkan cockroft gault? Tetapi kebanyakan
sepertinya yang sering digunakan adalah cockroft gault? (Ni Luh Sekar Dewi Arini/Kelompok 2)
JAWAB
Karena pada perhitungan MDRD lebih akurat serta variable yg ditetapkan sangat
detail/lengkap meliputi usia, jenis kelamin, ras, serum urea nitrogen(SUN), serum albumin,
serum kreatinin itulah yg menyebabkan perhitungan MDRD lebih dipercaya, sedangkan
pada cockroft gault hanya beberapa variable saja seperti usia, berat badan, jenis kelamin
dan serum kreatinin. Pada kreatinin klirens dgn menggunakan rumus cockroft gault
merupakan pelaksanaan rutin yg dipakai dalam klasifikasi dan cara estimasi LFG yg
direkomendasikan oleh K/?DOQI dgn atau tanpa koreksi luas permukaan badan
berdasarkan nilai kreatinin serum. Rumus CG juga merupakan rumus alternatif yg paling
sering digunakan karena hasilnya lebih cepat, oleh karena itu banyak membantu klinisi yg
membutuhkan hasil dengan segera untuk menentukan diagnose dan pengobatan.

6. Pada slide 17 disebutkan nilai kreatinin tidak bisa menjadi patokan untuk fungsi ginjal yang normal pada
pasien tua, lalu pemeriksaan yang lebih baik untuk mengetahui keadaan ginjal pasien pada usia tua apa
ya kak? (Novita Viera Riyanti/Kelompok 1)
JAWAB
Untuk pasien tua bisa dilakukan tes seperti tes urin, tes urin ini dilakukan untuk mengetahui
kondisi tdk normal yang mengindikasi kerusakan ginjal dalam tes ini kadar albumin &
kreatinin dlm urin diperiksa begitu juga keberadaan protein atau darah dlm urin, kemudian
tes pemindaian, pemindaian ini bertujuan untk melihat struktur dan ukuran ginjal dan dpt
dilakukan dengan USG MRI dan CT scan, selanjutnya Biopsi ginjal nah ini dilakukan
dengan mengambil sampel kecil dari jaringan ginjal yang selanjutnya di analisis di lab
untuk menentukan penyebab kerusakan ginjal.

7. pada proses ekskresi, obat juga dapat di buang melalui paru-paru...mohon dijelaskan bagaimana proses
ekskresi melalui paru-paru (Karlinda Yunita Mole/Kelompok 2)
JAWAB
a. oksigen masuk lewat hidung menuju trakea lewat tenggorokan
b. udara yang mengandung oksigen dialirkan menuju bronkiolus melalui dua saluran
bronkus
c. udara yang mengandung oksigen dialirkan menuju bronkiolusalveolus melalui
bronkiolus
d. terjadi pertukaran antara oksigen dengan karbondioksida, oksigen kemudian diserap oleh
pembuluh darah dan dialirkan ke jantung

8. Apa saja langkah-langkah dalam penyesuaian dosis melalui TDM yang diperlukan untuk mencegah efek
yang tidak diinginkan? (Lika Lastri Sitorus/Kelompok 2)
JAWAB
jadi langkah penyesuaian dosis melalui tdm dapat berupa pemilihan obat, merancang
regimen dosis, mengevaluasi respon enderita selama penggunaan obat, menentukan
kebutuhan pengukuran kadar obat, menguji kadar obat dalam cairan biologis, menerapkan
evaluasi farmakokinetik terhadap kadar obat, melakukan penyesuaian dosis jika
diperlukan, memantau kadar obat, bahkan merekomendasikan sesuatu terkait kepatuhan
atau cara pemberian obat.

9. Menanyakan sesuatu mengenai perubahan dosis yang diberikan kepada pasien gagal ginjal, apakah
perubahan tersebut nanti akan menjadi efektif ke tubuh pasien atau bahkan memperparah? jika dosis yg
d berikan akan semakin kecil, kmungkinan akan ada kombinasi obat lain kan ? dan waktu pemberian
obatnya akan semakin cepat? (Iva Mardalena/Kelompok 6)
JAWAB
Untuk perubahan dosis yang dilakukan pada pasien gagal ginjal justru dilakukan untuk
mengurangi keparahan penyakit dimana Batas fungsi ginjal yang mengharuskan dosis
suatu obat dikurangi bergantung pada apakah obat tersebut dieliminasi seluruhnya lewat
ginjal atau sebagian dimetabolisme, dan seberapa besar toksisitasnya.
Pada dosis dan waktu pemberian obat, jika dosis pemeliharaan dikurangi, perlu diberikan
suatu dosis muatan jika dibutuhkan efek segera. Hal ini disebabkan apabila pasien diberi
obat apapun dengan dosis lazim, diperlukan waktu lebih dari lima kali waktu paruh untuk
mencapai kadar plasma steady state. Karena waktu paruh obat yang diekskresikan melalui
ginjal menjadi lebih lama pada keadaan gagal ginjal, maka diperlukan beberapa hari agar
dosis yang telah dikurangi dapat mencapai kadar plasma terapetik. Dosis muatan ini
biasanya sama besarnya dengan dosis awal untuk pasien yang fungsi ginjalnya normal.
10. Pada slide ke 19 kan ada rumus LFG, nah bisakah teman" dari kelompok 5 memberikan contoh
perhitungannya? (Nurmitasari/Kelompok 3)
JAWAB
contoh perhitungannya
seorang wanita diperiksa dan crserumnya=2,0. bagaimana fungsi ginjal usia=50 tahun.
berat badan 55 kg.
Dik : usia=50 thn
BB = 55 kg
Kreatinin = 2,0
LFG wanita =((140-usia)x BB)/(72 x CrSr) x0,85
((140-50)x 55)/(72 x 2,0) x0,85
=29,22 ml/menit
11. Dari materi tersebut ada 3 rumus dalam perhitungan, dri ketiga rumus tersebut kita pakai berdasarkan
apa?apakah semuanya harus dipakai? (Debora Situmorang/Kelompok 6)
JAWAB
Rumus pertama dan kedua untuk mengetau nilai kreatinin pada ginjal, spesifikasinya
berdasrkan ras. nahh yg ketiga untuk menghitung klirens kreatinin dari konsentrasi
kreatinin serum metoda ini hanya digunakan pada penderita dg fungsi hati yang utuh &
tidak mengalami abnormalitas otot (hipertropi atau distrofi otot
Pada penderita obese ClCr dihitung dg BB tanpa lemak.

12. Apakah tingkat metabolisme suatu obat mempengaruhi pada pasien dgn gangguan ginjal? misalnya obat
A lebih banyak dimetabolisme dihepar, sedangkan obat B lebih sedikit di metabolisme, maka obat mana
yg lebih memerlukan perhatian khusus pada pasien gangguan ginjal? (Khusnul Aniyah/Kelompok 1)
JAWAB
Sehubungan dengan terapi obat pada pasien dengan gangguan/penyakit hati, maka harus
mempertimbangkan perlakuan terhadap obat pada penyakit hati dan obat yang bersifat
hepatotoksik. Oleh sebab itu pada kondisi penyakit hati perlu mempertimbangkan obat
mana yang harus dihindari dan pengaturan dosis seperti apa yang harus dilakukan. Dari
daftar nama obat yang diperoleh selanjutnya dilakukan penelusuran pustaka untuk mencari
data farmakokinetik, farmakodinamik, dan sifat hepatotoksik obat. Selain itu, dicari pula
efek samping pada ginjal, hati dan SSP serta data penyesuaian dosis sebagai data tambahan
dalam pertimbangan pemilihan obat pada pasien dengan gangguan fungsi hati

13. Mengapa faktor kulit / ras berpengaruh dalam rumus MDRD? (Erick Stevent/Kelompok 4)
JAWAB
Ras kulit hitam berpengaruh karena, Ras kulit hitam memiliki sistem antibodi/kekebalan
tubuh yang sangat baik daripada ras kulit putih. dan kadar serum kreatinin pada orang kulit
hitam lebih tinggi dikarenakam massa otot yg lebih besar. hitam dipengaruhi pigmen
melanin, kemudian orang kulit hitam jarang sakit.

14. Izin bertanya tentang sekresi obat pada pasien gagal ginjal.pasien penderita gagal ginjal stage 1-4 apa obat
masih bisa di sekresi lewat ginjal? jika masih apakah ada perbedaan lama sekresi dari ggl ginjal stage 1-
4 tersebut? dengan contoh obat yang sama. (M. Dwi Putra Nento/Kelompok 1)
JAWAB
Pada tahap ringan dan sedang, penderita penyakit gagal ginjal kronik masih menunjukan
gejala-gejala ringan sehingga masih bisa diberikan obat obatan, meskipun terjadi
peningkatan urea didalam darahnya. Pada stadium akhir, ginjal tidak dapat menyerap air
dari air kemih, sehingga volume air kemih bertambah. untuk obat, dilihat dulu, pasien
mengalami komorbid apa. baru bisa diliat. nahh yang paling, berhubungan contoh obat,
drug of choice nya furosemide.

15. mau bertanya terkait slide 13," Apa penyebab penyakit Ginjal Kronik?" (Ekowaty/Kelompok 2)
JAWAB
PGK disebabkan oleh bermacam-macam hal :
1. Glomerulonefritis akibat infeksi (endokarditis bakterial, hepatitis C, hepatitis B, HIV)
2. Diabetes melitus menyebabkan nefropati diabetik
3. Hipertensi penyakit nefrosklerosis
4. Uropati obstruktif (batu saluran kemih, tumor, dll)
5. Lupus eritemafosus sisemik, amilodosis, penyakit ginjal polikistik

1. Jelaskan perbedaan ketersediaan hayati dan kesetaraan hayati dalam penerapan di bidang
ilmu kefarmasian. terimakasih

Jawab

Bioekivalensi (kesetaraan hayati) adalah kesetaraan kadar atau jumlah obat


bentuk aktif dalam darah dan jaringan antara satu sediaan obat dengan sediaan obat lain
yang memiliki zat berkhasiat sama. Bioavaibilitas (Ketersediaan Hayati) Presentase dan
kecepatan zat aktif dalam suatu produk obat yang mencapai/tersedia dalam sirkulasi
sistemik dalam bentuk utuh/aktif setelah pemberian produk obat tersebut, diukur dari
kadarnya dalam darah terhadap waktu atau dari ekskresinya dalam urin

Dua produk disebut bioekivalen jika mempunyai ekivalensi farmasetik


(mengandung zat aktif yang sama) atau merupakan alternatif farmasetik (mengandung
zat aktif yang sama tetapi berbeda dalam bentuk sediaan atau kekuatan) dan pada
pemberian dengan dosis molar yang sama akan menghasilkan bioavailabilitas yang
sebanding sehingga efeknya akan sama, baikdalam hal efikasi maupun keamanan (BPOM,
2004; Shargel, 1999).

2. Sebutkan dan jelaskan metode uji bioekivalensi

Jawab

Uji bioekivalensi adalah Uji bioekivalensi merupakan sebuah uji bioavailabilitas


komparatif yang dignnakan untuk membandingkan produk obat copy dengan produk
obat inovator dalam darah atau urin pada subyek manusia.

Uji bioekivalensi juga merupakan uji bioavailabilitas komparatif yang dirancang


untuk menunjukkan bioekivalensi antar produk uji dengan produk obat pembanding

4. Pada slide 7 dikatakan klasifikasi BCS berlaku u/ obat oral lepas cepat tetapi tidak berlaku u/
produk obat lepas cepat yang disebutkan pada point a. zat aktif memiliki kelarutan dalam air
yg tinggi dan permeabilitas dlm usus yg tinggi (BCS kelas 1). Apa alasan sehingga hal tersebut
point a tidak berlaku u/ produk obat lepas cepat?

Jawab

Apa alasan kenapa tidak berlaku untuk produk obat lepas cepat, karena dalam
point a dikatakan untuk produk obat memiliki disolusi nya mirip dengan produk
pembanding maka dari itu produk obat lepas cepat tidak termasuk

5. Izin bertanya penentuan kelarutan pada setiap pH harus dilakukan minimal triplo,
pertanyaan saya apa yang dimaksud dengan minimal triplo tersebut?

Jawab

Minimal triplo dalam penentuan kelarutan pada setiap pH yang dimaksud adalah
penentuan kelarutan pH harus dilakukan secara berulang atau 3x. karena pengulangan
pengukuran bertujuan untuk meningkatkan ketepatan dalam pengukuran.Terimakasih

6. Apa alasan produk obat "copy" tidak memerlukan studi in vivo?

Jawab

Karena in vivo diperlukan jika ada resiko bahwa peredaran bioavailabilitas dapat
menyebarkan inekivalensi terapi selama belum terjadi peredaran bioavailabilitas maka
produk obat tidak memerlukan studi in vivo

7. Studi bioekivalensi harus dilakukan lagi dengan produk reformulasi tersebut. Apa yang
membuat kita melakukan bioekivalensi kembali dengan Produk Reformulasi ?

Jawab

Produksi reformulasi juga harus di biokivalensi agar mendapat izin Edar biokivalen
dengan obat komparatornya

8. Apa perbedaan ekivalen farmasetik dan ekivalen terapeutik dan contohnya

jawab

Ekivalensi terapeik adalah 2 obat mempunyai ekivalensi farmasetik atau merupakan


alternatif farmasetik dan pada pemberian dengan dosis molar yang sama akan
menghasilkan efikasi klinik dan keamanan yang sebanding. sedangkan yang dimaksud
dengan Ekivalensi farmasetik obat dengan kandungan zat aktif sama, jumlah yang sama
dan bentuk sediaan yang sama

9. Contoh Produk Obat apa yg termasuk dalam ekivalensi farmasetik dan ekivalensi teraupetik
.

Jawab
Yaitu tetrasiklin hidroklorida 250 mg kapsul dan tetrasikin fosfat kompleks 250 mg
kapsul; kuinidin sulfat 200 mg tablet dan kuinidin sulfat 200 mg kapsul
10. Apakah semua obat perlu dilakukan pengujian bioekivalensi ?

Jawab

Semua obat harus di uji biokevalensinya. Tujuannya adalah untuk memberikan


jaminan kepada masyarakat bahwa produk obat copy yang beredar memenuhi standar
efikasi, keamanan dan mutu yang dipersyaratkan.Obat Copy adalah obat yang
mengandung zat aktif dengan komposisi, kekuatan, bentuk sediaan, rute pemberian,
indikasi dan posologi sama dengan obat yang sudah disetujui. Terimakasih

11. pada slide 5 point 1 disebutkan obat memerlukan uji ekivalensi in vivo, maksd uji ekivalensi
in vivo itu seperti apa ? tolong jelaskan

jawab
Uji Ekivalensi in vivo disebut juga sebagai Uji Bioekivalensi yakni uji bioavailabilitas
atau farmakodinamik komparatif yang dirancang untuk menunjukkan bioekivalensi
antara obat uji (obat copy) dengan obat inovator komparator.

Tahapan pelaksanaan Uji Bioekivalensi yang dilakukan FLIU meliputi


pengembangan validasi metode bioanalisis, penyusunan protokol Uji Bioekivalensi
termasuk memperoleh persetujuan dari pihak Komite Etik, pelaksanaan Uji Bioekivalensi
dan pelaporan hasil uji.

12. Pada slide "Produk Obat yang cukup dilakukan uji ekivalensinin vitro". Kalau boleh tau
contoh obatnya seperti apa ya kak ?

Jawab

Contoh obatnya yaitu

a. Tabel lepas cepat

b. Kapsul berisi butir-butir lepas lambat jika kekuatannya berbeda hanya dalam jumlah butir
yang mengandung zat aktif, maka perbandingan profil disolusi (f2 > 5) dengan satu kondisi
uji yang direkomendasi sudah cukup.

c. Tablet lepas lambat

13. Apakah uji bioekivalensi Dan uji biovailabilitas itu Sama?

terima kasih

Jawab
Bioekivalensi (kesetaraan hayati) adalah kesetaraan kadar atau jumlah obat
bentuk aktif dalam darah dan jaringan antara satu sediaan obat dengan sediaan obat lain
yang memiliki zat berkhasiat sama. Bioavaibilitas (Ketersediaan Hayati) Presentase dan
kecepatan zat aktif dalam suatu produk obat yang mencapai/tersedia dalam sirkulasi
sistemik dalam bentuk utuh/aktif setelah pemberian produk obat tersebut, diukur dari
kadarnya dalam darah terhadap waktu atau dari ekskresinya dalam urin. Dua produk
disebut bioekivalen jika mempunyai ekivalensi farmasetik (mengandung zat aktif yang
sama) atau merupakan alternatif farmasetik (mengandung zat aktif yang sama tetapi
berbeda dalam bentuk sediaan atau kekuatan) dan pada pemberian dengan dosis molar
yang sama akan menghasilkan bioavailabilitas yang sebanding sehingga efeknya akan
sama, baik dalam hal efikasi maupun keamanan (BPOM, 2004; Shargel, 1999).

14. Apa saja keuntungan dan kerugian dari ketiga konsep tersebut farmasetik ekivalen,
bioekivalen dan ekivalen terapeutik ?

Jawab

parameter untuk penilaian bioekivalensi adalah AUC, Cmax dan tmax. produk
dikatakan bioekuivalen jika kedua obat mempunyai ekivalensi farmaseutik atau
merupakan alternatif farmaseutik dan pada pemberian dengan dosis moral yang sama
akan menghasilkan biovailabilitas yang sebanding sehingga efeknya akan sama, dalam hal
efikasi maupun keamanan.

15. Apa contoh obat yg termasuk dalam BCS (Biopharmaceutic Classification System) kelas 1?

Jawab

contoh obat Yang termasuk dalam BCS kelas satu : metoprolol, diltiazem,
verapamil, propanolol.

16. saya ingin bertanya mengenai obat yg diuji disolusi hny bs invitro tnp invivo..

itu contohnya cuma obat lepas lambat dan obat lepas cepat..

apakah obat salut enterik juga dpt dilakukan uji disolusi terbanding???

dan pertanyaan ke dua saya

pada slide 6 tertulis

Produk obat” copy” yang hanya berbeda kekuatan uji disolusi terbanding dapat diterima untuk
kekuatan yang lebih rendah berdasarkan perbandingan profil disolusi.

maksud nya seperti apa ya uji disolusi itu dpt diterima

untuk kekuatan yang lebih rendah berdasarkan perbandingan profil disolusi???

Jawab
bisa saja dilakukan bila ada sediaan produk inovator dan produk copy, karena
tujuan dari UDT sendiri adalah membandingkan ekivalensi dan sifat-sifat antara produk
copy dan produk inovatornya.

17. apa saja parameter yang menpengaruhi uji bioekivalensi? dan kapan sebuah produk
dikatakan bioekivalen terimakasih

Jawab

Dua produk obat disebut bioekivalen jika keduanya mempunyai ekivalensi


farmaseutik atau merupakan alternatif farmaseutik dan pada pemberian dengan dosis
moral yang sama akan menghasilkan biovailabilitas yang sebanding sehingga efeknya
akan sama, dalam hal efikasi maupun keamanan.

Parameter untuk penilaian bioekivalensi adalah AUC, Cmax dan tmax. produk
dikatakan bioekuivalen jika kedua obat mempunyai ekivalensi farmaseutik atau
merupakan alternatif farmaseutik dan pada pemberian dengan dosis moral yang sama
akan menghasilkan biovailabilitas yang sebanding sehingga efeknya akan sama, dalam hal
efikasi maupun keamanan.

18. Apa saja produk copy obat yg telah dipasarkan? apakah sudah ada daftar nya?

Jawab

Menurut PerkaBPOM nomor HK.00.05.3.1818 Produk Copy obat adalah Produk


obat yang mempunyai ekivalensi farmaseutik atau merupakan alternatif

farmaseutik dengan produk obat inovator/pembandingnya, dapat dipasarkan


dengan nama generik atau dengan nama dagang. jadi produk obat copy sangat banyak di
indonesia. Terimakasih

19. Di slide 3 disebutkan Uji farmakodinamik komparatif. Pertanyaan saya, mohon berikan
contoh kriteria obat seperti apa yang dapat dilakukan Uji farmakodinamik komparatif?

Terima kasih

Jawab

Kriteria nya Obat uji atau obat komparator tidak boleh menggunakan dosis yang
menghasilkan respon maksimal, karena tidak mungkin untuk mendeteksi perbedaan
antar formulasi dalam dosis yang memberikan efek maksimal atau hampir maksimal.

20. Apa perbedaan uji ekivalensi in vitro dengan in vivo?

Jawab
Uji Ekivalensi in vitro disebut dengan Uji Disolusi Terbanding yakni uji disolusi
komparatif yang dilakukan untuk menunjukkan similaritasn profil disolusi antara obat uji
dengan obat inovator/komparator.

Sementara Uji Ekivalensi in vivo disebut juga sebagai Uji Bioekivalensi yakni uji
bioavailabilitas atau farmakodinamik komparatif yang dirancang untuk menunjukkan
bioekivalensi antara obat uji (obat copy) dengan obat inovator komparator.

21. Obat apa saja yang memerlukan uji ekivalensi in vivo? Terimakasih

Jawab

Uji ekivalensi invivo dapat berupa studi farmakokinetik, studi farmakodinamik,


atau uji klinik komparator. Dokumentasi ekivalensi in vivo diperlukan jika ada resiko,
bahwa perbedaan bioavailabilitas dapat menyebabkan inekivalensi terapi diantaranya
Obat oral lepas cepat yang bekerja sistemik, Obat oral dan obat non parenteral yang
didesain untuk bekerja sistemik, Obat lepas lambat atau termodifikasi yang bekerja
sistemik, Obat kombinasi tetap untuk bekerja sistemik yang paling sedikit salah satu zat
aktifnya memerluka studi in vivo, Obat bukan larutan untuk penggunaan non-sistemik
dan dimaksudkan untuk bekerja lokal, Pengukuran kadar obat dalam plasma versus waktu
biasanya cukup untuk membuktikan efikasi dan keamanan. Terimakasih

22. Kenapa harus pakai CUKB dan slide 10 kenapa pada studi uji BA/BE pada manusia (uji klinik)
diperlukan kaji etik terlebih dahulu ?

Jawab

Pada dasarnya seluruh penelitian/riset yang menggunakan manusia sebagai


subyek penelitian harus mendapatkan Ethical Clearance atau Keterangan Lolos Kaji Etik.
Di Indonesia standar etik penelitian tersebut diatur dalam UU Kesehatan no 23/ 1992 dan
lebih lanjut diatur dalam PP no 39/ 1995 tentang Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan

Studi bioekivalensi(BE adalah studi bioavailabilitas (BA) komparatif yang dirancang


untuk menunjukkan bioekivalensi antara produk uji (suatu produk obat “ copy” ) dengan
produk obat inovator/pembandingan. Caranya dengan membandingkan profil kadar obat
dalam darah atau urin antara produk-produk yang dibandingkan pada subyek manusia.
Karena itu desain dan pelaksanaan studi BE harus mengikuti Pedoman Cara Uji klinik yang
Baik (CUKB,) termasuk harus lolos kaji Etik. Oleh karena studi BA/BE dilakukan pada
subyek manusia (atau uji klinik) maka protokol studi harus lolos kaji etik terlebih dahulu
sebelum studi dapat dimulai.

23. Pada slide 6 ada kriteria untuk ekivalensi, jadi untuk uji ekivalensi terdiri atas apa aja?

Jawab

Uji Ekivalensi terdiri dari:

1. Uji Bio Ekivalensi


2. Uji Disolusi terbanding

24. Disebutkan jika nilai bioavailabilitas produk uji lebih kecil dari nilai bioavailabilitas produk
pembanding maka harus di lakukan reformulasi. nah biasa nya kesalahan" apa saja yang kita
lakukan pada saat melakukan uji bioekivalensi tsb sehingga nilai BA produk uji bisa lebih kecil
dari nilai BA produk pembanding?
Jawab
Pada umumnya terjadi karna tidak memenuhi/mengikuti Pedoman Bioekuivalensi
sehingga Nilai BE produk copy lebih kecil atau lebih besar dari produk komparator

25. produk obat copy bubuk apa yang sdh ada di psaran?
Jawab
Contohnya seperti amoxicilin dry syr beserta antibiotik lain, Fluimucyl serbuk. Terimakasih

1. resume dan soal multiple choice 10 dengan topik sesuai presentasi

1. Pada slide “analisis para meter-parameter farmakokinetika” terdapat fase absorbsi dn fase
eliminasi. Yang di maksud fase absorbsi itu seperti apa ya kak ?
Jawaban :
a. Yang di maksd fase absorbsi ? Absorpsi merupakan proses masuknya obat dari tempat
pemberian ke dalam darah. Bergantung pada cara pemberiannya, tempat pemberian
obat adalah saluran cerna (mulut sampai dengan rectum), kulit, paru, otot, dan lain-lain
(Setiawati, 2008).
2. Contoh obat yg mengalami absorbsi cepat itu apa saja?? Dan dikatakan obat mengalami
abdsorbsi cepat itu apakah ada range absorbsi nya/ ketentuannya?
Jawaban :
b. contoh obat yg mengalami absrobsi cepat : ex : Larutan, suspensi/syrup, serbuk, kapsul,
Tablet & Tablet salut,
Kecepatan Absorpsi. Apabila pembatas antara obat aktif dan sirkulasi sistemik hanya
sedikit sel, maka absorpsi terjadi cepat dan obat segera mencapai level pengobatan
dalam tubuh. Waktu untuk berbagai cara absorpsi obat adalah:
*Detik s/d menit: IV, inhalasi
* Lebih lambat: oral, IM, topical kulit, lapisan intestinal, otot
* Lambat sekali, berjam-jam/berhari-hari: per rektal/sustained release.
3. Sebutkan prinsip pemberian obat dengan dosis ganda?
Jawaban :

o Pendekatan pengaturan dosis dan interval pemberian obat


o Akumulasi obat
o Interprestasi kinetic
4. Perbedaan pendekatan empiris dan kinetika itu apa?
Jawaban :

o Pendekatan empiris dilakukan dengan menghubungkan respons dengan dosis yang


diberikan untuk mengoptimalkan terapi.
o Pendekatan kinetika yaitu berdasarkan kepada hipotesis bahwa respons pengobatan dan
efek toksik berhubungan dengan jumlah obat di dalam tubuh dan konsentrasi obat di dalam
plasma
5. Tujuan dilakukannya pemberian obat dosis ganda?
Jawaban :

Tujuan pemberian dosis ganda menghasilkan kadar obat dalam plasma yang tepat, tanpa fluktuasi
dan akumulasi yang berlebihan.

untuk antibiotik: melampaui kadar efektof minimum yang di inginkan untuk obat-obat yang
memiliki IT kecil, Cp diupyakan berada dalam jendela terapetik: antara MTC danMEC

contoh obat: digoksin dan fenitoin

6. untuk pemberian obat dosis ganda berdasarkan apa untuk penentuan regimen dosisnya?
Jawaban :

Penentuan regimen dosis obat berdasarkan t½, F, interval pemberian & CI (untuk eliminasi reaksi
order pertama), penentuan parameter farmakokinetika obat dari data pasien serta pemberian obat
dosis berganda, konsep perhitungan konsentrasi minimum dan maksimum obat serta pemberian
obat dengan dosis berganda

7. Apa saja manfaat dan tujuan diberikan diberikan dosis berganda pada pemberian obat secara
ekstravaskular?

Jawaban :
Manfaat dan tujuan diberikan dosis berganda pada pemberian obat ekstravaskular yaitu untuk
mempertahankan efek terapeutik dengan menjaga konsentrasi obat dalam plasma pada rentang
konsentrasi terapi.

8. Pada makalah halaman 6. Di sini ada di blng "biasanya obat yang masuk ke dlm tabuh tidk
mencapai 100%." salah satu faktornya wktu pengosongan lambung secara skematis. Itu
maksudnya kyk gmn ya?
Jawaban :
Pada ekstravaskuler jumlah obat yang diterima oleh obat ga sama ama dosis yg kita berikan.
Pertama saat dia diabsorpsi ada sejumlah obat yang hilang. hilang maksudnya ada obat yang tidak
keabsorpsi semua, lalu selain itu setelah nembus lambung akan masuk ke vena hepatic dan
dimetabolisme oleh hati di metabolisme lintas pertama

14. Ada hubungn antara waktu dengan konsentrasi obat. Bagaimna CAra agar mengetahui
kecepatan eliminasi obat di dalam tubuh?

Jawaban :

Kecepatan perubahan jumlah obat di dalam tubuh merupakan selisih antara kecepatan absorpsi
dengan kecepatan eliminasi yang dapat ditulis sebagai berikut:

Kecepatan perubahan jumlah = kecepatan absorpsi – kecepatan eliminasi obat di dalam tubuh

15. Dalam keadaan seperti apa, kita dapat menggunakan prinsip superposisi dan superimpose?

Jawaban :
Prinsip superposisi memungkinkan untuk memperhitungkan kurva konsentrasi plasma-waktu dari
suatu obat setelah pemberian dosis ganda yang berurutan, yang didasarkan atas kurva konsentrasi
obat dalam plasma-waktu yang diperoleh setelah pemberian suatu dosis tunggal. Dasar
anggapannya adalah obat dieliminasi melalui kinetika order kesatu dan farmakokinetika obat yang
didapat setelah pemberian suatu dosis tunggal tidak berubah setelah pemakaian obat dosis ganda.
Sedangkan superimpose untuk kadar dalam darah setelah dosis kedua, ketiga, atau dosis ke – n?

1) Pertanyaan: dosis adjusment dan dosis kalkulasi pada obat kanker itu maksudnya
seperti apa ya dan berikan contoh nya 2 dosis tersebut terkait obat kanker?
Jawab: DOSE ADJUSTMENT (pengaturan dosis) Tujuan penetapan Dosis
memberikan kadar pada rentang terapetik (RT) yang diinginkan tubuh. RT kebanyakan
obat sudah ada dalam pustaka, namun ahli PK harus tetap membuat asumsi tertentu
sesuai informasi farmakokinetik yang terbaik. Obat yang diberikan untuk pemakaian
jangka panjang : Kadar steady state harus berada dalam rentang terapetik. DOSE
CALCULATION (perhitungan dosis) Perhitungan dosis merupakan prediksi disposisi
obat pada individu. Sehingga penting bagi ahli onkologi medis untuk memahami
karakteristik disposisi obat antikanker agar dapat menguasai 'seni' penghitungan dosis.
Obat antikanker disposisi tergantung pada empat prosesfarmakokinetik dasar dalam
tubuh yaitu : penyerapan, distribusi, metabolisme dan eliminasi.
2) Pertanyaan: pada saat kondisi yang seperti apa pasien cancer harus melakukan
kemoterapi?
Jawab: Biasanya kemoterapi dilakukan ketika dokter onkologi sudah mendapatkan
diagnosis final mengenai lokasi kanker, jenis kanker, dan tingkat stadium.
3) Pertanyaan: apa beda tumor dan kanker?
Jawab: Kanker sering dikenal sbg tumor, tpi tdk semua tumor Adalah kanker. tumor
sendiri merupakan benjolan tidak normal maupun abnormal. tumor dibagi 2 gol, ada yg
ganas dan ada yg jinak. nah kanker merupakan istilh umum untuk semua tenis tumor
ganas.
4) Pertanyaan: apa yang di maksud targeted drug therapy? Dan bagaimana cara
kerjanya?
Jawab: targeted drug therapy adalah pengobatan kanker yang menggunakan obat-
obatan untuk menargetkan gen dan protein tertentu yang terlibat dalam pertumbuhan
dan kelangsungan hidup sel kanker. Cara kerjanya yaitu dengan cara mengidentifikasi
perubahan genetik yang membantu tumor tumbuh dan berubah. Target potensial untuk
terapi ini adalah protein yang ada dalam sel kanker tetapi bukan sel sehat. Hal ini dapat
disebabkan oleh mutasi. Setelah peneliti mengidentifikasi mutasi, mereka
mengembangkan pengobatan yang menargetkan mutasi spesifik itu.
5) Pertanyaan: virus apa yang menyebabkan terbentuknya kanker?
Jawab: Tidak semua virus menyebabkan kanker, hanya ada beberapa virus yang
terbukti menyebabkan kanker. Menurut penelitian, sekitar 20% kanker disebabkan oleh
virus. Virus yang bisa menyebabkan kanker disebut virus onkogenik. virusonkogenik
seringkali menyebabkan infeksi kronis dan berdiam dalam tubuh manusia dalam waktu
yang lama. Virus onkogenik bisa menyebabkan mutasi dan inflamasi kronik. sehingga
dapat terbentuknya kanker
6) Pertanyaan: faktor fisika penyebab kanker?
Jawab: Faktor fisika misalnya terjadi akibat sinar ultraviolet (UV) matahari. Bagi
seseorang yang rentan terhadap sinar UV dapat menimbulkan kanker kulit. Faktor fisika
mirip dengan faktor kimia, misalnya paparan radiasi akibat bom atom atau nuklir yang
menimbulkan kanker tiroid, kanker darah, lipomaligna dan lainnya
7) Pertanyaan: Mohon penjelasannya mengenai Anaplasia = Tidak terdapat diferensiasi
sel yang normal dan terkoordinasi.
Jawab: Anaplasia adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan sel yang telah
kehilangan karakteristik unik yang mendefinisikannya sebagai jenis jaringan tertentu.
Anaplasia dapat dijelaskan seperti ketika sel kembali ke keadaan seperti sel induk, sel
yang sering terdistorsi. Sering terlihat pada sel kanker, sel tidak lagi berfungsi sebagai
bagian dari jaringan yang mengelilinginya
8) Pertanyaan: jika sudah dilakukan operasi ,bisa timbul lagi tidak si kanker tersebut, jika
bisa timbul apa ya penyebabnya?
Jawab: kanker itu bisa saja muncul kembali ,apa bila kita tidak menjaga pola hidup yg
sehat, seperti makan makanan yg banyak mengandung karsinogen,spt msg,dan
makanan yg dibakar .serta yg paling penting adalah bisa mengelola stres agar daya tahan
tubuh terjaga, sebab apabila daya tahan tubuh menurun kanker itu akan muncul kembali.

Anda mungkin juga menyukai