Anda di halaman 1dari 70

Komunikasi K3

Target
1. Komunikasi K3 : Upaya dalam rangka menajalankan k3 berupa komunikasi, partisipasi
dan konsultasi K3.
2. Pengaturan komunikasi dlm k3
a. Siapa saja yg harus terlibat dlm komunikasi k3?
✓ Pekerja
✓ Pengurus
✓ Pemangku kepentingan (Pihak luar yg tidak terlibat langsung pekerjaan tetapi
berpengaruh)
b. Model pengaturan komunikasi K3 :
1. Komunikasi internal : Jenis informasi, Metode komunikasi, Siapa yg berhak terlibat.
2. Komunikasi Pada kontraktor :
3. Komunikasi pada external :

4. Model pelaksanaan komunikasi k3


Definisi
Komunikasi K3 adalah segala aktivitas yang mencakup komunikasi, partisipasi dan
konsultasi K3.

Pihak pemangku kepentingan adalah pihak yang terkait dengan penanganan


masalah K3, dan pemangku kepentingan K3, seperti instansi pemerintah, Dewan K3
Nasional (DK3N), asosiasi pengusaha, kalangan industri, asosiasi profesi K3,
Lembaga pelatihan K3, dan serikat pekerja.

Pihak terkait adalah pimpinan masing-masing tempat kerja dan tenaga kerja.

Informasi internal dan eksternal mencakup insiden yang baru terjadi, insiden yang
terjadi di tempat lain yang serupa, tugas/pekerjaan berisiko tinggi, dan informasi
umum tentang peningkatan penerapan K3 di tempat kerja.
Prosedur Komunikasi K3
Prosedur Komunikasi K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) merupakan
salah satu persyaratan dalam membangun Sistem Manajemen K3
berdasarkan OHSAS 18001:2007. Persyaratan Prosedur Komunikasi K3
tertuang dalam OHSAS 18001:2007 klausul 4.4.3.1. Communication, dimana
pada klausul tersebut menyatakan bahwa Organisasi harus membangun,
menerapkan dan memelihara prosedur untuk :

1. Komunikasi Internal ( Masih dlm 1 perusahaan )


2. Komunikasi dg kontraktor ( Beda perusahaan tp masih 1 lingkup
pekerjaan )
3. Pihak Eksternal
Prosedur Komunikasi K3
Secara umum prosedur komunikasi K3 mengatur antara lain sebagai
berikut :
1. Jenis Komunikasi K3 (Umum/Khusus).
2. Jenis Informasi K3 (Internal/Eksternal).
3. Media Komunikasi K3.
4. Pelaksanaan Komunikasi K3.
5. Umpan Balik dan Tanggapan.
Informasi Komunikasi Internal
Informasi-informasi yang termasuk dalam komunikasi internal antara lain :
1. Komitmen Perusahaan terhadap Penerapan K3 di tempat kerja.
2. Program-program yang berkaitan dengan Penerapan K3 di tempat kerja.
3. Identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian resiko K3 di tempat
kerja.
4. Prosedur kerja, instruksi kerja, diagram alur proses kerja serta
material/bahan/alat/mesin yang digunakan dalam proses kerja.
5. Tujuan K3 dan aktivitas peningkatan berkelanjutan lainnya.
6. Hasil-hasil investigasi kecelakaan kerja.
7. Perkembangan aktivitas pengendalian bahaya di tempat kerja.
8. Perubahan-perubahan manajemen Perusahaan yang mempengaruhi
penerapan K3 di tempat kerja, dsb.
Informasi Komunikasi Eksternal
Informasi-informasi terkait komunikasi eksternal dengan kontrakator
antara lain :
1. Sistem Manajemen K3 kontraktor individual.
2. Peraturan dan persyaratan komunikasi kontraktor.
3. Kinerja K3 kontraktor.
4. Daftar kontraktor lain di tempat kerja.
5. Hasil pemeriksaan dan pemantauan K3.
6. Tanggap Darurat.
7. Hasil investigasi kecelakaan, ketidaksesuaian dan tindakan
perbaikan dan tindakan pencegahan.
8. Persyaratan komunikasi harian, dsb.
Informasi Komunikasi Eksternal
Informasi-informasi terkait komunikasi eksternal dengan
pengunjung/tamu antara lain :
1. Persyaratan-persyaratan K3 untuk tamu.
2. Prosedur evakuasi darurat.
3. Aturan lalu lintas di tempat kerja.
4. Aturan akses tempat kerja dan pengawalan.
5. APD (Alat Pelindung Diri) yang digunakan di tempat kerja.
Media Komunikasi
Media
Media Media Multimedia Media
Audio E-Learning
Cetak Audio Interaktif Realia
Visual

Buku, Tumbuhan
Siaran
Modul, Film Udemy
Radio
Majalah Game

Bebatuan
Poster, CD, Musik,
Televisi Zoom
Peta, Foto Lagu
Pepohonan
Aplikasi
Papan Berbasis
Telepon, Android Google
Flanel, LKS, Video
Lab Bahasa Meet Mata uang
Handout
Model pelaksanaan Komunikasi K3 :
1. Metode komnikasi langsung :
a. Toolbox meeting
b. Rapat K3
c. Induction
d. Training
1. Metode tidak langsung
a. Banner
b. Poster
c. Rambu rambu
d. Vidio
PELAYANAN KESEHATAN KERJA
LAYANAN KESEHATAN KERJA
(PERMENAKER NO 3 TAHUN 1982 )
TUGAS POKOK

PELAYANAN KESEHATAN KERJA

1. PEMERIKSAAN KESEHATAN
• SEBELUM / PRA KERJA
• BERKALA ( WAJIB 1 TH SEKALI )
• KHUSUS
2. PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
• PENYESUAIAN PEKERJAAN TERHADAP TENAGA KERJA
• LINGKUNGAN KERJA
• PERLENGKAPAN SANITASI
• PERLENGKAPAN UNTUK KESEHATAN KERJA
• TENAGA KERJA YANG MEMPUNYAI KELAINAN TERTENTU

3. PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN


• PENYAKIT UMUM • PENYAKIT AKIBAT KERJA (PENCEGAHAN)
TUGAS POKOK PELAYANAN KESEHATAN KERJA

4. PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN


5. - PENDIDIKAN KESEHATAN BAGI
TENAGA KERJA
- LATIHAN PETUGAS P3K
6. MEMBERI NASEHAT
• PERENCANAAN, PEMBUATAN TEMPAT KERJA
• PEMILIHAN APD
• GIZI, PENYELENGGARAAN MAKANAN
7. MEMBANTU REHABILITASI

8. PELAPORAN PADA PENGURUS


Penyakit akibat kerja
Penyakit akibat kerja (Occupational Disease) = PAK,
adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau
lingkungan kerja
Faktor Penyebab PAK

1. Golongan fisik: suara/bising, iklim kerja, radiasi, tekanan


udara, penerangan, getaran, dll
2. Golongan kimia: gas, uap, cairan, pelarut organik, dll
3. Golongan biologi: virus, bakteri, parasit, cacing, jamur, dll
4. Golongan fisiologi/ergonomi: sikap cara kerja, konstruksi
mesin/alat
5. Golongan mental psikologi: monoton, hubungan kerja yang
kurang baik, kejemuan
P3K
( Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan )
Apakah P3K ?

P3K di tempat kerja :


Upaya memberikan pertolongan pertama secara
cepat dan tepat kepada pekerja/buruh dan/atau
orang lain yang berada di tempat kerja yang
mengalami sakit/cidera di tempat kerja.
Tujuan
1.Menyelamatkan jiwa penderita.
2.Mencegah kecacatan.
3.Memberikan rasa nyaman dan
menunjang proses penyembuhan.
Peraturan Perundangan Terkait P3K di Tempat
Kerja
1. Undang-undang No. 1 tahun 1970
2. Permennakertrans No.Per.03/Men/1982
3. Permennakertrans No. Per. 15/Men/VIII/2008
4. Kepdirjen Binwasnaker No. Kep.
53/DJPPK/VIII/2009
Fasilitas P3K yang harus disediakan :
1. Petugas P3K (Perwakilan pekerja yg dilatih dan diberikan
kewenangan)
2. Kotak P3K
3. APD
4. Peralatan Khusus ( Eye wash, Shower dll )
5. Ruang P3K ( Ketika pekerja > 100 org / <100 tetapi resiko tinggi)
a) Melaksanakan tindakan
TUGAS PETUGAS P3K P3K di tempat kerja;
Menurut Permenaker no b) Merawat fasilitas P3K di
15 th 2008 tempat kerja;
c) Mencatat setiap
Petugas P3K : kegiatan P3K dalam
buku kegiatan; dan
Perwakilan pekerja
yang dilatih dan d) Melaporkan kegiatan
diberikan wewenang P3K kepada pengurus.
P3K
RASIO PETUGAS
P3K Jumlah Jumlah Petugas
Pekerja
Tempat Kerja 25 – 150 1 orang
Dengan Potensi
bahaya Rendah > 150 1 orang untuk setiap 150
orang atau kurang

Tempat Kerja ≤ 100 1 orang


Dengan Potensi
Bahaya Tinggi > 100 1 orang untuk setiap 100
orang atau kurang
JUMLAH DAN TIPE Jumlah Pekerja Tipe Jumlah Kotak
KOTAK P3K Kotak P3K Tiap 1 (satu) Unit Kerja
Kurang 25 A 1 Kotak A
26 s.d 50 A/B 1 Kotak B atau 2 kotak A
51 s.d 100 A/B/C 1 kotak C atau,
2 kotak B atau,
4 kotak A atau,
1 kotak B dan 2 kotak A
Setiap 100 A/B/C 1 kotak C atau,
2 kotak B atau,
4 kotak A atau,
1 kotak B dan 2 kotak A
Catatan :
1. 1 kotak B setara dengan 2 kotak A.
2. 1 kotak C setara dengan 2 kotak B
Ada 450 pekerja dlm 1 lokasi :

1 kotak A untuk 25 org


1 kotak B untuk 50 org
1 kotak C untuk 100 org

450/25 = 18 Kotak A
atau 9 Kotak B
atau 4 Kotak C dan 1 kotak B
BHD ( Bantuan Hidup Dasar) / BLS
● DEFINISI : BHD / RJP adalah : suatu tindakan
gawat darurat akibat kegagalan sirkulasi dan
pernafasan untuk dikembalikan ke fungsi
optimal guna mencegah kematian biologis

TIDAK DAPAT
O2 3-9 MENIT MATI
26
TUJUAN & INDIKASI BHD / RJP

INDIKASI TUJUAN

1. Mencegah berhentinya
sirkulasi/pernafasan
HENTI NAFAS
2. Memberikan bantuan external
terhadap sirkulasi dan ventilasi
HENTI
pada korban yang mengalami
JANTUNG
henti jantung/henti nafas

27
LANGKAH-LANGKAH BHD
D • Danger
Pastikan keamanan

R • Response Cek Respon Pasien

S • Shout Call EMS


Minta Bantuan, Aktifkan EMS

C • Circulation Cek nadi, cek nafas Kompresi 30 x

A • Airway Bebaskan jalan Nafas

B • Breathing Beri bantuan Nafas 2x


➢ DANGER

● Pastikan Keamanan =
1. AMAN PENOLONG
(APD ??)
2. AMAN PASIEN
3. AMAN LINGKUNGAN
(LISTRIK, BAHAN BERBAHAYA, SUHU DLL)

29
RESPON Menilai Respon Pasien
Tepuk bahu dan teriak “Bangun Pak/Bu!” atau
“Buka mata Pak/Bu!”

A
• Alert

V
• Verbal

P
• Pain

U
• Unresponsive

Hati-hati kemungkinan trauma leher !!!

ADZ-IDeT,MEI 2017
30
CIRCULATION Pastikan ada tidaknya nadi
karotis
1. Raba nadi karotis, 2-3 cm di samping
trakhea

2. Jika tidak ada nadi


→ Mulai lakukan Pijat jantung 100x
/menit dan siklus 30 kompresi dan 2
ventilasi

3. Jika ada nadi


→ Beri 1 ventilasi tiap 6 detik (10-12
x/mnt)

31
CIRCULATION
1. Dengan posisi badan tegak lurus, penolong mengkompresi
dada lurus ke bawah secara teratur dengan kecepatan 100-
120x/menit
2. Kedalaman adekuat:
3. Full Chest Recoil

Kedalaman Rasio Kecepatan


Dewasa 2”-2,4” 30:2 (1 atau 2 Penolong) 100-120x/menit
(5-6 cm)

Anak 2” (5 cm) 30:2 (1 penolong) 100-120 x/menit


15:2 (2 penolong)

Bayi 1,5” (4 cm) 30:2 (1 penolong) 100-120x/menit


15:2 (2 penolong)
AIRWAY = BEBASKAN JALAN NAFAS

Terdiri atas 2 tahap:


1. Membuka jalan napas
2. Membersihkan jalan napas
CHIN LIFT

HEAD TILT
HEAD TILT CHIN LIFT
HATI HATI PASIEN TRAUMA LEHER

JAWT
TRUST

ADZ-IDeT,MEI 2017
34
BREATHING = BANTUAN NAFAS

Beri napas 2 kali dengan


volume tidal, dengan teknik:
1 2
1.Mulut ke mulut

2.Mulut ke hidung

3.Mulut ke sungkup

4.Dengan Kantung Pernafasan 3


4

ADZ-IDeT,MEI 2017
35
BREATHING
BAG VALVE MASK
Pegang BVM dengan teknik
“EC Clamp” :
• Ibu jari & telunjuk membentuk huruf C,
memegang masker
• Tiga jari lainnya membentuk huruf E,
ekstensi kepala

ADZ-IDeT,MEI 2017
EVALUASI
● Sesudah 5 siklus → evaluasi
1. Jika tidak ada nadi karotis, lakukan kembali kompresi dan ventilasi 30 : 2.
2. Jika nadi teraba dan napas tidak ada, berikan bantuan napas sebanyak
10x/menit dan monitor nadi setiap 2 menit.
3. Jika nadi teraba dan napas ada, beri posisi mantap (recovery position)

○ Waspada terhadap kemungkinan pasien mengalami henti napas kembali,


jika terjadi segera terlentangkan pasien dan lakukan napas buatan kembali.

ADZ-IDeT,MEI 2017
37
Cara melakukan posisi Mantaap...

8/16/2023 38
RJP DIHENTIKAN Sirkulasi &
Penolong
Ventilasi
BILA ???? Spontan
kelelahan

STOP !!!

DNR (Do Not Tanda


Resuscitation) Kematian

ADZ-IDeT,MEI 2017
39
BHD PPE FIRST

SAAT PANDEMI CEK RESPON

Panggil Bantuan /Aktifkan Code


AED
Cek Nadi dan Respirasi bersamaan

CPR Berkualitas
(HANDS ONLY) SYOK BILA
ADA
ROSC INDIKASI
Atau 2 menit
TIM MEDIS Berganti Peran
datang

BLS (HANDS ONLY)


Langkah :
LUKA dan perdarahan 1. Gunakan APD
Luka :
1. Luka kecil : memberikan
2. D : Direct Pressure ( tekan
desinfektan ( menghindari langsung +- 5 menit)
infeksi )
3. E : Elevate ( Tinggikan > dari
2. Luka Besar : Menghentikan
perdarahan
jantung )
a. Perdarahan dalam : - 4. E : Elastic Bandage ( Balutan )
Imobilisasi ( Tidak banyak
bergerak ) 5. P : Pressure Point ( titik tekan )
Kompress es
a. Perdarahan Luar
DEEP
1. Sebutkan aturan / perundangan yang
Post Test mewajibkan pelaksanaan K3 di
tempat kerja?
Basarnas Cilacap 2. Sebutkan Langkah-Langkah
15 Agustus 2023 Manajemen Resiko?
3. Apa Isi JSA
4. Apa prinsip komunikasi K3 dan
contoh pelaksanaan di tempat kerja?
5. Sebutkan standart NAB, PSD dan KTD
untuk H2S, O2, CO dan %LEL
6. Apa pemeriksaan SCBA sebelum
digunakan?
7. Sebutkan Langkah BHD
ALAT PELINDUNG DIRI (APD)

By Sulistio Adi R
Definisi
Alat pelindung diri adalah suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk
melindungi seseorang yang fungsinya mengisolasi sebagian atau seluruh
tubuh dari potensi bahaya di tempat kerja. (PERMENAKERTRANS No.8/VII Tahun
2010 Tentang Alat Pelindung Diri )

1. Alat pelindung diri dirancang untuk melindungi pekerja dari luka


serius akibat kerja atau penyakit dari kontak langsung dengan
sumber bahaya di tempat kerja lain yang tidak dapat dihilangkan.
2. APD ketika digunakan dengan baik, dapat melindungi dari bahaya,
tetapi tidak dapat menghilangkan bahaya.
1. Alat Pelindung Kepala
Alat pelindung Kepala adalah alat pelindung yang berfungsi untuk melindungi
kepala dari benturan, terantuk, kejatuhan atau terpukul benda tajam atau benda
keras yang melayang atau meluncur di udara, terpapar oleh radiasi panas, api,
percikan bahan-bahan kimia, jasad renik (mikro organisme) dan suhu yang
ekstrim. (PERMENAKERTRANS No.8/VII Tahun 2010 Tentang Alat
Pelindung Diri)
Klasifikasi Helm
• Kelas E (Electrical) sama dengan Kelas B
− Bahan: HDPE(High Density Polyethylene)(V-Gard)
− Melindungi dari sengatan listrik hingga 20,000 volts

• Kelas G (General) sama dengan Kelas A


− Bahan: Plastik
− Melindungi dari sengatan listrik hingga 2,200 volt

• Kelas C (Conductive)
− Bahan: Aluminium
− Didesain untuk kenyamanan, memberikan
perlindungan yang terbatas
− Memberi perlindungan pada benturan namun tidak
pada benda jatuh dan arus listrik
Standard: ANSI/ISEA Z89.1-2014, CSA Z94.1-05 & OSHA
3151-12r
2. Alat Pelindung Mata dan Wajah
Alat pelindung mata dan muka adalah alat pelindung yang berfungsi untuk
melindungi mata dan muka dari:
1. Paparan bahan kimia berbahaya
2. Paparan partikel-partikel yang melayang di udara dan di badan air,
3. Percikan benda-benda kecil, panas, atau uap panas,
4. Radiasi gelombang elektromagnetik yang mengion maupun yang tidak
mengion
5. Pancaran cahaya,
6. Benturan atau pukulan benda keras atau benda tajam.

(PERMENAKERTRANS No.8/VII Tahun 2010 Tentang Alat Pelindung Diri)


Jenis Alat Pelindung Mata & Muka

Safety Spectacles
Welding Shield

Safety Googles

Laser Safety Googles Face Shield

Standard: ANSI/ISEA Z87.1-1989 & OSHA 3151-12r


Alat Pelindung Badan
Pakaian pelindung berfungsi untuk melindungi badan sebagian atau seluruh bagian
badan dari bahaya:
1. Temperatur panas atau dingin yang ekstrim,
2. Pajanan api dan benda-benda panas
3. Percikan bahan-bahan kimia
4. Cairan dan logam panas & uap panas
5. Benturan (impact) dengan mesin, peralatan dan bahan
6. Tergores
7. Radiasi
8. Binatang, mikro organisme patogen dari manusia, binatang dan tumbuhan dan
lingkungan seperti virus, bakteri dan jamur
(PERMENAKERTRANS No.8/VII Tahun 2010 Tentang Alat Pelindung Diri)
Definisi
Pakaian pelindung berfungsi untuk melindungi badan sebagian atau seluruh bagian
badan dari bahaya:
1. Temperatur panas atau dingin yang ekstrim,
2. Pajanan api dan benda-benda panas
3. Percikan bahan-bahan kimia
4. Cairan dan logam panas & uap panas
5. Benturan (impact) dengan mesin, peralatan dan bahan
6. Tergores
7. Radiasi
8. Binatang, mikro organisme patogen dari manusia, binatang dan tumbuhan dan
lingkungan seperti virus, bakteri dan jamur
(PERMENAKERTRANS No.8/VII Tahun 2010 Tentang Alat Pelindung Diri)
3. Alat Pelindung Tangan
Pelindung tangan (sarung tangan) adalah alat pelindung yang berfungsi untuk
melindungi tangan dan jari-jari tangan dari pajanan api, suhu panas, suhu dingin,
radiasi elektromagnetik, radiasi mengion, arus listrik, bahan kimia, benturan,
pukulan dan tergores, terinfeksi zat patogen (virus, bakteri) dan jasad
renik.(PERMENAKERTRANS No.8/VII Tahun 2010 Tentang Alat Pelindung Diri)
Contoh Gloves
Combination Gloves
Welder Gloves

Hard Impact Gloves Electical Gloves


4. Alat Pelindung Kaki
Alat pelindung kaki berfungsi untuk melindungi kaki dari tertimpa atau
berbenturan dengan benda-benda berat, tertusuk benda tajam, terkena cairan panas
atau dingin, uap panas, terpajan suhu yang ekstrim, terkena bahan kimia berbahaya
dan jasad renik, tergelincir.
(PERMENAKERTRANS No.8/VII Tahun 2010 Tentang Alat Pelindung Diri)
5. Alat Pelindung Pendengaran
Alat pelindung telinga adalah alat pelindung yang berfungsi untuk melindungi alat
pendengaran terhadap kebisingan atau tekanan. (PERMENAKERTRANS No.8/VII Tahun 2010
Tentang Alat Pelindung Diri)

1. Ear Plug : Masuk ke lubang telinga ( 10 -25 db )


2. Ear Muff : Melindung s.d menutupi daun telinga
( 20 -30 db )
Cara Kerja

Ear plug Ear muff


Persyaratan
Kapan kita memerlukan alat pelindung pendengaran?

area dengan kebisingan setara/ atau lebih besar 85 dBA (level untuk mengambil tindakan)

Penggunaan alat pelindung pendengaran ganda (Earplug dan Earmuff pada waktu yang
bersamaan):

area dengan kebisingan setara/ atau lebih besar 100 dBA

Nillai ambang batas untuk kebisingan ditempat kerja adalah:

• 85 dBA / 8 jam (ACGIH Standard / Indonesia Gov. / UK Standard)

• 90 dBA / 8 jam (NIOSH Standard)


Nilai Ambang Batas Kebisingan
Jika lewat
Dari 140 dbA
Maka tidak
Boleh
Didengarkan
Walaupun
Sesaat.
6. Alat Pelindung Pernafasan
Alat pelindung pernapasan beserta perlengkapannya adalah alat pelindung yang
berfungsi untuk melindungi organ pernapasan dengan cara menyalurkan udara
bersih dan sehat dan/atau menyaring cemaran bahan kimia, mikro-organisme,
partikel yang berupa debu, kabut (aerosol), uap, asap, gas/ fume, dan sebagainya..
(PERMENAKERTRANS No.8/VII Tahun 2010 Tentang Alat Pelindung Diri)
Jenis Alat Pelindung Pernafasan
Dua tipe utama respirator :

• Respirator saringan udara, menyaring kontaminan dari udara.

• Respirator supply udara, menyediakan udara bersih dari sumber


yang tidak terkontaminasi
Air Supply
Dipakai Untuk kondisi udara IDLH:

• Untuk kondisi udara yang kadar Oksigen <16% dan >23,5%

• Gas beracun

• Terdapat Gas mudah terbakar


Air Filter
Dipakai Untuk kondisi udara non-IDLH:

• Kondisi udara yang tidak seketika mengancam nyawa

Gas & Vapor


Cartridges Particulate Filters
7. Alat Pelindung Jatuh
Alat pelindung jatuh perorangan berfungsi membatasi
gerak pekerja agar tidak masuk ke tempat yang
mempunyai potensi jatuh atau menjaga pekerja berada
pada posisi kerja yang diinginkan dalam keadaan miring
maupun tergantung dan menahan serta membatasi pekerja
jatuh sehingga tidak membentur lantai dasar.
Alat Pelindung Jatuh
8. Personal Floating Device (Pelampung)
Pelampung berfungsi melindungi pengguna yang bekerja di atas air atau
dipermukaan air agar terhindar dari bahaya tenggelam dan atau
mengatur keterapungan (buoyancy) pengguna agar dapat berada pada
posisi tenggelam (negative buoyant) atau melayang (neutral buoyant) di
dalam air. (PERMENAKERTRANS No.8/VII Tahun 2010 Tentang Alat Pelindung Diri)
Personal Floating Device
Manajemen APD

1. Identifikasi kebutuhan dan syarat APD;


2. Pemilihan APD yang sesuai dengan jenis bahaya dan kebutuhan/kenyamanan
pekerja/buruh;
3. Pelatihan ;
4. Penggunaan, perawatan, dan penyimpanan ;
5. Penatalaksanaan pembuangan atau pemusnahan;
6. Pembinaan ;
7. Inspeksi; dan
8. Evaluasi dan pelaporan.
Pemilihan APD
1. Harus sesuai dengan bahaya yang dihadapi.
2. Standart min SNI
3. Tidak boleh menimbulkan bahaya tambahan.

Keterbatasan APD :

1. Keterbatasan kemampuan APD.


2. Keterbatasan Area yang dilindungi.
3. Keterbatasan jenis bahaya yang dapat ditangani.
4. Keterbatasan waktu penggunaan
Mempersiapkan APD
1. Jenis dan spesifikasi APD ditentukan sesuai faktor bahaya di tempat kerja.
2. Jumlah dan ketersediaan APD diidentifikasi sesuai kebutuhan di tempat
kerja.
3. Prosedur penyimpanan, penggunaan, pemeriksaan dan pemusnahan
dipersiapkan sesuai dengan standar yang berlaku.
Memeriksa Kondisi APD
1. Kelayakan fisik APD diperiksa sesuai dengan prosedur.
2. Kelayakan fungsi APD diperiksa sesuai dengan prosedur.
3. Kondisi APD yang tidak layak dipastikan tidak digunakan, diganti dan
dimusnahkan sesuai peraturan perundang-undangan atau standar yang
berlaku.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER
08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri pasal 8:
1. APD yang rusak, retak atau tidak dapat berfungsi dengan baik harus dibuang
dan/atau dimusnahkan.
2. APD yang habis masa pakainya/kadaluarsa serta mengandung bahan
berbahaya, harus dimusnahkan sesuai dengan peraturan perundangan-
undangan.
3. Pemusnahan APD yang mengandung bahan berbahaya harus dilengkapi
dengan berita acara pemusnahan.
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai