DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS PERAWATAN SUBAIM
Jl. Raya Jrengik Kecamatan Jrengik KabupatenSampang
WaktuPelaksanaan : ................................
Penanggung Jawab Kegiatan : PJ Perbaikan Gizi Masyarakat
Keluaran : 1. Teridentifikasinya balita gizi buruk
2. Tertanganinya balita gizi buruk
Biaya : Rp 3.000.000,00
SumberBiaya : BOK Tahun 2018
Pembiayaan : BOK
A. Pendahuluan
Status gizi anak balita telah mengalami perbaikan yang ditandai dengan
menurunnya prevalensi gizi kurang dari 24,5% (Susenas, 2005) menjadi 18,4% di
tahun 2007 dan tahun 2010 turun menjadi 17,9%, walaupun demikian masalah balita
pendek (stunting) masih tinggi yaitu sebesar 35,6% pada tahun 2010 dan 37,2%
pada tahun 2013 (Riskesdas 2013)
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
bidang Kesehatan 2015-2019 telah ditetapkan salah satu sasaran pembangunan
yang akan dicapai adalah menurunkan prevalensi gizi kurang menjadi setinggi-
tingginya 17% dan menurunkan prevalensi balita pendek menjadi setinggi-tingginya
28%.
Rencana Aksi Pembinaan Gizi Masyarakat telah ditetapkan 8 indikator
kinerja, yaitu: (1) balita ditimbang berat badannya; (2) balita gizi buruk mendapat
perawatan; (3) balita 6-59 bulan mendapat kapsul vitamin A; (4) bayi usia 0-6 bulan
mendapat ASI Eksklusif; (5) ibu hamil mendapat 90 tablet Fe; (6) rumah tangga
mengonsumsi garam beriodium; (7) kabupaten/kota melaksanakan surveilans gizi;
dan (8) penyediaan stok cadangan (buffer stock) Makanan Pendamping Air Susu Ibu
(MP-ASI) untuk daerah bencana.
B. Latar belakang
Pelacakan balita gizi buruk merupakan rangkaian kegiatan penyelidikan
epidemiologi terhadap balita gizi buruk. Surat Edaran Menkes No. 1209 tanggal 19
Oktober 1998 mengistruksikan agar memperlakukan setiap kasus gizi buruk sebagai
Kejadian Luar Biasa (KLB), sehingga setiap kasus baru harus segera dilaporkan
dalam 1 (satu) x 24 jam dan harus segera ditangani. Langkah Pelacakan balita gizi
buruk dimulai dari melakukan klarifikasi terhadap laporan adanya balita gizi buruk
baik darihasil pemeriksaan di fasilitas pelayanan kesehatan (Puskesmas dan
jaringannya, Rumah Sakit dan Dokter / Bidan Praktek Swasta) maupun hasil
penimbangan balita di posyandu serta dari laporan masyarakat (media massa, LSM
dan organisasi kemasyarakatan lainnya).
Setelah dilakukan klarifikasi, langkah berikutnya adalah melakukan
konfirmasi untuk menetapkan status gizi pada balita yang dilaporkan. Apabila hasil
konfirmasi menyatakan positif gizi buruk, maka dilanjutkan dengan kegiatan
penyelidikan kasus. Pelaksana pelacakan kasus gizi buruk adalah tenaga nutrisionis
/ ahli gizi atau tenaga pelaksana gizi di puskesmas.
No TahapanKegiatan Kegiatan
E. Sasaran/Peserta
1. Balita gizi buruk
2. Ibu balita gizi buruk
G. AlatdanBahan
Instrumen (form) pelacakan, timbangan BB, mideline
I. Penutup
Demikian Kerangka Acuan Kegiatan (KAK)/TOR ini dimaksudkan sebagai
acuan bagi pihak terkait dengan harapan agar pelaksanaan kegiatan ini dapat
terlaksana sesuai ketentuan dan aturan yang berlaku.
Subaim, ........................
Mengetahui,
KEPALA PUSKESMAS PELAKSANA KEGIATAN
PERAWATAN SUBAIM