Rahmi Rivalina
Peneliti di Bidang Studi Pendidikan
orivalina@yahoo.com
Sudirman Siahaan
Pemerhati Bidang Teknologi Pembelajaran
pakdirman@yahoo.com
Jurnal TEKNODIK Vol. 24 - Nomor 1, Juni 2020 ISSN: 2088 - 3978 e-ISSN: 2579 - 4833
72
sedemikian rupa agar dapat menyampaikan Dengan kata lain dapatlah dikatakan bahwa
seluruh materi pelajaran atau ilmu “Tidak ada guru berarti tidak ada kegiatan
pengetahuan sesuai dengan target atau pembelajaran” (no teacher no learning).
tuntutan kurikulum. Tetapi di sisi yang lain, Berbeda halnya dengan kondisi sekolah
peserta didik pada umumnya cenderung dan guru yang telah menerapkan
mendengarkan penjelasan guru dan mencatat pemanfaatan TIK dalam membelajarkan
hal-hal penting serta mencoba berusaha peserta didiknya. Dalam kondisi kegiatan
memahami materi pelajaran atau pembelajaran yang demikian ini, para guru di
pengetahuan yang diajarkan guru. Dengan satu sisi, tidak lagi tampak mendominasi
demikian, tampaklah bahwa interaksi belajar- kegiatan pembelajaran dengan menceramahi
mengajar yang terjadi adalah masih berpusat peserta didiknya. Demikian juga dengan
pada guru (https://cancer55.wordpress. com/ peserta didik pada sisi yang lain, tidak lagi
page/3/) yang menekankan transfer tampak hanya diam dan duduk pasif
pengetahuan kepada peserta didik yang mendengarkan, menerima, dan mencatat
tampak cenderung pasif (http://faculty.petra. materi pelajaran yang disampaikan guru.
ac.id/arlinah/scl/scl.pdf). Namun yang tampak adalah bahwa peserta
Memang tidak dapat ditampik bahwa ada didik aktif berbagi, baik melalui penyampaian
juga sebagian guru di sekolah-sekolah yang pertanyaan dan/atau pendapat terhadap
sekalipun masih menerapkan metode materi pelajaran yang disampaikan guru
pembelajaran tradisional/konvensional tetapi maupun dalam mencari berbagai sumber
sebagian di antara mereka telah belajar guna mengerjakan tugas-tugas yang
meninggalkan perannya yang mendominasi diberikan guru. Artinya, pemanfaatan TIK
kegiatan pembelajaran; dan bahkan ada dalam kegiatan pembelajaran memberikan
sebagian di antara para guru ini yang telah manfaat tidak hanya bagi guru tetapi juga bagi
mengondisikan peserta didiknya peserta didik (Waldopo, 2014). Kemanfaatan
sedemikian rupa sehingga menjadi aktif ini tampak pada suasana pembelajaran yang
berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran. menjadi lebih menarik dan hidup di samping
Interaksi belajar-mengajar yang berpusat metode dan strategi pembelajaran serta peran
pada guru dapat dimaknai sebagai: (1) ada guru yang juga mengalami perubahan secara
ketergantungan yang tinggi atau bahkan signifikan (Kwartolo, 2010).
mungkin sangat tinggi dari peserta didik Sehubungan dengan hal tersebut di atas,
terhadap kehadiran guru sebagai sumber kita dapat mengamati bahwa para guru yang
belajar di dalam kelas; (2) metode mengajar di sekolah-sekolah yang telah
pembelajaran yang diterapkan guru masih menerapkan pemanfaatan TIK dalam
metode ceramah dan mencatat; dan (3) kegiatan pembelajaran memperlihatkan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adanya pergeseran peran mereka. Tidak lagi
yang disusun masih berorientasi pada guru yang aktif berperan, tetapi justru peserta
kepentingan guru untuk menyelesaikan didik yang dikondisikan lebih aktif berperan
tuntutan materi pelajaran yang ditetapkan di belajar, baik dalam menyelesaikan berbagai
dalam kurikulum. tugas yang diberikan guru melalui aktivitas
Di berbagai sekolah di daerah tertentu, mencari sumber-sumber belajar yang relevan
kemungkinan saja ada sebagian guru yang maupun dalam mempersiapkan diri untuk
berperan sebagai satu-satunya sumber berdiskusi dengan sesama peserta didik
belajar atau setidak-tidaknya sebagai sumber teman mereka.
belajar utama bagi peserta didiknya di dalam Berdasarkan uraian yang telah
kelas (http://en.wikipedia.org/wiki/Student- dikemukakan di atas setidak-tidaknya
centered_ learning). Oleh karena itu, dalam tampaklah bahwa peran guru secara bertahap
kondisi yang ekstrim, dimungkinkan saja telah mengalami pergeseran yaitu dengan
terjadi bahwa ketidakhadiran guru di dalam meninggalkan model pembelajaran yang
kelas dikarenakan satu dan lain hal berakibat berfokus/berpusat pada guru yang cenderung
pada tidak adanya kegiatan pembelajaran. mendominasi kegiatan pembelajaran ke
Jurnal TEKNODIK Vol. 24 - Nomor 1, Juni 2020 ISSN: 2088 - 3978 e-ISSN: 2579 - 4833
74
Peran guru sebagai agen pembelajaran pembelajaran, guru harus mampu
dirumuskan di dalam Pasal 4 Undang-Undang menyampaikan materi pelajaran secara jelas
Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan sehingga dapat dengan mudah dipahami
Dosen (https://cancer55.wordpress.com/pag3 peserta didiknya.
/page/3/). Sebagai agen pembelajaran, guru Selanjutnya, guru berperan sebagai
dituntut untuk mampu meningkatkan mutu pemberi inspirasi (inspirator) kepada peserta
pendidikan melalui peningkatkan kualitas didiknya agar bersungguh-sungguh belajar.
pembelajaran. Sebagai agen pembelajaran, Belajar bukan sekadar mendengar dan
peran guru mencakup antara lain sebagai mencatat, tetapi lebih daripada itu yaitu belajar
fasilitator, motivator, pemacu, perekayasa untuk berbuat (learning how to do). Bahkan,
pembelajaran dan pemberi inspirasi belajar Sanjaya dan Budimanjaya (2016)
bagi peserta didik (https://cancer55. mengatakan bahwa belajar adalah aktivitas
wordpress.com/page/3/). Melalui penerapan berpikir (learning how to think). Berkaitan
peran ini, diharapkan guru akan dengan peran ini, guru haruslah mampu
melaksanakan kegiatan pembelajaran yang mengembangkan kegiatan pembelajaran
berfokus pada peserta didik, tidak lagi pada yang dapat menggugah berkembangnya
dirinya. Secara garis besar, masing-masing berbagai pemikiran, gagasan, atau ide-ide
peran akan diuraikan pada bagian berikut ini. baru di kalangan peserta didiknya.
Sebagai fasilitator, guru menciptakan Peran guru berikutnya adalah sebagai
kondisi atau suasana yang memudahkan perekayasa konteks pembelajaran sesuai
peserta didik belajar. Suasana belajar yang dengan tuntutan silabus mata pelajaran dan
kondusif dan menyenangkan, serta diliputi kemudian mengaplikasikannya di dalam
kegembiraan akan menjadi faktor pendukung proses belajar-mengajar. Berhasil-tidaknya
yang memungkinkan peserta didik belajar proses interaksi belajar-mengajar di dalam
dengan penuh semangat, tidak lagi merasa kelas sangat tergantung pada strategi dan
cemas tetapi justru merasa tergugah untuk metode pembelajaran yang dirancang dan
berani mengemukakan, baik pertanyaan diterapkan guru di dalam kelas. Hasil
maupun pendapat mereka secara terbuka. rekayasa guru tentang konteks pembelajaran
Sebagai fasilitator belajar menurut Muh. Zein dimungkinkan dapat sesuai dengan tuntutan
(Zein, 2016), peran guru mencakup sebagai silabus di satu sisi tetapi di sisi lain dapat juga
model, perencana, peramal, pemimpin, dan tidak sesuai dengan tingkat kemampuan
sebagai penunjuk jalan atau pembimbing peserta didik di kelas. Dalam hal ini,
kearah pusat-pusat belajar. dibutuhkan inisiatif dan kreativitas guru agar
Peran guru berikutnya adalah sebagai proses pembelajaran yang diterapkan guru
motivator, di mana guru memberikan dapat sepenuhnya berhasil.
dukungan (support) kepada peserta didiknya Selanjutnya, guru berperan sebagai
agar mereka bersungguh-sungguh belajar pemantau dan penilai (memonitor dan
demi mencapai masa depannya. Dukungan mengevaluasi) keterlaksanaan kegiatan
penguatan yang diberikan guru, baik yang pembelajaran yang diampunya. Peran guru
bersifat positif (positive reinforcement) yang demikian ini akan memungkinkan dirinya
maupun negatif (negative reinforcement), secara berkelanjutan mengetahui apakah
diharapkan akan dapat memotivasi peserta masih ada-tidaknya kekurangan atau
didik untuk belajar secara bersungguh- kelemahan aktivitas pembelajaran yang telah
sungguh. dilaksanakan. Oleh karena itu, guru dapat
Selain sebagai fasilitator dan motivator, melakukan modifikasi atau penyempurnaan
guru juga berperan sebagai pemacu yang terhadap aplikasi proses pembelajaran dari
menggugah dan mengembangkan potensi waktu ke waktu. Dengan demikian, proses
dan kemampuan peserta didik sesuai dengan pembelajaran yang dilakukan guru akan
aspirasi dan cita-cita mereka di masa yang selalu bersifat dinamis dan kontekstual
akan datang. Dalam kegiatan belajar- dengan perkembangan peserta didik di kelas.
mengajar melalui penyampaian materi Manakala guru telah melaksanakan perannya
Jurnal TEKNODIK Vol. 24 - Nomor 1, Juni 2020 ISSN: 2088 - 3978 e-ISSN: 2579 - 4833
76
Perkembangan TIK yang pesat itu pada awalnya dilaksanakan oleh
memberikan dampak bagi sebagian guru di seseorang; dan ditujukan kepada seseorang
mana mereka telah tergugah untuk atau dari seseorang kepada beberapa orang.
membelajarkan peserta didiknya melalui Seseorang yang dimaksudkan di dalam hal
dukungan pemanfaatan TIK. Inisiatif ini adalah individu yang memiliki
pemanfaatan TIK dalam membelajarkan pengetahuan, kemampuan atau keterampilan
peserta didik dapat saja berasal dari dalam tertentu untuk diajarkan kepada seseorang
diri guru sendiri tetapi dapat juga melalui atau kepada sekelompok orang.
penugasan secara kedinasan. Sehubungan Seseorang yang memiliki pengetahuan
dengan hal ini, ada hal yang menarik untuk lebih ini dikenal dengan sebutan sebagai guru,
dikaji yaitu bagaimana penyelenggaraan suhu, atau empu. Orang lain yang menerima
kegiatan pembelajaran setelah guru memulai pengajaran tentang pengetahuan,
pemanfaatan TIK dalam membelajarkan kemampuan atau keterampilan tertentu
peserta didiknya. disebut sebagai murid atau pengikut
Dengan dimulainya pemanfaatan TIK di (followers). Kegiatan pengajaran atau
dalam kegiatan pembelajaran, apakah guru pembelajaran dilaksanakan secara langsung
masih juga cenderung mendominasi kegiatan (tatap muka), baik secara verbal atau ceramah
pembelajaran yang dilaksanakannya maupun demonstrasi atau praktik (peragaan
sehingga kegiatan pembelajaran masih tetap langsung). Demikianlah pada awalnya, belum
berfokus pada dirinya sendiri? Atau ada penggunaan perangkat teknologi.
sebaliknya, melalui pemanfaatan TIK secara Pengajaran atau pembelajaran hanya
bertahap dalam kegiatan pembelajaran, berlangsung dalam lingkup atau cakupan
apakah secara bertahap pula guru mulai yang sangat terbatas.
mengarah pada penerapan kegiatan Istilah “pembelajaran” juga pada masa-
pembelajaran yang berfokus pada peserta masa yang lampau belumlah terlalu dikenal;
didiknya? Masalah inilah yang selanjutnya tetapi yang justru lebih dikenal adalah istilah
menjadi fokus pembahasan di dalam artikel perguruan. Perguruan yang berarti tempat
ini. orang berguru atau mempelajari pengetahuan
atau ilmu tertentu. Pada umumnya, yang
METODA banyak berkembang pada waktu itu adalah
perguruan sebagai wadah untuk mempelajari
Metoda yang digunakan di dalam seni bela diri. Tempat pelaksanaan kegiatan
penulisan artikel ini adalah penelitian pembelajaran bervariasi, dapat saja di alam
kepustakaan atau telaah pustaka (literature atau tempat terbuka, di sebuah ruangan, atau
review) terhadap berbagai hasil kajian, di sebuah pondok atau padepokan.
penelitian dan pengembangan, berbagai Berdasarkan tempat pelaksanaan
tulisan yang dipublikasikan di dalam jurnal kegiatannya, dikenallah istilah “perguruan
ilmiah, prosiding pertemuan ilmiah, dan pencak silat” atau “padepokan pencak silat”,
publikasi ilmiah lainnya yang relevan. Hasil atau dengan ragam penamaan lainnya. Dalam
kajian diperkaya dengan laporan atau melaksanakan kegiatan pembelajaran, pada
ungkapan hasil pengalaman para guru yang umumnya, murid yang mendatangi gurunya
bertugas di sekolah-sekolah di daerah 3T untuk mendapatkan pengajaran.
yang telah memulai pemanfaatan TIK dalam Kemudian, pengajaran atau pembelajaran
membelajarkan peserta didiknya. mengalami perkembangan, ada yang bersifat
formal yang selanjutnya dikenal sebagai
HASIL DAN PEMBAHASAN sekolah; tetapi ada juga yang tetap
meneruskan dan memelihara bentuk
Peran Guru Sebelum Pemanfaatan TIK di pembelajaran yang sudah ada yang kita
dalam Kegiatan Pembelajaran dikenal sebagai bentuk pendidikan/
Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa pebelajaran informal dan nonformal. Di dalam
pada zaman dahulu, kegiatan pembelajaran tulisan ini, bentuk pembelajaran yang akan
Jurnal TEKNODIK Vol. 24 - Nomor 1, Juni 2020 ISSN: 2088 - 3978 e-ISSN: 2579 - 4833
78
Sesuai dengan berbagai keterbatasan dikatakan bahwa pendidikan telah bersifat
yang ada, pada umumnya para guru di daerah global (Siahaan, 2012). Melalui pemanfaatan
pinggiran dan perdesaan, terlebih lagi di TIK, seseorang dimungkinkan untuk
daerah 3T, merupakan guru yang mengikuti kegiatan pendidikan/pembelajaran
melaksanakan kegiatan pembelajaran secara secara penuh yang diselenggarakan oleh
konvensional. Mereka berperan sebagai lembaga pendidikan di luar negaranya.
pusat kegiatan pembelajaran (teacher- Pengalaman berbagai negara telah
centered learning) dalam proses belajar- membuktikan bahwa pembelajaran yang
mengajar sehari-hari yang dilaksanakan. diselenggarakan dengan memanfaatkan
Kemudian, terjadi perubahan dengan adanya potensi TIK tidak mengenal batasan ruang
penetrasi yang dilakukan Pusdatin dan waktu (https://nasional.kompas.com/read/
Kemendikbud (sebelumnya bernama 2011/03/24/13403444/belajar.tak.berbatas.
Pustekkom-Kemendikbud) bekerjasama ruang.dan.waktu).
dengan Kementerian Komunikasi dan Sekalipun model pembelajaran yang
Informatika di bidang pemanfaatan TIK untuk diterapkan di sebagian sekolah masih bersifat
pembelajaran melalui program bantuan konvensional, tetapi tidak dapat dipungkiri
Universal Service Obligation (USO). bahwa sudah ada sebagian sekolah atau guru
Melalui kegiatan pembekalan ini (dalam yang berinisiatif melakukan sedikit
bentuk pelatihan dan simulasi), para guru perkembangan atau kemajuan dalam
dipersiapkan untuk membelajarkan peserta membelajarkan peserta didiknya. Guru tidak
didiknya tidak lagi dengan ceramah dan lagi berperan sebagai sosok yang “serba tahu”
mencatat tetapi secara bertahap mulai mengenai pengetahuan yang akan diajarkan
bergeser yaitu dengan memanfaatkan kepada peserta didiknya. Sebagian guru
perangkat TIK. Artinya, guru yang semula berinisiatif membuka diri tentang adanya
berperan sebagai sumber belajar utama atau keterbatasan yang dimilikinya sehingga
bahkan mungkin juga satu-satunya sumber tergugah untuk menggunakan sumber belajar
belajar bagi peserta didiknya, telah berbagi tertentu lainnya secara bersama-sama dalam
perannya secara bertahap dengan perangkat membelajarkan peserta didik. Guru berbagi
TIK dalam membelajarkan peserta didik. perannya sebagai sumber belajar dengan
Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa sumber belajar lainnya yang dalam hal ini
kemajuan TIK sudah lama dimanfaatkan adalah berupa pemanfaatan TIK.
banyak negara, baik negara maju maupun Pemanfaatan TIK yang dimaksudkan
negara berkembang dalam mengatasi dalam hal ini adalah dalam bentuk perangkat
berbagai masalah/kendala guna peningkatan komputer disertai fasilitas koneksi internet.
mutu pendidikan pada umumnya (Anwas, Pemanfaatan TIK dalam kegiatan
2010) dan kompetensi guru pada khususnya pembelajaran oleh guru secara khusus di
(Sugiarti, 2012). Seiring dengan kemajuan daerah 3T merupakan langkah awal untuk
TIK, seseorang telah dimungkinkan untuk meninggalkan kegiatan pembelajaran yang
mengikuti kegiatan pendidikan atau berfokus pada diri guru menuju kegiatan
pembelajaran yang diselenggarakan oleh pembelajaran yang berfokus pada peserta
lembaga/instansi pendidikan yang berada di didik. Sekalipun pada langkah awal kegiatan
luar negaranya. Artinya, siapa saja dewasa pemanfaatan TIK yang baru mulai dilakukan
ini dimungkinkan untuk belajar atau guru ini masih belum terintegrasi di dalam
meningkatkan potensi dirinya tanpa harus kegiatan pembelajaran (dapat saja sifatnya
berada atau bertempat tinggal di negara masih terlepas, berdiri sendiri atau masih
penyelenggara pendidikan (Siahaan, 2013). bersifat “tempelan” terhadap Rencana
Pendidikan/pembelajaran tidak lagi hanya Pelaksanaan Pembelajaran) namun upaya
berlangsung di dalam sebuah ruangan atau yang telah dimulai guru untuk memanfaatkan
tempat yang dikelilingi tembok; tetapi dapat TIK dalam kegiatan pembelajaran patutlah
berlangsung secara terbuka dan bersifat diberi apresiasi. Guru dan TIK secara
“massive”. Dengan demikian, dapatlah bertahap mulai berbagi perannya sebagai
Jurnal TEKNODIK Vol. 24 - Nomor 1, Juni 2020 ISSN: 2088 - 3978 e-ISSN: 2579 - 4833
80
status aksesnya harus berbayar tetapi ada keseluruhan konten pembelajaran yang
juga yang tidak. Jika berbagai jenis media diunduh, maka guru dapat saja
pembelajaran sudah tersedia dan juga memanfaatkan keseluruhan atau hanya
aksesnya tidak berbayar, guru tidak perlu lagi sebagian dari konten pembelajaran yang
“repot-repot” untuk merancang dan diperoleh melalui hasil unduhan
mengembangkan sendiri konten (downloaded); (4) memetakan kegiatan
pembelajaran yang dibutuhkan. Salah satu pemanfaatan konten pembelajaran yang
instansi pemerintah yang secara profesional dipilih tersebut ke dalam RPP. Melalui
telah dan terus secara berkelanjutan pemetaan konten pembelajaran hasil
merancang, mengembangkan, atau unduhan ke dalam RPP, maka konten hasil
memproduksi berbagai jenis konten unduhan tersebut sudah menyatu atau
pembelajaran dan menyediakannya di dunia terintegrasi dengan keseluruhan materi
maya adalah Pusdatin-Kemendikbud pelajaran yang akan dibahas guru bersama
(sebelumnya bernama Pustekkom- peserta didiknya. Di dalam RPP juga
Kemendikbud). hendaknya jelas diuraikan tugas-tugas yang
Berbagai jenis konten pembelajaran yang perlu dilakukan peserta didik sebelum,
dikembangkan Pusdatin-Kemendikbud ini selama, dan setelah kegiatan pembelajaran
terbuka untuk diakses masyarakat luas secara di kelas.
gratis melalui laman: belajar.kemdikbud.go.id. Dengan kondisi yang telah dikemukakan
Berbagai konten pembelajaran ini dapat tersebut, dapatlah dikatakan bahwa
dimanfaatkan seluas-luasnya oleh siapa saja, pemanfaatan TIK dalam kegiatan
baik bagi kepentingan kelompok (komunitas), pembelajaran bukan lagi terbatas hanya
masyarakat kependidikan di dalam atau di luar sebagai “tempelan” atau yang berdiri sendiri,
jalur pendidikan persekolahan, pribadi, tetapi telah terpadu/terintegrasi di dalam RPP.
maupun siapa saja. Artinya, guru tidak perlu Keterpaduan di sini mengandung pengertian
“direpotkan” lagi untuk merancang dan bahwa seandainya ada sebagian dari konten
mengembangkan sendiri konten pembelajaran berbasis TIK yang telah
pembelajaran yang dibutuhkan dalam dipetakan tersebut tidak dimanfaatkan berarti
membelajarkan peserta didiknya. Aktivitas akan terasa ada sajian materi pelajaran yang
guru yang perlu dilakukan hanyalah kurang lengkap atau terputus (missing).
mempelajari konten atau materi pelajaran Kondisi yang demikian ini akan
yang dikandung pada masing-masing topik mempengaruhi keutuhan pemahaman
atau judul dan kemudian merancang peserta didik terhadap keseluruhan materi
pemanfaatannya di dalam PBM. pelajaran.
Berkaitan erat dengan perancangan Tampaklah semakin jelas bahwa
pemanfaatan konten pembelajaran secara pemanfaatan TIK dalam kegiatan
terpadu/terintegrasi di dalam PBM, ada pembelajaran secara terintegrasi/terpadu di
aktivitas yang dituntut untuk dilakukan guru, dalam PBM menunjukkan bahwa guru bukan
yaitu: (1) mencari, mengunduh, dan lagi merupakan satu-satunya sumber belajar
menelaah konten pembelajaran yang bagi peserta didik; tetapi guru telah berbagi
dibutuhkan sesuai dengan topik/judul materi perannya dengan TIK sehingga guru hanya
pelajaran yang akan dibahas dan juga sesuai berperan sebagai salah satu sumber belajar
dengan dukungan perangkat TIK yang bagi peserta didik. Sebagai salah satu sumber
tersedia; (2) melakukan penambahan, belajar, peran guru secara bertahap pada awal
pengurangan atau klarifikasi informasi atau pergeseran perannya dapat saja masih
contoh terhadap konten yang diperoleh. sebagai sumber belajar utama bagi peserta
Dengan cara ini diharapkan peserta didik didik. Pergeseran peran guru sebagai sumber
dapat terhindar dari pemahaman akan belajar utama secara lambat laun akan dapat
informasi yang kurang akurat atau bahkan berkurang karena sudah diberikan pada
mungkin menyesatkan, atau contoh dari konten pembelajaran berbasis TIK yang
yang bukan contoh; (3) mempelajari dikemas dalam berbagai jenis media.
Jurnal TEKNODIK Vol. 24 - Nomor 1, Juni 2020 ISSN: 2088 - 3978 e-ISSN: 2579 - 4833
82
didiknya. Mungkin akan terjadi bahwa ada kesediaan guru memanfaatkan TIK sebagai
saatnya justru peserta didik yang lebih sesuatu yang pada awalnya berdiri sendiri
dahulu mengetahui perkembangan suatu dan bersifat opsional (dapat digunakan dan
pengetahuan melalui kemajuan TIK dapat juga tidak digunakan). Pada awalnya,
dibandingkan gurunya. Tentu saja tidak ada memang pemanfaatan TIK masih bersifat
yang salah dalam hal yang demikian ini. Guru “tempelan” atau berdiri sendiri. Keadaan
justru memberikan apresiasi terhadap inilah yang disebut sebagai tahap awal guru
peserta didik yang telah mendapatkan berbagi perannya dengan sumber belajar
sesuatu dan kemudian berkenan untuk lain, seperti konten pembelajaran berbasis
membaginya di kelas, baik dengan guru TIK. Esensinya adalah bahwa guru sudah
maupun dengan sesama peserta didik. tergerak/tergugah untuk memulai
Dengan peran guru sebagai mitra bagi pemanfaatan TIK sebagai sumber belajar lain
peserta didiknya, berarti dalam kegiatan di dalam membelajarkan peserta didiknya.
pembelajaran, para guru merasa lebih Seiring dengan berjalannya waktu,
tergugah untuk memberikan peluang dan pemanfaatan TIK dalam kegiatan
ruang yang lebih luas kepada peserta pembelajaran yang sekalipun pada awalnya
didiknya untuk lebih aktif dalam kegiatan hanya sebagai “tempelan”, namun secara
pembelajaran. Keaktifan peserta didik ini bertahap guru melakukan tindak lanjut
dapat saja dalam membelajarkan dirinya dengan merencanakan pemanfaatan TIK
sendiri ataupun membelajarkan teman secara terpadu/terintegrasi di dalam kegiatan
sesamanya. Dengan peran guru yang pembelajaran yang tercermin di dalam RPP
demikian ini, berarti guru telah memulai yang disusun guru.
model pembelajaran yang berpusat atau
berfokus pada peserta didik. Saran
Sebagai tindak lanjut dari kegiatan ke
SIMPULAN DAN SARAN arah pembelajaran yang berpusat pada
peserta didik, tidak hanya guru tetapi juga
Simpulan peserta didik dapat secara bersama-sama
Kemajuan teknologi informasi dan memanfaatkan TIK dalam kegiatan
komunikasi telah masuk ke dalam kegiatan pembelajaran berbasis jaringan (web-based
pembelajaran di sekolah-sekolah, tidak learning). Memang dapat saja dilakukan
hanya di daerah perkotaan, pinggiran dan secara bersama-sama (simultan) atau secara
perdesaan tetapi juga secara bertahap ke bertahap pemanfaatan TIK oleh guru di
sekolah-sekolah di daerah terdepan, dalam membelajarkan peserta didiknya.
tertinggal, dan terpencil (3T). Dengan mulai Namun, peserta didik juga dapat
dimanfaatkannya TIK dalam kegiatan memanfaatkan TIK dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran di dalam kelas, guru telah pembelajaran manakala guru telah
didorong secara bertahap untuk melakukan merancang dan mengembangkan kegiatan
perubahan dalam menyelenggarakan pembelajaran yang dikelolanya berbasis
kegiatan pembelajaran. jaringan.
Perubahan yang dimaksudkan adalah Ada fasilitas layanan belajar berbasis
pergeseran peran guru dalam jaringan yang tersedia, salah satunya adalah
membelajarkan peserta didiknya. Jika Portal Rumah Belajar yang dikelola
sebelumnya pembelajaran yang diterapkan Pustekkom-Kemendkbud. Portal ini dapat
guru adalah pembelajaran yang berpusat dimanfaatkan guru dan peserta didik serta
pada dirinya (teacher-centered learning) siapa saja sebagai wahana pembelajaran. Di
mulai bergeser menjadi pembelajaran yang samping itu, hasil kajian ini dipandang perlu
berpusat pada peserta didik (students- untuk dapat dilanjutkan dengan studi atau
centered learning). kajian yang bersifat empirik.
Perubahan ke arah pembelajaran yang
berpusat pada peserta didik ini dimulai dari
Jurnal TEKNODIK Vol. 24 - Nomor 1, Juni 2020 ISSN: 2088 - 3978 e-ISSN: 2579 - 4833
84
Waldopo. (2014). Pengaruh Pemanfaatan TIK Susilawati, Eni. 2018. Cara Mudah Memanfaatkan
Pembelajaran terhadap Nilai Ujian Akhir di Rumah Belajar Tanpa Internet. Media
Daerah Perbatasan. Jurnal TEKNODIK Komunikasi dan Inspirasi JENDELA
Volume 18 Nomor 2, Agustus 2014. Ciputat- Pendidikan dan Kebudayaan Edisi XXIX/
Tangerang Selatan: Pustekkom- Desember 2018. Jakarta: Biro Komunikasi dan
Kemendikbud. Layanan Masyarakat Kemendikbud.
Website: https://journals.sagepub.com/doi/abs/ Website: https://cancer55.wordpress.com/pag3 /
10.1177/1080569912459752) (Diakses: 13 page/3/ tentang Peran Guru Sebagai Agen
Februari 2019). Pembelajaran (Diakses: 13 Februari 2019).
Website: https://id.scribd.com/doc/293496073/
Lain-lain paradigma-pembelajaran) (Diakses: 8 Juni
Pongtuluran, Aris. Student-Centered Learning: 2019).
The Urgency and Possibilities. Jakarta: Petra Website: https://belajarpedagogi.wordpress. com/
Christian University. Sumber: http:// pendekatan-mengajar/ pembelajaran-
faculty.petra.ac.id/arlinah/scl/scl.pdf (Diakses: berpusat-pada-siswa/ tentang Pembelajaran
11 November 2019). Berpusat pada Siswa (Diakses: 8 Juni 2019).
Setiawan, Yan; Hendarrita, Yane; Warsita, Website: https://nasional.kompas.com/read/ 2011/
Bambang. (2018). Petunjuk Teknis 03/24/13403444/belajar.tak.berbatas.ruang.
Penggunaan Laman PSB di Sekolah. Jakarta: dan.waktu tentang Belajar Tak Terbatas Ruang
Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi dan Waktu (Diakses: 7 November 2019).
Pendidikan dan Kebudayan-Kementerian Website: http://en.wikipedia.org/wiki/Student-
Pendidikan dan Kebudayan. centered_learning tentang Student-centred
learning (Diakses tanggal 11 November 2019).
_____