Anda di halaman 1dari 3

Standard Operational Procedure

Operasional Penggunaan Ambulance


No. Dokumen : GPS-SOP-OH-01.01
Tanggal Efektif : 18 November 2023

Revisi :

Halaman : 1 dari

1. TUJUAN
1.1. Tujuan Umum
1.1.1. Sebagai pedoman bagi management PT Gane Permai Sentosa site Loji pada khususnya
seluruh karyawan PT Gane Permai Sentosa pada umumnya terutama dalam memberikan
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan serta penunjang kelancaran operasional progr
Occupational health klinik PT. Gane Permai Sentosa.
1.2. Tujuan Khusus
1.2.1. Sebagai acuan petugas medis dalam melaksanankan tugasnya.
1.2.2. Meningkatkan pelayanan keselamatan dan kesehatan karyawan.
1.2.3. Sebagai sarana operasional kegiatan program Occupational health.
1.2.4. Mempermudah dan mempercepat pelayanan transportasi.
1.2.5. Memenuhi standarisasi kesiap siagaan medis yang harus memiliki operasional pelaya
kesehatan.guna memberikan layanan emergency bagi pasien gawat darurat.
1.2.6. Mempermudah dan mempercepat pelayanan transportasi pasien karyawan PT Gane Perm
Sentosa ke pusat pelayanan kesehatan.
1.2.7. Penanganan pertama ditempat kejadian secara cepat, tepat dan cermat.
1.2.8. Stabilisasi penderita/pasien selama dalam perjalanan menuju ke pusat pelayanan kesehatan.
2. RUANG LINGKUP
Prosedur ini memuat pedoman secara rinci tentang persiapan, pelaksanaan, pemantauan dan pelapo
administrasi yang meliputi:
2.1. Prosedur pemeliharaan atau perawatan kendaraan Ambulance serta peralatan medis.
2.2. Prosedur penggunaan operasional serta pelayanan kendaraan Ambulance.
3. REFERENSI
3.1. UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
3.2. UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
3.3. UU Nomor 22 Tahun 2009, pasal 135 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
3.4. PP No. 32 Tahun 2009 tentang Tenaga Kesehatan
3.5. PP No. 30 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Lalu Lintas dan Angkuta Jalan
3.6. Perpres No.12 Tahun 2013 pasal 20 tentang Jaminan Kesehatan
3.7. Permenkes No. 19 Tahun 2016 tentang Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu
3.8. Permenkes No. 9 Tahun 2014 tentang Klinik
3.9. Permenkes No. 001 Tahun 2012 tentang Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan Perorangan
3.10. Permenkes No. 71 Tahun 2013 pasal 29 tentang Pelayanan Kesehatan dan Jaminan Keseha
Nasional
3.11. Kepmenkes No. 882/Menkes/SK/X/2009 tentang Pedoman Penanganan Evakuasi Medis
3.12. Kepmekes No. 0152/YanMed/RSKS/1987, tentang Standarisasi Kendaraan Pelayanan Medis
4. DEFINISI
4.1. Ambulance adalah kendaraan yang di lengkapi peralatan medis untuk mengangkut orang sakit
korban kecelakaan.
4.1.1. Ambulance Klinik adalah kendaraan yang dilengkapi peralatan medis yang digunakan un
Standard Operational Procedure
Operasional Ambulance
No. Dokumen Tanggal Efektif Revisi Halaman
2 dari 3

penunjang pelayanan dan operasional program klinik.


4.1.2. Ambulance Transport adalah kendaraan yang tidak dilengkapi peralatan medis atau bat
hidup dasar (Life Support) crew Ambulance juga sedikit memiliki kualifikasi, fungsi uta
Ambulance ini hanya digunakan untuk pengantaran pasien dari satu tempat ketempat y
lain untuk mendapatkan pengobatan.
4.1.3. Ambulance Advance atau Medical Emergency adalah kendaraan yang dilengkapi den
peralatan medis khusus dari mulai Air Way Set, Breathing Set, Circulation Set, Extricat
Set, Ventilator, Infus Pump, Syring Pump, AED dan Pasien Monitor.
4.2. Sirine adalah suatu alat yang berfungsi untuk memperingatkan masyarakat akan bahaya suatu be
alam dan digunakan untuk kendaraan layanan darurat
4.2.1. Makna Suara Sirine Ambulance.
4.2.1.1. Bunyi sirine menyerupai bunyi palang kereta api. Suara ini menandakan Ambula
sedang menjemput pasien maupun korban kecelakaan.
4.2.1.2. Bunyi sirine dengan tempo yang lebih cepat. Suara ini menandakan Ambulance t
membawa pasien namun kondisinya tidak darurat.
4.2.1.3. Bunyi sirine yang menandakan Ambulance membawa pasien kritis atau gawat da
Suaranya mirip dengan kedua, namun irama yang lebih cepat dan lebih nyaring
4.2.1.4. Bunyi sirine yang menandakan Ambulance sedang membawa jenazah. Suaranya
memiliki irama panjang dan tidak berulang.
4.2.2. Jenis Suara Sirine Ambulance.
4.2.2.1. Wail digunakan ketika Ambulance berjalan di jalur yang lurus.
4.2.2.2. Yelp digunakan ketika Ambulance berada di persimpangan.
4.2.2.3. Hi-lo digunakan sebagai kombinasi untuk mendapatkan perhatian yang lebih efek
4.2.2.4. Horn digunakan seperti klakson untuk memberikan peringatan lebih jika suara-su
lainnya tidak mendapat perhatian pengguna jalan lain.
4.3. Klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan keseha
perorangan yang menyediakan pelayanan medis dasar dan atau spesialistik.
4.4. Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan s
memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang un
jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
4.5. Pasien Rujukan atau Evakuasi adalah pasien karyawan atau karyawati PT Gane Permai Sent
yang atas pertimbangan tim medis memerlukan pelayanan di Klinik atau Rumah Sakit baik un
diagnostik penunjang atau terapi.
4.6. Program Operasional Occupational Health adalah suatu program yang memuat seputar masa
Promotive, Preventive, Curative dan Rehabilitative kesehatan yang dilakukan oleh tim medis
Gane Permai Sentosa baik Indoor maupun Outdoor yang memerlukan operasional penunjang sep
kendaraan atau lainya agar tercapai target yang diharapkan.
4.7. Surat Ijin Mengemudi Perusahaan (SIMPER) adalah suatu tanda bukti yang sah y
dikeluarkan oleh PT. GPS dalam hal diizinkannya seseorang mengoperasikan kendaraan/unit y
berlaku sesuai dengan SIM yang dikeluarkan kepolisisan dan atau sesuai dengan je
kendaraan/unit yang dioperasikan.
4.8. Driver/Pengemudi adalah karyawan yang di beri wewenang/ijin untuk mengoperasi
Ambulance.
4.9. P2H adalah Pelaksanaan dan Perawatan Harian yang harus dilakukan oleh setiap driver/pengem
sebelum mengoperasikan Ambulance.
4.10. APAR adalah singkatan dari Alat Pemadam Api Ringan.
4.11. Safety Belt adalah sabuk keselamatan yang terdapat pada setiap kendaraan yang berfungsi mena
Standard Operational Procedure
Operasional Ambulance
No. Dokumen Tanggal Efektif Revisi Halaman
2 dari 3

badan pengemudi/penumpang supaya tidak terlempar dari posisi duduk, saat terjadi bentu
mendadak.
5. TANGGUNG JAWAB
5.1. Kepala Teknik Tambang
5.1.1. Memastikan prosedur ini dilaksanakan dan dipelihara dengan baik secara terus menerus ses
kepentingan perusahaan.
5.2. Occupational Health Division
5.2.1. Kegiatan operasional dengan menggunakan Ambulance harus sesuai dengan persetujuan O
& Training Department Head.
5.2.2. Pemeliharaan Ambulance merupakan tanggung jawab driver/PIC Ambulance.
5.2.3. Peralatan penunjang medis dan obat-obatan merupakan tanggung jawab Tim Occupatio
Health Division.
5.2.4. Dalam menuju ke TKP driver Ambulance harus disertai dengan Paramedic, sedang
Paramedic tidak harus dengan driver Ambulance.
5.2.5. Unit Ambulance hanya dapat di operasionalkan oleh driver/PIC Ambulance dan Parame
yang bertugas dalam rangka kegiatan operasional program Occupational Health/ka
Emergency.
5.2.6. Setiap personil yang mengoperasikan Ambulance wajib memahami, menaati dan menerap
prosedur ini dalam setiap pekerjaan/aktifitas pengoperasian.
5.2.7. Setiap personil yang mengoperasikan Ambulance tidak diperbolehkan mengoperasi
kendaraan selain unit dari Perusahaan IUP (Owner), kecuali atas izin dari Kepala Tek
Tambang
6. PROSEDUR
6.1. Pedoman Kerja Petugas Ambulance
6.1.1. Driver/PIC Ambulance wajib hadir 15 menit sebelum jam pergantian.
6.1.2. Driver/PIC Ambulance wajib mengontrol keadaan Ambulance secara rutin seperti oli, air ac
radiator dan O2 (oksigen) yang ada di mobil serta mengadakan perawatan mesin
kelengkapan lainnya.
6.1.3. Tim health/Paramedic wajib mengontrol peralatan penunjang medis dan obat-obatan y
tertuang dalam Formulir GPS-FR-OH-005
6.1.4. Driver/PIC Ambulance/Paramedic wajib mencuci dan membersihkan mobil Ambula
apabila di pandang perlu.
6.1.5. Driver/PIC Ambulance/Paramedic wajib lapor ke OHS & Training Departement Head apa
menggunakan unit Ambulance diluar jam operasional.
6.2. Ketentuan Kelayakan Operasi Unit
Ambulance bisa dioperasikan jika kondisinya layak operasi. Beberapa bagian yang perlu dipasti
layak adalah sebagai berikut:
6.2.1. Sabuk Keselamatan (Safetyt Belt) harus berfungsi dengan baik. Safety Belt harus b
terpasang sempurna pada tempatnya, mampu menahan badan pengemudi di bagian pingga
perut. Saat dilakukan uji hentak, safety belt harus mampu menahan hentakan yang dilaku
secara tiba tiba.
6.2.2. Lampu lampu harus berfungsi dengan baik: Lampu depan utama, lampu sein/hazard, lam
mundur, lampu rem dan lampu rotari.
6.2.3. Sirine berfungsi dengan baik sesuai fungsi dan jenis suarany

Anda mungkin juga menyukai