Anda di halaman 1dari 26

S

egala puji hanya untuk Allah Swt. semata, yang telah


mencukupkan segala kebutuhan hamba-Nya.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan
kepada Nabi kita yang terpilih dan termulia saw., serta
keluarganya dan para sahabatnya, juga kepada mereka yang

Trik dan Tips Leadership Ala Sunnah Nabawiyah | 1


terus istikamah mengikuti jejak dan langkahnya hingga hari
kiamat tiba. Waba’du.
Allah Swt. telah mengutus Nabi kita Muhammad saw.
dengan membawa Islam yang agung, dan meridhainya (Islam)
sebagai agama (ideologi) untuk mengatur setiap interaksi
kita dengan-Nya, dengan diri kita sendiri, dan dengan
sesamanya di antara umat manusia melalui hukum-hukum
yang sifatnya global maupun yang terperinci, berdasarkan
ayat-ayat yang mulia dan hadis-hadis nabawi yang bertabur
petunjuk untuk keselamatan perjalanan manusia menuju
ridha-Nya.
Allah Swt. telah menjadikan masalah administrasi dan
regulasinya di antara perkara-perkara mubah. Untuk itu,
Allah Swt. menyerahkan kepada kita manajemen lembaga-
lembaga perdagangan, ilmiyah, pertanian dan industri
melalui berbagai regulasi yang sesuai dan memudahkan
terlaksananya urusan, serta mengatur interaksi antara
atasan dan bawahan, antara pimpinan dan anak buahnya.
Rasulullah Muhammad al-Mustafa saw. telah bersabda:

ْ ُ َ ْ ُ ْ َ ُ َ ْ َ ْ ُ ْ َ
«‫»أن أع ِم ِر دنيا‬

“Kalian lebih mengetahui tentang urusan dunia kalian.” (HR.


Muslim, no. 2363).

2 | Ismat Awni al-Hammouri


Rasulullah saw. juga bersabda:

ً َ ً ْ َ ‫َ ْ ُ ْ ُ َ َ َ ُ ُ ْ ﱠ‬
‫طا َح ﱠر َم َح َو‬ ِ ِ  #‫»وا(س ِ&ون ع‬
‫و!م ِإ‬
ً ََ ‫َ َﱠ‬
«‫أحل حراما‬

“Kaum muslim wajib berpegang pada syarat-syarat mereka,


kecuali syarat yang mengharamkan hal yang halal atau
menghalalkan yang haram.” (HR. Tirmidzi, dalam Sunan-nya,
dengan status hadis Hasan Shahih).

Dengan melihat petunjuk Nabi saw. dan semoga Allah


Swt. memberkati serta menolong kami, bahwa kami akan
membuat catatan ringkas dan jelas tertang tip dan trik mahal
yang akan membantu para pemimpin, direktur dan bos untuk
menyelesaikan pekerjaannya dengan sukses. Ingat, Allah-lah
sang Penolong ke jalan kebenaran.
Rasulullah saw. bersabda, sebagaimana yang
diriwayatkan oleh Imam Muslim dalah Shahih-nya:

‫ﱠ‬ َ ْ َ ٌ ُ ْ َ ْ ُ ‫ُﱡ ُ ْ َ َ ُﱡ‬


«‫ مسئول عن ر ِعي ِت ِه‬24‫ ر ٍاع و‬24 »

“Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan


dimintai pertanggung jawaban atas yang dipimpinnya.” (HR.
Muslim, Kitāb al-Imārah, Bab Keutamaan Pemimpin yang Adil,
Sanksi bagi yang Zalim, Dorongan untuk Lemah Lembut pada

Trik dan Tips Leadership Ala Sunnah Nabawiyah | 3


Rakyat, serta Larangan Menyusahkan Mereka, hlm. 933, hadis
no. 1829).

Berdasarkan hal ini, maka kami katakan kepada siapa


saja yang diamanahi untuk memimpin banyak orang,
mengelola dan menjalankan berbagai usaha, agar usahanya
sukses dan produktif, maka harus memperhatikan “Trik dan
Tips untuk Kesuksesan dan Keberhasilan Usaha”, berikut ini:

Pertama: Allah Swt. berfirman dalam Al-Qur’an Al-


Karim:

‫ُ ْ ﱠ َ َ ْ َ ُُ ْ َ ََْ َ َ ََ ْ ﱣ‬
‫َر ﱢب‬ ِ ِ <‫ا‬
: ; ِ =‫قل اِ ن ص ِ ;< ونس ِ ;@ و?ياي و‬
ُ‫َﱠ‬ ۠ َ E َ َ ُ ْ ُ َ ٰ َ ٗ َ َ ْ َ  َ َۙE ْ َ ٰ ْ
‫اول‬ ‫ ۚو ِبذ ِلك ا ِمرت وا‬N ‫ يك‬ ِ  .R; &ِ ‫الع‬
ُْ
RَE ; ْ &ِ ِ ‫ا( ْس‬

“Katakanlah (Muhammad): Sesungguhnya salatku,


ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan
seluruh alam, tidak ada sekutu bagi-Nya; dan demikianlah yang
diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-
tama berserah diri (Muslim).” (QS. al-An‘ām [6] : 162–163).

Hal pertama yang harus dilakukan oleh seorang


pemimpin, direktur atau menajer adalah memperkuat shillah
(hubungan) dengan Allah Swt. Sebab Allah Swt adalah

4 | Ismat Awni al-Hammouri


pemilik segala yang ada di langit dan di bumi, sehingga
semuanya ada dalam gengaman kekuasaan-Nya, di mana
semua hati manusia ada dalam kendalinya, termasuk hati
mereka yang dipimpin atau bahwahannya, dan Allah Swt.
dapat membolak-balik hati siapa saja yang dikehendakinya.
Sehubungan dengan hal ini, Rasulullah saw. bersabda:

ْ َ ْ َ َ ْ َ َ ْ َ َ َ َ ْ َ َ َْ َ َ
«T
ِ  ‫ و ِإذا استعنت فاست ِعن‬،[ ‫»إذا سألت فاسأ ِل‬
ِ
“Jika Anda meminta, maka mintalah kepada Allah! Dan jika
Anda memohon pertolongan, mohonlah pertolongan kepada
Allah!” (HR. Tirmidzi, no. 2516).

Untuk itu, Anda harus terus memperkuat shillah


(hubungan) dengan Allah Swt. baik dalam keheningan
maupun keramaian, siang maupum malam, sehingga
terbentuk energi yang besar dan dorongan yang kuat untuk
berkerja secara maksimal dan sempurna seperti yang
diinginkan, apapun jenis pekerjaan dan keahlian yang
dikuasainya, juga Allah Swt. akan membuka untuk Anda hati
semua yang tergabung dalam tim Anda, serta membuka akal
mereka, sehingga mereka menerima untuk bekerja dengan
antusias dan penuh semangat yang mereka dapatkan dari
Anda. Dengan demikian, in sya Allah, mereka akan menjadi
mitra Anda dalam mencapai kesuksesan dan keberhasilan
atas usaha yang tengah dikerjakan.

Trik dan Tips Leadership Ala Sunnah Nabawiyah | 5


Kedua: Seorang pemimpin, derektur atau manajer harus
mencintai profesi dan pekerjaannya, serta merasa
memilikinya. Dengan demikian, rasa cinta dan memilikinya
itu akan mendoronganya untuk profesional, kreatif dan
berdedikasi dalam bekerja. Rasulullah saw. bersabda:

ْ َ ًََ ْ ُ ُ َ َ َ َ َ ‫ﱠ ﱠَ َﱠ َ َ ﱠ ُ ﱡ‬
‫ عز وجل ; ِ`ب ِإذا ِ]ل أحد  ] أن‬:‫« ِإن ا‬
»‫ُي ْت ِق َن ُه‬

“Allah ʽazza wa jalla menyukai jika salah seorang di antara


kalian melakukan suatu amal secara itqān (profesional).” (HR. Al-
Suyuthi, Al-Jāmi’ Al-Shaghīr, no. 1855, hadits Hasan).

Dikatakan bahwa ath-thab’u yasriqu (watak atau tabiat


itu meniru dan meneladani), bahkan memberi teladan
dengan perbuatan jauh lebih efektif daripada menasihati dan
menyuruh tanpa tindakan dan keteladanan, yakni bukan
sekedar NATO (No Action Talk Only). Sehingga, pada saat
tim Anda melihat bahwa Anda bekerja, padahal Anda adalah
pemimpin mereka, tetapi Anda begitu berdedikasi dan
profesional dengan pekerjaannya, maka mereka akan
bekerja seperti Anda, dan akan berkreasi untuk mencapai
hasil kerja yang maksimal.

6 | Ismat Awni al-Hammouri


Ketiga: Rasulullah saw. bersabda:

َ ‫ َف َت‬:‫ َوْل َي ُق ْل‬،e ‫ َع ْب ِدي َأ َم‬:ْ ُ ‫« َو َ َي ُق ْل َأ َح ُد‬


<‫اي َو َف َتا‬
;ِ ;ِ
َ ُ
»g ِ; ‫َوغ‬

“Dan janganlah seorang dari kalian mengatakan: budak laki-


lakiku, atau budak perempuanku. Namun katakanlah:
pemudaku, pemudiku, dan anakku.” (HR. Bukhari, no. 2552).

Ini terkait milk al-yamin (budak yang dalam


kekuasaannya) harus diperlakukan demikian, lalu bagaimana
jika itu terkait para pegawai, rekan dan mitra kerja, maka
seorang pemimpin, manajer atau derektur harus
memandangnya bahwa mereka adalah orang-orang yang
tengah bekerja sama, baik mereka yang berkedudukan lebih
tinggi dalam jabatan atau struktur administrasi, maupun
mereka yang berkedudukan di bawahnya, mereka tidak lain
adalah manusia juga. Artinya bahwa ia sebagai seorang
pemimpin, manajer atau direktur yang tengah bekerja sama
dengan manusia yang memiliki eksistensi, kepribadian,
mentalitas dengan gagasannya sendiri, juga kejiwaan dengan
perasaan dan kecenderungannya sendiri, keadaannya
sendiri, dan linkungannya sendiri, sehingga semua itu harus
disadari bahwa ia sebagai pemimpin, manajer atau direktur
tidak sedang mengendalikan robot yang cukup dengan di-
remote. Sehingga dengan mempertimbangkan hal itu,

Trik dan Tips Leadership Ala Sunnah Nabawiyah | 7


seorang pemimpin harus mampu menyatukan timnya, lalu
bergerak maju bersamanya untuk bekerja dan
menyelesaikan semua tugas dan pekerjaannya, tidak peduli
seberapapun besarnya kesulitan dan pengorbanan.
Juga, sebagai seorang pemimpin, manajer atau direktur
harus mampu menjaga perkataan dan ucapan yang ditujukan
pada timnya, hal ini dilakukan demi menjaga kehormatan dan
kekompakan agar dapat mencapai keberhasilan bersama.
Allah Swt. berfirman:

ُ َE ْE َ َ َ ْ ‫َ ُ ُ ﱠ  َ َ ْ َ ُ ﱠ ﱠ‬ َ َُْ
‫غ‬l‫ أحسن ِإن الشيطان ي‬i; ِ eِ ‫وقل ِل ِعب ِادى يقولوا ال‬
ً‫ َن ل ْ ْن َسان َع ُد ًّوا ُمبينا‬rَ ‫الش ْي َط َان‬
‫َ ُ ْ ﱠ ﱠ‬E ْ َ
‫م ِإن‬s‫بي‬
ِ ِ q ِ ِ
“Dan katakanlah kepada hamha-hamba-Ku: "Hendaklah
mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar).
Sesungguhnya syaitan itu menimbulkan perselisihan di antara
mereka. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata
bagi manusia.” (QS. Al-Isrā’ [17] : 53).

Nabi saw. benar-benar memuji mereka yang mampu


memilih perkataan dan ucapan dalam memperlakukan
saudara-saudaranya, sehingga Nabi saw. menyebutkan
bahwa mereka berhak untuk mendapatkan kedudukan mulia
dan terhormat di sebelah kanan Ar-Rahman ‘azza wa jalla
pada hari Kiamat, sebagaimana sabdanya:

8 | Ismat Awni al-Hammouri


ْ َ َ َ َ َ َ ُ yْ ُ »
ِ[ ‫ ِذ ك ِر‬#‫ ٌاع ِم ْن ن َو ِاز ِع الق َبا ِئ ِل ;  ْ` َت ِم ُعون َع‬x
َ َ َ ‫ََ َْ َ ْ َ َ َ َ َ َ َ َ ََْ َْ ﱠ‬
«‫ا ينت ِ ;€ آ~ الثم ِر اط ِاي ِب ِه‬z ‫فينتقون أط ِايب ال{ِم‬

“Mereka adalah kumpulan manusia yang terdiri dari orang-


orang yang terasing dari kabilah-kabilah, mereka berkumpul
atas dasar dzikir kepada Allah, kemudian mereka memilih
perkataan yang baik-baik sebagaimana orang yang memakan
buah-buahan memilih yang baik-baik.” (Majma’ al-Zawāij, Imam
al-Haitsami, 10/70, semua rawinya orang-orang terpercaya).

Misalnya, perkataan “Bisakah Anda mengirim laporan


kepada saya”, maka itu lebih baik daripada perkataan,
“Kirimkan laporan kepada saya”, atau perkataan “Saya pikir
Anda mungkin salah”, maka itu lebih baik daripada
perkataan, “Anda salah”, dan yang semisalnya. Artinya
serulah mereka dengan ungkapan atau perkataan yang pas
dan pantas untuk mereka, seperti perkataan: saudaraku,
anakku, sayangku, kekasihku, temanku, bestie-ku, atau
apapun yang sesuai dengan posisi dan statusnya, yakni
ungkapan atau perkataan yang dapat menjaga kewibawaan
dan kehormatannya, bukan ungkapan atau perkataan yang
menyinggung perasaannya, atau yang membuatnya merasa
direndahkan.
Keempat: Al-Mushthafa Muhammad saw. bersabda:

Trik dan Tips Leadership Ala Sunnah Nabawiyah | 9


‫ﱢ‬ َ َ َ ْ َ َ‫ﱠ ﱠ‬
‫ ُم َع ً&ا‬e; E ِ ‫ ُم َع ﱢن ًتا َو ُم َت َع ﱢن ًتا َول ِك ْن َب َعث‬e; E ِ ‫ ْ‚ َي ْب َعث‬:‫ا‬ ‫« ِإن‬
»‫ƒا‬ً ‫ُم َي ﱢ‬
“Sesungguhnya Allah tidak mengutusku menjadi orang yang
mempersulit (masalah) dan orang yang mencari-cari kesulitan,
tetapi Allah mengutusku sebagai pendidik yang memudahkan.”
(HR. Muslim, dalam Shahih-nya, hadits no. 29).

Bagi seorang pemimpin, direktur atau manajer harus


menyadari bahwa keberhasilan atau kesuksesan dalam
menjalankan setiap aktivitas, tugas atau pekerjaan
memerlukan kejelasan dalam instruksi dan 10ating
administrasi. Untuk itu, instruksi dan arahan harus diberikan
dan disampaikan kepada mereka yang Anda pimpin untuk
bekerja dengan cara yang jelas dan tidak ambigu. Bahkan jika
perlu, berikan apa yang disebut “Standar Operasional
Prosedur (SOP)”, yang membuat tugas dan 10ating10-
langkah untuk melakukan dan menyelesaikannya dijelaskan
secara jelas, tepat dan akurat, sehingga seseorang tidak
memerlukan arahan dari siapa pun jika dia mengikuti
instruksi dan arahannya. Dengan kata lain, jangan biarkan
begitu saja orang yang telah menerima petunjuk bahwa ia
mengerti dan memahami apa yang diterimanya dan tidak
membutuhkan lagi bimbingan, namun pahamkan, arahkan,
dan tunjukkan sehingga ketika ia mengerjakan pekerjaannya
seolah-olah ia membawa peta dan 10ating yang
menuntunnya untuk menyelesaikan pekerjaannya. Artinya

10 | Ismat Awni al-Hammouri


jangan sampai ada sedikitpun kesalahpahaman, sebab hal itu
berakibat pada kekeliruan dalam pelaksanaan, sehingga
pekerjaan tidak selesai, akhirnya masalah muncul, kemudian
terjadi perselisihan dan pertengkaran hingga pemberian
sanksi, dan sebagainya.
Kelima: Al-Mushthafa Muhammad saw. Bersabda:

َ ْ َ َ َ َ َ َ ْE َ ُ َ َE َ ْ َ ً ْ َE ْ E َ ْ
‫ فراغك قبل‬: ‫ا‬s‫ وذ ِكر ِم‬،‫ ٍس‬x ‫سا قبل‬x ِ ‫«اغت‬
ْ
َ ُ ُ
»‫شغ ِلك‬

“Jagalah lima hal sebelum lima hal, dan disebutkan di


antaranya: Waktu luangmu sebelum 11ating waktu sibukmu.”
(HR. Al-Suyuthi, dalam Al-Jāmi’ Al-Shaghīr, hadits shahih).

Faktor waktu dalam pekerjaan administrasi sangat


penting, di mana kecepatan dalam pelaksanaan itu
diperlukan. Bahkan sering kita dengan ungkapan:

َ َ َ َ َْ َ ْ َ ْ ْ
((‫ َلس ْي ِف ِإن ْ‚ تقط ْع ُه قط َعك‬r ‫))ال َوق ُت‬

“Waktu itu seperti pedang, jika Anda tidak menebaskannya,


maka ia yang akan menebasmu.”

Untuk itu, perlu cepat dan bersegera dalam


melaksanakan berbagai tugas yang dibebankannya, sebab

Trik dan Tips Leadership Ala Sunnah Nabawiyah | 11


waktu berjalan dengan begitu cepatnya, sementara
pekerjaan banyak dan bahkan hingga menumpuk. Anda
mungkin akan ketinggalan dalam menyelesaikan pekerjaan
akibat penundaan, penangguhan atau pengunduran.
Sehingga di sini, saya tekankan satu hal, bahwa kecepatan
dalam pelaksanaan akan membawa pada keberhasilan suatu
pekerjaan. Saya tidak mengatakan kecepatan dalam
penyelesaian, sebab harus bagi siapa saja yang tengah
menerima instruksi untuk bersegera melaksanakannya
dengan sekuat dan sesegera mungkin, yakni seoptimal dan
semaksimal mungkin, sedangkan hasilnya kembalikan
kepada Allah Swt.
Seorang pemimpin, direktur atau manajer jangan lupa
bahwa ada beberapa tugas atau pekerjaan yang dalam
penyelesaiannya membutuhkan banyak waktu, sehingga
sebagai seorang pemimpin, direktur atau manajer harus
ketika memberikan instruksi atau arahan agar
memperhatikan waktu yang cukup dan tepat untuk
melaksanakan pekerjakan dan menyelesaikan tugas atau
pekerjaan itu. Untuk itu, pelu bagi seorang pemimpin,
direktur atau manajer menetapkan batas waktu yang tepat
guna penyelesaian tugas atau pekerjaan yang
dibebankannya. Sebab hal itu akan akan menjamin bahwa
pekerjaan dilakukan dan diselesaikan tanpa penundaan dan
keterlambatan.

Keenam: Seorang pemimpin, manajer atau direktur


setelah mengeluarkan intruksi untuk suatu pekerjaan harus
ditindaklanjuti dengan pengawasan atas penerapannya

12 | Ismat Awni al-Hammouri


menyusul dikeluarkannya intruksi itu. Pengawasan tidak
boleh dari jauh—dengan pengendali jarak jauh (remote
control), dan tidak pula dengan mengeluarkan intruksi,
arahan atau peringatan tambahan, namun semua itu harus
dilakukan di mana pemimpin, direktur atau manajer berada
dekat tim kerjanya, tempat kerjanya, atau tempat
produksinya, sehingga mereka merasakan aliran panasnya
pekerjaan dari manajernya atau pemimpinnya. Hal ini, di satu
sisi akan menjadikan dorongan tertentu bagi mereka dari
keteladanan pemimpin atau manajernya, yang seakan
berkata kepada mereka: Sungguh kita adalah tim yang
tengah bekerja dengan kompak dan bersama-sama, bukan
sendiri-sendiri, sebab kami adalah satu tim, bahkan mereka
yang duduk di bangku cadangan pun adalah bagian dari tim.
Di sisi lain, manajer atau pemimpin akan merasa bahwa
pekerjaan dilakukan sendiri, dan memastikan bahwa
instruksi dilakukan dengan benar.
Pengawasan mungkin akan berhasil dengan memastikan
sistem administrasi atau instruksi yang dikirim ke karyawan
atau tim kerja—begitu saya suka menyebutnya—untuk
memastikan terlaksananya prosedur umpan balik dan
laporan pencapaian. Sehingga dengan mengaktifkan
prosedur ini setelah setiap permintaan untuk menyelesaikan
pekerjaan, maka menjadi otomatis bagi tim kerja
memberikan umpan balik dan laporan penyelesaian kepada
pemimpin, manajer atau direktur, yang semuanya akan
berlangsung secara alami. Sungguh, dengan pengawasan
alami yang terus dilakukan, maka pekerjaan akan
diselesaikan dengan efisiensi tinggi.

Trik dan Tips Leadership Ala Sunnah Nabawiyah | 13


Sebuah potret kedekatan Nabi saw. dengan kaum
Muslim dan masyarakat di sekitarnya, sehingga ada orang
Arab Badui ketika dia mencari Nabi saw. berkata: “Ayyukum
Muhammad, Di antara Anda, yang mana Muhammad?” (HR.
Bukhari). Bahkan Nabi saw. berada satu tim dengan para
sahabat, “Ketika menggali parit, di mana Nabi saw.
mengangkut tanah sendiri bersama kaum Muslim” (HR.
Ahmad, dalam Musnad-nya, hadits no. 18486). Sehingga hal
itu mendorong dan memotivasi mereka untuk
menyelesaikan pekerjaan, dan juga dirinya akan merasakan
kepuasan karena terlibat sendiri dalam menyelesaikan
pekerjaannya.

Ketujuh: Al-Mushthafa Muhammad saw. bersabda:

ْ َ ‫ﱡ‬ َ ََ ْ َ ‫ْ ْ ُ َ ﱡ‬
‫ وأحب إŒ [ِ ِمن ا(ؤ ِم ِن‬lٌ ; ‫ خ‬،‫ا(ؤ ِمن الق ِوي‬
ُ ُ »
َ ‫ ُﱟ‬E ‫ﱠ‬
«lٌ ;ْ ‫وŽ ~ خ‬; ،‫يف‬
ِ ‫ع‬ِ ‫الض‬

“Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah Swt.
daripada mukmin yang lemah. Namun, keduanya tetap memiliki
kebaikan.” (HR. Muslim, dalam Shahih-nya, hadits no. 2664).

Seorang pemimpin, manajer atau direktur harus


meningkatkan kualitas karyawannya, asistennya, dan orang-
orang yang dipimpinnya dengan pendidikan, pelatihan,
penugasan, dan stimulasi moral, bahkan jika mungkin secara

14 | Ismat Awni al-Hammouri


finansial, dengan berbagai misi dan penghargaan. Semua itu
untuk meningkatkan keilmuan, pengetahuan, dan
kemampuan kerja timnya. Hal ini—jika dilakukan—akan
menyebabkan peningkatan tingkat kemahiran, kreativitas,
prestasi dan rasa memiliki, sehingga semangat satu tim kerja
akan mewarnai diri mereka untuk menyelesaikan pekerjaan
dengan sukses, sempurna dan istimewa.
Pemimpin yang sukses adalah pemimpin yang dirinya itu
dikelilingi oleh para pembantu yang juga sukses, superior,
dan kuat, di mana mereka senantiasa membantu dan
mendukungnya, serta siap menjadi pengganti untuk
memimpin pekerjaan setiap saat. Jadi, mereka itu tidak
hanya mampu menjalankan instruksi saja, seperti halnya
robot.

Kedelapan: Seorang pemimpin harus banyak meminta


masukan (saran) dari tim kerjanya, serta menguasai seni
mendengarkan usulan mereka, karena sering kali kunci
untuk memecahkan masalah atau mencegahnya jatuh ke
dalam masalah, justru itu ada pada para asisten atau
karyawan Anda, sehingga Anda mendapat manfaat dari
mereka, sebaliknya mereka merasa dihargai dengan
dilibatkannya dalam membuat keputusan. Sehingga pada
akhirnya hal itu akan berkontribusi pada keberhasilan dan
penyelesaian pekerjaannya.
Dalil atas hal tersebut adalah perbuatan Nabi saw.
bahwa beliau banyak meminta masukan (saran) dari para
sahabat ra. di mana Allah Swt. menyeru Nabi saw. terkait
dengan mereka, dengan firman-Nya:

Trik dan Tips Leadership Ala Sunnah Nabawiyah | 15


َ ْ َ ًّ َ َ ْ ُ ْ َ َ ْ ُ َ َ ْ ‫َ َ َ ْ َ ﱢ َ ﱣ‬
‫ ِلنت م ۚ ولو كنت فظا غ ِليظ‬:‫ا‬ ِ ‫ ٍة من‬x‫ف ِىما ر‬
َ ْ ُ َ َ َْ َ َْْ
‫ ْم َو ْاس َتغ ِف ْر ُ ْم‬sُ ْE ‫القل ِب نف ﱡض ْوا ِم ْن َح ْوِلك ۖ ف ْاعف َع‬
َ ‫ ۗ اِ ﱠن ﱣ‬:‫ا‬ ‫ ْ َْ ۚ َ َ َ َ ْ َ ََ َ ﱠْ َ َ ﱣ‬E ْ ُ ْ َ َ
:‫ا‬ ِ #‫ ِŽ ام ِر ف ِاذا عزمت فتو~ ع‬y‫وش ِاور‬
‫ُ ﱡ ُْ ﱢ‬
RَE ; ْ 4ِ ‫ا( َت َو‬ ‫; ِ`ب‬

“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku


lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras
lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari
sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah
ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka
dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan
tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.” (QS. Ali
Imran [3] : 159).
Nabi saw. memperhatikan dan menghargai masukan
(saran) dari Ummul Mukminīn, Ummu Salamah ra. tentang
bagaimana cara Nabi saw. menyelamatkan kaum Muslim di
Hudaybiyah ketika kaum Muslim menunda menjalankan
perintah Nabi saw. yaitu perintah ber-tahallul dengan
mencukur rambut kepala dan menyembelih binatang korban
mereka, di mana Ummul Mukminīn, Ummu Salamah ra.
berkata kepada Nabi saw.:

16 | Ismat Awni al-Hammouri


َ َ ْ ُ َ َ ْ َ ‫ْ ُ ْ َ َ ً َ ﱠ‬E ً َ َ ‫ُ ْ ُ ْ َ َ ُ َ ﱢ َ ﱠ‬
‫ تنحر بدنك‬e‫م ِ™ة ح‬s‫«اخرج و تšن أحدا ِم‬
َ َ
»‫َوت ْد ُع ْو َحا ِل ِقك‬

“Keluarlah (dari kemah), dan jangan berbicara sepatah kata


pun kepada seseorang di antara mereka, kamu mulai saja
menyembelih kurbanmu dan undang tukar cukur )untuk
memangkas rambutmu(.” (HR. Ibnu Hibban, hadits shahih no.
4872).

Nabi saw. melaksanakan masukan (saran) dari Ummul


Mukminīn, Ummu Salamah ra. Sehingga ketika para sahabat
melihat sendiri Nabi saw. melakukan semua hal itu, maka
merekapun berdiri, menyembelih kurban dan mencukur
rambut mereka. Jadi, berkat saran Ummul Mukminīn itu,
maka pekerjaan terselesaikan dengan sempurna.
Begitu juga bagi seorang pemimpin, manajer atau
direktur hendaknya melibatkan anggota tim dalam
menyusun rencana untuk mencapai target dan tujuan.
Dengan demikian, mereka merasa dihargai dan menjadikan
mereka sebagai bagian dari penyusun rencana, sehingga
membuat mereka semakin merasa turut memilikinya, yang
pada akhirnya membuat mereka berdedikasi untuk
menyelesaikan dan menyempurnakan pekerjaan. Sebab
semua itu adalah rencana, keputusan dan janji mereka,
bukan perintah atau intruksi yang dipaksakan kepadanya,
yang membuat mereka berusaha untuk menghindarinya, dan

Trik dan Tips Leadership Ala Sunnah Nabawiyah | 17


mencari alasan untuk tidak melakukannya, atau untuk tidak
melakukannya dengan baik.
Nabi saw. sangat memperhatikan saran kaum Muslim
pada perang Badar: Dari Anas bin Malik ra. ketika sampai
kepada Rasulullah saw. berita tentang kedatangan Abu
Sufyan, (beliau meminta pendapat dari para sahabat). Nabi
saw. meminta pendapat Abu Bakar, Umar dan sahabat
lainnya. Wakil dari kaum Anshar, Sa’ad bin Mu’adz ra.
mengatakan dengan lantangnya: “Ya Rasulullah, Anda ingin
kami (berbicara). Demi Tuhan yang mengendalikan hidupku,
jika Engkau memerintahkan kami untuk menceburkan kuda
kami ke laut, kami akan melakukannya. Jika Anda
memerintahkan kami untuk menggiring kuda kami ke tempat
yang paling jauh seperti Bark al-Ghimad, kami akan
melakukannya.” (HR. Muslim, hadits no. 1779).
Sungguh hal ini menjadi motivasi bagi mereka, penguat
tekad dan semangatnya, serta keterlibatan mereka dalam
membuat keputusan.

Kesembilan: Seorang pemimpin, manajer atau direktur


harus senantiasa meng-upgrading (meningkatkan
kemampuan diri) terkait pengetahuan dan pengalaman
dengan belajar dan mengikuti secara terus-menerus segala
sesuatu yang baru di bidang kompetensinya, sehingga
memperoleh manfaat dari cara-cara modern dan metode-
metode canggih yang berkontribusi pada penyelesaian dan
penyempurnaan pekerjaan, meskipun manfaatnya itu dari
dekat atau jauh, kecil atau besar, selama itu dapat
meningkatkan pengalaman pemimpin, manajer atau

18 | Ismat Awni al-Hammouri


direktur, dan meningkatkan tingkat kesiapannya untuk
menyempurnakan penyelesaian pekerjaan, 19akai a lebih
berhak untuk itu. Allah Swt. Berfirman menyeru Nabi-Nya
saw. Dan kemudian menjadi seruan untuk kita semua,
sesudahnya:

ً‫ ۡ< ِع ۡ&ا‬E ِ ‫َو ُق ْل ﱠر ﱢب ز ۡد‬


ِ
“Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan.”
(QS. Thaha [20] : 114).

Ibnu Mubarak rahimahullah berkata:

ُ ‫ا(ا َما َط َل َب ْالع ْ َ َفإ َذا َظ ﱠن َأ ﱠن‬


ْ‫ــه َقد‬ ً َ ُ ْ َ ْ ُ َE َ َ
ِ ‫« ;¡ال ا(رء ع‬
ِ ِ
َ َ ْ ََ َ َ
»‫ـــل‬¢ ِ  ‫ع ِلــم فقد‬
“Seseorang disebut pintar selama ia terus belajar. Begitu ia
merasa pintar, saat itu ia bodoh.” (Mujālasah wa Jawāhir Al-‘Ilm,
2/186).

Kesepuluh: Seorang pemimpin, manajer atau direktur


harus senantiasa menjaga kesehatan fisiknya. Untuk itu,
lakukan olah raga, makan makanan yang bermanfaat (sehat),
dan jaga kebiasaan makan tepat waktu. Nabi saw. Bersabda:

Trik dan Tips Leadership Ala Sunnah Nabawiyah | 19


E ْ ‫ ِ َ` ْس ِب‬،‫ا ِم ْن َب ْطن‬ َ  ً َ َ َ ُE ْ َ َ َ َ
َ‫ َآدم‬£‫ا‬
ِ ٍ ًّ ‫ آدم ِوعاء‬£‫«ما م ا‬
َ َ ٌ ُ ُ َ َ َ َ َ َ َ ْ َ ُ َ ْ ُ َ ْ ُ ٌ َ َ َ
‫ فثلث ِلطع ِام ِه‬N‫ن  ?ا‬r ‫ ف ِإن‬،‫ت ي ِقمن صلبه‬¥ ‫أ‬
َ َ ٌ ُ ُ َ َ َ ٌ ُ ُ َ
»‫وثلث ِلƒ ِاب ِه وثلث ِلنف ِس ِه‬

“Tiada tempat yang anak Adam isi yang lebih buruk daripada
perut. Cukuplah bagi anak Adam memakan beberapa suapan
untuk menegakkan punggungnya. Namun, jika tidak
memungkinkan untuk menghindarinya, maka hendaknya
sepertiga perutnya (diisi) untuk makanan, sepertiga untuk
minuman, dan sepertiga lagi untuk bernapas.” (HR. Tirmidzi,
dalam Sunan-nya, hadits hasan, no. 2380).

Juga jaga kebiasan tidur sehat, seperti qailulah (tidur


siang hari), sebagaimana yang dimaksudkan oleh Al-Qur’an
yang Mulia dalam firman-Nya:

‫ﱠ‬ َ ُ َ َ َE َ
ْ ُ ‫ون ِث َي َاب‬
...‫ ِة‬lَ ; ‫ ِم َن الظ ِه‬2 ‫ تضع‬R; ‫و ِح‬...

“... ketika kamu menanggalkan pakaian (luar)mu di tengah


(siang) hari ...” (QS. An-Nūr [24] : 58).

Dan juga sebagaimana yang dimaksudkan oleh Nabi saw.


dalam sabdanya:

20 | Ismat Awni al-Hammouri


ُ َ َ ‫ُ َ ﱠ ﱠ‬
»‫  ت ِق ْيل‬RَE ; ْ ‫« ِق ْيل ْوا ف ِإن الش َي ِاط‬

“Tidurlah qailulah (tidur siang) karena setan tidaklah


mengambil tidur siang.” [Hadits ini disebutkan oleh Ibnu
Hajar al-‘Asqalani dalam al-Fath, namun dalam sanadnya
ada seorang rawi bernama Katsir bin Marwan, dia itu
matrūk (dituduh berdusta)].

Dengan demikian, seorang pemimpin, manajer atau


direktur hendaknya senantiasa melakukan kebiasaan segala
sesuatu yang akan menjaga kesehatannya, dan yang akan
membantunya untuk melakukan pekerjaannya dengan baik,
serta menyelesaikan tugas-tugasnya.
Itulah 10 trik dan tips leadership (kepemimpinan) ala
sunnah nabawiyah yang telah sempurna. Saya memohon
kepada Allah Yang Mahatinggi lagi Mahakuasa, semoga
kaum Muslim mendapat manfaat darinya, dan semoga itu
menjadi bekal dan penolong bagi mereka untuk
melaksanakan pekerjaannya dengan cara yang benar, serta
untuk menyelesaikan tugas-tugasnya dengan sukses berkat
pertolongan dari Allah Azza wa Jalla, Dialah pemilik
kebesaran dan kehormatan, Yang Mahakuat dan tidak
terkalahkan.
Mahasuci Engkau, ya Allah, dan dengan memuji kepada-
Mu, aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah
melainkan Engkau, aku memohon ampun kepada-Mu dan
bertobat kepada-Mu.[]

Trik dan Tips Leadership Ala Sunnah Nabawiyah | 21


22 | Ismat Awni al-Hammouri

Anda mungkin juga menyukai