A. Pendahuluan
Pelaksanaan upaya pencegahan gizi buruk dibagi dalam tiga tahap meliputi rencana
jangka pendek untuk tanggap darurat dengan menerapkan prosedur tatalaksana
penanggulangan gizi buruk dengan melaksanakan sistem kewaspadaan dini secara intensif
melalui pelacakan kasus dan penemuan kasus baru kemudian ditangani di puskesmas dan di
rumah sakit. Kemudian tahap pencegahan terhadap peningkatan status dengan koordinasi
lintas program dan lintas sektor, memberikan bantuan pangan, memberikan makanan
pendamping ASI (MP-ASI). Sedangakn tahap ketiga pengobatan penyakit, penyediaan air
bersih, memberikan penyuluhan gizi dan kesehatan terutama peningkatan ASI eksklusif
sejak lahir sampai 6 bulan kemudian diberikan makanan pendamping ASI setelah usia 6
bulan dengan meneruskan pemberian ASI sampai usia dua tahun.
B. Latar Belakang
Untuk mencegah terjadinya KLB gizi buruk dan mengetahui penyebab terjadinya gizi
buruk diperlukan sistim surveilans gizi yang berkelanjutan, salah satu bentuk kegiatannya
melalui pelacakan kasus. Surat Edaran Menteri Kesehatan RI Nomor 1209/Menkes/X/1998
tanggal 19 Oktober 1998 menyatakan untuk memperlakukan kasus kurang gizi berat sebagai
kejadian Luar Biasa (KLB), sehingga setiap kasus gizi buruk harus dilaporkan 1x24
jam;ditangani sesuai dengan tatalaksana gizi buruk yang standar baik rawat inap atau rawat
jalan;melakukan penyelidikan epidemiologis atau pelacakan kasus gizi buruk. Berdasarkan
laporan perkembangan gizi buruk pada tiap tahunnya mengalami peningkatan.
Selanjutnya sesuai Edaran Menteri Kesehatan RI Nomor 347/Menkes/IV/2008
tanggal 10 April 2008, suatu wilayah dinyatakan KLB gizi buruk apabila di wilayah
kabupaten / kota :ada peningkatan jumlah balita dengan berat badan dibawah garis merah
(BGM) pada KMS sebanyak 50% atau jumlah balita gizi buruk meningkat 2 kali lipat pada 4
bulan sebelumnya; ada perubahan pola konsumsi makanan pokok yang biasa dikonsumsi
masyarakat baik jenis,jumlah maupun frekuensi makan. Semakin Aktif pelaksanaan
surveilans gizi, maka semakin banyak kasus gizi buruk ditemukan dan dirujuk serta
dilaporkan.
C. TUJUAN
-Untuk megetahui kasus gizi buruk yang ditemukan secara tepat dan akurat
-Untuk mengetahui penyebab kejadian kasus gizi buruk & faktor resiko
-Menentukan jenis penanganan secara cepat, tepat dan efisien
F. SASARAN
Sasaran : Balita gizi buruk BB/TB, BB/U dan TB/U dan dengan tanda klinis di 4 desa.
Uraian Bulan
No
Kegiatan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
1 Surveilance
dan
Pelacakan X X
balita kurus
dan balita
pendek
H. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan untuk melihat apakah kegiatan sudah terlaksana
sesuai jadwal yang telah direncanakan. Evaluasi ini dilakukan 2 bulan dalam setahun sesuai
dengan jadwal kegiatan, dengan pelaporan hasil-hasil yang dicapai pada bulan tersebut.
Pelaporan dibuat dan dilaporkan kepada Kepala Puskesmas.
KERANGKA ACUAN
SURVEILANS GIZI