Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM PENGINDERAAN JAUH

ACARA V
PENAJAMAN DAN PEMFILTERAN
CITRA DIGITAL

Disusun oleh:
Eka Putri Syelina Daud
22314010
Kelas B

Dosen Pengampu:
Ardhi Arnanto, S.PD., M.Sc.

PROGRAM DIPLOMA IV PERTANAHAN


SEKOLAH TINGGI PERTANAHAN NASIONAL
YOGYAKARTA
2022/2023
I. TUJUAN
1. Saya mampu menampilkan dan menganalisis histogram citra digital;
2. Saya mampu melakukan beberapa teknik penajaman dan pemfilteran citra digital;
3. Saya dapat mengetahui kegunaan dari teknik penajaman dan pemfilteran citra digital.

II. ALAT DAN BAHAN


1. Citra digital landsat
2. Laptop
3. Perangkat lunak ENVI ….

III. DASAR TEORI


3.1. Penajaman Kontras
Penajaman kontras diterapkan untuk memperoleh kesan kontras citra yang lebih tinggi.
Hal ini dapat dilakukan dengan mentransformasi seluruh nilai kecerahan. Hasilnya berupa
citra dengan nilai kecerahan maksimum baru yang lebih tinggi dari nilai maksimum awal, dan
nilai minimum baru yang (pada umumnya) lebih rendah dari nilai minimum awal. Penajaman
kontras citra adalah proses mengubah perbedaan kecerahan antara piksel dalam citra. Ini
dapat membantu meningkatkan detail dalam citra dan membuatnya lebih mudah untuk dilihat
dan dianalisis.
Ada beberapa teknik yang dapat digunakan untuk melakukan penajaman kontras pada citra,
termasuk:
1. Histogram Equalization: teknik yang digunakan untuk meningkatkan kejelasan citra
dengan memperluas rentang nilai intensitas yang digunakan dalam citra. Ini dilakukan
dengan menyeimbangkan distribusi intensitas piksel dalam citra.
2. Contrast Stretching: teknik yang digunakan untuk meningkatkan kontras pada citra
dengan menyesuaikan rentang intensitas piksel dalam citra. Ini dapat dilakukan
dengan menyesuaikan nilai minimum dan maksimum intensitas piksel.
3. Unsharp Masking: teknik yang melibatkan membuat salinan citra yang dihaluskan dan
kemudian mengurangkan salinan ini dari citra asli untuk meningkatkan detail yang
tajam.
4. High Pass Filtering: teknik yang digunakan untuk menghapus komponen rendah
frekuensi dalam citra, meningkatkan detail dan menambahkan kontras pada citra.
5. Adaptive Contrast Enhancement: teknik yang mengkombinasikan teknik kontras
tradisional dengan penyesuaian lokal berdasarkan struktur dalam citra.
3.1.1. Perentangan kontras (linear contrast stretching)
Kontras citra dapat dimanipulasi dengan merentangan nilai kecerahan pikselnya.
Perentangan yang efektif dapat dilakukan dengan memperhatikan bentuk histogramnya. Citra
asli, yang biasanya mempunyai julat nilai lebih sempit dari 0 – 255, perlu direntangkan
sehingga kualitas citranya menjadi lebih baik. Hasil perentangan ini adalah citra baru, yang
bila digambarkan histogramnya berupa kurva yang lebih lebar.
Perentangan kontras citra adalah proses mengurangi perbedaan kecerahan antara piksel dalam
citra. Ini biasanya dilakukan untuk mengurangi noise atau ketidakseimbangan dalam citra
yang dapat mengganggu analisis atau pengolahan lebih lanjut.
Beberapa teknik yang dapat digunakan untuk melakukan perentangan kontras pada citra
adalah:
1. Linear Contrast Reduction: teknik ini melibatkan pengurangan kontras citra dengan
mengurangi rentang intensitas piksel dalam citra. Ini dapat dilakukan dengan
menggunakan transformasi linier sederhana pada intensitas piksel.
2. Non-linear Contrast Reduction: teknik ini melibatkan menggunakan fungsi matematis
non-linear untuk mengurangi kontras citra. Contohnya adalah teknik Logarithmic
Compression, yang menggunakan logaritma untuk mengurangi perbedaan kecerahan
antara piksel dalam citra.
3. Spatial Filtering: teknik ini melibatkan penggunaan filter spasial untuk mengurangi
kontras dalam citra. Filter spasial dapat menghilangkan detail tinggi frekuensi dan
meratakan intensitas piksel dalam citra.
Pilihan teknik yang digunakan untuk perentangan kontras citra tergantung pada jenis citra dan
tujuan pengolahan citra yang diinginkan. Namun, perlu diingat bahwa terlalu banyak
perentangan kontras dapat menyebabkan hilangnya detail penting dalam citra. Oleh karena
itu, perentangan kontras harus dilakukan dengan hati-hati dan secara selektif pada area
tertentu di dalam citra jika memang diperlukan.
3.1.2. Ekualisasi histogram
Teknik penajaman kontras yang diuraikan di atas adalah suatu teknik penajaman kontras
linier. Selain perentangan linier, terdapat teknik penajaman dengan cara ekualisasi histogram.
Secara garis besar, algoritma ekualisasi histogram ini dapat dibagi menjadi tiga tahap.
Pertama, dilakukan penghitungan untuk menurunkan histogram citra yang akan dipertajam.
Kedua, si operator kemudian menentukan jumlah kelas kecerahan yang baru (misal 32). Data
nilai piksel (NP) seluruh citra nantinya akan didistribusikan kembali ke masing-masing kelas
tersebut. Ketiga, program akan menghitung dan menandai piksel demi piksel, untuk
kemudian mengelompokkan mereka dalam jumlah yang kurang lebih sama ke tiap kelas
kecerahan yang tersedia.
Ekualisasi histogram menghasilkan citra dengan kekontrasan maksimum, bila
pengambilan julat nilai kecerahannya tepat seperti halnya pada perentangan kontras linier.
Pengambilan ini dikatakan tepat bila julat nilai tersebut mewakili populasi terbanyak dalam
histogram.
Ekualisasi histogram citra adalah proses untuk meningkatkan kontras dan kejelasan citra
dengan menyeimbangkan distribusi intensitas piksel dalam citra. Tujuannya adalah untuk
mendapatkan citra dengan histogram yang lebih merata sehingga detail yang tersembunyi
dalam bayangan atau highlight dapat ditingkatkan dan menjadi lebih mudah dilihat.
Proses ekualisasi histogram citra melibatkan langkah-langkah berikut:
1. Hitung histogram citra, yaitu distribusi frekuensi dari nilai intensitas piksel dalam
citra.
2. Normalisasi histogram citra dengan membagi setiap bin histogram oleh jumlah piksel
total dalam citra, sehingga histogram normalisasi memiliki nilai maksimum 1.
3. Hitung fungsi distribusi kumulatif (CDF) dari histogram normalisasi. CDF adalah
jumlah frekuensi dari histogram normalisasi untuk semua intensitas piksel sampai
dengan intensitas tertentu.
4. Lakukan transformasi pada setiap piksel dalam citra dengan mengganti nilai
intensitasnya dengan nilai intensitas baru yang diperoleh dari memetakan nilai
intensitas lama ke CDF.
5. Hitung histogram baru dari citra yang telah ditransformasikan.
6. Normalisasi histogram baru dan lakukan penyesuaian skala jika diperlukan.
7. Citra hasil ekualisasi histogram siap digunakan.
Hasil ekualisasi histogram citra dapat sangat bergantung pada distribusi intensitas piksel asli
dalam citra. Dalam beberapa kasus, teknik ini dapat menghasilkan citra yang terlalu kontras
atau tidak realistis, terutama jika ada beberapa piksel dengan intensitas yang sangat tinggi
atau rendah. Oleh karena itu, teknik ini harus digunakan dengan hati-hati dan
dipertimbangkan untuk setiap citra secara individu.

3.2. Pemfilteran
Pemfilteran (spatial filtering) sebenarnya merupakan kelompok operasi tersendiri, dan
bukan hanya penajaman. Swain dan Davis (1978) memberikan batasan filter sebagai
mekanisme yang dapat mengubah sinyal-sinyal optis, elektronis ataupun digital, sesuai
dengan kriteria tertentu. Lebih lanjut, keduanya menyatakan bahwa pemfilteran adalah suatu
cara untuk ekstraksi bagian data tertentu dari suatu himpunan data, dengan menghilangkan
bagian-bagian data yang tidak diinginkan.
Pemfilteran citra adalah teknik pengolahan citra yang bertujuan untuk mengurangi noise
atau memperbaiki kualitas citra. Pemfilteran citra melibatkan aplikasi filter ke citra untuk
menghilangkan komponen yang tidak diinginkan atau meratakan intensitas piksel dalam citra.
Beberapa jenis filter citra yang sering digunakan adalah sebagai berikut:
1. Filter Median: filter ini digunakan untuk menghilangkan noise salt-and-pepper dari
citra. Filter Median mengganti nilai piksel dengan nilai median di sekitarnya.
2. Filter Rata-rata: filter ini digunakan untuk meratakan intensitas piksel dalam citra.
Filter Rata-rata mengganti nilai piksel dengan nilai rata-rata dari piksel di sekitarnya.
3. Filter Gaussian: filter ini digunakan untuk mengurangi noise Gaussian dari citra. Filter
Gaussian meratakan intensitas piksel dalam citra dengan menggunakan fungsi
Gaussian sebagai kernel filter.
4. Filter Laplacian: filter ini digunakan untuk meningkatkan detail pada citra dengan
menekankan perbedaan intensitas yang tajam. Filter Laplacian dapat digunakan untuk
meningkatkan tepi atau menyorot detail pada citra.
5. Filter Sobel: filter ini digunakan untuk mendeteksi tepi pada citra dengan menghitung
perbedaan intensitas di sekitar setiap piksel. Filter Sobel sering digunakan dalam
penglihatan komputer untuk mendeteksi tepi pada objek.
Pilihan filter citra yang digunakan tergantung pada jenis noise yang harus dihilangkan atau
perbaikan kualitas citra yang diinginkan. Oleh karena itu, pemilihan filter yang tepat dan
parameter filter yang optimal sangat penting untuk mendapatkan hasil yang baik dan
meminimalkan distorsi citra yang tidak diinginkan.
IV. LANGKAH KERJA
1. Buka program ENVI 4.5!
2. Buka file data citra satelit landsat
3. Lakukan proses perhitungan statistik untuk mendapatkan histogram citra saluran 1!
Perhitungan dapat dilakukan melalui menu Basic Tools | Statistic | Compute Statistics.
Pilihan Select Input File, klik file citra satelitnya untuk memilih file yang akan dihitung

statistiknya. Tekan button sehingga muncul jendela File Spectral Subset


kemudian pilih : landsat band 1

4. Setelah proses eksekusi perintah selesai maka akan muncul jendela Compute Statistics
Parameters, beri tanda centang (√) pada pilihan Histograms dan kemudian klik OK untuk
mengeksekusi perintah perhitungan statistiknya.
Pada jendela Statistics Result pilih tampilan histogram dengan mengganti pilihan button
select pot seperti dibawah ini.

Lakukan dengan langkah yang sama untuk saluran 5!

No Hal Yang Diamati Saluran 1 Saluran 5


1 Nilai piksel minimum 1 1
2 Nilai piksel maksimum 255 255

3 Jumlah bukit dalam 3 2


histogram

4 Pola sebaran nilai piksel Mengelompok Mengelompok

5. Coba analisa dan simpulkan hasil pengamatan histogram citra saluran 1 dan saluran 3
Hasil pengamatan saya pada histogram citra saluran 1, terdapat perbedaan keceharan
antara citra saluran 1 dan saluran 3 setelah dilakukan interactive stretching dan adanya
perbedaan pada nilai piksel minimum, maksimum, dari kedua saluran yang diamati.
6. Kemudian cocokan hasil analisa anda dengan gambar citra saluran 1 dan saluran 3!

Saluran 1

Saluran 3
7. Lakukan proses penajaman citra saluran 1 dan 3 dengan perentangan kontras linier
dengan posisi nilai piksel cutoffterletak pada prosentase kumulatif 5 – 8% dan nilai
saturationpada prosentase kumulatif 90 – 95%!
8. Penajaman citra dapat dilakukan melalui menu Enhance | Interactive Stretching yang
terdapat pada jendela utama tampilan citra (main windows). Masukkan nilai cutoff dan
nilai saturation sesuai dengan nilai piksel yang terletak di prosentase kumulatif yang telah
ditentukan dan kemudian klik button Apply!
9. Coba amati dan analisa perbedaan histogram citra asli dengan citra hasil penajaman serta
perbedaan kenampakan visual dari kedua citra tersebut!
Saluran 1 Saluran 1
No Hal Yang Diamati
Asli Hasil Penajaman
1 Nilai piksel minimum 1 5

2 Nilai piksel maksimum 255 112

3 Jumlah bukit dalam 3 3


histogram

4 Pola sebaran nilai piksel Mengelompok Mengelompok

NO Hal yang diamati Saluran asli 5 Saluran 5 hasil


penajaman
1 Nilai piksel minimum 1 3
2 Nilai piksel maksimum 255 25

3 Jumlah bukit dalam histogram 2 4

4 Pola sebaran nilai piksel Mengelompok Mengelompok

10. Aktifkan ke data citra saluran 1 dan 3 dan lakukan pemfilteran dengan filter low pass dan
high pass!
11. Proses pemfilteran dapat dilakukan melalui menu Filter |Convolutions and Morphology
sehingga muncul jendela Convolution and Morphology Tools . Pemilihan jenis filter
dilakukan melalui menu Convolution, pilih sesuai dengan jenis filter yang diinginkan
(Lowpass atau Highpas).

12. Amati perbedaan antara 2 citra hasil pemfilteran low pass dengan high pass!
Hasil high pass saluran 1
Hasil low pass saluran 1
Hasil high pass saluran 5

Hasil low pass saluran 5

13. Lakukan pemfilteran dengan filter Roberts Edge Detector dan coba amati perbedaan
dengan 2 jenis pemfilteran yang sebelumnya!
Hasil filter Roberts Edge Detector saluran 1

Hasil filter Roberts Edge Detector saluran 5

V. PEMBAHASAN
 Perentangan citra (image registration) pada perangkat lunak ENVI adalah proses pencocokan
citra yang berbeda, seperti citra dari waktu yang berbeda atau citra yang diambil dari sensor
yang berbeda, untuk menghasilkan citra yang terregistrasi secara akurat dan konsisten.
beberapa kegunaan perentangan citra pada ENVI:
Membandingkan citra yang diambil dari waktu yang berbeda: Dengan menggunakan
perentangan citra, Anda dapat membandingkan citra yang diambil pada waktu yang berbeda,
misalnya citra satelit dari musim panas dan musim dingin. Hal ini sangat berguna untuk
melacak perubahan lingkungan, seperti perubahan tutupan lahan, dan memantau kerusakan
alam.
Membuat citra mosaic: Perentangan citra dapat digunakan untuk menggabungkan beberapa
citra menjadi citra mosaic yang lebih besar dan terregistrasi dengan baik. Citra mosaic ini
dapat digunakan untuk memetakan daerah yang lebih luas, seperti daerah kota atau seluruh
wilayah suatu negara.
Koreksi geometrik: Perentangan citra juga dapat digunakan untuk mengkoreksi geometri pada
citra. Misalnya, Anda dapat mengkoreksi distorsi citra karena rotasi atau pengambilan citra
dengan sudut pandang yang berbeda.
Analisis multi-temporal: Dengan menggunakan citra yang terregistrasi dengan baik, Anda
dapat melakukan analisis multi-temporal, yaitu membandingkan citra yang diambil pada
waktu yang berbeda untuk melacak perubahan dalam waktu. Hal ini sangat berguna untuk
memantau dinamika lingkungan dan memprediksi potensi bencana.
Memetakan topografi: Perentangan citra juga dapat digunakan untuk memetakan topografi
dan membangun model digital elevasi (MDE) yang akurat. Hal ini dapat membantu dalam
berbagai aplikasi, seperti pemetaan kawasan rawan bencana atau penelitian geologi. Dengan
demikian, perentangan citra sangat berguna dalam pengolahan citra dan memungkinkan
pengguna untuk melakukan berbagai jenis analisis dan pemetaan dengan akurasi yang tinggi.
Teknik penajaman kontras dengan cara ekualisasi histogram pada perangkat lunak ENVI
adalah teknik yang cukup populer dan mudah dilakukan. Teknik ini dilakukan dengan
mengubah distribusi intensitas citra sehingga distribusi menjadi lebih merata dan
meningkatkan detail dalam citra.
 Filter high-pass dan low-pass pada ENVI adalah jenis filter spasial yang digunakan untuk
memproses citra digital. Kedua filter ini bekerja dengan cara yang berbeda dan memiliki efek
yang berbeda pada citra.
Filter high-pass (atau high-pass filter) adalah filter yang digunakan untuk meningkatkan
detail citra dengan menghilangkan komponen frekuensi rendah, yang dapat menyebabkan
citra tampak buram. Filter high-pass ini dapat meningkatkan kontras pada detail halus dalam
citra, tetapi juga dapat memperjelas noise atau gangguan pada citra. Filter high-pass sering
digunakan dalam pengolahan citra untuk meningkatkan detail pada citra satelit dan foto
udara. Sementara itu, filter low-pass (atau low-pass filter) digunakan untuk menghaluskan
citra dengan menghilangkan komponen frekuensi tinggi yang dapat menyebabkan citra
tampak berderak atau memiliki noise yang kuat. Filter low-pass ini dapat memperbaiki citra
yang buram atau kasar, tetapi juga dapat menyebabkan kehilangan detail pada citra. Filter
low-pass sering digunakan dalam pengolahan citra untuk mengurangi noise dan
meningkatkan kualitas citra. Kedua filter ini dapat diterapkan pada citra menggunakan
perangkat lunak ENVI dengan cara yang relatif mudah, dan dapat dikombinasikan dengan
teknik penajaman kontras lainnya untuk menghasilkan citra yang lebih jelas dan berkualitas
tinggi.
 Filter Low-pass
Filter ini paling sering di gunakan untuk memperhalus kenampakan citra.
Biasanya berbentuk jendela matriks 3 x 3 ataupun 5 x 5 yang tiap selnya berisi nilai integer
dengan perbedaan nilai yang tidak terlalu besar. Filter low pass pada perangkat lunak ENVI
adalah filter yang digunakan untuk memperhalus atau meratakan citra dengan mengurangi
informasi spasial tinggi dalam citra. Filter ini sangat berguna untuk menghilangkan noise atau
gangguan dalam citra.
Moving average filter atau mean fiter menghasilkan kenampakan halus, dimana nilai piksel
yang barumerupakan rerata dari hasil kvli tiap elemen matriks dengan nilai piksel yang
dimaksud
 filter high-pass
Filter high pass pada perangkat lunak ENVI adalah filter yang digunakan untuk meningkatkan
detail dan informasi spasial tinggi dalam citra. Filter ini bekerja dengan mengurangi informasi
spasial rendah dalam citra dan mempertahankan informasi spasial tinggi.
Filter high-pass biasa digunakan untuk menonjolkan perbedaan antara objek ataupun
perbedaan nilai, kondisi ataupun sifat antar objek yang diwakili oleh nilai piksel. Perbedaan
ini dapat ditonjolkan melalui teknik penajaman tepi(edge enhancement) dan juga penonjolan
kenampakan linear. Penajaman tepi sangat baik untuk menyajikan kenampakan objek yang
sangat bervariasi pada citra sehingga satu sama lain dapat dibedakan degan mudah. Filter-
highpass juga diterapkan dalam penyajian efek bayangan (shadow effect) sehingga
mempermudah analisis fisiografik. Filter high pass meliputi berbagai operasi lokal yang
mempertajam kesan. Namun dapat dikelompokan menjadi tiga. Perhatikan pembahasan
berikut.

VI. DAFTAR PUSTAKA


Danoedoro, P., 1996, Pengolahan Citra Digital Teori dan Aplikasinya Dalam Bidang
Penginderaan Jauh, Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta;
Danoedoro, P., 2002, Pedoman Praktikum Pemrosesan Citra Digital, Fakultas Geografi,
Unversitas Gadjah Mada, Yogyakarta;
Munir, R., 2004,Pengolahan Citra Digital, Informatika, Bandung;
Prahasta, E., 2008, Remote Sensing : Praktis Penginderaan Jauh dan Pengolahan Citra
Dijital Dengan Perangkat Lunak ER Mapper, Informatika, Bandung;
http://www.exelisvis.com/portals/0/tutorials/envi/ENVI_Quick_Start.pdf, diakses pada
tanggal 10 Desember 2012;
http://www.exelisvis.com/portals/0/tutorials/envi/ENVI_Intro.pdf, diakses pada tanggal 10
Desember 2012.
http://ganinsyah022.blogspot.com/2017/05/bab-6-penajaman-citra-dan-pemfilteran.html ,
diakses pada tanggal 25 maret 2023

Anda mungkin juga menyukai