OPERASIONAL AMBULANCE
Dibuat oleh, Disetujui oleh, No. Dokumen :
Revisi : 00
Ananto Firmansyah M. Aditya Zulkarnain
Halaman : 1 dari
HSE Dept Kepala Teknik Tambang
1. TUJUAN
1.1. Tujuan Umum
1.1.1. Sebagai pedoman bagi management PT. Pada Idi site Luwe Hulu pada khususnya dan
seluruh karyawan PT. Pada Idi pada umumnya terutama dalam memberikan dan
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan serta penunjang kelancaran operasional program
HSE Dept , klinik PT. Pada Idi.
1.2. Tujuan Khusus
1.2.1. Sebagai acuan petugas medis dalam melaksanankan tugasnya.
1.2.2. Meningkatkan pelayanan keselamatan dan kesehatan karyawan.
1.2.3. Sebagai sarana operasional kegiatan program Occupational health.
1.2.4. Mempermudah dan mempercepat pelayanan transportasi.
1.2.5. Memenuhi standarisasi kesiap siagaan medis yang harus memiliki operasional pelayanan
kesehatan.guna memberikan layanan emergency bagi pasien gawat darurat.
1.2.6. Mempermudah dan mempercepat pelayanan transportasi pasien karyawan PT. Pada Idi ke
pusat pelayanan kesehatan.
1.2.7. Penanganan pertama ditempat kejadian secara cepat, tepat dan cermat.
1.2.8. Stabilisasi penderita/pasien selama dalam perjalanan menuju ke pusat pelayanan kesehatan.
2. RUANG LINGKUP
Prosedur ini memuat pedoman secara rinci tentang persiapan, pelaksanaan, pemantauan dan pelaporan
administrasi yang meliputi:
2.1. Prosedur pemeliharaan atau perawatan kendaraan Ambulance serta peralatan medis.
2.2. Prosedur penggunaan operasional serta pelayanan kendaraan Ambulance.
3. REFERENSI
3.1. UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
3.2. UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
3.3. PP No. 32 Tahun 2009 tentang Tenaga Kesehatan
3.4. Perpres No.12 Tahun 2013 pasal 20 tentang Jaminan Kesehatan
3.5. Permenkes No. 19 Tahun 2016 tentang Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu
3.6. Permenkes No. 9 Tahun 2014 tentang Klinik
3.7. Permenkes No. 001 Tahun 2012 tentang Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan Perorangan
3.8. Permenkes No. 71 Tahun 2013 pasal 29 tentang Pelayanan Kesehatan dan Jaminan Kesehatan
Nasional
3.9. Kepmenkes No. 882/Menkes/SK/X/2009 tentang Pedoman Penanganan Evakuasi Medis
3.10. Kepmekes No. 0152/YanMed/RSKS/1987, tentang Standarisasi Kendaraan Pelayanan Medis
4. DEFINISI
4.1. Ambulance adalah kendaraan yang di lengkapi peralatan medis untuk mengangkut orang sakit
dan korban kecelakaan.
4.1.1. Ambulance Klinik adalah kendaraan yang dilengkapi peralatan medis yang digunakan
untuk penunjang pelayanan dan operasional program klinik.
4.1.2. Ambulance Transport adalah kendaraan yang tidak dilengkapi peralatan medis atau
batuan hidup dasar (Basic Life Support) crew Ambulance juga sedikit memiliki
STANDARD OPERATIONAL PROCEDURE
OPERASIONAL AMBULANCE
No. Dokumen Tanggal Efektif Revisi Halaman
14 November 2023 00 2 dari 10
kualifikasi, fungsi utama Ambulance ini hanya digunakan untuk pengantaran pasien dari
satu tempat ketempat yang lain untuk mendapatkan pengobatan/penanganan lanjutan di
Rumah Sakit terdekat.
4.1.3. Ambulance Advance atau Medical Emergency adalah kendaraan yang dilengkapi
dengan peralatan medis khusus dari mulai Air Way Set, Breathing Set, Circulation Set,
Extrication Set, Ventilator, Infus Pump, Syring Pump, AED dan Pasien Monitor.
4.2. Sirine adalah suatu alat yang berfungsi untuk memperingatkan masyarakat akan bahaya suatu
bencana alam dan digunakan untuk kendaraan layanan darurat
4.2.1. Makna Suara Sirine Ambulance.
4.2.1.1. Bunyi sirine menyerupai bunyi palang kereta api. Suara ini menandakan Ambulance
sedang menjemput pasien maupun korban kecelakaan.
4.2.1.2. Bunyi sirine dengan tempo yang lebih cepat. Suara ini menandakan Ambulance
tengah membawa pasien namun kondisinya tidak darurat.
4.2.1.3. Bunyi sirine yang menandakan Ambulance membawa pasien kritis atau gawat
darurat. Suaranya mirip dengan kedua, namun irama yang lebih cepat dan lebih
nyaring
4.2.1.4. Bunyi sirine yang menandakan Ambulance sedang membawa jenazah. Suaranya
memiliki irama panjang dan tidak berulang.
4.2.2. Jenis Suara Sirine Ambulance.
4.2.2.1. Wail digunakan ketika Ambulance berjalan di jalur yang lurus.
4.2.2.2. Yelp digunakan ketika Ambulance berada di persimpangan.
4.2.2.3. Hi-lo digunakan sebagai kombinasi untuk mendapatkan perhatian yang lebih efektif.
4.2.2.4. Horn digunakan seperti klakson untuk memberikan peringatan lebih jika suara-
suara lainnya tidak mendapat perhatian pengguna jalan lain.
4.3. Klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan yang menyediakan pelayanan medis dasar dan atau spesialistik.
4.4. Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta
memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk
jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
4.5. Pasien Rujukan atau Evakuasi adalah pasien Karyawan PT. Pada Idi maupun Kontraktor yang
atas pertimbangan tim medis memerlukan pelayanan di Klinik atau Rumah Sakit baik untuk
diagnostik penunjang atau terapi.
4.6. Program Operasional Occupational Health adalah suatu program yang memuat seputar
masalah Promotive, Preventive, Curative dan Rehabilitative kesehatan yang dilakukan oleh tim
medis PT. Pada Idi baik Indoor maupun Outdoor yang memerlukan operasional penunjang
seperti kendaraan atau lainya agar tercapai target yang diharapkan.
4.7. Surat Ijin Mengemudi Perusahaan (SIMPER) adalah suatu tanda bukti yang sah yang
dikeluarkan oleh PT. Pada Idi dalam hal diizinkannya seseorang mengoperasikan kendaraan/unit
yang berlaku sesuai dengan SIM yang dikeluarkan kepolisisan dan atau sesuai dengan jenis
kendaraan/unit yang dioperasikan.
4.8. Driver/Pengemudi adalah karyawan yang di beri wewenang/ijin untuk mengoperasikan
Ambulance.
4.9. P2H adalah Pelaksanaan dan Perawatan Harian yang harus dilakukan oleh setiap
driver/pengemudi sebelum mengoperasikan Ambulance.
4.10. APAR adalah singkatan dari Alat Pemadam Api Ringan.
STANDARD OPERATIONAL PROCEDURE
OPERASIONAL AMBULANCE
No. Dokumen Tanggal Efektif Revisi Halaman
14 November 2023 00 3 dari 10
4.11. Safety Belt adalah sabuk keselamatan yang terdapat pada setiap kendaraan yang berfungsi
menahan badan pengemudi/penumpang supaya tidak terlempar dari posisi duduk, saat terjadi
benturan mendadak.
5. TANGGUNG JAWAB
5.1. Kepala Teknik Tambang
5.1.1. Memastikan prosedur ini dilaksanakan dan dipelihara dengan baik secara terus menerus
sesuai kepentingan perusahaan.
5.2. Occupational Health Division
5.2.1. Kegiatan operasional dengan menggunakan Ambulance harus sesuai dengan persetujuan
Pimpinan HSE Dept.
5.2.2. Pemeliharaan Ambulance merupakan tanggung jawab driver/PIC Ambulance.
5.2.3. Peralatan penunjang medis dan obat-obatan merupakan tanggung jawab Tim Occupational
Health Division.
5.2.4. Dalam menuju ke TKP driver Ambulance harus disertai dengan Paramedic, sedangkan
Paramedic tidak harus dengan driver Ambulance.
5.2.5. Unit Ambulance hanya dapat di operasionalkan oleh driver/PIC Ambulance dan Paramedic
yang bertugas dalam rangka kegiatan operasional program Occupational Health/kasus
Emergency.
5.2.6. Setiap personil yang mengoperasikan Ambulance wajib memahami, menaati dan
menerapkan prosedur ini dalam setiap pekerjaan/aktifitas pengoperasian.
5.2.7. Setiap personil yang mengoperasikan Ambulance tidak diperbolehkan mengoperasikan
kendaraan selain unit dari Perusahaan IUP (Owner), kecuali atas izin dari Kepala Teknik
Tambang
6. PROSEDUR
6.1. Pedoman Kerja Petugas Ambulance
6.1.1. Driver/PIC Ambulance wajib hadir 15 menit sebelum jam pergantian.
6.1.2. Driver/PIC Ambulance wajib mengontrol keadaan Ambulance secara rutin seperti oli, air
accu, radiator dan O2 (oksigen) yang ada di mobil serta mengadakan perawatan mesin dan
kelengkapan lainnya.
6.1.3. Tim health/Paramedic wajib mengontrol peralatan penunjang medis dan obat-obatan yang
tertuang dalam Formulir GPS-FR-OH-005
6.1.4. Driver/PIC Ambulance/Paramedic wajib mencuci dan membersihkan mobil Ambulance
apabila di pandang perlu.
6.1.5. Driver/PIC Ambulance/Paramedic wajib lapor ke OHS & Training Departement Head
apabila menggunakan unit Ambulance diluar jam operasional.
6.2. Ketentuan Kelayakan Operasi Unit
Ambulance bisa dioperasikan jika kondisinya layak operasi. Beberapa bagian yang perlu dipastikan
layak adalah sebagai berikut:
6.2.1. Sabuk Keselamatan (Safetyt Belt) harus berfungsi dengan baik. Safety Belt harus bisa
terpasang sempurna pada tempatnya, mampu menahan badan pengemudi di bagian
pinggang, perut. Saat dilakukan uji hentak, safety belt harus mampu menahan hentakan
yang dilakukan secara tiba tiba.
6.2.2. Lampu lampu harus berfungsi dengan baik: Lampu depan utama, lampu sein/hazard, lampu
mundur, lampu rem dan lampu rotari.
6.2.3. Sirine berfungsi dengan baik sesuai fungsi dan jenis suaranya
STANDARD OPERATIONAL PROCEDURE
OPERASIONAL AMBULANCE
No. Dokumen Tanggal Efektif Revisi Halaman
14 November 2023 00 4 dari 10
6.2.4. Kondisi ban/tyre tidak botak/kembangan masih layak. Tekanan angin harus memenuhi
standard operasi sesuai buku manual/petunjuk kendaraan.
6.2.5. Frame harus layak operasi. Frame harus berfungsi dengan baik dan tidak ada kelonggaran.
6.2.6. Fungsi pengereman baik itu rem exhaust maupun parking brake harus aktif.
6.2.7. Tiang dan karet pembersih kaca (wiper) harus berfungsi dengan baik.
6.2.8. Kaca depan, kaca samping kabin dan kaca spion harus dalam kondisi baik.
6.2.9. Rubber Spring harus berfungsi dengan baik, tidak boleh terlepas dari sasis dan frame.
6.3. Pelaksanaan Perawatan Harian (P2H)
6.3.1. Driver yang sudah memiliki SIMPER mengoperasikan unit harus melakukan P2H terlebih
dahulu sebelum mengoperasikan unit, dengan menggunakan form P2H
6.3.2. Waspada, fokus dan konsentrasi saat melihat dibagian bawah, pakai helm dan sarung
tangan.
6.3.3. Perhatikan tempat berjalan dan pijakan kaki waktu berkeliling dan naik / turun, berdirilah
di tempat yang stabil, usahakan berpegangan.
6.3.4. Saat membuka / menutup cabin perhatikan jari, tangan dan keseimbangan.
6.3.5. Saat memeriksa mesin, perhatikan posisi jari dan tangan, hati-hati di bagian sempit dan
yang bisa berputar, jangan sampai terjepit.
6.3.6. Hati-hati pada bagian mesin yang panas (turbo, saluran buang), saat memeriksa radiator,
periksa ketinggian air pada reservoirnya. Jika tidak dilengkapi reservoir, periksa radiator
jika mesin sudah dingin, gunakan majun tebal dan atur posisi tubuh.
6.3.7. Saat memeriksa elektrolit baterai, lakukan dengan hati-hati, gunakan senter, jangan
memakai api terbuka (korek api, pemantik rokok dsb).
6.3.8. Jika dari hasil P2H tersebut ditemukan ada kondisi yang tidak standar dan berpotensi risiko
kecelakaan, maka unit tersebut jangan dioperasikan segera laporkan kepada pengawas
untuk disampaikan ke Departemen Plant untuk diperbaiki.
6.3.9. Driver terlebih dahulu mencatat HM pada ambulance dan di record
6.3.10. Hasil form P2H ditandatangani oleh pengemudi dan pengawas.
6.3.11. Pengawas bertanggung jawab memastikan bahwa P2H sudah dilakukan sesuai dengan
kondisi unit bukan sekedar diisi.
6.3.12. Kondisi unit siap untuk dioperasikan setelah semua proses P2H sudah dilakukan.
6.3.13. Untuk menghindarkan cedera fatal atau menabrak, maka patuhi aturan klakson (juga
berlaku selama operasi) berlaku sebagai berikut:
6.3.13.1. Satu kali sebelum starter mesin (tunggu 5 detik setelah dibunyikan)
6.3.13.2. Dua kali sebelum bergerak maju (tunggu 5 detik setelah dibunyikan)
6.3.13.3. Tiga kali sebelum bergerak mundur (tunggu 5 detik setelah dibunyikan)
6.4. Bergerak Keluar Area Parkir.
6.4.1. Pastikan sabuk pengaman terpasang terlebih dahulu, bunyikan klakson 2x, arahkan
transmisi ke speed 1, pastikan area sekeliling Ambulance sudah aman sebelum berserak
maju. Driver sudah berbelok arah jika seluruh bagian vessel Ambulance sudah melewati
unit lain yang ada di sebelah kiri dan kanan.
6.4.2. Pastikan tidak ada manusia dan barang yang menghalangi.
6.5. Pemakaian Ambulance
6.5.1. Sebagai Sarana Emergency dan evakuasi
6.5.1.1. PIC Ambulance/Paramedic yang bertugas menerima panggilan darurat/kasus
yang memerlukan pertolongan Ambulance.
STANDARD OPERATIONAL PROCEDURE
OPERASIONAL AMBULANCE
No. Dokumen Tanggal Efektif Revisi Halaman
14 November 2023 00 5 dari 10
OPERASIONAL AMBULANCE
No. Dokumen Tanggal Efektif Revisi Halaman
14 November 2023 00 6 dari 10
OPERASIONAL AMBULANCE
No. Dokumen Tanggal Efektif Revisi Halaman
14 November 2023 00 7 dari 10
7. DIAGRAM ALIR
MULAI
KAS
PIC Ambulance/Paramedic
Lokasi Pasien
Rumah Sakit
KEMBALI KE KLINIK
STANDARD OPERATIONAL PROCEDURE
OPERASIONAL AMBULANCE
No. Dokumen Tanggal Efektif Revisi Halaman
14 November 2023 00 8 dari 10
STANDARD OPERATIONAL PROCEDURE
OPERASIONAL AMBULANCE
No. Dokumen Tanggal Efektif Revisi Halaman
14 November 2023 00 9 dari 10