manajemen lanjut
MINGGU 1
P engertian Akuntansi Manajemen
Horngren, Sundem, and Stratton:
"Akuntansi Manajemen adalah sistem informasi dan pengukuran yang mengidentifikasi, mengukur,
menganalisis, dan melaporkan informasi yang relevan, terkait biaya produk dan jasa, dengan tujuan
membantu manajemen dalam perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan."
Robert S. Kaplan:
"Akuntansi Manajemen adalah penggunaan alat-alat akuntansi untuk memberikan wawasan ke dalam
bagaimana perusahaan menciptakan nilai melalui operasinya dan memberikan wawasan ke dalam
penyebab perubahan biaya."
Pengertian Akuntansi Manajemen
Robert N. Anthony:
"Akuntansi Manajemen adalah pengukuran, analisis, dan pelaporan informasi ekonomi yang membantu
manajemen dalam merencanakan, mengendalikan, dan membuat keputusan berdasarkan proyeksi
peristiwa yang mempengaruhi organisasi."
Charles T. Horngren:
"Akuntansi Manajemen adalah penerapan konsep akuntansi pada perencanaan, pengendalian, dan
pengambilan keputusan dalam perusahaan."
Akuntansi Keuangan vs Akuntansi Manajemen
Akuntansi Manajemen Tradisional vs
Global
Fokus Tradisional Fokus Global
Pada kontrol biaya operasional untuk Pada pengambilan keputusan strategis untuk
mengoptimalkan laba. memperoleh keunggulan kompetitif.
Konsep Akuntansi Manajemen Lanjut
Akuntansi manajemen lanjut melibatkan analisis biaya yang lebih mendalam dan keterlibatan yang lebih
besar dalam pengambilan keputusan. Kami akan membahas konsep ini dengan detail.
Penggolongan Biaya
1 Biaya Tetap 2 Biaya Variabel
Pada kontrol biaya operasional untuk Pada pengambilan keputusan strategis untuk
mengoptimalkan laba. memperoleh keunggulan kompetitif.
P erbedaan Harga P okok Tradisional Vs
Activity Based Costing
Harga Pokok Tradisional Activity Based Costing (ABC)
Minggu 2
PRODI S1 AKUNTANSI
Mark Up Pricing
Cost Mark Up
Pendekatan Ekonom
dalam Penentuan Harga Jual
Permintaan Elastis (Elastis): Jika elastisitas harga permintaan > 1, maka perubahan harga
akan mengakibatkan perubahan kuantitas yang diminta yang lebih besar.
Permintaan Inelastis (Inelastis): Jika elastisitas harga permintaan < 1, maka perubahan
harga akan mengakibatkan perubahan kuantitas yang diminta yang lebih kecil.
Permintaan Unitary Elastis (Unitary Elastic): Jika elastisitas harga permintaan = 1, maka
perubahan harga akan menyebabkan perubahan kuantitas yang diminta dalam persentase
yang sama.
elastisitas harga produk atau jasa
Misalkan
Anda menjual produk A dan Anda ingin menghitung elastisitas harga permintaan.
Harga produk A saat ini adalah $10, dan kuantitas yang diminta adalah 100 unit.
Setelah Anda menaikkan harga menjadi $12, kuantitas yang diminta turun menjadi
80 unit.
elastisitas harga permintaan adalah -1, yang berarti permintaan produk A adalah
inelastis (kurang responsif terhadap perubahan harga). Setiap peningkatan 1% dalam
harga akan mengakibatkan penurunan 1% dalam kuantitas yang diminta.
elastisitas harga produk atau jasa
Misalkan
Anda adalah produsen produk B, dan harga produk B saat ini adalah $20
per unit. Anda memproduksi 200 unit. Setelah Anda menaikkan harga
menjadi $25 per unit, Anda bisa meningkatkan produksi menjadi 250 unit.
Berikut adalah perhitungannya:
Elastisitas harga silang mengukur respons kuantitas yang diminta suatu produk
terhadap perubahan harga produk lainnya.
Misalkan
Anda menjual produk C dan ingin mengukur elastisitas harga silangnya terhadap
produk D. Harga produk C adalah $15 per unit dan kuantitas yang diminta adalah 150
unit. Harga produk D adalah $10 per unit, dan kuantitas yang diminta produk C
meningkat menjadi 170 unit setelah harga produk D dinaikkan menjadi $12 per unit.
elastisitas harga silang adalah 0.6667. Karena hasilnya positif, ini menunjukkan
bahwa produk C dan D adalah barang substitusi (ketika harga satu produk naik,
kuantitas yang diminta produk lainnya meningkat).
Artinya, ketika harga salah satu produk naik, kuantitas yang diminta untuk produk
lainnya juga cenderung meningkat. Ini karena konsumen akan beralih dari satu produk
ke produk lainnya yang lebih terjangkau ketika harga naik.
Harga Yang Memaksimalkan Laba
Rumus untuk menghitung mark-up harga yang memaksimalkan laba atas biaya
variabel adalah dengan menggunakan konsep margin kontribusi atau margin laba.
Margin kontribusi adalah perbedaan antara harga jual suatu produk atau layanan
dengan biaya variabel yang terkait dengan produksi atau penjualan produk tersebut.
Tujuan dari perhitungan mark-up harga ini adalah untuk menentukan seberapa
besar tambahan harga jual yang harus diterapkan untuk mencapai laba yang
diinginkan di atas biaya variabel.
Rumus mark-up harga yang memaksimalkan laba atas biaya variabel adalah:
Markup Harga= Laba yang Diinginkan / Jumlah Biaya Variabel Per Unit
Contoh Perhitungan Mark-Up Harga:
Misalkan
Anda adalah pemilik sebuah toko sepatu dan ingin menghitung mark-up harga
untuk sepasang sepatu olahraga. Anda telah menentukan bahwa Anda ingin
mendapatkan laba $30 dari setiap sepasang sepatu olahraga yang Anda jual.
Selain itu, biaya variabel yang terkait dengan produksi atau pembelian satu
pasang sepatu olahraga adalah $70.. Hitunglah Marp-up harga tersebut
Markup Harga= Laba yang Diinginkan / Jumlah Biaya Variabel Per Unit
Jadi, Anda harus menetapkan mark-up harga sekitar 42.86% di atas biaya
variabel per unit untuk mencapai laba yang diinginkan sebesar $30 per
sepasang sepatu olahraga.
Latihan
Kimio nakimura memiliki kedai es krim yang dioperasikan selama musim panas
di Jackson Hole, Wyoming. Tokonya melayani turis yang hendak menuju ke
yellowstone National Park. Kimio tidak yakin bagaimana sebaiknya memberi
harga pada es krimnya dan pernah menggunakan dua harga dalam dua minggu
berturut-turut selama bulan Agustus yang ramai. Jumlah orang yang masuk ke
toko kira-kira sama dalam dua minggu tersebut.
Selama minggu pertama, dia memberi harga $1,89 dan sebanyak 1.500 es krim
terjual. Selama minggu kedua dia menjual $ 1,49 dan 2.340 es krim terjual.
Biaya variabel tiap es krim adalah $0,43 dan hanya merupakan biaya es krim
dan cone nya. Biaya tetap kedai es krim adalah $675 per minggu.
Pertanyaan
1. Apa Kimio mendapatkan uang lebih banyak dengan harga $1,89
atau $ 1,49?
2. Estimasi Elastisitas permintaan untuk es krim?
3. Estimasi harga yang memaksimalkan laba untuk es krim?
Keterangan Harga $1,89 Harga $1,49
Penjualan (a)x(b)
Laba Kontribusi
Biaya Tetap
Minggu 3-4
PRODI S1 AKUNTANSI
Sumber :
1. Hansen R. Dor & Mowen M. Maryanne, Deny Arnos Kwary (Penterjemah), 2009
Akuntansi Manajemen, Buku 2, Edisi 8, Jakarta: Penerbit Salemba Empat. Halaman : 338-
366
2. Ray H. Garisson, Kartika Dewi (penterjemah), 2013, Akuntansi Manajemen Buku 2, edisi
14, Jakarta: Penerbit Salemba Empat. Halaman : 76-78
3. Horngren, C.T, Sundem, G.L, Burgstahler, D dan Schatzberg, J. 2014, Akuntansi
Manajemen, Jilid 1, Edisi 16, Jakarta : Penerbit Airlangga. Halaman : 211.
4. Modul Chartered Accountant. Akuntansi Manajemen Lanjutan. 2015. Ikatan Akuntansi
Indonesia (IAI). Halaman 46
Hansen Mowen : Pendekatan yang di desain untuk meniadakan buangan dan
memaksimalkan nilai bagi pelanggan.
Ciri Pendekatan Lean Manufacturing :
1. Pengiriman yang benar dalam jumlah yang benar
2. Kualitas yang benar (tanpa cacat)
3. Pada Waktu yang tepat sesuai kebutuhan pelanggan
4. Biaya serendah mungkin
APICS : American Production and Inventory Control Society
Sebuah Filosofi produksi yang memberikan penekanan tentang meminimalisasi
sumber daya yang ada (termasuk waktu) pada seluruh aktivitas perusahaan.
Mengejar keunggulan
untuk mencapai Indentifikasi value
kesempurnaan melalui stream setiap produk
radical continues
improvement
Contoh: Arus nilai $800.000 sedangkan outputnya 5.000 unit.Berapa biaya per
unitnya? (Arus nilai/ouput)= $800.000/5.000 umit= $160/unit
MINGGU 5-6
PRODI S1 AKUNTANSI
Sumber :
1. Balderic Siregar, Bambang Suripto, Dody Hapsoro, Eko Widodo Lo, Frasto Biyanyo, 2019,
Akuntansi Manjemen, Edisi 5, Jakara: Salemba Empat. (B1) Halaman 253-272
2. Hansen R. Dor & Mowen M. Maryanne, Deny Arnos Kwary (Penterjemah), 2009
Akuntansi Manajemen, Buku 1, Edisi 8, Jakarta: Penerbit Salemba Empat. (B-2) Halaman
: 587-593
3. Horngren, C.T, Sundem, G.L, Burgstahler, D dan Schatzberg, J. 2014, Akuntansi
Manajemen, Jilid 1, Edisi 16, Jakarta : Penerbit Airlangga. (B-6) Halaman : 428
Activity Based Management
Balderic et al (2019)
Merupakan suatu metode pengelolaan aktivitas yang bertujuan untuk
meningkatkan nilai (value) produk atau jasa untuk konsumen, meningkatkan
daya saing dan meningkatkan profitablitas.
ABM Operasional dan ABM Strategis
AMB Operasional
• Mengarah pada efisiensi produk
• Utilitas Aset
• Penggunaan Biaya Rendah
AMB Strategis
• Model ABC melalui pengendalian
biaya
• Pembuatan keputusan untuk
- produk individual
- layanan
- konsmen
ABC merupakan bagian dari ABM
ABC merupakan bagian dari ABM yang digunakan untuk :
• Sedangkan biaya tidak bernilai tambah dapat dihitung dengan formula berikut ini.
• Keterangan:
• KS = Kuantitas sesungguhnya output penambah nilai untuk sebuah aktivitas.
• HS = Harga standar per unit untuk ukuran output aktivitas.
• KA = Kuantitas aktual atau sesungguhnya output sebuah aktivitas yang digunakan
(jika sumber daya disediakan sebanyak yang dibutuhkan) atau jumlah
sesungguhnya kapasitas aktivitas yang dimiliki (jika sumber daya disediakan
terlebih dahulu untuk digunakan).
• Data Aktivitas PT Pluto
Pengukuran Kualitas
• Kinerja tidak selalu hanya dapat diukur dari aspek keuangannya saja.
Dalam sistem akuntansi pertanggungjawaban akuntansi kontemporer,
pengukuran nonkeuangan untuk kinerja juga memiliki peran penting. Pada
lingkungan bisnis tradisional yang relatif stabil, kinerja diukur dengan
membandingkan antara hasil yang sesungguhnya dengan standar yang
telah ditentukan sebelumnya.
• Saat ini, lingkungan bisnis begitu turbulen sehingga pengendalian
operasional harus lebih cepat merespons (action) suatu kejadian bahkan
sebisa mungkin harus sudah bereaksi sebelum terjadinya suatu kondisi.
Hal tersebut mengakibatkan manajemen terlambat untuk merespons
suatu kejadian.
• Perubahan yang berkelanjutan membutuhkan evaluasi yang lebih tepat
waktu. Untuk mencapai tujuan perubahan berkelanjutan maka peran
pekerja dalam kinerja aktivitas harus ditingkatkan.
• Salah satu cara untuk meningkatkan peran pekerja adalah
pengukuran kinerja operasional. Pengukuran operasional
berfokus pada ukuran fisik kinerja aktivitas. Para pekerja
berkaitan langsung dengan ukuran-ukuran operasional.
• pelaporan dapat direspons dengan lebih cepat sehingga
meningkatkan efisiensi. Ukuran kinerja operasional harus
mewakili ukuran-ukuran yang ada untuk memenangkan
persaingan dan dapat ditranslasikan dalam ukuran-ukuran
keuangan.
• Selain itu, ukuran kinerja operasional harus berkaitan dengan
tiga dimensi kinerja aktivitas sebagai berikut.
– Efisiensi.
– Kualitas.
– Waktu.
Pengukuran Efisiensi
• Kinerja efisiensi diukur dengan membandingkan antara
output yang dihasilkan dengan input yang
dipergunakan.
• Pada pengukuran kinerja operasional, lazimnya output
untuk proses produksi diukur dalam satuan unit
produksi.
• Satuan ukuran sangat tergantung pada aktivitas yang
diukur. Ukuran aktivitas penerimaan, misalnya dapat
diukur dengan banyaknya jumlah penerimaan.
• Tujuan pengukurannya adalah untuk meningkatkan
produktivitas aktivitas penerimaan.
Pengukuran Kualitas
• Kualitas produk atau jasa secara operasional dapat didefinisi sebagai
pemenuhan harapan atau bahkan melebihi harapan konsumen.
• Ukuran operasional kualitas sangat ditentukan oleh jenis aktivitas atau
proses dan input yang digunakan. Pada proses produksi dengan produk
barang jadi atau komponen, ukuran operasional yang dapat digunakan
misalnya jumlah unit cacat. Jumlah unit cacat dibagi unit total yang
diproduksi, persentase kegagalan eksternal, dan banyaknya bahan sisa
dibagi jumlah bahan digunakan.
• Pengukuran kinerja kualitas dimaksudkan untuk mendapatkan
informasi guna mencapai kualitas total, yaitu cacat nol (zero defect).
Cacat nol adalah kinerja aktivitas tanpa kesalahan.
• Tujuan pengukuran ini adalah untuk mengetahui perkembangan
kualitas yang dicapai perusahaan dan memberikan motivasi kepada
para pekerjanya.
Pengukuran Waktu
• Terdapat dua karakteristik yang berkaitan dengan kinerja waktu,
yaitu keandalan (reliability) dan daya tanggap (responsiveness).
Keandalan berarti ketepatan waktu output dari aktivitas dapat
disampaikan pada konsumennya. Ini dapat diartikan sebagai
kemampuan memenuhi waktu pengiriman yang dijanjikan.
• Daya tanggap mengukur lama waktu tunggu yang dibutuhkan untuk
menghasilkan output yang dibutuhkan. Tujuannya adalah untuk
mengurangi waktu tunggu.
• Daya tanggap merefleksikan kemampuan perusahaan merespons
permintaan konsumen. Terdapat dua ukuran operasional untuk
mengukur daya tanggap, yaitu waktu siklus (cycle time) dan
kecepatan.
• Waktu siklus adalah lamanya waktu yang dibutuhkan untuk
menghasilkan satu unit output dari aktivitas. Pada industri
manufaktur, waktu siklus adalah waktu yang dibutuhkan untuk
menghasilkan satu unit produk.
• Kecepatan adalah jumlah unit yang dapat dihasilkan dalam satu
periode waktu yang ditentukan.
• Kedua pengukuran tersebut penting untuk pengukuran
operasional karena menekankan pada kemampuan
ketepatan waktu.
• merangsang manajer operasional dalam mengurangi
waktu siklus dan meningkatkan kecepatan sering kali
digunakan pemberian insentif.
• Salah satu cara untuk mencapai tujuan ini adalah
dengan mengaitkan waktu siklus produksi dengan
biaya produksi dan memberikan penghargaan kepada
manajer operasional yang berhasil mengurangi biaya.
• Dengan menggunakan waktu produktif teoretis yang tersedia
dalam satu kurun waktu (dalam menit), sebuah standar biaya
bernilai tambah dapat ditentukan dengan rumus sebagai
berikut.
Pertanyaan
1. Buatlah biaya bernilai tambah dan tidak bernilai tambah!
2. Jelaskan aktivitas mana yang merupakan aktivitas tidak bernilai tambah
dan jelaskan alasannya!
Latihan 7.3
Pertanyaan
Buatlah laporan biaya bernilai tambah dan tidak
bernilai tambah!
Pengukuran
Balanced Scorecard
dan Strategi
MINGGU 7-8
PRODI S1 AKUNTANSI
Sumber :
1. Balderic Siregar, Bambang Suripto, Dody Hapsoro, Eko Widodo Lo, Frasto Biyanyo, 2019,
Akuntansi Manjemen, Edisi 5, Jakara: Salemba Empat. Halaman 533-552
2. Hansen R. Dor & Mowen M. Maryanne, Deny Arnos Kwary (Penterjemah), 2009
Akuntansi Manajemen, Buku 2, Edisi 8, Jakarta: Penerbit Salemba Empat. Halaman : 366
3. Ray H. Garisson, Kartika Dewi (penterjemah), 2013, Akuntansi Manajemen Buku 2, edisi
14, Jakarta: Penerbit Salemba Empat. Halaman : 80-86
4. Horngren, C.T, Sundem, G.L, Burgstahler, D dan Schatzberg, J. 2014, Akuntansi
Manajemen, Jilid 1, Edisi 16, Jakarta : Penerbit Airlangga. Halaman : 380-392.
5. Modul Chartered Accountant. Akuntansi Manajemen Lanjutan. 2015. Ikatan Akuntansi
Indonesia (IAI). Halaman 126-133
Balanced Scorecard
Kinerja Nilai
• Menurunkan harga jual • Harga jual
• Menurunkan biaya purnabeli • Biaya Purnabeli
• Meningkatkan fungsionalitas produk • Peringkat berdasar survey pelanggan
• Meningkatkan kualitas produk • Persentase retur
• Meningkatkan keandalan pengiriman • Persentase pengiriman tepat waktu
• Daftar waktu keterlambatan
• Meningkatkan citra dan reputasi produk • Peingkat berdasar survei pelanggan
Perspektif, Tujuan dan Ukuran Proses Bisnis
Internal
Tujuan Ukuran
Inovasi
• Peningkatan jumlah produk baru • Jumlah produk baru/total produk;biaya R&D
• Peningkatan jumlah produk proprietary • Persentase pendapatan dari produk proprietary
• Penurunan waktu siklus pengembangan produk • Jumlah penundaan paten
• Waktu ke pasar (dari mulai sampai selesai)
Operasi
• Peningkatan kualitas proses • Biaya Kualitas
• Output yield
• Persentase unit cacat
• Peningkatan efisiensi proses • Trend biaya per unit
• Output/input
• Penurunan waktu Proses • Waktu siklus dan velositas
• MCE
Layanan Purnajual
• Peningkatan kualitas layanan • First-pass yields
• Peningkatan efisiensi layanan • Trend biaya
• Output/input
• Penurunan waktu layanan • Waktu siklus
Perspektif, Tujuan dan Ukuran
Pembelajaran dan Pertumbuhan
Tujuan Ukuran
• Peningkatan kemampuan karyawan
• Peringkat kepuasan karyawan
• Persentase perputaran karyawan
• Produktivitas karyawan
• Rasio pemenuhan pekerjaan strategis
Pengkomunikasian Stategis
MINGGU 9-10
PRODI S1 AKUNTANSI
Sumber :
Balderic Siregar, Bambang Suripto, Dody Hapsoro, Eko Widodo Lo, Frasto Biyanyo, 2019,
Akuntansi Manjemen, Edisi 5, Jakara: Salemba Empat. Halaman 403-426
Hansen R. Dor & Mowen M. Maryanne, Deny Arnos Kwary (Penterjemah), 2009
Akuntansi Manajemen, Buku 1, Edisi 8, Jakarta: Penerbit Salemba Empat. Halaman :
128-203
JENIS-JENIS KEPUTUSAN INVESTASI MODAL
PERUSAHAAN DAGANG
persediaan barang dagangan
PERUSAHAAN INDUSTRI
Persediaan bahan baku
Persediaan barang dalam proses
Persediaan barang jadi
DAGANGANE
ISIH MAS??
Manajemen Persediaan
- • Intinya mengatur tingkat persedian yang tepat agar
jumlahnya tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil
• Kesalahan dalam menetapkan besarnya investasi
persediaan akan menekan keuntungan perusahaan
Manajemen Persediaan
1. Jika persediaan terlalu tinggi maka
a) Biaya penyimpanan tinggi
b) Biaya bunga tinggi
Jika Investasi dibiayai Modal Asing biaya bunga
Manajemen Persediaan
2. Jika persediaan terlalu kecil, maka proses
produksi akan terganggu akibatnya :
Perusahaan tidak dapat bekerja dengan full
capasity, artinya: capital assets dan direct
labour tidak bekerja dengan sepenuhnya.
Penjualan turun, akibatnya:
Perusahaan tidak dapat memenuhi permintaan
konsumen
Turunnya market share
Turunnya laba
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
INVESTASI DALAM PERSEDIAAN
1. Tingkat penjualan
Makin tinggi omzet penjualan makin besar investasi pada persediaan.
Penjualan bersih
Inventory Turnover= ---------------------------= … kali
Persediaan rata-rata
Atau
Harga Pokok Penjualan
=------------------------------- = …kali
Persediaan rata-rata
360 JUTA
Inventory Turnover = ----------------- = 12 kali
30 JUTA
Hari rata-rata barang disimpan digudang
365 hari
= ----------- = 30 hari
12
Untuk menilai tingkat efisiensi, rasio tersebut dapat
dibandingkan dengan : anggaran, rasio tahun lalu,
rasio industri
PERSEDIAAN EFEKTIF
PERSEDIAAN PADA PERUSAHAAN DAGANG
Kerugian:
1. Biaya simpan tinggi
2. Perusahaan harus menanggung oportunity cost,
karena dananya sudah terlanjur dibelikan Bahan Baku
Pembelian Bertahap
Keuntungan :
1. Biaya simpan menjadi kecil
Kerugian:
1. Biaya pesan menjadi tinggi, karena frekuensi
pembelian berulang-ulang
Economical Order Quantity (EOQ)
Metode yang digunakan untuk menentukan jumlah
pembelian bahan baku yang ekonomis.
2 x 1200 x 15
EQQ 90.000 300 unit
1 x 0,40
Management
PERHITUNGAN ECONOMICAL ORDER QUANTITY
Frekuensi Pembelian 1 Kali 2 Kali 3 Kali 4 Kali 6 Kali 10 Kali 12 Kali
Jumlah biaya semuanya 255 jt 150 jt 125 jt 120 jt 130 jt 174 jt 120 jt
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa biaya semuanya yang paling murah pada pesanan
sejumlah Rp. 120.000.000,- pada pesanan sebesar 300 unit setiap kali pesan.
Menetapkan EOQ berdasarkan besarnya
biaya penyimpanan per unit
Rumus sebagai berikut :
2xr xs
EOQ
c
dimana c adalah biaya penyimpanan per unit.
Contoh :
Jumlah material yang dibutuhkan selama setahun = 1600 unit.
Biaya pesanan sebesar Rp. 100.000.000,- setiap kali pesanan.
Biaya penyimpanan per unit = Rp. 0,50
Besarnya EOQ adalah :
2 x 1600 x 100
640.000 800 unit
0,50
EOQ dengan Safety Stock
Jika perusahaan menetapkan jumlah minimum persediaan
yang harus ada digudang (Safety Stock) maka jumlah barang
yang ada di gudang:
= 300 + 25
= 325 unit
Reorder Point (ROP)
Reorder point adalah titik yang menunjukkan
jumlah barang yang harus ada di gudang, sewaktu
perusahaan harus mengadakan pemesanan lagi,
sehingga penerimaan material yang dipesan itu tepat
waktu dimana persediaan diatas safety stock sama
dengan nol
MINGGU 12
PRODI S1 AKUNTANSI
Sumber :
Balderic Siregar, Bambang Suripto, Dody Hapsoro, Eko Widodo Lo, Frasto Biyanyo, 2019,
Akuntansi Manjemen, Edisi 5, Jakara: Salemba Empat. Halaman 285-311
Hansen R. Dor & Mowen M. Maryanne, Deny Arnos Kwary (Penterjemah), 2009
Akuntansi Manajemen, Buku 1, Edisi 8, Jakarta: Penerbit Salemba Empat. (B-3) Halaman
: 266-337
PENGUKURAN BIAYA KUALITAS
• Peningkatan kualitas dapat meningkatkan
profitabilitas melalui dua cara, seperti : dengan
meningkatkan pelanggan atau menghemat biaya
biaya
• Peningkatan kualitas dapat menghasilkan
peningkatan yang berarti dalam profitabilitas
dan efisiensi perusahaan secara keseluruhan.
Kualitas telah menjadi dimensi kompetitif yang
penting bagi perusahaan manufaktur maupun
jasa, juga bagi usaha kecil dan usaha besar.
DEFINISI KUALITAS
• Pengertian kualitas (kamus) adalah “derajat atau tingkat kesempurnaan”.
Dalam hal ini, kualitas adalah ukuran relatif dari kebaikan (Goodness).
Harapan pelanggan dapat digambarkan melalui atribut atribut kualitas yang
sering disebut dengan dimensi kualitas. Jadi produk atau jasa yang berkualitas
adalah yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan dalam 8 dimensi
berikut :
• Kinerja (Performance)
• Estetika (Aesthetics)
• Kemudahan perawatan dan perbaikan (Serviceability)
• Fitur (Features)
• Keandalan (Reliability)
• Tahan lama (Durability)
• Kualitas kesesuaian (Quality of Conformance)
• Kecocokan penggunaan (Fitness for Use)
DEFINISI KUALITAS
• 4 dimensi pertama merupakan atribut kualitas yang penting, tetapi
sulit untuk diukur. Kinerja mengacu pada konsistensi dan
seberapa baik fungsi-fungsi sebuah produk. Dalam jasa, prinsip
tidak tidak tepisahkan (Inseparability Principle) mengandung arti
bahwa jasa dilakukan secara langsung dihadapan pelangan.
• Dengan demikian, perbaikan kualiatas berarti perbaikan satu atau
lebih dari 8 dimensi tersebut diatas sambil tetap mempertahankan
kinerja dimensi lainnya. Menyediakan produk yang lebih baik
kualitasnya daripada pesaing berarti mengungguli produk pesaing
setidaknya satu dimensi sementara kinerja dimensi lainnya tetap
setara.
DEFINISI BIAYA KUALITAS
• Kegiatan yang berhubungan dengan kualitas
adalah kegiatan yang dilakukan karena mungkin
atau telah terdapat kualitas yang buruk. Biaya-
biaya untuk melakukan kegiatan-kegiatan
tersebut disebut biaya kualitas. Biaya kualitas
(Cost of Quality) adalah biaya-biaya yang timbul
karena mungkin atau telah terdapat produk
yang buruk kualitasnya. Definisi ini
mengimplikasikan bahwa biaya kualitas
berhubungan dengan 2 sub kategori dari
kegiatan- kegiatan yang berkaitan dengan
kualitas, antara lain :
• Kegiatan pengendalian (Control Activities) dilakukan oleh
suatu perusahaan untuk mencegah atau mendeteksi kualitas yang
buruk (karena kualitas yang buruk mungkin terjadi). Jadi,
kegiatan pengendalian terdiri dari kegiatan-kegiatan pencegahan
dan penilaian.
• Biaya pengendalian (Control Cost) adalah biaya-biaya yang
dikeluarkan untuk menjalankan kegiatan pengendalian.
• Kegiatan karena kegagalan (Failure Activities) dilakukan oleh
perusahaan atau oleh pelanggannya untuk merespon kualitas yang
buruk (kualitas buruk memalng telah terjadi). Biaya kegagalan
(failure cost) adalah biaya-biaya yang dikeluarkan oleh
perusahaan karena telah terjadinya kegiatan karena kegagalan.
Definisi mengenai kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan
kualitas juga menunjukkan 4 kategori biaya kualitas, antara lain :
1. Kegiatan pengendalian (Control Activities) dilakukan oleh suatu
perusahaan untuk mencegah atau mendeteksi kualitas yang
buruk (karena kualitas yang buruk mungkin terjadi). Jadi, kegiatan
pengendalian terdiri dari kegiatan-kegiatan pencegahan dan
penilaian.
2.Biaya pengendalian (Control Cost) adalah biaya-biaya yang
dikeluarkan untuk menjalankan kegiatan pengendalian.
3. Biaya pencegahan (Preventional Cost)
Biaya ini digunakan untuk mencegah kualitas yang buruk pada
produk atau jasa yang dihasilkan. Sejalan dengan peningkatan
biaya pencegahan, kita mengharapkan biaya kegagalannya turun.
• 4. Biaya penilaian (Appraisal Cost)
Terjadi unutk menentukan apakah produk dan jasa telah sesuai
dengan persyaratan atau kebutuhan pelanggan.Contoh : biaya
pemerikasaan dan pengujian bahan baku, pemerikasaan kemasan,
pengawasan kegiatan penilaian, penerimaan produk, penerimaan
proses, peralatan pengukuran (pemerikasaan dan pengujian) dan
pengesahan dari pihak luar.
• Biaya kegagalan internal (Internal Failure Cost)
Terjadi karena produk dan jasa yang diinginkan tidak sesuai dengan
spesifikasi kebutuhan pelanggan. Ketidaksesuaian ini dideteksi
sebelum dikirim kepihak luar. Ini adalah kegagalan yang dideteksi
oleh kegiatan penilaian
• Biaya kegagalan eksternal (Eksternal Failure
Cost)
Terjadi karena produk dan jasa yang dihasilkan
gagal memenuhi persyaratan atau tidak
memuaskan kebutuhan pelanggan setelah produk
disampaikan kepada pelanggan.
MENGUKUR BIAYA KUALITAS
Biaya kualitas dapat diklasifikasikan sebagai biaya yang dapat
diamati atau tersembunyi. Biaya kualitas yang dapat diamati
(Observable Quality Cost) adalah biaya-biaya yang tersedia atau
dapat diperoleh dari catatan akuntansi perusahaan. Biaya kualitas
yang tersembunyi (hidden quality cost) adalah biaya kesempatan
(opportunity) yang terjadi karena kualitas yang buruk.
• Ada 3 metode yang disaranakan untuk
mengestimasi biaya kualitas yang tersembunyi,
antara lain :
a. Metode Pengali (Multiplier Method), metode
ini, mengasumsikan bahwa total biaya kegagalan
adalah hasil pengali dari biaya-biaya kegagalan
yang terukur.
Total Biaya Kegagalan Eksternal = k (biaya
kegagalan eksternal yang terukur)
B. Metode Penelitian Pasar (Market Research
Method), Metode ini digunakan untuk menilai
dampak kualitas yang buruk terhadp penjualan
dan pangsa pasar.
• Fungsi Kerugian Kualitas Taguchi (Taguchi Quality Loss Function), Fungsi ini
mengasumsikan bahwa biaya kualitas yang tersembunyi hanya terjadi atas
unit-unit yang menyimpang dari batas spesifikasi atas dan bawah. Dimana
setiap penyimpangan dari nilai target suatu karakteristik kualitas dapat
menimbulakn biaya kualitas yang tersembunyi. Sehingga biaya kualitas yang
tersembunyi dapat meningkat secara kuadrat pada saat nilai aktual
menyimpang dari nilai target. Persamaan Taguchi :
• L(y) = k (y – T)2
k = Konstanta proporsionalitas yang besarnya bergantung pada struktur biaya
kegagalan eksternal perusahaan.
y = Nilai aktual dari karakteristik kualitas.
Kenaikan pendapatan tidak akan cukup untuk menutupi kenaikan biaya input.
Penurunan produktivitas hanya akan memperburuk masalah pemulihan harga.
Tetapi kenaikan produktivitas dapat digunakan untuk mengimbangi kerugian
pemulihan harga.
KUALITAS DAN PRODUKTIVITAS
Peningkatan kualitas dapat meningkatkan
produktivitas dan juga sebaliknya. Sebagai contoh,
jika pengerjaan ulang berkurang karena
menurunnya unit produk cacat maka lebih sedikit
tenaga kerja dan bahan yang digunakan untuk
menghasilkan output yang sama. Penurunan
jumlah unit cacat memperbaiki kualitas,
sementara pengurangan jumlah output yang
digunakan meningkatkan produktivitas.
INSENTIF PEMBAGIAN
KEUNTUNGAN
Insentif pembagian keuntungan (gainsharing) adalah pemberian
insentif ulang tunai bagi seluruh tenaga kerja perusahaan yang
menjadi kunci pencapaian kualitas dan produktivitas. Pembagian
keuntungan memberikan insentif dengan menawarkan bonus
kepada pegawai sesuai dengan persentase penghematan biaya.
Insentif pembagian keuntungan dapat digunakan sebagai insentif
bagi para manjer dan pekerja untuk mencari cara – cara untuk
meningkatkan kualitas dan produktivitas. Bonus dapat diberikan
misalnya dengan melihat kualitas produk keseluruhan. Jumlah
bonus dapat bertambah atau berkurang tergantung pada seberapa
baik target produktivitas dan kualitas dapat dipenuhi.
TUGAS INDIVIDU
Tugas-12 : B3 soal 15-5, halaman 312
MINGGU 13
PRODI S1 AKUNTANSI
Sumber :
Hansen R. Dor & Mowen M. Maryanne, Deny Arnos Kwary (Penterjemah), 2009 Akuntansi
Manajemen, Buku 1, Edisi 8, Jakarta: Penerbit Salemba Empat. (B-3) Halaman : 408-457
• Pencegahan pencemaran
–menggunakan proses, praktek, teknik, bahan,
produk, jasa atau energi untuk menghindari,
mengurangi atau mengendalikan pembentukan
emisi atau buangan pencemar atau limbah apapun
Akuntansi Manajemen Lingkungan
AML
Informa
si Energi
Material
Tujuan Akuntansi Manajemen
Lingkungan
• Informasi Fisik
• data yang akurat pada jumlah dan tujuan dari
seluruh energi, air dan materi yang digunakan
untuk mendukung aktivitas
• Kebutuhan untuk mengetahui yang mana dan
berapa banyak energi, air dan materi yang
dibawa masuk, yang menjadi produk fisik dan
menjadi limbah dan emisi
Keuntungan Penerapan Akuntansi Manajemen
Lingkungan
• Akuntansi manajemen lingkungan dapat membantu
pengambilan keputusan
• Akuntansi manajemen lingkungan meningkatkan performa
ekonomi dan lingkungan usaha.
• Investasi teknologi pembersih, kampanye minimalisasi limbah,
pengenalan sistem pengendalian pencemaran udara dan lain-
lain. Akuntansi manajemen lingkungan memberikan solusi saling
menguntungkan (win-win solution). Kegiatan diharapkan akan
mempunyai performa lebih baik pada sisi ekonomi maupun sisi
lingkungan
Keuntungan penerapan akuntansi manajemen
lingkungan
Biaya Biaya
Kegagalan Kegagalan
Internal Eksternal
(internal (external
failure costs) failure costs)
Hansen dan Mowen (2017):
1. Biaya Pencegahan Lingkungan (Environmental
Prevention Cost)
Adalah Biaya-biaya untuk aktivitas yang dilakukan untuk mencegah
diproduksinya limbah dan atau sampah yang menyebabkan
kerusakan lingkungan.
Contoh-contoh aktivitas pencegahan :
Evaluasi dan pemilihan pemasok, evaluasi dan pemilihan alat
untuk mengendalikan polusi, desain proses dan produk untuk
mengurangi atau menghapus limbah, melatih pegawai,
mempelajari dampak lingkungan, audit risiko lingkungan,
pelaksanaan penelitian lingkungan, pengembangan sistem
manajemen lingkungan, daur ulang produk, serta pemerolehan
sertifikasi ISO 14001.
2. Biaya deteksi lingkungan (environmental
detection costs)
MINGGU 14
PRODI S1 AKUNTANSI
Sumber :
Hansen R. Dor & Mowen M. Maryanne, Deny Arnos Kwary (Penterjemah), 2009
Akuntansi Manajemen, Buku 1, Edisi 8, Jakarta: Penerbit Salemba Empat. (B-3) Halaman
:
460-507
Akuntansi Manajemen dalam
Lingkungan Internasional
Net Present Value atau NPV adalah selisih antara nilai arus kas yang masuk dengan
nilai arus kas keluar pada sebuah periode waktu. Menurut ilmu ekonomi, Net Present
Value adalah perkiraan arus kas masa mendatang yang dikurangi diskon saat ini
menggunakan social opportunity cost of capital.
Metode NPV dapat melengkapi kekurangan metode payback period dengan konsep
time value of money. Bisa dibilang, metode ini merupakan cara paling umum yang
digunakan oleh perusahaan untuk mengevaluasi kelayakan bisnis, proyek, atau
investasi.
Dengan kata lain, NPV adalah alat atau cara untuk mengukur peluang investasi.
Apakah investasi tersebut layak dilakukan atau tidak. NPV positif menunjukkan bahwa
proyeksi pendapatan dari investasi atau proyek lebih besar dari biaya yang
dikeluarkan.
Jika NPV positif menandakan keuntungan, maka NPV negatif menandakan kerugian.
Sementara jika nilainya sama dengan nol, maka hasil tersebut akan membuat nilai
perusahaan tetap sama alias tidak berubah.
Rumus Net Present Value dan Contoh Kasus
Ct adalah arus kas per tahun dalam periode t, sedangkan C0 adalah nilai investasi
awal pada tahun ke-0. Sementara r adalah suku bunga dalam persen.
Contoh Satu
Agar lebih memahaminya, simak contoh penerapan rumus NPV di bawah ini!
NPV = 51.39
Dari perhitungan di atas, nilai NPV adalah positif. Artinya, mesin yang hendak dibeli
mampu menghasilkan keuntungan sekitar Rp51.390.000,00 setelah biaya pembelian
dan bunga lunas.
Contoh Kedua
Untuk menghitung nilai NPV, C0 harus dalam keadaan negatif karena termasuk
pengeluaran.
NPV = (-Rp7.300.885,00)
Dari perhitungan tersebut didapatkan hasil NPV negatif. Artinya, investasi tersebut
tidak memberikan keuntungan. Justru akan membuat pengusahan N merugi sekitar
Rp7.300.885,00. Ketika hasil negatif, alangkah baiknya untuk mencari alternatif lain
yang memberikan keuntungan.
Mengingat metode NPV banyak digunakan oleh perusahaan besar, Anda perlu
mengetahui apa saja kelebihannya.
Untuk menghitung NPV diperlukan Cost of Capital sebagai nilai diskon. Dibandingkan
metode Pay Back Period, metode NPV lebih sulit diterapkan.
Kendati demikian, dari penjabaran di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa NPV
adalah suatu metode yang dapat digunakan untuk mengukur kelayakan nilai investasi
ataupun proyek. Berbekal rumus NPV, Anda akan lebih mudah mempertimbangkan
investasi menjanjikan untuk masa depan.
IRR adalah singkatan dari Internal Rate of Return yang menjadi salah satu acuan
penghitungan efisiensi dari sebuah investasi.
Secara sederhana, penghitungan IRR dapat menjadi dasar apakah sebuah investasi
layak dilakukan atau tidak. Sebuah investasi yang dianggap layak jalan harus
memenuhi kriteria nilai IRR lebih tinggi ketimbang minimum acceptable rate of
return atau minimum attractive rate of return.
Dikutip dari Wikipedia, minimum acceptable rate of return adalah laju pengembalian
minimum dari sebuah investasi yang berani dilakukan seorang investor.
Tidak hanya itu, sebuah kegiatan investasi juga bisa dilanjutkan apabila laju
pengembaliannya (rate of return) lebih besar daripada laju pengembalian apabila
melakukan investasi di tempat lain, termasuk bunga deposito bank, reksadana, atau
bentuk investasi lainnya.
Internal Rate of Return (IRR) sebetulnya adalah metode untuk menghitung tingkat
bunga (discount rate) yang membuat nilai saat ini dari seluruh perkiraan arus
kas masuk sama dengan nilai sekarang dari ekspektasi arus kas yang keluar (Hazen,
2009). Prinsipnya, IRR adalah rangkaian penghitungan yang membuat nilai NPV (Net
Present Value) menjadi nol.
Tentang NPV dan rumusnya
Jadi sebelum melaju ke penghitungan IRR, alangkah baiknya kita memahami lebih
dulu cara menghitung NPV.
NPV = ( C1 / (1 + r )1) + ( C2 / ( 1 + r )2 ) + ( C3 / ( 1 + r )3 ) + … + ( Ct / ( 1 +
r )t ) – C0
Keterangan:
Bila NPV < nol, maka investasi atau proyek dianggap tidak layak untuk dijalankan.
Sedangkan bila hitungan NPV = nol, maka investasi atau proyek berada dalam
keadaan Break Even Point (BEP), dengan TR = TC dalam bentuk present value.
Penghitungan NPV ini memerlukan data perkiraan biaya investasi, biaya operasi, dan
pemeliharaan serta perkiraan benefit dari proyek yang dirancang.
Kita ambil sebuah contoh dari situs rumus.co.id, sebuah Perusahaan X ingin membeli
sebuah mesin produksi untuk menaikkan jumlah produksi barangnya. Diperkirakan,
harga mesin tersebut adalah Rp150 juta dengan mengikuti suku bunga pinjaman
sebesar 12 persen per tahun.
Untuk arus kas yang masuk pada perusahaan diperkirakan Rp50 juta per tahun untuk
lima tahun. Nah, apakah rencana investasi pembelian mesin produksi
tersebut feasible?
Ct = Rp500 juta
C0 = Rp150 juta
dengan r = 12% atau 0,12
NPV = (C1/(1+r)1) + (C2/(1+r)2) + (C3/(1+r)3) + (C3/(1+r)4) + (Ct/(1+r)t) –
C0NPV = ((50/1+0,12) + (50/1+0,12)2 + (50/1+0,12)3 + (50/1+0,12)4 +
(50/1+0,12)5) – 150NPV = (44,64 + 39,86 + 35,59 + 31,78 + 28,37) – 150NPV
= 180,24 – 150NPV = 30,24
Dengan demikian, nilai untuk NPV adalah Rp30,24 juta. Artinya, investasi pembelian
mesin baru dinilai feasible untuk dilakukan. Nah, setelah menghitung NPV kini kita
bisa beranjak ke IRR. Penghitungan IRR didapat dengan merekayasa penghitungan
agar tingkat diskon menghasilkan NPV = nol.
Dalam hal ini, perusahaan perlu membuat langkah-langkah kalkulasi risiko untuk
memilah bentuk investasi yang layak diambil. Penghitungan dengan IRR atau Internal
Rate of Return bisa menjadi salah satu solusinya.
Sebaliknya, IRR yang lebih kecil ketimbang cost of capital memberi gambaran bahwa
investasi yang dilakukan akan menghasilkan return lebih kecil dari yang ditargetkan
sehingga perusahaan lebih baik menolak proyek tersebut.
Sedangkan untuk IRR yang nilainya sama dengan cost of capital menjadi
pertimbangan bahwa investasi yang dilakukan diperkirakan
menghasilkan return sebesar yang ditargetkan (Peterson, 2002).
Namun jika nilai IRR sama dengan discount factor, maka investasi yang akan
dilakukan dinilai balik modal. Sementara bila IRR lebih kecil dari discount factor, maka
investasi yang ditanamkan dinilai tidak layak.
Dikutip dari dictio.id, metode penghitungan IRR ternyata memiliki kekurangan dan
kelebihannya. Keunggulannya antara lain (Lefley, 1997):
FV = PV ( 1 + i )n
FV 1
PV n
OR PV FV
1 i n
1 i
FV = Future Value
PV = Present Value
i = interest atau tingkat bunga
n = number of period atau jml periode
FUTURE VALUE
• PENGERTIAN
nilai uang yang akan datang dari satu jumlah uang
atau suatu seri pembayaran pada waktu sekarang, yg
dievaluasi dengan suatu tingkat bunga tertentu.
FVn = PV x (1 + r)n
PV = -100 FV = 106
0 1
Solusi Matematis:
FV = PV (FVIF i, n )
FV = 100 (FVIF .06, 1 ) (pakai tabel FVIF
atau
FV = PV (1 + i)n
FV = 100 (1.06)1 = $106
Future Value - single sums
PV = -100 FV = ?
0 5
Jawaban:
FV = PV (FVIF i, n )
FV = 100 (FVIF .06, 5 ) (pakai tabel FVIF)
atau
FV = PV (1 + i)n
FV = 100 (1.06)5 = $133.82
Future Value - single sums
Bila anda menyimpan $100 dalam akun memperoleh pendapatan 6%
dengan quarterly compounding(perolehan bunga per kuartal),
berapa besar yang ada dalam akun anda setelah 5 tahun?
PV = -100 FV = 134.68
0 20
Jawaban:
FV = PV (1 + i/m) m x n
FV = 100 (1.015)20 = $134.68
Future Value - single sums
Bila anda penyimpan $100 dalam akun memperoleh 6%
dengan monthly compounding (pendapatan bunga per
bulan), berapa banyak yang ada di akun anda setelah 5
tahun?
PV = -100 FV = ?
0 60
Jawaban:
FV = PV (1 + i/m) m x n
FV = 100 (1.005)60 = $134.89
Future Value - continuous compounding
Berapa FV of $1,000 perolehan 8% dengan continuous
compounding, setelah 100 tahun?
PV = -1000 FV = $2.98m
0 100
Solusi Matematis:
FV = PV (e in)
FV = 1000 (e .08x100) = 1000 (e 8)
FV = $2,980,957.99
PRESENT VALUE
PV PV n
(1 r )
n
10.000.000.000
PV
1.6105
PV = 6.209.251.785,16
Present Value - single sums
PV= ? FV = 100
0 5
Present Value - single sums
Berapa PV dari $1000 yang akan diterima 15 tahun dari
sekarang bila biaya kesempatan sebesar 7%?
PV = ? FV = 1000
0 15
Jawaban 1:
PV = FV (PVIF i, n )
PV = 100 (PVIF .06, 5 ) (pakai PVIF table, atau)
PV = FV / (1 + i)n
PV = 100 / (1.06)5 = $74.73
Jawaban:
PV = FV (PVIF i, n )
PV = 1000 (PVIF .07, 15 ) (pakai tabel PVIF atau)
PV = FV / (1 + i)n
PV = 1000 / (1.07)15 = $362.45
Present Value - single sums
Bila anda jual tanah dengan harga $11,933, yang dulu anda
beli 5 tahun lalu dengan harga $5,000, berapa annual rate of
return (tingkat pengembalian rata-rata)?
Solusi Matematis:
PV = FV (PVIF i, n )
5,000 = 11,933 (PVIF ?, 5 )
PV = FV / (1 + i)n
5,000 = 11,933 / (1+ i)5
.419 = ((1/ (1+i)5)
2.3866 = (1+i)5
(2.3866)1/5 = (1+i) i = .19
Present Value - single sums
Misal anda menempatkan dana $100 dalam akun yang
memberikan tingkat bunga 9.6%, compounded bulanan.
Berapa lama yang dibutuhkan supaya akun anda menjadi
$500?
Mathematical Solution:
PV = FV / (1 + i)n
100 = 500 / (1+ .008)N
5 = (1.008)N
ln 5 = ln (1.008)N
ln 5 = N ln (1.008)
1.60944 = .007968 N N = 202 months
TUGAS
Latihan 1
Rp. 1.500.000.000
Persentase Mark-up = ———————— x 100% = 50%
Rp. 3.000.000.000
b) Variable Costing
Unsur biaya:
Biaya produksi variable Rp. 2.000.000.000
Biaya produksi Rp. 1.000.000.000
Biaya non produksi variable Rp. 100.000.000
————————— +
Total Rp. 3.100.000.000
Unsur mark-up:
Biaya produksi tetap Rp. 1.000.000.000
Biaya non produksi tetap Rp. 400.000.000
Ekspektasi laba 25% x Rp 4.000.000.000 Rp. 1.000.000.000
————————– +
TOTAL unsur Mark-up Rp. 2.400.000.000
Rp. 2.400.000.000
Persentase Mark-up = ———————— x 100% = 77,4%
Rp. 3.100.000.000
Perhitungan Harga Jual:
Biaya produksi Rp. 3.000.000.000
Mark-up 77,4% x Rp. 3.000.000.000 Rp. 2.322.000.000
————————— +
Total harga jual Rp. 5.322.000.000
Volume produksi 1.000.000 kg
————————— :
Harga jual produk / kg Rp. 5.322
c) Total Costing
Unsur biaya:
Biaya produksi variable Rp. 2.000.000.000
Biaya produksi Rp. 1.000.000.000
Biaya non produksi tetap Rp. 400.000.000
Biaya non produksi variable Rp. 100.000.000
————————— +
Total Rp. 3.500.000.000
Unsur mark-up:
Ekspektasi laba 25% x Rp 4.000.000.000 Rp. 1.000.000.000
Rp. 1.000.000.000
Persentase Mark-up = ———————— x 100% = 28,57%
Rp. 3.500.000.000
2. Kelas 4EB memiliki kedai kopi. Tokonya melayani mahasiswa Gunadarma yang pada sore hari.
Ketua tim tidak yakin bagaimana sebaiknya memberi harga pada kopinya dan pernah
menggunakan dua harga dalam dua bulan berturut-turut selama bulan November dan Desember.
Jumlah masuk yang masuk ke kedai kira-kira sama dalam dua bulan tersebut. Selama bulan
pertama, dia memberi harga Rp. 10.000/gelas dan sebanyak 2.750 gelas kopi terjual. Selama bulan
kedua dia menjual Rp. 15.000/ gelas dan 1.250 gelas kopi. Biaya variabel tiap kopi adalah Rp.
6000 dan hanya merupakan biaya kopi dan gelas nya. Biaya tetap kedai es krim adalah Rp. 500.000
per bulan.
Pertanyaan:
a) Apa Kedai kopi 4EB mendapatkan uang lebih banyak dengan harga Rp. 10.000 atau Rp.
15.000?
Elastisitas harga permintaan kopi adalah -1.91 yang berarti permintaan produk kopi adalah
inelastis (kurang responsif terhadap perubahan harga).