Anda di halaman 1dari 7

THE PERFECT GIFT

Vannya : Cen-cen
1. Vannya kecil : Gabby (Ade gilbert) (di foto aja)
2. Ibu Vannya : Sarah
3. Ayah Vannya : Ko Jordie (di foto aja)
4. Suara Tuhan : Mess
5. Joanna : Velly/Fanny
6. Milly : Calvina/Velly
7. Narrator : Claudea
8. Pelayan resto : Abraham
9. Tim Poster/video layar : Marcell & Gerry
10. Tim MM : Kingsley & Gerry
11. Tim Perlengkapan : Abraham & Gilbert

Scene 1: Narator
Aku.. Stevannya Margaretha. Orangtuaku memanggilku Vannya. Aku sangat menyayangi
keluarga kecilku ini. Kedua orang tuaku sangat baik dengan aku. Apapun yang aku
inginkan, pasti mereka akan memberikannnya.
Papa dan mamaku adalah orang yang sangat militant di dalam Tuhan. Aku sudah di ajar
untuk mengenal siapa Tuhanku, sedari aku kecil. Hal yang selalu aku tunggu dan senangi
setiap tahun adalah hari natal! karena setiap malam natal, pasti papa membelikan aku
hadiah baru dan papa selalu mengajak aku dan mama untuk berdoa di malam pergantian
natal.

Scene 2 : Narator
Semakin aku beranjak remaja, papa dan mama semakin dekat dengan aku karena mereka
tidak ingin anak gadisnya ini, di ganggu oleh orang lain. Karena sikap mereka itu, aku
sangat sayanggggg dengan mereka. Aku harap setua apapun umurku nanti, aku tetap di
manja dan di sayang oleh mereka sama seperti ini.

Scene 3: Narator
Tahun ini aku menginjak usia yang ke-17 tahun. Aku berharap akan ada hadiah special
yang disiapkan oleh orangtuaku terutama dari Papa.
Namun, sepertinya kebahagiaan tidak berpihak padaku saat ini. Papa, laki-laki yang
paling ku kasihi harus pergi untuk selamanya tepat 5 hari sebelum aku menginjakan usia
yang ke-17. Aku selalu mempertanyakan , mengapa hal ini dapat terjadi? Mengapa papa
harus pergi? Aku sangat mengasihimu pa, lebih dari apapun
Scene 4
Pemeran: Vannya , Milly, Joanna
Latar: Jalanan
Kegiatan: baru pulang kerkel

Joanna : Van, besok kamu jangan lupa bawa tugas yang tadi kita buat ya.
Vannya : iya jo, sampai rumah nanti aku langsung masukin tas deh.
Milliy : Van, Jo, aku gak bisa ikut kalian makan nih. Papaku hari ini ulang tahun
dan ternyata akan ada makan malam bersama keluargaku. Hmm, jadi maaf
ya aku harus pulang sekarang
Joanna : Hmm, oke Mil. Gapapa kok. Iya kan van?
Vannya : I… iyaaa mil. Hati-hati ya. Kamu di jemput dimana mil?
Milly : Mungkin di depan kios itu, Van. Aku ke sana duluan ya. Bye girls!
Joan&Van : Bye Mil! Hati-hati.
(terus langsung jalan begitu aja)

Scene 5
Pemeran: Vannya& Mama Vannya
Latar: rumah
Kegiatan: Vannya masuk rumah // Vannya debat sama mamanya

(Suara hati Vannya)


Terkadang, aku sangat iri dengan teman-temanku. Mereka masih memiliki banyak waktu
dengan ayahnya. Sedangkan aku? Hmmmm (menghela nafas)
Aku merindukanmu, papa. Kapan aku bisa menghabiskan waktu bersamamu lagi seperti
dulu? (disini Vannya mulai mau nangis jadi menunduk di ruang tamu)

(Tiba-tiba Mama Vannya datang)


Mama Vannya: Sayang, kamu kenapa?
Vannya : Mama…. (memeluk mamanya, menangis) Ma, aku rindu papa.
Mama Vannya: (lebih mendekat ke Vannya) Hmm, coba cerita sama mama. Pasti ada
sebabnya anak mama ini bisa rindu sekali dengan papanya (usap pipi)
Vannya :Tadi aku, Joanna dan Milly baru saja pulang kerja kelompok.
Rencananya, kami ingin pergi makan. Namun… Milly harus pulang lebih
dulu karena papanya hari ini ulang tahun dan mereka akan makan malam
bersama. Ma, aku rindu sekali makan malam bersama papa. Beberapa hari
lagi juga ulang tahun papa, ma. (semakin menangis)

Mama Vannya: Hmm… (menghela nafas) Van, sudah jangan menangis terus (memegang
pipi Vannya dan mengangkatnya. Terus Vannya senderan sama mama dan
di elus2 rambutnya) Mama juga rindu sekali dengan papa. Sebenarnya,
mama sangat tidak mau papa pergi. Rasanya sedih dan belum siap,
sayang.
Vannya : Iya, ma. Itu yang Vannya rasakan. Kenapa ya ma, Tuhan ambil papa dari
kita? (diam sebentar) Vannya tau, pasti karena papa orang baik. namun,
dari sekian banyak orang baik di dunia ini, kenapa harus papa yang di
ambil ma? Ma, aku sayang sekali sama papa. Apa Tuhan tidak tahu
sesayang apa aku sama papa? (mamanya nunduk nahan nangis) Ma!!
Jawab aku ma!! Katanya Tuhan Maha Tahu, tapi kenapa? kenapa orang
yang paling aku sayang dia ambil? Kenapa Tuhan se-te …. (mau ngomong
setega tapi di selak mama)
Mama Vannya: Ssst… stop sayang. Stop salahkan Tuhan. “Untuk segala sesuatu ada
ada masanya, untuk apapun du bawah langit ada waktunya” dan
“Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia
memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat
menyelami pekerjaan yang di lakukan Allah dari awal sampai akhir”.
Itu janji Tuhan, sayang. Jadi, tenanglah. Pasti akan ada hal indah yang akan
kita dapat,
Vannya : Ma, aku lelah harus sabar menunggu kebahagiaan itu. Sudah jelas
semua. Bahwa, bahagiaku sudah tidak sama lagii seperti dulu.
Mama paham kan se-sayang apa aku dengan papa?
Mama Vannya: Iya sayang, mama paham. Tapi kamu tidak boleh larut dalam
kesedihanmu terus menerus.
Vannya : Ma, aku pun tau mama juga sedih terus. Menangis terus. Sudahlah,
jangan selalu sebut “akan ada sesuatu yang indah” karena sampai
di detik ini, hal itu belum ada , ma. (Vannya langsung pergi)
Mama Vannya: Vannya…. Vannya!!!!!
(Mama Vannya menunduk dan menangis)

Scene 6
Pemeran: Vannya & Suara Tuhan
Latar: Kamar Vannya
Kegiatan: Vannya menangis dan mendengan suara Tuhan

(Vannya menangis tersedu2 sambil menunduk)


Suara Tuhan : Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apa pun di bawah langit ada
waktunya. (Pkh 3:1)
Vannya : Hah? Suara siapa itu?
Suara Tuhan : Kembalilah tenang, hai anakKu, sebab Aku telah berbuat baik
kepadamu
Vannya : (hapus air mata, celingak celinguk) Hah? Itu suara apa? Ada yang
berbicara kepadaku? Tapi,aku hanya sendiri di sini. Ah! Mungkin hanya
halusinasiku saja.
(lampu langsung redup)

Scene 7
Pemeran: Vannya, Mama Vannya, Joanna, Milly
Latar: Ruang tamu Vannya // tempat makan
Kegiatan: ngobrol2

Narator:
Keesokan harinya.. Vannya sudah bersiap untuk pergi bersama kedua sahabatnya, Joanna
dan Milly. Vannya sudah merencanakan dia akan bercerita tentang kejadian semalam
kepada kedua sahabatnya itu.

(Ruang Tamu)
(Vannya nyelonong gak pamit, mamanya lagi duduk)
Mama Vannya : Vannya,mau kemana kamu?
Vannya : aku ada janji sama Joanna dan Milly, ma.
Mama Vannya: Yasudah. Tapi kamu pamit dulu dong sama mama (salam pergi ada tos
sendiri gitu) Hati-hati ya sayang (sambil liat Vannya jalan keluar)
Vannya : Iya, ma….

(Lampu redup)
(Tempat makan)

(pelayan kasih makanan)


Milly : Makasih ya kak. (pelayan nunduk dan senyum)
Vannya : Jo, Mil.. aku mau cerita deh
Milly : cerita aja, van (mereka sambil makan)
Vannya : semalam, aku lagi rindu sekali sama papa. Aku sempat cerita sama
mama. Tapi, jawaban mama ya gitu… dia hanya bilang “pastii akan ada
yang indah dari Tuhan” tapi sampai sekarang ini aku tidak merasa ada
yang indah dalam hidupku. Dan, anehnya lagi…. Saat aku masuk ke
kamarku, ada suara pria sangat jelas sekali terdengar. Kalau tidak salah
pria itu ada bilang “segala sesuatu ada masanya dan jiwaku tenang aku
akan berbuat baik kepadamu”
Milly : Hmm, kamu yakin Van tidak ada satu orang pun di kamarmu saat itu?
Vannya : yakin, Mil. Aku hanya sendirian di kamar
Joanna : suara Tuhan kali ya, hahahhahah (ketawa ledek)
Vannya : Hush! Mana mungkin!! Bentuk Tuhan seperti apa juga aku tidak tau, apa
lagi mendengar suaranya. Tidak mungkin lah! Lagipula, Untuk apa juga
Tuhan berbicara kepadaku? Jangan ngelantur, Jo!
Joanna : Itu hanya bercanda, Van. Mungkin kemarin kamu terlalu capek, jadi
mengigau yang tidak-tidak
Vannya : ah, Sudahlah! Lebih baik kita lanjut makan saja.
(lampu redup)

Scene 8
Pemeran: Vannya & Mama Vannya
Latar: Rumah Vannya
Kegiatan: Prepare mau Christmas day

Narator:
2 minggu lagi, hari natal tiba! Di hari-hari seperti ini, Vannya sudah mulai
mempersiapkan segala hal yang baru untuk menyambut hari natal.

Vannya : (senandung lagu natal) Aku senangggg sekali menyambut hari natal. Aku
akan mempersiapkan baju baru, sepatu baru dan akan dapat hadiah….
Hadiah….. hadiah dari papa. Seharusnya aku dapat hadiah dari papa
sebentar lagi. (ambil foto papa di meja) Pa, natal ini harus aku lewati tanpa
papa…. (peluk foto papanya, mulai Menangis)
Mama Vannya: Vannya…. Ada apa lagi sayang? (pegang bahu vannya)
Vannya : (tadinya nunduk, jadi negak) Gapapa, ma… (naro foto papanya di meja,
terus mau pergi ke kamar)
Mama Vannya: (kejar vannya, tarik bahu) Van, kamu rindu sekali ya sama papa?
(Vannya mengangguk) Sudahlah, sayang. Sudah hampir 6 bulan papamu
pergi dan kamu sedih terus seperti ini. Mau sampai kapan, Vannya? Kita
harus menerima kenyataan bahwa papamu tidak akan bisa kembali.
Vannya : Ma! (menyingkir sedikit) Sudahlah! Berenti bicara seperti itu. Kalau
mama rela papa pergi, yasudah. Aku tidak rela! Aku tidak bisa terima
semua ini.
Mama Vannya: (agak mendekat pegang bahu, Vannya tepis pegangan bahunya)
sayang, kamu harus belajar terima semua ini. Masih banyak yang sayang
sama kamu. Masih banyak hal-hal yang membuat kamu bahagia. Seperti
lagi kan hari natal, itu adalah waktu yang paling kamu suka. Harusnya
kamu bahagia dong, sayang. Jangan sedih terus
Vannya : natal tahun ini tidak akan ada kebahagiaan! Karena yang buat aku
bahagia sudah pergi! Bahkan sudah pergi, untuk selamanya ma!
(menangis) (lampu mati)
Scene 9
(otw dari scene 8 ke scene 9 tetap ada suara tangis Vannya)
Pemeran: Vannya dan Suara Tuhan
Latar: Kamar Vannya
Kegiatan: menangis banget tertekan gitu deng

(tetap menangis)
Vannya : Mengapa semua ini terjadi padaku??? (menangis) Aku sungguh tidak
bisa menerima semua ini… Aku sangat membutuhkanmu, pa. Pa…
(menangis sampe sesenggukan)
Suara Tuhan : Vannya…..
Vannya : Siapa itu?
Suara Tuhan : Vannya… mengapa kau terus bersedih?
Vannya : kamu siapa? Dimana kamu? aku tidak melihatmu. (mencari-cari) hey!
Kau siapa??
Suara Tuhan : Akulah, Tuhan Allahmu yang selalu ada bersamamu.
Vannya : Tuhan? (tertawa ngejek) mana mungkin! Tuhan itu tidak ada! Kalau
memang saat ini aku sedang berbicara kepada Tuhan, tunjukan rupamu!
Tunjukan sekarang!
Suara Tuhan : Vannya, tubuhKu memang tidak bersamamu. Tetapi, aku selalu
bersamamu setiap saat.
Vannya : baik aku percaya jikalau Engkau adalah Tuhan! Dan sekarang aku minta
kepadaMu Tuhan, kembalikan papaku! Engkau ajaib, bukan? Sekarang
lakukanlah! (diam, Tuhan gak jawab) Tuhan??? Mengapa Kau diam? Kau
kurang mendengar perkataanku tadi? Aku mau papaku kembali.
lakukanlah sekarang! (tetap diam) Tuhan!!! Dimana Engkau? Mengapa
Kau diam? Mengapa Kau selalu tega mengambil apa yang aku sayangi?
Mengapa??? Tuhan!!!!!
Suara Tuhan : Anakku, Kau harus tau sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala
sesuatu untuk mendatangkan kebaikan. Saat ini, papamu tidak ada
bersamamu bukan berarti hidupmu berubah menjadi tidak baik, Vannya
Vannya : Tetapi kenyataannya, memang hidupku menjadi tidak baik. sangat tidak
baik!
Suara Tuhan : AnakKu, tidak ingatkah kamu akan berbagai kebaikan yang telah Aku
berikan padamu. Mengapa kamu hanya melihat satu bagian buruk dari
hidupmu? Seperti yang telah Aku katakan, kamu akan melihat berbagai
kebaikanKu lagi dan lagi, percayalah anakKu.
Vannya : maksudMu?
Suara Tuhan : Vannya, kau harus menyadari bahwa Akulah pemberian terbaik dalam
hidupmu. Segala sesuatu yang ada padamu sekarang ini, itu asalnya dari
padaku. Akulah Bapa, Bapamu yang sejati. Papamu yang sudah Ku
panggil itu, hanya Bapa di dunia saja yang bisa kapanpun
meninggalkanmu. sedangkan Aku, Akulah Bapa yang tidak pernah
meninggalkanmu barang sedetik pun. Aku yang sungguh mengenalmu,
Aku mengetahui segala kebutuhanmu, Aku mengetahui kedalaman hatimu
lebih dari siapapun. Tetapi, Mengapa Kau tidak menyadari keberadaanKu?
(semakin menangis) Vannya, sadarilah aku yang selalu berada
bersamamu. Di hari natal ini kamu telah menerima hadiah terbaik dalam
hidupmu. Hadiah itu adalah Aku, Yesus. Aku telah lahir dalam hidupmu
dan senantiasa menyertaimu selama-lamanya.
Vannya : Bapa, ampunilah aku. Aku tidak menyadari arti kehadiranMu dalam
hidupku..... (menangis terus)
Mama Vannya: Vannya.... (pegang pundak)
Vannya : Mama...... (meluk mamanya, terus melepas buat ngomong) Ma, sekarang
aku sudah bisa merelakan kepergian papa. Aku sadar bahwa bukan hanya
papa sumber kebahagiaannku. Aku bersyukur masih memiliki seorang
mama yang sangat sayang kepadaku dan aku lebih bersyukur lagi ternyata
aku memiliki Bapa yang sejati, Dialah Yesus.
Mama Vannya: (beri senyum kepada Vannya) Syukurlah kamu sudah menyadari itu,
sayang.(lap air mata Vannya) Apakah kamu masih ingat, sewaktu kamu
kecil kamu sering menyanyikan lagu ini saat natal... (mama vannya
bernyanyi) “lagu seorang anak telah lahir untuk kita”
(LAMPU MATI DRAMA SELESAI)

Anda mungkin juga menyukai