Anda di halaman 1dari 9

LK 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah


Nama Mahasiswa: Yeni Nurfalah, S. Pd
Asal Institusi : SMAN 22 Bandung
Petunjuk: Pada langkah ini, Anda akan melakukan eksplorasi penyebab-penyebab masalah yang
telah diidentifikasi sebelumnya. Gunakan petunjuk berikut untuk membantu Anda dalam eksplorasi
penyebab masalah:

1. Kajian Literatur
● Lakukan pencarian literatur terkait masalah yang diidentifikasi.
● Baca artikel, jurnal, buku, atau sumber informasi lain yang relevan dengan topik
masalah.
● Identifikasi faktor-faktor yang dikaitkan dengan masalah tersebut berdasarkan temuan
dalam literatur.
2. Wawancara dengan Guru/Kepala Sekolah/Pengawas Sekolah/Rekan Sejawat di Sekolah:
● Ajukan pertanyaan kepada guru, kepala sekolah, pengawas sekolah, atau rekan
sejawat yang memiliki pengalaman terkait masalah yang diidentifikasi.
● Tanyakan pengalaman, pandangan, dan pemikiran mereka mengenai penyebab
masalah tersebut.
● Catat informasi yang diperoleh dari wawancara sebagai referensi untuk menganalisis
penyebab masalah.
3. Wawancara dengan Pakar dan Pihak Terkait Lainnya:
● Carilah pakar atau pihak terkait lainnya yang memiliki keahlian atau pengalaman
dalam masalah yang diidentifikasi.
● Lakukan wawancara dengan pakar tersebut untuk mendapatkan wawasan dan
pemahaman lebih mendalam tentang penyebab masalah.
● Tanyakan saran atau rekomendasi mereka mengenai langkah-langkah yang dapat
diambil untuk mengatasi masalah tersebut.
● Mintalah masukan, arahan, dan saran dari mereka untuk membantu Anda
menganalisis penyebab masalah secara lebih mendalam.

Setelah Anda mengumpulkan informasi dari langkah-langkah di atas, Anda dapat menggunakan data
yang terkumpul sebagai dasar untuk menganalisis dan mengidentifikasi penyebab masalah yang lebih
spesifik. Selanjutnya, langkah selanjutnya adalah merencanakan strategi dan tindakan yang tepat
untuk mengatasi masalah tersebut.

Tabel Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah

No Masalah yang telah Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi


diidentifikasi penyebab masalah

1 1.1 Pedagogik I. kajian hasil Literatur.


Guru mengajar masih Guru kurang mampu
sebagian besar 1.1 Ghafur, M. 2009. Kendala melaksanakan proses
menggunakan metode Penerapan TIK di Bidang
pembelajaran yang menuju
ceramah, yang sebetulnya Pendidikan. Jakarta: Universitas keterampilan aplikatif,
ada metode lain lebih Indonesia. dalam proses pembelajaran
interaktif dengan https://staff.blog.ui.ac.id/harrybs/200
berlangsung guru jarang
memperdayagunakan 9/04/22/kendalapenerapantik di
menggunakan teknologi
teknologi, meskipun tidak bidang pendidikan. Diakses tanggalinformasi dalam proses
semua penggunaan 27 Agustus 2015, adalah: belajar mengajar. Adapun
teknologi tepat untuk faktor-faktor yang
Belum semua guru memanfaatkan TIK
pembelajaran setidaknya menyebabkan kesulitan
peserta didik dapat dalam menyelenggarakan kegiatan tersebut adalah (1)
mengetahui bahwa ada pembelajaran yang diampunya kurangnya pelatihan atau
suatu pencapaian walaupun mereka telah memahami workshop tentang
kompetensi dasar yang bahwa strategi pembelajaran yang kurikulum merdeka, (2)
membutuhkan penalaran demikian ini sangat menunjang atau kurangnya sarana dan
IT membantu tingkat penguasaan peserta prasarana dalam
* Gejala Kurang didik terhadap materi pelajaran. pembelajaran disekolah, (3)
memperdayagunakan Kendala pemanfaatan TIK oleh guru kurangnya pemahaman
teknologi: adalah: tidak adanya akses, tidak terhadap kompetensi inti
1. tidak ada akses adaanya sarana TIK, pembelajaran dan kompetensi dasar,, (5)
2. tidak ada sarana TIK tidak mengintegrasikan TIK, guru tidak guru masih menerapkan
3. pembelajaran tidak memiliki pengetahuan tentang TIK, dan pembelajaran
mengintegrasikan TIK tidak adanya kemauan guru untuk konvensional, sehingga
4. guru tidak memiliki memanfaatkan TIK. Sehingga solusi kurang menggali
pengetahuan tentang TIK dari kendala pemanfaaatan TIK adalah: kemampuan siswa, (6) guru
5. tidak adanya kemauan dilakukan sosialisasi yang kurang kreatif dalam
guru untuk memanfaatkan terusmenerus tentang potensi, manfaat, menerapkan model dan
TIK dan pentingnya TIK di dalam kegiatan metode pembelajaran, (7)
pembelajaran sehingga ada dukungan kemampuan guru dalam
kebijakan, tidak hanya dari pemerintah pemanfaatan teknologi,
pusat, pemerintah daerah, instansi informasi dan teknologi
swasta tetapi juga dari kepala sekolah, masih lemah. Solusi yang
dilaksanakan pelatihan yang lebih ditawarkan untuk
intensif dengan waktu yang lebih mengatasi kesulitan
longgar atau memadai sehingga tersebut adalah: (1) perlu
dimungkinkan bagi guru untuk diadakan
mempraktekkan hasil pelatihan di pelatihan/workshop tentang
dalam kelas, para guru merespons kurikulum merdeka, (2)
kemajuan TIK secara positif dengan guru harus lebih banyak
tindakan nyata melalui pemanfaatan belajar dan membaca
TIK di dalam kegiatan pembelajaran tentang implementasi
yang menjadi tugas profesionalnya, dan kurikulum merdeka, (3)
dilaksanakan pengadaan perangkat TIK guru harus lebih kretif
di sekolah secara bertahap dan dalam menerapkan
berkelajutan, baik melalui pemerintah, model/metode
pihak swasta maupun masyarakat. pembelajaran yang
berpusat pada siswa, (4)
kemampuan guru dalam
1.2 Analisis Kebutuhan Bahan
bidang teknologi, informasi
Ajar Matematika Berbasis
dan komunikasi harus
Teknologi Informasi di SMA IT
ditingkatkan dengan
Albayyinah Pekanbaru
mengikuti
Heni Rahmadani, Yenita Roza, Atma workshop/pelatihan.
Murni (
http://dx.doi.org/10.24014/juring.v1i1.
5230)
Guru dan siswa menggunakan bahan
lain selain buku dari sekolah untuk
membantu dalam memahami suatu
materi; dan, Guru dan siswa
membutuhkan bahan ajar berbasis IT
yang dapat digunakan untuk
mempelajari konsep fungsi
trigonometri, karena sejalan dengan
perkembangan informasi dan teknologi.
Dengan demikian, dapat dipahami
bahwa bahan ajar berbasis IT
diperlukan.

1.3.Pengukuran Technological
Pedagogical Content Knowledge
untuk Guru Matematika SMA di
Daerah Tertinggal
Nena Restiana, Heni Pujiastuti (
https://doi.org/10.31980/mosharafa.
v8i1.407)
Teknologi informasi dan komunikasi
(TIK) telah berkembang begitu pesat
dalam satu dekade terakhir ini.
Perkembangan tersebut mengakibatkan
banyak perubahan hampir di segala
bidang, tak terkecuali bidang
pendidikan. Pemanfaatan TIK dalam
bidang pendidikan, salah satunya
dibutuhkan sebagai upaya efisiensi dan
efektifitas proses pembelajaran. Akan
tetapi, ada banyak hambatan yang
dihadapi dalam penerapannya,
diantaranya kurangnya pemahaman
guru terhadap teknologi. Penelitian ini
berupaya mendeskripsikan pemahaman
guru tersebut, ditinjau dari kerangka
kerja TPACK (Technological,
Pedagogical and Content Knowledge).
Penelitian ini dilakukan terhadap 24
guru matematika SMA di daerah
tertinggal di propinsi Banten. Penelitian
ini menggunakan pendekatan deskriptif
kuantitatif.

2. Hasil wawancara
Berikut ini Hasil simpulan dari
beberapa narasumber, diantaranya
Wakil kepala sekolah, dan rekan
sejawat sebagai berikut:

2.1 Sarana alat informatika yang masih


kurang memadai sehingga
pengunaannya berebut

2.2 Dikarenakan siswa banyak dan


penggunaanya secara bersama-sama
maka kecepatan akses akan melambat
walaupun setiap tahun kita tabah daya
hotspot-nya.
2.3 Beragam permasalahan yang
dihadapi guru dan siswa harus
meningkatkan kekreatifan dan
kemampuan dalam penguasaan
teknologi pembelajaran dengan
mencari model pembelajaran yang
cocok dengan kondisi belajar. Jadi
masih bingung dalam pemilihan bahan
ajar, dan mengaplikan materi apa yang
cocok dalam penggunaan teknologi.

1.2.1 Kajian Hasil Literatur


1.2.1.1 (Damayanti et al.,
2020).https://online -jurnal.unja.ac.id
media pembelajaran yang kurang
mendukung dalam proses belajar,
terlalu banyak hafalan, terlalu banyak
tugas dan tekanan mata pelajaran
lainnya sehingga siswa mengalami
kejenuhan belajar

1.2.1.2. Atis Budiyani, Rina Marlina,


Kurnia Eka Lestari (2021) (Analisis
Motivasi Belajar Siswa Terhadap
Hasil Belajar
Matematika)https://neliti.com
Siswa dengan motivasi belajar yang
rendah akan berpengaruh dengan hasil
belajar yang juga rendah, Motivasi
belajar tidak hanya bersumber dari diri
sendiri (instrinsik) tetapi juga dari
orang lain baik itu keluarga, sahabat,
guru, masyarakat dan lain-lain.

1.2.1.3 Pengaruh Gadget Terhadap


Motivasi Belajar Siswa SMA (
https://smadwiwarna.com )
Tingkat konsentrasinya akan
mengalami penurunan. Dimana
konsentrasinya menjadi lebih pendek
dan menjadi anti-sosial karena sudah
tidak peduli lagi dengan lingkungan
sekitar. Penurunan konsentrasi akan
sangat terlihat apabila sedang belajar.

1.2.1.4 Hubungan Kolerasi motivasi


belajar dan pemahaman matematis
siswa terhadap Hasil belajar
matematika (Sofia Nurul Hikmah,
Very Hendra Saputra 2022)
https://doi.org/10.33365/ji-
mr.v3i1.1826

Hasil analisis ditemukan masih banyak


siswa yang pemahaman matematisnya
kurang dan motivasi belajarnya rendah,
akibatnya hasil belajar yang didapat
siswa kurang memuaskan atau kurang
optimal.

1.2 Sumber Wawancara dengan


wakil kepala sekolah, teman sejawat
1.2.1. mereka tidak menyukai pelajaran
matematika. Alasan yang diberikan
siswa yaitu kurang mengerti dengan
materi matematika karena matematika
merupakan pelajaran yang sulit
1.2.2. cara menyajikan materi pelajaran
yang disampaikan kurang menarik dan
kurangnya kreativitas dan inovasi guru
dalam mengelola kelas.
1.2.3. faktor intern meliputi : kondisi
kesehatan, minat, bakat, motivasi,
kebiasaan belajar. faktor ekstern
meliputi : lingkungan keluarga,
lingkungan sekolah, lingkungan
masyarakat.

1.3.1. Kajian Literasi


1.3.1.1. kurangnya kebiasaan membaca,
serta lingkungan sekolah kurang
mendukung, peran perpustakaan belum
maksimal, keterbatasan buku/bahan
bacaan, keluarga kurang mendukung,
dan pengaruh menonton televisi serta
penggunaan handphone

(htpp:/universitaspahlawan.ac.id

1.3.1.2. http://wahidpriyatna.com
Belum adanya pembiasaan membaca.
Pembiasaan ini bisa dimulai dengan
menyediakan bacaan yang beragam dan
menarik serta membuat ruang baca
publik yang nyaman dan kekinian di
dalam sekolah. Ruang baca publik yang
kekinian ini bisa menjadi peluang
kampanye literasi dan numerasi melalui
media sosial sehingga lebih banyak
siswa yang termotivasi untuk datang
dan membaca.

2. Hasil wawancara
1.3.2.1. Memotivasi orang tua peserta
didik dengan cara mengundangnya
ketika penerimaan rapor setiap
semester dan memberikan pengarahan
kepadanya tentang prestasi anaknya di
sekolah supaya lebih ditingkatkan, dan
penataan meningkatan minat baca
dimana perpustakaan diperbaiki supaya
peserta didik tertarik mengunjungi dan
membaca buku di perpustakaan.

1.3.2.2 http://core.ac.uk
pembelajaran yang diterapkan guru
1.2 Peserta didik masih
yaitu dominan mengerjakan soal dan
memiliki motivasi
jarang memanfaatkan soal yang 1. guru kurang mampu
belajar yang rendah
berkaitan dengan literasi. melakukan proses
*Gejala peserta didik pembelajaran yang
1.4 Kajian literatur
kurang motivasi belajar membuat peserta didik
1. Cenderung cepat bosan 1.4.1. http://repo.undiksha.ac.id menjadi ingin melakukan
dengan kegiatan belajar, pengamatan dan
2. Kurang semangat dalam siswa di Indonesia rendah dalam eksperimen
belajar, karena berbagai numerasi suatu masalah yaitu
faktor terutama dukungan kurangnya pengenalan latihan soal 2.siswa dengan motivasi
keluarga berbasis numerasi yang diberikan belajar tinggi memiliki
3. Perhatiannya tidak kepada siswa untuk melatih kemampuan pemecahan
fokus pada kemampuannya, sehingga siswa merasa masalah yang cenderung
pembelajaran,karena kesulitan dalam menyelesaikannya baik, siswa mampu
terbiasa bermain gadget (Fiangga, 2019). Oleh karena itu mememuhi empat indikator
4. Hal-hal yang membuat keterampilan guru dalam menyusun pemecahan masalah
diri merasa kesulitan dan menyajikan soal-soal berbasis menurut polya yaitu (1)
dalam memecahkan soal, numerasi untuk melatih kemampuan memahami masalah, (2)
karena belum terbiasa literasi numerasi siswa sangat membuat rencana, (3)
dalam soal pemecahan dibutuhkan apalagi untuk siswa di melaksanakan rencana, (4)
masalah sehingga Sekolah Dasar. Pada saat ini, setiap mengecek kembali. Siswa
menunda mengerjakan pembelajaran di Sekolah Dasar dengan motivasi belajar
tugas sekolah. umumnya mewajibkan tematik sedang memiliki
(Kemendikbud, 2016). Pelaksanaan kemampuan pemecahan
untuk menerapkan tematik di tingkat masalah sedang, siswa
sekolah dasar, nyatanya belum dapat mampu memenuhi
memberikan jaminan 4 terhadap indikator memahami
pengalaman siswa dalam memecahkan masalah dan membuat
masalah berbasis numerasi dikarenakan rencana tetapi siswa
hal tersebut berkaitan dengan bermasalah dalam
kreativitas siswa. melaksankan rencana
penyelesaian.
1.4.2.https://www.jppipa.unram.ac.id
Kemampuan Integensi yang rendah
sehingga sulit untuk menerjemahkan
berkaitan dengan angka(numerasi)

Hasil Wawancara dengan wakil kepala


sekolah, dan teman sejawat
1. Banyak guru kurang melatih
siswa dalam hal yang berkaitan
dengan pencapaian kompetensi
berbasis numerasi
2. Perlu adanya pelatihan untuk
guru tentang masalah
pembelajaran yang berkaitan
dengan numerasi

1.3.Literasi
Sebagian besar peserta
didik masih kurang
dalam pemahaman
konsep yang berkaitan
dengan membaca
(literasi)

*Gejala Kurang Literasi


terhadap Pembelajaran
Ada 2 faktor yaitu faktor
internal dan faktor
eksternal.
1. Fakor internal meliputi
rendahnya kemampuan
minat baca siswa, dan
rendahnya motivasi baca
siswa di dalam diri pribadi
seorang siswa
2. Faktor eksternal
meliputi kurangnya
perhatian orang tua,
pengaruh televisi dan
handphone, pengaruh
teman bermain,
kemampuan guru, serta
sarana dan prasarana yang
kurang memadai. Upaya
yang dapat dilakukan guru
untuk mengatasi
permasalahan rendahnya
kemampuan literasi baca-
tulis siswa adalah dengan
cara memberi motivasi,
menerapkan kegiatan
literasi baca-
tulis,meningkatkan
kemampuan guru, dan
melakukan kolaborasi atau
kerjasama dengan orang
tua siswa

1.4 Numerasi dimana guru kurang mampu


peserta didik tidak melakukan proses
mampu membaca pembelajaran yang
berkaitan dengan menumbuhkan kreatifitas
hitungan. peserta didik peserta didik. Sedangkan
belum dapat menerapkan kesulitan-kesulitan yang
langkah-langkah teks dihadapi peserta didik
prosedur yang mendukung dalam
komponen numerasi mengimplementasikan
kurikulum merdeka pada
Gejala kurang numerasi mata pelajaran matematika,
dalam menerjemahkan antara lain: (1) peserta
materi hitungan didik mengalami kesulitan
1. Tidak menyukai dalam memahami isi,
hal yang berhubungan contoh-contoh dan bahasa
dengan angka dalam buku teks, (2)
2. Belum adanya peserta didik jarang dilatih
pembiasaan membaca. melakukan pengamatan dan
Pembiasaan ini bisa percobaan,dalam
dimulai dengan menerjemahkan
menyediakan bacaan pembahasan literasi -
yang beragam dan numerasi
menarik serta membuat
ruang baca publik yang 2.materi dan contoh soal
nyaman dan kekinian di yang disajikan dalam buku
dalam sekolah. Ruang teks sulit dipahami oleh
baca publik yang siswa
kekinian ini bisa
menjadi peluang
kampanye literasi dan
numerasi melalui media
sosial sehingga lebih
banyak siswa yang
termotivasi untuk datang
dan membaca.

2 Pemahaman / pemanfaatan Kajian Literatur


model pembelajaran
inovatif berdasarkan 1.Pembelajaran inovatif abad
karakteristik materi dan
siswa 21(Iwayansatyasa.semnar.uad.ac.id)

Gejala pembelajaran Pembelajaran yang dibutuhkan adanya


inovatif dalam sebagai fasilitator kreatif, mediator
pemahamannya masih dinamis, dan pembimbing serta penilai
kurang yang humanis, sehingga pembelajaran
1.Kurang terampilnya berjalan baik, bukan guru sebagai pusat
guru dalam membuat pembelajaran melaikan siswa.
suasana pembelajaran
yang menarik yang banyak 2. https://ejurnal.stitpn.ac.id
referensinya dalam sistem pembelajaan inovatif ini bertujuan agar
teknologi peserta didik merasa nyaman dan
senang
2.Belum siapnya
menerima tantangan masa dalam pembelajaran namun tidak
depan yang semakin melupakan aspek terpenting yaitu
kompetitif materi yang dapat dipelajari dalam
kehidupan sehari-hari.
2. Hasil Wawancara dengan wakil
kepala sekolah dan teman sejawat
1.Belum memahami karakterristik
siswa( pembelajaran terdiferensiasi)
2. Tidak melakukan asesmen
diagnostik

Anda mungkin juga menyukai