Anda di halaman 1dari 15

PEMANFAATAN TIK DALAM PEMBELAJARAN: KEARAH

PEMBELAJARAN BERPUSAT PADA PESERTA DIDIK

Utlization of ICT in Learning: Toward Student-centered Learning

Rahmi Rivalina
Peneliti di Bidang Studi Pendidikan
orivalina@yahoo.com
Sudirman Siahaan
Pemerhati Bidang Teknologi Pembelajaran
pakdirman@yahoo.com

ABSTRAK: Tujuan penelitian ini adalah mengelaborasi


pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) guna
meningkatkan proses belajar peserta didik. Pemanfaatan TIK
dalam pembelajaran akan memotivasi guru melaksanakan
secara bertahap kegiatan pembelajaran yang berpusat pada
peserta didik. Masalah yang dibahas di dalam penelitian ini
adalah tentang bagaimana pergeseran kegiatan pembelajaran
dari yang semula berpusat pada guru menjadi berpusat pada
peserta didik melalui pemanfaatan TIK. Perkembangan TIK
memengaruhi berbagai aspek kehidupan sehari-hari, termasuk
kegiatan pembelajaran di kelas. Sekalipun demikian, belum
semua sekolah dan guru memanfaatkan TIK dalam
membelajarkan peserta didiknya. Kegiatan pembelajaran
masih cenderung berfokus atau berpusat pada guru di kelas.
Penelitian ini mengkaji kecenderungan guru memulai
pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajaran dan pada saat
yang bersamaan juga cenderung menerapkan model
pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Penelitian
ini menerapkan metode penelitian kepustakaan yang
mengeksplorasi berbagai isu yang berkaitan dengan
pemanfaatan TIK dalam pembelajaran (melalui berbagai hasil
penelitian dan pengembangan, jurnal ilmiah, prosiding
pertemuan ilmiah, dan publikasi lainnya yang relevan) guna
menerapkan model pembelajaran yang berfokus pada peserta
didik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemanfaatan
TIK dalam pembelajaran menstimulasi guru secara bertahap
untuk menerapkan model pembelajaran yang berpusat pada
peserta didik.

Kata Kunci: TIK, pembelajaran, peserta didik, guru.

ABSTRACT. The objective of this study is to elaborate the


use of Information and Communication Technology (ICT) to
enhance the students’ learning process. The use of ICT in
learning will motivate the teachers to gradually apply student-
centered learning. The problem focused in this research is
how teacher-centered learning shifts into student-centered one

Rahmi Rivalina dan Sudirman Siahaan: Pemanfaatan TIK dalam Pembelajaran:


Kearah Pembelajaran Berpusat pada Peserta Didik 71
through ICT utilization. ICT development has been impacting lots
of our life aspects, including classroom learning activities. However,
not all schools as well as teachers utilize ICT in their learning
processes. Their learning processes are still teacher-centered.
This research analyzes the tendency of teachers to begin utilizing
ICT in their learning process and at once applying student-centered
learning process. This research applies literary research method
exploring issues relevant to ICT utilization in learning process
(through various research and development results, scientific
journals, scienctific proceedings, and other relevant pubilcation)
to apply student-centered learning process. The research result
shows that ICT utilization in learning process stimulates teachers
to gradually apply student-centered learning process.

Keywords: ICT, learning, students, teachers.

PENDAHULUAN media pembelajaran.


Pada umumnya, gambaran sekolah dan
Ketika kita masuk ke dalam sebuah ruang guru seperti yang telah dikemukakan pada
kelas dari sebuah sekolah dan mengamati kemungkinan pertama di atas yang terjadi di
kegiatan pembelajaran yang tengah sebagian sekolah dengan guru yang masih
berlangsung, apakah yang cenderung menerapkan metode ceramah dan mencatat.
dilakukan guru? Kemungkinan pertama, guru Artinya, dalam melaksanakan kegiatan
yang sedang mengajar, menerapkan metode pembelajaran, guru menceramahkan materi
pembelajaran konvensional (a traditional or pelajaran sesuai dengan target yang
conventional teaching method), belum direncanakan. Di sisi yang lain, peserta didik
memanfaatkan Teknologi Informasi dan tampak duduk manis, diam, pasif
Komunikasi (TIK) atau media pembelajaran. mendengarkan penjelasan guru (komunikasi
Dikatakan menggunakan metode satu arah) (Ardian dan Munadi, 2015), dan
pembelajaran konvensional karena guru yang cenderung hanya pasif menjadi penerima
sedang membelajarkan peserta didiknya pengetahuan dan kearifan yang diberikan
tersebut cenderung mengandalkan guru (rather just recipients of teachers’
kemampuan dirinya dengan menggunakan knowledge and wisdom) (https://
metode ceramah dan mencatat (talk and journals.sagepub.com/doi/ abs/10.1177/
chalk method) (Siahaan, 2018), serta 1080569912459752).
cenderung memberi instruksi daripada Dalam kondisi pembelajaran seperti yang
membimbing siswa dan memfasilitasi mereka telah dikemukakan tersebut tampaklah bahwa
dalam kegiatan belajar (https:// aktivitas pembelajaran sangat tergantung
belajarpedagogi. wordpress. com/ pada keberadaan atau kehadiran guru di
pendekatan-mengajar/pembelajaran- dalam kelas. Guru merupakan seseorang
berpusat-pada-siswa/). yang menguasai pengetahuan dan yang
Kemungkinan kedua, guru yang sedang kemudian akan menuangkannya ke dalam
mengajar menggunakan Teknologi Informasi pikiran peserta didiknya (https://
dan Komunikasi (TIK) atau media journals.sagepub.com/doi/abs/ 10.1177/
pembelajaran sebagai sumber belajar lain di 1080569912459752).
luar dirinya. Dengan demikian, guru tidak lagi Sebagian di antara sekolah-sekolah
menjadi satu-satunya sumber belajar tetapi tradisional/konvensional yang melaksanakan
masih tetap sebagai sumber belajar utama kegiatan pembelajaran dengan menggunakan
bagi peserta didiknya. Guru berinisatif “metode ceramah dan mencatat”, tampak
membuka dirinya untuk berbagi peran masih didominasi oleh peran atau aktivitas
sebagai sumber belajar dengan TIK atau guru. Guru, di satu sisi, sangat berusaha

Jurnal TEKNODIK Vol. 24 - Nomor 1, Juni 2020 ISSN: 2088 - 3978 e-ISSN: 2579 - 4833
72
sedemikian rupa agar dapat menyampaikan Dengan kata lain dapatlah dikatakan bahwa
seluruh materi pelajaran atau ilmu “Tidak ada guru berarti tidak ada kegiatan
pengetahuan sesuai dengan target atau pembelajaran” (no teacher no learning).
tuntutan kurikulum. Tetapi di sisi yang lain, Berbeda halnya dengan kondisi sekolah
peserta didik pada umumnya cenderung dan guru yang telah menerapkan
mendengarkan penjelasan guru dan mencatat pemanfaatan TIK dalam membelajarkan
hal-hal penting serta mencoba berusaha peserta didiknya. Dalam kondisi kegiatan
memahami materi pelajaran atau pembelajaran yang demikian ini, para guru di
pengetahuan yang diajarkan guru. Dengan satu sisi, tidak lagi tampak mendominasi
demikian, tampaklah bahwa interaksi belajar- kegiatan pembelajaran dengan menceramahi
mengajar yang terjadi adalah masih berpusat peserta didiknya. Demikian juga dengan
pada guru (https://cancer55.wordpress. com/ peserta didik pada sisi yang lain, tidak lagi
page/3/) yang menekankan transfer tampak hanya diam dan duduk pasif
pengetahuan kepada peserta didik yang mendengarkan, menerima, dan mencatat
tampak cenderung pasif (http://faculty.petra. materi pelajaran yang disampaikan guru.
ac.id/arlinah/scl/scl.pdf). Namun yang tampak adalah bahwa peserta
Memang tidak dapat ditampik bahwa ada didik aktif berbagi, baik melalui penyampaian
juga sebagian guru di sekolah-sekolah yang pertanyaan dan/atau pendapat terhadap
sekalipun masih menerapkan metode materi pelajaran yang disampaikan guru
pembelajaran tradisional/konvensional tetapi maupun dalam mencari berbagai sumber
sebagian di antara mereka telah belajar guna mengerjakan tugas-tugas yang
meninggalkan perannya yang mendominasi diberikan guru. Artinya, pemanfaatan TIK
kegiatan pembelajaran; dan bahkan ada dalam kegiatan pembelajaran memberikan
sebagian di antara para guru ini yang telah manfaat tidak hanya bagi guru tetapi juga bagi
mengondisikan peserta didiknya peserta didik (Waldopo, 2014). Kemanfaatan
sedemikian rupa sehingga menjadi aktif ini tampak pada suasana pembelajaran yang
berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran. menjadi lebih menarik dan hidup di samping
Interaksi belajar-mengajar yang berpusat metode dan strategi pembelajaran serta peran
pada guru dapat dimaknai sebagai: (1) ada guru yang juga mengalami perubahan secara
ketergantungan yang tinggi atau bahkan signifikan (Kwartolo, 2010).
mungkin sangat tinggi dari peserta didik Sehubungan dengan hal tersebut di atas,
terhadap kehadiran guru sebagai sumber kita dapat mengamati bahwa para guru yang
belajar di dalam kelas; (2) metode mengajar di sekolah-sekolah yang telah
pembelajaran yang diterapkan guru masih menerapkan pemanfaatan TIK dalam
metode ceramah dan mencatat; dan (3) kegiatan pembelajaran memperlihatkan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adanya pergeseran peran mereka. Tidak lagi
yang disusun masih berorientasi pada guru yang aktif berperan, tetapi justru peserta
kepentingan guru untuk menyelesaikan didik yang dikondisikan lebih aktif berperan
tuntutan materi pelajaran yang ditetapkan di belajar, baik dalam menyelesaikan berbagai
dalam kurikulum. tugas yang diberikan guru melalui aktivitas
Di berbagai sekolah di daerah tertentu, mencari sumber-sumber belajar yang relevan
kemungkinan saja ada sebagian guru yang maupun dalam mempersiapkan diri untuk
berperan sebagai satu-satunya sumber berdiskusi dengan sesama peserta didik
belajar atau setidak-tidaknya sebagai sumber teman mereka.
belajar utama bagi peserta didiknya di dalam Berdasarkan uraian yang telah
kelas (http://en.wikipedia.org/wiki/Student- dikemukakan di atas setidak-tidaknya
centered_ learning). Oleh karena itu, dalam tampaklah bahwa peran guru secara bertahap
kondisi yang ekstrim, dimungkinkan saja telah mengalami pergeseran yaitu dengan
terjadi bahwa ketidakhadiran guru di dalam meninggalkan model pembelajaran yang
kelas dikarenakan satu dan lain hal berakibat berfokus/berpusat pada guru yang cenderung
pada tidak adanya kegiatan pembelajaran. mendominasi kegiatan pembelajaran ke

Rahmi Rivalina dan Sudirman Siahaan: Pemanfaatan TIK dalam Pembelajaran:


Kearah Pembelajaran Berpusat pada Peserta Didik 73
model pembelajaran yang berfokus pada kegiatan belajar-mengajar akan cenderung
peserta didik (Susilawati, 2018). menjadi monoton dan yang pada akhirnya
Pada bagian berikut ini, secara singkat akan mengakibatkan peserta didik merasa
akan diuraikan tentang berbagai peran guru bosan untuk mengikuti kegiatan pembelajaran
yang menerapkan model pembelajaran yang di sekolah (https://id.scribd.com/ doc/
berfokus/berpusat pada dirinya. 293496073/paradigma-pembelajaran).
Pertama, ada target materi pelajaran yang Dampak yang lebih jauh lagi adalah bahwa
harus selesai diajarkan guru kepada peserta kondisi kegiatan belajar yang dirasakan
didiknya setiap semester atau lebih khusus membosankan dapat berdampak kurang baik
lagi pada setiap jam pelajaran. Dalam bagi peserta didik. Sebagai contoh
melaksanakan tugasnya, orientasi guru dampaknya misalnya adalah semangat
cenderung pada bagaimana caranya agar peserta didik untuk datang dan belajar di
sedapat mungkin, semua materi pelajaran sekolah kemungkinan menjadi cenderung
yang ditetapkan di dalam kurikulum dapat menurun. Dampak lainnya adalah bahwa
selesai atau setidak-tidaknya sebagian besar peserta didik cenderung hanya
selesai diajarkan guru kepada peserta mengandalkan catatan yang mereka peroleh
didiknya. dari guru untuk menghadapi/mengikuti
Dengan adanya target cakupan materi ulangan harian, ujian tengah semester, atau
pelajaran sesuai tuntutan kurikulum yang ujian akhir semester.
harus diselesaikan atau diajarkan guru Dewasa ini, kemajuan TIK telah merasuk
selama satu semester, guru akan cenderung ke dalam berbagai aspek kehidupan sehari-
mengoptimalkan pemanfaatan seluruh waktu hari manusia. Bahkan, perilaku dan aktivitas
pembelajaran untuk menyelesaikan penyajian manusia kini termasuk kehidupan guru
materi pelajaran. Dalam kondisi yang banyak tergantung pada keberadaan TIK
sedemikian ini, guru akan cenderung (Martiningsih, 2011). Oleh karena itu, cepat
berperan sebagai sumber belajar utama atau atau lambat, mau atau tidak mau, peran guru
bahkan juga satu-satunya sumber belajar bagi juga akan terus mengalami perubahan atau
peserta didik (a prime or even a sole learning pergeseran. Peran guru bergeser dari sebagai
resource for students). sumber belajar utama atau bahkan
Mengingat target atau tuntutan kurikulum kemungkinan sebagai satu-satunya sumber
yang harus diselesaikan/diajarkan guru belajar menjadi salah satu sumber belajar di
kepada peserta didik, ada kecenderungan antara berbagai sumber belajar lainnya yang
guru menjadi kurang kreatif menyajikan materi dapat diakses peserta didik.
pelajaran. Guru akan lebih cenderung Di era kemajuan TIK yang pesat, berbagai
menggunakan metode ceramah dan mencatat jenis sumber belajar telah tersedia, baik di
(talk and chalk) dalam melaksanakan kegiatan sekolah maupun yang dapat diakses peserta
pembelajaran demi ketercapaian tuntutan didik di tempat lain melalui koneksi internet.
kurikulum. Pemikiran yang demikian ini Artinya, guru yang semula perannya sebagai
berkembang karena yang menjadi target satu-satunya sumber belajar atau sebagai
keinginan guru adalah terfokus pada sumber belajar utama bagi peserta didiknya,
bagaimana agar semua materi pelajaran yang telah membagi perannya sebagai sumber
ditargetkan kurikulum dapat disampaikan belajar dengan TIK atau media pembelajaran
kepada peserta didik. Dalam kondisi yang lainnya. Dengan perkembangan kondisi
demikian ini, ada kemungkinan guru menjadi pembelajaran yang sedemikian ini, terbukalah
kurang memperhatikan bagaimana tingkat peluang atau ruang bagi peserta didik untuk
pemahaman atau penguasaan peserta didik berinisiatif belajar dari berbagai sumber
terhadap materi pelajaran yang telah diajarkan belajar di samping dari gurunya sendiri.
atau disampaikan. Kondisi yang demikian ini dikenal dengan
Kedua, dengan menggunakan metode istilah “Belajar Berbasis Aneka Sumber atau
ceramah dan mencatat dalam melaksanakan BEBAS (varied resources based learning)”
kegiatan pembelajaran dari waktu ke waktu, (Setiawan, Hendarrita, dan Warsita, 2018).

Jurnal TEKNODIK Vol. 24 - Nomor 1, Juni 2020 ISSN: 2088 - 3978 e-ISSN: 2579 - 4833
74
Peran guru sebagai agen pembelajaran pembelajaran, guru harus mampu
dirumuskan di dalam Pasal 4 Undang-Undang menyampaikan materi pelajaran secara jelas
Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan sehingga dapat dengan mudah dipahami
Dosen (https://cancer55.wordpress.com/pag3 peserta didiknya.
/page/3/). Sebagai agen pembelajaran, guru Selanjutnya, guru berperan sebagai
dituntut untuk mampu meningkatkan mutu pemberi inspirasi (inspirator) kepada peserta
pendidikan melalui peningkatkan kualitas didiknya agar bersungguh-sungguh belajar.
pembelajaran. Sebagai agen pembelajaran, Belajar bukan sekadar mendengar dan
peran guru mencakup antara lain sebagai mencatat, tetapi lebih daripada itu yaitu belajar
fasilitator, motivator, pemacu, perekayasa untuk berbuat (learning how to do). Bahkan,
pembelajaran dan pemberi inspirasi belajar Sanjaya dan Budimanjaya (2016)
bagi peserta didik (https://cancer55. mengatakan bahwa belajar adalah aktivitas
wordpress.com/page/3/). Melalui penerapan berpikir (learning how to think). Berkaitan
peran ini, diharapkan guru akan dengan peran ini, guru haruslah mampu
melaksanakan kegiatan pembelajaran yang mengembangkan kegiatan pembelajaran
berfokus pada peserta didik, tidak lagi pada yang dapat menggugah berkembangnya
dirinya. Secara garis besar, masing-masing berbagai pemikiran, gagasan, atau ide-ide
peran akan diuraikan pada bagian berikut ini. baru di kalangan peserta didiknya.
Sebagai fasilitator, guru menciptakan Peran guru berikutnya adalah sebagai
kondisi atau suasana yang memudahkan perekayasa konteks pembelajaran sesuai
peserta didik belajar. Suasana belajar yang dengan tuntutan silabus mata pelajaran dan
kondusif dan menyenangkan, serta diliputi kemudian mengaplikasikannya di dalam
kegembiraan akan menjadi faktor pendukung proses belajar-mengajar. Berhasil-tidaknya
yang memungkinkan peserta didik belajar proses interaksi belajar-mengajar di dalam
dengan penuh semangat, tidak lagi merasa kelas sangat tergantung pada strategi dan
cemas tetapi justru merasa tergugah untuk metode pembelajaran yang dirancang dan
berani mengemukakan, baik pertanyaan diterapkan guru di dalam kelas. Hasil
maupun pendapat mereka secara terbuka. rekayasa guru tentang konteks pembelajaran
Sebagai fasilitator belajar menurut Muh. Zein dimungkinkan dapat sesuai dengan tuntutan
(Zein, 2016), peran guru mencakup sebagai silabus di satu sisi tetapi di sisi lain dapat juga
model, perencana, peramal, pemimpin, dan tidak sesuai dengan tingkat kemampuan
sebagai penunjuk jalan atau pembimbing peserta didik di kelas. Dalam hal ini,
kearah pusat-pusat belajar. dibutuhkan inisiatif dan kreativitas guru agar
Peran guru berikutnya adalah sebagai proses pembelajaran yang diterapkan guru
motivator, di mana guru memberikan dapat sepenuhnya berhasil.
dukungan (support) kepada peserta didiknya Selanjutnya, guru berperan sebagai
agar mereka bersungguh-sungguh belajar pemantau dan penilai (memonitor dan
demi mencapai masa depannya. Dukungan mengevaluasi) keterlaksanaan kegiatan
penguatan yang diberikan guru, baik yang pembelajaran yang diampunya. Peran guru
bersifat positif (positive reinforcement) yang demikian ini akan memungkinkan dirinya
maupun negatif (negative reinforcement), secara berkelanjutan mengetahui apakah
diharapkan akan dapat memotivasi peserta masih ada-tidaknya kekurangan atau
didik untuk belajar secara bersungguh- kelemahan aktivitas pembelajaran yang telah
sungguh. dilaksanakan. Oleh karena itu, guru dapat
Selain sebagai fasilitator dan motivator, melakukan modifikasi atau penyempurnaan
guru juga berperan sebagai pemacu yang terhadap aplikasi proses pembelajaran dari
menggugah dan mengembangkan potensi waktu ke waktu. Dengan demikian, proses
dan kemampuan peserta didik sesuai dengan pembelajaran yang dilakukan guru akan
aspirasi dan cita-cita mereka di masa yang selalu bersifat dinamis dan kontekstual
akan datang. Dalam kegiatan belajar- dengan perkembangan peserta didik di kelas.
mengajar melalui penyampaian materi Manakala guru telah melaksanakan perannya

Rahmi Rivalina dan Sudirman Siahaan: Pemanfaatan TIK dalam Pembelajaran:


Kearah Pembelajaran Berpusat pada Peserta Didik 75
seperti yang telah diuraikan tersebut, atau peroleh sewaktu masih berada di
diharapkan penyelenggaraan kegiatan bangku kuliah, dan pengetahuan yang
pembelajaran tidak lagi akan berfokus pada terbatas inilah yang mereka terapkan di
diri guru tetapi sejatinya telah bergeser dalam kegiatan pembelajaran di kelas; (4)
menjadi berfokus pada diri peserta didik. kesulitan mereka mendapatkan akses
Namun kenyataannya belumlah sepenuhnya terhadap sumber-sumber belajar yang
demikian yang tejadi karena belum semua tersedia diakibatkan oleh berbagai kondisi/
guru melaksanakan perannya sebagai agen kendala yang dihadapi, baik yang bersifat
pembelajaran. fisik maupun non fisik; dan (5) keterbatasan
Erat kaitannya dengan kegiatan Student- dukungan fasilitas, baik yang berupa sumber
centered Learning, Azizah melakukan daya tenaga listrik maupun perangkat media
penelitian yang membandingkan antara kelas pembelajaran.
yang kegiatan pembelajarannya menerapkan Selanjutnya, seiring dengan kemajuan
Students-centered Learning Berbasis TIK yang pesat, secara bertahap dapat kita
Classroom Blogging dengan kelas yang amati bahwa perangkat TIK sudah mulai
menerapkan metode pembelajaran masuk ke sekolah-sekolah. Tidak hanya
konvensional. Hasil penelitian Azizah yang terbatas pada sekolah-sekolah yang berada
dirujuk oleh Antika menyimpulkan bahwa di daerah perkotaan, pinggiran, dan
kelas yang menerapkan metode perdesaan tetapi bahkan TIK juga sudah
pembelajaran Students-centered Learning masuk ke sekolah-sekolah yang berada di
Berbasis Classroom Blogging memperoleh daerah terdepan, tertinggal, dan terpencil
peningkatan hasil belajar yang lebih tinggi (3T). Masuknya TIK ke dalam kegiatan
dibandingkan dengan proses pembelajaran pembelajaran di sekolah-sekolah dapat saja
yang menerapkan metode pembelajaran dikarenakan adanya inisiatif pimpinan
konvensional (Antika, 2014). sekolah atau Dinas Pendidikan setempat,
Sekalipun dipahami bahwa kegiatan pihak/lembaga tertentu atau sekolah sendiri
pembelajaran yang berfokus pada peserta yang memang memiliki kemampuan finansial
didik memberikan hasil belajar yang lebih untuk pengadaannya; tetapi dapat juga atas
tinggi, namun belum semua guru prakarsa atau bantuan instansi atau pihak
menerapkannya. Sebagian guru masih tertentu lainnya.
menerapkan kegiatan pembelajaran yang Dari waktu ke waktu, sekolah-sekolah di
berfokus pada diri mereka sendiri. Guru daerah pinggiran dan perdesaan yang
masih sangat dominan berperan di dalam memanfaatkan TIK di dalam kegiatan
proses pembelajaran. pembelajarannya terus bertambah-tambah
Manakala guru ditanya lebih jauh jumahnya. Keadaan yang demikian ini terjadi
mengapa mereka belum menerapkan dikarenakan beberapa faktor penyebab di
kegiatan pembelajaran yang berfokus pada antaranya adalah: (1) kebijakan pemerintah
peserta didik, beberapa di antara faktor di bidang internetisasi yang menjangkau
penyebabnya berdasarkan diskusi secara daerah-daerah pinggiran dan perdesaan serta
acak terbatas dengan para guru adalah daerah-daerah di wilayah 3T (Supandri dan
dikarenakan: (1) mereka belum pernah Siahaan, 2019); (2) meningkatnya
mendapatkan kesempatan untuk mengikuti kemampuan finansial guru untuk
pelatihan termasuk pelatihan tentang model mengadakan sendiri perangkat TIK
pembelajaran yang berfokus pada peserta (kepemilikan perangkat komputer dan
didik; (2) sekolah tempat mereka mengajar kemampuan berlangganan jasa koneksi
tidak atau belum didukung oleh sumber- internet); dan 3) terbukanya berbagai
sumber belajar yang dibutuhkan; (3) kesempatan bagi guru untuk mengikuti
keterbatasan pengetahuan mereka tentang pelatihan di bidang TIK yang dibutuhkan agar
berbagai strategi pembelajaran; memiliki kemampuan untuk membelajarkan
pengetahuan mereka hanya terbatas pada peserta didiknya melalui pemanfaatan TIK
pengetahuan yang mereka pelajari, miliki (Siahaan, 2013).

Jurnal TEKNODIK Vol. 24 - Nomor 1, Juni 2020 ISSN: 2088 - 3978 e-ISSN: 2579 - 4833
76
Perkembangan TIK yang pesat itu pada awalnya dilaksanakan oleh
memberikan dampak bagi sebagian guru di seseorang; dan ditujukan kepada seseorang
mana mereka telah tergugah untuk atau dari seseorang kepada beberapa orang.
membelajarkan peserta didiknya melalui Seseorang yang dimaksudkan di dalam hal
dukungan pemanfaatan TIK. Inisiatif ini adalah individu yang memiliki
pemanfaatan TIK dalam membelajarkan pengetahuan, kemampuan atau keterampilan
peserta didik dapat saja berasal dari dalam tertentu untuk diajarkan kepada seseorang
diri guru sendiri tetapi dapat juga melalui atau kepada sekelompok orang.
penugasan secara kedinasan. Sehubungan Seseorang yang memiliki pengetahuan
dengan hal ini, ada hal yang menarik untuk lebih ini dikenal dengan sebutan sebagai guru,
dikaji yaitu bagaimana penyelenggaraan suhu, atau empu. Orang lain yang menerima
kegiatan pembelajaran setelah guru memulai pengajaran tentang pengetahuan,
pemanfaatan TIK dalam membelajarkan kemampuan atau keterampilan tertentu
peserta didiknya. disebut sebagai murid atau pengikut
Dengan dimulainya pemanfaatan TIK di (followers). Kegiatan pengajaran atau
dalam kegiatan pembelajaran, apakah guru pembelajaran dilaksanakan secara langsung
masih juga cenderung mendominasi kegiatan (tatap muka), baik secara verbal atau ceramah
pembelajaran yang dilaksanakannya maupun demonstrasi atau praktik (peragaan
sehingga kegiatan pembelajaran masih tetap langsung). Demikianlah pada awalnya, belum
berfokus pada dirinya sendiri? Atau ada penggunaan perangkat teknologi.
sebaliknya, melalui pemanfaatan TIK secara Pengajaran atau pembelajaran hanya
bertahap dalam kegiatan pembelajaran, berlangsung dalam lingkup atau cakupan
apakah secara bertahap pula guru mulai yang sangat terbatas.
mengarah pada penerapan kegiatan Istilah “pembelajaran” juga pada masa-
pembelajaran yang berfokus pada peserta masa yang lampau belumlah terlalu dikenal;
didiknya? Masalah inilah yang selanjutnya tetapi yang justru lebih dikenal adalah istilah
menjadi fokus pembahasan di dalam artikel perguruan. Perguruan yang berarti tempat
ini. orang berguru atau mempelajari pengetahuan
atau ilmu tertentu. Pada umumnya, yang
METODA banyak berkembang pada waktu itu adalah
perguruan sebagai wadah untuk mempelajari
Metoda yang digunakan di dalam seni bela diri. Tempat pelaksanaan kegiatan
penulisan artikel ini adalah penelitian pembelajaran bervariasi, dapat saja di alam
kepustakaan atau telaah pustaka (literature atau tempat terbuka, di sebuah ruangan, atau
review) terhadap berbagai hasil kajian, di sebuah pondok atau padepokan.
penelitian dan pengembangan, berbagai Berdasarkan tempat pelaksanaan
tulisan yang dipublikasikan di dalam jurnal kegiatannya, dikenallah istilah “perguruan
ilmiah, prosiding pertemuan ilmiah, dan pencak silat” atau “padepokan pencak silat”,
publikasi ilmiah lainnya yang relevan. Hasil atau dengan ragam penamaan lainnya. Dalam
kajian diperkaya dengan laporan atau melaksanakan kegiatan pembelajaran, pada
ungkapan hasil pengalaman para guru yang umumnya, murid yang mendatangi gurunya
bertugas di sekolah-sekolah di daerah 3T untuk mendapatkan pengajaran.
yang telah memulai pemanfaatan TIK dalam Kemudian, pengajaran atau pembelajaran
membelajarkan peserta didiknya. mengalami perkembangan, ada yang bersifat
formal yang selanjutnya dikenal sebagai
HASIL DAN PEMBAHASAN sekolah; tetapi ada juga yang tetap
meneruskan dan memelihara bentuk
Peran Guru Sebelum Pemanfaatan TIK di pembelajaran yang sudah ada yang kita
dalam Kegiatan Pembelajaran dikenal sebagai bentuk pendidikan/
Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa pebelajaran informal dan nonformal. Di dalam
pada zaman dahulu, kegiatan pembelajaran tulisan ini, bentuk pembelajaran yang akan

Rahmi Rivalina dan Sudirman Siahaan: Pemanfaatan TIK dalam Pembelajaran:


Kearah Pembelajaran Berpusat pada Peserta Didik 77
dibahas adalah yang bersifat formal, yaitu demikian, media cetak merupakan sumber
pendidikan persekolahan. belajar lain di samping guru. Beberapa di
Sebelum perangkat TIK masuk ke dalam antara jenis media cetak yang digunakan di
pendidikan persekolahan dan digunakan dalam kegiatan pembelajaran adalah berupa
untuk kegiatan pembelajaran, pada umumnya hands-out, diktat, Lembar Kerja Siswa (LKS),
guru cenderung membelajarkan peserta buku pelajaran atau buku teks atau bahan
didiknya dengan menggunakan metode belajar mandiri tercetak (modul).
ceramah dan mencatat. Salah satu ciri
sekolah atau guru yang belum memanfaatkan Peran Guru yang Memulai Pemanfaatan
TIK dalam membelajarkan peserta didiknya TIK di dalam Kegiatan Pembelajaran
adalah bahwa gurunya cenderung “menyuapi Sesuai dengan berbagai keterbatasan
peserta didiknya dengan pengetahuan” yang ada, para guru di daerah 3T pada
(spoon-feeding). umumnya merupakan guru yang
Tampaklah bahwa peserta didik sangat melaksanakan kegiatan pembelajaran secara
tinggi tingkat ketergantungan pengembangan konvensional (berceramah dan mencatat).
potensi dirinya pada kehadiran guru di dalam Mereka berperan sebagai pusat kegiatan
kelas. Guru sangat dominan perannya dalam pembelajaran (teacher-centered learning)
membelajarkan peserta didiknya sehingga dalam proses belajar-mengajar sehari-hari
pembelajaran yang diselenggarakan guru yang dilaksanakan. Kemudian, mulai terjadi
berpusat pada dirinya (teacher-centered perubahan dengan adanya penetrasi yang
learning). Selama guru masih menerapkan dilakukan Pusat Teknologi Informasi dan
model pembelajaran secara tatap muka Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan-
dengan metode ceramah dan mencatat, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
kecenderungan yang terjadi adalah bahwa (Pustekkom-Kemendikbud) – pada waktu itu,
guru masih berperan sebagai pusat/fokus yang saat ini telah berganti nama menjadi
kegiatan pembelajaran. Gurulah yang sangat Pusat Data dan Teknologi Informasi atau
aktif dan dominan melaksanakan kegiatan Pusdatin – bekerjasama dengan Kementerian
pembelajaran serta membuat berbagai Komunikasi dan Informatika di bidang
keputusan yang berkaitan dengan kurikulum, pemanfaatan TIK untuk pembelajaran (Aziz,
metode mengajar, dan berbagai bentuk dkk., 2018).
penilaian (Ahmed, 2013). Secara bertahap, para guru di beberapa
Guru dianggap sebagai orang atau sekolah di daerah 3T dibekali dengan
sumber belajar yang sangat mengetahui dan pengetahuan dan keterampilan di bidang
menguasai pengetahuan yang akan diajarkan pemanfaatan TIK untuk pembelajaran melalui
kepada peserta didiknya. Di sisi yang lain, pelatihan, bimbingan, dan simulasi. Tidak
peserta didik cenderung bersifat pasif hanya dibekali dengan pengetahuan dan
menerima apa yang diberikan guru, duduk keterampilan di bidang TIK tetapi juga
manis dengan suasana kelas yang hening dilengkapi dengan perangkat TIK untuk
mendengarkan guru menjelaskan materi pembelajaran.
pelajaran, dan peserta didik membuat catatan, Melalui kegiatan pembekalan ini, para
dan mengajukan pertanyaan jika memang guru dipersiapkan untuk membelajarkan
masih ada penjelasan guru yang dirasakan peserta didiknya tidak lagi dengan ceramah
kurang jelas dan membutuhkan penjelasan dan mencatat tetapi secara bertahap mulai
lebih lanjut. bergeser yaitu dengan memanfaatkan
Perkembangan yang terjadi berikutnya di perangkat TIK. Artinya, guru yang semula
dalam kegiatan pembelajaran adalah setelah berperan sebagai sumber belajar utama atau
ditemukannya teknologi cetak. Dengan bahkan mungkin juga satu-satunya sumber
berkembangnya teknologi cetak, kegiatan belajar bagi peserta didiknya, telah berbagi
pembelajaran mulai menggunakan bahan perannya secara bertahap dengan perangkat
belajar tercetak atau yang pada umumnya TIK dalam membelajarkan peserta didik.
disebut sebagai media cetak. Dengan

Jurnal TEKNODIK Vol. 24 - Nomor 1, Juni 2020 ISSN: 2088 - 3978 e-ISSN: 2579 - 4833
78
Sesuai dengan berbagai keterbatasan dikatakan bahwa pendidikan telah bersifat
yang ada, pada umumnya para guru di daerah global (Siahaan, 2012). Melalui pemanfaatan
pinggiran dan perdesaan, terlebih lagi di TIK, seseorang dimungkinkan untuk
daerah 3T, merupakan guru yang mengikuti kegiatan pendidikan/pembelajaran
melaksanakan kegiatan pembelajaran secara secara penuh yang diselenggarakan oleh
konvensional. Mereka berperan sebagai lembaga pendidikan di luar negaranya.
pusat kegiatan pembelajaran (teacher- Pengalaman berbagai negara telah
centered learning) dalam proses belajar- membuktikan bahwa pembelajaran yang
mengajar sehari-hari yang dilaksanakan. diselenggarakan dengan memanfaatkan
Kemudian, terjadi perubahan dengan adanya potensi TIK tidak mengenal batasan ruang
penetrasi yang dilakukan Pusdatin dan waktu (https://nasional.kompas.com/read/
Kemendikbud (sebelumnya bernama 2011/03/24/13403444/belajar.tak.berbatas.
Pustekkom-Kemendikbud) bekerjasama ruang.dan.waktu).
dengan Kementerian Komunikasi dan Sekalipun model pembelajaran yang
Informatika di bidang pemanfaatan TIK untuk diterapkan di sebagian sekolah masih bersifat
pembelajaran melalui program bantuan konvensional, tetapi tidak dapat dipungkiri
Universal Service Obligation (USO). bahwa sudah ada sebagian sekolah atau guru
Melalui kegiatan pembekalan ini (dalam yang berinisiatif melakukan sedikit
bentuk pelatihan dan simulasi), para guru perkembangan atau kemajuan dalam
dipersiapkan untuk membelajarkan peserta membelajarkan peserta didiknya. Guru tidak
didiknya tidak lagi dengan ceramah dan lagi berperan sebagai sosok yang “serba tahu”
mencatat tetapi secara bertahap mulai mengenai pengetahuan yang akan diajarkan
bergeser yaitu dengan memanfaatkan kepada peserta didiknya. Sebagian guru
perangkat TIK. Artinya, guru yang semula berinisiatif membuka diri tentang adanya
berperan sebagai sumber belajar utama atau keterbatasan yang dimilikinya sehingga
bahkan mungkin juga satu-satunya sumber tergugah untuk menggunakan sumber belajar
belajar bagi peserta didiknya, telah berbagi tertentu lainnya secara bersama-sama dalam
perannya secara bertahap dengan perangkat membelajarkan peserta didik. Guru berbagi
TIK dalam membelajarkan peserta didik. perannya sebagai sumber belajar dengan
Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa sumber belajar lainnya yang dalam hal ini
kemajuan TIK sudah lama dimanfaatkan adalah berupa pemanfaatan TIK.
banyak negara, baik negara maju maupun Pemanfaatan TIK yang dimaksudkan
negara berkembang dalam mengatasi dalam hal ini adalah dalam bentuk perangkat
berbagai masalah/kendala guna peningkatan komputer disertai fasilitas koneksi internet.
mutu pendidikan pada umumnya (Anwas, Pemanfaatan TIK dalam kegiatan
2010) dan kompetensi guru pada khususnya pembelajaran oleh guru secara khusus di
(Sugiarti, 2012). Seiring dengan kemajuan daerah 3T merupakan langkah awal untuk
TIK, seseorang telah dimungkinkan untuk meninggalkan kegiatan pembelajaran yang
mengikuti kegiatan pendidikan atau berfokus pada diri guru menuju kegiatan
pembelajaran yang diselenggarakan oleh pembelajaran yang berfokus pada peserta
lembaga/instansi pendidikan yang berada di didik. Sekalipun pada langkah awal kegiatan
luar negaranya. Artinya, siapa saja dewasa pemanfaatan TIK yang baru mulai dilakukan
ini dimungkinkan untuk belajar atau guru ini masih belum terintegrasi di dalam
meningkatkan potensi dirinya tanpa harus kegiatan pembelajaran (dapat saja sifatnya
berada atau bertempat tinggal di negara masih terlepas, berdiri sendiri atau masih
penyelenggara pendidikan (Siahaan, 2013). bersifat “tempelan” terhadap Rencana
Pendidikan/pembelajaran tidak lagi hanya Pelaksanaan Pembelajaran) namun upaya
berlangsung di dalam sebuah ruangan atau yang telah dimulai guru untuk memanfaatkan
tempat yang dikelilingi tembok; tetapi dapat TIK dalam kegiatan pembelajaran patutlah
berlangsung secara terbuka dan bersifat diberi apresiasi. Guru dan TIK secara
“massive”. Dengan demikian, dapatlah bertahap mulai berbagi perannya sebagai

Rahmi Rivalina dan Sudirman Siahaan: Pemanfaatan TIK dalam Pembelajaran:


Kearah Pembelajaran Berpusat pada Peserta Didik 79
sumber belajar bagi peserta didik. pembelajaran yang memanfaatkan perangkat
Sekolah-sekolah di daerah 3T secara TIK sebagai bagian yang terpadu.
bertahap sudah dilengkapi dengan perangkat Dengan mulai adanya penetrasi TIK di
komputer, server sekolah, dan koneksi dalam kegiatan pembelajaran, sekalipun
internet melalui fasilitas Very Small Apperture perlahan atau lambat, mulai juga terjadi
Terminal (VSAT) serta gurunya juga sudah pergeseran peran guru dalam membelajarkan
dilatih mengenai pemanfaatannya dalam peserta didiknya. Pergeseran peran guru ini,
kegiatan pembelajaran (Kusnandar, 2018). baik langsung maupun tidak langsung,
Guru menyusun RPP yang sudah mulai berpengaruh terhadap peran peserta didik di
tampak diperkaya dengan berbagai sumber dalam kegiatan pembelajaran. Pengaruh atau
belajar yang diambil dari portal Rumah Belajar perubahan yang terjadi antara lain adalah
yang telah ditanam Pusdatin Kemendikbud berupa perubahan suasana kegiatan belajar-
(sebelumnya bernama Pustekkom mengajar. Peserta didik tidak lagi hanya fokus
Kemendikbud) di server sekolah. mendengarkan ceramah guru dan membuat
Kemudian, RPP yang telah disusun guru catatan tentang hal-hal penting tetapi mereka
diunggah ke dalam server sekolah sehingga dituntut menjadi aktif atau bahkan lebih aktif
tersedia dan dapat diakses peserta didik, baik belajar, baik di dalam maupun di luar kelas.
sebelum, selama, maupun setelah kegiatan Perubahan suasana pembelajaran yang
pembelajaran. Guru dapat menginformasikan terjadi sebagai akibat dari pergeseran peran
kepada peserta didiknya untuk mengakses guru dirasakan peserta didik sebagai suasana
server sekolah guna mempelajari materi kegiatan pembelajaran yang menyenangkan.
pelajaran tertentu yang akan dibahas pada Kegiatan pembelajaran yang menarik dan
hari yang ditentukan. Untuk memperkaya menyenangkan memudahkan peserta didik
khasanah pengetahuan peserta didik, guru memahami materi pelajaran sehingga
juga memotivasi peserta didik untuk kegiatan pembelajaran tidak lagi dirasakan
mempelajari berbagai sumber belajar yang sebagai beban atau kegiatan yang
tersedia di server sekolah. membosankan.
Tidak hanya terbatas untuk mempelajari Langkah awal yang telah dilakukan guru
materi pelajaran yang akan dibahas di dalam untuk berbagi perannya dengan TIK sebagai
kelas, tetapi peserta didik juga diberikan sumber belajar memberikan pengalaman
tugas-tugas yang harus mereka kerjakan di berharga bagi guru untuk memulai kegiatan
luar kelas oleh guru. Tugas-tugas yang pembelajaran yang baru. Pengalaman
dimaksudkan terdapat di dalam materi berbagi peran ini mendorong guru untuk
pelajaran yang disusun guru. Dalam kaitan merancang pemanfaatan TIK secara terpadu
ini, peserta didik dapat belajar dan di dalam proses belajar-mengajar (PBM). Jika
mengerjakan tugas-tugas yang diberikan pada awalnya guru hanya memanfaatkan TIK
guru, baik secara individual maupun dalam sebagai sesuatu yang bersifat “tempelan” atau
kelompok. Dengan demikian, aktivitas pelengkap (opsional) dan kemungkinan juga
pembelajaran di dalam kelas hanya berupa terlepas dari PBM (berdiri sendiri), langkah
diksusi tentang hal-hal yang belum dipahami kegiatan yang berikutnya adalah merancang
atau masalah yang ditemukan dan belum pemanfaatan TIK secara terpadu/terintegrasi
terselesaikan peserta didik. Di samping itu, di dalam PBM.
guru juga mempunyai waktu untuk Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa
membimbing peserta didik yang memerlukan. dewasa ini beberapa lembaga/instansi, baik
Memang kondisi sekolah, guru, dan peserta pemerintah maupun swasta atau bahkan
didik di daerah 3T tidak sama dengan kondisi personal, telah menyediakan berbagai jenis
di daerah-daerah perkotaan atau pinggiran sumber belajar berbasis TIK yang dapat
kota yang telah terlebih dahulu tersentuh TIK. diakses oleh siapa saja termasuk guru dan
Untuk sekolah-sekolah di daerah 3T peserta didik. Memang untuk mengakses
diperlukan waktu agar guru dan peserta didik sumber belajar berbasis TIK yang tersedia,
terkondisi dengan model kegiatan khususnya di dunia maya, ada yang memang

Jurnal TEKNODIK Vol. 24 - Nomor 1, Juni 2020 ISSN: 2088 - 3978 e-ISSN: 2579 - 4833
80
status aksesnya harus berbayar tetapi ada keseluruhan konten pembelajaran yang
juga yang tidak. Jika berbagai jenis media diunduh, maka guru dapat saja
pembelajaran sudah tersedia dan juga memanfaatkan keseluruhan atau hanya
aksesnya tidak berbayar, guru tidak perlu lagi sebagian dari konten pembelajaran yang
“repot-repot” untuk merancang dan diperoleh melalui hasil unduhan
mengembangkan sendiri konten (downloaded); (4) memetakan kegiatan
pembelajaran yang dibutuhkan. Salah satu pemanfaatan konten pembelajaran yang
instansi pemerintah yang secara profesional dipilih tersebut ke dalam RPP. Melalui
telah dan terus secara berkelanjutan pemetaan konten pembelajaran hasil
merancang, mengembangkan, atau unduhan ke dalam RPP, maka konten hasil
memproduksi berbagai jenis konten unduhan tersebut sudah menyatu atau
pembelajaran dan menyediakannya di dunia terintegrasi dengan keseluruhan materi
maya adalah Pusdatin-Kemendikbud pelajaran yang akan dibahas guru bersama
(sebelumnya bernama Pustekkom- peserta didiknya. Di dalam RPP juga
Kemendikbud). hendaknya jelas diuraikan tugas-tugas yang
Berbagai jenis konten pembelajaran yang perlu dilakukan peserta didik sebelum,
dikembangkan Pusdatin-Kemendikbud ini selama, dan setelah kegiatan pembelajaran
terbuka untuk diakses masyarakat luas secara di kelas.
gratis melalui laman: belajar.kemdikbud.go.id. Dengan kondisi yang telah dikemukakan
Berbagai konten pembelajaran ini dapat tersebut, dapatlah dikatakan bahwa
dimanfaatkan seluas-luasnya oleh siapa saja, pemanfaatan TIK dalam kegiatan
baik bagi kepentingan kelompok (komunitas), pembelajaran bukan lagi terbatas hanya
masyarakat kependidikan di dalam atau di luar sebagai “tempelan” atau yang berdiri sendiri,
jalur pendidikan persekolahan, pribadi, tetapi telah terpadu/terintegrasi di dalam RPP.
maupun siapa saja. Artinya, guru tidak perlu Keterpaduan di sini mengandung pengertian
“direpotkan” lagi untuk merancang dan bahwa seandainya ada sebagian dari konten
mengembangkan sendiri konten pembelajaran berbasis TIK yang telah
pembelajaran yang dibutuhkan dalam dipetakan tersebut tidak dimanfaatkan berarti
membelajarkan peserta didiknya. Aktivitas akan terasa ada sajian materi pelajaran yang
guru yang perlu dilakukan hanyalah kurang lengkap atau terputus (missing).
mempelajari konten atau materi pelajaran Kondisi yang demikian ini akan
yang dikandung pada masing-masing topik mempengaruhi keutuhan pemahaman
atau judul dan kemudian merancang peserta didik terhadap keseluruhan materi
pemanfaatannya di dalam PBM. pelajaran.
Berkaitan erat dengan perancangan Tampaklah semakin jelas bahwa
pemanfaatan konten pembelajaran secara pemanfaatan TIK dalam kegiatan
terpadu/terintegrasi di dalam PBM, ada pembelajaran secara terintegrasi/terpadu di
aktivitas yang dituntut untuk dilakukan guru, dalam PBM menunjukkan bahwa guru bukan
yaitu: (1) mencari, mengunduh, dan lagi merupakan satu-satunya sumber belajar
menelaah konten pembelajaran yang bagi peserta didik; tetapi guru telah berbagi
dibutuhkan sesuai dengan topik/judul materi perannya dengan TIK sehingga guru hanya
pelajaran yang akan dibahas dan juga sesuai berperan sebagai salah satu sumber belajar
dengan dukungan perangkat TIK yang bagi peserta didik. Sebagai salah satu sumber
tersedia; (2) melakukan penambahan, belajar, peran guru secara bertahap pada awal
pengurangan atau klarifikasi informasi atau pergeseran perannya dapat saja masih
contoh terhadap konten yang diperoleh. sebagai sumber belajar utama bagi peserta
Dengan cara ini diharapkan peserta didik didik. Pergeseran peran guru sebagai sumber
dapat terhindar dari pemahaman akan belajar utama secara lambat laun akan dapat
informasi yang kurang akurat atau bahkan berkurang karena sudah diberikan pada
mungkin menyesatkan, atau contoh dari konten pembelajaran berbasis TIK yang
yang bukan contoh; (3) mempelajari dikemas dalam berbagai jenis media.

Rahmi Rivalina dan Sudirman Siahaan: Pemanfaatan TIK dalam Pembelajaran:


Kearah Pembelajaran Berpusat pada Peserta Didik 81
Bahan belajar atau konten pembelajaran pelaksanaan kegiatan pembelajaran di dalam
berbasis TIK yang dimaksudkan adalah yang kelas juga dimungkinkan mengalami
dikemas dalam bentuk digital (e-learning atau penurunan karena sebagian sudah terlaksana
online learning materials) sehingga dapat melalui jaringan.
diakses peserta didik untuk dipelajari di mana
dan kapan saja secara online dengan Peran Guru setelah Memanfaatkan TIK di
dukungan peralatan pemanfaatan komputer dalam Membelajarkan Peserta Didiknya
dan koneksi internet. Konten ini dapat juga Melalui kegiatan pembelajaran yang
diakses secara offline (bahan belajar diunduh memanfaatkan TIK, ada kecenderungan
terlebih dahulu dan disimpan di dalam yang berkembang bahwa guru menjadi
komputer; barulah kemudian dimanfaatkan memiliki waktu untuk berperan sebagai mitra
sewaktu-waktu tanpa perlu adanya dukungan atau partner peserta didik. Artinya, di dalam
koneksi internet). proses kegiatan pembelajaran, guru
Dengan mulai diterapkannya pemanfaatan menempatkan dirinya sebagai seseorang
TIK dalam kegiatan pembelajaran, pada yang dekat dengan peserta didiknya
dasarnya secara bertahap, guru telah (sahabat). Dalam berinteraksi dengan guru,
membuka diri untuk menerapkan paradigma peserta didik akan merasa lebih terbuka dan
pembelajaran yang berpusat atau berfokus nyaman. Dengan kondisi pembelajaran yang
pada peserta didik. Sekolah dan guru yang sedemikian ini, peserta didik tidak lagi
telah memanfaatkan TIK dalam merasa canggung, segan atau malu-malu
membelajarkan peserta didiknya ditandai, untuk curhat tentang berbagai kesulitan atau
salah satunya, dengan peran para gurunya masalah yang dihadapi, baik yang berkaitan
yang sudah mengalami pergeseran. dengan kemajuan belajarnya maupun yang
Pergeseran peran dari yang semula sebagai bersifat pribadi.
pusat kegiatan pembelajaran menjadi Di samping sebagai agen pembelajaran
cenderung mengutamakan keaktifan peserta dengan serangkaian perannya sebagaimana
didiknya sehingga peran peserta didik yang yang telah dibahas pada uraian yang
bergeser menjadi pusat kegiatan terdahulu, masih ada peran guru yang sangat
pembelajaran (student-centered learning). mempengaruhi keterlaksanaan kegiatan
Pemanfaatan TIK di dalam kegiatan pembelajaran yaitu sebagai mitra/partner/
pembelajaran memungkinkan: (1) guru sahabat peserta didik. Dengan peran
menyajikan (mem-publish) lebih awal materi sebagai mitra/partner peserta didik, berbagai
pelajaran dan tugas-tugas yang perlu kendala/kesulitan yang dihadapi peserta
dikerjakan peserta didik; (2) peserta didik juga didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
dapat lebih awal mempelajari materi pelajaran dapat didiskusikan dengan guru sehingga
dan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan dapat lebih dini teratasi. Dengan berperan
guru; (3) mencari dan mempelajari berbagai sebagai mitra peserta didik, akan tercipta
sumber belajar lainnya tentang topik pelajaran kegiatan pembelajaran yang disenangi
yang sama yang akan dibahas di dalam kelas; peserta didik. Peran guru sebagai mitra
dan (4) menyampaikan pendapat atau peserta didik ini cenderung melekat selama
pertanyaan terkait dengan materi pelajaran ini pada diri guru Bimbingan dan Penyuluhan
yang dibahas berdasarkan berbagai sumber (guru BP atau Konselor Sekolah).
belajar lain yang diperoleh. Peran guru sebagai mitra/partner peserta
Dengan demikian, tampaklah bahwa didik dapat pula berarti bahwa guru adalah
pemanfaatan TIK turut mengubah kegiatan seseorang atau teman untuk saling berbagi
pembelajaran di dalam atau di luar kelas, dari (someone to share with) atau saling
pembelajaran konvensional ke pembelajaran membelajarkan satu sama lain. Artinya, di
fleksibel (Pakpahan, 2016) yang berupa dalam kegiatan atau proses pembelajaran,
diskusi untuk pendalaman/penajaman atau tidak hanya peserta didik yang belajar dari
klarifikasi berbagai aspek tentang materi guru tetapi sebaliknya juga dapat terjadi
pelajaran yang dibahas. Frekuensi bahwa guru dapat belajar dari peserta

Jurnal TEKNODIK Vol. 24 - Nomor 1, Juni 2020 ISSN: 2088 - 3978 e-ISSN: 2579 - 4833
82
didiknya. Mungkin akan terjadi bahwa ada kesediaan guru memanfaatkan TIK sebagai
saatnya justru peserta didik yang lebih sesuatu yang pada awalnya berdiri sendiri
dahulu mengetahui perkembangan suatu dan bersifat opsional (dapat digunakan dan
pengetahuan melalui kemajuan TIK dapat juga tidak digunakan). Pada awalnya,
dibandingkan gurunya. Tentu saja tidak ada memang pemanfaatan TIK masih bersifat
yang salah dalam hal yang demikian ini. Guru “tempelan” atau berdiri sendiri. Keadaan
justru memberikan apresiasi terhadap inilah yang disebut sebagai tahap awal guru
peserta didik yang telah mendapatkan berbagi perannya dengan sumber belajar
sesuatu dan kemudian berkenan untuk lain, seperti konten pembelajaran berbasis
membaginya di kelas, baik dengan guru TIK. Esensinya adalah bahwa guru sudah
maupun dengan sesama peserta didik. tergerak/tergugah untuk memulai
Dengan peran guru sebagai mitra bagi pemanfaatan TIK sebagai sumber belajar lain
peserta didiknya, berarti dalam kegiatan di dalam membelajarkan peserta didiknya.
pembelajaran, para guru merasa lebih Seiring dengan berjalannya waktu,
tergugah untuk memberikan peluang dan pemanfaatan TIK dalam kegiatan
ruang yang lebih luas kepada peserta pembelajaran yang sekalipun pada awalnya
didiknya untuk lebih aktif dalam kegiatan hanya sebagai “tempelan”, namun secara
pembelajaran. Keaktifan peserta didik ini bertahap guru melakukan tindak lanjut
dapat saja dalam membelajarkan dirinya dengan merencanakan pemanfaatan TIK
sendiri ataupun membelajarkan teman secara terpadu/terintegrasi di dalam kegiatan
sesamanya. Dengan peran guru yang pembelajaran yang tercermin di dalam RPP
demikian ini, berarti guru telah memulai yang disusun guru.
model pembelajaran yang berpusat atau
berfokus pada peserta didik. Saran
Sebagai tindak lanjut dari kegiatan ke
SIMPULAN DAN SARAN arah pembelajaran yang berpusat pada
peserta didik, tidak hanya guru tetapi juga
Simpulan peserta didik dapat secara bersama-sama
Kemajuan teknologi informasi dan memanfaatkan TIK dalam kegiatan
komunikasi telah masuk ke dalam kegiatan pembelajaran berbasis jaringan (web-based
pembelajaran di sekolah-sekolah, tidak learning). Memang dapat saja dilakukan
hanya di daerah perkotaan, pinggiran dan secara bersama-sama (simultan) atau secara
perdesaan tetapi juga secara bertahap ke bertahap pemanfaatan TIK oleh guru di
sekolah-sekolah di daerah terdepan, dalam membelajarkan peserta didiknya.
tertinggal, dan terpencil (3T). Dengan mulai Namun, peserta didik juga dapat
dimanfaatkannya TIK dalam kegiatan memanfaatkan TIK dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran di dalam kelas, guru telah pembelajaran manakala guru telah
didorong secara bertahap untuk melakukan merancang dan mengembangkan kegiatan
perubahan dalam menyelenggarakan pembelajaran yang dikelolanya berbasis
kegiatan pembelajaran. jaringan.
Perubahan yang dimaksudkan adalah Ada fasilitas layanan belajar berbasis
pergeseran peran guru dalam jaringan yang tersedia, salah satunya adalah
membelajarkan peserta didiknya. Jika Portal Rumah Belajar yang dikelola
sebelumnya pembelajaran yang diterapkan Pustekkom-Kemendkbud. Portal ini dapat
guru adalah pembelajaran yang berpusat dimanfaatkan guru dan peserta didik serta
pada dirinya (teacher-centered learning) siapa saja sebagai wahana pembelajaran. Di
mulai bergeser menjadi pembelajaran yang samping itu, hasil kajian ini dipandang perlu
berpusat pada peserta didik (students- untuk dapat dilanjutkan dengan studi atau
centered learning). kajian yang bersifat empirik.
Perubahan ke arah pembelajaran yang
berpusat pada peserta didik ini dimulai dari

Rahmi Rivalina dan Sudirman Siahaan: Pemanfaatan TIK dalam Pembelajaran:


Kearah Pembelajaran Berpusat pada Peserta Didik 83
PUSTAKA ACUAN Martiningsih, Rr. (2011). Pengembangan Media
Belajar Matematika dengan Pendekatan ICT.
Buku Jurnal TEKNODIK Vol. 15 No.: 1, Juli 2011.
Aziz, Munawir, dkk. (2018). Educator Inspiration Ciputat-Tangerang Selatan: Ciputat:
From The Frontiers, Presenting Information Pustekkom-Kemendikbud.
Technology, Breaking Through Boundaries. Pakpahan, Rogers. (2016). Peranan Teknologi
Second Publication. Jakarta: ICT Center- Informasi dan Komunikasi dalam
Ministry of Education and Culture. Pengembangan Bank Soal Daerah. Jurnal
Sanjaya, Wina dan Budimanjaya, Andi. (2016). TEKNODIK Volume 20 Nomor 2, Desember
Paradigma Baru Mengajar. Tangerang 2016. Ciputat-Tangerang Selatan: Pustekkom-
Selatan: Penerbit Kencana. Kemendikbud.
Siahaan, Sudirman. (2013). Menuju Kearah
Jurnal/Prosiding/Disertasi/Tesis/Skripsi Pendidikan Berkualitas di Daerah Tertinggal
Ahmed, Ahmed Khaled. (2013). Teacher-Centered dan Perbatasan melalui Pemanfaatan TIK.
Versus Learner-Centered Teaching Style. Jurnal TEKNODIK Volume 17 Nomor 1, Maret
Journal of Global Business Management, 2013. Ciputat-Tangerang Selatan: Pustekkom-
Beaverton, Vol. 9, Iss. 1 (February 2013): Kemendikbud.
22-34. (Diakses pada tanggal 21 Februari Siahaan, Sudirman. (2018). Perintisan Model
2019). Pembelajaran Terintegrasi TIK Di Daerah
Antika, Reza Rindy. (2014). Proses Pembelajaran Terdepan, Terluar, Tertinggal, dan Perbatasan.
Berbasis Student Centered Learning (Studi Jurnal TEKNODIK Volume 22 Nomor 2,
Deskriptif di Sekolah Menengah Pertama Desember 2018. Ciputat-Tangerang Selatan:
Islam Baitul ‘Izzah, Nganjuk). Surabaya: Jurnal Pustekkom-Kemendikbud.
BioKultur, Vol.III/No.1/Januari-Juni 2014, hal. Siahaan, Sardianto Markos. (2012). Penggunaan
253. Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam
Anwas, Oos M. (2010). Pembudayaan Teknologi Pembelajaran Fisika, Prosiding Seminar
Informasi dan Komunikasi di Sekolah. Jurnal Nasional Fisika, Palembang 4 Juli 2012.
TEKNODIK Volume 15 Nomor 1, Juli 2011. Sumber: file:///C:/Users/HP/Downloads/
Ciputat-Tangerang Selatan: Pustekkom- 03_Bapak _Sardianto(13-20).pdf (Diakses
Kemendikbud. tanggal 19 Juni 2019).
Ardian dan Munadi. (2015). Pengaruh Strategi Sugiarti, Yuni. (2012). Pendayagunaan Teknologi
Pembelajaran Student-Centered Learning dan Informasi dan Komunikasi dalam
Kemampuan Spasial terhadap Kreativitas Meningkatkan Kompetensi Guru Pendidikan
Mahasiswa. Jurnal Pendidikan Teknologi dan Anak Usia Dini (PAUD). Jurnal TEKNODIK
Kejuruan, Volume 22 Nomor 4, Tahun 2015. Volume 16 Nomor 1, Maret 2012. Ciputat-
Yogyakarta: Fakultas Teknik-Universitas Tangerang Selatan: Pustekkom-
Negeri Yogyakarta. Kemendikbud.
Kusnandar. (2018). Inovasi Pembelajaran Supandri dan Siahaan, Sudirman. (2019).
Berbasis TIK di Sekolah 3T Provinsi Papua Pemanfaatan Perangkat TIK Bantuan USO
dan Papua Barat melalui Pendampingan Jarak untuk Pembelajaran di SMPN 2 Sakra-
Jauh. Jurnal Teknologi Pendidikan Volume 06/ Lombok Timur. Jurnal TEKNODIK Volume 22
02, Desember 2018. Sidoarjo: Balai Nomor 1, Juni 2019. Ciputat-Tangerang
Pengembangan Media Televisi-Pustekkom Selatan: Pustekkom-Kemendikbud.
Kemendikbud. Zein, Muh. (2016). Peran Guru Dalam
Kwartolo, Yuli. (2010). Teknologi Informasi dan Pengembangan Pembelajaran. Sumber:
Komunikasi dalam Proses Pembelajaran. https://www.uinjkt.ac.id/id/e-journal/
Jurnal Pendidikan PENABUR No. 14/Tahun Volume V, Nomor 2, Juli-Desember 2016.
ke-9/Juni 2010. Jakarta: Badan Pendidikan Ciputat: UIN Syarifhidayatullah.
Kristen Penabur (BPK Penabur).

Jurnal TEKNODIK Vol. 24 - Nomor 1, Juni 2020 ISSN: 2088 - 3978 e-ISSN: 2579 - 4833
84
Waldopo. (2014). Pengaruh Pemanfaatan TIK Susilawati, Eni. 2018. Cara Mudah Memanfaatkan
Pembelajaran terhadap Nilai Ujian Akhir di Rumah Belajar Tanpa Internet. Media
Daerah Perbatasan. Jurnal TEKNODIK Komunikasi dan Inspirasi JENDELA
Volume 18 Nomor 2, Agustus 2014. Ciputat- Pendidikan dan Kebudayaan Edisi XXIX/
Tangerang Selatan: Pustekkom- Desember 2018. Jakarta: Biro Komunikasi dan
Kemendikbud. Layanan Masyarakat Kemendikbud.
Website: https://journals.sagepub.com/doi/abs/ Website: https://cancer55.wordpress.com/pag3 /
10.1177/1080569912459752) (Diakses: 13 page/3/ tentang Peran Guru Sebagai Agen
Februari 2019). Pembelajaran (Diakses: 13 Februari 2019).
Website: https://id.scribd.com/doc/293496073/
Lain-lain paradigma-pembelajaran) (Diakses: 8 Juni
Pongtuluran, Aris. Student-Centered Learning: 2019).
The Urgency and Possibilities. Jakarta: Petra Website: https://belajarpedagogi.wordpress. com/
Christian University. Sumber: http:// pendekatan-mengajar/ pembelajaran-
faculty.petra.ac.id/arlinah/scl/scl.pdf (Diakses: berpusat-pada-siswa/ tentang Pembelajaran
11 November 2019). Berpusat pada Siswa (Diakses: 8 Juni 2019).
Setiawan, Yan; Hendarrita, Yane; Warsita, Website: https://nasional.kompas.com/read/ 2011/
Bambang. (2018). Petunjuk Teknis 03/24/13403444/belajar.tak.berbatas.ruang.
Penggunaan Laman PSB di Sekolah. Jakarta: dan.waktu tentang Belajar Tak Terbatas Ruang
Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi dan Waktu (Diakses: 7 November 2019).
Pendidikan dan Kebudayan-Kementerian Website: http://en.wikipedia.org/wiki/Student-
Pendidikan dan Kebudayan. centered_learning tentang Student-centred
learning (Diakses tanggal 11 November 2019).
_____

Rahmi Rivalina dan Sudirman Siahaan: Pemanfaatan TIK dalam Pembelajaran:


Kearah Pembelajaran Berpusat pada Peserta Didik 85

Anda mungkin juga menyukai