Undangan
Kepala Pusat Instrumentasi Kalibrasi dan Rekayasa
Dari
1. Deputi Bidang Instrumentasi Kalibrasi Rekayasa dan
Jaringan Komunikasi
2. Deputi Bidang Geofisika Kepala Pusat Instrumentasi
Kalibrasi dan Rekayasa
3. Kepala Pusat Instrumentasi Kalibrasi dan Rekayasa
4. Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami
5. Plt. Kepala Pusat Seismologi Teknik Geofisika
Peserta Potensial dan Tanda Waktu
6. Koordinator Bidang Instrumentasi Kalibrasi dan
Rekayasa Peralatan Geofisika
7. Seluruh Kepala Stasiun Geofisika
8. Sub Koordinator Bidang Instrumentasi Kalibrasi dan
Rekayasa Peralatan Geofisika
9. Staff Instrumentasi dan Rekayasa Peralatan
Geofisika
AGENDA
REKOMENDASI
Mengetahui,
Kepala Pusat Instrumentasi
Kalibrasi dan Rekayasa
Agenda
1. Kondisi aloptama MKG;
2. Pengecekan logistik suku cadang aloptama;
3. Jenis informasi MKG yang disiapkan;
4. Memastikan diseminasi informasi berjalan dengan baik;
5. Proses Amandemen Cuaca;
6. Ketersediaan/kecukupan bandwith untuk diseminasi informasi dan membuka aplikasi BMKG;
7. Aplikasi InfoBMKG, pastikan update dan tetap tersambung untuk menarik data amandemen cuaca bisa
setting 1 menit sekali refresh data prakiraan.
2
KESIMPULAN RAPAT
1. Saat ini masih terjadi keterbatasan jumlah data yang dapat terkirim ke AWS Center yang memenuhi kriteria validitas data (90-100%),
yaitu masih 58% dari jumlah keseluruhan AWS (216 lokasi) dan ARG (698 lokasi). Hal tersebut signifikan berdampak terhadap
layanan BMKG berupa prakiraan curah hujan, prakiraan musim dan monitoring banjir, serta terhadap penambahan jumlah titik
pengamatan di dalam zona musim yang berpengaruh terhadap akurasi dan resolusi prakiraan musim. Maka Kedeputian Bidang
Klimatologi harus segera menuntaskan permasalahan di atas. PIC = KPP, KPI, KPD dan KPJ
2. Menurut Peraturan Mendagri Nomor 101 Tahun 2018 tentang Standar Teknis Pelayanan Dasar pada Standar Pelayanan Minimal
Sub-Urusan Bencana Daerah Kabupaten/Kota, Bagian I, Bab II Pasal 3 yang menunjukkan bahwa pelayanan informasi rawan
bencana, pencegahan dan kesiapsiagaan rawan bencana serta pelayanan penyelamatan evakuasi korban bencana menjadi
tanggung jawab Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota. Selanjutnya Pasal 10 menyatakan bahwa penganggaran untuk pelayanan
tersebut menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah. Berdasarkan Permendagri tersebut maka penyediaan sarana dan prasarana
penanggulangan bencana (termasuk sirine dan jalur evakuasi) menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah. Sehubungan dengan
hal tersebut maka KUPT/Koordinator BMKG Provinsi perlu segera menyampaikan surat penyerahan sirine yang telah dipasang oleh
BMKG untuk selanjutnya dioperasikan, dipelihara dan dijaga keamanan dan keberlanjutan operasionalnya oleh Pemerintah Daerah
sesuai Permendagri tersebut diatas. Perlu dilakukan pula serah terima dengan Berita Acara. Dalam kondisi yang memungkinkan
dapat pula dilakukan kerjasama untuk pemeliharaannya.
a. Untuk sirine sirkom kecil yang ada di Pasauran yang saat ini sedang dalam pemeliharaan perlu dituntaskan agar siap
beroperasi paling lambat tanggal 19 April 2023. PIC = Kasgeof Tangerang dibantu Kasgeof DIY. Segera disampaikan surat
pemberitahuan apabila telah beroperasi kembali dan menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah untuk mengoperasikan dan
menjaganya, dilengkapi Berita Acara Serah Terima.
b. Perlu pula segera dituntaskan sirine sirkom di Nganjuk dan Pasuruan yang saat ini masih dalam proses pemeliharaan. PIC =
Kasgeof terkait dibantu Kasgeof DIY.
3
KESIMPULAN RAPAT
3. Dilaporkan AWOS Kategori 1 di Bandara Kasonaweja (permasalahan baterai) dan Serui (karena vandalism) serta Bandara Ilaga
(karena vandalism) masih dalam proses perbaikan. Langkah solusi segera dilakukan perbaikan agar fungsi AWOS atau peralatan
pengganti dapat mulai beroperasi paling lambat 19 April 2023. Langkah perbaikan diputuskan sebagai berikut :
a. AWOS Kategori 1 Kasonaweja dan Serui akan dipasang baterai “Lokal”.
b. AWOS Kategori 1 di Ilaga akan segera dilaporkan dengan surat resmi ke Unit ATS dan Pengelola Bandara dengan tembusan
ke Bupati, Otoritas Bandara Wilayah X Merauke dan beberapa maskapai penerbangan terkait bahwa AWOS Kategori 1 tidak
dioperasikan karena mengalami vandalism oleh pihak yang tidak bertanggungjawab. Upaya perbaikan terkendala oleh alasan
keamanan. Agar hal ini menjadikan periksa dan kewaspadaan oleh pengguna penerbangan. PIC = KMP dan Kabal V
4. Hasil pengecekan logistik suku cadang aloptama :
a. Suku cadang radar yang terpasang sebelum tahun 2010 kemungkinan sudah tidak tersedia di pasar, maka seluruh Kepala
Stasiun Meteorologi yang mengoperasikan radar tersebut harus terus berupaya menjaga agar tidak terjadi gangguan ataupun
kerusakan dengan cara menjaga suhu ruang dan supply catu daya yang tepat dan stabil.
b. Suku cadang AWOS Kategori 2 dan 3 sedang dalam proses pengadaan oleh pusat dan suku cadang AWOS Kategori 1
sedang dalam proses pengadaan di Balai.
c. Di Pusat masih tersedia beberapa suku cadang tertentu yang dapat digunakan untuk kondisi darurat.
5. Seluruh KUPT harus :
a. menyiapkan info peringatan dini secara terintegerasi dalam satu dokumen baik terkait peringatan dini hujan, kecepatan dan
arah angin, tinggi gelombang, kecepatan dan arah arus, serta informasi parameter yang relevan lainnya (tidak dalam dokumen
yang terpisah-pisah), dan segera dikirimkan ke semua pihak terkait.
b. Melakukan koordinasi, harmonisasi/sinkronisasi aksi dini dengan berbagai pihak terkait secara temu darat tatap muka hingga
menyiapkan SOP untuk aksi dini yang tepat dalam merespons peringatan dini secara cepat dan tepat.
4
KESIMPULAN RAPAT
6. Harus segera dituntaskan pengecekan dan penyempurnaan/pembenahan proses amandemen secara otomatis dari sistem produksi
ke sistem desiminasi, untuk menjaga kecepatan, ketepatan dan akurasi prakiraan BMKG, termasuk pula kecepatan dalam proses
refresh database prakiraan infoBMKG. PIC = KMU, KMP, KMM dan KPJ
7. Dalam rangka melakukan amandemen guna mendukung prakiraan cuaca yang lebih akurat, untuk lokasi-lokasi tertentu atau
strategis dapat ditempatkan personil untuk melaporkan/verifikasi prakiraan cuaca dengan kondisi fakta di lapangan, sehingga hal
ini mempermudah pelaksanaan amandemen prakiraan cuaca, antara lain di Pelabuhan penyeberangan, tempat wisata, Pelabuhan
rakyat, dan tempat strategis lainnya.
5
PESERTA RAPAT
Pimpinan Rapat;
Kepala BMKG
Peserta Rapat;
1. Para Pejabat Pimpinan Tinggi Madya BMKG;
2. Para Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama BMKG;
3. Kepala Balai Besar MKG I sd V;
4. Para Kepala UPT MKG di BMKG;
6
DOKUMENTASI
7
@infoBMKG
TERIMA KASIH
8
BMKG
11
POIN-POIN PENTING RAPAT KOORDINASI KESIAPSIAGAAN
BENCANA GEMPABUMI & TSUNAMI SELAMA LIBUR LEBARAN
BMKG
1. Dibuat Sub Group Praktek Latihan : Group Cilegon, Tanjung Lesung, Pelabuhan Ratu,
Lebak, DIY, Jawa Timur dan Pangandaran, Bali-Lombok, Sumatera Barat, Bengkulu dan
Aceh serta pesisir/ tempat wisata pantai lainnya di Indonesia.
2. Sebagai upaya membangun kesiapsiagaan gempabumi dan tsunami di wilayah Provinsi
Banten yang kemungkinan terdapat patahan aktif diselat sunda atau didarat yang belum
teridentifikasi, kepala stasiun geofisika tangerang perlu segera dipasang seismograf mini
regional/ portable/ accelerograph untuk mendeteksi micro-seismic yang dimungkinkan
akibat aktifnya patahan-patahan tersebut (PIC Stageof Tangerang, dimulai bulan Mei
setelah lebaran).
3. Untuk memastikan efektifitas kesiapsiagaan terhadap potensi bencana gempabumi dan
tsunami disetiap daerah perlu dilatih dan disiapkan champions yang handal di komunitas
setempat dengan target minimal seperti kehandalan Kogami.
4. Fokus kesiapsiagaan Khusus Kota Cilegon adalah di kawasan Pantai dan Industri.
5. Cek : Jalur evakuasi, rambu-rambu evalukasi, alotama operasional penggerak, TNI-
POLRI, SOP dan pemda setempat.
6. Dilaksanakan : tanggal 19 April 2023.
7. Kerjasama : Pengelola hotel , BPBD dan BMKG
2
TINDAK LANJUT RAPAT KOORDINASI KESIAPSIAGAAN
SELAMA LIBUR LEBARAN
BMKG
1. Berdasarkan kejadian gempabumi yang mengguncang bandara International Yogyakarta maka
disadari bahwa masih terjadi GAP antara yang sudah dilatihkan / digladikan dan disiapkan untuk aksi
dini secara tepat ternyata BELUM BERHASIL dilakukan aksi dini sesuai dengan SOP yang telah
disiapkan, terutama terkait :
a. Tidak ada petugas (Floor Capten) yang memandu masyarakat/ pengunjung untuk melakukan
evakuasi atau aksi dini secara tepat dan tenang;
b. Rambu evakuasi dan titik kumpul tidak dapat dilihat oleh masyarakat/ pengunjung sehingga jalur
evakuasi tidak jelas bahkan menimbulkan kepanikan;
c. Tidak ada penjelasan dari pihak bandara tentang info kejadian gempabumi yang telah dikirimkan
oleh BMKG melalui WRS-NG;
d. WRS-NG yang terpasang diterminal lantai 2 ternyata NO SIGNAL (Berarti tidak pernah dipelihara
dan dikelola dengan tepat oleh pihak bandara);
e. Petugas pemandu yang pernah disiapkan dari bandara termasuk dari para tenant dan petugas on
duty yang ada di terminal ternyata belum memahami aksi dini yang harus dilakukan sehingga ikut
panik tidak berhasil melakukan tugasnya untuk memandu.
3
TINDAK LANJUT RAPAT KOORDINASI KESIAPSIAGAAN
SELAMA LIBUR LEBARAN
BMKG
2. Dengan mengevaluasi kejadian pada Point 1 di atas dikhawatirkan ketidaksiapan ini juga terjadi di
lingkungan komunitas yang tinggal di pesisir, meskipun sarana prasarana (Peralatan dan pelatihan
dengan petugas BPBD atau relawan telah disiapkan sebelumnya melalui berbagai program tsunami ready,
SLG, dan program terkait lainnya). Untuk mencegah ketidaksiapan dan kepanikan/ kekacauan terjadi
sewaktu-waktu apabila gempabumi dan/ atau tsunami terjadi maka rapat koordinasi memutuskan seluruh
Kepala Stasiun Geofisika di seluruh Indonesia harus dan wajib segera untuk :
a. Segera melaporkan melalui surat resmi ke Kepala Daerah setempat terkait kesiapan beberapa point di
bawah, untuk selanjutnya mengingatkan/ merekomendasikan mendesaknya dilakukan tindakan
segera untuk melengkapi kesiapan tersebut sesuai dengan Standar Teknis Pelayanan Dasar Pada
Standar Pelayanan Minimal Sub-urusan Bencana Daerah Kabupaten/Kota yang harus dilakukan oleh
Pemerintah Daerah sebagaimana tersebut didalam peraturan Mendagri No. 101 Tahun 2018.
b. Melakukan koordinasi secara langsung dan intensif di lapangan dengan berbagai pihak terkait terutama
BPBD, Forum PRB/ Relawan/ Masyarakat Siaga Tsunami (tsunami ready community), SAR, Polisi Air
untuk memastikan :
- Kesiapan dan kelengkapan jalur evakuasi;
- Kesiapan sirine, WRS-NG atau perangkat lain yang sejenis dan sarana penunjang terkait lainnya
sesuai dengan kondisi lokasi setempat;
- Kesiapan SOP yang sudah teruji atau (harus dites dan dipastikan bahwa SOP tersebut
memungkinkan dan tepat untuk di eksekusi dalam mewujudkan zero victim;
- Kesiapan koordinator dan petugas penanggung jawab lapangan yang memandu atau mengarahkan
masyarakat untuk melakukan aksi dini secara tepat;
- Melakukan gladi lapangan untuk memastikan kesiapan sarana prasarana dan seluruh pihak terkait
dalam melakukan respons aksi dini;
- Melakukan langkah strategis lainnya untuk memastikan terwujudnya seluruh kesiapan sesuai
dengan SOP yang telah ditetapkan
c. Setiap hari selalu memonitor untuk memastikan seluruh aloptama dan sirine ON dan Valid dalam
memberikan data/ informasi
4
DAFTAR HADIR
BMKG
1. Kepala BMKG
2. Plt. Deputi Bidang Geofisika
3. Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami
4. Plt. Kepala Pusat Seismologi Teknik, Geofisika Potensial & Tanda Waktu
5. Kepala Balai Wilayah 1-4
6. Kepala Stasiun Geofisika
7. Koordinator & Subkoordinator Kedeputian Bidang Geofisika
5
DOKUMENTASI
BMKG
6
DOKUMENTASI
BMKG
7
DOKUMENTASI
BMKG
8
DOKUMENTASI
BMKG
9
DOKUMENTASI
BMKG
10
BMKG
@infoBMKG
Terima Kasih
11