Andi Mahmuddin - Koneksi Antar Materi

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 2

KONEKSI ANTAR MATERI

MANUSIA INDONESIA DARI PERSPEKTIF YANG BERAGAM


TOPIK 3

Nama : Andi Mahmuddin


ID SIMPKB : 7000150419
KELAS : IPA-5
PERINTAH
Mahasiswa membuat sebuah kesimpulan dan pesan kunci dengan mengaitkan pemahaman
dari Topik III dengan Topik I dan Topik II. Sejauh mana topik tentang identitas manusia
Indonesia menjadi sebuah pemahaman yang berkesinambungan dalam proses belajar.
Mahasiswa membangun perspektif kritis dengan mengacu pada Mata Kuliah Sosio-Kultural
dan Mata Kuliah Psikologi Perkembangan untuk melihat bagaimana latar belakang sosial
budaya dan pola asuh serta Mata Kuliah Pendidikan di Daerah Khusus.
PENYELESAIAN

Manusia Indonesia merupakan manusia multi budaya yang memiliki keberagaman agama,
kepercayaan, bahasa, suku, etnis, ras, dan kearifan lokal yang berbeda-beda yang disatukan
dalam semangat persatuan Bhineka Tunggal Ika. Selain itu, Manusia Indonesia adalah manusia
yang memiliki nilai kepercayaan terhadap tuhan yang maha esa (Religiusitas) dan
berpedoman pada Ideologi Pancasila sebagai falsafah hidup berbangsa dan bernegara.

Manusia Indonesia dalam konteks pendidikan seperti yang dikemukakan oleh Ki Hajar
Dewantara “Pendidikan adalah tempat persemaian segala benih-benih kebudayaan yang hidup
dalam masyarakat kebangsaan”. Dalam hal ini pendidikan harus berakar pada budaya
Indonesia atau sesuai dengan kodrat alam dimana peserta didik itu berada. Dalam proses
belajar, pemahaman identitas manusia Indonesia menjadi penting karena dapat membantu
peserta didik untuk mengenali kodrat alam sebagai manusia Indonesia sebagai berikut: 1)
Mengembangkan rasa cinta tanah air dan nasionalisme, 2) Membangun karakter yang luhur
dan bermartabat 3) Bersikap toleran dan menghargai perbedaan, dan 4) Berkontribusi positif
bagi bangsa dan negara.

Pancasila sebagai identitas manusia Indonesia memiliki sifat yang dinamis. Artinya, Nilai-nilai
yang terkandung dalam sila-sila pancasila relevan dengan perkembangan zaman. Hal ini
berkaitan dengan pendidikan yang sesuai dengan kodrat zaman peserta didik, dimana
pendidikan tidak hanya sekadar untuk mentransfer pengetahuan, tetapi juga untuk
mengembangkan budi pekerti, pikiran, dan keterampilan peserta didik yang sesuai dengan
tuntutan zaman. Saat ini, dalam konteks Implementasi Kurikulum Merdeka diterapkan Projek
Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) sebagai paya untuk mewujudkan Peserta Didik yang
mampu berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, yaitu beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berkebhinekaan global, gotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan
kreatif. P5 menjadi salah satu sarana pencapaian profil Pelajar Pancasila, memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mengalami pengetahuan sebagai proses penguatan
karakter sekaligus kesempatan belajar dari lingkungan sekitar.

Pendidik harus menerapkan konsep Manusia Indonesia dalam proses pembelajaran agar
peserta didik tidak hanya berkompetensi di bidang ilmu pengetahuan saja tetapi memiliki
identitas yang sesuai dengan karakteristik manusia Indonesia, menjunjung tinggi persatuan,
dan berbudaya.

Anda mungkin juga menyukai