Anda di halaman 1dari 3

NAMA : Jihan Masyhura Perankila

NIM : 04011282227171
KELAS : Beta/Delta
KELOMPOK : B7

LAPORAN INDIVIDU
LEARNING ISSUE DAN ANALISIS MASALAH

Learning Issue: Tetanus

PATOGENESIS
Tetanus merupakan penyakit akut yang menyerang susunan saraf tepi. Penyakit ini
muncul jika bakteri tetanus masuk ke tubuh manusia melalui luka, infeksi gigi, infeksi
telinga, pemotongan tali pusar yang tidak steril. Dalam tubuh manusia bakteri Clostridium
tetani akan berkembang biak dan menghasilkan eksotoksin yaitu tetanospamin yang akan
menyebabkan kekakuan dan spasme otot.
Tetanus disebabkan neurotoksin (tetanospasmin) dari bakteri Gram positif anaerob,
Clostridium tetani, dengan mula-mula 1 hingga 2 minggu setelah inokulasi bentuk spora ke
dalam darah tubuh yang mengalami cedera (periode inkubasi). Penyakit ini merupakan 1 dari
4 penyakit penting yang manifestasi klinis utamanya adalah hasil dari pengaruh kekuatan
eksotoksin (tetanus, gas ganggren, dipteri, botulisme). Tempat masuknya kuman penyakit ini
bisa berupa luka yang dalam yang berhubungan dengan kerusakan jaringan lokal,
tertanamnya benda asing atau sepsis dengan kontaminasi tanah, lecet yang dangkal dan kecil
atau luka geser yang terkontaminasi tanah, trauma pada jari tangan atau jari kaki yang
berhubungan dengan patah tulang jari dan luka pada pembedahan.
Tetanospasmin adalah toksin yang menyebabkan spasme, bekerja pada beberapa level
dari susunan syaraf pusat, dengan cara :
a. Toksin menghalangi neuromuscular transmission dengan cara menghambat pelepasan
acethyl-choline dari terminal nerve di otot.
b. Karakteristik spasme dari tetanus (seperti strichmine) terjadi karena toksin
mengganggu fungsi dari refleks synaptik di spinal cord.
c. Kejang pada tetanus, mungkin disebabkan pengikatan dari toksin oleh cerebral
ganglioside.
d. Beberapa penderita mengalami gangguan dari Autonomik Nervous System (ANS)
dengan gejala: berkeringat, hipertensi yang fluktuasi, periodisiti takikhardia, aritmia
jantung, peninggian cathecholamine dalam urine.
Kerja dari tetanospamin analog dengan strychninee, dimana ia mengintervensi fungsi dari
arcus refleks yaitu dengan cara menekan neuron spinal dan menginhibisi terhadap batang
otak.
Pada keadaan anaerobik, spora bakteri ini akan bergerminasi menjadi sel vegetatif.
Selanjutnya, toksin akan diproduksi dan menyebar ke seluruh bagian tubuh melalui peredaran
darah dan sistem limpa. Transpor terjadi pertama kali pada saraf motorik, lalu ke saraf
sensorik dan saraf otonom. Jika toksin telah masuk ke dalam sel, ia akan berdifusi keluar dan
akan masuk dan mempengaruhi ke neuron didekatnya. Apabila interneuron spinal
terpengaruh, gejala-gejala tetanus akan muncul. Toksin tersebut akan beraktivitas pada
tempat-tempat tertentu seperti pusat sistem saraf termasuk otak. Gejala kronis yang
ditimbulkan dari toksin tersebut adalah dengan memblok pelepasan dari neurotransmiter
sehingga terjadi kontraksi otot yang tidak terkontrol. Akibat dari tetanus adalah rigid
paralysis (kehilangan kemampuan untuk bergerak) pada voluntary muscles (otot yang
geraknya dapat dikontrol), sering disebut lockjaw karena biasanya pertama kali muncul pada
otot rahang dan wajah. Kematian biasanya disebabkan oleh kegagalan pernapasan dan rasio
kematian sangatlah tinggi

ANALISIS MASALAH
Apa hubungan kehigienisan luka dengan probabilitas infeksi bakteri?
Bakteri C. tetani menginfeksi seseorang melalui luka terbuka. Ketika seseorang memiliki
luka pada bagian tubuhnya maka spora bakteri ini bisa masuk melalui luka yang kotor. Luka
pada kulit memungkinkan bakteri masuk. Sehingg a setiap luka harus dibersihkan secara
menyeluruh untuk mencegah infeksi, perawatan luka yang tidak benar dapat mengakibatkan
masuknya mikroorganisme dan bakteri yang dapat menyebabkan timbulnya infeksi
Apa pemeriksaan yang bisa dilakukan untuk mengidentifikasi bakteri yang menginfeksi luka
Bapak T?
Untuk mengidentifikasi bakteri bisa dilakukan pemeriksaan langsung yaitu dengan:
a) Pemeriksaan mikroskopis adalah pemeriksaan bertujuan mengamati pergerakan,
pembelahan, bentuk dan ukuran. sel.
b) Pewarnaan adalah mengamati reaksi sel bakteri terhadap zat pewarna dan sistem
pewarnaannya. Tujuan dilakukan pewarnaan Gram adalah untuk mengetahui bakteri Gram
positif dan bakteri Gram negatif. Jika untuk mengetahui bakteri Tuberculosis menggunakan
pewarnaan tahan asam. Untuk melihat struktur bakteri dapat menggunakan pewarnaan
flagella, kapsul, spora, granula.
c) Aktivitas biomikia bakteri. Mikroba memiliki suatu karakteristik yang khas, yang dapat
dilihat dari karakteristik biokimianya.

Apakah umur Bapak T berhubungan dengan infeksi luka tersebut?


DAFTAR PUSTAKA

Adams. R.D,et al : Tetanus in :Principles of New'ology,McGraw-Hill,ed 1997, 1205- 1207.


Fan Z, Zhao Y, Wang S, Zhang F, Zhuang C. Clinical features and outcomes of tetanus: a
retrospective study. Infection and drug resistanc . 2019;12:1289.
Menkes, JH: Textbook of child Neurology, in Tetanus Neonatorun, ed. 3 th, Lea and
Frebringer, Philadelphia, 1985, 521-522.

Anda mungkin juga menyukai