Anda di halaman 1dari 27

Perguruan Tinggi, Objek wisata, dan Situs Sejarah di

Kabupaten Bogor

Disusun oleh:
Muhammad Rasya Alfarisi
XII MIPA 3

SMA NEGERI 1 GUNUNG PUTRI


2024

1
Kata Pengantar

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Segala puji bagi


Allah yang telah memberika kami kemudahan sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan Nya mungkin penyusun
tidak akan mampu menyelesaikannya dengan baik dan lancar. Shalawat
serta salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi kita yaitu Nabi
Muhammad SAW.
Makalah ini bertujuan untuk merangkum kekayaan intelektual dan
keindahan alam di Bogor, mulai dari ragam perguruan tinggi yang menjadi
landasan ilmiah bagi masa depan, hingga situs-situs bersejarah yang
membawa kita ke dalam lorong waktu, serta objek wisata yang memikat
dengan pesona alamnya.
Kota ini bukan hanya tempat bagi lembaga pendidikan ternama, tetapi juga
merangkum sejarah panjang yang tercermin dalam setiap sudutnya. Dari
kekayaan sejarahnya yang memesona hingga objek wisata yang memikat,
Bogor tidak hanya menjadi destinasi bagi pengetahuan, tetapi juga inspirasi
bagi mata dan jiwa yang haus akan keindahan alam.
Melalui paparan yang terperinci mengenai perguruan tinggi, situs sejarah
yang memukau, dan objek wisata yang mempesona di Bogor, semoga
makalah ini dapat menjadi jendela bagi pembaca untuk lebih mendalami
keunikan dan keistimewaan kota ini.

Bogor, Januari 2024

Muhammad Rasya Alfarisi

2
Daftar Isi
BAB I......................................................................................4
Latar Belakang.....................................................................................................4
Rumusan Masalah................................................................................................4
Tujuan..................................................................................................................4
BAB II....................................................................................5
1. Perguruan Tinggi..........................................................................................5
A. Institut Pertanian Bogor (IPB)..................................................................5
B. Universitas Pakuan (UNPAK)..................................................................7
2. Situs Sejarah....................................................................................................9
A. Kebun Raya Bogor...................................................................................9
B. Instana Bogor.........................................................................................14
3. Objek Wisata..............................................................................................17
A. Gunung Salak.........................................................................................17
B. Taman Wisata Matahari.........................................................................19
BAB III.................................................................................22
Kesimpulan dan Saran.......................................................................................22
Kesimpulan....................................................................................................22
Saran..............................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA...........................................................23
LAMPIRAN.........................................................................24

3
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kabupaten Bogor, Indonesia, adalah panggung bagi kekayaan budaya,
sejarah, dan keindahan alam yang luar biasa. Terletak di Provinsi Jawa
Barat, kabupaten ini menjadi rumah bagi dua perguruan tinggi yang
memainkan peran penting dalam pengembangan pendidikan di daerah ini.
Pertama, Universitas Pakuan (UNPAK) yang telah berdiri sejak tahun
1982, telah menjadi pusat pendidikan tinggi yang mendorong inovasi dan
pembelajaran di berbagai disiplin ilmu. Selain itu, Institut Pertanian Bogor
(IPB), didirikan pada tahun 1963
Selain lembaga pendidikan tinggi, Kabupaten Bogor juga dikenal
karena warisan sejarahnya yang kaya. Dua situs bersejarah yang menarik
untuk dieksplorasi adalah Kebun Raya Bogor, yang berdiri sejak abad ke-
18, menjadi salah satu kebun raya tertua di dunia yang memamerkan
keanekaragaman flora dari berbagai belahan dunia. Selanjutnya, Istana
Bogor yang dibangun pada masa kolonial Belanda, menjadi saksi bisu dari
sejarah dan kekuatan arsitektur zaman dahulu.
Kabupaten Bogor juga menawarkan keindahan alam yang menakjubkan
sebagai objek wisata. Salah satunya adalah Gunung Salak, sebuah gunung
yang menarik bagi para pendaki dengan panorama alamnya yang memukau.
Dan yang tidak kalah menarik adalah Taman Wisata Matahari yang
menawarkan berbagai atraksi, wahana, serta pemandangan alam yang
memesona bagi pengunjung dari berbagai kalangan.
Dengan kombinasi yang mengagumkan antara lembaga pendidikan
tinggi yang berkembang, warisan sejarah yang kaya, dan keindahan alam
yang menakjubkan, Kabupaten Bogor terus menjadi destinasi yang menarik
bagi para pelajar, sejarawan, dan pecinta alam.
Rumusan Masalah
1. 2 Perguruan Tinggi Yang Ada di Kabupaten Bogor
2. 2 Situs Sejarah Yang ada di Kabupaten Bogor
3. 2 Objek Wisata yang ada di Kabupaten Bogot

Tujuan
Mengetahui Informasi, mengenai Perguruan Tinggi, Situs Sejarah, Objek
wisata yang ada di Bogor

4
BAB II
PEMBAHASAN

1. Perguruan Tinggi
A. Institut Pertanian Bogor (IPB)
 Informasi Umum

Institut Pertanian Bogor merupakan Perguruan Tinggi Negeri yang


berlokasi di Bogor, Jawa Barat. IPB awalnya merupakan fakultas
pertanian dari Universitas Indonesia. Namun, pada 1 September 1963, IPB
lepas dari Universitas Indonesia dan berdiri menjadi sebuah institut
pertanian. Pada tanggal 7 November 2017 lalu Institut Pertanian Bogor
(IPB) resmi mendapatkan status akreditasi dengan peringkat A (sangat baik)
berdasarkan hasil rapat pleno Badan Akreditasi Nasional Perguruan
Tinggi (BAN-PT). Berdasarkan hasil penilaian Business Innovation Center–

Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi RI, IPB menjadi


perguruan tinggi di Indonesia yang paling banyak melakukan inovasi dalam
Inovasi Indonesia paling Prospektif (sebanyak 39,71 persen) selama sepuluh
tahun berturut-turut (2008-2018). Hal tersebut terkait dengan keberhasilan
IPB menghasilkan inovasi-inovasi dengan kualitas berskala nasional
maupun internasional. Pada tahun 2020, IPB Berhasil mendapatkan
peringkat 1 Kampus terbaik se-Indonesia menurut Kemdikbud.

Sebelum diresmikan pada tahun 1963, IPB adalah


sebuah fakultas pertanian pada Universitas Indonesia. Pada tanggal 1
September 1963.[4] Presiden Pertama Indonesia, Ir. Soekarno, melakukan
peletakkan batu pertama pembangunan kampus sekaligus menandai
peresmian Institut Pertanian Bogor sebagai sebuah perguruan tinggi
mandiri.

 Sejarah

Institut Pertanian Bogor adalah lembaga pendidikan tinggi pertanian yang


secara historis merupakan bentukan dari lembaga-lembaga pendidikan
menengah dan tinggi pertanian serta kedokteran hewan yang dimulai telah
pada awal abad ke-20 di Bogor. IPB saat ini berlokasi di Jalan Raya
Dramaga, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat.
Sebelum Perang Dunia II, lembaga-lembaga pendidikan menengah tersebut
dikenal dengan nama Middelbare Landbouwschool Buitenzorg (Sekolah
Menengah Pertanian), Middelbare Bosbouwschool Buitenzorg (Sekolah

5
Menengah Kehutanan) dan Nederlandsch Indische Veeartsenschool
(Sekolah Kedokteran Hewan Hindia Belanda).
Lahirnya Institut Pertanian Bogor (IPB) pada tanggal 1 September 1963
berdasarkan keputusan Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan
(PTIP) No. 92/1963 yang kemudian disahkan oleh Presiden RI Pertama
dengan Keputusan No. 279/1965. Pada saat itu, dua fakultas di Bogor yang
berada dalam naungan UI berkembang menjadi lima fakultas, yaitu Fakultas
Pertanian, Fakultas Kedokteran Hewan, Fakultas Perikanan, Fakultas
Peternakan dan Fakultas Kehutanan. Pada tahun 1964, lahir Fakultas
Teknologi dan Mekanisasi Pertanian yang kini menjadi Fakultas Teknologi
Pertanian.
Pada tahun 1980 IPB membangun laboratorium raksasa di Bukit Daham
Ilnuris, Singasari, Jonggol seluas kurang lebih 200 hektare. Saat ini,
kawasan tersebut terbagi dua yaitu 169 hektare untuk UP3J milik Fakultas
Peternakan Melalui SK Rektor no. 020/Um/1993 dan 70 hektare Kebun
Pendidikan yang dikelola oleh Fakultas Pertanian. Kawasan ini memiliki
fungsi sebagai sarana penunjang pendidikan, penelitian, pengabdian
masyarakat, penyuluhan bidang peternakan atau pertanian secara umum.
Pada tanggal 26 Desember 2000, pemerintah Indonesia mengesahkan status
otonomi IPB berdasarkan PP No. 152. Semenjak itu, IPB merupakan
perguruan tinggi berstatus badan hukum milik negara (BHMN).
Pada tahun 2005, IPB menerapkan sistem mayor-minor sebagai pengganti
sistem kurikulum nasional. Sistem ini hanya diterapkan di IPB. Setiap
mahasiswa IPB dimungkinkan mengambil dua atau bahkan lebih mata
keahlian (jurusan) yang diminatinya.
Pada pertengahan tahun 2019, IPB dalam bahasa Inggris secara resmi
berubah nama dari Bogor Agriucultural University menjadi IPB University
 Kampus Di IPB

IPB memiliki enam kampus yang tersebar di beberapa lokasi dengan


peruntukan khusus:

1. Kampus IPB Dramaga sebagai kantor rektorat dan pusat


kegiatan belajar-mengajar S-1, S-2 dan S3. Selain itu,
disediakan fasilitas sosial dan fasilitas umum.
2. Kampus IPB Baranangsiang sebagai pusat kegiatan
penelitian dan pemberdayaan masyarakat serta pendidikan
pascasarjana eksekutif.
3. Kampus IPB Gunung Gede sebagai pusat kegiatan
pendidikan manajemen dan bisnis.

6
4. Kampus IPB Cilibende sebagai pusat kegiatan pendidikan
vokasional diploma.
5. Kampus IPB Taman Kencana sebagai IPB Science
Technopark (STP).
6. Kampus IPB Sukabumi sebagai kampus PSDKU untuk
program vokasi.

 Fakultas Di IPB

Program studi di IPB dikelola oleh 9 fakultas, dan 2 sekolah, serta 1 Sekolah
Vokasi (SV), dan 1 Sekolah Pascasarjana (SPs).

 Fakultas Pertanian  Fakultas Matematika


 Sekolah Kedokteran dan Ilmu Pengetahuan
Hewan dan Alam
Biomedis  Fakultas Ekonomi dan
 Fakultas Perikanan Manajemen
dan Ilmu Kelautan  Fakultas Ekologi
 Fakultas Peternakan Manusia
 Fakultas Kehutanan  Sekolah Vokasi
dan Lingkungan  Sekolah Bisnis
 Fakultas Teknologi  Fakultas Kedokteran
Pertanian  Sekolah Pascasarjana

B. Universitas Pakuan (UNPAK)


 Informasi Umum

Universitas Pakuan disingkat UNPAK, adalah Perguruan Tinggi


Swasta di Bogor, Jawa Barat, Indonesia, yang berdiri pada 1 November
1980. Rektor sekarang dijabat oleh Prof. Dr. Ir. H. Didik Notosudjono.,
M.Sc. Universitas Pakuan pada tahun 1980 memiliki 4 (empat) fakultas,
yaitu: Fakultas Hukum, Fakultas Ekonomi, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, dan Fakultas Sastra. Satu tahun kemudian dibuka Fakultas
Teknik dan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam serta Program
Diploma 1 Teknik Survei Lahan dan Pemetaan; pada saat itu ada 14 (empat
belas) jurusan. Sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan R.I. No. 00330/0/1984, jumlah jurusan di lingkungan Unpak
mengalami perubahan, dan menjadi 21 (dua puluh satu) jurusan pada tahun
1997.

Pada tahun 2007 telah kkdiperbaharuinya ijin operasional


penyelenggaraan Program Studi di lingkungan Universitas Pakuan oleh

7
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (DIKTI)sebanyak 24 Program Studi,
sehingga 100 % Program Studi di Universitas Pakuan telah memiliki ijin
operasional.

Tahun yang sama Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi telah


mengeluarkannya ijin operasional penyelenggaraan Program Studi Baru
yaitu program studi Manajemen (S2), Pendidikan Guru Sekolah Dasar (S1),
Manajemen Keuangan dan Perbankan (D3), Teknik Komputer (D3),
Manajemen Informatika (D3). Pada tahun 2008 Fakultas Sastra (sekarang
menjadi Fakultas Ilmu Sosial dan Budaya/FISIB) membuka Program Studi
baru yaitu Ilmu Komunikasi (S1). Hingga saat ini Universitas Pakuan
memiliki Program Pascasarjana (S2) dengan 4 (empat) Program Studi yaitu
Manajemen Pendidikan, Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup,
Ilmu Hukum dan Magister Manajemen. Program Sarjana (S1) dan Program
Diploma III (D3) yang tergabung dalam 6 (enam) fakultas yaitu: Hukum,
Ekonomi, Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Ilmu Sosial dan Budaya, Teknik
dan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

 Fakultas Di UNPAK

Universitas Pakuan memiliki program Pascasarjana, yaitu:

1. Program Doktor
1. Program Doktor Manajemen Pendidikan
2. Program Doktor Ilmu Manajemen
2. Program Magister
1. Program Studi Administrasi Pendidikan
2. Program Studi Manajemen Lingkungan
3. Program Studi Hukum
4. Program Studi Manajemen
5. Program Studi IPA
Universitas Pakuan memiliki 6 Fakultas, yaitu:

1. Fakultas Hukum
2. Fakultas Ekonomi 1. Program Studi Manajemen 2. Program
Studi Akuntansi
3. Fakultas Keguruan & Ilmu Pendidikan
1. Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia
2. Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris
3. Program Studi Pendidikan Biologi
4. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah
Dasar
4. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya

8
1. Program Studi Ilmu Komunikasi
2. Program Studi Bahasa dan Sastra Inggris
3. Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia
4. Program Studi Bahasa dan Sastra Jepang
5. Fakultas Teknik
1. Program Studi Teknik Geologi
2. Program Studi Teknik Geodesi
3. Program Studi Teknik Sipil
4. Program Studi Teknik Planologi
5. Program Studi Teknik Elektro
6. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
1. Program Studi Biologi
2. Program Studi Kimia
3. Program Studi Matematika
4. Program Studi Ilmu Komputer/Teknik
Informatika
5. Program Studi Farmasi

2. Situs Sejarah
A. Kebun Raya Bogor
 Informasi Umum

Kebun Raya Bogor atau Kebun Botani Bogor adalah sebuah kebun
botani besar yang terletak di Kota Bogor, Indonesia. Kebun ini dioperasikan
oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Kebun ini terletak di pusat
kota Bogor dan bersebelahan dengan kompleks istana kepresidenan Istana
Bogor. Luasnya mencapai 87 hektar dan memiliki 15.000 jenis koleksi
pohon dan tumbuhan. Letak geografis Bogor yang mengalami hujan hampir
setiap hari bahkan di musim kemarau menjadikan kebun ini sebagai lokasi
yang menguntungkan untuk budidaya tanaman tropis.

Didirikan pada tahun 1817 oleh pemerintah Hindia Belanda, Kebun Raya
Bogor berkembang pesat di bawah kepemimpinan berbagai ahli botani
terkenal termasuk Johannes Elias Teijsmann, Rudolph Herman Christiaan
Carel Scheffer, dan Melchior Treub. Sejak didirikan, Kebun Raya Bogor
berfungsi sebagai pusat penelitian utama pertanian dan hortikultura, dan
merupakan kebun raya tertua di Asia Tenggara.[1] Saat ini Kebun Raya
Bogor ramai dikunjungi sebagai tempat wisata, terutama hari Sabtu dan
Minggu. Tiket masuknya Rp 30.000. Di sekitar Kebun Raya Bogor tersebar
pusat-pusat keilmuan yaitu Herbarium Bogoriense, Museum Zoologi Bogor,
dan PUSTAKA.

9
 Sejarah

Kawasan yang kini menjadi Kebun Raya Bogor awalnya merupakan bagian
dari "samida" (hutan buatan) yang kira-kira didirikan di masa Sri Baduga
Maharaja (Prabu Siliwangi, 1474-1513) yang memerintah Kerajaan Sunda,
sebagaimana tertulis dalam prasasti Batutulis. Hutan ini dibuat untuk
melindungi bibit pohon langka.[2] Hutan ini terbengkalai setelah kerajaan
Sunda runtuh pada abad ke-16. Pada tahun 1744, Perusahaan Hindia Timur
Belanda (VOC) mendirikan sebuah taman dan wastu di lokasi Kebun Raya
yang sekarang ada di Buitenzorg (sekarang dikenal sebagai Bogor).

Setelah Britania Raya menginvasi Jawa pada tahun 1811, Thomas Stamford
Raffles diangkat sebagai Letnan-Gubernur pulau itu dan dia mengambil
Istana Buitenzorg sebagai kediamannya. Raffles memiliki minat besar
dalam botani, tertarik mengembangkan halaman Istana Bogor menjadi
sebuah kebun yang cantik. Dengan bantuan para ahli botani, W. Kent, yang
ikut membangun Kew Garden di London, Raffles menyulap halaman istana
menjadi taman bergaya Inggris klasik.[3] Inilah awal mula Kebun Raya
Bogor dalam bentuknya sekarang.
Pada tahun 1814, Olivia Raffles (istri Thomas Stamford Raffles) meninggal
dunia karena sakit dan dimakamkan di Batavia. Sebagai pengabadian,
monumen untuknya didirikan di Kebun Raya Bogor.[4]

Setelah Perjanjian Inggris-Belanda berlaku pada tahun 1814, Belanda


mengirimkan kapal berisi para pejabat untuk mengambil alih kembali
Hindia Belanda. Di antara mereka adalah ahli botani Belanda-
kelahiran Prusia, Caspar Georg Karl Reinwardt, yang diangkat sebagai
kepala pertanian, seni, dan sains di tanah koloni. Reinwardt tertarik
menyelidiki berbagai tanaman yang digunakan untuk pengobatan.
Reinwardt juga menjadi perintis di bidang pembuatan herbarium. Ia
kemudian dikenal sebagai seorang pendiri Herbarium Bogoriense.
Setahun kemudian ia mengusulkan sebuah pendirian Kebun Raya, suatu
langkah yang didukung oleh Gubernur Jenderal G.A.G.Ph. van der
Capellen. Kebun raya itu secara resmi didirikan pada tanggal 18 Mei 1817
di samping tanah istana melalui kerjasama dengan dua ahli botani, William
Kent dari Belanda dan James Hooper dari Kew.[5] Kebun tersebut didirikan
sebagai 's Lands Plantentuin te Buitenzorg ("Kebun Raya di Buitenzorg").
[6]
Dia menjadi direktur utama selama lima tahun, dan mengumpulkan
tanaman dan benih-benih yang memiliki potensi ekonomi dari seluruh
nusantara untuk dibudidayakan. Sebagian besar pekerjaan taksonominya

10
dikatalogkan oleh pendahulunya Carl Ludwig Blume pada tahun 1823, yang
mencatat 914 tumbuhan di kebun raya tersebut.[5]

Sekitar 47 hektare tanah di sekitar Istana Bogor dan bekas samida dijadikan
lahan pertama untuk kebun botani. Reinwardt menjadi pengarah pertamanya
dari 1817 sampai 1822. Kesempatan ini digunakannya untuk
mengumpulkan tanaman dan benih dari bagian lain Nusantara. Dengan
segera Bogor menjadi pusat pengembangan pertanian dan hortikultura di
Indonesia. Pada masa itu diperkirakan sekitar 900 tanaman hidup ditanam di
kebun tersebut.

Pada tahun 1822 Reinwardt kembali ke Belanda dan digantikan oleh


Dr. Carl Ludwig Blume yang melakukan inventarisasi tanaman koleksi yang
tumbuh di kebun. Ia juga menyusun katalog kebun yang pertama berhasil
dicatat sebanyak 912 jenis (spesies) tanaman serta menjadikan kebun raya
sebagai markas Komisi Ilmu Alam. Pelaksanaan pembangunan kebun ini
pernah terhenti karena kekurangan dana tetapi kemudian dirintis lagi
oleh Johannes Elias Teysmann (1831), seorang ahli kebun istana Gubernur
Jenderal Johannes van den Bosch. Dimulai di periode ini, kebun raya berada
di pengawasan pengawasan staff Gubernur Jenderal.[7] Dengan dibantu
oleh Justus Karl Hasskarl, ia melakukan pengaturan penanaman tanaman
koleksi dengan mengelompokkan menurut suku (familia).

Teysmann kemudian digantikan oleh Dr. Rudolph Herman Christiaan Carel


Scheffer pada tahun 1867 menjadi direktur, dan dilanjutkan kemudian oleh
Prof. Dr. Melchior Treub. Pendirian Kebun Raya Bogor bisa dikatakan
mengawali perkembangan ilmu pengetahuan di Indonesia. Dari sini lahir
beberapa institusi ilmu pengetahuan lain, seperti Bibliotheca
Bogoriensis (1842), Herbarium Bogoriense (1844), Kebun Raya
Cibodas (1860), Laboratorium Treub (1884), dan Museum dan
Laboratorium Zoologi (1894).

Pada tanggal 30 Mei 1868 Kebun Raya Bogor secara resmi terpisah
pengurusannya dengan halaman Istana Bogor.

Pada mulanya kebun ini hanya akan digunakan sebagai kebun percobaan
bagi tanaman perkebunan yang akan diperkenalkan ke Hindia
Belanda (kini Indonesia). Namun pada perkembangannya juga digunakan
sebagai wadah penelitian ilmuwan pada zaman itu (1880 - 1905).
sekarang Museum Zoologi Bogor.

Kebun Raya Bogor selalu mengalami perkembangan yang berarti di bawah


kepemimpinan Dr. Carl Ludwig Blume (1822), JE. Teijsmann dan
Dr. Hasskarl (zaman Gubernur Jenderal Van den Bosch), J. E. Teijsmann
dan Simon Binnendijk, Dr. R.H.C.C. Scheffer (1867), Prof. Dr. Melchior
Treub (1881), Dr. Jacob Christiaan Koningsberger (1904), Van den
Hornett (1904), dan Prof. Ir. Koestono Setijowirjo (1949), yang merupakan

11
orang Indonesia pertama yang menjabat suatu pimpin lembaga penelitian
yang bertaraf internasional.

Pada saat kepemimpinan tokoh-tokoh itu telah dilakukan kegiatan


pembuatan katalog mengenai Kebun Raya Bogor, pencatatan lengkap
tentang koleksi tumbuh-tumbuhan Cryptogamae,
25 spesies Gymnospermae, 51 spesies Monocotyledonae dan 2200
spesies Dicotyledonae, usaha pengenalan tanaman ekonomi penting di
Indonesia, pengumpulan tanam-tanaman yang berguna bagi Indonesia (43
jenis, di antaranya vanili, kelapa sawit, kina, getah perca, tebu, ubi
kayu, jagung dari Amerika, kayu besi dari Palembang dan Kalimantan), dan
mengembangkan kelembagaan internal di Kebun Raya yaitu:

Pohon beringin raksasa di Kebun Raya/Istana Bogor.

 Herbarium
 Museum
 Laboratorium Botani
 Kebun Percobaan
 Laboratorium Kimia
 Laboratorium Farmasi
 Cabang Kebun Raya di Sibolangit, Deli Serdang dan
di Purwodadi, Kabupaten Pasuruan
 Perpustakaan Fotografi dan Tata Usaha
 Pendirian Kantor Perikanan dan Akademi Biologi (cikal
bakal IPB).
Kebun Raya Bogor sepanjang perjalanan sejarahnya mempunyai berbagai
nama dan julukan, seperti

 ’s Lands Plantentuin
 Syokubutzuer (zaman Pendudukan Jepang)
 Botanical Garden of Buitenzorg
 Botanical Garden of Indonesia
 Kebun Gede
 Kebun Jodoh

12
Direktur

 1817-1822: Caspar Georg Karl Reinwardt (1773-1854).


 1823-1826: Carl Ludwig Blume (1789-1862).
 1830-1869: Johannes Elias Teijsmann (1808-1882).
 1869-1880: Rudolph Herman Christiaan Carel Scheffer (1844-1880).
 1880-1905: Melchior Treub (1851-1910).
 1905-1918: Jacob Christiaan Koningsberger
 1918-1932: W.M. Docters van Leeuwen (1880-1960).
 1932-1943: Hermann Ernst Wolff von Wülfing (1891-1945).
 1943-1945: Nakai Takenoshin (1882-1952).
 1948-1951: Dirk Fok van Slooten (1891-1953).
 1951-1959: Kusnoto Setyodiwirjo
 1959-1969: Soedjana Kassan
 1969-1981: Didin Sastrapradja
 1981-1983: Made Sri Prana
 1983-1987: Usep Sutisna
 1987-1990: Sampurno Kadarsan
 1990-1997: Suhirman
 1997-2002: Dedi Darnaedi
 2002-2008: Irawati
 2008-2013: Mustaid Siregar
 2013-2019: Didik Widyatmoko
 2019-Sekarang: R. Hendrian

13
B. Instana Bogor
 Informasi Umum

Istana Bogor merupakan salah satu dari enam Istana


Presiden Republik Indonesia yang mempunyai keunikan tersendiri
dikarenakan aspek historis, kebudayaan, dan faunanya. Salah satunya adalah
keberadaan rusa-rusa yang didatangkan langsung dari Nepal dan tetap
terjaga dari dulu sampai sekarang. Seperti namanya, istana ini terletak
di Bogor, Jawa Barat.

Saat ini sudah menjadi tren budaya warga Bogor dan sekitarnya setiap
hari Sabtu, Minggu, dan hari libur lainnya berjalan-jalan di seputaran Istana
Bogor sambil memberi makan rusa-rusa indah yang hidup di halaman Istana
Bogor dengan wortel yang diperoleh dari petani-petani tradisional warga
Bogor yang selalu siap sedia menjajakan wortel-wortel tersebut setiap hari
libur.

Sekarang Istana Bogor digunakan sebagai tempat kediaman Presiden Joko


Widodo sekaligus digunakan untuk menyambut tamu dari negara lain.
Namun khalayak umum diperbolehkan mengunjungi secara rombongan,
dengan sebelumnya meminta izin ke Sekretaris Negara, c.q. Kepala Rumah
Tangga Kepresidenan.

 Sejarah

Istana Bogor berada di kota Bogor yang pada era kolonial


bernama Buitenzorg atau Sans Souci yang berarti "tanpa kekhawatiran".
Sejak tahun 1870 hingga 1942, Istana Bogor merupakan tempat kediaman
resmi dari 38 Gubernur Jenderal Belanda dan satu orang Gubernur Jenderal
Inggris.

Pada tahun 1744 Gubernur Jenderal Gustaaf Willem Baron Van


Imhoff terkesima akan kedamaian sebuah kampung kecil di Bogor
(Kampung Baru), sebuah wilayah bekas Kerajaan Pajajaran yang terletak di
hulu Batavia. Van Imhoff mempunyai rencana membangun wilayah tersebut
sebagai daerah pertanian dan tempat peristirahatan bagi Gubernur Jenderal.

Istana Bogor dibangun pada bulan Agustus 1744 dan berbentuk tingkat tiga,
pada awalnya merupakan sebuah rumah peristirahatan, ia sendiri yang
membuat sketsa dan membangunnya dari tahun 1745-1750, mencontoh
arsitektur Blenheim Palace, kediaman Duke Malborough, dekat
kota Oxford di Inggris. Berangsur angsur, seiring dengan waktu perubahan-
perubahan kepada bangunan awal dilakukan selama masa Gubernur
Jenderal Belanda maupun Inggris (Herman Willem Daendels dan
Sir Stamford Raffles), bentuk bangunan Istana Bogor telah mengalami
berbagai perubahan, sehingga yang tadinya merupakan rumah peristirahatan

14
berubah menjadi bangunan istana paladian dengan luas halamannya
mencapai 28,4 hektare dan luas bangunan 14.892 m².

Namun, musibah datang pada tanggal 10 Oktober 1834 gempa bumi


mengguncang akibat meletusnya Gunung Salak sehingga istana tersebut
rusak berat.

Pada tahun 1850, Istana Bogor dibangun kembali, tetapi tidak bertingkat
lagi karena disesuaikan dengan situasi daerah yang sering gempa itu. Pada
masa pemerintahan Gubernur Jenderal Albertus Jacob Duijmayer van
Twist (1851-1856) bangunan lama sisa gempa itu dirobohkan dan dibangun
dengan mengambil arsitektur Eropa abad ke-19.

Pada tahun 1870, Istana Buitenzorg dijadikan tempat kediaman resmi dari
Gubernur Jenderal Hindia Belanda. Penghuni terakhir Istana Buitenzorg itu
adalah Gubernur Jenderal Tjarda van Starkenborg Stachourwer yang
terpaksa harus menyerahkan istana ini kepada Jenderal Imamura, pemeritah
pendudukan Jepang.

Pada tahun 1950, setelah masa kemerdekaan, Istana Kepresidenan Bogor


mulai dipakai oleh pemerintah Indonesia, dan resmi menjadi salah satu dari
Istana Presiden Indonesia.

Pada tahun 1968 Istana Bogor resmi dibuka untuk kunjungan umum atas
restu dari Presiden Soeharto. Arus pengunjung dari luar dan dalam negeri
setahunnya mencapai sekitar 10 ribu orang.

Pada 15 November 1994, Istana Bogor menjadi tempat pertemuan tahunan


menteri ekonomi APEC (Asia-Pasific Economy Cooperation), dan di sana
diterbitkanlah Deklarasi Bogor.[1] Deklarasi ini merupakan komitmen 18
negara anggota APEC untuk mengadakan perdangangan bebas dan investasi
sebelum tahun 2020.

Pada 16 Agustus 2002, pada masa pemerintahan Presiden Megawati,


diadakan acara "Semarak Kemerdekaan" untuk memperingati HUT RI yang
ke-57, dan dimeriahkan dengan tampilnya Twilite Orchestra dengan
konduktor Addie MS.

Pada 9 Juli 2005 Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melangsungkan


pernikahan anaknya, Agus Yudhoyono dengan Anisa Pohan di Istana
Bogor.

Pada 20 November 2006 Presiden Amerika Serikat George W.


Bush melangsungkan kunjungan kenegaraan ke Istana Bogor dan bertemu
dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Kunjungan singkat ini
berlangsung selama enam jam.

15
 Bangunan dan ruangan di Istana Bogor

Sebelumnya Istana Bogor dilengkapi dengan sebuah kebun besar, yang


dikenal sebagai Kebun Raya Bogor namun sesuai dengan kebutuhan akan
pusat pengembangan ilmu pengetahuan akan tanaman tropis, Kebun Raya
Bogor dilepas dari naungan istana pada tahun 1817.

Istana Bogor mempunyai bangunan induk dengan sayap kiri serta kanan.
Keseluruhan kompleks istana mencapai luas 1,5 hektare.

Bangunan induk Istana Bogor terdiri dari:

 Bangunan induk istana berfungsi untuk menyelenggarakan acara


kenegaraan resmi, pertemuan, dan upacara.
 Sayap kiri bangunan yang memiliki enam kamar tidur digunakan
untuk menjamu tamu negara asing.
 Sayap kanan bangunan dengan empat kamar tidur hanya
diperuntukan bagi kepala negara yang datang berkunjung.
 Pada tahun 1964 dibangun khusus bangunan yang dikenal
dengan nama Dyah Bayurini sebagai ruang peristirahatan
presiden dan keluarganya, bangunan ini termasuk lima paviliun
terpisah.
 Kantor pribadi Kepala Negara
 Perpustakaan yang dilengkapi dengan buku
 Ruang makan
 Ruang sidang menteri-menteri dan ruang pemutaran film
 Ruang Garuda sebagai tempat upacara resmi
 Ruang teratai sebagai sayap tempat penerimaan tamu-tamu
negara.
 Kaca Seribu

16
3. Objek Wisata
A. Gunung Salak
 Informasi Umum

Gunung Salak merupakan kompleks gunung berapi yang terletak di


selatan Jakarta, di Pulau Jawa. Kawasan rangkaian gunung ini termasuk ke
dalam wilayah Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Pengelolaan kawasan hutannya semula berada di bawah Perum
Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bogor, tetapi sejak 2003
menjadi wilayah perluasan Taman Nasional Gunung Halimun, dan dikelola
sebagai Taman Nasional Gunung Halimun-Salak.

Gunung Salak berusia relatif tua sehingga memiliki beberapa puncak.


Geoposisi puncak tertinggi gunung ini ialah 6°43' LS dan 106°44' BT dan
dinamakan Puncak Salak I dengan ketinggian puncak 2.211 m dari
permukaan laut (dpl.).

Banyak yang mengira asal nama "Salak" adalah dari tanaman salak, akan
tetapi sesungguhnya berasal dari kata bahasa Sanskerta, salaka yang berarti
"perak".

 Vulkanologi dan geologi

Gunung Salak merupakan gunung api strato tipe A. Puncak tertinggi


(Puncak Salak I) menurut Hartmann (1938) adalah puncak berusia tertua.
Puncak Salak II berketinggian 2.180 m dpl. dianggap yang tertua kedua.
Selanjutnya muncul Puncak Sumbul dengan ketinggian 1.926 m dpl.

Terdapat sejumlah kawah aktif yang tidak berada di puncak. Kawah


terbesar, Kawah Ratu, merupakan kawah termuda. Kawah Cikuluwung
Putri dan Kawah Hirup merupakan bagian dari sistem Kawah Ratu.

Semenjak tahun 1600-an tercatat terjadi beberapa kali letusan, di


antaranya rangkaian letusan antara 1668-1699, 1780, 1902-1903, dan
1935. Letusan terakhir terjadi pada tahun 1938, berupa erupsi
freatik yang terjadi di Kawah Cikuluwung Putri. Menurut catatan
PVMBG, erupsi terbesar pernah terjadi pada tahun 1699, yang bersifat
erupsi magmatis dan bersifat merusak, catatan korban tidak diketahui.

Secara morfologi, Gunung Salak memiliki banyak jurang curam dan


dalam. Karena seluruh tubuh gunung sampai puncak tertutup hutan lebat,
kontur gunung ini tidak mudah terlihat. Hal ini sering kali menipu
pendaki maupun penerbang yang melewati kawasan pegunungan ini.

17
 Tutupan hutan

Hutan-hutan di Gunung Salak terdiri dari hutan pegunungan


bawah (submontane forest) dan hutan pegunungan atas (montane forest).

Bagian bawah kawasan hutan, semula merupakan hutan produksi yang


ditanami Perum Perhutani. Beberapa jenis pohon yang ditanam di sini
adalah tusam (Pinus merkusii) dan rasamala (Altingia excelsa).
Kemudian, sebagaimana umumnya hutan pegunungan bawah di Jawa,
terdapat pula jenis-jenis pohon puspa (Schima
wallichii), saninten (Castanopsis sp.), pasang (Lithocarpus sp.) dan
aneka jenis huru (suku Lauraceae).

Di hutan ini, pada beberapa lokasi, terutama di arah Cidahu, Sukabumi,


ditemukan pula jenis tumbuhan langka yang bernama Rafflesia
rochussenii yang menyebar terbatas sampai Gunung Gede dan Gunung
Pangrango di dekatnya.

Pada daerah-daerah perbatasan dengan hutan, atau di dekat-dekat sungai,


orang menanam jenis-jenis kaliandra merah (Calliandra
calothyrsus), dadap cangkring (Erythrina variegata), kayu
afrika (Maesopsis eminii), jeunjing (Paraserianthes falcataria) dan
berbagai macam bambu.

 Margasatwa

Aneka margasatwa ditemukan di lereng Gunung Salak, mulai dari kodok


dan katak, reptil, burung hingga mamalia. Hasil penelitian D.M. Nasir
(2003) dari Jurusan KSH Fakultas Kehutanan IPB, mendapatkan 11 jenis
kodok dan katak di lingkungan S. Ciapus Leutik, Desa Tamansari, Kab.
Bogor. Jenis-jenis itu ialah Bufo asper, B. melanostictus, Leptobrachium
hasseltii, Fejervarya limnocharis, Huia masonii, Limnonectes kuhlii, L.
macrodon, L. microdiscus, Rana chalconota, R. erythraea dan R. hosii.
Hasil ini belum mencakup jenis-jenis katak pohon, dan jenis-jenis katak
pegunungan lainnya yang masih mungkin dijumpai. Di Cidahu juga tercatat
adanya jenis bangkong bertanduk (Megophrys montana) dan katak
terbang (Rhacophorus reinwardtii).

Berbagai jenis reptil, terutama kadal dan ular, terdapat di gunung ini.
Beberapa contohnya adalah bunglon Bronchocela jubata dan B.
cristatella, kadal kebun Mabuya multifasciata dan biawak sungai Varanus
salvator. Jenis-jenis ular di Gunung Salak belum banyak diketahui, namun
beberapa di antaranya tercatat mulai dari ular tangkai (Calamaria sp.) yang

18
kecil pemalu, ular siput (Pareas carinatus) hingga ular sanca
kembang (Python reticulatus) sepanjang beberapa meter.

Gunung Salak telah dikenal lama sebelumnya sebagai daerah yang kaya
burung, sebagaimana dicatat oleh Vorderman (1885). Hoogerwerf (1948)
mendapatkan tidak kurang dari 232 jenis burung di gunung ini (total Jawa:
494 jenis, 368 jenis penetap). Beberapa jenis yang cukup penting dari
gunung ini ialah elang jawa (Spizaetus bartelsi) dan beberapa jenis elang
lain, ayam-hutan merah (Gallus gallus), Cuculus
micropterus, Phaenicophaeus javanicus dan P. curvirostris, Sasia
abnormis, Dicrurus remifer, Cissa thalassina, Crypsirina temia, burung
kuda Garrulax rufifrons, Hypothymis azurea, Aethopyga eximia dan A.
mystacalis, serta Lophozosterops javanica.

Sebagaimana halnya reptil dan kodok, catatan mengenai mamalia Gunung


Salak pun tidak terlalu banyak. Akan tetapi di gunung ini jelas ditemukan
beberapa jenis penting seperti macan tutul (Panthera pardus), owa
jawa (Hylobates moloch), surili (Presbytis comata) dan trenggiling (Manis
javanica).

B. Taman Wisata Matahari


 Informasi Umum

Taman Wisata Matahari adalah tempat wisata keluarga yang


berlokasi di Jalan Raya Puncak KM 77 Cilember, Cisarua, Bogor, Jawa
Barat. Meskipun berada di jalur wisata Puncak Pass yang rawan kemacetan
lalu lintas,[1] tetapi Taman Wisata Matahari cukup
diminati Wisatawan domestik maupun mancanegara khususnya anak-
anak dan remaja karena selain lokasinya yang relatif dekat dari Jakarta,
harga tiket masuknya juga relatif murah. Dengan membeli Tiket Masuk
Rp50.000 pada hari biasa atau Rp60.000 per orang di akhir pekan,
[2]
pengunjung sudah bisa menikmati wahana water
park, perahu kayak, perahu naga dayung dan perahu karet.
 Sejarah

Taman Wisata Matahari didirikan di atas lahan seluas 16,5 hektar pada
tahun 2007 oleh Hari Darmawan[3] dengan konsep Recreation and Education

19
Park. Pendirian Taman Wisata Matahari merupakan bentuk pengabdian Hari
Darmawan sebagai anak bangsa yang mencintai tanah airnya. Beliau yang
mengaku telah bertempat tinggal di daerah Cilember sejak 1975.[4]

Kawasan Taman Wisata Matahari sebelumnya merupakan lahan kosong,


kebun sayuran dan buah, sebagian lahan sayuran dan buah itu sampai
sekarang masih tetap dipertahankan sebagai daya tarik untuk pengunjung
dilengkapi dengan berbagai wahana permainan.[5]

Keberadaan Taman Wisata Matahari sebagai objek wisata berbasis


lingkungan yang berada di Daerah Aliran Sungai Ciliwung memang telah
membawa dampak positif secara ekonomi terhadap kehidupan masyarakat
di desa Cilember dan sekitarnya.

 Fasilitas dan Wahana

Tersedianya fasilitas dan wahana permainan yang cukup lengkap,


pemandangan alam dan udara yang sejuk merupakan daya tarik tersendiri
bagi para pengunjung untuk menikmati liburan di Taman Wisata Matahari.]

Fasilitas
Dengan lahan seluas kurang lebih 40 hektar, Taman Wisata Matahari dapat
menampung hingga sekitar 100.000 pengunjung. Untuk kenyamanan
pengunjung, Taman Wisata Matahari telah dilengkapi fasilitas akomodasi
berupa barak, villa dan hotel, lapangan, aula, saung dan gazebo. Selain itu
Taman Wisata Matahari juga dilengkapi fasiltas penunjang seperti tempat
parkir, toilet, mushola dan anjungan tunai mandiri.

Wahana
Taman Wisata Matahari yang mengusung konsep Recreation and Education
Park[7] menyajikan lebih dari 40 wahana permainan yaitu:

20
1. Wahana Wisata Edukasi: Agro Sawah, Agro Sayur, Fun
Games, Taman Satwa dan Wahana Penerbangan, Spot
Lukisan 3D[8]
2. Wahana Wisata Air: sepeda air, bomber boat, perahu
dayung, perahu motor, paddle boat, perahu naga, bola gila
dan lain-lain[9]
3. Wahana Permainan: Matahari Fantasi, Dino Park, Wahana
Padamoto, Citra PlayLand dan Trampolin Park.
4. Wahana Petualangan: flying fox, motor ATV, oubound, wall
climbing, arung jeram dan lain-lain

21
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan
Bogor memiliki kombinasi yang luar biasa antara keberagaman budaya,
pendidikan yang berkualitas, serta keindahan alam yang memikat. Dari
pusat pendidikan yang terkenal hingga daya tarik wisata alam yang
menakjubkan, kawasan ini menawarkan banyak peluang untuk pendidikan,
rekreasi, dan penelitian.

Saran

Saran yang bisa diberikan adalah untuk terus mengembangkan upaya


pelestarian lingkungan di kawasan tersebut, terutama dalam menjaga
kelestarian alam Gunung Salak dan Kebun Raya Bogor. Selain itu, upaya
promosi yang lebih besar dapat dilakukan untuk menarik wisatawan lokal
dan mancanegara agar dapat menikmati keindahan dan keunikannya. Kerja
sama antara institusi pendidikan, pemerintah, dan komunitas lokal juga
penting untuk memastikan pengembangan yang berkelanjutan dan
berdampak positif bagi masyarakat sekitar.

22
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Institut_Teknologi_Bandung
https://id.wikipedia.org/wiki/Universitas_Pakuan
https://id.wikipedia.org/wiki/Kebun_Raya_Bogor
https://id.wikipedia.org/wiki/Istana_Bogor
https://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_Salak
https://id.wikipedia.org/wiki/Taman_Wisata_Matahari

23
LAMPIRAN

 Institut Pertanian Bogor

 Universitas Pakuan

24
 Kebun Raya Bogor

4, Istana Bogor

25
 Gunung Salak

 Taman Wisata Matahari

26
27

Anda mungkin juga menyukai