Anda di halaman 1dari 314

Pengantar akuntansi

manajemen lanjut
MINGGU 1
P engertian Akuntansi Manajemen
Horngren, Sundem, and Stratton:
"Akuntansi Manajemen adalah sistem informasi dan pengukuran yang mengidentifikasi, mengukur,
menganalisis, dan melaporkan informasi yang relevan, terkait biaya produk dan jasa, dengan tujuan
membantu manajemen dalam perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan."

Robert S. Kaplan:
"Akuntansi Manajemen adalah penggunaan alat-alat akuntansi untuk memberikan wawasan ke dalam
bagaimana perusahaan menciptakan nilai melalui operasinya dan memberikan wawasan ke dalam
penyebab perubahan biaya."
Pengertian Akuntansi Manajemen
Robert N. Anthony:
"Akuntansi Manajemen adalah pengukuran, analisis, dan pelaporan informasi ekonomi yang membantu
manajemen dalam merencanakan, mengendalikan, dan membuat keputusan berdasarkan proyeksi
peristiwa yang mempengaruhi organisasi."

Charles T. Horngren:
"Akuntansi Manajemen adalah penerapan konsep akuntansi pada perencanaan, pengendalian, dan
pengambilan keputusan dalam perusahaan."
Akuntansi Keuangan vs Akuntansi Manajemen
Akuntansi Manajemen Tradisional vs
Global
Fokus Tradisional Fokus Global

Pada kontrol biaya operasional untuk Pada pengambilan keputusan strategis untuk
mengoptimalkan laba. memperoleh keunggulan kompetitif.
Konsep Akuntansi Manajemen Lanjut

Akuntansi manajemen lanjut melibatkan analisis biaya yang lebih mendalam dan keterlibatan yang lebih
besar dalam pengambilan keputusan. Kami akan membahas konsep ini dengan detail.
Penggolongan Biaya
1 Biaya Tetap 2 Biaya Variabel

Biaya yang tidak berubah Biaya yang berubah seiring


tergantung pada tingkat dengan tingkat produksi
produksi atau penjualan. atau penjualan.

3 Biaya Semi Variabel

Biaya kombinasi antara biaya tetap dan biaya variabel.


Penggolongan Biaya
1 Biaya Tetap 2 Biaya Variabel

Biaya yang tidak berubah Biaya yang berubah seiring


tergantung pada tingkat dengan tingkat produksi
produksi atau penjualan. atau penjualan.

3 Biaya Semi Variabel

Biaya kombinasi antara biaya tetap dan biaya variabel.


Perbedaan Akuntansi Manajemen
Tradisional vs Akuntansi Manajemen

Faktor Perbedaan Akuntansi Keuangan Akuntansi Manajemen


Perbedaan Akuntansi Manajemen
Tradisional vs Akuntansi Manajemen

Faktor Perbedaan Akuntansi Keuangan Akuntansi Manajemen


Perbedaan Akuntansi Manajemen
Tradisional vs Akuntansi Manajemen

Faktor Perbedaan Akuntansi Keuangan Akuntansi Manajemen


Perbedaan Akuntansi Manajemen Tradisional vs Akuntansi
Manajemen

Faktor Perbedaan Akuntansi Keuangan Akuntansi Manajemen


Perbedaan Akuntansi Manajemen
Tradisional vs Global
Fokus Tradisional Fokus Global

Pada kontrol biaya operasional untuk Pada pengambilan keputusan strategis untuk
mengoptimalkan laba. memperoleh keunggulan kompetitif.
P erbedaan Harga P okok Tradisional Vs
Activity Based Costing
Harga Pokok Tradisional Activity Based Costing (ABC)

Menghitung biaya berdasarkan volume Menghitung biaya berdasarkan aktivitas yang


produksi atau penjualan. sebenarnya.
P engembangan Akuntansi Manajeman
Lanjut

Peningkatan Kompetensi Pengembangan Strategi Penerapan Teknologi

Melakukan perencanaan yang Memanfaatkan perkembangan


Terus memperoleh matang dalam pengambilan teknologi untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan keputusan keuangan. efisiensi dan efektivitas dalam
baru dalam bidang akuntansi manajemen akuntansi.
manajemen.
Peta Akuntansi Manajemen

Navigasi Pemetaan J alur K ompetensi

Membantu organisasi dalam Memudahkan pengambilan Menunjukkan kebutuhan akan


mengarahkan operasional dan keputusan berdasarkan keterampilan dan pengetahuan
mengidentifikasi peluang yang analisis yang baik dan dalam akuntansi manajemen.
dapat dioptimalkan. komprehensif.
Tema-Tema Baru Akuntansi Manajemen

1 Manajemen Biaya Terkelola

Perkembangan integrasi teknologi


untuk memonitor dan mengontrol biaya
Akuntansi Lingkungan 2 dengan lebih efektif.
Penekanan pada perlindungan
lingkungan dan pengelolaan sumber
daya secara berkelanjutan. 3 Inovasi dan Riset

Penerapan teknologi dan penemuan


baru dalam bidang akuntansi
manajemen.
Pendekatan Ekonomi
dalam Harga Jual

Minggu 2
PRODI S1 AKUNTANSI
Mark Up Pricing

Selling price= Cost + (Prosentase Mark Up x Cost)

Cost Plus Pricing

Cost Mark Up
Pendekatan Ekonom
dalam Penentuan Harga Jual

Harga Produk Unit penjualan

Sensitiv itas Unit Penjualan atas perubahan harga jual

Price Elasticity of Demand


elastisitas harga produk atau jasa

 Elastisitas Harga Permintaan (Price Elasticity of Demand):

Elastisitas harga permintaan mengukur respons kuantitas


yang diminta terhadap perubahan harga.

Rumus elastisitas harga permintaan adalah:

Elastisitas Harga Permintaan = (% Perubahan Kuantitas Diminta) / (% Perubahan Harga)

 Elastisitas harga permintaan dapat menghasilkan tiga kategori utama:

 Permintaan Elastis (Elastis): Jika elastisitas harga permintaan > 1, maka perubahan harga
akan mengakibatkan perubahan kuantitas yang diminta yang lebih besar.
 Permintaan Inelastis (Inelastis): Jika elastisitas harga permintaan < 1, maka perubahan
harga akan mengakibatkan perubahan kuantitas yang diminta yang lebih kecil.
 Permintaan Unitary Elastis (Unitary Elastic): Jika elastisitas harga permintaan = 1, maka
perubahan harga akan menyebabkan perubahan kuantitas yang diminta dalam persentase
yang sama.
elastisitas harga produk atau jasa

Misalkan
Anda menjual produk A dan Anda ingin menghitung elastisitas harga permintaan.
Harga produk A saat ini adalah $10, dan kuantitas yang diminta adalah 100 unit.
Setelah Anda menaikkan harga menjadi $12, kuantitas yang diminta turun menjadi
80 unit.

Berikut adalah perhitungannya:


Perubahan Harga = ($12 - $10) = $2
Perubahan Kuantitas Diminta = (80 - 100) = -20
Elastisitas Harga Permintaan = (% Perubahan Kuantitas Diminta) / (% Perubahan Harga)
Elastisitas Harga Permintaan = (-20 / 100) / ($2 / $10) = -0.2 / 0.2 = -1

elastisitas harga permintaan adalah -1, yang berarti permintaan produk A adalah
inelastis (kurang responsif terhadap perubahan harga). Setiap peningkatan 1% dalam
harga akan mengakibatkan penurunan 1% dalam kuantitas yang diminta.
elastisitas harga produk atau jasa

 Elastisitas Harga Penawaran (Price Elasticity of Supply):

Elastisitas harga penawaran mengukur respons kuantitas yang ditawarkan


terhadap perubahan harga.

Rumus elastisitas harga penawaran adalah:


Elastisitas Harga Penawaran = (% Perubahan Kuantitas Ditawarkan) / (% Perubahan Harga)

Hasil elastisitas harga penawaran dapat mengindikasikan sejauh mana produsen


dapat merespons perubahan harga dengan meningkatkan atau mengurangi
produksi.
elastisitas harga produk atau jasa

Misalkan
Anda adalah produsen produk B, dan harga produk B saat ini adalah $20
per unit. Anda memproduksi 200 unit. Setelah Anda menaikkan harga
menjadi $25 per unit, Anda bisa meningkatkan produksi menjadi 250 unit.
Berikut adalah perhitungannya:

Berikut adalah perhitungannya:


Perubahan Harga = ($25 - $20) = $5
Perubahan Kuantitas Ditawarkan = (250 - 200) = 50

Elastisitas Harga Penawaran =


(% Perubahan Kuantitas Ditawarkan) / (% Perubahan Harga)
Elastisitas Harga Penawaran = (50 / 200) / ($5 / $20) = 0.25 / 0.25 = 1

elastisitas harga penawaran adalah 1, yang menunjukkan respons positif


yang sebanding antara perubahan harga dan kuantitas yang ditawarkan. Ini
mengindikasikan bahwa penawaran produk B adalah elastis.
elastisitas harga produk atau jasa

 Elastisitas Harga Silang (Cross-Price Elasticity):

Elastisitas harga silang mengukur respons kuantitas yang diminta suatu produk
terhadap perubahan harga produk lainnya.

Rumus elastisitas harga silang adalah:


Elastisitas Harga Silang =
(% Perubahan Kuantitas Diminta Produk A) / (% Perubahan Harga Produk B)

Hasil elastisitas harga silang


dapat menunjukkan apakah dua produk bersifat komplementer (harga silang
positif) atau substitusi (harga silang negatif).
elastisitas harga produk atau jasa

Misalkan
Anda menjual produk C dan ingin mengukur elastisitas harga silangnya terhadap
produk D. Harga produk C adalah $15 per unit dan kuantitas yang diminta adalah 150
unit. Harga produk D adalah $10 per unit, dan kuantitas yang diminta produk C
meningkat menjadi 170 unit setelah harga produk D dinaikkan menjadi $12 per unit.

Berikut adalah perhitungannya:


Perubahan Harga Produk D = ($12 - $10) = $2
Perubahan Kuantitas Diminta Produk C = (170 - 150) = 20

Elastisitas Harga Silang =


(% Perubahan Kuantitas Diminta Produk C) / (% Perubahan Harga Produk D)
Elastisitas Harga Silang = (20 / 150) / ($2 / $10) = 0.1333 / 0.2 = 0.6667

elastisitas harga silang adalah 0.6667. Karena hasilnya positif, ini menunjukkan
bahwa produk C dan D adalah barang substitusi (ketika harga satu produk naik,
kuantitas yang diminta produk lainnya meningkat).

Artinya, ketika harga salah satu produk naik, kuantitas yang diminta untuk produk
lainnya juga cenderung meningkat. Ini karena konsumen akan beralih dari satu produk
ke produk lainnya yang lebih terjangkau ketika harga naik.
Harga Yang Memaksimalkan Laba

Rumus untuk menghitung mark-up harga yang memaksimalkan laba atas biaya
variabel adalah dengan menggunakan konsep margin kontribusi atau margin laba.

Margin kontribusi adalah perbedaan antara harga jual suatu produk atau layanan
dengan biaya variabel yang terkait dengan produksi atau penjualan produk tersebut.

Tujuan dari perhitungan mark-up harga ini adalah untuk menentukan seberapa
besar tambahan harga jual yang harus diterapkan untuk mencapai laba yang
diinginkan di atas biaya variabel.

Rumus mark-up harga yang memaksimalkan laba atas biaya variabel adalah:

Markup Harga= Laba yang Diinginkan / Jumlah Biaya Variabel Per Unit
 Contoh Perhitungan Mark-Up Harga:

Misalkan
Anda adalah pemilik sebuah toko sepatu dan ingin menghitung mark-up harga
untuk sepasang sepatu olahraga. Anda telah menentukan bahwa Anda ingin
mendapatkan laba $30 dari setiap sepasang sepatu olahraga yang Anda jual.
Selain itu, biaya variabel yang terkait dengan produksi atau pembelian satu
pasang sepatu olahraga adalah $70.. Hitunglah Marp-up harga tersebut

Markup Harga= Laba yang Diinginkan / Jumlah Biaya Variabel Per Unit

$70 / $30 = 0.4286


0.4286 X 100% = 42,86 %

Jadi, Anda harus menetapkan mark-up harga sekitar 42.86% di atas biaya
variabel per unit untuk mencapai laba yang diinginkan sebesar $30 per
sepasang sepatu olahraga.
Latihan

Kimio nakimura memiliki kedai es krim yang dioperasikan selama musim panas
di Jackson Hole, Wyoming. Tokonya melayani turis yang hendak menuju ke
yellowstone National Park. Kimio tidak yakin bagaimana sebaiknya memberi
harga pada es krimnya dan pernah menggunakan dua harga dalam dua minggu
berturut-turut selama bulan Agustus yang ramai. Jumlah orang yang masuk ke
toko kira-kira sama dalam dua minggu tersebut.

Selama minggu pertama, dia memberi harga $1,89 dan sebanyak 1.500 es krim
terjual. Selama minggu kedua dia menjual $ 1,49 dan 2.340 es krim terjual.
Biaya variabel tiap es krim adalah $0,43 dan hanya merupakan biaya es krim
dan cone nya. Biaya tetap kedai es krim adalah $675 per minggu.
Pertanyaan
1. Apa Kimio mendapatkan uang lebih banyak dengan harga $1,89
atau $ 1,49?
2. Estimasi Elastisitas permintaan untuk es krim?
3. Estimasi harga yang memaksimalkan laba untuk es krim?
Keterangan Harga $1,89 Harga $1,49

Harga Jual (a)

Unit Penjualan (b)

Penjualan (a)x(b)

Biaya Variabel ($0,43 / unit)

Laba Kontribusi

Biaya Tetap

Laba Bersih seblum pajak


Keterangan Harga Harga
$1,89 $1,49
Harga Jual (a) $1,89 $ 1,49
Unit Penjualan (b) 1.500 2.340
Penjualan (a)x(b) $ 2.835 $ 3.486
Biaya Variabel ($0,43 / $ 645 $ 1.006,2
unit)
Laba Kontribusi $2.190 $ 2.480
Biaya Tetap $675 $675
Laba Bersih seblum pajak $1.515 $1.805
Lean Accounting &
Perhitungan Biaya Target
Untuk
Pengambilan Keputusan

Minggu 3-4
PRODI S1 AKUNTANSI
Sumber :
1. Hansen R. Dor & Mowen M. Maryanne, Deny Arnos Kwary (Penterjemah), 2009
Akuntansi Manajemen, Buku 2, Edisi 8, Jakarta: Penerbit Salemba Empat. Halaman : 338-
366
2. Ray H. Garisson, Kartika Dewi (penterjemah), 2013, Akuntansi Manajemen Buku 2, edisi
14, Jakarta: Penerbit Salemba Empat. Halaman : 76-78
3. Horngren, C.T, Sundem, G.L, Burgstahler, D dan Schatzberg, J. 2014, Akuntansi
Manajemen, Jilid 1, Edisi 16, Jakarta : Penerbit Airlangga. Halaman : 211.
4. Modul Chartered Accountant. Akuntansi Manajemen Lanjutan. 2015. Ikatan Akuntansi
Indonesia (IAI). Halaman 46
Hansen Mowen : Pendekatan yang di desain untuk meniadakan buangan dan
memaksimalkan nilai bagi pelanggan.
Ciri Pendekatan Lean Manufacturing :
1. Pengiriman yang benar dalam jumlah yang benar
2. Kualitas yang benar (tanpa cacat)
3. Pada Waktu yang tepat sesuai kebutuhan pelanggan
4. Biaya serendah mungkin
APICS : American Production and Inventory Control Society
Sebuah Filosofi produksi yang memberikan penekanan tentang meminimalisasi
sumber daya yang ada (termasuk waktu) pada seluruh aktivitas perusahaan.

Fokus utama lean manufacturing adalah mengeliminasi waste (pemborosan)


yang tidak memberikan nilai tambah pada sebuah produk
Lima Prinsip Lean
Manufacturing
Spesifikasi secara tepat
nilai produk yang
diinginkan pelanggan

Mengejar keunggulan
untuk mencapai Indentifikasi value
kesempurnaan melalui stream setiap produk
radical continues
improvement

Menetapkan sistem Tarik Eliminasi semua proses


menggunakan kanban yang pemborosan yang terdapat
memungkinkan pelanggan dalam aliran proses setiap
menarik nilai dari produsen produk.
Akuntansi Lean
Arus Nilai

Sistem perhitungan biaya menggunakan tiga metode untuk pembebanan, yaitu :


1. Penelusuran langsung.
2. Penggerak
3. Alokasi.

Perhitungan Biaya Produk


Biaya yang dapat ditelusuri langsung dihubungkan dengan produk terkait. Arus nilai
terfokus paling akurat dan paling sederhana.

Contoh: Arus nilai $800.000 sedangkan outputnya 5.000 unit.Berapa biaya per
unitnya? (Arus nilai/ouput)= $800.000/5.000 umit= $160/unit

Keterbatasan dan masalah


Memiliki arus nilai tiap produk bukanlah hal praktis
Arus Nilai untuk Multiproduk
Arus nilai dapat dibentuk berdasarkan sekelompok produk yang memiliki proses sama.
Pembebanan biaya sama seperti arus nilai terfokus
Contoh Penentuan Target Costing

Eastern Auto Supply, Inc memproduksi dan mendistribusikan


perlengkapan mobil. Perusahaan ingin sekali memasuki pasar yang
berkembang pesat untuk baterai tahan lama yang didasarkan pada
teknologi litium. Manajemen percaya bahwa supaya bisa kompetitif
dipasar duniaharga dari baterai baru yang akan dibuat perusahaan
tidak boleh lebih dari $65. Pada harga ini, manajemen yakin bahwa
perusahaan dapat menjual 50.000 baterai per tahun. Baterai akan
membutuhkan investasi sebesar $ 2.500.000 dan ROI yang
diinginkan sebesar 20%.

Hitunglah target biaya untuk satu baterai?


Proyeksi penjualan ( 50.000 baterai x $ 3.250.000
$ 65 )
Dikurangi laba yang diinginkan (20% x $ 500.000
$ 2.500.000)

Target biaya untuk 50.000 baterai $ 2.750.000

Target biaya per batarei ($2.750.000 : $ 55 per baterei


50.000 unit )
Latihan :Tentukan Target Harga Jual

Rancangan estimasi biaya untuk Produk

Keterangan Per Unit Total


Biaya Bahan Baku $ 12
Biaya Tenaga Kerja Langsung $5
Biaya Overhead Pabrik Variabel $8
Biaya Overhead Pabrik Tetap $100.000
Biaya Penjualan dan Administrasi Variabel $6
Biaya Penjualan dan Administrasi Tetap $150.000
Volume penjualan 25.000 unit
Kelas 4EB memiliki kedai kopi. Tokonya melayani mahasiswa
Gunadarma yang pada sore hari. Ketua tim tidak yakin bagaimana
sebaiknya memberi harga pada kopinya dan pernah menggunakan
dua harga dalam dua bulan berturut-turut selama bulan November
dan Desember. Jumlah masuk yang masuk ke kedai kira-kira sama
dalam dua bulan tersebut. Selama bulan pertama, dia memberi
harga Rp. 10.000/gelas dan sebanyak 2.750 gelas kopi terjual.
Selama bulan kedua dia menjual Rp. 15.000/ gelas dan 1.250 gelas
kopi. Biaya variabel tiap kopi adalah Rp. 6000 dan hanya
merupakan biaya kopi dan gelas nya. Biaya tetap kedai es krim
adalah Rp. 500.000 per bulan.
Pertanyaan

1. Apa Kedai kopi 4EB mendapatkan uang lebih banyak dengan


harga Rp. 10.000 atau Rp. 15.000?
2. Estimasi Elastisitas permintaan untuk kopi?
3. Estimasi harga yang memaksimalkan laba untuk kopi?
Latihan

PT. 4EB memiliki rencana bisnis terhadap produk buku Akuntansi


manajemen jilid 2. Harga pasar buku sebesar Rp. 100.000/buku.
Proyeksi jumlah unit yang terjual selama setahun adalah 10.000
buku. Proyeksi investasi yang dikeluarkan adalah Rp. 150.000.000
dengan tingkat pengembalian 25% per tahun. Berapa target biaya
per buku akuntansi manajemen jilid 2 tersebut?
Activity Based Management
(ABM)

MINGGU 5-6
PRODI S1 AKUNTANSI
Sumber :
1. Balderic Siregar, Bambang Suripto, Dody Hapsoro, Eko Widodo Lo, Frasto Biyanyo, 2019,
Akuntansi Manjemen, Edisi 5, Jakara: Salemba Empat. (B1) Halaman 253-272
2. Hansen R. Dor & Mowen M. Maryanne, Deny Arnos Kwary (Penterjemah), 2009
Akuntansi Manajemen, Buku 1, Edisi 8, Jakarta: Penerbit Salemba Empat. (B-2) Halaman
: 587-593
3. Horngren, C.T, Sundem, G.L, Burgstahler, D dan Schatzberg, J. 2014, Akuntansi
Manajemen, Jilid 1, Edisi 16, Jakarta : Penerbit Airlangga. (B-6) Halaman : 428
Activity Based Management
Balderic et al (2019)
Merupakan suatu metode pengelolaan aktivitas yang bertujuan untuk
meningkatkan nilai (value) produk atau jasa untuk konsumen, meningkatkan
daya saing dan meningkatkan profitablitas.
ABM Operasional dan ABM Strategis

AMB Operasional
• Mengarah pada efisiensi produk
• Utilitas Aset
• Penggunaan Biaya Rendah

AMB Strategis
• Model ABC melalui pengendalian
biaya
• Pembuatan keputusan untuk
- produk individual
- layanan
- konsmen
ABC merupakan bagian dari ABM
ABC merupakan bagian dari ABM yang digunakan untuk :

1. Mendesain produk atau jasa untuk memenuhi bahkan melebihi keinginan


konsumen dan mampu menghasilkan laba yang lebih besar
2. Memberi tanda untuk melanjutkan atau menghentikan perbaikan kualitas,
kecepatan dan efisiensi berkelanjutan
3. Mengarahkan penentuan bauan produk dan keputusan investasi
4. Memilik pemasok
5. Negosiasi produk, fitur, kualitas dan layanan untuk konsumen
6. Memanfaatkan proses distribusi dan layanan pada konsumen sasaran secara
efisisen dan efektif
7. Meningkatkan nilai produk
Arus Nilai Proses (Process Value
Analysis)
Arus Nilai Proses (Process Value
Analysis)

Analisis Aktivitas Analisis Bernilai tambah dan


Tidak Bernilai Tambah

Analisis Strategi Pengurangan


Pemicu Biaya Biaya
Pengukuran Kinerja Aktivitas

Laporan Biaya Bernilai tambah


dan Tidak Bernilai Tambah

Laporan Trend Penganggaran Fleksibel


Aktivitas

Benchmarking Life Cycle Cost


Budgeting
Laporan Biaya Bernilai Tambah dan Tidak Bernilai Tambah

• Pengurangan biaya tidak bernilai tambah merupakan salah


satu cara untuk meningkatkan efisiensi aktivitas. Sistem
akuntansi perusahaan harus dapat membedakan antara
biaya bernilai tambah dan tidak bernilai tambah.
• Untuk itu, diperlukan sistem yang dapat digunakan untuk
mengidentifikasi, mengukur, dan melaporkan biaya yang
bernilai tambah dan tidak bernilai tambah.
• Manajemen dapat membandingkan antara biaya aktivitas
sesungguhnya dengan biaya aktivitas bernilai tambah
untuk menentukan level aktivitas nonproduktif (aktivitas
yang inefisien) dan tindakan perbaikannya.
• Biaya bernilai tambah dapat dihitung dengan formula berikut ini.
Biaya bernilai tambah = KS × HS

• Sedangkan biaya tidak bernilai tambah dapat dihitung dengan formula berikut ini.

Biaya tidak bernilai tambah = (KA – KS) × HS

• Keterangan:
• KS = Kuantitas sesungguhnya output penambah nilai untuk sebuah aktivitas.
• HS = Harga standar per unit untuk ukuran output aktivitas.
• KA = Kuantitas aktual atau sesungguhnya output sebuah aktivitas yang digunakan
(jika sumber daya disediakan sebanyak yang dibutuhkan) atau jumlah
sesungguhnya kapasitas aktivitas yang dimiliki (jika sumber daya disediakan
terlebih dahulu untuk digunakan).
• Data Aktivitas PT Pluto

• Laporan Biaya Bernilai Tambah


• Pelaporan biaya bernilai tambah dan tidak bernilai
tambah pada saat yang tepat dapat memicu manajer
untuk mengelola aktivitas secara efektif.
• Dengan melihat banyaknya pemborosan, manajer akan
terdorong untuk mencari tahu penyebabnya kemudian
mencari cara untuk melakukan efisiensi.
• Pelaporan biaya ini mungkin dapat membantu manajer
dalam upaya meningkatkan kualitas perencanaan,
penganggaran, dan penentuan harga.
Laporan Trend

• Manajer selalu ingin mengetahui apakah tindakan-


tindakan yang dilakukan untuk perbaikan aktivitas
telah membawa hasil. Salah satu cara untuk
mengetahuinya adalah dengan membandingkan biaya
setiap aktivitas dari periode ke periode.
• Tujuan dari perbaikan aktivitas adalah pengurangan
biaya, sehingga akan terlihat penurunan biaya tidak
bernilai tambah dari satu periode ke periode
berikutnya.
• Laporan trend pada tabel berikut ini menunjukkan bahwa
pengurangan biaya telah terjadi seperti yang diharapkan.
Lebih dari sepertiga biaya tidak bernilai tambah berhasil
dikurangi.
• Masih tersedia banyak ruang untuk melakukan perbaikan
aktivitas yang telah berhasil dilakukan sebelumnya.
• Melaporkan biaya tidak bernilai tambah tidak hanya
mengungkapkan pengurangan biaya yang telah dilakukan,
tetapi juga memberikan informasi bagi manajer terkait
potensi pengurangan biaya yang masih dapat dilakukan.
Laporan Trend Biaya Tidak Bernilai Tambah
• Jika manajemen berfokus pada pengurangan biaya
tidak bernilai tambah maka dapat dibuat sebuah
standar interim yang dapat digunakan untuk
mengidentifikasi jumlah perbaikan yang ditentukan.
• Rencana perbaikan ditentukan pada angka yang
dapat dicapai dan didefinisikan menjadi sebuah
bentuk standar yang dapat dicapai.
• Perbandingan biaya sesungguhnya dengan standar
yang dapat dicapai dapat memberikan ukuran
seberapa baik tujuan perbaikan pada suatu periode
dapat dipenuhi.
Benchmarking

• Pendekatan lain yang dapat digunakan untuk membuat


standar penilaian yang dapat digunakan untuk melihat
peluang perbaikan aktivitas adalah dengan menggunakan
benchmarking.
• Benchmarking adalah suatu metode analisis yang dilakukan
dengan cara melakukan perbandingan suatu ukuran unit-
unit yang berbeda dalam organisasi yang melakukan
aktivitas sama.
• Dalam benchmarking, digunakan praktik terbaik (best
practices) sebagai standar evaluasi kinerja. Untuk dapat
melakukan hal ini, harus dipastikan bahwa definisi aktivitas
dan pengukuran output aktivitas harus konsisten antar unit
yang berbeda.
• Tujuan pendekatan ini adalah menjadi yang terbaik dalam
melakukan aktivitas dan proses. Idealnya, perbandingan dalam
benchmarking dilakukan dengan para pesaing atau industri lain.
Terdapat aktivitas dan proses tertentu yang umum ada di semua
organisasi.
• Jika benchmarking eksternal terbaik dapat diidentifikasi, maka
benchmarking dapat digunakan sebagai standar untuk
memotivasi perbaikan internal.
• Namun, sering kali terdapat kesulitan dalam mendapatkan data
untuk melakukan benchmarking dengan pihak eksternal.
• Hal tersebut karena data-data yang diperlukan berkaitan atau
mengandung rahasia perusahaan sehingga tidak dipublikasikan
secara luas.
Penganggaran Fleksibel Aktivitas
(Activity Flexible Budgeting)
• variasi biaya disebabkan oleh lebih dari satu pemicu. Secara
tidak langsung, pemicu-pemicu tersebut hanya berkorelasi
dengan jam tenaga kerja langsung sehingga pada
pendekatan tradisional prediksi biaya aktivitas dapat
memberikan arah yang tidak tepat.
• Kemampuan memprediksi perubahan biaya aktivitas
melalui pengukuran output aktivitas dibutuhkan agar
manajer lebih berhati-hati dalam melakukan perencanaan
dan memonitor kinerja aktivitas.
• Untuk mengatasi kelemahan pendekatan tradisional
tersebut, dapat digunakan penganggaran fleksibel aktivitas.
• Dalam penganggaran fleksibel aktivitas, anggaran
disusun menggunakan lebih dari satu pemicu. Agar
penyajiannya sederhana dan mudah dipahami, disusun
berkelompok menurut kesamaan aktivitas.
• Aktivitas yang homogen dijadikan satu dan anggaran
setiap kelompok dibuat menggunakan satu pemicu
yang sama.
• Untuk menentukan formula biaya dapat menggunakan
metode-metode estimasi yang lazim (misalnya metode
tertinggi- terendah/high-low method, least square).
• Penganggaran Fleksibel Tradisional
Penganggaran Fleksibel Aktivitas
• Selain membandingkan antara total biaya dianggarkan dengan total biaya
sesungguhnya pada tingkat aktivitas sesungguhnya setiap aktivitas, juga
dapat dilakukan perbandingan biaya tetap aktivitas sesungguhnya dengan
biaya tetap dianggarkan serta biaya variabel aktivitas sesungguhnya
dengan biaya variabel aktivitas dianggarkan.
• Misalnya, biaya tetap aktivitas penerimaan barang sesungguhnya
Rp65.000.000 (karena ada kenaikan gaji bagian penerimaan) dan biaya
variabel aktivitas penerimaan barang sebesar Rp55.000.000. Agar lebih
informatif dan dapat memberikan gambaran yang lebih jelas, analisis
komponen biaya tetap dapat dipecah menjadi dua, yaitu analisis selisih
pengeluaran dan selisih volume, serta selisih kapasitas tak terpakai.
• Laporan Kinerja Berbasis Aktivitas*
• Perhitungan Selisih Anggaran Perkomponen
• Selisih volume mengukur jumlah perbaikan yang
mungkin dilakukan melalui analisis dan pengelolaan
aktivitas.
• Beberapa aktivitas diperoleh dalam ukuran blok,
seperti penerimaan (orang yang menerima barang
yang dibeli).
• Oleh karena itu, perlu diukur kebutuhan aktivitas
tersebut (kapasitas digunakan) agar manajemen
dapat melakukan tindakan pengurangan aktivitas
ketika suplai aktivitas melebihi kapasitas yang
tersedia.
• Analisis selisih biaya juga perlu dilakukan terhadap biaya variabel,
misalnya menggunakan aktivitas penerimaan barang. Jika anggaran
Rp120.000.000 merupakan biaya untuk pemindahan barang dan
biaya ini merupakan biaya variabel. Anggaran sebesar
Rp120.000.000 adalah untuk 60 kali pemindahan barang, maka
biaya variabelnya adalah Rp2.000.000 per penerimaan barang (
Rp120.000.000/60 penerimaan barang). Sedangkan tarif biaya
variabelnya adalah Rp916.667 per penerimaan ( Rp55.000.000/60
penerimaan barang). Selisih anggaran aktivitas variabel dapat dibagi
menjadi dua komponen, yaitu selisih pengeluaran variabel dan
selisih efisiensi variabel. Pada komponen variabel tidak ada selisih
kapasitas tidak digunakan karena sumber daya baru didapatkan
ketika dibutuhkan.
Life-Cycle Cost Budgeting

• Siklus hidup produk (product life-cycle) secara sederhana


adalah jangka waktu sejak sebuah produk dikonsepkan
sampai dengan produk tersebut dihentikan.
• Biaya siklus hidup (life-cycle cost) adalah semua biaya yang
berkaitan dengan seluruh siklus hidup sebuah produk. Di
mulai dari tahapan pengembangan (perencanaan, desain,
dan pengujian), tahapan produksi (aktivitas pengubahan
bentuk atau konversi), dan pendukung logistik (diantaranya
pengadvertasian, distribusi, garansi, dan servis).
• Pada tahap pengembangan produk, biaya peluncuran
produk dan biaya untuk mendapatkan konsumen
sangat tinggi.
• Pada tahap ini, manajer harus melihat profitabilitas
sebagai profitabilitas seumur hidup pada produk
individual dan konsumen, bukannya profitabilitas dari
tahun ke tahun.
• Jika profitabilitas dilihat secara tahun ke tahun, maka
produk akan menjadi tidak menarik karena biaya yang
sangat tinggi sedangkan pendapatan masih cenderung
rendah.
• Biaya target adalah selisih antara harga jual produk untuk mendapatkan
pangsa pasar yang diinginkan dengan laba per unit yang diinginkan.
Penentuan biaya target pada awalnya merupakan sebuah metode yang
lazim dipergunakan oleh perusahaan di Jepang. Mereka menggunakan
penentuan biaya target untuk memotivasi para ahli produk untuk memilih
desain yang dapat diproduksi pada biaya yang rendah.
• Inti penentuan biaya target adalah silogisme sederhana berikut ini.
1. Biarkan pasar yang menentukan harga jual produk masa depan.
2. Berdasarkan harga jual tersebut, tentukan margin laba yang diinginkan
perusahaan.
3. Sisa harga jual dikurangi margin laba adalah biaya target produk yang
harus diproduksi.
Pengukuran Non Keuangan Kinerja
Aktivitas

Pengukuran Kualitas

Pengukuran Efisiensi Pengukuran Waktu


PENGUKURAN NONKEUANGAN KINERJA AKTIVITAS

• Kinerja tidak selalu hanya dapat diukur dari aspek keuangannya saja.
Dalam sistem akuntansi pertanggungjawaban akuntansi kontemporer,
pengukuran nonkeuangan untuk kinerja juga memiliki peran penting. Pada
lingkungan bisnis tradisional yang relatif stabil, kinerja diukur dengan
membandingkan antara hasil yang sesungguhnya dengan standar yang
telah ditentukan sebelumnya.
• Saat ini, lingkungan bisnis begitu turbulen sehingga pengendalian
operasional harus lebih cepat merespons (action) suatu kejadian bahkan
sebisa mungkin harus sudah bereaksi sebelum terjadinya suatu kondisi.
Hal tersebut mengakibatkan manajemen terlambat untuk merespons
suatu kejadian.
• Perubahan yang berkelanjutan membutuhkan evaluasi yang lebih tepat
waktu. Untuk mencapai tujuan perubahan berkelanjutan maka peran
pekerja dalam kinerja aktivitas harus ditingkatkan.
• Salah satu cara untuk meningkatkan peran pekerja adalah
pengukuran kinerja operasional. Pengukuran operasional
berfokus pada ukuran fisik kinerja aktivitas. Para pekerja
berkaitan langsung dengan ukuran-ukuran operasional.
• pelaporan dapat direspons dengan lebih cepat sehingga
meningkatkan efisiensi. Ukuran kinerja operasional harus
mewakili ukuran-ukuran yang ada untuk memenangkan
persaingan dan dapat ditranslasikan dalam ukuran-ukuran
keuangan.
• Selain itu, ukuran kinerja operasional harus berkaitan dengan
tiga dimensi kinerja aktivitas sebagai berikut.
– Efisiensi.
– Kualitas.
– Waktu.
Pengukuran Efisiensi
• Kinerja efisiensi diukur dengan membandingkan antara
output yang dihasilkan dengan input yang
dipergunakan.
• Pada pengukuran kinerja operasional, lazimnya output
untuk proses produksi diukur dalam satuan unit
produksi.
• Satuan ukuran sangat tergantung pada aktivitas yang
diukur. Ukuran aktivitas penerimaan, misalnya dapat
diukur dengan banyaknya jumlah penerimaan.
• Tujuan pengukurannya adalah untuk meningkatkan
produktivitas aktivitas penerimaan.
Pengukuran Kualitas
• Kualitas produk atau jasa secara operasional dapat didefinisi sebagai
pemenuhan harapan atau bahkan melebihi harapan konsumen.
• Ukuran operasional kualitas sangat ditentukan oleh jenis aktivitas atau
proses dan input yang digunakan. Pada proses produksi dengan produk
barang jadi atau komponen, ukuran operasional yang dapat digunakan
misalnya jumlah unit cacat. Jumlah unit cacat dibagi unit total yang
diproduksi, persentase kegagalan eksternal, dan banyaknya bahan sisa
dibagi jumlah bahan digunakan.
• Pengukuran kinerja kualitas dimaksudkan untuk mendapatkan
informasi guna mencapai kualitas total, yaitu cacat nol (zero defect).
Cacat nol adalah kinerja aktivitas tanpa kesalahan.
• Tujuan pengukuran ini adalah untuk mengetahui perkembangan
kualitas yang dicapai perusahaan dan memberikan motivasi kepada
para pekerjanya.
Pengukuran Waktu
• Terdapat dua karakteristik yang berkaitan dengan kinerja waktu,
yaitu keandalan (reliability) dan daya tanggap (responsiveness).
Keandalan berarti ketepatan waktu output dari aktivitas dapat
disampaikan pada konsumennya. Ini dapat diartikan sebagai
kemampuan memenuhi waktu pengiriman yang dijanjikan.
• Daya tanggap mengukur lama waktu tunggu yang dibutuhkan untuk
menghasilkan output yang dibutuhkan. Tujuannya adalah untuk
mengurangi waktu tunggu.
• Daya tanggap merefleksikan kemampuan perusahaan merespons
permintaan konsumen. Terdapat dua ukuran operasional untuk
mengukur daya tanggap, yaitu waktu siklus (cycle time) dan
kecepatan.
• Waktu siklus adalah lamanya waktu yang dibutuhkan untuk
menghasilkan satu unit output dari aktivitas. Pada industri
manufaktur, waktu siklus adalah waktu yang dibutuhkan untuk
menghasilkan satu unit produk.
• Kecepatan adalah jumlah unit yang dapat dihasilkan dalam satu
periode waktu yang ditentukan.
• Kedua pengukuran tersebut penting untuk pengukuran
operasional karena menekankan pada kemampuan
ketepatan waktu.
• merangsang manajer operasional dalam mengurangi
waktu siklus dan meningkatkan kecepatan sering kali
digunakan pemberian insentif.
• Salah satu cara untuk mencapai tujuan ini adalah
dengan mengaitkan waktu siklus produksi dengan
biaya produksi dan memberikan penghargaan kepada
manajer operasional yang berhasil mengurangi biaya.
• Dengan menggunakan waktu produktif teoretis yang tersedia
dalam satu kurun waktu (dalam menit), sebuah standar biaya
bernilai tambah dapat ditentukan dengan rumus sebagai
berikut.

• Biaya konversi dapat dihitung dengan cara sebagai berikut.


• Biaya konversi pada sel Jumlah menit tersedia
• Biaya konversi per unit = Biaya standar per menit × Waktu
siklus sesungguhnya untuk menghasilkan unit dalam satu
kurun waktu tertentu
• Misalnya, PT Digdaya memiliki data untuk salah satu sel produksinya
sebagai berikut.

• Waktu konversi sesungguhnya dan teoretis di PT Digdaya dapat dilihat


pada peraga dibawah ini, biaya konversi per unit dapat dikurangi dari
Rp20.000 menjadi Rp12.000 dengan cara mengurangi waktu siklus dari 10
menit per unit menjadi 6 menit per unit (atau meningkatkan kecepatan
dari 6 unit per jam menjadi 10 unit per jam).
• Pengukuran operasional berbasis waktu lain yang dapat digunakan
manajer adalah menghitung keefektifan siklus produksi atau dikenal
sebagai manufacturing cycle efficiency (MCE) yang diformulasi sebagai
berikut.
• Waktu bernilai tambah adalah waktu yang dibutuhkan untuk
mengubah bahan baku menjadi barang jadi. Waktu untuk
aktivitas lain sebenarnya merupakan waktu untuk melakukan
semua aktivitas tidak bernilai tambah (seperti pemindahan
bahan, inspeksi, dan waktu tunggu). Idealnya, waktu yang
dibutuhkan oleh aktivitas tidak bernilai tambah adalah 0
sehingga nilai MCE yang terbaik adalah 1. Semua upaya yang
dilakukan untuk mendekati MCE = 1 pada hakikatnya adalah
upaya pengurangan biaya.
Latihan 7.2

PT Latansa telah mengembangkan standar aktivitas untuk beberapa aktivitas,


yaitu:
pembelian, pemasangan, administrasi, dan inspeksi komponen. Berikut ini
disajikan data pemicu, kuantitas standar, kuantitas sesungguhnya, dan harga
standar masing-masing aktivitas tahun 2012.

Pertanyaan
1. Buatlah biaya bernilai tambah dan tidak bernilai tambah!
2. Jelaskan aktivitas mana yang merupakan aktivitas tidak bernilai tambah
dan jelaskan alasannya!
Latihan 7.3

Perusahaan Wilson mempunyai data biaya dan


operasional tahun 2012 sebagai berikut.

Pertanyaan
Buatlah laporan biaya bernilai tambah dan tidak
bernilai tambah!
Pengukuran
Balanced Scorecard
dan Strategi

MINGGU 7-8
PRODI S1 AKUNTANSI
Sumber :

1. Balderic Siregar, Bambang Suripto, Dody Hapsoro, Eko Widodo Lo, Frasto Biyanyo, 2019,
Akuntansi Manjemen, Edisi 5, Jakara: Salemba Empat. Halaman 533-552
2. Hansen R. Dor & Mowen M. Maryanne, Deny Arnos Kwary (Penterjemah), 2009
Akuntansi Manajemen, Buku 2, Edisi 8, Jakarta: Penerbit Salemba Empat. Halaman : 366
3. Ray H. Garisson, Kartika Dewi (penterjemah), 2013, Akuntansi Manajemen Buku 2, edisi
14, Jakarta: Penerbit Salemba Empat. Halaman : 80-86
4. Horngren, C.T, Sundem, G.L, Burgstahler, D dan Schatzberg, J. 2014, Akuntansi
Manajemen, Jilid 1, Edisi 16, Jakarta : Penerbit Airlangga. Halaman : 380-392.
5. Modul Chartered Accountant. Akuntansi Manajemen Lanjutan. 2015. Ikatan Akuntansi
Indonesia (IAI). Halaman 126-133
Balanced Scorecard

Balanced Scorecard menjadi fokus pada strategi dengan cara menerjemahkan


strategi organisasi menjadi berbagai macam tujuan dan ukuran kinerja
operasional dalam empat perspektif:
1. Perspektif Keuangan
2. Perspektif Pelanggan
3. Perspektif Proses Bisnis Internal
4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Proses Penerjemahan Strategi
Perspektif, Tujuan dan Ukuran
Keuangan
Tujuan Ukuran
Pertumbuhan Pendapatan
• Meningkatkan jumlah produk baru • Persentase pendapatan dari produk baru
• Menciptakan aplikasi baru • Persentase pendapatan dari aplikasi baru
• Mengembangkan pelanggan dari • Persentase pendapatan dari sumber baru
pasar baru
• Menerapkan strategi penentuan • Persentase produk dan pelanggan
harga baru
Pengurangan Biaya
• Mengurangi biaya per unit produk • Biaya per unit produk
• Mengurangi biaya per pelanggan • Biaya per unit pelanggan
• Mengurangi biaya per saluran • Biaya per saluran distribusi
distribusi
Pemanfaatan Aset
Meningkatkan Pemanfaatan aset • Imbal hasil investasi
• Nilai tambah ekonomi
Perspektif, Tujuan dan Ukuran Pelanggan
Tujuan Ukuran
Pokok
• Meningkatkan Pangsa pasar • Pangsa pasar (presentase pasar)
• Meningkatkan retensi Pelanggan • Persentase pertumbuhan pelanggan yang sudah
ada
• Persentase pelanggan yang berulang
• Meningkatkan akuisisi Pelanggan • Jumlah pelanggan baru
• Meningkatkan Kepuasan Pelanggan • Peringkat berdasar survey pelanggan
• Meningkatan Profitabilitas Pelanggan • Profitabilitas pelanggan

Kinerja Nilai
• Menurunkan harga jual • Harga jual
• Menurunkan biaya purnabeli • Biaya Purnabeli
• Meningkatkan fungsionalitas produk • Peringkat berdasar survey pelanggan
• Meningkatkan kualitas produk • Persentase retur
• Meningkatkan keandalan pengiriman • Persentase pengiriman tepat waktu
• Daftar waktu keterlambatan
• Meningkatkan citra dan reputasi produk • Peingkat berdasar survei pelanggan
Perspektif, Tujuan dan Ukuran Proses Bisnis
Internal
Tujuan Ukuran

Inovasi
• Peningkatan jumlah produk baru • Jumlah produk baru/total produk;biaya R&D
• Peningkatan jumlah produk proprietary • Persentase pendapatan dari produk proprietary
• Penurunan waktu siklus pengembangan produk • Jumlah penundaan paten
• Waktu ke pasar (dari mulai sampai selesai)

Operasi
• Peningkatan kualitas proses • Biaya Kualitas
• Output yield
• Persentase unit cacat
• Peningkatan efisiensi proses • Trend biaya per unit
• Output/input
• Penurunan waktu Proses • Waktu siklus dan velositas
• MCE
Layanan Purnajual
• Peningkatan kualitas layanan • First-pass yields
• Peningkatan efisiensi layanan • Trend biaya
• Output/input
• Penurunan waktu layanan • Waktu siklus
Perspektif, Tujuan dan Ukuran
Pembelajaran dan Pertumbuhan
Tujuan Ukuran
• Peningkatan kemampuan karyawan
• Peringkat kepuasan karyawan
• Persentase perputaran karyawan
• Produktivitas karyawan
• Rasio pemenuhan pekerjaan strategis

• Peningkatan motivasi dan keselarasan


• Masukan per karyawan
• Masukan yang diimplementasikan per
karyawan
• Peningkatan kemampuan sistem
informasi • Persentasse proses dengan kemampuan
umpan balik seketika
• Persentase karyawan yang menghadapi
pelanggan dengan akses online terhadap
informasi pelanggan dan produk
Pengaitan Ukuran dengan Strategi

Konsep Strategi yang dapat diuji

Umpan Balik Strategi


Peta Strategi : Contoh Strategi yang Dapat diuji
Keselarasan Strategis

Pengkomunikasian Stategis

Target dan Insentif Alokasi Sumber


Daya
KESELARASAN STRATEGIS

• Penyusunan sebuah strategi merupakan satu hal,


sedangkan implementasi strategi yang sukses
adalah hal lain.
• Supaya BSC berhasil, seluruh organisasi harus
memiliki komitmen terhadap pencapaiannya.
• Karyawan harus mengetahui strategi
sepenuhnya; mereka harus ikut memiliki tujuan,
ukuran, target, dan inisiatif; insentif harus
dirancang untuk mendukung strategi; dan
sumber daya harus dialokasikan untuk
mendukung strategi.
Pengkomunikasian Strategi
• Setelah dikembangkan, tujuan dan ukuran merupakan cara untuk
mengartikulasi dan mengomunikasikan strategi organisasi kepada
seluruhdan ukuran yang sudah ditetapkan berguna untuk
menyelaraskan tujuan dan tindakan individu dengan tujuan dan
inisiatif organisasi.
• Video, surat kabar, brosur, dan jaringan komputer perusahaan
merupakan media yang dapat digunakan untuk menginformasikan
strategi, tujuan, dan ukuran yang berhubungan dengan BSC.
• Seberapa terperinci informasi strategis yang dikomunikasikan
merupakan masalah yang perlu dipertimbangkan. karyawan dan
manajer.
• Tujuan BSC merupakan representasi yang sangat eksplisit mengenai
target pasar perusahaan dan cara untuk memperoleh keuntungan
dari pasar tersebut. Hal itu dapat menjadi informasi yang sangat
sensitif.
Target Dan Insentif
• Setelah tujuan dan ukuran ditentukan dan dikomunikasikan,
ekspektasi kinerja harus ditetapkan.
• Ekspektasi kinerja dikomunikasikan dengan menetapkan nilai target
untuk ukuran-ukuran yang berhubungan dengan setiap perspektif.
• Manajer dimintai pertanggungjawaban atas tugas yang dibebankan
kepadanya dengan membandingkan nilai sesungguhnya suatu
ukuran dengan nilai yang ditargetkan. Terakhir, kompensasi harus
dikaitkan dengan pencapaian tujuan.
• Perancangan program kompensasi insentif dengan banyak dimensi
merupakan pekerjaan yang kompleks.
• Setelah ditentukan bonus total, bobot yang mencerminkan arti
penting relatif setiap perspektif digunakan untuk menentukan
persentase bonus yang
Alokasi Sumber Daya

• Sumber daya dialokasikan ke inisiatif strategis yang


bersangkutan. Hal itu memerlukan dua langkah mendasar.
• Pertama, organisasi harus memutuskan banyaknya target
strategis yang akan dicapai pada tahun yang akan datang.
• Kedua, proses penganggaran operasional harus dirancang
guna menyediakan sumber daya yang diperlukan untuk
mencapai kemajuan jangka pendek sesuai peta strategi.
• Jika langkah-langkah tersebut tidak dilakukan, maka sulit
untuk mengharapkan strategi akan benar-benar dilaksanakan.
Contoh Target dan Skema Pembobotan
Latihan 15.6
• Tujuan strategis berikut ini sudah diturunkan dari sebuah strategi yang berusaha
memperbaiki pemanfaatan aset dengan cara pengembangan dan penggunaan
secara lebih cermat aset sumber daya manusianya dan proses internal.
a. Peningkatan pendapatan dari produk baru.
b. Peningkatan implementasi saran karyawan.
c. Penurunan biaya operasi.
d. Penurunan waktu siklus untuk pengembangan produk baru.
e. Penurunan pengerjaan ulang.
f. Peningkatan moral karyawan.
g. Peningkatan kepuasan pelanggan.
h. Peningkatan akses karyawan pada informasi pelanggan dan produk.
i. Peningkatan akuisisi pelanggan.
j. Peningkatan imbal hasil investasi (ROI).
k. Peningkatan produktivitas karyawan.
l. Penurunan waktu pengumpulan piutang dagang.
m. Peningkatan keterampilan karyawan.
• Inti dari strategi adalah pengembangan sumber daya manusia.
Manajemen berkeyakinan bahwa pemberdayaan karyawan akan
mengakibatkan peningkatan imbal hasil ekonomi. Penelitian sudah
menunjukkan terdapat hubungan positif antara moral karyawan
dengan kepuasan pelanggan. Selain itu, pelanggan yang lebih puas
membayar tagihannya lebih cepat. Diduga setelah karyawan
menjadi lebih terlibat dan lebih produktif maka moralnya akan
meningkat. Jadi, strategi memasukkan tujuan-tujuan penting yang
akan mengarah pada peningkatan produktivitas dan keterlibatan.
• Pertanyaan
1. Kelompokkan tujuan menurut perspektif, dan sarankan sebuah
ukuran untuk setiap tujuan!
2. Buatlah peta strategi yang menggambarkan kemungkinan
hubungan kausal antartujuan strategis!
KEPUTUSAN INVESTASI
MODAL

MINGGU 9-10
PRODI S1 AKUNTANSI
Sumber :
Balderic Siregar, Bambang Suripto, Dody Hapsoro, Eko Widodo Lo, Frasto Biyanyo, 2019,
Akuntansi Manjemen, Edisi 5, Jakara: Salemba Empat. Halaman 403-426

Hansen R. Dor & Mowen M. Maryanne, Deny Arnos Kwary (Penterjemah), 2009
Akuntansi Manajemen, Buku 1, Edisi 8, Jakarta: Penerbit Salemba Empat. Halaman :
128-203
JENIS-JENIS KEPUTUSAN INVESTASI MODAL

Keputusan investasi modal (capital investment decision) berkaitan


dengan proses perencanaan, penetapan tujuan dan prioritas,
pengaturan pendanaan, serta penggunaan kriteria tertentu untuk
memilih aktiva jangka panjang.

Proses pengambilan keputusan investasi modal disebut


penganggaran modal. Ada dua jenis proyek penganggaran modal,
yaitu: proyek independen adalah proyek yang jika diterima atau
ditolak tidak akan memengaruhi arus kas proyek lainnya. proyek
saling eksklusif adalah proyek-proyek yang apabila diterima akan
menghalangi penerimaan proyek lain
MODEL NON DISKONTO
Model diskonto nilai waktu dari uang, sedangkan model non diskonto
mempertimbangkannya secara eksplisit. Periode Pengembalian (payback
period) salah satu model nondiskonto adalah periode pengembalian, yaitu waktu
yang dibutuhkan suatu perusahaan untuk memperoleh investasi awalnya
kembali. Contoh: Honley Medical melakukan investasi pada generator RV
seharga $1.000.000. Arus kasnya 500.000 per tahun. Jadi periode
pengembaliannya adalah dua tahun ($1.000.000/500.000) Ketika jumlah arus kas
dari suatu proyek diasumsikan tetap, rumus yang digunakan untuk menghitung
periode pengembaliannya adalah: periode pengembalian = investasi awal/arus
kas tahunan Tetapi jika jumlah arus kas tidak tetap maka periode pengembalian
dihitung dengan menambahkan arus kas tahunan sampai waktu ketika investasi
awal diperoleh kembali
Contoh : investasi pada generator RV $1.000.000 dan memiliki
umur lima tahun dengan ekspektasi arus kas tahunan: $300.000,
$400.000, $500.000, $600.000, $700.000. Periode pengembalian
proyek 2,6 tahun . Analisis perhitungannya adalah: $300.000 (1
tahun) + $400.000 (1 tahun) + $1.800.000 (0,6 tahun) pada tahun
ketiga hanya $300.000 yang diperlukan dari $500.000 yang
dihasilkan. Jumlah waktu yang dibutuhkan untuk memperoleh
$300.000 diperoleh melalui pembagian jumlah yang dibutuhkan
dengan arus kas tahunan ($300.000/$500.000)
Periode pengembalian dapat digunakan untuk
memilih alternatif-alternatif yang saling bersaing.
Namun penggunaan periode pengembalian kurang
dapat dipertahankan karena ukuran ini memiliki
dua kelemahan utama, yatiu: mengabaikan kinerja
investasi yang melewati periode pengembalian
dan mengabaikan nilai waktu uang. Contoh: suatu
perusahaan sedang mempertimbangkan dua jenis
CAD yang berbeda.
Kedua ivestasi memiliki periode pengembalian dua
tahun. Namun sistem CAD-A lebih disukai daripada
CAD-B karena dua alasan. Pertama CAD-A
memberikan pengembalian dolar yang lebih besar
selama tahun-tahun setelah periode
pengembalian ($150.000 dibanding $75.000).
Kedua CAD-A mengembalikan $90.000 pada tahun
pertama sedangkan CAD-B hanya $40.000. selisih
tersebut dapat digunakan untuk tujuan produktif.
Tingkat Pengembalian Akuntansi Tingkat pengembalian akuntansi
merupakan model non diskonto kedua yang digunakan.Tingkat
pengembalian akuntansi mengukur pengembalian atas suatu
proyek dalam kerangka laba, bukan dari arus kas proyek.
Tingkat pengembalian akuntansi = laba rata-rata : Investasi awal
atau investasi rata-rata Investasi dapat didefinisikan sebagai
investasi awal atau investasi rata-rata.
Jika I adalah investasi awal, S adalah nilai sisa. Dengan asumsi
investasi dikonsumsi secara merata, investasi rata-rata dapat
didefinisikan sebagai berikut:
Investasi rata-rata = (I + S)/2
Contoh: Divisi IV dari Honley Medical melakukan investasi dengan
biaya $100.000. Umur investasi lima tahun dengan kas: $30.000,
$30.000, $40.000, $30.000, $50.000. biaya tersebut tidak memiliki
nilai sisa setelah lima tahun dan semua pendapatan yang diperoleh
dalam satu tahun tertagih pada tahun tersebut. Total arus kas
selama lima tahun adalah $180.000, hal ini berarti arus kas rata-rata
$36.000 ($180.000/5). Penyusutan rata-rata $20.000
($100.000/5).laba bersih rata-rata $16.000 ($36.000- $20.000).
Dengan menggunakan laba bersih rata-rata dan investasi awal ,
diperoleh tingkat pengembalian akuntansi 16 persen
($16.000/$100.000). Jika investasi rata-rata yang digunakan sebagai
pengganti investasi awal, maka tingkat pengembalian akuntansi
menjadi 32 persen ($16.000/$50.000)
MODEL DISKONTO: METODE NILAI SEKARANG
BERSIH (NPV)

Model diskonto mempertimbangkan nilai waktu dari uang sehingga


memasukkan konsep diskonto arus kas masuk dan arus kas keluar.
Dua model diskonto: nilai sekarang bersih (net present value -NPV)
dan tingkat pengembalian internal (internal rate of return-IRR). o
Definisi Nilai Sekarang Bersih (NPV) merupakan selisih antara nilai
sekarang dari arus kas masuk dan arus kas keluar yang
berhubungan dengan suatu proyek

NPV = [(∑ CFt / (1 + I)t )] – I = [∑CFt dft ] – I = P – I


Jika NPV lebih dari nol maka investasi tersebut menguntungkan
sehingga dapat diterima. Jika NPV sama dengan nol pengambil
keputusan dapat menerima atau menolak investasi itu karena
investasi tersebut akan menghasilkan jumlah yang tepat sama
dengan tingkat pengembalian yang diminta. Sedangkan jika NPV
kurang dari nol maka investasi sebaiknya ditolak.
PASCAAUDIT PROYEK
MODAL
Pascaaudit merupakan analisis lebih lanjut terhadap proyek modal
segera setelah proyek diimplementasikan.Pascaaudit
membandingkan manfaat aktual dengan biaya operasional yang
diestimasi.Pascaaudit mengevaluasi hasil keseluruhan investasi dan
mengusulkan tindakan perbaikan bila diperlukan. o Honley Medical
Company: Ilustrasi Aplikasi Komisi akuisisi modal pada Divisi Proyek
IV di Honley Medical memproyeksikan penghematan kas untuk
investasi sistem generator RF pada patri industri jarum suntik.
Penghematan diproyeksikan serta analisis NPV dan IRR dilakukan
dengan menggunakan penghematan yang diproyeksikan.
Berdasarkan analisis tersebut proyek ini disetujui. Namun
bagaimana dengan kinerja investasi tersebut? Masalah apa yag
ditemukan? Penyesuaian apa yang diperlukan?
Manfaat Pascaaudit
Perusahaan yang melakukan pascaaudit terhadap proyek modal
mendapatkan beberapa manfaat.
Pertama, dengan mengevaluasi profitasbilitas pascaaudit menjamin
sumber daya digunakan secara bijaksana.
Kedua, dampak terhadap perilaku manajer. Manajer melakukan
penghitungan atas hasil pengmabalian keputusan keputusan
investasi modal mereka cenderung membuat keputusan untuk
kepentingan terbaik perusahaan. Pascaaudit menyediakan umpan
balik kepada manajer yang dapat membantunya memperbaiki
pengambilan keputusan di masa mendatang.Tetapi pascaaudit
memakan biaya yang cukup besar.Meskipun memberikan manfaat
yang signifikan, pascaaudit memiliki keterbatasn lain.
PROYEK SALING EKSKLUSIF
NPV dibanding dengan IRR Baik NPV maupun IRR menghasilkan
keputusan yang sam bagi proyek independen. Sabagai contoh: jika
NPV > 0 dan IRR juga > dari tingkat pengembalian yang diminta,
maka kedua model mengisyaratkan keputusan yang tepat. NPV
berbeda dengan IRR dalam dua hal:
Pertama, NPV mengasumsikan setiap arus kas masuk yang diterima
diinvestasikan kembali pada tingkat pengembalian yang di minta,
sedangkan metode IRR mengasumsikan setiap arus kas yang nasuk
diinvestasikan kembali pada IRR yang dihitung.
Kedua, metode NPV mengukur profitabilitas dalam nilai
absolut,sedangkan metode IRR mengukur profitabilitas dalam nilai
relatif
PENGHITUNGAN DAN PENYESUAIAN ARUS KAS

Ada 2 langkah yang diperlukan untuk mengitung arus kas,


yaitu:
1. Peramalan pendapatan, beban dan pengeluaran modal
2. Penyesuaian arus kas kotor dengan inflasi dan pajak .
Penyesuaian Peramalan untuk Inflasi Dalam suatu lingkungan
inflasi, pasar keuangan bereaksi terhadap kenaikan biaya modal
untuk mencerminkaninflasi. Jadi biaya modal terdiri ats dua unsur:
a. tingkat riil b. unsur inflasi (investor meminta premi sebagai
kompensasi atas hilannya daya belimata uang lokal)
Karena tingkat pengembalian yang diminta (yang seharusnya biaya
modal) yang digunakan dalam analisis investasi modal
mencerminkan komponen inflasi ketika analisis NPV dilakukan,
inflasi juga harus dilibatkan dalam memprediksi arus kas
operasional.
INVESTASI MODAL: LINGKUNGAN MANUFAKTUR YANG
CANGGIH

Pada lingkungan manufaktur yang canggih


investasi jangka panjang umumnya berkaitan
dengan otomatisasi pabrik. Namun sebelum setiap
komitmen untuk otomatisasi dibuat, pertama-
tama perusahaan sebaiknya menggunakan
teknologi yang ada secara efisien.
Bagaimana Investasi Dibedakan Investasi dalam proses manufaktur
yang terotomatisasi adlah jauh lebih kompleks dibandngkan
investasi dalam peralatan manufaktur standar di masa lalu. Bagi
peralatan standar, biaya langsung akuisisi mencerminkan investasi
sebenarnya. Pada manufaktur yang terotomatisasi, biaya langsung
mencerminkan sedikitnya 50 atau 60 persen dari total investasi
Bagaimana Estimasi Arus Kas Operasional Dibedakan Estimasi arus
kas operasional dari investasi dalam peralatan standar memiliki ciri
yang mengandalkan manfaat berwujud yang dapat diidentifikasi
secara langsung, seperti penghematan langsung dari tenaga kerja,
listrik, dan sisa bahan baku
Nilai Sisa

Nilai sisa atau nilai akhir sering diabaikan dalam keputusan


investasi. Alasan yang biasa dikemukakan adalah karena sulitnya
mengestimasi nilai sisa. Karena ketidakpastian ini, dampak nilai sisa
sering diabaikan. Pendekatan terbaik berkaitan dengan
ketidakpastian ini adalah menggunakan analisis sensitivitas. Analisis
sensitivitas mengubah asumsi yang mengandalkan analisis investasi
modal dan menilai pengaruhnya terhadap pola arus kas. Analisis
sensitivitas juga sering dikenal sebagai analisis what-if.
TUGAS INDIVIDU

Tugas -10: B3, 13-7 halaman 180


MANAJEMEN
PERSEDIAAN
Pengertian Persediaan

Persediaan merupakan bagian dari modal


kerja yang tertanam dalam bahan baku,
barang setengah jadi, maupun berupa
barang jadi tergantung jenis industrinya.

Persediaan merupakan elemen modal


kerja yang selalu dalam keadaan
berputar, dimana secara terus menerus
mengalami perubahan
Pengertian Persediaan
Persediaan (Inventory) mrpk elemen utama
dari Modal Kerja karena :

1. Jml persediaan paling besar dj


dibanding dg Modal Kerja lainnya
2.Aktiva yg selalu dlm keadaan
berputar, di mana secara terus
menerus mengalami perubahan

3. Tingkat likuiditasnya paling rendah


Macam Persediaan

PERUSAHAAN DAGANG
 persediaan barang dagangan

PERUSAHAAN INDUSTRI
 Persediaan bahan baku
 Persediaan barang dalam proses
 Persediaan barang jadi
DAGANGANE
ISIH MAS??

Manajemen Persediaan
- • Intinya mengatur tingkat persedian yang tepat agar
jumlahnya tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil
• Kesalahan dalam menetapkan besarnya investasi
persediaan akan menekan keuntungan perusahaan

• Tinggi rendahnya tingkat perputaran akan


berpengaruh langsung terhadap besar kecilnya
dana yang ditanamkan dalam persediaan dan
bagi perolehan laba.

• Semakin tinggi tingkat perputarannya 


semakin pendek tingkat dana yang tertanam
dalam persediaan  semakin kecil dana yang
ditanam dalam perusahaan.
DAGANGANE
ISIH MAS??

Manajemen Persediaan
1. Jika persediaan terlalu tinggi maka
a) Biaya penyimpanan tinggi
b) Biaya bunga tinggi
 Jika Investasi dibiayai Modal Asing  biaya bunga

 Jika Investasi dibiayai Modal Sendiri 


Opportunity cost
c) Biaya pemeliharaan di gudang tinggi
d) Kemungkinan kerugian karena kerusakan, turunnya
kualitas, keausan.
e) Memperkecil keuntungan perusahaan
DAGANGANE
ISIH MAS??

Manajemen Persediaan
2. Jika persediaan terlalu kecil, maka proses
produksi akan terganggu  akibatnya :
 Perusahaan tidak dapat bekerja dengan full
capasity, artinya: capital assets dan direct
labour tidak bekerja dengan sepenuhnya.
 Penjualan turun, akibatnya:
 Perusahaan tidak dapat memenuhi permintaan
konsumen
 Turunnya market share
 Turunnya laba
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
INVESTASI DALAM PERSEDIAAN
1. Tingkat penjualan
Makin tinggi omzet penjualan makin besar investasi pada persediaan.

2. Sifat teknis dan sifat produksi


 Produksi pesanan  persediaan beragam & banyak
 Produksi masal  persediaan bisa diatur

3. Lamanya proses produksi


 Proses lama  BDP tinggi

4. Daya tahan bahan baku dan produk akhir


 Barang tahan lama  persediaan relatif tinggi
 Barang tahan tidak lama  persediaan relatif rendah
 Barang musiman  persediaan tinggi pada musimnya

5. Lama pembelian & pengiriman


Tingkat Perputaran Persediaan

Tingkat perputaran persediaan Barang Dagangan

Penjualan bersih
Inventory Turnover= ---------------------------= … kali
Persediaan rata-rata
Atau
Harga Pokok Penjualan
=------------------------------- = …kali
Persediaan rata-rata

Persedi awal + Persd. akhir tahun


Persediaan rata2 = ---------------------------------------
2
Hari Rata2 Barang Disimpan di Gudang
365 hari
= -------------------------- = ....... hari
Inventory Turnover
CONTOH SOAL
 Persediaan barang per 1 Jan 2008 Rp. 20.000.000,00
 Pembelian selama tahun 2008 Rp. 380.000.000,00
 Persediaan barang akhir tahun 2008 Rp. 40.000.000,00

 Hitunglah Inventory Turnover & Hari Rata2 barang


disimpan digudang
Jawaban
 Harga pokok penjualan ............... Rp. 360.000.000,00
20.000.000 + 40.000.000
 Rata2 Pers BD = -------------------------------------
2
= 30.000.000,00

360 JUTA
 Inventory Turnover = ----------------- = 12 kali
30 JUTA
 Hari rata-rata barang disimpan digudang
365 hari
= ----------- = 30 hari
12
 Untuk menilai tingkat efisiensi, rasio tersebut dapat
dibandingkan dengan : anggaran, rasio tahun lalu,
rasio industri
PERSEDIAAN EFEKTIF
PERSEDIAAN PADA PERUSAHAAN DAGANG

Persediaan Barang Dagangan


PENGENDALIAN
Dengan mempertimbangkan :
 Kemampuan menjual
 Biaya Pemesanan
 Biaya Pengiriman
 Biaya Penyimpanan di Gudang
 Lama proses pembelian sampai barang diterima
 Harga
PERSEDIAAN PADA MANUFAKTUR
(Bahan Baku)
1. Berapakah jumlah kebutuah bahan baku yg harus ada
 Jika jumlah Bahan Baku > kebutuhan bahan baku
 Biaya simpan dan biaya bunga tinggi.
 Jika jumlah Bahan Baku terlalu kecil
 Menghambat jalannya proses produksi

2. Bagaimanakah cara Pengadaan Bahan Baku


Ada 4 cara dalam Pengadaan Bahan Baku
 Jumlah keseluruhan dibeli sekaligus
 Dibeli secara bertahap
 Pembeliaan dengan EOQ
 Just in time (JIT)
Pembelian sekaligus
Keuntungan :
1. Frekuensi pembelian kecil, sehingga biaya pembelian
dapat minimal
2. Perusahaan tidak kuatir akan kekurangan Bahan Baku
3. Perusahaan mempunyai persediaan yang cukup,
sehingga stock persediaan rendah
4. Proses produksi dapat berjalan lancar

Kerugian:
1. Biaya simpan tinggi
2. Perusahaan harus menanggung oportunity cost,
karena dananya sudah terlanjur dibelikan Bahan Baku
Pembelian Bertahap
Keuntungan :
1. Biaya simpan menjadi kecil

Kerugian:
1. Biaya pesan menjadi tinggi, karena frekuensi
pembelian berulang-ulang
Economical Order Quantity (EOQ)
 Metode yang digunakan untuk menentukan jumlah
pembelian bahan baku yang ekonomis.

 Atau EOQ adalah jumlah kuantitas barang yang dapat


diperoleh dengan biaya minimal / jumlah pembelian yang
optimal.

 Dasar penentuan : Perimbangan antara Biaya pesanan


dan Biaya penyimpanan

 Economical Order Quantity terjadi pada saat


biaya pemesanan = biaya penyimpanan.
 (procurement costs = carrying costs)
 Yang termasuk Ordering Cost (Proucurement) :
1. Biaya selama proses persiapan :
a. Persiapan yang diperlukan untuk pesanan
b. Penentuan besarnya kuantitas yang akan di pesan
2. Biaya pengiriman pesanan
3. Biaya penerimaan barang
4. Biaya selama proses pembayaran

 Yang Termasuk Carrying Cost (Storage)


1. Biaya sewa gudang
2. Biaya pemeliharaan
3. Biaya untuk menimbang barang
4. Biaya Asuransi
5. Biaya Modal
Syarat pembelian dengan EOQ

Harga pembelian per unit konstan

Bahan baku selalu tersedia di pasar


setiap saat dibutuhkan

Kebutuhan Bahan Baku tersebut


relatif stabil sepanjang tahun
MENGHITUNG EOQ
2 xRxS
EOQ 
Pxl
 R = Jumlah (dalam unit) yang dibutuhkan selama satu periode
(satu tahun)
 S = Biaya pesanan setiap kali pesan.
 P = Harga pembelian per unit yang dibayar.
 l = Biaya penyimpanan dan pemeliharaan di gudang
(biasanya dinyatakan dalam persentase dari nilai rata-
rata dalam rupiah dari nilai persediaan)
CONTOH SOAL
 Biaya penyimpanan dan pemeliharaan di gudang adalah 40 %
dari nilai persediaan di gudang. Biaya pesanan adalah Rp. 15
juta setiap kali pesanan. Jumlah material yang dibutuhkan
selama setahun sebanyak 1200 unit dengan harga Rp.
1.000.000,- per unitya.

2 x 1200 x 15
EQQ   90.000  300 unit
1 x 0,40

 Ini berarti bahwa cara pembelian yang paling ekonomis ialah


pembelian bahan sebanyak 300 unit sekali pesanan, jadi
kebutuhan material sebanyak 1200 unit selama satu tahun akan
dipenuhi dengan 4 kali pesanan @ 300 unit.
BLONJO TERUS????
Sebenarnya kebutuhan material sebanyak 1200 unit ini
dapat dipenuhi dengan berbagai cara sebagai berikut :

Satu kali pesanan sebanyak 1200 unit.


Dua kali pesanan sebanyak 600 unit setiap kali pesan.
Tiga kali pesanan sebanyak 400 unit setiap kali pesan.
Empat kali pesanan sebanyak 300 unit setiap kali pesan.
Enam kali pesanan sbanyak 200 unit setiap kali pesan.
Sepuluh kali pesan sebanyak 120 unit setiap kali pesan.
Duabelas kali pesan sebanyak 100 unit setiap kali pesan.

Management
PERHITUNGAN ECONOMICAL ORDER QUANTITY
Frekuensi Pembelian 1 Kali 2 Kali 3 Kali 4 Kali 6 Kali 10 Kali 12 Kali

Berapa bulan sekali


12 6 4 3 2 1,2 1
pesanan dilakukan
Jumlah unit setiap kali
1200 600 400 300 200 120 100
pesan
Nilai persediaan 1200 jt 600 jt 400 jt 300 jt 200 jt 120 jt 100 jt
Nilai persediaan rata 600 jt 300 jt 200 jt 150 jt 100 jt 60 jt 50 jt
Biaya penyimpanan
240 jt 120 jt 80 jt 60 jt 40 jt 24 jt 20 jt
setahun (40 %)

Biaya pesanan setahun 15 jt 30 jt 45 jt 60 jt 90 jt 150 jt 180 jt

Jumlah biaya semuanya 255 jt 150 jt 125 jt 120 jt 130 jt 174 jt 120 jt

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa biaya semuanya yang paling murah pada pesanan
sejumlah Rp. 120.000.000,- pada pesanan sebesar 300 unit setiap kali pesan.
Menetapkan EOQ berdasarkan besarnya
biaya penyimpanan per unit
 Rumus sebagai berikut :

2xr xs
EOQ 
c
dimana c adalah biaya penyimpanan per unit.
Contoh :
 Jumlah material yang dibutuhkan selama setahun = 1600 unit.
 Biaya pesanan sebesar Rp. 100.000.000,- setiap kali pesanan.
 Biaya penyimpanan per unit = Rp. 0,50
 Besarnya EOQ adalah :
2 x 1600 x 100
 640.000  800 unit
0,50
EOQ dengan Safety Stock
 Jika perusahaan menetapkan jumlah minimum persediaan
yang harus ada digudang (Safety Stock) maka jumlah barang
yang ada di gudang:

= EOQ + Safety Stock

 Setiap kali jumlah persediaan mencapai Safety Stock maka


perusahaan harus segera membeli sebesar EOQ
 Persediaan digudang tidak pernah mencapai nol
EOQ dengan Safety Stock
Dari contoh perhitungan EOQ dimuka, hitunglah
besarnya jumlah barang yang ada di gudang bila
ditetapkan safety stock sebesar 25:

= EOQ + Safety Stock

= 300 + 25
= 325 unit
Reorder Point (ROP)
Reorder point adalah titik yang menunjukkan
jumlah barang yang harus ada di gudang, sewaktu
perusahaan harus mengadakan pemesanan lagi,
sehingga penerimaan material yang dipesan itu tepat
waktu dimana persediaan diatas safety stock sama
dengan nol

Safety stock adalah batas pengaman


persediaan yang harus ada dalam gudang
untuk menjaga kontinuitas produksi.

Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam


penentuan besarnya Reorder point adalah :
1. Penggunaan selama tenggang waktu
mendapatkan barang (procurement lead time).
2. Besarnya safety stock.
Reorder Point (ROP)

Reorder point = safety stock + penggunaan selama lead time

Reorder point = Prosestase tertentu dr. Safety


Stock + Kebutuhan Lead Time

Lead Time = Penggunaan bahan baku selama tenggang waktu


mendapatkan barang.
JUST IN TIME (JIT)
• Persediaan diperoleh dan dimasukkan dalam
produksi tepat pada saat dibutuhkan.

• Tidak ada persediaan mengendap digudang

• Hal yang dibutuhkan:


• 1. Sistem informasi persediaan dan produksi
yang tepat
• 2. Pembelian dengan efisiensi tinggi
• 3. Pemasok yang dapat diandalkan
• 4. Pengelolaan yang efisien
TINGKAT PERPUTARAN BAHAN BAKU
Bahan baku yang digunakan *
 TPBB =-------------------------------------- = … kali
Rata-rata bahan baku

 Pesediaan bahan baku awal …… Rp ...


+ Pembelian…… Rp…
- Retur pembelian Rp …
Rp …
---------- +
 Bahan baku yang tersedia …… Rp …
 Persediaan akhir bahan baku……. Rp …
---------- -
 Bahan baku yang digunakan ……. Rp ….
======
TK. PERPUTARAN BARANG SETENGAH
JADI
HARGA Pokok Produksi *
 TPBSD = ---------------------------------------- = … kali
Rata-rata Baraang dalam proses

 Pesediaan barang dalam proses awal …………. Rp ...


 Bahan baku yang digunakan ………………………. Rp ….
-------+
Rp ….
 Upah langsung …………………………. Rp …
 Macam2 biaya produksi tidak langsung Rp…
----- +
Rp….
 Persediaan akhir Barang dalam Proses…..……. Rp …
---------- -
 Harga Pokok Produksi …………………………..……. Rp ….
======
TINGKAT PERPUTARAN BARANG JADI
Harga Pokok Penjualan *
 TP.BARANG JADI = -------------------------------------- = … kali
Rata-rata Persediaan Barang jadi

 Pesediaan barang jadi awal tahun…… …………. Rp ...


 Harga pokok produksi………….………………………. Rp ….
-------+
 Barang jadi tersedia dijual Rp ….

 Persediaan akhir Barang jadi……………..…..…….


Rp …
-------- -
 Harga Pokok Penjualan …………………………..….. Rp ….
======
BIAYA KUALITAS
DAN PRODUKTIVITAS

MINGGU 12
PRODI S1 AKUNTANSI
Sumber :
Balderic Siregar, Bambang Suripto, Dody Hapsoro, Eko Widodo Lo, Frasto Biyanyo, 2019,
Akuntansi Manjemen, Edisi 5, Jakara: Salemba Empat. Halaman 285-311

Hansen R. Dor & Mowen M. Maryanne, Deny Arnos Kwary (Penterjemah), 2009
Akuntansi Manajemen, Buku 1, Edisi 8, Jakarta: Penerbit Salemba Empat. (B-3) Halaman
: 266-337
PENGUKURAN BIAYA KUALITAS
• Peningkatan kualitas dapat meningkatkan
profitabilitas melalui dua cara, seperti : dengan
meningkatkan pelanggan atau menghemat biaya
biaya
• Peningkatan kualitas dapat menghasilkan
peningkatan yang berarti dalam profitabilitas
dan efisiensi perusahaan secara keseluruhan.
Kualitas telah menjadi dimensi kompetitif yang
penting bagi perusahaan manufaktur maupun
jasa, juga bagi usaha kecil dan usaha besar.
DEFINISI KUALITAS
• Pengertian kualitas (kamus) adalah “derajat atau tingkat kesempurnaan”.
Dalam hal ini, kualitas adalah ukuran relatif dari kebaikan (Goodness).
Harapan pelanggan dapat digambarkan melalui atribut atribut kualitas yang
sering disebut dengan dimensi kualitas. Jadi produk atau jasa yang berkualitas
adalah yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan dalam 8 dimensi
berikut :
• Kinerja (Performance)
• Estetika (Aesthetics)
• Kemudahan perawatan dan perbaikan (Serviceability)
• Fitur (Features)
• Keandalan (Reliability)
• Tahan lama (Durability)
• Kualitas kesesuaian (Quality of Conformance)
• Kecocokan penggunaan (Fitness for Use)
DEFINISI KUALITAS
• 4 dimensi pertama merupakan atribut kualitas yang penting, tetapi
sulit untuk diukur. Kinerja mengacu pada konsistensi dan
seberapa baik fungsi-fungsi sebuah produk. Dalam jasa, prinsip
tidak tidak tepisahkan (Inseparability Principle) mengandung arti
bahwa jasa dilakukan secara langsung dihadapan pelangan.
• Dengan demikian, perbaikan kualiatas berarti perbaikan satu atau
lebih dari 8 dimensi tersebut diatas sambil tetap mempertahankan
kinerja dimensi lainnya. Menyediakan produk yang lebih baik
kualitasnya daripada pesaing berarti mengungguli produk pesaing
setidaknya satu dimensi sementara kinerja dimensi lainnya tetap
setara.
DEFINISI BIAYA KUALITAS
• Kegiatan yang berhubungan dengan kualitas
adalah kegiatan yang dilakukan karena mungkin
atau telah terdapat kualitas yang buruk. Biaya-
biaya untuk melakukan kegiatan-kegiatan
tersebut disebut biaya kualitas. Biaya kualitas
(Cost of Quality) adalah biaya-biaya yang timbul
karena mungkin atau telah terdapat produk
yang buruk kualitasnya. Definisi ini
mengimplikasikan bahwa biaya kualitas
berhubungan dengan 2 sub kategori dari
kegiatan- kegiatan yang berkaitan dengan
kualitas, antara lain :
• Kegiatan pengendalian (Control Activities) dilakukan oleh
suatu perusahaan untuk mencegah atau mendeteksi kualitas yang
buruk (karena kualitas yang buruk mungkin terjadi). Jadi,
kegiatan pengendalian terdiri dari kegiatan-kegiatan pencegahan
dan penilaian.
• Biaya pengendalian (Control Cost) adalah biaya-biaya yang
dikeluarkan untuk menjalankan kegiatan pengendalian.
• Kegiatan karena kegagalan (Failure Activities) dilakukan oleh
perusahaan atau oleh pelanggannya untuk merespon kualitas yang
buruk (kualitas buruk memalng telah terjadi). Biaya kegagalan
(failure cost) adalah biaya-biaya yang dikeluarkan oleh
perusahaan karena telah terjadinya kegiatan karena kegagalan.
Definisi mengenai kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan
kualitas juga menunjukkan 4 kategori biaya kualitas, antara lain :
1. Kegiatan pengendalian (Control Activities) dilakukan oleh suatu
perusahaan untuk mencegah atau mendeteksi kualitas yang
buruk (karena kualitas yang buruk mungkin terjadi). Jadi, kegiatan
pengendalian terdiri dari kegiatan-kegiatan pencegahan dan
penilaian.
2.Biaya pengendalian (Control Cost) adalah biaya-biaya yang
dikeluarkan untuk menjalankan kegiatan pengendalian.
3. Biaya pencegahan (Preventional Cost)
Biaya ini digunakan untuk mencegah kualitas yang buruk pada
produk atau jasa yang dihasilkan. Sejalan dengan peningkatan
biaya pencegahan, kita mengharapkan biaya kegagalannya turun.
• 4. Biaya penilaian (Appraisal Cost)
Terjadi unutk menentukan apakah produk dan jasa telah sesuai
dengan persyaratan atau kebutuhan pelanggan.Contoh : biaya
pemerikasaan dan pengujian bahan baku, pemerikasaan kemasan,
pengawasan kegiatan penilaian, penerimaan produk, penerimaan
proses, peralatan pengukuran (pemerikasaan dan pengujian) dan
pengesahan dari pihak luar.
• Biaya kegagalan internal (Internal Failure Cost)
Terjadi karena produk dan jasa yang diinginkan tidak sesuai dengan
spesifikasi kebutuhan pelanggan. Ketidaksesuaian ini dideteksi
sebelum dikirim kepihak luar. Ini adalah kegagalan yang dideteksi
oleh kegiatan penilaian
• Biaya kegagalan eksternal (Eksternal Failure
Cost)
Terjadi karena produk dan jasa yang dihasilkan
gagal memenuhi persyaratan atau tidak
memuaskan kebutuhan pelanggan setelah produk
disampaikan kepada pelanggan.
MENGUKUR BIAYA KUALITAS
Biaya kualitas dapat diklasifikasikan sebagai biaya yang dapat
diamati atau tersembunyi. Biaya kualitas yang dapat diamati
(Observable Quality Cost) adalah biaya-biaya yang tersedia atau
dapat diperoleh dari catatan akuntansi perusahaan. Biaya kualitas
yang tersembunyi (hidden quality cost) adalah biaya kesempatan
(opportunity) yang terjadi karena kualitas yang buruk.
• Ada 3 metode yang disaranakan untuk
mengestimasi biaya kualitas yang tersembunyi,
antara lain :
a. Metode Pengali (Multiplier Method), metode
ini, mengasumsikan bahwa total biaya kegagalan
adalah hasil pengali dari biaya-biaya kegagalan
yang terukur.
Total Biaya Kegagalan Eksternal = k (biaya
kegagalan eksternal yang terukur)
B. Metode Penelitian Pasar (Market Research
Method), Metode ini digunakan untuk menilai
dampak kualitas yang buruk terhadp penjualan
dan pangsa pasar.
• Fungsi Kerugian Kualitas Taguchi (Taguchi Quality Loss Function), Fungsi ini
mengasumsikan bahwa biaya kualitas yang tersembunyi hanya terjadi atas
unit-unit yang menyimpang dari batas spesifikasi atas dan bawah. Dimana
setiap penyimpangan dari nilai target suatu karakteristik kualitas dapat
menimbulakn biaya kualitas yang tersembunyi. Sehingga biaya kualitas yang
tersembunyi dapat meningkat secara kuadrat pada saat nilai aktual
menyimpang dari nilai target. Persamaan Taguchi :
• L(y) = k (y – T)2
k = Konstanta proporsionalitas yang besarnya bergantung pada struktur biaya
kegagalan eksternal perusahaan.
y = Nilai aktual dari karakteristik kualitas.

T= Nilai target dari karakteristik kualitas. L = Kerugian kualitas


PELAPORAN INFORMASI BIAYA
KUALITAS
Sebuah sistem pelaporan akuntansi memiliki arti penting bagi perusahaan yang
menaruh perhatian serius pada perbaikan dan pengendalian biaya kualitas.
Langkah pertama dan paling sederhana dalam menciptakan sistem ini ialah
dengan menilai biaya kualitas aktual saat ini. Pencatatan biaya kualitas secara
rinci berdasarkan kategorinya memberikan dua masukan pandangan penting.
Pertama catatan tersebut mengungkapkan besarnya biaya kualitas setiap
periode, sehingga manajer dapat menilai dampak keuangannya. Kedua catatan
tersebut menunjukkan distribusi biaya kualitas menurut kategori, sehingga para
manajer dapat menilai kepentingan relatif masing-masing kategori.
• Laporan Biaya Kualitas
Pentingnya biaya kulaitas terhadap keuangan perusahaan dapat lebih mudah
dinilai dengan menampilkan biaya biaya kualitas sebagai persentase dari
penjualan aktual
• Fungsi Biaya Kualitas : Pandangan Kualitas yang Dapat Diterima
Pandangan kualitas yang dapat diterima mengasumsikan terdapat perbandingan
terbalik antara biaya pengendalian dan biaya kegagalan. Ketika biaya
pengendalian meningkat , biaya kegagalan seharusnya menurun . Selama
penurunan biaya kegagalan lebih besar daripada kenaikan biaya pengendalian ,
perusahaan harus terus meningkatkan usahanya untuk mencegah atau
mendeteksi unit unit yang tidak sesuai. Pada akhirnya akan dicapai suatu titik
dimana kenaikan tambahan biaya dalam upaya tersebut menimbulkan biaya
yang lebih besar daripada penurunan biaya kegagalan. Titik ini mewakili tingkat
minimum dari total biaya kualitas. Hal ini merupakan perbandingan optimal
antara biaya pengendalian dan biaya kegagalan, serta mendefinisikan apa yang
dikenal sebagai tingkat kualitas yang dapat diterima (acceptable quality level –
AQL)
Fungsi Biaya Kualitas : Pandangan
Cacat-Nol
• Dalam pengertian klasik, produk dikatakan cacat, bila kualitasnya di luar batas
toleransi karateristik kualitas. Biaya kegagalan timbul hanya jika produk tidak
sesuai spesifikasi. Selain itu, terdapat perbandingan terbalik optimal antara
biaya kegagalan dan biaya pengendalian. Pada akhir tahun 1970-an, model
cacat nol ( zero- defects model ) menentang model AQL karena model cacat
nol menyatakan bahwa dengan mengurangi unit cacat hingga nol maka akan
diperoleh keunggulan biaya. Perusahaan dengan semakin sedikit produk cacat
akan lebih kompetitif relatif daripada perusahaan dengan model AQL
tradisional. Pertengahan tahun 1980- an, model cacat nol disempurnakan
dengan model kualitas kokoh ( robust quality model ), yang menentang AQL.
Menurut pandangan ini penyimpangan dari spesifikasi ideal adalah merugikan
dan batas toleransi spesifikasi tidak menawarkan manfaat apapun, bahkan
menipu.
ANALISIS TREND
Laporan biaya kualitas menunjukkan jumlah dan
distribusi biaya kualitas di antara 4 kategori yaitu
biaya pencegahan, penilaian, kegagalan internal
dan kegagalan eksternal, sehingga menunjukkan
peluang untuk perbaikan kualitas. Perubahan
biaya kualitas dari waktu ke waktu dapat
digambarkan oleh grafik tren atau biasanya
disebut laporan tren kualitas multi-periode.
PENGGUNAAN INFORMASI BIAYA
KUALITAS
Tujuan utama pelaporan biaya kualitas adalah
memperbaiki dan mempermudah perencanaan,
pengendalian, dan pengambilan keputusan
manajerial. Informasi biaya kualitas dapat
digunakan dalam keputusan penetapan harga
strategis dan analisis produk baru. Informasi biaya
kualitas menjadi dasar yang sangat penting bagi
penelusuran perusahaan atas perbaikan yang
berkelanjutan.
PRODUKTIVITAS : PENGUKURAN
DAN PENGENDALIAN
• Produktivitas berkaitan dengan memproduksi output secara efisien dan spesifik yang
nantinya akan ada kesinambungan antara output dan input yang mana nantinya
digunakan untuk memproduksi output. Dalam produktivitas ini ada juga istilah
mengenai Efisiensi Produksi Total dimana pengertiannya adalah suatu titik dimana ada
dua kondisi yang terpenuhi, yaitu :
• Setiap bauran input untuk memproduksi output tertentu, dimana tidak ada satupun
input yang digunakan melebihi yang diperlukan guna menghasilkan yang namanya
output. Melirik dari bauran yang ada di point pertama, dipilih bauran dengan biaya
yang paling rendah.
• Kondisi pada point pertama diatas tersebut digerakkan oleh hubungan teknis dan
karenanya sering disebut dengan istilah Efisiensi Teknis atau Technical Efficiency.
Berbeda dengan kondisi yang pertama, kondisi yang ada pada point dua diatas lebih
pada digerakkan oleh hubungan relative dari harga input, maka dari itu kondisi ini
sering mendapat istilah Efisiensi Trade-Off input atau Input Trade-Off Efficiency.
Pengukuran Produktivitas Parsial

Pengukuran produktivitas (productivity measurement) adalah


penilaian kuantitatif atas perubahan produktivitas. Tujuan
pengukuran ini adalah untuk menilai apakah efesiensi produktif
telah meningkat atau menurun. Pengukuran produktivitas dapat
berupa actual atau perspektif. Pengukuran produktivitas aktual
memungkinkan manajer untuk menilai, memantau, dan
mengendalikan perubahan.
• Definisi Pengukuran Produktivitas Parsial adalah
produktivitas dari satu input tunggal biasanya diukur
dengan menghitung rasio output terhadap input.
• Rasio produktivitas = output/input
Pengukuran Produktivitas Total
Pengukuran produktivitas dari seluruh input disebut pengukuran produktivitas
total (total productivity measurement). Perusahaan hanya mengukur
produktivitas dari faktor-faktor yang dianggap sebagai indikator relevan bagi
keberhasilan dan kinerja perusahaan. Jadi, pengukuran produktivitas total dapat
didefinisikan sebagai pemfokusan perhatian pada beberapa input yang
menunjukkan keberhasilan perusahaan secara total. Pengukuran produktivitas
total mensyaratkan pengembangan dari pendekatan pengukuran multifaktor
yang umum disarankan dalam literatur produktivitas adalah menggunakan indeks
produktivitas agregat. Indeks agregat bersifat kompleks, sulit diinterpretasikan
dan belum diterima secara umum. Dua pendekatan yang telah memperoleh
beberapa pengakuan adalah pengukuran profil (profile measurement) dan
pengukuran produktivitas yang berkaitan dengan laba (profit-linked productivity
measurement).
• Pengukuran Profil Produktivitas, Pengukuran
profil menyediakan serangkaian atau sebuah
vektor ukuran operasional parsial yang berbeda
dan terpisah
Pengukuran Produktivitas yang Berkaitan
dengan Laba, Pengukuran jumlah perubahan
laba yang diakibatkan oleh perubahan
produktivitas disebut pengukuran produktivitas
yang berkaitan dengan laba. Keterkaitan
perubahan produktivitas dengan laba dijelaskan
oleh aturan berikut:
• Aturan Keterkaitan dengan Laba (Profit-Linkage Rule): untuk
periode berjalan, hitunglah biaya input yang seharusnya
digunakan dalam keadaan tanpa adanya perubahan
produktivitas dan bandingkan biaya tersebut dengan biaya input
aktual yang digunakan. Selisih biayanya adalah sejumlah
perubahan laba yang disebabkan oleh perubahan produktivitas.
• Untuk mengaplikasikan aturan ini, input yang seharusnya
digunakan selama periode berjalan dalam keadaan tanpa
perubahan produktivitas harus dihitung terlebih dahulu.
• PQ = Output periode berjalan/Rasio produktivitas periode
dasar
KOMPONEN PEMULIHAN HARGA
Komponen pemulihan harga ( price recovery component ) adalah selisih antara
perubahan laba total dan perubahan produktivitas terkait dengan harga.
Komponen ini adalah perubahan pendapatan dikurangi perubahan biaya input,
dengan asumsi tidak ada perubahan produktivitas. Oleh karena itu, komponen
pemulihan harga mengukur kemampuan perubahan pendapatan untuk menutupi
perubahan biaya input, dengan asumsi tidak ada perubahan aktivitas.

Pemulihan harga = Perubahan harga – Perubahan produktivitas terkait dengan


laba

Kenaikan pendapatan tidak akan cukup untuk menutupi kenaikan biaya input.
Penurunan produktivitas hanya akan memperburuk masalah pemulihan harga.
Tetapi kenaikan produktivitas dapat digunakan untuk mengimbangi kerugian
pemulihan harga.
KUALITAS DAN PRODUKTIVITAS
Peningkatan kualitas dapat meningkatkan
produktivitas dan juga sebaliknya. Sebagai contoh,
jika pengerjaan ulang berkurang karena
menurunnya unit produk cacat maka lebih sedikit
tenaga kerja dan bahan yang digunakan untuk
menghasilkan output yang sama. Penurunan
jumlah unit cacat memperbaiki kualitas,
sementara pengurangan jumlah output yang
digunakan meningkatkan produktivitas.
INSENTIF PEMBAGIAN
KEUNTUNGAN
Insentif pembagian keuntungan (gainsharing) adalah pemberian
insentif ulang tunai bagi seluruh tenaga kerja perusahaan yang
menjadi kunci pencapaian kualitas dan produktivitas. Pembagian
keuntungan memberikan insentif dengan menawarkan bonus
kepada pegawai sesuai dengan persentase penghematan biaya.
Insentif pembagian keuntungan dapat digunakan sebagai insentif
bagi para manjer dan pekerja untuk mencari cara – cara untuk
meningkatkan kualitas dan produktivitas. Bonus dapat diberikan
misalnya dengan melihat kualitas produk keseluruhan. Jumlah
bonus dapat bertambah atau berkurang tergantung pada seberapa
baik target produktivitas dan kualitas dapat dipenuhi.
TUGAS INDIVIDU
Tugas-12 : B3 soal 15-5, halaman 312

Tugas-13 : B3 soal 15-14, halaman 317


MANAJEMEN BIAYA LINGKUNGAN

MINGGU 13
PRODI S1 AKUNTANSI
Sumber :
Hansen R. Dor & Mowen M. Maryanne, Deny Arnos Kwary (Penterjemah), 2009 Akuntansi
Manajemen, Buku 1, Edisi 8, Jakarta: Penerbit Salemba Empat. (B-3) Halaman : 408-457

Modul Chartered Accountant. Akuntansi Manajemen Lanjutan. 2015. Ikatan Akuntansi


Indonesia (IAI). Halaman 75-78. http://iaiglobal.or.id/v03/files/modul/aml/
Environmental Accounting – Back Ground

• Menurut ISO 14001, lingkungan adalah keadaan sekeliling


dimana organisasi beroperasi, termasuk udara, air, tanah,
sumber daya alam, flora, fauna, manusia dan interaksinya.
• Lingkungan di Indonesia sering disebut lingkungan hidup.
Menurut Undang-undang no 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup, definisi lingkungan hidup adalah kesatuan
ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup,
termasuk manusia, dan perilakunya, yang mempengaruhi
kelangsungan peri kehidupan dan kesejahteraan manusia serta
makhluk hidup lain.
• Dampak lingkungan adalah perubahan apa pun pada lingkungan,
baik yang merugikan maupun yang bermanfaat, yang
keseluruhannya atau sebagian disebabkan oleh lingkungan dan
organisasi.
• Organisasi dapat mengurangi dampak lingkungan
dengan :

• Pencegahan pencemaran
–menggunakan proses, praktek, teknik, bahan,
produk, jasa atau energi untuk menghindari,
mengurangi atau mengendalikan pembentukan
emisi atau buangan pencemar atau limbah apapun
Akuntansi Manajemen Lingkungan

• Merupakan sub bagian dari akuntansi


lingkungan.
• Menurut EPA (1995) mendefinisikan akuntansi
manajemen lingkungan sebagai proses
pengidentifikasian, pengumpulan dan
penganalisisan informasi tentang biaya-biaya
dan kinerja untuk membantu pengambilan
keputusan organisasi.
• Akuntansi manajemen lingkungan adalah hal
yang tak terpisahkan dari unsur manajemen
perusahaan
Akuntansi Manajemen Lingkungan
• Akuntansi manajemen lingkungan sendiri
merupakan proses pengidentifikasian,
pengumpulan, perkiraan - perkiraan,
analisis, laporan dan pengiriman informasi
tentang:
1. Informasi berdasarkan arus bahan dan energi
2. Informasi berdasarkan biaya lingkungan
• 3. Informasi lainnya yang terukur, dibentuk
berdasarkan akuntansi manajemen
lingkungan untuk pengambilan keputusan
bagi perusahaan
• Akuntansi manajemen lingkungan pada
dasarnya lebih menekankan pada akuntansi
dari biaya-biaya lingkungan.
Biaya
Lingkunga
n

AML
Informa
si Energi
Material
Tujuan Akuntansi Manajemen
Lingkungan

Pemonitoran dan pengevaluasian informasi yang terukur


1 dari keuangan maupun manajemen
Pemonitoran arus data tentang bahan dan energi yang saling
2 berhubungan secara timbal balik guna meningkatan efisiensi
pemanfaatan bahan-bahan maupun energi
Mengurangi dampak lingkungan dari operasi perusahaan,
3 produk-produk dan jasa

4 Mengurangi risiko-risiko lingkungan

5 Memperbaiki hasil-hasil dari manajemen perusahaan


Jenis Informasi Akuntansi Manajemen Lingkungan

• Informasi Fisik
• data yang akurat pada jumlah dan tujuan dari
seluruh energi, air dan materi yang digunakan
untuk mendukung aktivitas
• Kebutuhan untuk mengetahui yang mana dan
berapa banyak energi, air dan materi yang
dibawa masuk, yang menjadi produk fisik dan
menjadi limbah dan emisi
Keuntungan Penerapan Akuntansi Manajemen
Lingkungan
• Akuntansi manajemen lingkungan dapat membantu
pengambilan keputusan
• Akuntansi manajemen lingkungan meningkatkan performa
ekonomi dan lingkungan usaha.
• Investasi teknologi pembersih, kampanye minimalisasi limbah,
pengenalan sistem pengendalian pencemaran udara dan lain-
lain. Akuntansi manajemen lingkungan memberikan solusi saling
menguntungkan (win-win solution). Kegiatan diharapkan akan
mempunyai performa lebih baik pada sisi ekonomi maupun sisi
lingkungan
Keuntungan penerapan akuntansi manajemen
lingkungan

• Akuntansi manajemen lingkungan akan mampu


memuaskan semua pihak terkait
• Akuntansi manajemen lingkungan pada usaha
secara simultan dapat meningkatkan performa
ekonomi maupun sisi lingkungan. Oleh karena
itu akan berimplikasi pada kepuasan pelanggan
dan invetor, hubungan baik antara pemerintah
daerah dan
Biaya Lingkungan

• Biaya lingkungan berhubungan dengan biaya


produk, proses, sistem atau fasilitas penting untuk
pengambilan keputusan manajemen yang lebih baik
• Tujuan perolehan biaya adalah :
• mengurangi biaya-biaya lingkungan
• meningkatkan pendapatan dan memperbaiki
kinerja lingkungan dengan memberi perhatian
pada situasi sekarang, masa yang akan datang
dan biaya-biaya manajemen yang potensial
Biaya Lingkungan
Biaya-biaya lingkungan meliputi biaya internal dan
eksternal dan berhubungan terhadap seluruh
biaya-biaya yang terjadi dalam hubungannya
dengan kerusakan lingkungan dan perlindungan
Biaya Lingkungan
Biaya-biaya lingkungan adalah pemakaian sumber
daya disebabkan atau usaha-usaha untuk:
1) mencegah atau mengurangi bahan sisa dan
polusi
2) mematuhi regulasi lingkungan dan kebijakan
perusahaan,
3) kegagalan memenuhi regulasi dan kebijakan
lingkungan
Biaya lingkungan adalah biaya- biaya yang terjadi
karena kualitas lingkungan yang buruk atau karena
kualitas lingkungan yang buruk mungkin terjadi.
Maka, biaya lingkungan berhubungan dengan
kreasi, deteksi, perbaikan, dan pencegahan
degradasi lingkungan (Hansen dan Mowen, 2017).
Types of Environmental Costs
Conventional : material, supplies, structure and capital costs need
to be examined for environmental impact on decisions.
Potentially Hidden:
• Regulatory (fees, licenses, reporting, training, remediation)
• Upfront and back end (site prep, engineering, installation,
closure and disposal)
• Voluntary (training, audits, monitoring and reporting)
Contingent : penalties/fines, property liability, legal)
Image : Relationship with employees, customers, suppliers,
regulators and shareholders
Biaya Lingkungan diklasifikasikan
menjadi empat kategori (Hansen dan
Mowen):
• Biaya Pencegahan
Biaya Deteksi
• (prevention costs)
(detection costs)

Biaya Biaya
Kegagalan Kegagalan
Internal Eksternal
(internal (external
failure costs) failure costs)
Hansen dan Mowen (2017):
1. Biaya Pencegahan Lingkungan (Environmental
Prevention Cost)
Adalah Biaya-biaya untuk aktivitas yang dilakukan untuk mencegah
diproduksinya limbah dan atau sampah yang menyebabkan
kerusakan lingkungan.
Contoh-contoh aktivitas pencegahan :
Evaluasi dan pemilihan pemasok, evaluasi dan pemilihan alat
untuk mengendalikan polusi, desain proses dan produk untuk
mengurangi atau menghapus limbah, melatih pegawai,
mempelajari dampak lingkungan, audit risiko lingkungan,
pelaksanaan penelitian lingkungan, pengembangan sistem
manajemen lingkungan, daur ulang produk, serta pemerolehan
sertifikasi ISO 14001.
2. Biaya deteksi lingkungan (environmental
detection costs)

Adalah Biaya-biaya untuk aktivitas yang dilakukan


untuk menentukan apakah produk, proses, dan
aktivitas lain di perusahaan telah memenuhi
standar lingkungan yang berlaku atau tidak.
Biaya deteksi lingkungan
(environmental
detection costs)
Standar lingkungan dan prosedur yang diikuti oleh
perusahaan didefinisikan dalam tiga cara:
1. Peraturan pemerintah,
2. Standar sukarela (ISO 14001) yang
dikembangkan oleh International Standards
Organization
3. Kebijakan lingkungan yang dikembangkan oleh
manajemen.
Biaya deteksi lingkungan
(environmental detection costs)
Contoh- contoh aktivitas deteksi adalah audit
aktivitas lingkungan, pemeriksaan produk dan
proses (agar ramah lingkungan), pengembangan
ukuran kinerja lingkungan, pelaksanaan pengujian
pencemaran, verifikasi kinerja lingkungan dari
pemasok, dan pengukuran tingkat pencemaran.
3. Biaya kegagalan internal lingkungan
(environmental internal failure costs)
• Adalah Biaya-biaya untuk aktivitas yang dilakukan karena diproduksinya
limbah dan sampah, tetapi tidak dibuang ke lingkungan luar.
• Jadi, Biaya kegagalan internal terjadi untuk menghilangkan dan mengolah
limbah dan sampah ketika diproduksi.
Aktivitas kegagalan internal memiliki salah satu dari dua tujuan :
1. Untuk memastikan bahwa limbah dan sampah yang diproduksi tidak
dibuang ke lingkungan luar
2. Untuk mengurangi tingkat limbah yang dibuang sehingga jumlahnya tidak
melewati standar lingkungan.
Biaya kegagalan internal lingkungan
(environmental internal failure costs)
• Contoh-contoh aktivitas kegagalan internal
adalah pengoperasian peralatan untuk
mengurangi atau menghilangkan polusi,
pengolahan dan pembuangan limbah-limbah
beracun, pemeliharaan peralatan polusi, lisensi
fasilitas untuk memproduksi limbah dan daur
ulang sisa bahan
4. Biaya kegagalan eksternal lingkungan
(environmental external failure costs)
• Adalah Biaya-biaya untuk aktivitas yang
dilakukan setelah melepas limbah atau sampah
ke dalam lingkungan. Biaya kegagalan eksternal
dapat dibagi lagi menjadi kategori yang
direalisasi dan yang tidak direalisasikan.
Biaya kegagalan eksternal
lingkungan (environmental external
failure
Biaya kegagalan eksternal yang costs) (realized
direalisasi
external failure costs) adalah biaya yang dialami
dan dibayar oleh perusahaan.
Biaya kegagalan yang tidak direalisasikan
(unrealized external failure costs) atau biaya
sosial, disebabkan oleh perusahaan tetapi
dialami dan dibayar oleh pihak-pihak di luar
perusahaan
Contoh biaya kegagalan eksternal yang direalisasi adalah :
pembersihan danau yang tercemar,
Pembersihan minyak yang tumpah,
Pembersihan tanah yang tercemar,
Penggunaan bahan baku dan energi secara tidak efisien,
Penyelesaian klaim kecelakaan pribadi dari praktik kerja yang tidak ramah
lingkungan,
Penyelesaian klaim kerusakan properti,
Pembaruan tanah ke keadaan alaminya,
Hilangnya penjualan karena reputasi yang buruk.
Contoh biaya kegagalan eksternal yang tidak direalisasikan (Biaya Sosial)
adalah :

Perawatan medis karena udara yang terpolusi (kesejahteraan individu) 🡪 yang


menanggung masyarakat yang terkena polusi
Hilangnya kegunaan danau sebagai tempat rekreasi karena pencemaran
(degradasi),
Hilangnya lapangan pekerjaan karena pencemaran (kesejahteraan individual),
Rusaknya ekosistem karena pembuangan sampah padat (degradasi).
Biaya Sosial
Diklasifikasikan sebagai:
1) Biaya yang berasal dari degradasi lingkungan
2) Biaya yang berhubungan dengan dampak buruk
terhadap properti atau kesejahteraan masyarakat.
Dalam kasus-kasus tersebut, biaya ditanggung
oleh pihak lain, bukan oleh perusahaan,
meskipun hal tersebut disebabkan oleh
perusahaan.
Tugas Individu
Tugas -11: B3 soal 14-2, soal 14-4, soal 14-12
halaman 245
MASALAH INTERNASIONAL DALAM
AKUNTANSI MANAJEMEN

MINGGU 14
PRODI S1 AKUNTANSI
Sumber :
Hansen R. Dor & Mowen M. Maryanne, Deny Arnos Kwary (Penterjemah), 2009
Akuntansi Manajemen, Buku 1, Edisi 8, Jakarta: Penerbit Salemba Empat. (B-3) Halaman
:
460-507
Akuntansi Manajemen dalam
Lingkungan Internasional

Menjalankan bisnis dalam sebuah lingkungan global mengharuskan


manajemen mengubah perpektifnya. Terdapat aspek-aspek bisnis
yang tetap sama, tetapi ada juga yang cukup berbeda. Perusahaan
yang menjalankan usahanya di negara asal dan negara lain mungkin
menemukan bahwa praktik-praktik kredit yang berjalan baik di
negara asal ternyata bermasalah di negara lain. Sebagian besar
perbedaan ini berkaitan dengan lingkungan bisnis, yaitu lingkungan
budaya, hukum, politik, dan ekonomi dari setiap negara, seperti
seekor ikan yang tidak mengenal airnya.
ingkat Keterlibatan dalam Perdagangan
Internasional
Perusahaan multinasional (multinational corporation-MNC) adalah
perusahaan yang menjalankan bisnis di lebih dari satu negara dalam
suatu volume di mana kesehatan perusahaan dan pertumbuhannya
bergantung pada lebih dari satu negara. Dari definisi tersebut dapat
kita lihat bahwa keterlibatan MNC dalam perdagangan internasional
dapat terjadi dalam banyak bentuk. Dalam tingkat yang cukup
sederhana, MNC mungkin mengimpor material dan/ atau
mengekspor produk jadi. Pada tingkat yang lebih kompleks, MNC
bisa jadi adalah suatu perusahaan besar yang terdiri atas sebuah
induk perusahaan dan sejumlah divisi di berbagai negara.
Import dan Eksport
Bentuk yang cukup sederhana dari keterlibatan multinasional adalah
kegiatan ekspor dan impor. Suatu perusahaan dapat mengimpor
berbagai komponen untuk produksi. Suatu perusahaan juga dapat
mengekspor produk-produk jadi ke negara-negara asing. Transaksi-
transaksi seperti pada impor dan ekspor bersifat sederhana, tetapi
juga dapat menciptakan berbagai risiko dan peluang baru bagi
perusahaan.
Impor
Suatu perusahaan dapat mengimpor bahan-bahan baku untuk
digunakan dalam produksi. Transaksi ini mungkin tampak sama
dengan pembelian bahan baku dari pemasok lokal, tetapi tarif
impor menambah kompleksitas dan biayanya. Dalam akuntansi
untuk bahan baku, freight-in (ongkos angkut masuk) termasuk biaya
bahan.
Ekspor
Ekspor adalah penjualan produk perusahaan di
luar negeri. Perusahaan tidak harus memiliki
fasilitas produksi di luar negeri; produk akhir dapat
langsung dikirim ke pembeli. Akan tetapi, ekspor
biasanya lebih kompleks daripada penjualan
barang jadi di dalam negeri.
Pakta Perdagangan dan Tarif
Pakta perdagangan antara berbagai negara memengaruhi
besarnya tarif yang dibebankan.
Contoh: North American Free Trade Agreement (NAFTA)
memungkinkan importir-importir di AS, Meksiko, dan
Kanada membayar tarif yang lebih rendah untuk barang-
barang yang diproduksi di ketiga negara tersebut. Namun,
perusahaan harus memnuhi peraturan yang ketat.
Akuntan manajemen harus menyadari peraturan-
peraturan kepabeanan dan memastikan terselenggaranya
penyimpanan data yang memadai dan mekanisme
penggendalian internal yang berjalan baik.
Anak Perusahaan yang Dimiliki
Sendiri
Suatu perusahaan mungkin saja memilih untuk
membeli perusahaan yang sudah berjalan di luar
negeri dan menjadikannya anak perusahaan yang
dimiliki sepenuhnya oleh induk perusahaan.
Strategi ini memiliki keuntungan karena cukup
sederhana. Perusahaan asing tersebut telah
memiliki outlet produk, fasilitas produksi, dan
distribusi yang mapan
Joint Venture
Joint venture adalah sebuah jenis kemitraan di mana para investor
menjadi bagian dari pemilikan perusahaan. Suatu contoh IBM yang
membentuk joint venture dengan Toshiba untuk menggabungkan
keahlian IBM tentang bahan dengan keunggukan Toshiba dalam
proses manufaktur. Joint venture juga terkadang diperlukan untuk
menghadapi undang-undang yang berlaku, Di Cina misalnya, MNC
tidak dijinkan membeli perusahaan Cina atau mendirikan anak
perusahaan sendiri, sehingga joint venture dengan perusahaan Cina
perlu dilakukan, namun struktur apapun yang dipilih, MNC akan
selalu menghadapi masalah-masalah perdagangan luar negeri.
Nilai Tukar Mata Uang Asing
Apabila perusahaan mulai beroperasi dalam arena
internasional, perusahaan tersebut harus
menggunakan mata uang asing. Mata uang asing
ini dapat dipertukarkan dengan 6 mata uang
domestik dengan menggunakan nilai tukar.
Apabila nilai tukar tidak pernah berubah, maka
masalah tidak akan muncul namun nilai tukar
sering berubah setiap harinya. Fluktuasi nilai tukar
mengakibatkan ketidakpastian dari operasional
perusahaan dalam area internasional.
Akuntan manajemen berperan penting dalam mengelola risiko
mata uang. Manajemen risiko mata uang (currency risk
management) mengacu pada pengelolaan perusahaan terhadap
risiko transaksi, ekonomi, dan translasi karena fluktuasi nilai tukar.
Risiko transaksi (transaction risk) mengacu pada kemungkinan
bahwa transaksi tunai di masa depan akan dipengaruhi oleh
perubahan nilai tukar.
Risiko ekonomi (economic risk) mengacu pada kemungkinan
bahwa nilai sekarang dari arus kas perusahaan di masa depan akan
dipengaruhi oleh fluktuasi nilai tukar.
Risiko translasi atau risiko akuntansi (translation or accounting
risk) adalah tingkat di mana laporan keuangan perusahaan
terpengaruh oleh fluktuasi nilai tukar.
Kurs spot (spot rate) adalah nilai tukar dari satu jenis mata uang
terhadap mata uang lain untuk transaksi langsung (yaitu: hari ini).
Perubahan dalam kurs spot dapat memengaruhi nilai transaksi
tunai di masa depan sehingga menciptakan risiko transaksi.
Apresiasi dan Depresiasi Mata Uang Ketika mata uang suatu negara
menguat secara relatif terhadap mata uang negara lain, terjadilah
apresiasi mata uang (currency appreciation) dan satu unit mata
uang negara yang disebut pertama mampu membeli lebih banyak
unit mata uang negara kedua. Sebaliknya, depresiasi mata uang
(currency depreciation) berarti mata uang satu negara melemah
secara relatif dan membeli unit mata uang negara lain lebih sedikit.
Lindung Nilai (Hedging)
Suatu cara mengatasi masalah risiko perubahan nilai tukar adalah
melakukan lindung nilai (hedging). Kontrak pertukaran di masa
depan biasanya digunakan sebagai pelindung.
Kontrak di depan (forward contract) mensyaratkan pembeli
menukar sejumlah mata uang tertentu dengan nilai tukar tertentu
(nilai tukar forward) pada tanggal yang telah ditentukan di masa
depan. Perusahaan dengan jumlah transaksi yang signifikan dapat
memutuskan untuk membendung seluruh atau sebagian transaksi-
transaksinya. Pembendungan atau lindung nilai juga dapat
dimanfaatkan sebagai alat untuk mengelola risiko ekonomi.
Mengelola Risiko Ekonomi
Risiko ekonomi dapat memengaruhi daya saing
relatif perusahaan meskipun perusahaan tersebut
tidak pernah berpartisipasi secara langsung dalam
perdagangan internasional. Akuntan harus
memerhatikan dengan memahami posisi
perusahaan dalam ekonomi global. Misalnya
dalam menyusun anggaran induk, anggaran
penjualan harus mempertimbangkan potensi
menguat atau melemahnya mata uang negara
pesaing.
Faktor-faktor Lingkungan yang Memengaruhi
Evaluasi Kinerja pada Perusahaan Multinasional
Faktor-faktor ekonomi:
1. Organisasi dari sistem bank sentral,
2. Stabilitas ekonomi,
3. Eksistensi pasar modal,
4. Pembatasan valuta.
Faktor-faktor politik dan hukum:
1. Kualitas, efisiensi, dan keefektifan struktur
perundang-undangan,
2. Pengaruh kebijakan pertahanan,
3. Dampak kebijakan luar negeri, 9
4. Tingkat kestabilan politik,
5. Tingkat keterlibatan pemerintah dalam bisnis.
Faktor-faktor pendidikan:
1. Tingkat kemampuan baca-tulis,
2. Cakupan dan jenjang pendidikan formal serta
sistem pelatihan,
3. Cakupan dan jenjang pelatihan teknis,
4. Cakupan dan mutu program pengembangan
manajemen.
Faktor-faktor sosiologis:
1. Sikap sosial terhadap industri dan bisnis,
2. Sikap budaya terhadap otoritas dan orang-
orang yang menjadi bawahan,
3. Sikap budaya terhadap produktivitas dan
keberhasilan (etika kerja),
4. Sikap sosial terhadap peningkatan material,
5. Keragaman budaya dan ras
Mengelola Risiko Translasi
Mengelola Risiko Translasi Induk perusahaan sering mencatat ulang
semua pendapatan anak perusahaan dalam mata uang lokal induk
perusahaan. Pencatatan kembali ini dapat mengakibatkan
keuntungan dan kerugian oportunitas atas revaluasi mata uang
asing dan dapat memengaruhi laporan keuangan anak perusahaan,
perhitungan ROI, dan laba residu. Sebagai contoh, suatu divisi
perusahaan yang berbasis di Meksiko menghasilkan 320.000 peso
tahun ini, naik dari 200.000 peso pada tahun sebelumnya dan jika
ditranslasi ke dalam dolar, apabila nilai tukar tahun lalu adalah 6
peso per dolar sedangkan tahun ini adalah 10 peso per dolar, maka
laba bersih divisi tersebut 10 ditranslasi menjadi laba bersih
$33.333 tahun lalu dan $32.000 tahun ini. Tiba-tiba terjadi
penurunan laba bersih karena translasi mata uang.
Desentralisasi
Perusahaan yang terdesentralisasi di negara asal
sering memberlakukan pengawasan yang lebih
ketat pada divisi asing, paling tidak hingga mereka
mendapatkan pengalaman yang lebih banyak
tentang operasional mereka di luar negeri.
Sebagaimana desentralisasi menawarkan
keunggulan-keunggulan bagi divisi-divisi di negara
asal, desentralisasi juga menawarkan keunggulan
bagi divisi asing
Penetapan Harga Transfer dan
Perusahaan Multinasional
Bagi perusahaan multinasional, penetapan harga
transfer harus mencapai dua sasaran: evaluasi
kinerja dan penetapan pajak penghasilan yang
optimal.
Evaluasi Kinerja
Divisi-divisi sering dievaluasi berdasarkan laba bersih dan
pengembalian atas investasi. Seperti pada kasus harga transfer
lainnya, divisi penjual menghendaki harga transfer yang tinggi
sehingga meningkatkan laba bersihnya, sedangkan divisi pembelian
menghendaki harga transfer yang rendah sehingga meningkatkan
laba bersihnya. Namun, harga transfer pada MNC sering diatur oleh
induk perusahaan yang menyebabkan penggunaan ukuran ROI dan
laba bersih menjadi meragukan. Karena 13 kedua ukuran ini berada
di luar wewenang manajer divisi, keduanya tidak mampu lagi
berperan sebagai indikator bagi kinerja manajemen.
Etika dalam Lingkungan
Internasional
Etika bisnis dapat menyebabkan permasalahan dalam konteks satu
negara. Namun, etika bisnis dalam konteks global dapat
menyebabkan masalah yang jauh lebih besar. Beberapa penelitian
menunjukkan umat manusia sesungguhnya memiliki dasardasar
etika. Namun, terdapat beberapa prasyarat untuk pembentukan
lingkungan bisnis yang beretika, diantaranya stabilitas
kemasyarakatan, legitimasi dan akuntabilitas pemerintah, legitimasi
terhadap kepemilikan pribadi dan kemakmuran personal,
kepercayaan atas kepemilikan seseorang dan masa depan
masyarakat, kepercayaan atas kemampuan untuk memberikan
keluarga seseorang, serta pemahaman terhadap bagaimana sistem
bekerja dan bagaimana berpartisipasi
TUGAS INDIVIDU
Tugas -15 : B3 , halaman 492, Pertanyaan Esai dan
Diskusi

Tugas -16, B3 : 18-6, halaman 497

REVIEW JURNAL HARGA TRANSFER


INTERNASIONAL
Definisi Mengenai NPV atau Net Present Value

Net Present Value atau NPV adalah selisih antara nilai arus kas yang masuk dengan
nilai arus kas keluar pada sebuah periode waktu. Menurut ilmu ekonomi, Net Present
Value adalah perkiraan arus kas masa mendatang yang dikurangi diskon saat ini
menggunakan social opportunity cost of capital.

NPV Adalah Alat Untuk Mengukur Peluang Investasi?

Biasanya, NPV digunakan saat menghitung modal untuk menganalisis potensi


keuntungan sebuah proyek atau investasi yang akan dilaksanakan.
Sederhananya, Net Present Value adalah perkiraan laba yang akan didapatkan dari
usaha, proyek, atau penanaman modal.

Metode NPV dapat melengkapi kekurangan metode payback period dengan konsep
time value of money. Bisa dibilang, metode ini merupakan cara paling umum yang
digunakan oleh perusahaan untuk mengevaluasi kelayakan bisnis, proyek, atau
investasi.

Dengan kata lain, NPV adalah alat atau cara untuk mengukur peluang investasi.
Apakah investasi tersebut layak dilakukan atau tidak. NPV positif menunjukkan bahwa
proyeksi pendapatan dari investasi atau proyek lebih besar dari biaya yang
dikeluarkan.

Jika NPV positif menandakan keuntungan, maka NPV negatif menandakan kerugian.
Sementara jika nilainya sama dengan nol, maka hasil tersebut akan membuat nilai
perusahaan tetap sama alias tidak berubah.
Rumus Net Present Value dan Contoh Kasus

Untuk mengetahui kelayakannya, Anda harus menghitung menggunakan rumus Net


Present Value berikut.

NPV = (C1:(1+r)) + (C2:(1+r)2) + (C3:(1+r)3) + … + (Ct:(1+r)t) – C0

Ct adalah arus kas per tahun dalam periode t, sedangkan C0 adalah nilai investasi
awal pada tahun ke-0. Sementara r adalah suku bunga dalam persen.

Contoh Satu

Agar lebih memahaminya, simak contoh penerapan rumus NPV di bawah ini!

Untuk meningkatkan produksi, manajemen Perusahaan XZY berencana membeli


mesin baru senilai Rp200.000.000,00 dengan suku bunga pinjaman sekitar 15% per
tahun. Estimasi arus kas masuk sekitar Rp75.000.000,00/ tahun selama lima tahun.

Lantas, apakah rencana pembelian mesin tersebut akan memberikan keuntungan?

Untuk mendapatkan jawaban, Anda harus menghitungnya menggunakan rumus NPV.


Dari penjelasan di atas, dapat diketahui jika C0 = Rp200.000.000,00, Ct =
Rp75.000.000,00, dan r = 15% (0.15).

NPV = (C1:(1+r)) + (C2:(1+r)2) + (C3:(1+r)3) + (C3:(1+r)4) + (Ct:(1+r)t) – C0

NPV = ((75:(1+0,15)) + (75:(1+0,15)2) + (75:(1+0,15)3) + (75:(1+0,15)4) +


(75:(1+0,15)5) – 200

NPV = (65.21 + 56.71 + 49.31 + 42.88 + 37.28) – 200

NPV = 251.39 – 200

NPV = 51.39
Dari perhitungan di atas, nilai NPV adalah positif. Artinya, mesin yang hendak dibeli
mampu menghasilkan keuntungan sekitar Rp51.390.000,00 setelah biaya pembelian
dan bunga lunas.

Contoh Kedua

Pengusaha N memiliki uang Rp150.000.000,00 yang hendak didepositokan selama


dua belas bulan dengan bunga 7.5% per tahun dan discount rate sebesar 3%.

Untuk menghitung nilai NPV, C0 harus dalam keadaan negatif karena termasuk
pengeluaran.

NPV = C0 + (C1:(1 + r))

NPV = (-Rp150.000.000,00) + (Rp161.250.000,00:(1+0.03))

NPV = (-Rp150.000.000,00) + (Rp142.699.115,00)

NPV = (-Rp7.300.885,00)

Dari perhitungan tersebut didapatkan hasil NPV negatif. Artinya, investasi tersebut
tidak memberikan keuntungan. Justru akan membuat pengusahan N merugi sekitar
Rp7.300.885,00. Ketika hasil negatif, alangkah baiknya untuk mencari alternatif lain
yang memberikan keuntungan.

Kelebihan Metode NPV

Mengingat metode NPV banyak digunakan oleh perusahaan besar, Anda perlu
mengetahui apa saja kelebihannya.

 Memperhitungkan seluruh arus masuk, tidak mengabaikan aliran kas


selama investasi berlangsung.
 Lebih memperhitungkan time value of money (nilai waktu daripada uang)
 Memudahkan Anda untuk mengetahui apakah investasi yang hendak
dilakukan dapat meningkatkan nilai perusahaan dan memberikan
keuntungan atau tidak.
 Metode ini mempertimbangkan risiko arus kas yang masuk di masa depan
sehingga pengembalian modal dapat terlihat jelas.

Untuk menghitung NPV diperlukan Cost of Capital sebagai nilai diskon. Dibandingkan
metode Pay Back Period, metode NPV lebih sulit diterapkan.

Kendati demikian, dari penjabaran di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa NPV
adalah suatu metode yang dapat digunakan untuk mengukur kelayakan nilai investasi
ataupun proyek. Berbekal rumus NPV, Anda akan lebih mudah mempertimbangkan
investasi menjanjikan untuk masa depan.

Pahami Internal Rate of Return, Penghitungan, dan


Contohnya

IRR adalah singkatan dari Internal Rate of Return yang menjadi salah satu acuan
penghitungan efisiensi dari sebuah investasi.

Secara sederhana, penghitungan IRR dapat menjadi dasar apakah sebuah investasi
layak dilakukan atau tidak. Sebuah investasi yang dianggap layak jalan harus
memenuhi kriteria nilai IRR lebih tinggi ketimbang minimum acceptable rate of
return atau minimum attractive rate of return.

Dikutip dari Wikipedia, minimum acceptable rate of return adalah laju pengembalian
minimum dari sebuah investasi yang berani dilakukan seorang investor.

Tidak hanya itu, sebuah kegiatan investasi juga bisa dilanjutkan apabila laju
pengembaliannya (rate of return) lebih besar daripada laju pengembalian apabila
melakukan investasi di tempat lain, termasuk bunga deposito bank, reksadana, atau
bentuk investasi lainnya.

Bagaimana Melakukan Penghitungan IRR?

Internal Rate of Return (IRR) sebetulnya adalah metode untuk menghitung tingkat
bunga (discount rate) yang membuat nilai saat ini dari seluruh perkiraan arus
kas masuk sama dengan nilai sekarang dari ekspektasi arus kas yang keluar (Hazen,
2009). Prinsipnya, IRR adalah rangkaian penghitungan yang membuat nilai NPV (Net
Present Value) menjadi nol.
Tentang NPV dan rumusnya

Jadi sebelum melaju ke penghitungan IRR, alangkah baiknya kita memahami lebih
dulu cara menghitung NPV.

NPV = ( C1 / (1 + r )1) + ( C2 / ( 1 + r )2 ) + ( C3 / ( 1 + r )3 ) + … + ( Ct / ( 1 +
r )t ) – C0
Keterangan:

 NPV = Net Present Value (dalam rupiah)


 Ct = Arus kas per tahun pada periode t
 C0 = Nilai investasi awal tahun ke-0 (dalam rupiah)
 r = suku bunga atau discount rate (dalam persen)
Secara sederhana, NPV adalah nilai proyek yang sedang dikerjakan, diperoleh dari
selisih antara arus kas yang dihasilkan terhadap investasi yang dikeluarkan. Bila nilai
NPV > nol, maka investasi atau proyek dianggap layak (feasible) untuk dilakukan.

Bila NPV < nol, maka investasi atau proyek dianggap tidak layak untuk dijalankan.
Sedangkan bila hitungan NPV = nol, maka investasi atau proyek berada dalam
keadaan Break Even Point (BEP), dengan TR = TC dalam bentuk present value.

Penghitungan NPV ini memerlukan data perkiraan biaya investasi, biaya operasi, dan
pemeliharaan serta perkiraan benefit dari proyek yang dirancang.

Kita ambil sebuah contoh dari situs rumus.co.id, sebuah Perusahaan X ingin membeli
sebuah mesin produksi untuk menaikkan jumlah produksi barangnya. Diperkirakan,
harga mesin tersebut adalah Rp150 juta dengan mengikuti suku bunga pinjaman
sebesar 12 persen per tahun.

Untuk arus kas yang masuk pada perusahaan diperkirakan Rp50 juta per tahun untuk
lima tahun. Nah, apakah rencana investasi pembelian mesin produksi
tersebut feasible?

Mengacu pada rumus yang sebelumnya sudah dijabarkan, maka:

 Ct = Rp500 juta
 C0 = Rp150 juta
 dengan r = 12% atau 0,12
NPV = (C1/(1+r)1) + (C2/(1+r)2) + (C3/(1+r)3) + (C3/(1+r)4) + (Ct/(1+r)t) –
C0NPV = ((50/1+0,12) + (50/1+0,12)2 + (50/1+0,12)3 + (50/1+0,12)4 +
(50/1+0,12)5) – 150NPV = (44,64 + 39,86 + 35,59 + 31,78 + 28,37) – 150NPV
= 180,24 – 150NPV = 30,24
Dengan demikian, nilai untuk NPV adalah Rp30,24 juta. Artinya, investasi pembelian
mesin baru dinilai feasible untuk dilakukan. Nah, setelah menghitung NPV kini kita
bisa beranjak ke IRR. Penghitungan IRR didapat dengan merekayasa penghitungan
agar tingkat diskon menghasilkan NPV = nol.

Tentang IRR dan rumusnya


Dari angka yang didapat, IRR yang lebih besar dari cost of capital maka
menggambarkan bahwa investasi yang dilakukan akan menghasilkan return lebih
besar dari yang dirancang sebelumnya. Artinya, perusahaan disarankan menerima
atau menjalankan proyek investasi tersebut.

Sedangkan kelemahannya adalah:

1. Metode ini membutuhkan nilai cost of capital dalam penghitungannya.


2. Metode ini tidak dapat memberikan keputusan yang tepat ketika harus
memperbandingkan mutually exclusive projects.
3. Metode ini tidak dapat memberikan hasil yang maksimal ketika harus memilih
suatu proyek yang capital-nya berupa rasio.
Berbicara mengenai investasi, risiko yang dihadapi tentu bervariasi. Umumnya, risiko
tersebut menjadi semakin tinggi seiring peluang keuntungan yang semakin tinggi pula.

Dalam hal ini, perusahaan perlu membuat langkah-langkah kalkulasi risiko untuk
memilah bentuk investasi yang layak diambil. Penghitungan dengan IRR atau Internal
Rate of Return bisa menjadi salah satu solusinya.

Sebaliknya, IRR yang lebih kecil ketimbang cost of capital memberi gambaran bahwa
investasi yang dilakukan akan menghasilkan return lebih kecil dari yang ditargetkan
sehingga perusahaan lebih baik menolak proyek tersebut.

Sedangkan untuk IRR yang nilainya sama dengan cost of capital menjadi
pertimbangan bahwa investasi yang dilakukan diperkirakan
menghasilkan return sebesar yang ditargetkan (Peterson, 2002).

Berikut Rumus IRR.

IRR = rk + ( NPV rk / (TPV rk – TPV rb))x (rb-rk)


Keterangan:

 IRR = Internal Rate of Return


 rk = tingkat bunga yang lebih kecil (rendah)
 rb = tingkat bunga yang lebih besar (tinggi)
 NPV rk = Net Present Value pada tingkat bunga kecik
 TPV rk = Total Present Value pada tingkat bunga kecil
 TPV rb = Total Present Value pada tingkat bunga yang besar
Ingat, IRR adalah tingkat diskon rate yang menghasilkan NPV sama dengan nol.
Kesimpulannya, bila penghitungan IRR lebih besar ketimbang discount factor, maka
dapat dibilang bahwa investasi yang akan dilakukan dinilai layak.

Namun jika nilai IRR sama dengan discount factor, maka investasi yang akan
dilakukan dinilai balik modal. Sementara bila IRR lebih kecil dari discount factor, maka
investasi yang ditanamkan dinilai tidak layak.

Kita ambil contoh kasus dengan melanjutkan penghitungan NPV sebelumnya.


DF 18%

P = P + A (P/A,i,n) + F (P/F, i, n)P = -75.000.000 + 20.000.000 (P/A, 18%, 5) +


15.000.000 (P/F, 18%, 5)P = -75.000.000 +62.544.000 + 6.556.500P = -
5.899.500
DF 14%

PV= 20.000.000 / (1 +0,14) + 20.000.000/(1 + 0,14)2 + 20.000.000/ (1 +


0,14)3+…..+ 20.000.000/(1 + 0,14)5 + 15.000.000/(1 + 0,14)5PV = 1.754.3859
+ 15.389.350 + 13.499.430 +11.841.605+10.387.373+7.790.529PV =
76.452.146NPV = 76.452.146 – 75.000.000 = 1. 452.146
DF 24%

PV = 20.000.000/(1 +0,24) + 20.000.000/(1 + 0,24)2 + 20.000.000/(1 + 0,24)3


+ ….. + 20.000.000/(1 + 0,24)5+ 15.000.000/(1 + 0,24)5PV = 16.129.032 +
13.007.284 + 10.489.745 + 8.459.471 + 6.822.154 +5.116.616PV =
60.024.302NPV = 60.024.302 – 75.000.000NPV = – 14.975.698
Sehingga dapat diambil kesimpulan, semakin besar DF, gagasan usaha tidak layak.

Kerugian dan Kelebihan IRR

Dikutip dari dictio.id, metode penghitungan IRR ternyata memiliki kekurangan dan
kelebihannya. Keunggulannya antara lain (Lefley, 1997):

1. Menggunakan metode ini dapat mengetahui dengan jelas apakah investasi


yang dilakukan dapat menaikkan nilai perusahaan.
2. Metode ini mempertimbangkan semua arus masuk yang ada.
3. Metode ini mempertimbangkan konsep time value of money.
4. Metode ini mempertimbangkan risiko dari arus masuk pada masa depan untuk
pengembalian modal investasi.
Suku Bunga dan
Nilai Waktu Uang
3
2 tahun
tahun
1
tahun
Kita tahu bahwa menerima $1 hari ini
mempunyai nilai lebih daripada $1 di masa
depan. Hal ini disebabkan oleh adanya
OPPORTUNITY COSTS (Biaya
Kesempatan).

Biaya kesempatan dari menerima $1 di masa


depan adalah tingkat bunga yang mungkin
kita terima bila kita menerima $1 lebih awal.
Hari ini Masa depan
Nilai Waktu Uang
Pengertian Nilai Waktu Uang
• Nilai uang saat ini atau hari ini akan berbeda
dengan nilai uang satu tahun yang lalu atau
satu tahun yang akan datang

Seorang investor akan lebih senang menerima


uang Rp. 1.000,00 hari ini daripada sejumlah
uang yang sama setahun mendatang. Mengapa?
Karena jika ia menerima uang tsb hari ini, ia
dapat menginvestasikan uang tersebut pada
suatu tingkat keuntungan sehingga setahun
mendatang uangnya akan lebih besar dari Rp.
1.000,00.
Faktor yang mempengaruhi nilai
waktu uang

1. Waktu penerimaan/pembayaran aliran uang


2. Tingkat inflasi
3. Tingkat suku bunga
Manfaat Nilai Waktu Uang

Menghitung harga saham dan


obligasi

Menilai investasi di aktiva tetap


berwujud

Menghitung cicilan hutang/kredit

Menghitung premi asuransi


Macam Nilai Waktu Uang

1. Future Value (FV)


• Nilai uang di masa datang
2. Present value (PV)
• Nilai uang saat ini
FORMULA DALAM KEUANGAN

FV = PV ( 1 + i )n

FV 1
PV  n
OR PV  FV
1  i n
1 i
FV = Future Value
PV = Present Value
i = interest atau tingkat bunga
n = number of period atau jml periode
FUTURE VALUE

• PENGERTIAN
nilai uang yang akan datang dari satu jumlah uang
atau suatu seri pembayaran pada waktu sekarang, yg
dievaluasi dengan suatu tingkat bunga tertentu.

Dalam bidang keuangan FV digunakan untuk


menghitung nilai investasi yang akan datang
berdasarkan tingkat suku bunga dan angsuran yang
tetap selama periode tertentu
Future Value (FV) ….1
• Uang yang ditabung/diinvestasikan hari ini
akan berkembang//bertambah besar karena
mengalami penambahan nilai dari bunga yang
diterima

Dipakai untuk menghitung:


1.Tabungan
2.Investasi
Future Value (FV) ….2

FVn = PV x (1 + r)n

FVn : future value periode ke n


PV : present value
r : suku bunga
n : periode investasi
Future Value - single sums

Bila anda menyimpan $100 dalam akun dan memperoleh


pendapatan 6%, berapa banyak yang akan ada dalam akun
anda setelah 1 tahun?

PV = -100 FV = 106
0 1
Solusi Matematis:
FV = PV (FVIF i, n )
FV = 100 (FVIF .06, 1 ) (pakai tabel FVIF
atau

FV = PV (1 + i)n
FV = 100 (1.06)1 = $106
Future Value - single sums

Bila anda menyimpan $100 dalam akun dan memperoleh


pendapatan 6%, berapa banyak yang akan ada dalam akun
anda setelah 5 tahun?

PV = -100 FV = ?

0 5
Jawaban:
FV = PV (FVIF i, n )
FV = 100 (FVIF .06, 5 ) (pakai tabel FVIF)
atau
FV = PV (1 + i)n
FV = 100 (1.06)5 = $133.82
Future Value - single sums
Bila anda menyimpan $100 dalam akun memperoleh pendapatan 6%
dengan quarterly compounding(perolehan bunga per kuartal),
berapa besar yang ada dalam akun anda setelah 5 tahun?

PV = -100 FV = 134.68

0 20
Jawaban:
FV = PV (1 + i/m) m x n
FV = 100 (1.015)20 = $134.68
Future Value - single sums
Bila anda penyimpan $100 dalam akun memperoleh 6%
dengan monthly compounding (pendapatan bunga per
bulan), berapa banyak yang ada di akun anda setelah 5
tahun?
PV = -100 FV = ?

0 60
Jawaban:
FV = PV (1 + i/m) m x n
FV = 100 (1.005)60 = $134.89
Future Value - continuous compounding
Berapa FV of $1,000 perolehan 8% dengan continuous
compounding, setelah 100 tahun?

PV = -1000 FV = $2.98m

0 100

Solusi Matematis:
FV = PV (e in)
FV = 1000 (e .08x100) = 1000 (e 8)
FV = $2,980,957.99
PRESENT VALUE

nilai sejumlah uang yang saat ini dapat


dibungakan untuk memperoleh jumlah yang
lebih besar di masa mendatang

PV digunakan untuk mengetahui nilai


investasi sekarang dari suatu nilai masa
datang
Present Value (PV) ….1
• Present Value (FV) adalah kebalikan dari Future
Value (PV)
• Proses untuk mencari PV disebut sebagai
melakukan proses diskonto.

Present Value dapat diartikan


sebagai nilai sekarang dari
suatu nilai yang akan diterima
atau dibayar di masa datang
Present Value (PV) ….2

PV  PV n

(1 r )
n

FVn : future value periode ke n


PV : present value
r : suku bunga
n : periode investasi
Contoh PV

• Ayah anda memanggil anda dan


memberitahu bahwa lima tahun lagi anda
akan mendapat warisan sebesar Rp. 10
Milyar. Berapa uang akan anda terima jika
anda meminta warisan itu diberikan sekarang.
Diketahui tingkat bunga sebesar 10%
10.000.000.000
PV 
(1 0.1)
5

10.000.000.000
PV 
1.6105
PV = 6.209.251.785,16
Present Value - single sums

Bila anda akan menerima $100, 5 tahun dari sekarang,


berapa PV dari $100 bila biaya kesempatan 6%?

PV= ? FV = 100

0 5
Present Value - single sums
Berapa PV dari $1000 yang akan diterima 15 tahun dari
sekarang bila biaya kesempatan sebesar 7%?

PV = ? FV = 1000

0 15
Jawaban 1:
PV = FV (PVIF i, n )
PV = 100 (PVIF .06, 5 ) (pakai PVIF table, atau)
PV = FV / (1 + i)n
PV = 100 / (1.06)5 = $74.73
Jawaban:
PV = FV (PVIF i, n )
PV = 1000 (PVIF .07, 15 ) (pakai tabel PVIF atau)
PV = FV / (1 + i)n
PV = 1000 / (1.07)15 = $362.45
Present Value - single sums
Bila anda jual tanah dengan harga $11,933, yang dulu anda
beli 5 tahun lalu dengan harga $5,000, berapa annual rate of
return (tingkat pengembalian rata-rata)?

Solusi Matematis:
PV = FV (PVIF i, n )
5,000 = 11,933 (PVIF ?, 5 )
PV = FV / (1 + i)n
5,000 = 11,933 / (1+ i)5
.419 = ((1/ (1+i)5)
2.3866 = (1+i)5
(2.3866)1/5 = (1+i) i = .19
Present Value - single sums
Misal anda menempatkan dana $100 dalam akun yang
memberikan tingkat bunga 9.6%, compounded bulanan.
Berapa lama yang dibutuhkan supaya akun anda menjadi
$500?

Mathematical Solution:

PV = FV / (1 + i)n
100 = 500 / (1+ .008)N
5 = (1.008)N
ln 5 = ln (1.008)N
ln 5 = N ln (1.008)
1.60944 = .007968 N N = 202 months
TUGAS
Latihan 1

• Jika pada awal bulan Gagas menabung


sebesar Rp 1.000.000,- dengan tingkat
bunga 24 % per tahun. Berapa nilai
uang Gagas setelash 4 tahun :
a. Jika bunga dihitung setiap tahun ?
b. Jika bunga dihitung setiap semester ?
c. Jika bunga dihitung setiap bulan ?
Latihan 2

• PT INSAN CEMERLANG menawarkan pada


masyarakat untuk menanamkan modal pada
perusahaannya sebesar minimal Rp
10.000.000,-. Setelah 3 tahun modal akan
dikembalikan 2 kali lipat.
1. Jika tingkat bunga bank 20% per tahun,
investasi tersebut menarik atau tidak ?
2. Berapa tingkat keuntungan per tahun
dari investasi tersebut ?
Latihan 3
• Anda mempunyai sebidang tanah
senilai Rp 100.000.000,-.
Teman anda akan membelinya
seharga Rp 150.000.000,- tetapi
akan dibayar 3 tahun mendatang.
Jika tingkat bunga bank 18% per
tahun, harga tersebut terlalu mahal
atau murah ?
Terima Kasih
NET PRESENT VALUE (NPV)
DAN
INTERNAL RATE OF RETURN (IRR)
TERIMAKASIH
Nama : Angel Sanjaya
NPM : 20220165
Kelas : 4EB14
Tugas 1 Akuntansi Manajemen Lanjut

1. Harga jual per produk menggunakan pendekatan:


a) Full Costing
Unsur biaya:
Biaya produksi variable Rp. 2.000.000.000
Biaya produksi Rp. 1.000.000.000
————————— +
Total Rp. 3.000.000.000
Unsur mark-up:
Biaya non produksi variable Rp. 100.000.000
Biaya non produksi tetap Rp. 400.000.000
Ekspektasi laba 25% x Rp 4.000.000.000 Rp. 1.000.000.000
————————– +
TOTAL unsur Mark-up Rp. 1.500.000.000

Rp. 1.500.000.000
Persentase Mark-up = ———————— x 100% = 50%
Rp. 3.000.000.000

Perhitungan Harga Jual:


Biaya produksi Rp. 3.000.000.000
Mark-up 50% x Rp. 3.000.000.000 Rp. 1.500.000.000
————————— +
Total harga jual Rp. 4.500.000.000
Volume produksi 1.000.000 kg
————————— :
Harga jual produk / kg Rp. 4.500

b) Variable Costing
Unsur biaya:
Biaya produksi variable Rp. 2.000.000.000
Biaya produksi Rp. 1.000.000.000
Biaya non produksi variable Rp. 100.000.000
————————— +
Total Rp. 3.100.000.000
Unsur mark-up:
Biaya produksi tetap Rp. 1.000.000.000
Biaya non produksi tetap Rp. 400.000.000
Ekspektasi laba 25% x Rp 4.000.000.000 Rp. 1.000.000.000
————————– +
TOTAL unsur Mark-up Rp. 2.400.000.000

Rp. 2.400.000.000
Persentase Mark-up = ———————— x 100% = 77,4%
Rp. 3.100.000.000
Perhitungan Harga Jual:
Biaya produksi Rp. 3.000.000.000
Mark-up 77,4% x Rp. 3.000.000.000 Rp. 2.322.000.000
————————— +
Total harga jual Rp. 5.322.000.000
Volume produksi 1.000.000 kg
————————— :
Harga jual produk / kg Rp. 5.322

c) Total Costing
Unsur biaya:
Biaya produksi variable Rp. 2.000.000.000
Biaya produksi Rp. 1.000.000.000
Biaya non produksi tetap Rp. 400.000.000
Biaya non produksi variable Rp. 100.000.000
————————— +
Total Rp. 3.500.000.000
Unsur mark-up:
Ekspektasi laba 25% x Rp 4.000.000.000 Rp. 1.000.000.000

Rp. 1.000.000.000
Persentase Mark-up = ———————— x 100% = 28,57%
Rp. 3.500.000.000

Perhitungan Harga Jual:


Biaya produksi Rp. 3.000.000.000
Mark-up 28,57% x Rp. 3.000.000.000 Rp. 857.100.000
————————— +
Total harga jual Rp. 3.857.100.000
Volume produksi 1.000.000 kg
————————— :
Harga jual produk / kg Rp 3.857

2. Kelas 4EB memiliki kedai kopi. Tokonya melayani mahasiswa Gunadarma yang pada sore hari.
Ketua tim tidak yakin bagaimana sebaiknya memberi harga pada kopinya dan pernah
menggunakan dua harga dalam dua bulan berturut-turut selama bulan November dan Desember.
Jumlah masuk yang masuk ke kedai kira-kira sama dalam dua bulan tersebut. Selama bulan
pertama, dia memberi harga Rp. 10.000/gelas dan sebanyak 2.750 gelas kopi terjual. Selama bulan
kedua dia menjual Rp. 15.000/ gelas dan 1.250 gelas kopi. Biaya variabel tiap kopi adalah Rp.
6000 dan hanya merupakan biaya kopi dan gelas nya. Biaya tetap kedai es krim adalah Rp. 500.000
per bulan.
Pertanyaan:
a) Apa Kedai kopi 4EB mendapatkan uang lebih banyak dengan harga Rp. 10.000 atau Rp.
15.000?

Keterangan Harga Rp10.000 Harga Rp15.000

Harga Jual (a) 10.000 15.000

Unit Penjualan (b) 2.750 1.250

Penjualan (a)x(b) 27.500.000 18.750.000


Biaya Variabel (Rp6.000 / 16.500.000 7.500.000
unit)

Laba Kontribusi 11.000.000 11.250.000

Biaya Tetap 500.000 500.000

Laba Bersih seblum pajak 10.500.000 10.750.000

b) Estimasi Elastisitas permintaan untuk kopi?


Perubahan harga Rp15.000 – 10.000 = 5.000
% Perubahan harga 5.000/10.000 = 0,5
Perubahan permintan 1.250 – 2.750 = - 1.500
% Perubahan permintaan 1.500/2.750 = -0,54
𝐼𝑛(1+(−0,54)) 𝐼𝑛 (0,46)
Elastisitas Harga Permintaan = = = −1,91
𝐼𝑛 (1+(0,5) 𝐼𝑛 (1,5)

Elastisitas harga permintaan kopi adalah -1.91 yang berarti permintaan produk kopi adalah
inelastis (kurang responsif terhadap perubahan harga).

c) Estimasi harga yang memaksimalkan laba untuk kopi?


−1
Markup = = 1,09
1+(−1,91)

= (1+1,09) 6.000 = Rp12.540

3. Perusahaan ABC memproduksi produk widget. Mereka ingin mengimplementasikan target


costing untuk produk baru mereka. Penelitian pasar menunjukkan bahwa produk serupa dijual
dengan harga pasar sekitar $50, sedangkan biaya bahan baku, tenaga kerja, dan overhead
diperkirakan sekitar $30 per unit. Perusahaan ingin mempertahankan margin laba sekitar 20% dari
harga jual. Berapa target cost per unit yang harus mereka tetapkan untuk mencapai tujuan laba
mereka?

Proyeksi Penjualan $50


Dikurangi laba yang diinginkan (20% x $50) $10
Target Biaya per baterai $40

Anda mungkin juga menyukai